Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1.

Sejarah Desa Parik Sabungan
2.1.1. Asal-usul Desa Pariksabungan
Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Desa
Pariksabungan telah berhenti sejak tahun 1947 yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh
masyarakat dari tiga Dusun yaitu:
Dusun I

: Pariksabungan

Dusun II

: Sipintupintu

Dusun III


: Pintu Bosi

Asal nama Pariksabungan timbul atas prakarsa Sisingamangaraja XII yang
berawal dari pembuatan tembok tanah memanjang untuk tempat berlindung
melawan penjajah pada saat itu. Maka para tokoh masyarakat mengartikan tembok
tersebut dengan sebutan Pariksabungan yang berarti tembok besar dan memanjang
atau disebut tembok inti.
Sebelum terbentuk Desa Pariksabungan, wilayah ini dipimpin oleh Raja
Ihutan Simanjuntak yang berasal dari Dusun III Pintubosi dan digantikan oleh
Raja Ihutan Simanjuntak dari Sihatandohan. Dan setelah itu disebut dengan nama
Kepala Nagari Pohan Julu yang dipimpin oleh Israel Simanjuntak dan dibantu
oleh satu orang Dewan Tampubolon dari Sipintupintu. Dan setelah kepala Nagari
disebut Alinan yang dibantu oleh Predrik Simanjuntak, dan dari tiga Alinan

28

Universitas Sumatera Utara

dibentuklah Huta atau kampung yang dipimpin oleh Kampung Bilhem

Tampubolon. Maka pada tahun 1947 dibentuklah sistem pemerintahan yang
mempunyai SK (Surat Keputusan) jabatan yaitu Desa Pariksabungan.
Berikut ini adalah nama-nama Kepala Desa hasil pemilihan:
1. Kepala Kampung, Salmen Simanjuntak (1947-1961)
2. Kepala Kampung, Mentar PanjaitanPongat Simanjuntak (1991-2007)
3. Kepala Desa, Sondang Tampubolon (1961-1984)
4. Kepala Desa, Pongat Saimanjuntak (1991-2007)
5. Kepala Desa, Mangatur Tampubolon (2007- sampai sekarang)
Setelah terpilih kembali Kepala Desa yang baru pada tahun 2015 yaitu
Mangatur Tampubolon terbentuklah Dusun yang baru disepakati melalui
musyawarah pada tanggal 02 Februari 2016 yang diberi nama Dusun Sipintupintu
II.
2.1.2. Sejarah Pemerintahan Desa Pariksabungan
Pemerintahan di Desa Pariksabungan memiliki legenda yang bersejarah.
berawal dari pembuatan asal nama Pariksabungan dan pemimpin yang berperiode
yang berbeda-beda selama masanya. Pemerintahan masa itu dipimpin oleh Raja
Ihutan Simanjuntak yang berasal dari Dusun III Pintubosi.
Adapun nama-nama Kepala Desa dan struktur pemerintahan sebelum dan sesudah
berdirinya Desa Parik Sabungan sebagai berikut:
1. Salem Simanjuntak, sebagai Kepala Kampung yang berperiode selama 5

tahun. Mulai dari tahun 1947-1961.

29

Universitas Sumatera Utara

2. Mentar Panjaitan, sebagai Kepala Kampung yang berperiode selama 20 tahun.
Mulai dari tahun 1961-1984.
3. Sondang Tampubolon, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 6 tahun.
Mulai dari tahun 1984-1991.
4. Pongat Simanjuntak, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 12 tahun.
Mulai dari tahun 1991-2007.
5. Mangatur Tampubolon, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 6 tahun.
Mulai dari tahun 2007-2013.
6. Marojahan Hutasoit, sebagai pejabat yang berperiode selama 1 tahun. Mulai
dari tahun 2013-2014.
7. Agustina Simanjuntak, sebagai pejabat yang beriode selama 1 tahun. Mulai
dari tahun 2014-2015.
8. Mangutur Tampubolon, Hasil pemilihan 2015 menjabat sebagai Kepala desa
sampai sekarang.

2.2.

Kondisi Letak dan Geografis Desa
Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Siborongborong Tapanuli Utara. Desa Pariksabungan memiliki luas wilayah 1.125
Ha atau 5,2 km2.. Desa Pariksabungan berada pada pegunungan dengan memiliki
topografi berbukit-bukit dengan kemiringan rata-rata 30 º dan berada pada
ketinggian rata-rata 2500 dpl dengan jenis tanah yang pada dasarnya adalah
tandus atau kering. Adapun iklim di Desa Parik Sabungan ini dingin dengan
kelembaban rata-rata 20 serta curah hujan cukup tinggi mencapai 3000-3500
mm/tahun.

30

Universitas Sumatera Utara

Desa Pariksabungan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Tampahan.
2. Sebelah Selatan berbats dengan Desa Pohan Tonga/Lobu Siregar Kecamatan

Siborongborong.
3. Sebelah Timue berbatas dengan Desa Pohan Julu Kecamatan Siborongborong.
4. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Silando Kecamatan Siborongborong.
Jarak ± 7 km dari kecamatan ke Desa Pariksabungan. Jika Menggunakan
angkot dari Medan ke Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong dapat
ditempuh 238 km selama 7 jam. Namun jika ditempuh dengan pesawat dari
Kualanamu ke siborongborong dapat ditempuh ½ jam ke Bandara Silangit. Dari
Bandara ke Desa Parik Sabungan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat
selama 5 menit.
Adapun dusun yang menjadi bagian administrasi Desa Pariksabungan ini
antara lain adalah Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Keempat Dusun
ini memiliki luas masing-masing. Adapun perincian luas wilayah sebagai berikut:
1. Dusun I

: 370. Ha

2. Dusun II : 200. Ha
3. Dusun III : 200. Ha
4. Dusun IV : 240. Ha
2.3.


Kependudukan
Penduduk merupakan setiap orang yang mendiami suatu wilayah tertentu

pada waktu tertentu, terlepas dari warga negara dan bukan warga negara.
Perkembangan penduduk tidak terlepas dari tingkat kelahiran dan tingkat migrasi

31

Universitas Sumatera Utara

penduduk. Dua hal inilah yang mempengaruhi perkembangan jumlah penduduk
di

Desa

Pariksabungan

Kecamatan


Siborongborong

Penduduk

Desa

Pariksabungan tediri dari beraneka ragam Agama dan Suku.
Desa Pariksabungan yang memiliki 4 Dusun, terdiri dari 3 Agama yang
dianut dan terdiri dari beberapa Suku. Adapun Agama yang di anut penduduk
diantaranya Agama Islam, Agama Katolik, dan Agama Protestan. Sedangkan
Suku yang berada di Desa Pariksabungan diantaranya Batak Toba, Nias, Jawa,
Karo dan Batak simalungun.
Penduduk Desa Pariksabungan berasal dari berbagai daerah yang berbedabeda. Dimana mayoritas penduduk yang paling dominan berasal dari Suku Batak
sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong-royong dan kearifan
lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Parik
Sabungan dan hal tersebut secara efektif dapat menghindari adanya benturanbenturam amtar kelompok masyarakat.

No

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Kelamin
Nama Dusun
Jumlah (Jiwa)
Total
LK

PR

1

Dusun I

247

263

510

2


Dusun II

339

351

690

3

Dusun III

110

119

229

4


Dusun IV

200

215

415

Jumlah

896

948

1.844

Sumber: Data RPJM Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong 2017

32


Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan jumlah penduduk, Desa Pariksabungan mempunyai jumlah
penduduk 1.844 Jiwa, yang terdiri dari laki-laki 987 Jiwa, Perempuan 1.095 Jiwa
dan 418 KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dalam 4 Dusun

N

Nama Dusun

o

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Bersadarkan Agama
Agama
Islam

Protestan

Katolik

Hindu

Budha

1

Dusun I

11

489

10

0

0

2

Dusun II

4

674

12

0

0

3

Dusun III

0

129

0

0

0

4

Dusun IV

0

533

0

0

0

Jumlah

15

1.807

22

0

0

Sumber: Data RPJM Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong 2016
Berdasarkan jumlah penduduk yang beragama protestan terdiri dari 1.807
jiwa, katolik 22 Jiwa. islam 15 Jiwa, budha 0 jiwa dan Hindu 0 jiwa.

