Kajian Intrinsik dan Nilai-Nilai Moral Terhadap Cerita Rakyat Karo Deleng Pertektekken

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar,
memberi petunjuk, dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana (Teeuw,1988:23). Jadi,
secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku
pengajaran yang baik.
Sastra berdasarkan media penyampaiannya dibagi atas dua bagian yaitu: sastra
lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan ialah sastra yang penyampaiannya dari mulut ke
mulut yang berisi cerita di sekitar kehidupan masyarakat di mana karya itu berada,
merupakan warisan secara turun-temurun yang mempunyai nilai-nilai luhur yang perlu
dikembangkan, sedangkan sastra tulisan adalah sastra tertulis, sastra yang timbul setelah
manusia mengenal tulisan, penyampaiannya melalui tulisan. Setiap karya sastra, baik
sastra lisan maupun sastra tulisan memiliki nilai yang mengajarkan masyarakat untuk
menjadi lebih baik.
Pemilihan cerita rayat

Deleng Pertektekken ini berasal dari Desa Doulu,

Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan merupakan sastra lisan masyarakat Karo.

Masyarakat setempat percaya pada cerita rakyat DelengPertektekken meskipun tidak
diketahui secara pasti kebenaran ceritanya. Namun cerita rakyat Deleng Pertektekken ini
sudah mulai pudar dan luntur
mentradisikan

kegiatan

dikarenakan orang tua yang sudah tidak lagi

mendongeng

kepada

anak-anaknya,

mungkin

karena

Universitas Sumatera Utara


pekerjaannya yang sibuk dan karena kemajuan teknologi, seandainya jika ada tugas
sekolah mengenai cerita rakyat dari daerah Doulu ini, maka anak-anak dapat dengan
mudah mencari informasinya di internet, tanpa mengetahui data yang diperoleh dapat
dipercaya kebenarannya atau tidak. Masyarakat Karo umumnya memiliki mata
pencaharian sebagai petani, meskipun ada klasifikasi pegawai negeri, pengusaha,
pedagang, dan buruh tani serta karyawan swasta. Hasil pertanian yang menonjol adalah
sayur mayor, buah-buahan, bunga-bungaan, palawija dan lainnya. Selain itu, penduduk
juga mempunyai pekerjaan sambilan yaitu memelihara ternak, ayam, lembu, kerbau,
kambing, serta kolam ikan untuk menambah pendapatan (BPS 2016).
Cerita Deleng Pertektekken ini mengisahkan tentang seorang guru sakti bernama
Penawar, yang konon karena saktinya bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal
asalkan masih tersisa tulangnya. Suatu hari, guru sakti ini pergi mengobati orang yang
sedang sakit ke luar desa. Pada suatu hari guru sakti ini mendapat berita bahwa kedua
anaknya sedang sakit, selang beberapa hari tetangganya datang lagi dan mengabarkan
bahwa anaknya telah meninggal dunia. Namun, guru tersebut masih kurang peduli
karena dia pikir meskipun tulang putrinya tinggal sebesar sisir, ia masih bisa
menghidupkan kedua putrinya. Dengan sikapnya yang kurang peduli atau keangkuhan
dari guru tersebut, maka terdapat pembelajaran dalam cerita ini.
Dalam cerita Deleng Pertektekken ini ditemukan beberapa nilai moral. Nilai

moral berkaitan dengan kehidupan manusia mengenai tentang yang baik dan buruk,
seperti saling menghargai dan tolong-menolong. Cerita rakyat Deleng Pertektekken ini
menurut penulis sangat menarik. Jika biasanya kita mendengar atau mengetahui cerita

Universitas Sumatera Utara

rakyat mengenai anak yang durhaka kepada orang tuanya dan dikutuk, tapi cerita
Deleng Pertektekken ini berbeda. Cerita ini mengajarkan bagaimana seharusnya
orangtua bertindak untuk keluarganya dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia
hidup bersosialisasi. Hal tersebutlah yang ingin penulis bahas dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimana unsur intrinsik dan nilai-nilai moral yang
terdapat dalam cerita rakyat Deleng Pertektekken?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitiann ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yang
terdapat dalam ceritta rakyat Karo Deleng Pertektekken.

1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.3.2.1 Manfaat Teoretis:
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian cerita rakyat
Deleng Pertektekken selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Hasil penelitian ini diharapkan mapu memberikan sumbangan pemikiran dan
menambah wawasan bagi pembaca mengenai nilai-nilai moral dalam cerita rakyat
Deleng Pertektekken.

1.3.2.2 Manfaat Praktis:
1. Untuk mendokumentasikan cerita rakyatDeleng Pertektekken agar terhindar dari
kepunahan sehingga dapat diwariskan kepada generasi penerus.
2. Menambah bahan bacaan mengenai cerita rakyat yang ada di Sumatera Utara,

khususnya Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara