Impelementasi Program Generasi Berencana Pada Remaja Sekolah di Kota Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan yaitu Penelitian
deskriptif pendekatan kualitatif. Spesisfikasi penelitian yang digunakan adalah
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta yang
ada di lapangan. Penelitian deskripstif ini tidak dimaksud mengguji hipotesis
tertentu tetapi menggambarkan sesuatu variable, gejala dan keadaan (Bungin,
2009 : 99- 100). Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena dengan cara
mendeskriptifkan dapat memberikan gambaran tentang implementasi program
Generasi Berencana secara maksimal.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah BPP dan KB kota Medan sebagai pelaksana
program genre. Dan 4 lokasi BPP dan KB perwakilan di kecamatan yaitu
kecamatan Medan johor, Medan tembung, Medan timur dan Medan barat. SMA
Negeri dan Swasta di kota Medan Sumatera Utara yang ikut dalam Program
generasi berencana (GenRe) yang di selenggarakan BkkbN/ BPP dan KB melalui
wadah Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-Remaja) di sekolah yaitu SMA
Negeri 13, SMA Harapan Mandiri, SMA Negeri 7, MAN 1 Medan. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan tahun aktif sekolah membentuk PIK-Rsebagai wadah
program GenRe. Sekolah yang menjadi penelitian adalah sekolah yang sudah

membentuk PIK-R tahun 2012 dan sekolah yang baru membentuk PIK-R tahun
2016. Pemilihan lokasi ini berdasarkan letak wilayah sekolah tersebut yang diteliti

Universitas Sumatera Utara

dari kecamatan yang berbeda. perbedaan wilayah sekolah ataupun kecamatan dan
akses yang dekat dengan perwakilan BPP dan Kb di kecamatan (PLKB)
mempengaruhi keberhasilan kebijakan program generasi berencana, lingkungan
dan lainya karena pada setiap sekolah yang berada di satu kecamatan di kota
Medan berbeda keaktifan dalam pelaksaksaan program GenRe.
3.3 Informan
Sumber informasi untuk penelitian kualitatif adalah informan atau
narasumber yang terkait dengan permasalahan penelitian dan oleh peneliti
dianggap mampu mem berikan informasi dan data (Sugiyono, 2007:62). Informan
adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian yang aktual
dalam menjelaskan tentang masalah penelitian.Informan dalam penelitian ini ialah

a.

Informan


Kunci,

adalah

permasalahan yang diteliti

orang-orang

yang

sangat

memahami

dan mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu petugas BPP dan
KB di kota Medan khusus menangani kesehatan reproduksi remaja sebagai
implementator dari program GenRe. Informasi yang


diperoleh dari

informan kunsi adalah siapa saja yang terlibat pengimplementasianya
berhubungan dengan sumberdaya manusia yang telibat dan sumber dana
untuk menjalankan program, penjelasan tentang sosialisasi, tentang
kelengkapan sarana dan prasarana,
b.

Informana utama mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti yaitu PLKB (petugas lapangan keluarga berencana, kepala
sekolah pengurus dan Pembina PIK-remaja di sekolah. Informasi yang

Universitas Sumatera Utara

diperoleh dari informan utama adalah tentang untuk melihat sikap dan
antusias kepala dan pengurus dalam pengimplementasian program GenRe
disekolah.
c.


Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yaitu siswa yang
tidak menjadi pengurus PIK-R

3.4 Data Dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan dengan jenis data yang
di perlukan untuk mendapatkan informasi. Adapun data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah:
3.4.1 Data Primer
Data primer yaitu Seluruh data yang diambil/diperoleh langsung dari informan
dan sumber data lapangan. Pengumpulan data dengan langsung terjun ke
lokasi penelitian yang dapat digunakan melalui observasi dan wawancara.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data atau informasi yang diperoleh yang diperoleh
secara tidak langsung melalui studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan
data dan informasi dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah dan internet
yang dianggap relevan dan berhubungan dengan penelitian ini.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Primer dilakukan dengan :


