Chapter IIIIV Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Simpang Pos Medan Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Bank
Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima
simpanan uang dan meminjamkan uang.
Beberapa Pengertian Bank Menurut Para Ahli :
1. Pengertian Bank menurut Kasmir (2002 : 23) dalam bukunya Manajemen
Perbankan, secara sederhana bank dapat diartikan sebagai “lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya”.
2. Pengertian Bank menurut Suyatno (1997 : 1) dalam bukunya Bank
Politik, Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang
bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri,
dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan
alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

3. Pengertian Bank menurut Malayu H (2005 : 2) “Bank adalah badan usaha
yang kekayaan terutama dalam bentuk aset keuangan (Financial Assets)
serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan
saja.”
Menurut Megarita (2012 : 49) dalam UU No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan bahwa pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

18

19

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Maka secara garis besar dapat disimpulkan pengertian bank ialah
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang
pertama adalah menghimpun atau mengumpulkan dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit.

B.

Fungsi Bank
Menurut Triandaru (2008 : 9) secara umum fungsi bank adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan sebagai financial intermediacy. Secara lebih
spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan
agent of services.
1. Agent Of Trust (Lembaga Kepercayaan)
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada
saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari
bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan
dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur

20


kepercayaan.

Pihak

bank

percaya

bahwa

debitur

tidak

akan

menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman
dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada
saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan

pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent Of Development (Lembaga Untuk Pembangunan Ekonomi)
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan disektor rill
tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan
saling memengaruhi. Sektor rill tidak akan berkinerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa
penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan

perekonomian

di

sektor

rill.

Kegiatan

bank


tersebut

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa
kegiatan investasi, distribusi, konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya
penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini
tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Services (Menawarkan Jasa Perbankan Lainnya)
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyalur dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa
jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.

21

Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga

bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan.
C.

Pengertian Kredit Bank
Menurut Kasmir (2002 : 101) Kata kredit berasal dari bahasa latin

“credere” yang berarti percaya. Maksudnya pemberi kredit percaya menerima
kredit, bahwa kredit yang disalurkanna pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan
jangka waktunya.
Bila dikaitkan dengan kata usaha, kredit berarti suatu kegiatan usaha, yang
memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur
setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui
antara kreditur dan debitur.
Menurut Kasmir (2002 : 102) Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun
1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi
hasil.
D.

Jenis-jenis Kredit
Berdasarkan pengertiannya pada buku Bank & Lembaga Keuangan

Lainnya, Kasmir (2007 : 99) kredit terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

22

a. Menurut sifat penggunaan kredit
1. Kredit konsumtif
Kredit ini dapat membantu seorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
karena kredit digunakan peminjam untuk memenuhi kebutuhan misalnya :
makanan, pakaian dan sebagainya.
2. Kredit Produktif
Kredit ini digunakan peminjam kredit untuk peningkatan usaha produksi,
perdagangan maupun investasi. Melalui kredit produktif ini suatu utility dari
uang dan barang dapat terlihat dengan nyata, misalnya membeli mesinmesin, perlengkapan produksi, bahan baku dan lainnya.

b. Menurut Kepercayaan Kredit
1. Kredit Eksploitas
Kredit ini merupakan modal kerja untuk kualitas dan kuantitas perusahaan.
Kredit ini dipergunakan biasanya untuk membeli bahan-bahan baku dan
biaya distribusi dan lainnya.
2. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk penanaman modal misalnya, untuk
membeli mesin dan peralatan.
c. Menurut sektor penggunaan kredit
1. Sektor Pertanian dan Peternakan
2. Sektor Perkebunan
3. Sektor Industri
4. Sektor Perdagangan
5. Sektor Jasa dan Waktu Kredit

23

d. Menurut jangka waktu kredit
1. Kredit Jangka Pendek
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun dan dalam kredit

ini termasuk untuk tanaman musiman berjangka waktu lebih dari satu tahun.
2. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit
jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas
calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
Adapun jenis-jenis kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri Cabang Simpang
Pos Medan adalah :
a. Kredit Usaha Mikro
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Investasi
d. Kredit Usaha Rakyat
e. Kredit Multiguna Usaha
f. Mandiri Kredit Waralaba
g. Kredit Koperasi
h. Program Kemitraan
E.

