Analisis Kliring Berdasarkan Warkat Pada Pt Bank Mandiri Cabang Medan Jalan Bandung Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kliring
Kliring dibentuk oleh Bank Indonesia (BI) pada tanggal 3 Maret 1967.Kata
clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata “clear” yang berarti jelas dan terang.
Penggunaan kata clear menjadi clearing berasal dari kata kerja toclear yang
artinya membersihkan dan menyelesaikan. Istilah clearing kemudian dibahasa
Indonesia-kan menjadi Kliring.Pada Pasal 1 Peraturan bank Indonesia Nomor
12/5/PBI/2010 Kliring adalah pertukaran Data Keuangan Elektronik (DKE)
dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama
nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Menurut Kasmir (2014:132) definisi kliring adalah penyelesaian hutang
piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat – warkat yang akan
dikliringkan di lembaga kliring. Penyelesaian hutang piutang dimaksud adalah
penagihan cek atau bilyet giro melalui bank. Sedangkan pengertian warkat adalah
surat berharga seperti cek, bilyet giro, dan surat piutang lainnya. Kemudian yang
dimaksud dengan Lembaga Kliring adalah lembaga yang dibentuk dan dikordinir
oleh Bank Indonesia setiap hari kerja.
Pengertian Kliring menurut Veithzal (2013:352), kliring merupakan sarana
perhitungan utang piutang dalam bentuk surat-surat berharga dan surat dagang

antara bank-bank peserta kliring yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia selaku
bank sentral yang mengatur memajukan, memperluas, dan memperlancar arus lalu

Universitas Sumatera Utara

lintas antara bank-bank peserta kliring yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia
selaku bank sentral yang mengatur memajukan, memperluas, dan memperlancar
arus lalu lintas pembayaran giral serta terselenggara secara mudah, cepat dan
aman.
Bank yang ikut kliring disebut peserta kliring dan merupakan bank yang
sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tugas
Bank Indonesia yaitu mengatur dan menjaga stabilitas kelancaran sistem
pembayaran dalam rangka terwujudnya sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman dan handal untuk mendukung stabilitas sistem keuangan. Kliring merupakan
salah satu tugas Bank Indonesia dalam pembinaan perbankan di Indonesia guna
memperluas, memperlancar, serta mengatur lalu lintas pembayaran dengan warkat
bank yang diperhitungkan atas beban untuk kepentingan nasabah bank, yang lebih
dikenal dengan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Kliring
merupakan sebuah sistem layanan transfer uang antar bank yang berbeda yang

bertujuan untuk menyelesaikan hutang piutang antar bank dengan cara
menyerahkan warkat – warkat yang akan dikliringkan.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukan tentang pengertian kliring,
maka penulis menyimpulkan bahwa kliring merupakan perhitungan utang-piutang
antara peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan
surat-surat berharga dan surat dagang, yang telah ditetapkan untuk dapat
diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya kliring diharapakan penggunaan alat-alat lalu lintas
pembayaran giral di masyarakat dapat meningkat sehingga otomatis akan
meningkatkan simpanan dana masyarakat di bank yang dapat dipergunakan oleh
bank untuk membiayai sektor-sektor produktif di masyarakat.
B. Sistem Kliring
Menurut Latumaerissa (2011:99) saat ini penyelenggara kliring dilakukan
dengan menggunakan 4 (empat) macam sistem kliring, yaitu :
1. Sistem Manual
Sistem manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam

pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilahan warkat
dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses sistem manual,
perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh peserta
kliring.
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung sistem
kliring secara manual dilakukan dengan memilah warkat secara manual. Namun,
sistem ini tidak terlalu sering dipergunakan karena besarnya resiko kesalahan
perhitungan. Sehingga, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan
Bandung menggunakan sistem ini bila terjadi gangguan jaringan untuk melakukan
sistem kliring otomasi.
2. Sistem Semi Otomasi
Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakuakan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap

Universitas Sumatera Utara

peserta. Pada proses sistem semi otomatisasi, perhitungan kliring akan didasarkan
pada Data Keuangan Elektronik (DKE) yang dibuat oleh peserta kliring sesuai
dengan warkat yang dikliringkan.

Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung akan
memilah warkat secara manual kemudian megirimkan data kepada penyelenggara
yaitu Bank Indonesia untuk dilakukan perhitungan secara otomasi. Resiko
kesalahan dalam perhitungan pun dapat diminimalisir.
3. Sistem Otomasi
Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. Pada proses sistem otomasi,
perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring.
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung
pemilahan warkat, pelaksanaan perhitungan dilakukan oleh Bank Indonesia
sebagai penyelenggara yang dimana perhitungannya didasarkan pada warkat yang
dibuat oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung.
Dengan adanya kliring otomatis diharapkan penggunaan data secara elektronik di
masyarakat dapat meningkat sehingga otomatis akan meningkatkan simpanan
dana masyarakat di Bank yang dapat dipergunakan oleh bank untuk membiayai
sektor-sektor produktif di masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


4. Sistem Kliring Nasional
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI
adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debit yang
penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung sistem
kliring nasional dapat memudahkan nasabah untuk melakukan kegiatan kliring di
seluruh Indonesia yang akan meningkatkan kegiatan transaksi masyarakat
Indonesia dan Bank Mandiri dapat membantu masyarakat Indonesia dalam
memajukan perekonomian masyarakat Indonesia.

