Faktor-Faktor Penyebab Wisatawan Memilih Daerah Kunjungan Wisata di Parapat dan Tuktuk Siadong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Pilihan Rasional
Dasar untuk semua bentuk teori pilihan rasional adalah asumsi bahwa
fenomena sosial yang kompleks dapat dijelaskan dalam kerangka dasar tindakan
idividu dimana mereka tersusun.Sudut pandang ini yang disebut metodologi
individualisme, menyatakan bahwa unit elementer kehidupan sosial adalah
tindakan individu.
Coleman mengatakan dalam gagasan dasarnya tampak jelas bahwa
tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu ditentukan
oleh nilai atau pilihan. Untuk mencapai tujuan tersebut individu akan
mempertimbangkan berbagai hal yang akan menentukan tindakannya untuk
mencapai keinginannya tersebut. Dalam hal ini individu harus memilih beberapa
pilihan tindakan yang harus diambil agar lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan (goal) dan memuaskan kebutuhannya. Coleman selanjutnya menyatakan
bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat
mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi yang melihat aktor
memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka. Menurut Coleman, yang membedakan ilmu
ekonomi dari ilmu sosial lain bukanlah penggunaan pilihan rasionalnya tetapi
penggunaannya sebagai model analisis yang memungkinkan bergerak antara
tingkat tindakan individu dan tingkat fungsi sistem.
Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber
daya.Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat
8
Universitas Sumatera Utara
dikontrol oleh aktor.Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan
atau mempunyai maksud, artinya aktor mempunyai tindakan tertuju pada upaya
untuk mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau
nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi
pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah
kenyataan bahwa tindakan dilakukan untk mencapai tujuan yang sesuai dengan
tingkatan pilihan aktor. Coleman menjelaskan interaksi antara aktor dan sumber
daya secara rinci menuju ke tingkat sistem sosial. Basis minimal untuk sistem
sosial tindakan adalah sesuatu yang menarik perhatian pihak yang lain. Perhatian
satu orang terhadap sumber daya yang dikendalikan orang lain itulah yang
menyebabkan keduanya terlibat dalam tindakan saling membutuhkan. Selaku
aktor yang mempunyai tujuan, masing-masing bertujuan untuk memaksimalkan
perwujudan kepentingannya yang memberikan ciri saling tergantung atau ciri
sistemik terhadap tindakan mereka. Ada premis-premis dasar mengenai pilihan
rasional, yaitu:
a. Manusia memiliki seperangkat preferensi-preferensi yang bias mereka
pahami, mereka tata menurut skala prioritas, dan dibandingkan antara satu
dengan yang lain.
b. Tatanan preferensi ini bersifat transisi, atau konsisten dalam logika.
Misalnya, jika seseorang lebih memilih mengunjungi daerah wisata A
dibanding daerah wisata B, dan daerah wisata B dibanding daerah wisata
C, maka orang tersebut pasti lebih memilih mengunjungi daerah wisata A
dibanding daerah C.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Tatanan preferensi itu didasarkan pada prinsip ‘memaksimalkan manfaat’
dan ‘meminimalkan resiko’.
d. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois.
Dengan
menggunakan
pendekatan
pilihan
rasionalnya,
Coleman
menerangkan serentetan fenomena tingkat makro. Satu langkah kunci gerakan
dari mikro ke makro adalah mengakui wewenang dan hak yang dimiliki oleh
seorang individu terhadap individu lain. Tindakan ini cenderung menyebabkan
subordinasi seorang aktor terhadap aktor lain. Lebih penting lagi, pengakuan ini
menciptakan fenomena makro paling mendasar, yakni satu unit tindakan yang
terdiri dari dua orang, ketimbang dua orang aktor yang bebas.Akibatnya, struktur
berfungsi terbebas dari aktor.