No

Tabel 2. 3
Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Jumlah (jiwa)

1

Petani

713

2

Pedagang

90

3

PNS

21

4

Buruh

50

5

Beternak

30

6

Pegawai swasta

15

Sumber: Data RPJM Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong 2016
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk menurut jenis pekerjaannya
sebagai berikut: petani 713 orang, pedagang 90 orang, PNS 21 orang, Buruh 50
orang, Beternak 30 orang dan Pegawai Swasta 15 orang.
33

Universitas Sumatera Utara

2.4.

Potensi-Potensi Desa Parik Sabungan
Mengingat masyarakat Desa Pariksabungan yang pada dasarnya dominan

berprofesi sebagai petani maka hal ini penting untuk mengetahui luas penggunaan
lahan di Desa Pariksabungan dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian
besar penduduk di Desa Pariksabungan.
Secara rinci penggunaan lahan di Desa Pariksabungan terdiri dari
persawahan 55 Ha. pemukiman 300 Ha, perkebunan atau perladangan 194 Ha,
perikanan 1 Ha, hutan milik negara 126 Ha, pendidikan 5,5 Ha, pemakaman 1,5
Ha, tempat beribadatan 2 Ha, hutan rimba 10 Ha.
Berdasarkan luas lahan sarana sosialnya beragam seperti puskesmas 0,02
ha, 8 unit gereja 3 ha, 2 unit Sd Negeri 0,5 ha, 1 unit kampus 15 ha, jalan umum
atau jalan cdusun 10.000 m, salurah irigasi pembuangan 500 ha, bandara 8- ha,
Hotel atau losmen 3 ha, SPBU 0,5 ha.
Dengan keadaan topografi yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan
dengan kemiringan rata-rata 30º dan iklim dingin menjadi salah satu faktor
penentu mayoritas pekerjaan masyarakat sebagai petani. Untuk jenis tanaman non
padi (palawija) adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Untuk
tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel,
Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan
Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem
tumpang sari dalam artian ditanam dalam satu lahan dengan tanaman kopi.

34

Universitas Sumatera Utara

Selain jenis tanaman ada juga untuk peternakan, pada umumnya
masyarakat mengusahakan ternak babi, kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak
unggas ayam dan itik dimana kotoran yang dihasilkan oleh ternak ini
dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk lahan pertanian mereka.
2.5.

Sarana dan Prasarana Desa
2.5.1. Sarana Kesehatan
Salah satu kebijakan pemerintah di bidang kesehatan adalah dengan

menyediakan berbagai infrastruktur dan pengadaan tenaga-tenaga kesehatan
dalam usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan umum. Hal

ini

merupakan

prioritas setiap orang untuk mewujudkan desa yang sehat.
Desa Pariksabungan memiliki 1 unit puskesmas, Polindes sebanyak 1
unit, MCK 1 unit dan Air Bersih 5 unit. Sarana tersebut selalu di manfaatkan
masyarakat setempat untuk mengobati segala macam penyakit seperti demam,
batuk, dan penyakit gejala ringan lainnya. Jika sarana tersebut tidak dapat atau
tidak mampu menangani penyakit yang tergolong cukup parah misalnya kanker,
demam berdarah atau penyakit lainnya maka akan disarankan untuk di bawa
kerumah sakit umum yang berada di Balige agar mendapatkan perawatan yang
bagus dari para medis.

35

Universitas Sumatera Utara

Foto 2.4
Polindes Desa Pariksabungan

Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.5.2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Pariksabungan terdiri dari bangunan sekolah
dasar (SD Negeri) dengan jumlah 2 gedung, TK/PAUD dengan jumlah 2 gedung,
dan Universitas (swasta) dengan jumlah satu gedung.
Foto 2.5
SD Negeri 177047 Desa Pariksabungan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

36

Universitas Sumatera Utara

2.5.3.