C. Warkat Kliring
Menurut Kasmir (2014:132)Warkat kliring adalah permintaan nasabah bank
untuk penagihan piutangnya berupa uang giral atau pembayaran kewajibannya
melalui Lalu Lintas Pembayaran (LPP) Modern dalam suatu lembaga kliring.
Dengan kata lain, warkat adalah alat lalu lintas pembayaran giral yang
diperhitungkan dalam kliring. Proses penyelesaian warkat– warkat kliring di
lembaga kliring terdiri dari berbagai tahap. Tahap – tahap ini harus dijalani untuk
menyelesaikan seluruh warkat yang dikliringkan.Sedangkan warkat–warkat yang
dapat dikliringkan atau diselesaikan di lembaga kliring adalah warkat–warkat
yang berasal dari dalam kota. Menurut Kasmir (2014:132) macam-macam warkat

yang dapat dikliringkan adalah sebagai berikut :
1. Cek (Cheque)
Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang

Universitas Sumatera Utara

kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Pemindahan hak atas cek dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu untuk cek atas
nama, pemindahan haknya dapat dilakukan dengan cara endosement, sedangkan
untuk cek atas unjuk, pemindahan haknyahanya dengan memindahkan cek dari
tangan ke tangan tanpa membutuhkan adanya endosemen.
Syarat Formal Cek
Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 178 Kitab Undang- Undang Hukum
Dagang (KUHD) setiap cek harus memenuhi syarat formal sebagai berikut :
a. Nama “cek” harus termuat dalam teks;
b. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu;
c. Nama pihak yang harus membayar (tertarik);
d. Penunjukan tempat dimana pembayaran harus dilakukan;
e. Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik;

f. Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (penarik).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Cek
a. Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam rekening gironya
pada saat Cek diunjukkan pada bank tertarik
b. Daluarsa Cek dihitung setelah lewat waktu 6 (enam) bulan terhitung
sejak mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran, sedangkan
tenggang waktu pengunjukan Cek adalah 70 (tujuh puluh) hari sejak
tanggal penarikan.
c. Jika saat Cek diunjukan pada masa pengunjukan dananya tidak
mencukupi, dikategorikan sebagai Cek Kosong.

Universitas Sumatera Utara

d. Jika saat Cek diunjukan setelah daluarsa dananya tidak mencukup, tidak
dikategorikan sebagai Cek Kosong
e. Jika ada coretan/perubahan harus ditandatangani oleh pemilik rekening
f. Cek yang jumlah uangnya ditulis dalam huruf dan angka bila terdapat
perbedaan, berlaku jumlah yang ditulis lengkap dalam huruf.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana

untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada
rekening pemegang yang disebutkan.
Syarat Formal Bilyet Giro
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 18/41/PBI/2016 tentang Bilyet Giro
yang dierlakukan efektif sejak 1 April 2017. Setiap bilyet giro harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Masa berlaku Bilyet Giro adalah 70 (tujuh puluh) hari sejak Tanggal
Penarikan dimana pada masa tersebut penarik tidak dapat membatalkan Bilyet
Giro dan Penarik wajib menyediakan dana yang cukup untuk terhindar dari
sanksi sebagai PenarikBilyet Giro(BG) kosong yang dapat menyebabkan
nama nasabah masuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia.
b. Tanggal penarikan dan tanggal efektif harus ditulis keduanya.
c. Nominal Bilyet Giro yang dapat dikliringkan maksimal Rp 500.000.000
(Bilyet Giro dengan jumlah diatas 500.000.000 akan diproses melalui Real
Time Gross (RTGS) dan nasabah akan dikenakan biaya yang berlaku).

Universitas Sumatera Utara

d. Bilyet Giro wajib mencantumkan nama jelas Penarik Bilyet Giro, dengan
ketentuan:

1. Nama jelas Penarikwajib dicantumkan dalam Bilyet Giro(BG) jika belum
dilakukan personalisasi oleh Bank. Apabila Penarik adalah badan hukum
dan/ataubadan usaha dan belum dilakukan personalisasi, nama jelas
Penarik adalah nama badan hukum dan/atau badan usaha pemilik
Rekening Giro.
2. Nama jelas Penarik tidak wajib dicantumkan dalam Bilyet Giro(BG) jika
personalisasi telah dilakukan oleh Bank.
e. Tanda tangan Penarik dalam Bilyet Giro wajib menggunakan tanda tangan
basah.
f. Batas maksimum koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro adalah
paling banyak 3 (tiga) kali dengan memenuhi ketentuan yang diatur oleh
Bank Indonesia (BI).
g. Penyerahan Bilyet Giro nasabah ke Teller harus nasabah pemegang atau jika
atau menyuruh orang lain harus membuat surat kuasa.
h. Proses pencairan Bilyet Giro tidak boleh dipindah tangankan
Hal-hal yang menyebabkan Pembatalan Bilyet Giro
a. Tidak memenuhi syarat formal Bilyet Giro
b. Pencantuman Tanggal Efektif tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan
c. Terdapat koreksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
d. Diunjukkan tidak dalam Tenggang Waktu Efektif