Dalam teori pilihan rasional, individu didorong oleh keinginan atau tujuan
yang mengungkapkan prefensi.Mereka bertindak dengan spesifik, mengingat
kendala dan atas dasar informasi yang mereka miliki tentang kondisi dimana
mereka bertindak.Paling sederhana, hubungan antara prefensi dan kendala dapat
dilihat dalam istilah-istilah teknis yang murni dari hubungan dari sebuah sarana
untuk mencapai tujuan.Hal ini dikarenakan tidak mungkin bagi individu untuk
mencapai semua dari berbagai hal yang mereka inginkan, mereka juga harus
membuat pilihan dalam kaitannya dengan tujuan mereka berdua dan sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan ini.Teori pilihan rasional berpendapat bahwa individu
harus mengantisipasi hasil alternatif tindakan dan menghitung bahwa yang terbaik
untuk mereka. Rasional individu memilih alternatif yang akan memberi mereka
kepuasan terbesar, namun terkadang pilihan yang dilakukan oleh aktor merupakan
tindakan yang tidak rasionalitas dan tak jarang menyimpang dari cara-cara yang
10
Universitas Sumatera Utara
ada. Tindakan ini juga cenderung menyebabkan subordinasi antara satu aktor
dengan aktor yang lainnya.
Dalam kegiatan wisata, para wisatawan pasti memiliki berbagai alasan dan
pertimbangan.Alasan-alasan dan pertimbangan itu menjadi acuan bagi wisatawan
dalam melakukan kegiatan wisata, seperti maanfaat berwisata, kualitas objek
wisata, kelengkapan sarana dan prasarana di daerah tujuan wisata, kemudahan
aksesibilitas dan akomodasi di daerah wisata, dan lain-lain.Pertimbanganpertimbangan seperti diatas adalah hal yang wajar untuk dilakukan, karena pada
umumnya manusia memiliki sifat untuk memilih sesuatu yang menguntungkan
bagi dirinya. Keuntungan yang diharapkan bukan hanya dalam bentuk ekonomi,
melainkan juga bentuk-betuk lainnya seperti pujian, perhatian, tepuk tangan,
senyuman, dan sebagainya.Hal ini lah yang mendasari peneliti dalam menentukan
teori pilihan rasional sebagai pedoman dalam penelitian ini.
2.2. Konsep Pariwisata
Secara etimologis pariwisata terdiri dari kata wisata yang berarti
perjalanan atau traveling.Kata wisata (tour) secara harfiah dalam kamus berarti
“perjalanan dimana si pelaku kembali ke tempat awalnya; perjalanan sirkuler yang
dilakukan untuk tujuan bisnis, bersenang-senang, atau pendidikan, dimana
berbagai tempat dikunjungi dan biasanya menggunakan jadwal perjalanan yang
terencana”; Murphy, 1985 (I Gde Pitana, 2005).Menurut definisi yang luas,
pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, yang bersifat
sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
11
Universitas Sumatera Utara
Undang Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan,
yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Aspek penting yang berhubungan dengan pariwisata adalah:
1. Manusia adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan
dan yang melayani atau menyediakan layanan kebutuhan perjalanan
wisata.
2. Tempat atau ruang adalah tempat atau daerah tujuan wisata, lokasi objek
dan daya tarik wisata yang dikunjungi wisatawan.
3. Waktu adalah waktu luang (leisure time) atau hari-hari libur yang tersedia
dan digunakan untuk dan selama perjalanan wisata.
Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan atau
tourist.Batasan terhadap wisatawan juga sangat bervariasi, mulai dari yang umum
sampai dengan yang sangat teknis spesifik.United Nation Conference on Travel
and Tourist di Roma memberikan batasan yang lebih umum, tetapi dengan
menggunakan
istilah
‘visitor’
(pengunjung),
yaitu
“setiap
orang
yang
mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai
tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang
dikunjungi”.Visitor dibedakan atas dua, yakni:
1. Wisatawan (tourist), yaitu mereka yang mengunjungi suatu daerah lebih
dari 24 jam
2. Pelancong/pengunjung (excursionists), yaitu mereka yang tinggal di
tujuan wisata kurang dari 24 jam.
