Analisis Penerapan Prinsip Kredit 5c Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN
A.
1.

Bank
Pengertian Bank
Bank berasal dari bahasa Italia, banco yang artinya banku.Bangku ini

dimaksudkan sebagai meja operasional para bankir zaman dahulu dalam melayani
seluruh nasabahnya. Istilah bangku ini kemudian menjadi popular dengan nama
Bank. (Anwar, 2011:273)
Menurut Kasmir (2014:3) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan meyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Menurut Malayu (2011) bank adalah lembaga keuangan, berarti bank adalah
badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk asset keuangan (financial
assets) serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan
saja.
Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat.
Sedangkan menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (1999), bank
adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary)antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus dana)

Universitas Sumatera Utara

dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :
1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Maksudnya, bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi
masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk keamanan uangnya.
2. Menyalurkan dana ke masyarakat.
Bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan
dana dengan mengajukan permohonan kredit.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok
bank, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Seperti pengiriman
uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota
(clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar
negeri (inkaso), letter

of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi,

travellers cheque, dan jasa lainnya.
2.

Fungsi dan Peranan Bank
Menurut Latumerissa (2011) dalam menjalankan kegiatannya, bank

mempunyai peran penting dalam sistem keuangan nasional. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1.


Pengalihan Aset (Aset Transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau asset dari unit surplus ke unit defisit. Dalam hal

ini, sumber dana yang diberikan kepada pihak peminjam berasal dari pemilik
dana, yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan
keinginan pemilik dana. Dengan demikian, bank berperan sebagai penagih asset
yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit deficit (borrower).
2.

Transaksi (Transaction)
Yaitu memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi modern,

transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan.Untuk itu,
produk, jasa dan layanan yang ditawarkan oleh bank (tabungan, deposito, giro,
pemberian kredit, jasa pengiriman uang, layanan e-banking, dan layanan
perbankan lainnya) memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
3.

Likuiditas (Liquidity)

Yaitu

penjaga

likuiditas

masyarakat,

dengan

membantu

aliran

likuiditas/dana dari defisit. Terkait dengan hal ini, unit surplus menempatkan dana
yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk dana, berupa giro, tabungan,
deposito, dan produk-produk dana bank lainnya untuk kemudian disalurkan dalam
bentuk produk kredit pada unit defisit.
Dengan demikian, bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada
pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang

mengalami kekurangan likuiditas.

Universitas Sumatera Utara

4.

Efisiensi (Efficiency)
Dalam hal ini bank berperan sebagai broker, yaitu menemukan peminjam

dan pengguna modal tanpa mengubah produknya.Jadi bank hanya memperlancar
dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.Adanya informasi
yang tidak simetris antara peminjam dan investor tak jarang menimbulkan
masalah intensif.
Peran bank menjadi peminjam untuk memecahkan masalah intensif
tersebut.Terkait konteks ini, jelas peran bank adalah menjembatani dua pihak
yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna
sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
3.

Jenis - Jenis Bank

Penggolongan bank menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14

tahun 1967 dan Undang-Undang RI No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan mempunyai
beberapa perbedaan sebagai berikut :
A.

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 Tahun 1967
1. Berdasarkan Fungsinya :
a. Bank Sentral
b. Bank Umum
c. Bank Pembangunan
d. Bank Tabungan
e. Bank Desa
f. Bank Pegawai

Universitas Sumatera Utara

2. Berdasarkan Kepemilikan :
a. Bank milik Pemerintah

b. Bank milik Pemerintah Daerah
c. Bank milik Swasta Nasional
d. Bank milik Koperasi
e. Bank Asing/Campuran
3. Berdasarkan Bentuk Hukum :
a. Bank berbentuk hukum Khusus (dibentuk berdasarkan Undang-undang)
b. Bank berbentuk hukum Daerah
c. Bank berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
d. Bank berbentuk hukum Koperasi
4. Berdasarkan Kegiatan Usaha :
a. Bank Devisa
b. Bank Bukan Devisa
B.

Menurut Undang-Undang RI No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah
diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan
1. Berdasarkan Jenis :
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat
2. Berdasarkan Kepemilikan :

a. Bank milik Pemerintah
b. Bank milik Pemerintah Daerah
c. Bank milik Swasta Nasional

Universitas Sumatera Utara

d. Bank milik Koperasi
e. Bank Asing/Campuran
3. Berdasarkan Bentuk Hukum :
a. Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah
b. Bank berbentuk hukum Perseroan (PERSERO)
c. Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT)
d. Bank berbentuk hukum Koperasi
4. Berdasarkan Kegiatan Usaha :
a. Bank Devisa
b. Bank Bukan Devisa
5. Berdasarkan Sistem Pembayaran Jasa :
a. Bank berdasarkan pembayaran bunga
b. Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan (bank
dengan prinsip syariah)


B.
1.

KREDIT
Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari kata crede (Yunani) atau creditum (Latin) yang

berarti kepercayaan.Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan (truth
atau faith). Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya
bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan berupa barang, uang atau jasa.
(Abdullah & Tantri, 2014:162)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Kasmir (2014:85) dalam Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,
kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam
perjanjian.
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2.

Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan

terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian kredit
menurut Abdullah dan Tantri (2014:166) dalam Bank dan Lembaga Keuangan,
antara lain :
a.

Mencari Keuntungan
Untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit dalam bentuk bunga yang


diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah.Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup
bank.

Universitas Sumatera Utara

b.

Membantu Usaha Nasabah
Membantu para nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi

maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
c.

Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh phak

perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya
peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah
dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :
1. Penerimaan pajak
2. Membuka kesempatan kerja
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa
4. Menghemat dan meningkatkan devisa Negara
Selain beberapa tujuan kredit di atas, menurut Rivai, dkk (2013:7) dalam
Credit

Management

Handbook,

Manajemen

Perkreditan

Cara

Mudah

Menganalisis Kredit, pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi sebagai
berikut :
a. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang
Artinya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu
yang lebih berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna
untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan
mmemperoleh tambahan uang dari daerah lainnya melalui kredit.
c. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang

yang

tidak

berguna menjadi berguna. Dan dapat

meningkatkan jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.
d. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit membantu dalam hal mengekspor barang sehingga
meningkatkan devisa Negara.
e. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam meningkatkan pendapatan. Misalnya, jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga
dapat mengurangi pengangguran. Bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan
dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa
rumah kontrakan atau jasa lainnya.

Universitas Sumatera Utara

f. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Pinjaman Internasional akan dapat meningkatkan kerja sama Internasional
yang lebih baik di berbagai sektor, sehingga dalam jangka panjang

akan

menciptakan perdamaian antarbangsa.
3.

Unsur-Unsur Kredit
Menurut Kasmir (2014:114) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian

fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
1.

Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang akan diberikan
(berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa yang
akan datang sesuai jangka waktu kredit. kepercayaan ini diberikan oleh
bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang
nasabah baik secara intern maupun ekstern.

2.

Kesepakatan
Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit yang dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Kesepakatan ini
kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah
pihak sebelum kredit disalurkan.

3.

Jangka waktu
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang
telah disepakati kedua belah pihak.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk

Universitas Sumatera Utara

jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun)
atau jangka panjang (di atas 3 tahun).
4.

Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidah tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya dan sebaliknya.

5.

Balas Jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit.

4.

Jenis-Jenis Kredit
Beragam jenis usaha, menyebabakan beragam pula kebutuhan akan dana

yang menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan
kenutuhan dana yang diinginkan nasabah.
Menurut Kasmir (2014:120)pada buku Dasar-Dasar Perbankan, kredit
terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a.

Dilihat dari Segi Kegunaan

1.

Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi
misalnya untuk

membangun pabrik

atau

membeli

mesin-mesin.

Masa

pemakaiannya untuk periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal kerja
yang relatif besar pula.

Universitas Sumatera Utara

2.

Kredit Modal Kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan.
b. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
1.

Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2.

Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini

tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang
digunakan oleh konsumen untuk tujuan konsumtif misalnya pembelian kendaraan
bermotor, renovasi rumah, pembelian tanah.
3.

Kredit Perdagangan
Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai

aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit
ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan
membeli barang dalam jumlah besar. Contoh : kredit ekspor dan impor.
c.

Dilihat dari Segi Jangka Waktu

1.

Kredit Jangka Pendek

Universitas Sumatera Utara

Kredit yang memiliki jangka waktu kredit kurang dari satu tahun atau paling
lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya
untuk kredit peternakan dan pertanian.
2.

Kredit Jangka Menengah
Kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga

tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.
3.

Kredit Jangka Panjang
Kredit yang masa pengembaliannya paling lama yaitu di atas tiga tahun atau

lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet atau untuk konsumtif seperti kredit perumahan.
d. Dilihat dari Segi Jaminan
1.

Kredit dengan Jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan dapat berbentuk barang

berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang., dimana jaminan tersebut
nilainya harus lebih besar dari jumlah kredit yang diajukan.
2.

Kredit Tanpa Jaminan
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis

ini diberikan dengan melihat prospek usaha, krakter serta loyalitas atau nama baik
si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
e.

Dilihat dari Segi Sektor Usaha

1.

Kredit Pertanian
Kredit yang dibiayai untuk sektor pertanian atau perkebunan yang dapat

berupa jangka panang atau jangka pendek.

Universitas Sumatera Utara

2.

Kredit Peternakan
Kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka panjang maupun

pendek.
3.

Kredit Industri
Kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil,

menengah, maupun industri besar.
4.

Kredit Pertambangan
Kredit yang diberikan kepada usaha tambang yang biasanya berjangka

waktu panjang. Seperti tambang emas, minyak, atau timah.
5.

Kredit Pendidikan
Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan

atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
6.

Kredit Profesi
Kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen,

dokter, atau pengacara.
7.

Kredit Perumahan
Kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan dan biasanya berjangka panjang.
Adapun jenis kredit mikro yang diberikan oleh PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, yaitu :
1.

Kredit Usaha Mikro (KUM)
Yaitu kredit yang khusus diberikan kepada usaha mikro dengan maksimum

limit kredit sebesar Rp 100 juta. Dengan jangka waktu paling lama tiga tahun.

Universitas Sumatera Utara

2.

Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
Kredit yang diberikan kepada pegawai yang memiliki penghasilan tetap atau

profesi tetap untuk membiayai berbagai macam kebutuhan, kredit ini diberikan
untuk keperluan pribadi (konsumtif) dengan jangka waktu peminjaman selama 10
tahun.

C.

