Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Penelitian
Pembangunan Bandara Silangit memiliki sejarah yang cukup panjang.

Sebelum Era tahun 1995. Bandara Silangit telah dibangun pada masa penjajahan
Jepang pada tahun 1943 dengan panjang landasan pacu 500 meter2. Pembangunan
kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas
pacu sepanjang 900 meter2 sehingga menjadi 1.400 meter2. Masyarakat yang
berada di sekitaran bandara silangit tepatnya di Desa Pariksabungan ini masih
belum mengalami perubahan. Masyarakat masih tetap bermata pencaharian
sebagai petani. Hal ini dikarenakan pembangunan bandara silangit belum
sepenuhnya sempurna.
Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan
langsung pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara
pun mulai kembali dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 2011, Bandara
Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.250 meter2 dan direncanakan
pada tahun 2015 akan diperpanjang kembali menjadi 3.800 by 45 meter (12,467

× 148 ft), sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini
Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki fasilitas dan
kemampuan setara bandara kelas II di Indonesia. Pada 14 Desember 2012,

1

Universitas Sumatera Utara

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan
operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT. Angkasa Pura II (Persero).
Dengan demikian, status bandara ini secara otomatis berubah dari bandara
UPT (Unit Pelaksana Teknis) menjadi bandara komersial1. Hingga pada Bulan
April 2016 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Silangit
Tapanuli Utara Sumatera Utara oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi. Pada Bulan Desember
2016 Presiden Jokowi ditemani Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan melakukan peresmian Bandara Silangit yang saat ini memiliki ukuran
landasan pacu 2400m x 30 m.
Pembangunan bandara ini dapat dikatakan sebagai pembangunan yang

cukup besar di Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam hal ini
pembangunan

diharapkan

dapat

meningkatkan

perkembangan

ekonomi

masyarakat di wilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Coralie Bryant dan Louise White (dalam Taliziduhu Ndrana, 1982:14)
pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk
mempengaruhi masa depannya.
Adanya pembangunan Bandara Silangit juga nantinya akan dapat
membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Pembangunan
tersebut juga nantinya akan merubah keadaan daerah yang tadinya hanya

1

Komersial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang baik pribadi atau Badan yang
bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan, baik secaralangsung ataupun tidak langsung .

2

Universitas Sumatera Utara

merupakan suatu pedesaan kemudian akan berubah menjadi sebuah perkotaan
yang cukup ramai.
Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini, masyarakat akan
mengalami perubahan dalam segi transportasi, perubahan sosial dan ekonomi.
Adanya Bandara Silangit ini dapat mempermudah masyarakat pergi keluar kota
atau ke negara lainnya. Terutama bagi Orang Batak yang merantau 2 akan lebih
mempermudah perjalanan mencapai tujuan tanpa harus melalui Bandara Kuala
Namu3.
Perubahan dari segi mata pencaharian atau perekonomian masyarakat juga
akan berubah. Pada umumnya masyarakat yang berada di Desa Pariksabungan
merupakan masyarakat agraris4. Dulunya masyarakat Desa Pariksabungan

bermata pencaharian sebagai petani kini sudah ada dari sebagian masyarakat yang
bekerja di bandara. Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini juga akan
membuka peluang kerja kepada masyarakat di Desa Pariksabungan dan membuka
peluang bisnis untuk membuka usaha di sekitar Bandara Silangit yang dapat
memberikan nilai ekonomi tinggi terhadap masyarakat.

2

Merantau merupakan perginya seseorang dari tepat asal dimana ia tumbuh besar ke wilayah lain
untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.

3

Bandara Kuala Namu merupakan bandar udara internasional yang melayani kota Medan dan
sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar
kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta. Lokasi bandara ini
merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak
di Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara.
4


Agraris merupakan sektor pertanian atau penduduk yang mayoritasnya memiliki mata
pencaharian pada sektorpertanian