e. Syarat formal Bilyet Giro diduga diisi oleh pihak lain selain Penarik

Universitas Sumatera Utara

f. Bilyet Giro diblokir pembayarannya
g. Tanda tangan tidak sesuai dengan spesimen yang ditatausahakan
h. Bilyet Giro diduga palsu atau dimanipulasi
i. Rekening Giro Penarik telah ditutup
j. Tidak tersedia dana yang cukup pada rekening Giro tertarik
3. Nota Debet
Merupakan warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk keuntungan Bank / nasabah Bank yang menyampaikan warkat tersebut.
Nota Debet terdiri atas :
a. Nota Debet Keluar
Merupakan warkat yang yang disetorkan nasabah pada Bank lain.
b. Nota Debet Masuk
Merupakan warkat yang diterima oleh suatu Bank atas cek sendiri yang telah
ditarik oleh nasabahnya.
4. Nota Kredit
Merupakan warkat yang digunakan Bank untuk menyampaikan dana pada

Bank lainuntuk keuntungan Bank / nasabah yang menerima warkat tersebut.
Nota kredit terdiri atas :
a. Nota kredit keluar
Merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah
pada Bank lain.

Universitas Sumatera Utara

b. Nota Kredit Masuk
Merupakan warkat yang diterima oleh suatu Bank untuk keuntungan
rekening nasabah Bank tersebut.

5. Wesel Bank untuk Transfer
Merupakan surat pembayaran tanpa syarat kepada Bank tertarik untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau penggantinya pada
tanggal dan tempat tertentu.
6. Surat Bukti Penerimaan dari Luar Kota
Merupakan surat bukti pnerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagih
kepada bank penerima dana transfer melalui kliring lokal.

Universitas Sumatera Utara

D. Analisa dan Deskriptif data Warkat

Tabel 3.1
Kliring Debet Penyerahan Warkat Periode 2016
Cek
Bilyet Giro
Bulan
Jumlah
Nominal
Jumlah
Nominal (Rp)
(Rp)
10
614.561.058
231
13.137.850.094
Januari
12
1.232.391.204
233
13.137.288.906
Febuari
5
146.436.608
268
6.291.183.924
Maret
11
504.401.103
202
3.086.254.562
April
10
962.194.992
361
7.207.764.179
Mei
8
522.183.000
416
8.039.630.070
Juni
5
368.880.000
199
2.911.768.799
Juli
14
476.370.111
322
5.083.789.257
Agustus
11
1.625.767.542
396
6.493.973.864
September
13
1.600.631.067
187
5.399.682.673
Oktober
15
668.062.753
337
7.303.694.188
November
14
2.078.776.994
273
6.404.513.225
Desember
Total
128
10.800.656.432
3.425
84.497.392.931
Sumber: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, 2017

Dari Tabel 3.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Total warkat penyerahan yang dikliringkan oleh PT Bank Mandiri Cabang
Medan Jalan Bandung untuk warkat Cek bertambah dari bulan Januari ke
bulan Febuari sebesar 20% dan untuk BilyetGiro meningkat sebesar 0,86%.
2. Sedangkan dari bulan Febuari ke bulan Maret untuk warkat Cek mengalami
penurunan sebesar 58,3% tetapi untuk warkat Bilyet Giro mengalami
peningkatan sebesar 15%.
3. Pada bulan Maret ke April warkat Cek mengalami naik sebesar 120%
sedangkan untuk warkat Bilyet Giro turun sebesar 24,6%.

Universitas Sumatera Utara

4. Total warkat kliring yang dikliringkan pada bulan April ke bulan Mei untuk
warkat Cek turun sebesar 9,1% sedangkan untuk warkat Bilyet giro
mengalami peningkatan sebesar 78,7%.
5. Pada bulan Mei ke Juni warkat Cek mengalami naik sebesar 20% sedangkan
untuk warkat Bilyet Giro turun sebesar 15,2%.
6. Pada bulan Juni ke bulan Juli total warkat penyerahan yang dapat
dikliringkan menurun sebesar 37,5% dan untuk warkat Bilyet Giro juga
mengalami penurunan sebesar 52,1%
7. Untuk bulan Juli ke bulan Agustus total warkat penyerahan yang dapat
dikliringkan meningkat sebesar 180% dan untuk warkat Bilyet Giro juga
mengalami peningkatan sebesar 61,8%
8. Pada bulan Agustus ke bulan September total warkat yang dikliringkan untuk
warkat Cek mengalami penurunan sebesar 21,4% sedangkan untuk warkat
Bilyet Giro mengalami kenaikan sebesar 18,7%
9. Pada bulan September ke bulan Oktober total warkat yang dikliringkan untuk
warkat Cek mengalami peningkatan sebesar 18,2% sedangkan untuk warkat
Bilyet Giro mengalami penurunan sebesar 52,8%
10. Total warkat penyerahan yang dikliringkan pada bulan Oktober ke bulan
November mengalami kenaikan sebesar 15,4% sedangkan untuk warkat
Bilyet Giro mengalami penurunan sebesar 80,2%
11. Pada bulan November ke bulan Desember warkat penyerahan yang dapat
dikliringkan untuk warkat Cek turun sebesar 6,7% dan untuk warkat Bilyet
Giro juga mengalami penurunan sebesar 19%