Mekanisme Penyaluran Kredit Pada PT Bank Mandiri
Produk pinjaman yang ditawarkan oleh PT Bank Mandiri Cabang Medan

Jalan Bandung adalah kredit usaha mikro (KUM) dan kredit serbaguna mikro
(KSM). Calon debitur akan melewati beberapa tahapan guna pihak bank bisa
menilai kelayakannya untuk diberikan pinjaman. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh calon debitur saat mengajukan permohonan kredit antara lain :
1. Kredit Usaha Mikro (KUM)
a. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimum usia 60 tahun saat
kredit lunas.
b. Melampirkan bukti diri berupa KTP, kartu keluarga, serta surat nikah bagi
yang sudah menikah.
c. Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP
d. Surat Keterangan Usaha dari desa/kelurahan, Dinas Pasar atau Otoritas
setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha, atau
e. Surat ijin usaha
f. Belum pernah bermasalah dalam memperoleh fasilitas kredit sebelumnya.
2. Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
a. Warga negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

b. Telah

diangkat

menjadi

pegawai

tetap

minimal 1

tahun

dan

berpenghasilan tetap. Khusus untuk pegawai dengan status tetap dan
payroll di bank maka masa kerja pegawai tidak diperhitungkan.
c. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan pada saat kredit lunas
sesuai usia pensiun yaitu maksimum 55 tahun (kecuali untuk pegawai
Pemerintah/BUMN/BUMD/BHMN/ persyaratan usia ditentukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku)
d. Penghasilan per bulan diatas Upah Minimum Regional (UMR) yang
berlaku di daerah tersebut
e. Menyerahkan bukti diri berupa foto copy KTP calon debitur dan
suami/istri calon debitur, kartu keluarga, serta surat nikah/cerai bagi yang
sudah menikah/cerai.
Keunggulan yang ditawarkan Bank Mandiri antara lain:
a. Proses cepat dan mudah
b. Persyaratan kredit yang ringan
c. Sifat kredit adalah aflopend plafond (angsuran tetap)
d. Agunan adalah berupa objek yang dibiayai dan berupa fixed assets
e. Jangka waktu angsuran bervariasi mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan,
dan 36 bulan.
f. Perlindungan asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan gempa bumi.
Pemberian kredit pada PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan
Jalan Bandungdilakukan dalam serangkain tahap, antara lain: mengisi formulir,
menyerahkan formulir dan melengkapi persyaratan, wawancara dan verifikasi,

Universitas Sumatera Utara

penilaian agunan, keputusan dan kesepakatan kredit, jadwal akad dan realisasi
kredit.
Berikut ini adalah skema pemberian kredit pada PT Bank Mandiri
(PERSERO) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung :

Sumber : PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, 2017
Gambar 3.1
Skema Pemberian Kredit Pada PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang
Medan Jalan Bandung

Universitas Sumatera Utara

1.

Mengisi Formulir
Pada awal nasabah mengajukan fasilitas kedit adalah dengan mengajukan

permohonan kredit. Pemberian kredit oleh bank harus didasarkan pada
permohonan tertulis dari calon debitur atau berdasarkan penawaran dari bank
yang disepakati calon debitur. Selanjutnya nasabah mengisi form aplikasi kredit
seperti:
a.

Form aplikasi pengajuan kredit perorangan

b.

Daftar biaya hidup dan pendapatan perbulan

c.

Daftar penghasilan lainnya

d.

Serta form-form lainnya yang dapat mendukung dalam pengajuan kredit.

2.

Menyerahkan Formulir dan Melengkapi Persyaratan

Setelah formulir diisi oleh nasabah, formulir tersebut diserahkan kepada petugas
loan service beserta data- data yang diperlukan untuk diperiksa

mengenai

kelengkapannya. Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka petugas loan
service akan mencatat atau meregister data pemohon ke dalam File Infomasi
Pemohon (FIP). Selanjutnya petugas mencetak slip skedul wawancara 1 (satu
lembar) dan diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan
wawancara.
3.

Wawancara dan Verifikasi

3.1 Wawancara
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon nasabah dengan cara bertatapan
langsung. Tujuan wawancara yaitu untuk mencocokkan dokumen yang telah
diterima oleh bank. Dalam melakukan wawancara bank mengajukan beberapa

Universitas Sumatera Utara

pertanyaan kepada nasabahnya. Hal- hal yang perlu dipertanyakan dalam
wawancara adalah:
a. Data-data pemohon
b. Data-data pekerjaan
c. Pengeluaran atau biaya hidup
Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan memberikan
tanda pengesahan pada slip jadwal wawancara sebanyak 1 (satu) lembar yang
menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan. Selanjutnya petugas
wawancara akan melakukan verifikasi terhadap hasil wawancara.
3.2 Verifikasi
Verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan kesesuaian
dengan fakta, diantaranya dengan beberapa metode berikut :
1.

On the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili (calon) debitur

yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat tempat usaha/
domisili dan agunan, serta menggali aktivitas usahah debitur.
2.

Bank Checking
Bank checking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit yang pernah

diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya. Metode credit checking
dapat dilakukan melaui sistem internal bank dan Informasi Debitur Individual
(IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI adalah informasi mengenai individu atau
suatu perusahaan dalam berhubungan dengan bank, fasilitas kredit yang diperoleh,
kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.

Universitas Sumatera Utara

3.

Trade Checking
Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai debitur dalam

menjalankan kegiatan bisnisya, hubungan dagang yang telah dilakukan oleh calon
debitur, dan bagaimanan manajemen perusahaan/debitur dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Trade checking dilakukan dengan kunjungan/penilaian
langsung ke lapangan untuk mengetahui brand image dari produk debitur.
4.

Analisis Kredit
Tahap selanjutnya adalah bank melakukan analisa terhadap permohonan

kredit yang diajukan oleh pihak bank. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
calon nasabah apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit serta sebagai bahan
rekomendasi dalam pemutusan kredit. Dalam melakukan analisis kredit, bank
melakukan analisis prinsip 5C antara lain character, capacity, capital, collateral,
dan condition of economy.
Tujuan utama dari analisis permohonan kredit ialah untuk memperoleh
keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan dalam
meemenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
perjanjian serta untuk mengurangi kredit macet.
5.