12
Universitas Sumatera Utara
2.3. Daerah Tujuan Wisata
Daerah kunjungan/tujuan wisata juga dapat disebut sebagai destinasi
wisata.Daerah tujuan wisata adalah sebuah tempat dan atau kawasan yang dapat
memenuhi permintaan dan keinginan wisatawan untuk tinggal/berkunjung.Daerah
tujuan wisata merupakan tempat dimana segala kegiatan pariwisata bisa dilakukan
dengan
tersedianya
segala
fasilitas
dan
atraksi
wisata
untuk
wisatawan.Pembahasan tentang wisatawan tidak lepas dari pertanyaan”mengapa
seseorang melakukan perjalanan wisata”, dan “faktor-faktor apa yang menjadi
penarik atau pendorong” sehingga seseorang rela menghabiskan dana yang begitu
besar. Pertanyaan yang sama juga diajukan ketika mengkaji tentang daerah tujuan
wisata. Mengapa suatu daerah menjadi destinasi, dan faktor-faktor apa yang perlu
dilihat di dalam elemen destinasi ini. Dalam mendukung keberadaan daerah tujuan
wisata ada 5 faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Accessibility (Aksesibilitas)
Yaitu suatu lokasi yang layak untuk dapat dijangkau/ditempuh oleh
wisatawan dengan alat transportasi serta dibantu dengan adanya sarana
komunikasi. Contoh: alat transportasi, alat komunikasi, dan lain-lain.
b. Accomodation (Akomodasi)
Yaitu suatu tempat yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan tempat
tinggal wisatawan yang layak, aman dan memenuhi syarat dari segi
kesehatan. Contoh: hotel. losmen, guest house, villa dan lain-lain
c. Attraction (Atraksi)
Yaitu suatu atraksi atau objek yang dikelola oleh pemerintah/masyarakat
setempat yang layak dan aman untuk wisatawan. Contoh: natural (alam)
13
Universitas Sumatera Utara
seperti pantai, gunung, hutan, taman laut, danau, dan lain-lain, dan juga
man made (buatan manusia) seperti candi, situs, museum, taman rekreasi,
monument, dan lain-lain, serta culture (budaya) seperti kesenian, adat
istiadat, tempat bersejarah, dan lain-lain.
d. Activities (Aktivitas)
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dengan layak dan
aman. Contoh: mendaki gunung, menyelam, ski, berselancar, berenang,
menonton pertunjukan, mengamati pemandangan dan lain-lain.
e. Amenities (Fasilitas)
Yaitu tersedianya tempat bagi wisatawan untuk mendapatkan kemudahan
yang diperlukan. Contoh: bank, ATM, money changer, rumah makan, toko
souvenir, kantor pos, pasar dan lain sebagainya.
Seorang wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata mempunyai
tujuan untuk memperoleh manfaat dan kepuasan.Suatu destinasi harus
menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan, agar tujuan
kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi.Jackson menyebutkan bahwa ada
empat elemen utama untuk mencapai tujuan umum dan khusus dari wisatawan,
yaitu fasilitas, akomodasi, transportasi dan atraksi wisata (I Gde Pitana, 2005).
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai
berikut Foster (1985):
a.
Profil Wisatawan (Tourist Profile) yang meliputi jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
14
Universitas Sumatera Utara
b.
Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang
meliputi informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan
fasilitas dan pelayanannya.
c.
Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal
di daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.
d.
Sumber
daya
dan
karakteristik
daerah
tujuan
(resources
and
characteristic of destination) yang meliputi jenis atraksi,akomodasi,
ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, kondisilingkungan dan
sebagainya.
Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply)
danunsur permintaan (demand).Adanya kedua unsur yang berlawanan ini
melahirkan berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung
di suatukawasan wisata.
Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarikobjek
wisata diharapkan membentuk citra atau image.Citra wisata adalah gambaran
yang diperoleh wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dankenangan yang
didapat sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata.Dengan demikian
untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata perluadanya suatu produk
wisata yang dapat mempengaruhi perjalanan seorangwisatawan.Produk tersebut
dirumuskan dengan menampilkan objek yang menarik dan sarana yang
mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.