Universitas Sumatera Utara

Total keseluruhan warkat kliring penyerahan yang dapat dilakukan oleh PT
Bank Mandiri Cabang Medan Jalan Bandung (Persero) 2016 untuk Cek sebanyak
128 lembar dengan nominal sebesar Rp 10.800.656.432 dan untuk Bilyet Giro
sebanyak 3.425 lembar dengan nominal sebesar Rp 84.497.392.931. Yang berarti,
setiap bulannya rata-rata warkat yang dikliringkan untuk Cek sebanyak 10,67
lembar dan Bilyet Giro sebanyak 285,417.
Atau dengan rumus rata-rata warkat yang dikliringkan setiap bulannya yaitu :
Cek=

128
Total Cek
=
= 10,67
12
Jumlah Bulan

Bilyet Giro =

Total Bilyet Giro
3.425
=
=285,417
Jumlah Bilyet Giro
12

Berikut ini adalah histogram yang datanya diperoleh dari Tabel 3.1 :

Sumber: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, 2017
Gambar 3.1
Histogram Kliring Debet Penyerahan Warkat Periode 2016

Universitas Sumatera Utara

E. Penyelenggara Kliring
Menurut Veithzal (2013:352) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI) diselenggarakan oleh :
a. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu unit kerja di Kantor Pusat
Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) secara nasional; dan
b. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia
dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola
dan menyelenggarakanSistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
di suatu wilayah kliring tertentu.

F. Peserta Kliring
Menurut Thamrin(2012:185), bank peserta kliring adalah bank-bank umum
dan bank pembangunan yang berada di wilayah kliring tertentu yang
dikoordinator oleh Bank Indonesia atau bank yang di wilayah itu.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku saat ini, pihak yang dapat menjadi
peserta SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) adalah Bank. Setiap
bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) di suatu wilayah kliring, dengan persyaratan antara lain
sebagai berikut:
1. Telah memperoleh izin usaha atau izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

2. Lokasi kantor bank memungkinkan untuk mengikuti penyelenggaraan Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) secara tertib sesuai jadwal yang
ditetapkan PKL (Penyelenggara Kliring Lokal).
3. Telah menandatangani perjanjian penggunaan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) antara Bank Indonesia dengan bank sebagai peserta.
4. Kantor Bank yang akan menjadi peserta menyediakan perangkat kliring,
antara lain meliputi perangkat Terminal Peserta Kliring (TPK) dan jaringan
komunikasi data baik

G. Penyediaan Pendanaan Awal (Prefund)
Menurut Hendro (2014:24). dengan diterapkannya mekanisme Failure to
Settle (FtS), maka sebelum mengikuti kliring debet dan kliring kredit, Bank wajib
menyediakan prefund yang dimaksudkan untuk mengantisipasi pemenuhan
potensi kewajiban dari seluruh kantor Bank yang menjadi peserta pada
penyelenggaraan kliring debet dan kliring kredit, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Prefund kliring debet dan prefund kliring kredit dilakukan secara terpisah.
2. Batas minimum prefund :
a. Kliring Debet, tagihan debet (incoming debet) harian terbesar selama 12
(dua belas) bulan terakhir dengan mengeluarkan data “outlier”.
b. Kliring Kredit, minimal nilai nominal Rp1,00 (satu rupiah).
3. Jenis prefund:
a. Kliring Debet, dana tunai (cash prefund) dan atau agunan (collateral
prefund). Jenis agunan dapat

berupa

Sertifikat

Bank

Indonesia

Universitas Sumatera Utara

(SBI)/Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Surat Utang Negara
(SUN) dan atau surat berharga atau tagihan lain yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
b. Kliring Kredit, hanya dalam bentuk dana tunai (cash prefund).
4. Batas waktu penyediaan prefundadalah pukul 08.00 WIB.
5. Dalam hal ini bank tidak melakukan penyediaan salah satu atau kedua jenis
prefund maka Bank tidak dapat mengikuti kliring debet dan kliring kredit.
6. Sebelum melakukan perhitungan akhir hasil kliring, Sistem Sentral Kliring
(SSK) akan melakukan simulasi perhitungan Failure to Settle (FtS) baik
untuk kliring debet maupun kliring kredit .