Penilaian Agunan
Bank melakukan evaluasi terhadap collateral, yaitu agunan dan sumber

keuangan lain yang dapat digunakan sebagai sumber pengembalian kredit.
Evaluasi agunan dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan pemberian
kredit. Kecukupan nilai agunan didasarkan pada pertimbangan berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Keyakinan bahwa debutir dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan
kelayakan dan kemampuann keuangan debitur.
2. Agunan disyaratkan agar memperhatikan, antara lain struktur kredit,
kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.
3. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi
pelunasan kewajiban debitur dalam halk debitur tidak mampu memenuhi
kewajiban.
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan
tambahan selain objek yang dibiayai. Krtiteria agunan kredit, antara lain:
a. Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang atau dapat
dijadikan uang;
b. Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semula kepada pihak lain;
c. Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikiat secara sempurna
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga bank
memiliki hak yang di dahulukan terhadap hasil likuiditas barang tersebut.
Berikut adalah beberapa jenis collateral/agunan yang dapat diterima bank :
1.

Tanah
Dalam melakukan analisa agunan berupa tanah, yang perlu diperhatikan
adalah hak atas tanah tersebut, seperti Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak
Pakai atas Tanah Negara, dan lain- lain, serta kepemilikan tanah tersebut.

2.

Bangunan
Agunan berupa bangunan yang umumnya dapat diterima bank, berupa
rumah tingggal, rumah susun, pabrik, gudang, atau hotel. Dalam melakukan

Universitas Sumatera Utara

analisis agunann berupa bangunan, yang perlu diperhatikan adalah beberapa
hal seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas
bangunan, konstruksi bangunan, kondisi bangunan tahun pendirian/ renovasi
bangunan,peruntukan bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang, hotel),
tingkat marketabilitas, keterikatan dengan bank lain, dan status hukum
(dalam kondisi sengketa/ tidak).
3.

Kendaraan Bermotor
Dalam melakukan analisis agunan berupa kendaraan bermotor, yang perlu
diperhatikan adalah umur teknis dan kepemilikan kendaraan bermotor, serta
pengamanan tambahan berupa pemblokiran pada instansi berwenang.

4.

Persediaan (inventory)
Dalam melakukan analisis agunan berupa persediaan, yang perlu
diperhatikan adalah sistem perusaahan debitur dalam menentukan nilai
persediaan, jenis barang

persediaan, kondisi persediaan, dan tempat

penyimpanan persediaan.
5.

Piutang Dagang
Dalam melakukan analisis agunan berupa piutang dagang, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa piutang tersebut merupakan piutang dagang
lancar dan memiliki dokumen piutang.

6.

Mesin-Mesin Pabrik
Dalam melakukan analisis agunan berupa mesin-mesin pabrik, yang perlu
diperhatikan adalah umur teknis dari mesin tersebut.

Universitas Sumatera Utara

7.

Corporate Guarantee dan/ atau Personal Guarantee
Apabila akan menerima corporate guarantee dan/ atau personel guarantee
maka bank melakukan evaluasi terhadap kelayakan dan bonafiditas dari
penjamin (guarantor) dan memastikan bahwa perjanjian/akta guarantee telah
ditandatangani oleh pihak yang berwenang.

6.

Persetujuan dan Kesepakatan Kredit

6.1 Persetujuan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian maka tahap selanjutnya adalah keputusan
kredit. Keputusan kredit dilakuakn dengan dihadiri oleh pejabat bank untuk
memberikan putusan atau persetujuan kredit. Keputusan kredit dilakukan untuk
menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak.
Jika nasabah dinyatakan layak diberikan kredit maka bank akan
memberikan surat penegasan persetujuan kredit (SP3K). Surat ini dibuat untuk
meyatakan bahwa bank menyetujui menyediakan fasilitas kredit.
Dalam penegasan persetujuan penyediaan kredit tercantum :
a.

Jumlah maksimum kredit yang disediakan

b.

Jenis kredit

c.

Jangka waktu

d.

Suku bunga

e.

Angsuran per bulan

f.

Jaminan kredit

g.

Syarat dan ketentuan lain (biaya-biaya kredit yang dikenakan)

Universitas Sumatera Utara

6.2 Kesepakatan Kredit
Apabila debitur menyetujui ketentuan dan syarat penyediaan fasilitas kredit
yang tertera pada surat keputusan SP3K maka sebagai tanda persetujuan, nasabah
harus menandatangani surat pernyataan dan kuasa di atas materai 6.000, kemudian
setelah adanya penandatanganan persetujuan maka akan dilakukan akad kredit.
7.

Jadwal Akad dan Realisasi Kredit

7.1 Jadwal Akad
Setelah petugas bank memberikan laporan pemeriksaan akhir maka tahap
selanjutnya adalah akad kredit. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum dilakukannya akad kredit, seperti :
a.

Telah disetujui dan ditandatangani SP3K oleh nasabah

b.

Penyesuaian antara perjanjian kredit dengan SP3K dilihat dari jenis kredit,
maksimal kredit, jangka waktu dan suku bunga

c.

Agunan yag dibuat oleh pihak notaris telah selesai dibuat dan diserahkan
kepada pihak bank serta tidak ada permasalahan

d.