3

Universitas Sumatera Utara

Perubahan dari struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena
masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun mengikat kontrak kerja
pada Bandara Silangit tersebut (Amri Marzali, 2012:149).
Dalam setiap pembangunan tentu saja diharapkan dapat berdampak positif
bagi masyarakat, namum tidak dapat dipungkiri dari adanya pembangunan
tersebut juga mungkin akan menimbulkan dampak negatif bagi beberapa pihak
tertentu. Oleh karena itu suatu pembangunan tersebut harus direncanakan dengan
baik sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, dan dapat meminimalisir
dampak negatif yang mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif bagi
beberapa pihak tertentu.
Suatu pembangunan tersebut harus direncanakan dengan baik sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal, dan dapat meminimalisir dampak negatif yang
mungkin akan ditimbulkan dari pembangunan tersebut serta bagaimana caranya

agar pembangunan ini dapat sukses dan bermanfaat, tertutama bagi masyarakat
setempat dan bukan malah merugikan mereka.
Maka dengan melihat gambaran umum yang telah dipaparkan, maka
penulis merasa tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang bagaimana respon
masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena dampak langsung atau yang
tergusur terhadap pembangunan Bandara Silangit.
Masyarakat yang terkena dampak langsung pembangunan Bandara yang
sebagian besar petani, dimana setelah dibangun Bandara Silangit ada respon
masyarakat mengenai keberadaan pembangunan Bandara Silangit. Dari uraian

4

Universitas Sumatera Utara

tersebut, maka diperlukan adanya penelitian berkaitan dengan pandangan atau
respon masyarakat tentang pembangunan Bandara Silangit.
Pandangan masyarakat diwujudkan dalam bentuk respon dari masyarakat
berkaitan dengan pembangunan Bandara Silangit serta kecenderungan rencana
yang akan dilakukan pasca bandara terbangun. Respon yang dimaksud dari
penulis adalah respon mengenai pembangunan Bandara Silangit. Misalnya dari

satu pihak menerima adanya Bandara Silangit, di pihak lain ada yang menolak
pembangunan Bandara Silangit. Maka penelitian ini melihat dan menjabarkan
bagaimana

masyarakat

merespon

atau

memberi

tanggapan

mengenai

pembangunan Bandara Silangit.
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, telah dijelaskan bahwa dengan

adanya pembangunan Bandara Silangit bukan hanya membawa perubahan fisik
melainkan membawa perubahan dari segi transportasi, dan perubahan sosial
ekonomi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi
masyarakat di wilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maka permasalahan dirumuskan untuk meneliti respon masyarakat Desa
Pariksabungan akan keberadaan pembangunan Bandara Silangit penulis
menyimpulkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana respon masyarakat Desa Pariksabungan mengenai keberadaan
Bandara Silangit?
2. Bagaimana perubahan sosial dan ekonomi masyarakat terhadap keberadaan
Bandara Silangit di Desa Pariksabungan?

5

Universitas Sumatera Utara

1.3.


Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai

pembangunan Bandara Silangit sehingga nantinya terlihat bagaimana respon
masyarakat di Desa Pariksabungan, baik respon itu positif maupun respon negatif
terkait

adanya

pembangunan

bandara

silangit

tersebut.

Maka

adanya


pembangunan Bandara Silangit ini akan berdampak pada kehidupan kehidupan
sosial-ekonomi dan dampak dari keberadaan Bandara Silangit Di Desa Pariksabungan
yang

nantinya dapat diketahui masyarakat yang menerima keberadaan

pembangunan Bandara Silangit ataupun masyarakat yang tidak menerima
keberadaan pembangunan Bandara Silangit akibat dari pembangunan bandara
silangit.
1.4.

Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan dan

menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Antropologi di dalam
memahami respon masyarakat mengenai pembangunan bandara silangit dan juga
memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan
pembangunan yang bisa membentuk berbagai aspek kehidupan warga masyarakat
setempat.

Penelitian ini memberikan gambaran tentang seberapa dalam pemahaman
peneliti dalam mengikuti perkuliahan di Departemen Antropologi Sosial FISIP
USU. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk pengembangan
kepribadian dan menambah pengalaman. Akhir penelitian ini akan membuktikan

6

Universitas Sumatera Utara

kemampuan peneliti dalam beradaptasi terhadap kehidupan masyarakat guna
mendapatkan data dan keterangan lebih lanjut terkait dengan judul penelitian.
1.5.

Tinjauan Pustaka
1.5.1. Pembangunan
Semua pembangunan tidak terlepas dari masyarakat dan sebagai individu

penting dalam sebuah pembangunan. Mayor polak mengatakan bahwa masyarakat
adalah wadah segenap hubungan sosial yang terdiri dari banyak sekali kolektifitas
serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang
lebih kecil (sub kelompok). Menurut Koenjaraningrat (1997) masyarakat
merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
Pembangunan dapat didefenisikan sebagai serangkaian upaya yang
direncanakan, diupayakan dan lilaksanakan oleh pemerintah, badan- badan
lembaga internasional, nasioanal, dan lokal. Terwujud dalam bentuk-bentuk
kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana merubah cara hidup
atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut
dapat hidup lebih baik atau hidup sejahtera daripada sebelum adanya
pembangunan tersebut (Parsudi Suparlan, 1997:61).
Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (Siagian, 1994).