Sarana Ibadah
Pada umumnya jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Pariksabungan

adalah 8 (unit) bangunan gereja dan tidak mempunyai masjid ataupun mushola.
Ketertidaksediaan bangunan masjid ini dikarenakan minimnya warga yang
beragama muslim, maka warga yang beragama muslim biasanya melakukan shalat
di masjid yang letaknya di Desa Pohan Tonga siborongborong. Sekitar 7 menit
dari Desa Pariksabungan dengan menggunakan sepeda motor. Walaupun
demikian masyarakat di Desa Pariksabungan tetap menjalankan ibadanya masingmasing.
2.5.4. Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pariksabungan
berupa warung, kedai atau toko kelontong dengan bentuknya yang sederhana,
pasar desa, cafe dan tempat pelelangan ikan. Semua sarana perdagangan ini milik
pribadi dan ada yang menyewa. Warung, kedai atau toko menjual makanan,
minuman, rokok, kerupuk dan obat-obatan. Hal ini dilakukan masyarakat demi
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terutama pedagang yang terletak dekat
dengan lokasi Bandara Silangit.
2.5.5. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh penduduk
setempat adalah kendaraan angkutan umum. Hal ini disebabkan oleh karena
situasi jalan yang sudah membaik dan didukung dengan keadaan ekonomi
masyarakatnya. Adanya sarana transportasi yang memadai mendorong penduduk

37

Universitas Sumatera Utara

untuk bekerja lebih giat dan efektif guna meningkatkan produktifitasnya. Untuk
menjangkau pusat kota tidak sulit untuk mencari angkutan umum.
Selain itu sarana transportasi penerbangan juga terdapat di Desa
Pariksabungan yaitu Bandara Silangit. Bandara ini sudah ada sejak tahun 1943
namun belum dapat di operasikan. Seiring dengan berjalannya waktu, Bandara
Silangit terus melakukan perubahan dengan menambah landasan pacu dan
menambah fasilitas yang ada di Bandara Silangit. Hingga pada tahun 2016
Bandara Silangit sudah mulai berkembang, diresmikan dan dapat dioperasikan.
Perjalanan menuju Desa Pariksabungan lebih kurang 7 km dari ibu kota
Kecamatan. Namun jika menggunakan pesawat dari Medan (Bandara Kuala
Namu) ke Desa Pariksabungan dapat ditempuh hanya ½ jam.
2.6.

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
2.6.1. Kehidupan Sosial
Manusia merupakan sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dengan

makhluk lainnya dan hidup bermasyarakat sehingga dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia harus hidup saling tolong menolong sesama manusia dalam
masyarakat. Seperti di Desa Pariksabungan masih memegang teguh sistem
gotong-royong dalam kehidupan sehari-harinya misalnya dalam memperbaiki
jalan atau parit aliran air dan melakukan musyawarah bersama
Dari keragaman etnis masyarakat Desa Pariksabungan tercermin etnis
budaya adat yang beragam sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan dilingkungan
masyarakat Desa. Dari berbagai etnis, adat dan kebiasaan di lingkungan terdapat
beberapa kegiatan sosial yang dilakukan masyarakat Desa Pariksabungan

38

Universitas Sumatera Utara

diantaranya, satu Budaya partamiangan9 Bona Taon10 yang dilakukan oleh
sekelompok orang, kedua Arisan marga11 yang dilakukan oleh sekelompok orang
memiliki marga yang sama. Misalnya Arisan marga Simanullang, arisan marga
sinaga dll, ketiga marbinda12 yang dilakukan dalam 2 kali dalam setahun, keempat
tor-tor13 yang dilakukan oleh beberapa orang, kelima kegiatan lembaga adat
Dalihan Natolu14.
2.6.2. Kehidupan Ekonomi
Pada umumnya masyarakat di Desa Pariksabungan bertumpu pada bidang
pertanian. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah
untuk keperluan pertanian, peternakan termasuk juga perikanan darat. Kondisi
ekonomi masyarakat di Desa Pariksabungan dapat dilihat dari tata guna tanah atau
penggunaan tanah oleh petani.
Penggunaan tanah oleh petani tidak hanya terbatas pada satu macam tanah
saja apabila dilihat dari letak tanahnya. Pada umumnya Desa Parik Sabungan
memiliki potensi di bidang pertanian. Areal tanah yang cukup luas untuk
dikembangkan

sehingga

tidak

menutup

kemungkinan

sebagian

besar

penduduknya bermata pencaharian petani.
Usaha pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Pariksabungan,
antara lain padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, cabe, tomat,
terong, bawang, daun sop, bawang pre, jipang, sayur kol, kopi, pepaya, jambu biji,