Selanjutnya kewajiban-kewajiban seperti pembayaran uang muka dan biayabiaya telah diselesaikan oleh nasabah.
Setelah kegiatan-kegiatan tersebut telah diselesaikan maka selanjutnya

nasabah dan bank melakukan penandatanganan akad kredit.
7.2 Realisasi Kredit
Realisasi kredit dilakukan setelah penandatanganan akad kredit dan setelah
nasabah memenuhi persyatan pokok realisasi kredit yaitu :
a.

Telah diterbitkannya SP3K

Universitas Sumatera Utara

b.

Telah menyediakan dana dalam rekening tabungan Bank Mandiri sebesar
biaya yang tertera pada SP3K

c.

Debitur telah melaksanakan akad kredit

d.

Debitur telah melihat kondisi rumah sebelum pelaksanaan akad kredit

e.

Penandatanganan jaminan yang dibuat oleh notaris.

D.

Analisis Penerapan Prinsip 5C dalam Proses Pemberian Kredit
Dalam proses pemberian kredit, PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang

Medan Jalan Bandung menerapkananalisis prinsip 5C antara lain :
1.

Character
Character merupakan aspek yang pertama dan utama yang harus

dianalisis oleh Account Officer karena menyangkut willingness to pay atau
kemauan bayar calon debitur. Penilaian dan anailisis terhadap karakter yang
dilakukan oleh Account officer meliputi :
a.

Tingkat Kepercayaan dan Perilaku Debitur/Calon Debitur
Analisis ini didasarkan pada tingkat keterbukaan dan keaktifan nasabah

serta kejujuran debitur selain itu juga merupakan tingkat pengaruh gaya
hidup

dan

permasalahan

pribadi

debitur

yang

dapat

mempengaruhi

kemampuan membayar kembali kreditnya.
b.

Riwayat Usaha dan Reputasi Bisnis
Analisa ini dilakukan dengan mencari informasi dari pihak ketiga

(positif/negative) dalam jangka waktu tertentu yang berkaitan dengan apakah
calon nasabah dipercaya pemasok atau pelanggan, kedudukan nasabah dalam
industry serta apakah pernah melanggar hukum.

Universitas Sumatera Utara

c.

Riwayat Hubungan Dengan Bank
Account Officer dan ADK melakukan pengecekan pada Sistem Informasi

Debitur (SID) untuk melihat riwayat hubungan dari bank pemberi kredit dan
bank lain.
d.

Manajemen Perusahaan
Analisa ini dilakukan dengan melihat karakter pemilik dan pengurus

perusahaan

dari

pandangan

masyarakat,

tingkah

laku

moral, catatan

kriminalitas, pengalaman dan kegagalan bisnis, budaya kerja perusahaan serta
reputasi dan citra perusahaan.
2.

Capacity
Capacity merupakan ukuran kemampuan atau ketidakmampuan calon

debitur yang dapat dilihat dari sisi manajerial dan financial dari kegiatan usaha
yang akan dibiayai. Analisis yang dilakukan Account officer adalah sebagai
berikut:
a.

Riwayat usaha yang merupakan perkembangan usaha dari waktu ke waktu

b.

Pengalaman mengelola usaha, yang meliputi aspek-aspek penentu
dalam kegiatan usaha diantaranya:

1.

Aspek Manajemen
Aspek manajemen dilihat dari kemampuan debitur/calon debitur dalam
mengelola

bisnis

atau

perusahaannya.

Dapat diperhatikan

struktur

organisasi dan anggota-anggota manajemen.

Universitas Sumatera Utara

2.

Aspek Produksi
Aspek produksi dilihat dari seberapa baik kualitas produksi yang
dihasilkan.

3.

Aspek Pemasaran
Aspek

pemasaran

memasarkan

dilihat

produk.

dari

Penilaian

strategi
yang

yang

perlu

dilakukan

diperhatikan

untuk
adalah

menyangkut daya beli masyarakat, pangsa pasar dan kualitas produksi.
Selain

itu

prospek

pemasaran

perlu

diperhatikan

perkembangan

permintaan di masa yang akan datang.
4.

Aspek Keuangan
Aspek ini dilihat dari sejauh mana kemampuan debitur/calon debitur
dalam mengatur dan mengelola keuangannya. Penilaian aspek ini
meliputi keadaan keuangan debitur yang akan dibiayai.

5.

Aspek Personalia

3.

Capital
Capital merupakan ukuran kemampuan usaha pemohon untuk mendukung

pembiayaan dengan modalnya sendiri. Analisis capital yang dilakukan account
officer adalah sebagai berikut:
a.

Kesediaan dalam menyediakan modal sendiri (self financing)

b.

Komposisi modal yang tercantum dalam akte pendirian/perubahan
perusahaan

c.

Kesesuaian penggunaan pinjaman

d.

Kemampuan memupuk modal

Universitas Sumatera Utara

4.

Collateral
Collateral merupakan salah satu unsur dari jaminan pemberian kredit yang

memberikan dorongan untuk

tetap

memenuhi kewajiban

debitur

serta

memberikan hak dan kekuasaan pada pihak bank untuk mendapatkan
pelunasan jika terjadi wanprestasi.
Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.

Jenis agunan yang diserahkan

b.

Pengikatan dan coverage ratio

c.

Segi ekonomis barang yang diagunkan

5.

Condition of Economy
Merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha yang

seringkali merupakan faktor diluar kendali pemohon. Analisis yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a.

Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi usaha, misalnya kenaikan
nilai tukar rupiah yang berakibat terhadap perkembangan situasi
ekonomi.

b.

Perkembangan teknologi.

c.

Dampak peraturan pemerintah/regulasi.

Aspek-aspek yang Dinilai Dalam Analisis Kredit antara lain :
a.

Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta

izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui pemilik dan besar

Universitas Sumatera Utara

modal masing-masing pemilik.kemudian juga diteliti keabsahannya yang
meliputi: surat izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin
Pendirian Usaha (SIUP) untuk sekotor perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan
(TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan surat keabsahan surat-surat yang
dijaminkan misalnya sertifikt tanah.
b.

Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang

dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana,
yang perlu diteliti dalam aspekk ini adalah pemasaran produk minimal 3 bulan
yang lalu atau 3 tahun yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan
atau 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, dan prospek
produk secara keseluruhan.
c.

Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki unuk

membiayai usahanya dan bagaiman penggunaan dana tersebut. Di samping itu,
hendaknya dibuatkan arus kas tentang keuangan perusahaan. Penilaian bank dari
aspek keuangan biasanya dengan satu kriteria kelayakan investasi yang
mencakup: neraca, laporan laba rugi dan laporan sumber dan penggunaan dana.
d.

Aspek Teknis/ Operasional
Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti

kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokal dan layout ruangan serta latar
belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam
mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

e.

Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian

masyarakat umum,

seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan masyarakat, terjadinya sarana prasarana, membuka isolasi daerah
tertentu.
f.

Aspek Amdal
Menyangkut analisis dampak lingkungan baik darat, laut, dan udara proyek

atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apabila
kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain
terhadap tanah, darat menjadi gersang, air menjadi limbah berbau busuk, berubah
warna atau rasa, udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising, dan panas.
Meskipun demikian, untuk beberapa hal dalam proses analisa ada beberapa
aspek yang terkadang tidak dapat diterapkan dengan sepenuhnya, menyesuaikan
dengan keadaan kasus. Berikut laporan penyaluran kredit Bank Mandiri :
Tabel 3.1
Laporan Penyaluran Kredit Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang
Medan Jalan Bandung Bulan Oktober 2016 – Mei 2017
Periode
Jenis Kredit
Jumlah Debitur

Oktober 2016 – Mei 2017
Total

KUM

17

KSM

5
22

Sumber : Laporan Kredit Mikro PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan
Jalan Bandung, tahun 2016-2017

Universitas Sumatera Utara

E.

Analisis Hubungan Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pemberian Kredit
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung
Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Korelasi

Pearson atau sering juga disebut Korelasi Product Moment dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi.20.
1.

Korelasi Pearson
Metode korelasi pearson ini ditemukan oleh Karl Pearson, seorang ahli

matematika yang berasal dari Inggris. Metode Korelasi Pearsondigunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan 2 variabel dan mengetahui bentuk hubungan
variabel tersebut apakah positif atau negatif. (Helmi & Lufti, 2015:103)
Kekuatan hubungan antara 2 variabel disebut dengan koefisien korelasi dan
dilambangkan dengan symbol “r”.nilai koefisien r akan selalu berada di antara -1
sampai +1. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu) berarti
pasangan data variable X dan variable Y memiliki korelasi linear positif yang
kuat/erat.Sedangkan apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif satu),
maka hal ini menunjukkan pasangan data variable X dan variable Y memiliki
korelasi linear negative yang kuat/erat.
Tabel 3.2
Kriteria Korelasi
R

Kriteria Hubungan Korelasi

0
Tidak ada korelasi
0 – 0.5
Korelasi Lemah
0.5 – 0.8
Korelasi Sedang
0.8 – 1
Korelasi Kuat/Erat
1
Korelasi Sempurna
Sumber : Burhanuddin, tahun 2012

Universitas Sumatera Utara

Pada metode ini untuk menghitung nilai koefisien korelasi dengan menggunakan
rumus korelasi product moment yang dikemukanan oleh Pearson dalam Helmi,
(2012:104) sebagai berikut :

Keterangan :
r
= koefisien korelasi antara x dan y
N
= jumlah subyek
x
= skor item
y
= skor total
Variabel-variabel tersebut adalah satu variabel dependent dengan lebih dari
satu variabel independent, dimana Keputusan Pemberian Kredit sebagai variabel
dependent(Variabel Y) sedangkan prinsip 5C (character, capacity, capital,
collateral, dan condition of economy) sebagai variabel independent (Variabel Y).
Diketahui dari tabulasi hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.3
Hasil Penelitian Character
No.

Pernyataan

1.

Anda
merasa
bertanggung jawab
atas angsuran yang
harus dibayar
Bersedia membayar
dengan tepat waktu
dan jumlah
Menggunakan
pinjaman
sesuai
dengan
tujuan
peminjaman
Memanfaatkan
waktu
senggang
dengan melakukan
kegiatan produktif

2.

3.

4.

S

CS

n
22

%
100

22

100

22

100

18

81.8

N

%

4

18.2

n

TS
%

Universitas Sumatera Utara

5

6.

Mempertimbangkan
terlebih
dahulu
sebelum melakukan
peminjaman
Mengikuti kegiatan
organisasi
atau
keagamaan di desa

22

100

11

50

11

50

Sumber : Data diolah, tahun 2017
Tabel 3.4
Hasil Penelitian Capacity
No.

7.

8.

9.

10.

Pernyataan

Pekerjaan atau usaha
menunjukkan
perkembangan dari
waktu
ke
waktu
(ditandai dengan ada
cabang atau usaha
tambahan)
Pendapatan
selalu
meningkat 3 bulan
terakhir
(ditandai
dengan
adanya
keuntungan)
Anda
memiliki
kemampuan
dan
keterampilan dalam
melaksanakan fungsifungsi manajemen
Anda
memiliki
kemampuan
mengelola factor—
faktor
produksi
seperti tenaga kerja,
sumber bahan baku,
peralatan,
administrasi
dann
keuangan

S

CS

TS

N

%

N

%

8

36.4

14

63.6

15

68.2

6

27.3

15

68.2

7

31.8

15

68.2

7

31.8

n

%

1

4.5

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.5
Hasil Penelitian Capital
No.
11.