Syarat-syarat Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa melakukan


pertimbangan-pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku. Untuk menimbulkan suatu kepercayaan kepada nasabah,
setelah dilakukan pendekatan antara pihak pemberi dan penerima kredit maka
pihak bank sebagai pemberi kredit perlu untuk meneliti terlebih dahulu tentang

24

apa dan bagaimana serta siapa calon penerima kredit tersebut. Dalam hal ini
dikenal formulasi yang lazim digunakan dalam menentukan penilaian kredit yaitu
berpedoman pada formulasi 5 “C” yang antara lain adalah :
a. Character (Watak/Kepribadian)
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby dan
sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.
b. Capacity (Kemampuan)
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini.

Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan.
c. Capital (Modal)
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat
dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
d. Collateral (Jaminan)
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

25

Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
e. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang
dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Sumber: Buku Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Kasmir, 2007 : 104).
Adapun syarat-syarat kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri cabang
Simpang Pos Medan adalah sebagai berikut :
1. Form aplikasi kredit dilengkapi dengan pasfoto terbaru pemohon dan
pasangan.
2. Fotocopy KTP pemohon dan pasngan, fotocopy Kartu Keluarga,
fotocopy Surat Nikah/Cerai.
3. Slip Gaji terakhir/ Surat Keterangan Penghasilan, Fotocopy SK
Pengangkatan Pegawai Tetap/ Surat Keterangan Kerja.
4. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan berikut Perubahan Terakhir, SIUP,
TDP & Surat Keterangan domisili serta laporan pembukuan/ catatan
hasil usaha (minimal 3 bulan terakhir).
5. Fotocopy ijin praktek dan catatan hasil usaha (minimal 3 bulan
terakhir).
6. Fotocopy NPWP bagi setiap kredit >Rp. 50 Juta.
7. Fotocopy rekening Koran tabungan/ giro di Bank Mandiri/Bank lain.

26

8. Fotocopy sertifikat tanah (SHM/SHGB) dan IMB.
Keuntungan dan kemudahan yang didapatkan :
1. Proses cepat (sesuai dengan standart pelayanan 151 yaitu, 1 hari
pemberkasan, 5 hari proses, 1 hari cair).
2. Persyaratan mudah.
3. Jangka waktu kredit s/d 10 tahun.
4. Penggunaan bebas sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku.
5. Kredit di-cover dengan asuransi.
F.

Bentuk Jaminan dalam Penyaluran Kredit
Pada dasarnya yang memberikan kredit tentu menghendaki suatu jaminan

berada ditangannya yang mudah dijadikan uang untuk menutupi pinjaman bila
tidak dapat dilunasi oleh peminjam kredit untuk dijadikan jaminan tidak
senantiasa dapat memenuhi kehendak pemberi kredit, baik karena bentuk atau
sifat keyakinan itu maupun jumlah nominal nilai dari jaminan yang tidak
mencukupi, maka timbul lah beberapa macam jaminan yang dipakai untuk
memenuhi syarat pemberian kredit.
Selanjutnya pihak bank pemberi perlu kiranya untuk melakukan
peningkatan atas barang jaminan itu. Dimana maksud untuk mengikat jaminan itu
adalah kekuatan hukum bagi bank sebagai pemberi kredit untuk dapat membuat
(menjual jaminan) sesuatu yang mudah dijalankan dengan dasar legalitas hukum
yang sah.
Bentuk-bentuk jaminan yang dapat diterima oleh Bank sebagai jaminan
kredit yang disalurkan yaitu :

27

jaminan yang bersifat :
1. Materil, misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan, surat berharga;
2. Immateril, misalnya jaminan perorangan (borgtocht);
3. Berwujud, artinya sifatnya sendiri menggolongkannya kedalam golongan
itu yaitu segala barang yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lain, misalnya barang-barang inventaris kantor, kendaraan bermotor dan
sebagainya;
4. Tidak Berwujud adalah karena Undang-Undang menggolongkannya
kedalam golongan itu, misalnya cek, wesel, saham, obligasi dan tagihan;
5. Benda tetap atau barang tidak bergerak adalah suatu benda atau barang
yang tidak dapat bergerak atau tidak dapat dipindahkan secara fisik, yaitu
misalnya tanah dan bangunan, pekarangan dan apa yang didirikan
diatasnya, pohon dan tanaman ladang, mesin yang melekat pada tanah
dimana mesin tersebut berada, kapal laut serta kapal terbang.
Benda bergerak atau barang bergerak adalah barang yang karena sifatnya
dapat berpindah atau dipindahkan, yaitu misalnya kendaraan bermotor, deposito,
barang-persediaan (inventory), barang-barang inventaris kantor, mesin, hewan
ternak, tagihan, hak tagih atas klaim asuransi, dan sebagainya.
Adapun bentuk-bentuk jaminan dapat diterima oleh bank Mandiri sebagai
jaminan kredit yang disalurkannya, yaitu :
1. Jaminan barang-barang yang tidak bergerak
Peningkatan jaminan yang dilakukan untuk barang-barang tidak bergerak
yaitu dengan hipotik. Barang tidak bergerak atas hak tanah baik itu berupa