15
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Pilihan Rasional
Dasar untuk semua bentuk teori pilihan rasional adalah asumsi bahwa
fenomena sosial yang kompleks dapat dijelaskan dalam kerangka dasar tindakan
idividu dimana mereka tersusun.Sudut pandang ini yang disebut metodologi
individualisme, menyatakan bahwa unit elementer kehidupan sosial adalah
tindakan individu.
Coleman mengatakan dalam gagasan dasarnya tampak jelas bahwa
tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu ditentukan
oleh nilai atau pilihan. Untuk mencapai tujuan tersebut individu akan
mempertimbangkan berbagai hal yang akan menentukan tindakannya untuk
mencapai keinginannya tersebut. Dalam hal ini individu harus memilih beberapa
pilihan tindakan yang harus diambil agar lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan (goal) dan memuaskan kebutuhannya. Coleman selanjutnya menyatakan
bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat
mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi yang melihat aktor
memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka. Menurut Coleman, yang membedakan ilmu
ekonomi dari ilmu sosial lain bukanlah penggunaan pilihan rasionalnya tetapi
penggunaannya sebagai model analisis yang memungkinkan bergerak antara
tingkat tindakan individu dan tingkat fungsi sistem.
Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber
daya.Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat
8
Universitas Sumatera Utara
dikontrol oleh aktor.Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan
atau mempunyai maksud, artinya aktor mempunyai tindakan tertuju pada upaya
untuk mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau
nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi
pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah
kenyataan bahwa tindakan dilakukan untk mencapai tujuan yang sesuai dengan
tingkatan pilihan aktor. Coleman menjelaskan interaksi antara aktor dan sumber
daya secara rinci menuju ke tingkat sistem sosial. Basis minimal untuk sistem
sosial tindakan adalah sesuatu yang menarik perhatian pihak yang lain. Perhatian
satu orang terhadap sumber daya yang dikendalikan orang lain itulah yang
menyebabkan keduanya terlibat dalam tindakan saling membutuhkan. Selaku
aktor yang mempunyai tujuan, masing-masing bertujuan untuk memaksimalkan
perwujudan kepentingannya yang memberikan ciri saling tergantung atau ciri
sistemik terhadap tindakan mereka. Ada premis-premis dasar mengenai pilihan
rasional, yaitu:
a. Manusia memiliki seperangkat preferensi-preferensi yang bias mereka
pahami, mereka tata menurut skala prioritas, dan dibandingkan antara satu
dengan yang lain.
b. Tatanan preferensi ini bersifat transisi, atau konsisten dalam logika.
Misalnya, jika seseorang lebih memilih mengunjungi daerah wisata A
dibanding daerah wisata B, dan daerah wisata B dibanding daerah wisata
C, maka orang tersebut pasti lebih memilih mengunjungi daerah wisata A
dibanding daerah C.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Tatanan preferensi itu didasarkan pada prinsip ‘memaksimalkan manfaat’
dan ‘meminimalkan resiko’.
d. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois.
Dengan
menggunakan
pendekatan
pilihan
rasionalnya,
Coleman
menerangkan serentetan fenomena tingkat makro. Satu langkah kunci gerakan
dari mikro ke makro adalah mengakui wewenang dan hak yang dimiliki oleh
seorang individu terhadap individu lain. Tindakan ini cenderung menyebabkan
subordinasi seorang aktor terhadap aktor lain. Lebih penting lagi, pengakuan ini
menciptakan fenomena makro paling mendasar, yakni satu unit tindakan yang
terdiri dari dua orang, ketimbang dua orang aktor yang bebas.Akibatnya, struktur
berfungsi terbebas dari aktor.