H. Tujuan dan Manfaat SKNBI
Tujuan diterapkannya Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
pada penyelenggaraan kliring di Indonesia adalah untuk meningkatkan efisiensi
sistem pembayaran ritel serta memenuhi prinsip – prinsip manajemen risiko dalam
penyelenggaraan kliring.
Adapun manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI) menurut Supriyono (2011:48) adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Bank Indonesia
a. Efisiensi waktu dan biaya, khususnya dalam hal :
1. Operasional kliring dengan ditiadakannya fisik warkat kredit;
2. Maintenance aplikasi kliring dengan digunakannya sistem yang
terintegrasi di seluruh wilayah kliring.

Universitas Sumatera Utara

b. Tersedianya jangkauan transfer antar bank melalui kliring yang lebih luas
dengan diakomodirnya kliring antar wilayah untuk transfer kredit.
c. Memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring
yang bersifat multilateral netting.
2. Bagi Bank
a. Efisiensi biaya operasional bank dalam pencetakan dan proses administrasi
warkat kredit.
b. Semakin luasnya jangkauan layanan bank kepada nasabah.
3. Bagi Nasabah
a. Transaksi pembayaran lebih cepat mudah, aman, dan tidak memerlukan
waktu, tenaga, dan biaya yang besar.
b. Memperlancar transaksi keuangan dan lalu lintas pembayaran.

I. Jadwal Kliring
Menurut Thamrin (2012:187)Dalam rangka memberikan keleluasaan
kepada pelaku ekonomi di seluruh Indonesia yang terdiri dari 3 (tiga) zona waktu
untuk dapat melakukan transfer kredit dengan lancar, maka kliring kredit
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus kliring. Pengiriman Data Keungan Elektronik
(DKE) kredit pada siklus pertama dilakukan mulai pukul 08.15 s.d. 11.30 WIB
sedangkan pengiriman Data Keungan Elektronik (DKE) kredit pada siklus kedua
dilakukan mulai pukul 12.45 WIB s.d. 15.30 WIB.
Untuk kliring debet pengiriman Keungan Elektronik (DKE) debet
ditetapkan oleh masing-masing Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) dengan batas

Universitas Sumatera Utara

maksimal pengiriman hasil perhitungan kliring lokal ke Sistem Sentral Kliring
(SSK) pada pukul 15.30 WIB.

J. Alur Proses Kliring
Menurut Latumaerissa (2011:100), setiap sistem dari kliring memiliki alur
proses :
a. Sistem Manual
Pelaksanaan fungsi- fungsi kliring seluruhnya dilakukan secara manual,
dengan proses sebagai berikut :
1. Perhitungan kliring dan pemilahan/ penyampaian warkat dilakuakan oleh
semua peserta;
2. Pembuatan dan pencocokan rincian Daftar Warkat Kliring, penyusunan Neraca
Kliring serta pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh peserta;
3. Penyusunan neraca kliring penyerahan dan pengembalian gabungan dilakukan
oleh penyelenggara;
4. Setelah proses Netting di lembaga kliring selesai, masing-masing bank
menyelesaikan transaksi pada rekening nasabahnya dan membuat daftar warkat
yang dikembalikan/ditolak pada hari yan sama.

Universitas Sumatera Utara

Sumber:www.bi.go.id,20 17
Gambar3.2
Alur Sistem Kliring Manual

b. Sistem Semi Otomasi (SOKL)
Pelaksanaan fungsi- fungsi kliring seluruhnya dilakukan secara Sistem
Semi Otomasi (SOKL), dengan proses sebagai berikut :
1. Peserta merekam data setiap lembar warkat yang akan dikliringkan ke dalam
disket;
2. Perhitungan kliring dilakukan oleh penyelenggara dibantu komputer;
3. Rekapitulasi, neraca dan Bilyet Saldo Kliring dibuat oleh penyelenggara;
4. Proses selanjutnya adalah rekonsiliasi atas hasil pertukaran warkat dan laporan
kliring

Universitas Sumatera Utara

Sumber :www.bi.go.id,2017
Gambar 3.3
Alur Sistem Kliring Semi Otomasi

c.

Sistem Otomasi
Pelaksanaan fungsi- fungsi kliring seluruhnya dilakukan secara Sistem
Otomasi, dengan proses sebagai berikut :

1. Pertama mempersiapkan warkat umum mekanisme dan dokumen kliring
meliputi pemisahan warkat menurut Jenis transaksinya, pembubuhan stempel
kliring dan pencantuman informasi Magnetic Ink Character Recognition
(MICR)code line baik pada warkat maupun pada dokumen kliring.
2. Laporan kliring dibuat oleh penyelenggara menggunakan mesin baca (reader
sorter) dan komputer mainframe
3. Proses selanjutnya adalah rekonsiliasi atas hasil pertukaran warkat dan laporan
kliring

Universitas Sumatera Utara

4. Setelah itu, setelmen akhir dilakukan melalui sistemBank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS) pada rekening masing-masing bank di Bank
Indonesia Pusat. Semua warkat yang ditolak dikembalikan ke bank yang
menyerahkan warkat tersebut.