7

Universitas Sumatera Utara

Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup
masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh
aspek kehidupan. Pembangunan merupakan suatu usaha responsif manusia
terhadap lingkungannya. Apakah itu lingkungan sosial, ekonomi, ataupun
lingkungan alamnya. Pembangunan itu berarti juga sebagai usaha yang dilakukan
secara sadar dan mendasar untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Esensi dari
pembangunan itu adalah menciptakan (sesuatu yang berguna) yang belum ada
menjadi ada meningkatkan yang telah ada. Dan tujuan akhir dari pembangunan itu
adalah bagi manusia karena manusia ialah subjek dan objek pembangunan
tersebut (Astrid, 1984).
Dari tujuan akhir pembangunan yang diperuntukkan bagi manusia tersebut
sangat berkaitan dalam rangka meningkatkan status sosial. Status sosial ekonomi
adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan
seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi
ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
si pembawa status (Koentjaraningrat 1977:35-36). Sosial ekonomi merupakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara
luas. Untuk melihatnya dapat dijadikan indikator seperti: penghasilan, pendidikan,
sandang, pangan dan sebagainya disesuaikan dengan keperluan suatu konsep
penelitian yang dilakukan.

8

Universitas Sumatera Utara

Menurut (Todaro, 2005) tujuan dari pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang
kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan
perlindungan keamanan.
2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,
tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan
pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-nilaikultural dan kemanusiaan.
3. Perluasan rentang pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu dan bangsa
yakni membebaskan mereka dari ketergantungan.
Pembangunan masyarakat dapat dipandang dari sudut arti luas dan dapat
pula dari sudut arti sempit (Thalizuhu, 1990:72). Dalam arti luas, pembangunan
masyarakat berarti perubahan sosial berencana. Dalam arti ini sasaran
pembangunan masyarakat adalah perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi,
teknologi, bahkan politik dan sosial. Dalam arti sempit, pembangunan masyarakat
berarti perubahan perubahan sosial berencana di lokasitas tertentu, seperti
kampung, desa, kota kecil atau kota besar. Pembangunan masyarakat dalam arti
sempit ini dikaitkan dengan berbagai proyek atau program yang langsung
berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan kepentingan
lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang mampu dikelola oleh
masyarakat itu sendiri.
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar, yaitu pertama partisipasi
masyarakat itu sendiri dalm rangka usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup
mereka sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa sendiri, dan kedua

9

Universitas Sumatera Utara

bantuan pelayanan teknis yang bermaksud membnagkitkan prakarsa, tekad untuk
menolong diri-sendiri dan kesediaan membantu orang lain, dari pemerintah.
Menurut Dunham (1990) bahwa pembangunan masyarakat sebagai usaha
yang terorganisasikan untuk memperbaiki kondisi kehidupan komunitas,
kemampuan integrasi dan kemampuan untuk berkembang secara mandiri.
Ada empat unsur dasar pembangunan masyarakat menurut Dunham (dalam
Ndraha, 1990)
1. Program berencana
2. Pembangkitan tekad masyarakat untuk menolong diri sendiri dan tidak selalu
bergantung pada pihak lain
3. Bantuan teknis (dari pihak lain) termasuk personil peralatan dan dana
4. Pemanduan berbagai keahlian untuk membantu masyarakat
Adapun dampak yang hadir dari pembangunan Bandara Silangit ini dari
berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi
maupun lingkungannya. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena
masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun menikat kontrak kerja
pada perusahaan (Amri Marzali, 2012:149). Dalam suatu dampak pasti akan ada
suatu perubahan yang besar, dan untuk mempelajari perubahan dalam masyarakat
perlu diketahui sebab-sebab terjadinya perubahan itu sendiri.
1.5.2. Respon
Respon merupakan bentuk kesiapan dalam menentukan sikap baik dalam
bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi5. Respon merupakan suatu

5

http://www.pengertian respon.blogspot.co.id (akses 21 maret 2017)