28

hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, semuanya ini diikat dengan
hipotik.
2. Jaminan barang-barang bergerak
Untuk jaminan yang terdiri dari barang bergerak didalam mengadakan
ikatan dengan cara gadai sesuai dengan KUHP atau berdasarkan hak milik
atau penyerahan hak milik (FEO yaitu Fiducere Eigendomz Overdracht).
Yang dimaksud dengan FEO adalah suatu ikatan berdasarkan kepercayaan.
Penyerahan hak milik misalnya untuk mobil, kendaraan lain yang
legalitasnya dibuktikan dengan surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi
kepolisian yang dapat dijadikan jaminan yaitu dengan menahan suratsuratnya.
3. Jaminan Orang (borgiocht)
Jaminan yang dilakukan dengan orang, orang tersebut haruslah orang
dipercaya

sebagai

jaminan.

Jaminan

tersebut

berdasarkan

faktor

kepercayaan, baik dari pihak peminjam maupun dari pihak terjamin, dan
faktor-faktor bonafiditas.
G.

Prosedur Pemberian Kredit
Nasabah yang datang ke bank untuk memperoleh kredit, tentu bank tidak

langsung memberikan kreditnya begitu saja. Bank memerlukan informasi tentang
data yang dimiliki calon penerima kredit. Daya yang dimaksud bagi bank untuk
menilai keadaan dan kemampuan nasabah, sehingga menumbuhkan kepercayaan
bank untuk memberikan kredit.
Langkah-langkah penyusunan kredit sejak permohonan diajukan sampai
dapat terealisasi tentunya harus melalui proses, syarat dan tata cara penyaluran

29

kredit untuk dapat menjadi debitur. Adapun proses dan langkah yang dimaksud
adalah :
1.

Pengajuan berkas-berkas.
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkasberkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya
yang berisi antara lain:
a. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan,
jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut
pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta
realisasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.
b. Maksud dan tujuan apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru
(perluasan) serta tujuan lainnya.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam hal ini pemohon menetukan
besarnya jumlah kredit yang diperoleh dan jangka waktu kreditnya.
Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktu dapat kita lihat
dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) 3
tahun terakhir. Jika analisis tidak sesuai permohonan, maka pihak
bank tetap berpedoman terhadap analisis mereka dalam menentukan
jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si
pemohon.

30

d. Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci caracara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil
penjualan atau cara lainnya.
e. Jaminan kredit. Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segal
resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada
unsure kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti
jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut, pihak
perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya pemohon kredit
dibatalkan saja.
3. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam untuk meyakinkan apakah berkasberkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil
on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot

31

dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara
I dicocokkan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan
mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima maka, dipersiapkan adminitrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :
a. Jumlah uang yang diterima
b. Jangka waktu kredit
c. Dan biaya-biaya yang akan harus dibayar
7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit di cairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan hipotik dan surat
perjanjian atau penandatanganan dilaksanakan :
a. Antara bank dengan debitur secara langsung
b. Dengan melalui notaris
8. Realisasi Kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat
yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan yang
bersangkutan.
9. Penyaluran/Penarikan uang

32

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu bisa
diambil secara sekaligus atau secara bertahap.
SUMBER: Buku Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Kasmir, 2007 : 110).
Sedangkan pada Bank Mandiri Persero, Prosedur Pemberian Kredit
sebagaimana normal credit process dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1.