Sumber : www.bi.go.id,2017
Gambar 3.4
Alur Sistem Kliring Otomasi

d. Sistem Kliring Nasional
Proses kliring Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dibedakan
atas 2 jenis, yaitu proses Kliring Kredit dan proses Kliring Debet. Adapun
mekanisme kliring kredit adalah sebagai berikut :
1. Kliring Kredit
Mekanisme proses kliring kredit :
a. Sebelum kegiatan kliring kredit dimulai, Bank wajib menyediakan prefund
b. Peserta membua Data Keungan Elektronik (DKE) kredit berdasarkan aplikasi
transfer.

Universitas Sumatera Utara

c. Mengirimkan Data Keungan Elektronik (DKE)

kredit ke Sistem Sentral

Kliring (SSK).
Pengiriman Data Keungan Elektronik (DKE) kredit dapat dilakukan secara
online maupun offline tergantung dengan jenis Terminal Peserta Kliring
(TPK) yang digunakan oleh peserta.
d. Untuk peserta yang menggunakanTerminal Peserta Kliring (TPK)offline,
penyampaian Data Keuangan Elektronik (DKE)

kredit dilakukan dengan

menggunakan media rekam data elektronis seperti disket, flashdisk atau
Compact Disk (CD) yang diserahkan ke Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
dan selanjutnya Data Keungan Elektronik (DKE) tersebut oleh Penyelenggara
Kliring Lokal (PKL) dikirim ke Sistem Sentral Kliring (SSK).
e. SSK akan melakukan penggabungan dan perekaman seluruh Data Keungan
Elektronik (DKE) kredit yang diterima.
f. Atas dasar Data Keuangan Elektronik (DKE) kredit yang diterima, Sistem
Sentral Kliring (SSK) melakukan perhitungan kliring kredit secara nasional.
g. Selanjutnya Sistem Sentral Kliring (SSK) melakukan simulasiFailure to
Settle(FtS).

Apabila

hasil

simulasi

Failure

to

Settle(FtS)

tersebut

menunjukkan nilai negatif, maka Bank dapat menambahkan kekurangan atas
prefund sampai dengan batas waktu yang ditetapkan.
h. Setelah batas akhir penambahan prefund, Sistem Sentral Kliring (SSK)
melakukan perhitungan hasil kliring kredit nasional. Hasil perhitungan
tersebut akan dibukukan ke rekening giro Bank di Sistem Bank Indonesia
Real Time Gross Settlement(BI-RTGS).

Universitas Sumatera Utara

i. Setelah Sistem Sentral Kliring (SSK) selesai melakukan proses perhitungan
kliring kredit secara nasional, Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) dapat
men-donwload Data Keungan Elektronik (DKE) inward dan laporan hasil
kliring kredit dari Sistem Sentral Kliring(SSK).
j. PKL akan mendistribusikan Data Keungan Elektronik (DKE) inwarddalam
bentuk media rekam data elektronis seperti disket, flashdisk atau Compact
Disk (CD) dan laporan hasil kliring kredit kepada peserta yang menggunakan
jenis Tempat Pesera Kliring (TPK offline).
k. Setelah SSK selesai melakukan proses perhitungan kliring kredit secara
nasional, peserta dengan menggunakan Tempat Pesera Kliring (TPK Online)
dapat men-donwload Data Keungan Elektronik (DKE) inward dan laporan
hasil kliring kredit dari Sistem Sentral Kliring (SSK).

Universitas Sumatera Utara

Sumber : www.bi.go.id,2017
Gambar3.5
Alur Proses Kliring Kredit pada Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia(SKNBI)

Universitas Sumatera Utara

2. Kliring Debet
Penyelenggaraan Kliring debet dilakukan per wilayah kliring oleh
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL). Transaksi yang dapat dikliringkan adalah
transfer debet yang berasal dari warkat debet berupa cek dan bilyet giro. Transfer
debet yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik disertai disertai
dengan penyampaian warkat debet.
Mekanisme proses kliring debet :
a. Sebelum kegiatan kliring debet dimulai, Bank wajib menyediakan prefund.
b. Peserta membuat Data Keuangan Elektronik (DKE) debet berdasarkan warkat
debet yang akan dikliringkan.
c. Mengirimkan Data Keuangan Elektronik (DKE) debet dan warkat debet ke
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL). Pengiriman Data Keuangan Elektronik
(DKE) debet dapat dilakukan secara online maupun offline tergantung dengan
jenis Tempat Pesera Kliring (TPK) yang digunakan oleh peserta.
d. Selanjutnya

Penyelenggara

Kliring

Lokal

(PKL)

akan

melakukan

penggabungan dan perekaman atas Data Keuangan Elektronik (DKE) debet
yang telah lolos validasi. Sementara untuk warkat debet akan dipilah
berdasarkan bank tertuju :
1. Secara otomasi dengan menggunakan mesin reader sorter berteknologi
image, bagi Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) yang telah menerapkan
sistem pilah warkat otomasi; atau
2. Secara manual oleh masing- masing peserta di lokasi Penyelenggara
Kliring Lokal (PKL) yang belum menerapkan sistem pilah warkat otomasi.