9

Partamiangan bagi orang Batak Toba merupakan suatu kegiatan ibadah.
Bona taon adalah awal tahun.
11
Marga adalah identitas yang dimiiki etnik Toba.
12
Marbinda adalah menyembelih seekor hewan untuk dibagi bersama.
13
Tort-tor adalah tarian yang gerakannya seirama dengan iringan musik.
14
Dalihan Natolu adalah marga yang sama
10

39

Universitas Sumatera Utara

pisang dan lainnya. Semua ini di taman oleh masyawarakat di depan rumah,
belakang rumah dan di ladang masing-masing.
Selain bertani, beternak juga sebagai sumber mata pencaharian masyarakat
Desa Pariksabungan. Umumnya masyarakat beternak babi, kerbau dan unggas.
Semuanya ini dapat memberikan penghasilan tambahan sebagai usaha sampingan
mereka. Biasanya ternak ini dijual ke pasar-pasar terdekat ketika hari pekan tiba,
namun ada juga yang menjualnya kepada individu yang membutuhkan. Semuanya
ini dapat di jual ke pasar siborongborong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di samping bertani, beternak, dan berdagang, masyarakat Desa
Pariksabungan i juga memiliki mata pencaharian lain seperti usaha jasa dan
menjadi pegawai di kantor-kantor baik milik swasta ataupun pemerintah. Usaha
jasa yang dilakukan adalah sebagai supir, kuli bangunan, tukang jahit, salon dan
sebagainya.
Selain itu tidak jarang masyarakat Pariksabungan memiliki pekerjaan lebih
dari satu, misalnya seorang yang bekerja sebagai pegawai di kantor juga bekerja
sebagai petani. Akan tetapi bagi mereka, hal ini merupakan pekerjaan sampingan
yang dikerjakan apabila ada waktu luang atau setelah pulang dari tempat bekerja.
Namun bagi mereka yang sudah menekuni pekerjaan bertani secara turun
temurun.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat Pariksabungan
memiliki mata pencaharian yang sangat beragam. Ekonomi Desa Pariksabungan
merupakan tiang utama di dalam membina atau membentuk masyarakat untuk
membangkitkan kehidupannya terutama para petani, seperti sistem bercocok

40

Universitas Sumatera Utara

tanam

tanaman

keras

(holtikultura).

Dengan

adanya

kegiatan

tersebut

mengakibatkan timbulnya perluasan areal pertanian yang juga turut terlibat dalam
perkembangan daerah.
2.7.

Isu-isu Trategis Desa Pariksabungan
Sebagaimana tercantum pada pasal 78 UU desa Nomor 6 tahun 2014

disebutkan bahwa pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Adapun isu-isu strategis yang muncul di Desa Pariksabungan, antara lain:
1. Kemiskinan
kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang ada di Desa
Pariksabungan. Tingkat pendidikan yang sebagian besar msih rendah berdampak
pada keterbatasan penguasaan ketrampilan yang pada akhirnya berdampak pada
tingkat pendapatan. Berdasarkan data PPLS (Pendataan Program Perlindungan
Sosial) tahun 2016 Desa Pariksabungan masuk dalam kategori miskin sedang.
Keadaan yang dihadapi penduduk miskin yakni rendahnya akses terhadap
pendidikan, kesehatan, kesempatan bekerja, kesempatan berusaha, permodalan
usaha, pemenuhan akan rumah yang layak huni, kebutuhan air bersih serta
kelayakan kecukupan pangan. Ditinjau dari aspek ekonomi berbagai permasalahan
yang dihadapi pembangunan selama ini antara lain lemahnya kemampuan
masyarakat untuk membangun organisasi atau lembaga ekonomi rakyat.