Dalam teori pilihan rasional, individu didorong oleh keinginan atau tujuan
yang mengungkapkan prefensi.Mereka bertindak dengan spesifik, mengingat
kendala dan atas dasar informasi yang mereka miliki tentang kondisi dimana
mereka bertindak.Paling sederhana, hubungan antara prefensi dan kendala dapat
dilihat dalam istilah-istilah teknis yang murni dari hubungan dari sebuah sarana
untuk mencapai tujuan.Hal ini dikarenakan tidak mungkin bagi individu untuk
mencapai semua dari berbagai hal yang mereka inginkan, mereka juga harus
membuat pilihan dalam kaitannya dengan tujuan mereka berdua dan sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan ini.Teori pilihan rasional berpendapat bahwa individu
harus mengantisipasi hasil alternatif tindakan dan menghitung bahwa yang terbaik
untuk mereka. Rasional individu memilih alternatif yang akan memberi mereka
kepuasan terbesar, namun terkadang pilihan yang dilakukan oleh aktor merupakan
tindakan yang tidak rasionalitas dan tak jarang menyimpang dari cara-cara yang
10
Universitas Sumatera Utara
ada. Tindakan ini juga cenderung menyebabkan subordinasi antara satu aktor
dengan aktor yang lainnya.
Dalam kegiatan wisata, para wisatawan pasti memiliki berbagai alasan dan
pertimbangan.Alasan-alasan dan pertimbangan itu menjadi acuan bagi wisatawan
dalam melakukan kegiatan wisata, seperti maanfaat berwisata, kualitas objek
wisata, kelengkapan sarana dan prasarana di daerah tujuan wisata, kemudahan
aksesibilitas dan akomodasi di daerah wisata, dan lain-lain.Pertimbanganpertimbangan seperti diatas adalah hal yang wajar untuk dilakukan, karena pada
umumnya manusia memiliki sifat untuk memilih sesuatu yang menguntungkan
bagi dirinya. Keuntungan yang diharapkan bukan hanya dalam bentuk ekonomi,
melainkan juga bentuk-betuk lainnya seperti pujian, perhatian, tepuk tangan,
senyuman, dan sebagainya.Hal ini lah yang mendasari peneliti dalam menentukan
teori pilihan rasional sebagai pedoman dalam penelitian ini.
2.2. Konsep Pariwisata
Secara etimologis pariwisata terdiri dari kata wisata yang berarti
perjalanan atau traveling.Kata wisata (tour) secara harfiah dalam kamus berarti
“perjalanan dimana si pelaku kembali ke tempat awalnya; perjalanan sirkuler yang
dilakukan untuk tujuan bisnis, bersenang-senang, atau pendidikan, dimana
berbagai tempat dikunjungi dan biasanya menggunakan jadwal perjalanan yang
terencana”; Murphy, 1985 (I Gde Pitana, 2005).Menurut definisi yang luas,
pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, yang bersifat
sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
11
Universitas Sumatera Utara
Undang Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan,
yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Aspek penting yang berhubungan dengan pariwisata adalah:
1. Manusia adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan
dan yang melayani atau menyediakan layanan kebutuhan perjalanan
wisata.
2. Tempat atau ruang adalah tempat atau daerah tujuan wisata, lokasi objek
dan daya tarik wisata yang dikunjungi wisatawan.
3. Waktu adalah waktu luang (leisure time) atau hari-hari libur yang tersedia
dan digunakan untuk dan selama perjalanan wisata.
Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan atau
tourist.Batasan terhadap wisatawan juga sangat bervariasi, mulai dari yang umum
sampai dengan yang sangat teknis spesifik.United Nation Conference on Travel
and Tourist di Roma memberikan batasan yang lebih umum, tetapi dengan
menggunakan
istilah
‘visitor’
(pengunjung),
yaitu
“setiap
orang
yang
mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai
tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang
dikunjungi”.Visitor dibedakan atas dua, yakni:
1. Wisatawan (tourist), yaitu mereka yang mengunjungi suatu daerah lebih
dari 24 jam
2. Pelancong/pengunjung (excursionists), yaitu mereka yang tinggal di
tujuan wisata kurang dari 24 jam.