Universitas Sumatera Utara

e. Atas

dasar

Data

Keuangan

Elektronik

(DKE)debet

yang

diterima,

Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) akan melakukan perhitungan kliring debet.
f. PKL mengirimkan hasil perhitungan kliring debet lokal ke Sistem Sentral
Kliring (SSK).
g. Mencetak laporan hasil kliring debet untuk selajutnya didistribusikan kepada
seluruh peserta bersamaan dengan warkat debet.
h. Setelah hasil perhitungan kliring debet lokal dari seluruh penyelenggara kliring
di terima oleh Sistem Sentral Kliring(SSK), akan dilakukan perhitungkan
kliring debet secara nasional.
i. Selanjutnya Sistem Sentral Kliring (SSK) melakukan simulasi Failure to
Settle(FtS).
j. Apabila hasil perhitungan kliring debet nasional, bank menang kliring (posisi
kredit), seluruh cash prefund yang telah disediakan dikredit kembali ke
rekening giro bank bersamaan dengan pengkreditan hasil kliring yang
bersangkutan. Dan apbila bank kalah kliring (posisi debet), sistem secara
otomatis akan melakukan penyelesaian atas kewajiban bank tersebut dengan
urutan sebagai berikut :
1. Pertama-tama sistem akan menggunakan cash prefund yang telah
disediakan bank;
2. Apabila kewajiban bank masih lebih besar dari cash prefund maka
kekurangannya akan dipenuhi dari dana yang tersedia pada rekening giro
Bank;

Universitas Sumatera Utara

3. Apabila kewajiban bank masih lebih besar dari cash prefund dan saldo pada
rekening giro, maka atas kekurangan saldo rekening giro bank tersebut
sistem akan menggunakan Fasilitas Likuiditas Intrahari Kliring (FLIKliring) atau Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah Kliring (FLIS-Kliring)
berdasarkan collateral refund yang disediakan oleh bank. Apabila
kekurangan saldo rekening giro Bank masih belum dapat ditutup dengan
Fasilitas Likuiditas Intrahari- Kliring / Fasilitas Likuiditas Intrahari SyariahKliring(FLI-Kliring/FLIS-Kliring), maka kekurangan tersebut ditutup
dengan surat berharga Bank yang ada pada rekening Fasilitas Likuiditas
Intrahari-Real Time Gross Settlement/ Fasilitas Likuiditas Intrahari
SyariahReal Time Gross Settlement(FLI-RTGS/FLIS-RTGS).
4. Pelunasan Fasilitas Likuiditas Intrahari- Kliring / Fasilitas Likuiditas
Intrahari Syariah- Kliring dan Fasilitas Likuiditas Intrahari- Real Time
Gross Settlement/ Fasilitas Likuiditas Intrahari SyariahReal Time Gross
Settlement (FLI-Kliring/FLIS - Kliring dan FLI – RTGS/ FLIS – RTGS)
harus dilakukan sebelum tutup Sistem Bank Indonesia- Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS).
5. Apabila sampai dengan akhir hariFasilitas Likuiditas Intrahari- Kliring /
Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah- Kliring(FLI-Kliring/FLIS-Kliring)
belum dapat dilunasi maka akan menjadi Fasilitas Pendanaan Jangka
Panjang (FPJP) atau Fasilitas Pendanaan Jangka Panjang Syariah (FPJPS).
k. Setelah proses kliring debet selesai, peserta dapat memperoleh Data
Keuangan Elektronik (DKE)inward dengan cara men-download dari

Universitas Sumatera Utara

Sistem Sentral Kliring (SSK) atau dari Komputer Penyelenggara Kliring
(KPK) melalui media rekam data elektronis (disket, flashdisk, atau CD).

Sumber : www.bi.go.id,2017
Gambar3.6
Alur Proses Kliring Debet pada Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia(SKNBI)

Universitas Sumatera Utara

K. Perhitungan Kliring Dan Settlement Hasil Kliring
Perhitungan Kliring dan Settlement hasil kliring
1. Kliring Kredit
a. Perhitungan kliring kredit dilakukan secara nasional dengan menggunakan
metode multilateral netting.
b. Settlement hasil perhitungan kliring kredit dilakukan pada rekening giro
bank peserta yang disimpan di sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS).
c. Perhitungan dan settlement hasil kliring kredit pada saat ini dilakukan oleh
Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) sebanyak 4 (empat) kali dalam 1
hari, yaitu pada pukul 10.00 WIB, pukul 12.00 WIB, pukul 14.00 WIB dan
pukul 16.00 WIB oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
2. Kliring Debet
a. Perhitungan kliring debet dilakukan dilakukan per wilayah kliring lokal
dengan metode multilateral netting oleh Penyelenggara Kliring Lokal
(PKL).
b. Perhitungan kliring debet merupakan hasil netto antara hasil pada kliring
penyerahan dan kliring pengembalian dari seluruh wilayah kliring lokal.
c. Settelmenthasil perhitungan kliring debet dilakukan oleh Penyelenggara
Kliring Nasional (PKN) sebanyak 1 (satu) kali pada akhir jam operasional
ke rekening giro bank peserta di sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS).