41

Universitas Sumatera Utara

2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masih Lemah
Kebutuhan akan papan dan pendidikan masih merupakan persoalan yang
ada di Desa Parik Sabungan. Masih banyaknya tempat tinggal yang belum
memenuhi standar kesehatan menjadi salah satu indikator bahwa pemenuhan
terhadap kebutuhan papan juga masih rendah. Pendidikan juga merupakan
persoalan yang ada di Desa Pariksabungan. Pendidikan memegang peranan yang
sangat penting di dalam pembentukan watak, pribadi dan mental serta kualitas
manusia di dalam menganalisa dan memberikan alternatif pemecahan masalah
serta mengapliksikannya dalam kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah pendidikan untuk semua dan
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Meski sekarang ini masyarakat
terpenuhi tingkat pendidikan dasar 9 tahun dengan adanya program pemerintah
wajib belajar 9 tahun, akan tetapi tingkat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi masih kecil presentasenya yakni pada kisaran 5%.
Hal ini disebabkan selain karena tingkat pendapatan, pendidikan dan
pengetahuan yang masih rendah sehingga berdampak pada rendahnya kualitas
taraf hidup masyarakat di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong
Tapanuli Utara. Oleh karenya dibutuhkan alternatif dalam menjawab persoalan
tersebut. Dengan rendahnya pendapatan, pendidikan dan pengetahuan masyarakat
maka hasil dari pembangunan akan mengalami hambatan, karena akan berdampak
pada rendahnya penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

42

Universitas Sumatera Utara

3. Prasarana Masih Kurang
Prasarana yang menunjang tingkat kesejahteraan pada masyarakatseperti
prasarana kesehatan, masih banyaknya jumlah rumah tidak layak huni, prasarana
sarana sumber daya air terkait dengan kondisi jaringan perpipaan yang belum
sepenuhnya dalam kondisi baik utnuk menunjang peningkatan produktivitas
pertanian, belum optimalnya kualitas kondisi jalan dan saranaprasarana kantor
desa, serta prasarana penunjang perekonomian masih kurang baik jumlah maupun
kualitasnya. Di samping itu juga masih terbatasnya kapasitas internet serta kondisi
infrastruktur jaringan yang belum merata diseluruh wilayah Desa Pariksabungan.
4. Masih Rendahnya Banyaknya Pengangguran di Desa Pariksabungan
Masalah kemiskinan yang ditandai oleh banyaknya pengangguran
merupakan hal yang menjadi perhatian. Masyarakat Desa Pariksabungan yang
sebagian besar adalh penduduk miskin dengan tingkat ekonomi yang rendah
disertai rendahnya tingkat pendidikan pda akhirnya mengakibatkan banyaknya
pengangguran.

Rendahnya tingkat pendidikan serta minimnya keterampilan yang dimiliki
masyarakat mengakibatkan pada banyaknya angka pengangguran di Desa
Pariksabungan. Bagi mereka yang belum bisa melanjutkan ke pendidikan tingkat
SMA dengan belum dimiliki keterampilan maupun keengganan untuk melakukan
pekerjaan di bidang pertanian maupun ladang atau perkebunan menambah jumlah
penganguran.

43

Universitas Sumatera Utara

5. Masih Rendahnya Kesejahteraan
Relatif tingginya presentase kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat,
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan jaminan kesehatan daerah pada
kisaran 20% dari jumlah penduduk, BLSM 25% dari jumlah kepala keluarga, serta
penerima bersa utnuk warga miskin 20% dari jumlah kepala keluarga serta masih
banyaknya rumah yang belum memenuhi standar kesehatan menjadi salah satu
indikator bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan.
6. Derajat Kesehatan yang Masih Rendah
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat juga merupakan efek dari
rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, dimana biaya obat dan pelayanan
kesehatan semakin meningkat sementara kemampuan masyarakat merosot.
Peningkatan pelayanan dasar kesehatan melalui poliklinik kesehatan desa menjadi
tuntutan dalam upaya peningkatan derajat sehat masyarakat yang miskin. Di
samping itu pelayanan posyandu juga perlu ditingkatkan baik sarana, prasarana
pemberdayaan kader posyandu itu sendiri.
7. Kesetaraan Gender
Pemahaman orang tua bahwa pendidikan maupun pengetahuan yang masih
mengedepankan

kaum

laki-laki,

pemahaman

bahwa

wanita

harusnya

melaksanakan tugas-tugas rumah tangga, kenyataan bahwa pengambilan
keputusan dalam rumah tangga yang masih didominasi oleh laki-laki
menunjukkan belum setaranya kaum perempuan di Desa Pariksabungan.