12
Universitas Sumatera Utara
2.3. Daerah Tujuan Wisata
Daerah kunjungan/tujuan wisata juga dapat disebut sebagai destinasi
wisata.Daerah tujuan wisata adalah sebuah tempat dan atau kawasan yang dapat
memenuhi permintaan dan keinginan wisatawan untuk tinggal/berkunjung.Daerah
tujuan wisata merupakan tempat dimana segala kegiatan pariwisata bisa dilakukan
dengan
tersedianya
segala
fasilitas
dan
atraksi
wisata
untuk
wisatawan.Pembahasan tentang wisatawan tidak lepas dari pertanyaan”mengapa
seseorang melakukan perjalanan wisata”, dan “faktor-faktor apa yang menjadi
penarik atau pendorong” sehingga seseorang rela menghabiskan dana yang begitu
besar. Pertanyaan yang sama juga diajukan ketika mengkaji tentang daerah tujuan
wisata. Mengapa suatu daerah menjadi destinasi, dan faktor-faktor apa yang perlu
dilihat di dalam elemen destinasi ini. Dalam mendukung keberadaan daerah tujuan
wisata ada 5 faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Accessibility (Aksesibilitas)
Yaitu suatu lokasi yang layak untuk dapat dijangkau/ditempuh oleh
wisatawan dengan alat transportasi serta dibantu dengan adanya sarana
komunikasi. Contoh: alat transportasi, alat komunikasi, dan lain-lain.
b. Accomodation (Akomodasi)
Yaitu suatu tempat yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan tempat
tinggal wisatawan yang layak, aman dan memenuhi syarat dari segi
kesehatan. Contoh: hotel. losmen, guest house, villa dan lain-lain
c. Attraction (Atraksi)
Yaitu suatu atraksi atau objek yang dikelola oleh pemerintah/masyarakat
setempat yang layak dan aman untuk wisatawan. Contoh: natural (alam)
13
Universitas Sumatera Utara
seperti pantai, gunung, hutan, taman laut, danau, dan lain-lain, dan juga
man made (buatan manusia) seperti candi, situs, museum, taman rekreasi,
monument, dan lain-lain, serta culture (budaya) seperti kesenian, adat
istiadat, tempat bersejarah, dan lain-lain.
d. Activities (Aktivitas)
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dengan layak dan
aman. Contoh: mendaki gunung, menyelam, ski, berselancar, berenang,
menonton pertunjukan, mengamati pemandangan dan lain-lain.
e. Amenities (Fasilitas)
Yaitu tersedianya tempat bagi wisatawan untuk mendapatkan kemudahan
yang diperlukan. Contoh: bank, ATM, money changer, rumah makan, toko
souvenir, kantor pos, pasar dan lain sebagainya.
Seorang wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata mempunyai
tujuan untuk memperoleh manfaat dan kepuasan.Suatu destinasi harus
menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan, agar tujuan
kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi.Jackson menyebutkan bahwa ada
empat elemen utama untuk mencapai tujuan umum dan khusus dari wisatawan,
yaitu fasilitas, akomodasi, transportasi dan atraksi wisata (I Gde Pitana, 2005).
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai
berikut Foster (1985):
a.
Profil Wisatawan (Tourist Profile) yang meliputi jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
14
Universitas Sumatera Utara
b.
Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang
meliputi informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan
fasilitas dan pelayanannya.
c.
Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal
di daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.
d.
Sumber
daya
dan
karakteristik
daerah
tujuan
(resources
and
characteristic of destination) yang meliputi jenis atraksi,akomodasi,
ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, kondisilingkungan dan
sebagainya.
Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply)
danunsur permintaan (demand).Adanya kedua unsur yang berlawanan ini
melahirkan berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung
di suatukawasan wisata.
Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarikobjek
wisata diharapkan membentuk citra atau image.Citra wisata adalah gambaran
yang diperoleh wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dankenangan yang
didapat sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata.Dengan demikian
untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata perluadanya suatu produk
wisata yang dapat mempengaruhi perjalanan seorangwisatawan.Produk tersebut
dirumuskan dengan menampilkan objek yang menarik dan sarana yang
mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.
15
Universitas Sumatera Utara