Initiation (inisiasi)

2. Verification (pemeriksaan)
3. Analysis / Scoring (analisis / penilaian)
4. Credit Approval (persetujuan kredit)
5. Legal Documentations (dokumen yang sah)
6. Disbursement (pencairan)
7. Monitoring (pemantauan)
Proses pemberian kredit wajib menggunakan Loan Origination System
(LOS). Dimana Loan Origination System adalah sistem yang dikembangkan
secara khusus untuk mendukung pemrosesan aplikasi kredit yang dibutuhkan oleh
bank. Teknologi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah
teknologi electronic workflow, yang dimanfaatkan dalam kaitannya dengan proses
monitoring dan pengendalian berbagai macam langkah kerja, termasuk
didalamnya penggunaan teknologi digital imaging, untuk mengurangi delay dan
inefisiensi yang terjadi akibat alur kerja yang masih berbasis kertas (paper-based
workflow).
Sumber: PT. Bank Mandiri cabang Simpang Pos Medan.

33

Di dalam penyaluran kredit kepada calon nasabah PT. Bank Mandiri
Cabang Simpang Pos Medan menetapkan target kepada tim marketingnya. Hal ini
digunakan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan untuk
meningkatkan penyaluran kredit perusahaan dan juga untuk meningkatkan
efektifitas tim marketing agar serius dalam memprospek calon nasabahnya.
Berikut ini adalah jumlah nasabah PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan
Pada Juni tahun 2014 jumlah debitur pada bank Mandiri Cabang Simpang Pos
Medan sebanyak 2347 dengan jumlah nominal Rp. 245.536.855.
Tabel 2.1
Kredit Macet Pada Bank Mandiri Cabang Simpang Pos
Januari-Juni 2014
TAHUN 2014
KETERANGAN
REKENING
NOMINAL
(Unit)
(Rp)
1. Lancar
92357
9.737.284.000
2. Dalam Perhatian Khusus
2330
225.653.500
3. Kurang lancar
340
4. Diragukan
367
5. Macet
563
Sumber. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos , 2014

23.322.000
24.572.322
35.879.021

Pada Tabel 2.1 PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan membagibagi golongan penyaluran kredit ke dalam 5 golongan :
1. Lancar
Merupakan tipe penyaluran kredit yang dibayar secara lancar oleh para
nasabah PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan. Terjadi kredit lancar
mulai Januari – Juni 2014 sejumlah Rp. 9.737.284.000 dengan jumlah rekening
sebanyak 92.357.
2. Perhatian Khusus
Yaitu tipe kredit yang mendapat perhatian khusus oleh PT. Bank Mandiri
Cabang Simpang Pos Medan karena telah terjadi penunggakan pokok pinjaman

34

selama 90 hari. Terjadi kredit dalam perhatian khusus pada bulan Januari-Juni
2014 sebesar Rp. 225.653.500 dengan jumlah rekening sebanyak 2330.
3. Kurang Lancar
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga artinya bisa jumlah
pokok pinjaman kredit itu sendiri, bunganya saja atau kedua-duanya selama lebih
dari 90 hari sampai dengan 180 hari. Terjadi kredit kurang lancar pada bulan
Januari – Juni sebesar Rp. 23.322.000 dengan jumlah rekening sebanyak 340.
4. Diragukan
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga selama lebih dari
180 hari sampai dengan 270 hari. Pada bulan Januari – Juni 2014 terdapat 367
rekening yang diragukan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan
dengan jumlah nominal sebesar Rp. 24.572.322.
5. Macet
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga lebih dari 270 hari.
Terjadi kredit macet pada PT. Bank Mandiri Cabang Simpang Pos Medan di
bulan Januari – Juni 2014 sebesar Rp.35.879.021 dengan jumlah rekening
sebanyak 563.
Tabel 3.1
Kredit Bermasalah Pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan,
Tahun 2011 - 2014
Tahun

Penyaluran Kredit
(Rp)

Kredit Bermasalah
(Rp)

2011

10.000.000.000,00

345.000.000,00

2012

13.000.000.000,00

425.000.000,00

2013

16.000.000.000,00

566.000.000,00

2014

18.000.000.000,00

627.000.000,00

Sumber : Bank Mandiri Cabang Simpang Pos, 2014

35

Berdasarkan Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa permasalahan kredit macet
mengalami peningkatan setiap tahun, hal ini disebabkan para nasabah sering
ditemui kepribadian mereka adalah bersifat konsumtif, Kredit yang diajukan
kepada pihak perbankan cenderung digunakan untuk keperluan sehari-hari, bukan
untuk mengembangkan usaha. Kemudian kondisi ekonomi yang tidak stabil
terkadang menjadi pemicu munculnya kredit macet.
H.