10

Universitas Sumatera Utara

tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail,
penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada
suatu fenomena tertentu (sobur, 2003). Menurut (anwar, 1998) respon seseorang
dapat dilihat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif. Apabila respon
positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati
objek sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.
Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok.
Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang
untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut.
Respons merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian
persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut6. Abidin (1997:51-57) memberikan pengertian respon
adalah reaksi yang dilakukan seseorang terhadap rangsangan, atau perilaku yang
dihadirkan rangsangan. Respon muncul pada diri manusia melalui suatu reaksi
dengan urutan yaitu : sementara, ragu-ragu, dan hati-hati yang dikenal dengan trial
responser, kemudian respon akan terpelihara jika organisme merasakan manfaat
dari rangsangan yang datang.
Respon terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognisi (pengetahuan),
komponen afeksi (sikap) dan komponen psikomotorik (tindakan). komponen
kognisi mempermasalahkan bagaimana cara memperoleh pemahaman tentang
dirinya dan lingkungannya, serta bagaimana dengan kesadaran itu seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap perilaku manusia didahului oleh proses

6

Sumber : (http://pratamasandra.wordpress.com./pengertian-respon/(13 februari 2017)

11

Universitas Sumatera Utara

kognisi yang memberi arah terhadap perilaku dan setiap lahiriahnya baik
dirasakan maupun tidak dirasakan7.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi
sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku atau tindakann seseorang
terhadap sesuatu. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat
mengubah perilaku seseorang. Komponen Afeksi (sikap), komponen sikap
cenderung untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi
objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak
lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi
dan bersifat evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan.

komponen

psikomotorik

(tindakan),

Jones

dan

Davis

mendefinisikan bahwa tindakan adalah keseluruhan respon (reaksi) yang
mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap
lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan
diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi.
Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok.
Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang
untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut.
Respons ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai oleh tindakan individu
akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif yaitu rangsangan yang tidak
disertai oleh tindakan. Respons adalah kepribadian seseorang yang diwujudkan

7

Sumber: (Arisandi.com/pengertian-perilaku/(akses 15 februari 2017).

12

Universitas Sumatera Utara

dalam perbuatan nyata, pendapat, pendirian, keyakinan dalam menghadapi
rangsangan.
Menurut Mc Quail dalam Fitriyani (2011:36) bahwa tanggapan adalah
suatu proses dimana individu berubah atau menolak perubahan sebagai tanggapan
terhadap pesan yang dirancang unutk mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui
persepsi, sikap dan partisipasi. Menurut Louis Thursone tanggapan merupakan
jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka pada pemahaman
yang mendetail terhadap ide-ide suatu hal yang khusus.
Tanggapan pada prosesnya di dahalui sikap seseorang karena sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku dalam
menghadapi suatu masalah tertentu.melihat sikap seseorang atau sekelompok
orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana tanggapan mereka
terhadap kondisi tertentu. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara
pengungkapan sikap dapat melalui, yaitu:
1. Pengaruh atau penolakan
2. Penilaian
3. Suka atau tidak suka
4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi
Dalam hal ini respon yang dimaksud penulis untuk mengetahui respon
masyarakat yang positif dan tanggapan yang negatif mengenai pembangunan
Bandara Silangit, adapun indikatornya sebagai berikut:
1. Indikator Respon Positif

13

Universitas Sumatera Utara

Memberikan peluang kerja bagi bagi masyarakat seperti membuka

kios,

rumah makan di sekitar Bandara Silangit
Memberikan lapangan kerja yang baru untuk masyarakat
Memberikan nilai ganti rugi tanah yang terkena dampak pembangunan
bandara (bagi yang sudah mendapatkan ganti rugi tanah)
2. Indikator Respon Negatif
Hilangnya lahan pertanian masyarakat akibat pembangunan Bandara
Silangit
Pencemaran lingkungan seperti kebisingan
Tidak mendapatkan nilai ganti rugi tanah bagi tanah masyarakat yang terkena
dampak pembangunan bandara
1.5.3. Perubahan Sosial dan Ekonomi
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses
pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan di dalam masyarakat, meliputi
pola pikir, sikap, tindakan ataupun kehidupan sosialnya.
Menurut (Soekanto, 1990) perubahan sosial adalah segala perubahan
yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
memperngaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada
lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan
mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
Menurut (Selo Soemardjan,1968) perubahan sosial merupakan perubahan
yang etrjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat

yang

mempengaruhi sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai sikap dan pola