12.

13.

14.

Pernyataan
Anda
memiliki
sumber pendapatan
lebih dari satu
Berdasarkan
pendapatan
yang
anda miliki, anda
mampu
membayar
angsuran
setiap
bulannya
Anda
sangat
memperhitungkan
biaya yang anda
keluarkan
(efisien
dan efektif)
Dalam
jangka
panjang anda masih
memiliki kemampuan
dalam
membayar
angsuran

S

CS

N
16

%
72.7

22

100

21

95.9

22

100

TS

N
4

%
18.2

1

4.1

n
2

%
9.1

Sumber : Data diolah, tahun 2017
Tabel 3.6
Hasil Penelitian Collateral
No.

15.

16.

17.

Pernyataan

Jaminan
tersebut
berupa
sertifikat
saham,
sertifikat
obligasi,
sertifikat
tanah, BPKB, dsb
Jaminan
tersebut
memiliki
surat
kepemilikan pribadi
(bukan keluarga)
Jaminan
tersebut
sangat
bernilai
ekonomi,
karena
terletak di lokasi
yang strategis, dsb

S

CS

N

%

22

100

11

12

TS

N

%

50

11

50

54.5

10

45.5

n

%

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.7
Hasil Penelitian Condition of Economy
No.
18.

19.

20.

Pernyataan

YA

Apakah anda sedang
menjalin kerjasama
dengan pihak lain
Pekerjaan/usaha anda
tidak terlibat dengan
organisasi politik
Pekerjaan/usaha anda
didukung
oleh
peraturan
yang
berlaku,
misalnya
peraturan daerah, dsb

TIDAK

N
19

%
86.4

N
3

%
13.6

19

86.4

3

13.6

22

100

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Tabel 3.8
Hasil Penelitian Keputusan Pemberian Kredit
No.

Pernyataan

21.

Bank melihat reputasi
dan
sifat
positif
debitur melalui CV,
riwayat
hidup,
riwayat perusahaan,
dll
Bank
harus
mengetahui apakah
debitur mampu dalam
membayar
kewajibannya, salah
satu caranya dengan
melihat slip gaji atau
bukti
pendapatan
lainnya
Bank meminta suatu
jaminan (agunan) dari
debitur
sebagai
keyakinan bagi bank
atas
kesanggupan
membayar
kewajibannya
Penetapan
limit
pemberian
kredit
kepada debitur dapat

22.

23.

24.

S

CS

N
22

%
100

22

100

11

21

TS

n

%

50

11

50

95.5

1

4.5

n

%

Universitas Sumatera Utara

25.

26.

diukur dari besaran
pendapatan debitur
Pemberian
kredit
telah sesuai dengan
kebijakan ekonomi
dan moneter yang
berlaku saat ini
Pedoman kredit harus
disebarluaskan dan
dipahami secara jelas
oleh pegawai terkait
agar
tidak salah
dalam menganalisis
kredit

22

100

22

100

Sumber : Data diolah, tahun 2017
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan program SPSS 20 diperoleh
data hasil model korelasi pearsonyang dapat dilihat pada Tabel 3.9, yaitu:

Tabel 3.9
Hasil Korelasi Pearson

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

Interpretasi Hasil Uji Korelasi
Penelitian ini hendak menguji apakah terdapat hubungan antara prinsip
kredit 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Economy) dengan
keputusan pemberian kredit. Hasil uji statistic menggunakan Korelasi Pearson
(sudah tertera di atas), adalah sebagai berikut :
Perhatikan baris Pearson Correlation, dimana dihasilkan hasil-hasil berikut :
1.

Character memiliki koefisien korelasi sebesar 0.801 terhadap keputusan
pemberian kredit (r = 0.801). Angka ini menunjukkan hubungan yang kuat
dan tanda positif menunjukkan arah yang sama antara character dengan
keputusan pemberian kredit.

2.

Capacity memiliki koefisien korelasi sebesar 0.230 terhadap keputusan
pemberian kredit (r = 0.230). Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah
dan tanda positif menunjukkan arah yang sama antara capacity dengan
keputusan pemberian kredit.

3.

Capital memiliki koefisien korelasi sebesar -0.145 terhadap keputusan
pemberian kredit (r = -0.145). Angka ini menunjukkan hubungan yang
lemah dan tanda negatif menunjukkan arah yang berlawanan antara capital
dengan keputusan pemberian kredit.

4.

Collateral memiliki koefisien korelasi sebesar 0.488 terhadap keputusan
pemberian kredit (r = 0.488). Angka ini menunjukkan hubungan yang
sedang dan tanda positif menunjukkan arah yang sama antara collateral
dengan keputusan pemberian kredit.

Universitas Sumatera Utara

5.

Condition Of Economy memiliki koefisien korelasi sebesar -0.162 terhadap
keputusan pemberian kredit (r = -0.162). Angka ini menunjukkan hubungan
yang lemah dan tanda negatif menunjukkan arah yang berlawanan antara
condition of economy dengan keputusan pemberian kredit.

Sedangkan hasil berdasarkan nilai Signifikan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika nilai signifikansi 0.05 maka tidak terdapat korelasi.
1.

Character dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi
0.000 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara
keduanya. Dan Character dengan Collateral memiliki nilai signifikansi
0.001 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara
keduanya.