Faktor Terjadinya Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah adalah suatu keadaan debitur sudah tidak sanggup

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada kreditur seperti yang telah
diperjanjikan dalam perjanjian kredit. Pemberian pinjaman memiliki resiko
kemacetan walaupun telah dilakukan analisis secara seksama. Karena banyak
faktor yang menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan pinjaman baik dari
internal lembaga yang menyalurkan pinjaman ataupun kondisi dari peminjam.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan menjadi macet, secara garis besar
dapat dibedakan berikut ini
1. faktor internal (officer)
a. Etikad yang kurang baik dari pihak officer
b. Kurang selektif dalam memilih nasabah
c. Tidak menjalani prosedur yang ditetapkan
d. Kebijakan perkreditan yang kurang selektif
e. Kurangnya sistem pengawasan kredit
2. faktor dari luar (eksternal)
Kredit macat biasa terjadi karena faktor debitur maupun kreditur. Terdapat
kejadian-kejadian yang secara langsung berpengaruh terhadap kelangsungan

36

usaha debitur. Pada faktor eksternal debitur terdapat satu indikator yang tereduksi,
yaitu indikator terkena musibah, dengan ekstraksi pada indikator alokasi kredit
tidak tepat dan karakter kurang baik, Suhardjono (1987 : 76).
I.

Penyelesaian Kredit Bermasalah
Kemungkinan terjadinya kredit macet pada permohonan kredit pasti akan

selalu ada, hal ini disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut:
1. Dari pihak perbankan
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti,
sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat
pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur
sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.
2. Dari pihak nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk
tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga
kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur
kemauan untuk membayar.
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur mau membayar akan
tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang di biayai
mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran dan
sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak
ada.
Sumber: Buku Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Kasmir, 2007 : 115).

37

Adapun penyelesaian Kredit Bermasalah dari pihak Bank Mandiri cabang
Simpang Pos ialah:
a. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal
pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang (grace
period) dan perubahan besarnya angsuran kredit. Tentu tidak kepada
semua debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh bank, melainkan hanya
kepada debitur yang menunjukkan itikad dan karakter yang jujur dan
memiliki kemauan untuk membayar atau melunasi kredit (willingness to
pay). Di samping itu, usaha debitur juga tidak memerlukan tambahan
dana atau likuiditas.
b. Reconditioning (Persyaratan Ulang)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang
tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat
suku bunga, penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan
persyaratan lainnya. Perubahan syarat kredit tersebut tidak termasuk
penambahan dana atau injeksi dan konversi sebagian atau seluruh kredit
menjadi ‘equity’ perusahaan. Debitur yang bersifat jujur, terbuka dan
‘cooperative’ yang usahanya sedang mengalami kesulitan keuangan dan
diperkirakan masih dapat beroperasi dengan menguntungkan, kreditnya
dapat dipertimbangkan untuk dilakukan persyaratan ulang.
c. Restructuring (Penataan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut:

38

1. Penambahan dana bank, atau
2. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit
baru, dan atau
3. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan bank
atau mengambil partner yang lain untuk menambah penyertaan.
d. Liquidation (Liquidasi)
Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka
pelunasan utang. Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap kategori
kredit yang memang benar-benar menurut bank sudah tidak dapat lagi
dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah yang sudah tidak
memiliki prospek untuk dikembangkan. Proses likuidasi ini dapat
dilakukan dengan menyerahkan penjualan barang tersebut kepada
nasabah yang bersangkutan. Sedang bagi bank-bank umum milik negara,
proses penjualan barang jaminan dan aset bank dapat diserahkan kepada
BPPN, untuk selanjutnya dilakukan eksekusi atau pelelangan.
J.

Analisis dan Evaluasi
Pada bagian ini penulis akan melakukan analisis dan evaluasi terhadap
hasil-hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
Cabang Simpang Pos Medan. Dalam melakukan analisis dan evaluasi, akan
dilakukan perbandingan antara teori-teori yang telah dipelajari dengan
kenyataan yang ada dilapangan. Sehingga dengan analisa dan evaluasi ini dapat
diketahui sejauh mana PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Simpang Pos
Medan menerapkan teori-teori yang ada dalam perbankan.