14

Universitas Sumatera Utara

perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. EmileDurkheim
mengatakan bahwa perubahan sosial dapat terjadi sebagai hasil faktor-faktor
ekologis dan demografis yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi
tradisional yang diikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat
modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
merupakan suatu proses pergerseran tatanan masyarakat yang terjadi karena
perubahan secara geografis, kebudayaan material, kependudukan, difusi dan
penemuan-penemuan baru oleh masyarakat yang mana dapat mengubah
kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik
ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
Perubahan sosial bisa disebut sebagai suatu konsep yang serba menyeluruh yang
didokuskan kepada perubahan fenomena sosial di berbagai kehidupan manusia
dari tingkat individual hingga tinggkat dunia (Robert Lauer:1993)
Parson mengasumsikan bahwa ketika masyarakat berubah, umumnya
masyarakat itu tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi
masalah yang dihadapinya. Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial
merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai
sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Gerth
dan Mills (Soekanto, 1983) mengasumsikan beberapa hal perihal pribadi-pribadi
sebagai pelopor perubahan dan faktor material serta spiritual yang menyebabkan
terjadinya perubahan.

15

Universitas Sumatera Utara

Perubahan ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem masyarakat
yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakattersebut. Hal
tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan
sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi (jayadinata dan
pramandika, 2006). Pembangunan ekonomi akan terhambat kecuali jika mau
mempelajari

sikap

bekerjasama,

mengkehendaki

kemajuan,

menghargai

pekerjaan, dansebagainya. Bahkan perubahan menjanjikan pemenuhan kebutuhan
dasar seperti pemeliharaan kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan
karena sikap tradisional.
Perlu dibangunnya perekonomian yang baik bukanlah sekedar suatu
pemihakan kepada rakyat tetapi juga merupakan strategi pembangunan yang tepat.
Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas rakyat, meningkatkan
daya beli rakyat, membuka lapangan kerja bagi rakyat dan menumbuhkan nilai
tambah ekonomi pada sektor ekonomi yang digeluti oleh rakyat tersebut (
mengutip Johara T. Jayadinata dan Pramandika, 2006 : 16 ).
Masyarakat Desa disuatu daerah hidup dalam ekonomi subsistem, yaitu
sistem ekonomi dimana komunitas memenuhi kebutuhannya berdasarkan
produksi dan jasa yang mereka kembangkan dan hasilkan sendiri yang umumnya
berasal dari tani-mina : sawah, perkebunan, ladang, hutan, sungai, danau, tambak
dan laut ( Mengutip Hanif Nurcholis, 2011 : 11 ).
Terciptanya perluasan kesempatan kerja terutama lapangan pekerjaan baru
dibidang kegiatan industri baik berskala kecil, menengah maupun berskala besar,
sehingga berdampak pada berkurangnya angka pengengguran dan kemiskinan

16

Universitas Sumatera Utara

serta meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat didaerah tertentu (
Tri Haryanto, 2007 : 25 ). Perubahan ekonomi yang terjadi ditengah masyarakat
dengan adanya Bandara Silangit yang berbatasan langsung dengan tempat tinggal
mereka tentunya memberikan manfaat seperti perluasan kesempatan kerja
sehingga bisa menopang ekonomi masyarakat.
1.5.4. Airport atau Bandara
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization)
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Menurut PT (persero)
Angkasa Pura Bandar Udara adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan
dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya
fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 1996
tentang kebandarudaraan pasar 1 mengatakan bahwa bandara adalah lapangan
terbang yang diperunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik
turun penumpang atau bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan
fasilitass keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda
transportasi.
Menurut Pasal 1 angka 33 UURI No. 1 Tahun 1999 tentang Penerbangan,
Bandar Udara adalah kawasan di daratan atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik
turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan

17

Universitas Sumatera Utara

antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Definisi tersebut secara garis besar sebuah bandara memiliki fasilitas
tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu namun bandar udarabandar udara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator
layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Bandar udara juga harus
memiliki peran sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya
pembangunan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi sehingga memunculkan
keselarasan pembangunan nasional dalam pembangunan suatu daerah yang
menjadi lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan
keluar kegiatan ekonomi.
Berdasarkan keputusan menteri perhubungan No. KM 44 Tahun 2002,
bandara dapat dibedakan berdasarkan hirarki fungsional udara, penggunaan
bandara, dan status bandara. Hirarki fungsional bandara yaitu dapat di
generalisasikan menjadi fungsi bandara yang dibedakan dalam bentuk hirarki
fungsional bandara yaitu:
1. Bandara pusat penyebaran, berfungsi untuk menyebarkan penumpang ke
bandara yang lain di suatu tempat baik itu domestik maupun mancanegara.
2. Bandara bukan pusat penyebaran, yaitu berfungsi sebagai sarana untuk
melayani penumpang ke bandara pusat penyebaran atau bukan pusat
penyebaran sesuai dengan penerbangan dalam negeri yang menjadi
cakupannya.