Universitas Sumatera Utara

L. Faktor- Faktor Penyebab Warkat Kliring Ditolak
Dalam praktiknya tidak semua warkat kliring dapat dikliringkan. Menurut
Latumaerissa (2011:129), berikut faktor-faktor penyebab terjadinya warkat kliring
ditolak :
1. Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup
2. Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup.
3. Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat
penyebutan tempat dan tanggal Penarikan.
4. Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan Penarik.
5. Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama dan nomor
Rekening Giro Pemegang.
6. Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama Bank
penerima.
7. Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat jumlah Dana
yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap lengkapnya.
8. Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan,
nama jelas dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2
Tolakan Warkat Kliring Periode 2016

Bulan

Jumlah

5
Januari
12
Febuari
6
Maret
4
April
5
Mei
7
Juni
10
Juli
1
Agustus
7
September
1
Oktober
4
November
2
Desember
Total
64
Sumber: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, 2017

Dari tabel 3.2 tolakan kliring tersebut dapat disimpulan tidak semua warkat
kliring dapat diterima, hal itu dapat dilihat dari Tabel 3.2 yang dimana terdapat 64
lembar warkat yang tidak dapat dikliringkan. Hal ini terjadi dikarenakan ke-64
warkat tersebut tidak memenuhi syarat kliring yang telah ditentukan. Seperti tidak
cukupnya dana untuk melakukan kliiring dan kesalahan penulisan nama.
Dari Tabel 3.2 tersebut dapat diambil kesimpulan :
1. Jumlah tolakan kliring pada bulan Febuari meningkat dibandingkan pada bulan
Januari menjadi 12 lembar
2. Pada bulan Maret jumlah tolakan kliring menurun menjadi 6 lembar
dibandingkan pada bulan Febuari yang berjumlah 12 lembar.

Universitas Sumatera Utara

3. Pada bulan April jumlah tolakan kliring menurun menjadi 4 lembar
dibandingkan pada bulan Maret yang berjumlah 6 lembar
4. Pada bulan Mei jumlah tolakan kliring naik menjadi 5 lembar dibandingkan
pada bulan April yang berjumlah 4 lembar
5. Jumlah tolakan kliring pada bulan Juni naik menjadi 7 lembar dibandingkan
pada bulan Mei yang berjumlah 5 lembar
6. Jumlah tolakan kliring pada bulan Juli naik menjadi 10 lembar dibandingkan
pada bulan Juni yang berjumlah 7 lembar
7. Jumlah tolakan kliring pada bulan Agustus turun menjadi 1 lembar
dibandingkan pada bulan Juli yang berjumlah 10 lembar
8. Pada bulan September jumlah tolakan kliring turun menjadi 7 lembar
dibandingkan pada bulan Agustus yang berjumlah 10 lembar
9. Pada bulan Oktober jumlah tolakan kliring turun menjadi 1 lembar
dibandingkan pada bulan September yang berjumlah 7 lembar
10. Jumlah tolakan kliring pada bulan November naik menjadi 4 lembar
dibandingkan pada bulan Oktober yang berjumlah 1 lembar
11. Jumlah tolakan kliring pada bulan Desember turun menjadi 2 lembar
dibandingkan pada bulan November yang berjumlah 4 lembar
12. Sehingga, disimpulkan juga pada tahun 2016 persentase jumlah warkat yang
ditolak adalah sebesar . yang diperoleh dari :

=

Jumlah warkat yang ditolak
× 100%
Jumlah warkat yang dikliringkan

=

64
× 100% = 1,8%
3.553

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian di atas maka diambil kesimpulan :
1. Warkat yang digunakan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan
Jalan Bandung lebih banyak menggunakan warkat Bilyet Giro dan Cek.
Untuk warkat-warkat yang lain penggunaanya tidak terlalu sering digunakan
lagi oleh para nasabah.
2. Prosedur kliring yang berlangsung pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Jalan Bandung sudah berjalan dengan ketentuan yang telah
diberikan oleh Bank Indonesia. Sehingga, tingkat kekeliruan maupun
kesalahan dapat diminimalisasi.
3. Alasan yang mengakibatkan terjadinya penolakan kliring yang sering terjadi
di Bank Mandiri yaitu saldo rekening tidak cukup, tidak dicantumkannya
tempat dan tanggal penarikan dan tidak terdapatnya tandatangan dan nama
jelas.

B.

Saran
1. Sebaiknya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan
Bandung sebagai peserta kliring memberikan sanksi tersendiri terhadap
nasabah

yang

melakukan transaksi dengan

rekening

kosong.

Universitas Sumatera Utara

2. Sebagai bank peserta kliring PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan
Jalan Bandung dapat meningkatkan lagi kualitas dan pelayanan promosi
terhadap pelaksanaan kliring yang dilakukan. Sehingga, bank dapat
meningkatkan pelayanan jasa mereka khususnya dibidang kliring yang
nantinya akan memberikan prestasi untuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Jalan Bandung.

Universitas Sumatera Utara