2.

Capacity dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi
0.303 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan diantara
keduanya.

3.

Capital dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi
0.520 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan diantara
keduanya.

4.

Collateral dengan Character memiliki nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya. Dan Collateral
dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi 0.021 < 0.05
yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

Universitas Sumatera Utara

5.

Condition of Economy dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai
signifikansi 0.472 > 0.05 yang berarti tidak terdapat

korelasi yang

signifikan diantara keduanya.
6.

Keputusan Pemberian Kredit dengan Charactermemiliki nilai signifikansi
0.000 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara
keduanya. Dan Keputusan Pemberian Kredit dengan Collateral memiliki
nilai signifikansi 0.021 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan
diantara keduanya.
Setelah signifikansi dan interval kekuatan variable telah diketahui, maka

kemudian ditentukan koefisien determinasi yang digunakan untuk menafsirkan
skor korelasi pearson. Caranya dengan mengkuadratkan nilai r variable tersebut,
data koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel 3.10
Koefisien Determinasi
Variabel

R

Nilai Koefisien

%

Determinasi
Character

0.801

0.642

64.2

Capacity

0.230

0.053

5.3

Capital

-0.145

0.021

2.1

Collateral

0.488

0.238

23.8

Condition of

-0.162

0.023

2.3

Economy
Sumber : Data diolah, tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil output di atas dapat disimpulkan bahwa :
Characterdan Collateral memiliki hubungan/korelasi yang kuat dan
signifikan terhadap keputusan pemberian kredit. Sedangkan Capacity, Capital,
dan Condition Of Economy memiliki hubungan/korelasi yang lemah dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusaan pemberian kredit.
Penerapan prinsip 5C ini mempunyai peran penting agar pemberian kredit
tersebut mencapai sasaran yaitu dapat lebih terarah, memberikan hasil dan aman
sehingga akan berdampak pada kinerja perbankan. Strategi yang dapat diterapkan
oleh pihak perbankan agar penerapan prinsip 5C dilakukan secara optimal
diantaranya yaitu dengan:
1.

Meningkatkan Kemampuan SDM
Setiap petugas kredit perlu diberikan pendidikan mengenai prosedur

perkreditan yang baik khususnya dalam hal analisis kredit. Penerapan prosedur
perkreditan harus dilakukan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian
kredit dalam suatu bank agar penyimpangan sistem dan prosedur perkreditan
dapat dihindari.
2.

Melakukan Pembinaan Dan Pengawasan Kredit
Pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian kredit harus dilakukan secara

preventif dan represif. Fungsi pembinaan dan pengawasan dalam bidang
perkreditan sangat penting untuk mengantisipasi timbulnya risiko kerugian dalam
pemberian fasilitas kredit. Pihak bank dalam hal ini petugas kredit harus selalu
mengikuti

jalannya

bisnis

debitur

secara

periodik

untuk

mengetahui

Universitas Sumatera Utara

perkembangan usaha debitur, sehingga bila terjadi gejala kurang baik dapat diatasi
secara dini.
3.

Menerapkan Kebijakan Perkreditan Yang Sehat
Dalam usaha perbankan khususnya perkreditan wajib menerapkan

kebijakan perkreditan yang sehat, hal ini dilakukan untuk menghindari
penyimpangan dalam penerapan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman
dan tata cara perkreditan.
4.

Menerapkan Pengelolaan Risiko Atau Mitigasi Resiko
Pengelolaan risiko atau mitigasi risiko merupakan langkah-langkah yang

harus diambil dalam rangka mengurangi atau menghilangkan risiko dan kerugian
yang mungkin terjadi, bentuk pengelolaan risiko kredit adalah melalui asuransi.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa :
1.

Penerapan analisis prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral,
Condition of economy)dalam proses penilaian calon debitur pada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung dilakukan dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit sesuai dengan
persyaratan dan prosedur dalam pemberian kredit, dan menganalisa kredit
berdasarkan kemampuan membayar dan kemauan membayar.

2.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa character dan collateral memiliki
hubungan/korelasi yang kuat dan positif serta memiliki hubungan yang
signifikan terhadap keputusan pemberian kredit. Sedangkan Capacity, Capital,
dan Condition Of Economy memiliki hubungan/korelasi yang lemah dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusan pemberian kredit.
Hubungannya yaitu character berhubungan positif terhadap keputusan
pemberian kredit sebesar

64.2%, capacity berpengaruh positif terhadap

keputusan pemberian kredit sebesar 5.3%, capital memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pemberian kredit sebesar 2.1%,

collateral

memiliki

pengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit sebesar 23.8% dan

Universitas Sumatera Utara

condition of economy memiliki

pengaruh positif terhadap keputusan pemberian

kredit sebesar 2.3%.

B.

Saran
Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka akan diberikan beberapa

saran yang dianggap perlu sebagai masukan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Jalan Bandung. Adapun saran – saran tersebut adalah :
1.

Diharapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung
dapat

mempertahankan penerapan prinsip

kehati-hatian dalam proses

pemberian kredit khususnya penerapan prinsip 5C. dimana prinsip 5C sangat
membantu dalam memberikan gambaran tentang kinerja calon debitur yang
akan mengajukan kredit dan menilai semua aspek yang berhubungan dengan
pengajuan kredit yang diminta serta berguna dalam mengurangi kredit macet.
2.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung untuk bisa
meningkatkan professionalism kerja karena tidak jarang pihak bank lebih
mengutamakan unsur kekerabatan dan rekan terdekat dal