18

Universitas Sumatera Utara

Adapun fungsi bandara ini untuk masyarakat setempat menurut peraturan
direktur jenderal perhubungan udara No. SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan
Teknis Bandar Udara yaitu:
1. Bandar udara yang merupakan simpul yang merupakan simpul dalam jaringan
transportasi udara sesuai dengan hirarki fungsinya yaitu bandar udara pusat
penyebaran.
2. Bandar udara sebagai pintu gerbang perekonomian Nasional dan Internasional.
3. Bandar udara sebagai tempat kegiatan alih moda transportasi.
Pemerintah dan masyarakat berharap Bandara Silangit yang berada di
Desa Parik Sabungan memberikan dampak yang positif sehingga masyarakat
dapat merasakan langsung pembangunan bandara tersebut yang nantinya dapat
merubah kehidupan ekonomi masyarakat.
1.6.

Metodologi Penelitian
1.6.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Parik Sabungan Kabupaten

Tapanuli Utara. Alasan pemilihan daerah tersebut karena adanya pembangunan
Bandara Silangit yang diyakini bisa menyebabkan berbagai perubahan pada aspek
kehidupan masyarakat Desa Parik Sabungan. Selain itu, dapat ditemukan respon
masyarakat yang menerima dan tidak menerima pembangunan bandara silangit
tersebut.

19

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1
Peta lokasi Kabupaten Tapanuli Utara

Gambar 1.2
Peta lokasi Sumatera Utara
Jarak dari Bandara Kuala Namu – Bandara Silangit

Jarak dari Bandara Kuala Namu (Medan) menuju lokasi lokasi Bandara
Silangit tepatnya di Desa Parik Sabungan yaitu sekitar 238 km dan dapat dengan

20

Universitas Sumatera Utara

menggunakan angkutan umum selama 7 jam. Jika dengan menggunakan pesawat
dari Bandara Kuala Namu menuju Bandara Silangit dapat di tempuh selama ½
jam.
1.6.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Etnografi 8.
Dalam penelitiaan keberadaan bandara silangit di Desa Parik Sabungan
Kabupaten Tapanuli Utara ini, saya menggunakan beberapa cara dalam
mengsumpulkan data, antara lain:
Metode Observasi
Dengan metode ini saya akan melakukan kontak dan melakukan
pengamatan langsung ke lapangan selama 30 hari. Dalam kesempatan ini penulis
melakukan pengamatan terhadap masyarakat, seperti mengamati interaksi dan
kegiatan masyarakat di sekitar bandara silangit dan kegiatan di perladangan
masyarakat, yaitu untuk mengamati dan mengetahui bagaimana tanggapan
masyarakat mengenai pembangunan bandara silangit. Dalam metode ini peneliti
juga akan mecatat hasil lapangan, merekam atau mengambil foto hal-hal penting
yang berhubungan dengan judul penelitian.
Metode wawancara
Tujuan peneliti melakukan metode ini adalah untuk menggali informasi
terkait judul penelitian. Dengan cara seperti ini maka peneliti akan meyimpulkan
bagaimana respon masyarakat terhadap pembangunan Bandara Silangit. Dalam
8

Metode Etnografi merupakan suatu strategi pencapaian dalam mendeskripsikan tentang

fenomena-fenomena sosial budaya.

21

Universitas Sumatera Utara

hal ini penulis akan melalukan wawancara kepada pihak Kepala Bandara Silangit,
Kepala Desa, dan Tokoh Adat sebagai informan kunci.
Penulis juga akan mewawancarai pengurus atau karyawan yang bertugas
di Bandara Silangit sebagai informan pangkal dan juga akan mewawancarai
kelompok petani sebagai informan biasa yang merupakan masyarakat sekitar dan
memiliki lahan pertanian disekitar bandara silangit, serta beberapa masyarakat
setempat yang ada di Desa Parik Sabungan. Hal ini demikian dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi
saat ini.
Dokumen
Disamping melakukan pengamatan langsung, saya juga telah mengutip
data yang bersifat tidak langsung, yaitu berupa dokumen-dokumen dari beberapa
instansi terkait. Sebagian besar data penelitian ini saya kutip dari dokumen
tahunan Desa Parik Sabungan yang diperoleh dari Kepala Desa dan dokumen dari
Bandara Silangit mengenai sejarah pembangunan bandara silangit ataupun yang
berkaitan dengan bandara.
1.7.

Pengalaman Penelitian
Waktu yang penulis habiskan dalam menyelesaikan penelitian ini tentu

tidaklah sedikit. Dimulai dari pengajuan judul, penulisan proposal, penelitian
lapangan. Oleh karena itu kesabaran penulis sungguh diuji ketika menghadapi
Dosen pembimbing, Ketua Jurusan, Pegawai Administrasi serta dalam
menghadapi masyarakat ketika penelitian berlangsung.

22

Universitas Sumatera Utara

Penelitian

ini

dilakukan

di

Desa

Pariksabungan

Kecamatan

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Hal ini di dasari karena adanya
pembangunan atau keberadaan Bandara Silangit yang selama ini diyakini bisa
menyebabkan berbagai perubahan pada aspek kehidupan masyarakat Desa
Pariksabungan.
Pada hari pertama (25 April 2017, pukul 07.30 WIB) peneliti mulai
kelapangan. Hari pertama peneliti datang ke kantor PT.Angkasa Pura Bandara
Silangit untuk menyampaikan surat izin penelitian Awalnya peneliti sangat raguragu dan merasa kuatir apakah nantinya pihak Bandara sekitar memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Bandara tersebut.
Suasana dan keadaan kantor masih sangat sepi hal ini dikarenakan
karyawan kantor belum berdatangan. Peneliti mulai merasa degdegkan saat ini
menjumpai Bapak Hotasi sebagai kepala Bandara Silangit. Saat ingin menjumpai,
sekretaris Bapak Hotasi menyampaikan bahwa peneliti tidak bisa dijumpai karena
sibuk dan pada saat itu juga akan berangkat ke Jakarta. Peneliti mulai merasa
sedih karena beliau tidak bisa diwawancarai. Tetapi tidak menjaga persoalan bagi
sipeneliti karena sipeneli di izinkan untuk melakukan penelitian di Bandara
Silangit.
Paada saat itu peneliti disuruh menjumpai Bapak Yosapath Tambunan
sebagai bawahan dari Bapak Hotasi. Hati peneliti sudah mulai tidak bisa
diungkapkan karena bercampur aduk, tetapi si peneliti berani untuk menjumpai.
Saat itu pukul 09.45 win sipeneliti mewawancarai Bapak Yosapath Tambunan.
Beliau langsung menerima kehadiran si peneliti dan mau untuk diwawancarai. Si

23

Universitas Sumatera Utara

peneliti merasa sangat senang dengan hal itu. Wawancara tersebut berlangsung
selama hampir 2 jam.
Keesokan harinya pada tanggal 26 April 2017 si peneliti berniat ingin
menjumpai Bapak M. Tampubolon sebagai Kepala Desa Pariksabungan. Pukul
09.00 wib si peneliti sudah ada di kantor Kepala Desa Pariksabungan. Ternyata
tidak sesuai yang diharapkan oleh si peneliti. Kantor Kepala Desa saat itu
sangatlah ramai dan ternyata dikantor Kepala Desa melakukan musyawarah
bersama dengan masyarakat. Tentunya dengan keadaan ini peneliti tidak bisa
melakukan wawancara.
Pada tangggal 27 April 2017 sekitarnya. Sebelum sampai di Desa
Sopokomil peneliti berencana untuk melakukan pendekatan dengan Kepala Desa
Sopokomil terlebih dahulu. Bahasa menjadi hal yang sulit peneliti lakukan pada
saat melakukan pendekatan kepada masyarakat karena bahasa yang digunakan
adalah bahsa Batak Toba. Walaupun demikian peneliti mencoba menggunakan
bahasa Batak Toba bercampur dengan bahasa indonesia.
Peneliti merasa nyaman saat berbicara dengan Kepala Desa tersebut
karena beliau sangat sopan ramah dan baik dan menerima peneliti sebagai tamu
dengan senang. Hal inilah yang semakin membuka jalan untuk penelitii. Peneliti
memberanikan diri memberitahu maksud dan tujuan peneliti yang sebenarnya.
Dengan senang hati Bapak kepala desa memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
Hampir 2 jam peneliti ngobrol dengan Kepala Desa. Jujur saja awal
bertemu kepala desanya peneliti sangat kwatir dan takut sekali berbicara tetapi