44

Universitas Sumatera Utara

8. Ketimpangan Pendapatan Antar Masyarakat
Sebagaimana desa-desa tepi hutan serta kondisi geografis Desa
Pariksabungan yang pada kenyataannya tingkat pendapatan warga menunjukkan
perbedaan diantara gerumbul yang ada, yang disebabkan antara lain faktor
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang pada gilirannya berdampak pada
pendapatan dan kesejahteraan.
9. Kelemahan Kelembagaan Desa Pariksabungan
Kapasitas kelembagaan yang ada di desa merupakan salah satu faktor yang
penting peranannya dalam kemajuan sebuah desa. Kapasitas aparatur pemerintah
Desa Pariksabungan sebagian besar sudah mencukupi dalam hal penguasaan
teknologi, akan tetapi masih perlu terus ditingkatkan karena perangkat desa
merupakan bagian dari unsur pemerintahan desa yang bertugas melakukan
pelayanan administratif dan kemasyarakatan, sehingga diharapkan mampu
mengayomi dan melindungi masyarakat.
Mereka adalah orang yang dituakan, ditokohkan dan dipercaya oleh
masyarakat untuk mengelola kehidupan publik maupun privat warga desa. Akan
tetapi setelah mereka dilantik nelum pernah mendapatkan pelatihan sesuai tugas
pokok dan fungsinya sehingga pada prakteknya mereka mencari sendiri apa yang
harus dilakukan. Lembaga-lembaga yang ada di Desa Pariksabungan belum
berperan secara maksimal.
Pemahaman dan meningkatan kemampuan dalam mengelola lembaga
maupun peran dan fungsinya masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu ke

45

Universitas Sumatera Utara

depannya peningkatan kapasitas kelembagaan yang ada di Desa Pariksabungan
menjadi salah satu fokus perhatian dari pemerintah Desa Pariksabungan.
10. Adanya Kerusakan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Air
Sumber

daya

alam

sebagai

bagian

dari

kehidupan

harus

ada

keseimbangan, khususnya masalah pertanian dan kesehatan. Mengingat Desa
Pariksabungan merupakan desa yang berpotensi sehingga masyarakat lebih
banyak berinteraksi dengan kegiatan pertanian baik penduduk yang dari luar desa
maupun masyarakat pendatang. Ketika potensi alam rusak maka akan berdampak
pada berkurangnya penghasilan masyarakat.
Persoalan masalah yang muncul tidak cepat teratasi juga muncul pada
kehidupan masyarakat Desa Pariksabungan karena makin terbatasnya lahan
sumber0sumber alam oleh karena itu pembenahan sumber daya air melalui upaya
penanaman atau penghijauan perlu dilestarikan serta pengelolaan hutan sebagai
salah satu penahan siklus peredaran air dimuka bumi ini. Karena apabila hutan
rusak maka berdampak pada sumber daya air. Karena itu segala kegiatan yang
terkait dengan upaya-upaya pelestarian tanaman perkebunan dan kehutanan
penting menjadi perhatian.
2.8.

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Jumlah perangkat desa terdiri dari:
Kepala Desa

: Mangatur Tampubolom

Sekretaris Desa

: Agustina Simanjuntak

Kaur TT Usaha dan Umum

: Surtan Sianturi

Kaur Keuangan

: Gembira Tampubolon

46

Universitas Sumatera Utara

Kaur Perencanaan

: Tongam Tampubolon

Jumlah badan perwakilan desa terdiri dari:
Ketua

: Panusunan Simanjuntak

Wakil Ketua

: Marihot Tampubolon

Sekretaris

: Hotlin Siregar

Anggota

: Abidan Simanjuntak

Anggota

: Jonter Sianipar

Kepala Seksi terdiri dari:
Kepala Seksi Pemerintahan

: Dormain R Silitonga

Kepala Seksi Kesejahteraan

: Belprin Simanjuntak

Kepala Seksi Pelayanan

: Jimmy Sianturi

Kepala Dusun terdiri dari:
Kepala Dusun I

: Mangampu Panjaitan

Kepala Dusun II

Nelson Simanjuntak

Kepala Dusun III

: Sakkan Simanjuntak

Kepala Dusun IV

: Manhontong Simanjuntak

47

Universitas Sumatera Utara