39

Data yang digunakan dalam analisis prosedur pemberian kredit pada PT.
Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Simpang Pos Medan meliputi data kredit
macet dan kredit bermasalah pada tahun 2011-2014, untuk mengetahui
perbandingan setiap tahunnya. Sehingga akan tampak apakah Bank Mandiri
Cabang Simpang Pos mengalami peningkatan atau penurunan dalam kredit
bermasalah.
1. Jenis-jenis Kredit
a. Kredit Usaha Mikro
Bank Mandiri menyediakan Kredit Usaha Mikro bagi nasabah yang
membutuhkan Kredit investasi (KI) untuk pengembangan usaha produktif
maupun konsumtif skala mikro. Fasilitas pembiayaan ini dapat diberikan
kepada semua pemilik usaha mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk
perusahaan, kelompok usaha dan perorangan (seperti pedagang, peternak
dan nelayan). Kredit usaha mikro sendiri diberikan kepada usaha mikro
dengan maksimum limit kredit sebesar 100 juta rupiah. Khusus fasilitas Top
Up diperkenankan sampai dengan 200 juta rupiah.
b. Kredit Modal Kerja
Dalam Kredit Modal kerja Bank Mandiri juga memfasilitasi nasabahnya
dengan memenuhi kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu siklus
usaha atau kebutuhan modal kerja yang bersifat khusus seperti untuk
pembiayaan investasi/ piutang/ proyek atau kebutuhan khusus lainnya. Limit
kredit yang diberikan diatas Rp 100 juta sampai dengan Rp 10 Milyar.
Dengan jangka waktu sampai dengan setahun dan dapat diperpanjang. Maka
cukup memudahkan nasabah.

40

c. Kredit Investasi
Pada kredit infestasi fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri
adalah untuk membiayai kebutuhan barang modal dalam rangka rehabilitasi,
moderenisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan dana kebutuhan khusus
terkait investasi. Limit kredit adalah Rp 100 juta – Rp 10 Milyar.
d. Kredit Usaha Rakyat
Bank Mandiri menyediakan pembiayaan usaha produktif segmen mikro,
kecil menengah, dan koperasi yang layak/ feasible namun belum bankable
untuk modal kerja atau kredit infestasi melalui pola pembiayaan secara
langsung, maupun tidak langsung (linkage) yang dijamin oleh lembaga
penjamin kredit akan tetapi melalui kriteria tertentu yang telah ditetapkan
oleh Bank Mandiri.
e. Kredit Multiguna Usaha
Fasilitas kredit kepada pedagang retail atas dasar agunan yang berupa fixed
aset atau kontrak sewa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja yang sudah berjalan di sektor perdagangan retail, pembelian/
pengadaan (sewa) tempat usaha dan refinancing, pembelian/ pengadaan
tempat usaha yang telah dibeli nasabah di lokasi tertentu.
f. Mandiri Kredit Waralaba
Untuk produk Kredit Waralaba fasilitas kredit yang diberikan kepada
penerima waralaba baik orang, perseorang atau badan usaha yang diberikan
hak oleh pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
jasa waralaba yang dimiliki pemberi waralaba. Dengan catatan jangka aktu

41

yang diberikan adalah maksimal 5 tahun dan disesuaikan dengan cash flow.
Sifat kredit limit nya juga menurun.
g. Kredit Koperasi
Adalah kredit untuk tujuan produktif (investasi dan modal kerja) yang
diberikan kepada koperasi dengan pola executing dan kredit dengan tujuan
multiguna yang diberikan kepada anggota koperasi sevara kolektif (massal)
melalui koperasi.
h. Program Kemitraan BUMN
Program kemitraan BUMN dengan usaha kecil adalah program untuk
meningkatkan kompetensi usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Pinjaman program
kemitraan mandiri adalah fasilitas pinjaman baru untuk kebutuhan modal
kerja atau investasi yang diberikan kepada calon mitra binaan mandiri yang
feasible namun belum bankable. Limit pinjaman Rp 30 juta untuk
perorangan / Rp 100 juta untuk koperasi. Dengan jangka aktu yang
ditetapkan selama 3 tahun. suku bunga tidak bertingkat (6%) serta bebas
provisi dan administrasi.
2. Syarat-syarat Pemberian Kredit
Ketika Bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, Bank tentu
saja mengharapkan uangnya kembali. karenanya, untuk memperkecil risiko
(uangnya tidak kembali, sebagai contoh), dalam memberikan kredit bank
harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik
(willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah
untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri

42

dari Character (kepribadian), Capacity (Kapasitas), Capital (modal),
Colateral (jaminan), dan Condition of Economy (keadaan perekonomian),
atau sering disebut sebagai 5C. Dalam penerapannya Bank Mandiri telah
menjalankan peraturan dan syarat-syarat yang sesuai dengan UU yang
berlaku. Dengan menetapkan prinsip kehati-hatian, dan penyaringan, untuk
menghindari besarnya kemungkinan terjadinya kredit bermasalah.
3. Bentuk Jaminan
Bank mandiri telah memiliki program Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang
sangat memudahkan nasabah untuk mengurus pinjaman kredit tanpa agunan.
Akan tetapi nasabah harus melengkapi berkas berkas kelengkapan untuk
peminjaman kredit tanpa agunan. Pihak bank juga sangat mempertimbangkan
nassabah yang mengajukan kredit tanpa agunan dengan usia nasabah produktit 21
tahun- maksimum 55 tahun. dengan jumlah pinjaman maksimal 5 kali gaji (Rp
5juta- Rp 200juta).
4. Prosedur Pemberian Kredit
Bagi calon nasabah yang membutuhkan kredit umum dari bank Mandiri
(persero) tbk, cabang Simpang Pos, terlebih dulu diharuskan mengajukan
permohonan. Pengajuan permohonan kredit dilakukan secara tertulis dengan
mengisi formulir permohonan kredit sesuai dengan arahan Customer Service.
Dengan demikian, pada tahapan ini Customer Service berfungsi melayani atau
memberikan pengarahan secara baik dan benar agar memudahkan proses
pemberian kredit pada nasabah. Dalam hal Approving pihak bank Mandiri juga
telah mengamati calon nasabah yang mengajukan kredit dengan sistem kehatihatian, sehingga tidak menimbulkan banyaknya nasabah yang tidak dapat

43

membayar kredit (mengalami kemacetan).

Proses pencairan juga berjalan

sangatlah cepat hanya dibutuhkan 1-2 hari bila seluruh berkas telah diajukan dan
tidak ada masalah administrasi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri (persero),
Cabang Simpang Pos Medan yang telah diuraikan pada Bab III, dapat ditarik
kesimpulan yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan
perusahaan yang bersangkutan.
1. Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri

(persero), Cabang

Simpang Pos Medan sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya
karena inti dari pemberian kredit itu adalah prinsip kehati-hatian dalam
menganalisis calon debitur dan sudah diterapkan sesuai dengan ketentuanketentuan yang telah berlaku, sebagaimana normal credit process yaitu
a.

Initiation (inisiasi)

b.

Verification (pemeriksaan)

c.

Analysis / Scoring (analisis / penilaian)

d.

Credit Approval (persetujuan kredit)

e.

Legal Documentations (dokumen yang sah)

f.

Disbursement (pencairan)

g.

Monitoring (pemantauan)

Proses pemberian kredit wajib menggunakan Loan Origination System
(LOS).
2. Dalam hal penyelesaian kredit macet pihak bank perlu melakukan
penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan
dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau

44

45

angsuran terutama bagi kredit yang terkena musibah atau melakukan
penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Atau dengan
cara antara lain:
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
b. Penurunan suku bunga, hingga pembebasan bunga.
c. Serta melakukan penyitaan jaminan.
Sumber: Buku Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Kasmir, 2007).

B. SARAN
Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka akan diberikan beberapa
saran yang dianggap perlu sebagai masukan kepada pada PT. Bank Mandiri
(persero) Tbk Cabang Simpang Pos Medan. Adapun saran-saran tersebut antara
lain :
1.

Peningkatan pelayanan kepada nasabah perlu ditingkatkan lagi dengan
cara memberikan kemudahan-kemudahan dalam prosedur pemberian
kredit.

2.

Hendaknya PT. Bank Mandiri (persero) Tbk Cabang Simpang Pos
Medan melakukan pengawasan baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dilakukan secara aktif dan berkesinambungan, agar kredit
yang diberikan kepada masyarakat dapat terkendali dengan baik,
sehingga kredit yang bermasalah dapat diminimalkan.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45