24

Universitas Sumatera Utara

peneliti tetap harus memberanikan diri untuk melakukan wawacara. Saat
wawancara berlangsung semua berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan.
Keesokan harinya peneliti melakukan observasi dan wawancara di terminal
Bandara Silangit. Selama 1 minggu peneliti melakukan observasi langsung,
melihat kegiatan yang dilakukan dibandara serta mewawancarai karyawan
ataupun penumpang bandara. Semua karyawan menerima kedatangan peneliti dan
membantu peneliti melakukan penelitian di bandara tersebut. Pada saat itu peneliti
menemui Bapak Robert karena sebelumnya saya disuruh sekretaris bandara untuk
menemui beliau. Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya, dengan senang hati
Bapak robert berbaik hati mendampingi saya utuk melihat dan menjelaskan
keadaan bandara.
Pengalaman selama penelitian sangat mengesankan, ada pengalaman duka
dan sukanya. Hingga pada 28 April 2017 peneliti sangat merasa sedih ketika
seorang informan menolak untuk diwawancarai. Saat itu tepat didepan bandara
peneliti duduk dan disamping peneliti ada seorang ibu yang sedang duduk sambil
memegang

hp,

kemudian

peneliti

mencoba

memberanikan

diri

untuk

menyampaikan maksud dan eneliti, tetapi semua tidak sesuai yang diharapakn,
beliau langsung mengatakan kepada peneliti:
“saya tidak tahu itu, sudahlah orang lain wawancarai
jangan saya dan masih banyak orang disini untuk
diwawancarai”
Mungkin hal tersebut biasa bagi seorang peneliti pada saat melakukan
pendekatan dan peneliti tetap optimis dan melakukan wawancara kembali kepada
masyarakat. Selama seminggu peneliti melakukan observasi langsung di terminal

25

Universitas Sumatera Utara

bandara dan selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada
masyarakat setempat.
Awalnya peneliti takut untuk melakukannya karena tidak pandai
mengucapkan bahasa Batak Toba tetapi mengartikannya tahu. Pada tanggal 3 Mei
mulai melakukan pendekatan kepada masyarakat. Saat itu peneliti pergi ke
warung Ibu Hutagaol niat untuk melakukan wawancara, tetapi si peneliti
melakukan pendekatan dengan membeli makanan dan minuman dari warung
tersebut. Peneliti mulai melakukan wawancara, menjelaskan maksud dan tujuan
saya, kemudian beliau dengan senang hati menerima peneliti. Peneliti memulai
wawancara dengan beliau walaupun sedikit terganggu karena pembeli datang ke
warung ibu tersebut. Ibu tersebut mulai mencerikan bagaimana iya memberikan
respon terhadap kehadiran bandara. Wawancara ini berlangsung sekitar 2 jam.
Keesokan harinya peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat
yang lainnya. Beruntungnya saya mendaptkan informan yang mengerti dengan
bahasa Indonesi dan dengan ini tidak mempersulit saya untuk melakukan
wawancara.
Pengalaman peneliti juga sangat berkesan ketika peneliti melakukan
wawancara kepada tokoh adat di Desa Pariksabungan. Dimana pada saat itu
sipeneliti yang tidak begitu lancar berbahasa batak toba dan informan peneliti
tidak lencar berbahasa Indonesia sehingga membuat waktu wawancara peneliti
sangat lama.
Setelah semua data yang saya butuhkan terkumpul, maka saya mencoba
menganalisisnya. Data-data yang saya peroleh dari lapangan ataupun dari sumber-

26

Universitas Sumatera Utara

sumber tertulis saya gabungkan. Penulisan skripsi ini menurut saya bukanlah hal
yang sulit untuk dilakukan, tetapi kesabaran dan ketelitian sungguh sangat
dituntut. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari iringan doa yang selalu saya
sampaikan Kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tetap memberikan kesehatan serta
kesabaran hingga skripsi terselesaikan.

27

Universitas Sumatera Utara