Impelementasi Program Generasi Berencana Pada Remaja Sekolah di Kota Medan

IMPLEMENTASI PROGRAM GENERASI BERENCANA (GenRe) PADA
REMAJA SEKOLAH DI KOTA MEDAN
ABSTRAK
Program generasi berencana merupakan kebijakan dari pemerintah yang
bertanggung jawab mengatasi permasalahan kependudukan dan memfasilitasi
remaja mempelajari perilaku hidup sehat yang diselenggarakan oleh BKKBN.
Program generasi berencana adalah salah satu upaya pemerintah dalam melakukan
pembangunan kependudukan, guna mendukung remaja-remaja Indonesia berguna
untuk bangsa. Pada perkembangan pelaksanaan program generasi berencana di
Kota Medan dilakukan oleh BPP dan KB (Badan Pemberdayaan Perempuan Dan
Keluarga Berencana) kota Medan dalam pelaksanan ternyata belum seperti apa
yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi
Program Generasi Berencana pada remaja sekolah di kota Medan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk
uraian, lalu dintreprestasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasan dan
dianalisis secara kualitatif, kemudian untuk selanjutkan ditarik
suatu
kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa
pengembangan program generasi berencana pada remaja sekolah melalui pusat
informasi konseling remaja (PIK-R) belum berjalan maksimal di Kota Medan

dilihat dari aspek komunikasi, sumber daya, disposisi/ sikap dan struktur
birokrasi. Hambatan dalam implementasi program generasi berencana dilihat dari
aspek komunikasi yang dilakukan dengan sosialisasi, namun sosialisasi program
tidak dilakukan sebagaimana mestinya hal tersebut karena masih kurang kordinasi
atau komunikasi antar lembaga lain seperti BPP dan KB kota Medan dengan dinas
pendidikan dan dinas kesehatan dalam menyampaikan informasi kesehatan
remaja. Aspek sumber daya manusia dan sumber daya dana yang masih kurang.
Dilihat dari aspek sumber daya manusia masih kurangnya pengetahuan tentang
program generasi berencana dikalangan pelaksana program. Hal ini disebabkan
masih kurangnya seminar, pelatihan dan pembinaan khusus untuk pelaksana
Program di tingkat kota dan Petugas lapangan keluarga Berencana (PLKB) di
kecamatan. Pelatihan, pembinaan dan Seminar baik untuk pengurus PIK disekolah
ataupun Pelakasana program disebabkan kurangnya sumber dana. Implemenatasi
program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R masih
kurang berhasil dikarenakan kurangnya komunikasi, pengetahuan sumber daya
manusia atau pelaksana program dan sumber dana.Supaya implementasi program
generasi berencana bejalan maksimal juga diperlukan kordinasi lembaga lain
seperti dinas pendidikan dan dinas kesehatan serta perlunyaa peran fasilitator yang
membantu dalam para pelaksana program.
Kata Kunci : Implementasi,Program Generasi Berencana, Remaja


Universitas Sumatera Utara

IMPLEMENTATION OF PLANNING GENERATION PROGRAM (GenRe)
IN SCHOOL ADOLESCENTS IN MEDAN
ABSTRACT
Planning generation program is the government’s policy in taking the
responsibility for population problem and in facilitating adolescents to learn
healthy life behavior organized by BKKBN. It is one of the government’s attempt
to develop population in order to support adolescents to do something for the
Nation. In its implementation, which is performed by BPP and KB (Women
Empowerment and Family Planning Board) of Medan, it seems that it is not what
has been expected. The objective of this research was to find out the
implementation of Planning Generation Program in school adolescents in Medan.
The research used qualitative method. The data consisted of primary and
secondary data. They were processed in the form of explanation, interpreted, and
analyzed qualitatively, and the conclusion was drawn. The result of the research
showed that the planning generation program in school adolescents performed by
PIK-R (Teenager Counseling Information Center) did not run maximally in
Medan, viewed from the aspects of communication, empowerment,

disposition/attitude, and bureaucratic system. The obstacle in communication was
solved by doing socialization although it did not run well since it lacked of
coordination and communication among the agencies like BPP and KB with the
Educational Agency and the Health Agency in Medan in informing adolescents’
health. It also lacks of human resources and financing. In human resources, it
lacked of knowledge about the program because of the shortage of seminars,
training, and special fostering for implementing the program in the urban level
and in the field personnel of PLKB in subdistricts. Training, fostering, and
seminars for PIK management at schools and for the program executors were
seldom done due to the lack of finance. The implementation of the program
through the facility of PIK-R failed because of the lack of communication,
knowledge of human resources or program executors, and finance. It is
recommended that coordination with other agencies such as the Educational
Agency and the Health Agency be provided, and the role of facilitator be needed
in helping the program executors.
Keywords: Implementation, Planning Generation Program, Adolescent

Universitas Sumatera Utara