Universitas Sumatera Utara

1. Wawancara Mendalam
Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama. Metode wawancara mendalam sama seperti metode
wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran
informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara
pada umumnya (Bungin, 2009:108 ).Wawancara mendalam dilakukan berkalikali dengan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi
penelitian Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah Petugas BkkbN
khususnya petugas Bina ketahan remaja, KonselorPembina PIK-Remaja di
sekolah, Pengurus PIK-Remaja di sekolah, Guru , Remaja Sekolah.
2. Observasi atau pengamatan langsung
Yaitu data yang didapat melalui pengamatan yang dilakukan terhadap
masalah yang diteliti. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja mata serta dibantu dengan
panca indera lainnya (Bungin, 2009 :115). Dalam penelitian ini, peneliti

mengobservasi pada saat BkkbN melakukan sosialisasi dan pembinaan.
3.5 ANALISIS DATA
Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang
diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit,
menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai

Universitas Sumatera Utara

dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar
mudah untuk dipahami. Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti
menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data
hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas (Silalahi, 2009-284)
Komponen-komponen analisis data model interaktif dari Miles dan
Huberman dari Miles dan Huberman dijelaskan sebagai berikut:
1.Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data
pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti

melakukan reduksi data dengan cara memilah-milah, mengkategorikan dan
membuat abstraksi dari catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi atau dirangkum.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis
kemudian disajikan dalam bentuk Catatan Wawancara, Catatan Lapangan dan
Catatan Dokumentasi. Data yang sudah disajikan dalam bentuk catatan
wawancara, catatan lapangan dan catatan dokumentasi diberi kode data untuk
mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat dan
mudah. Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan pedoman
wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing data yang sudah diberi
kode dianalisis dalam bentuk refleksi dan disajikan dalam bentuk teks.
3. Kesimpulan, Penarikan atau Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Universitas Sumatera Utara

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif adalah
penarikan kesimpulan dari verifikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan
disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat
pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah

dan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak awal.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Di Badan Pemberdayaan Perempuan Dan
Keluarga Berencana
Program Generasi Berencana (GenRe) merupakan kebijakan yang dibuat
pemerintah melalui BkkbN yang diharapkan dapat diterapkan pada Sekolah
Menegah Pertama dan Sekolah Menegah Atas. Program GenRe yang dilakukan
oleh BkkbN dibawah naungan Bina Ketahanan Remaja (BKR). Untuk di kota
Medan program generasi berencana dilakukan oleh Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP dan KB kota Medan) di bawah
naungan bidang keluarga berencana dan kesehatan Reproduksi. Untuk mengetahui
implementasi program generasi berencana di kota Medan maka peneliti melalukan
wawancara dan dokumentasi di kantor BPP dan KB di jalan Ibus raya medan.
Selain dikantor BPP dan KB kota medan (tingkat II) peneliti juga melalukan
wawancara dikantor BPP dan KB di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Johor,
kecamatan Medan timur, kecamatan Medan Barat. Wawancara hanya dilakukan

pada PLKB dan kordinator PLKB (Petugas Lapangan Keluarga berencana) di
kecamatan untuk menggetahui cara sosialisasi dan promosi di sekolah yang ada di
kecamatan masing-masing.

4.1.1 Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota
Medan

Dasar hukum BPP dan KB di kota Medan adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Daerah

Universitas Sumatera Utara

Kota Medan Nomor : 3 tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Medan. Tugas Dan Fungsi Pokok BPP dan KB
adalah Tugas Dan Fungsi Pokok (Tupoksi) Badan Pemberdayaan Perempuan Dan
KB Kota Medan dituangkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor : 4 tahun
2010 tanggal 4 januari 2010. Prosedur kerja BPP dan KB

mengacu kepada


Peraturan Walikota Medan nomor 4 tahun 2010 yaitu badan pemberdayaan
perempuan dan keluarga berencana kota Medan merupakan unsur pendukung
tugas kepala daerah, yang dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah.
Badan pemberdayaan perempuan dan KB Kota Medan mempunyai tugas pokok
melaksanakan, menyusun dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah
di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugas, badan pemberdayaan perempuan dan KB Kota
Medan, menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang
pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota Medan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

a. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategis Dan Arah Kebijakan Badan
Pemeberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana

Rencana Strstegis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Kota Medan (Renstra Badan PP Dan KB) merupakan Penjabaran RPJMD Kota
Medan 2011-1015 oleh sebab itu Perumusan Visi, Misi, Tujuan sasaran, Strategis
dan Arah Kebijakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana


Universitas Sumatera Utara

Kota Medan dalam Lima Tahun Mendatang (2011-2015) berpedoman pada Visi,
Misi, tujuan, strategi dan Arah kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Kota
Medan 2011-2015.

Visi dan misi BPP dan KB berpedoman pada Visi RPJMD Kota Medan
2011-2015 dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan dalam mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran Pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Badan
Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun 20112015 ditetapkan sebagai berikut terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan
anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera.” Kesetaraan Gender
bermakna setara dan seimbang dan sederajat dalam hubungan peran, kedudukan,
fungsi hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Berarti Sederajat
dalam perbedaan dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan di seluruh bidang
kehidupan.

Misi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan
2011-2015 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kesejahteraan Gender dan Kualitas hidup Perempuan dan Anak.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Pelayanan Keluarga Berencana,
Kesehatan Reproduksi dalam membangun Keluarga Sejahtera.

3. Meningkatkan Kualitas lingkungan dan kesejahteraan Keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan dan sasaran dengan misi pertama : Meningkatkan Kesejahteraan Gender
dan Kualitas hidup Perempuan dan Anak. yang memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatnya status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai
kemajuan yang setara dengan laki-laki dalam segala bidang.Dengan
sasaran : Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
b.

Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak. Dengan sasaran

1. Menurunnya tingkat kekerasan dalam rumah tangga dan tindak
pidana perdagangan orang.
2. Terbina dan terayominya perempuan lanjut usia.

Implementasi program generasi berencana pada remaja sekolah melalui
wadah pusat informasi konseling Remaja dilakukan oleh pelaksana di BPP dan
KB. Program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja
untuk kota Medan di laksanakan oleh badan permberdayaan perempuan dan
keluarga berencana di dalam Bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
remaja yang menangani program generasi berencan melalui wadah PIK-R.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Penyajian Data

Berdasarkan hasil wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi yang
telah dilakukan oleh penulis kepada para informan maka penulis akan menyajikan
beberapa data terkait dengan data informan, hasil wawancara, dan data sekolah
yang sudah membentuk PIK-Remaja sebagai wadah dari program generasi
berencana pada remaja sekolah beserta identifikasinya untuk mengetahui
implementasi program generasi berencana dengan mengetahui komunikasi,
sumber-sumber daya, disposisi atau sikap dan struktur birokrasi yang tercipta
antara di BPP dan KB kota Medan dengan remaja di sekolah.

4.2.1

Data Informan

Data beberapa informan yang menjadi sumber data primer pada penelitian
ini dapat berasal dari BPP dan KB dan sekolah. informan dari BPP dan KB ada 12
orang informan dan dari sekolah ada 17 orang informan. Untuk memperoleh data
informan penulis memperolehnya dari hasil wawancara dengan infoman. Maka
untuk melihat data informan maka dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel Data 4.1 Data Informan BPP dan KB

NO NAMA

USIA

JENIS
KELAMIN
52 Tahun Wanita

PENDIDIKAN PEKERJAAN

1.

Asrah
Harahap

2.

Syafrina

54 Tahun Wanita

Sarjana

3.

Kisman
Lubis

57 Tahun Pria

Sarjana

4

Nurmata
Siaahan

49 Tahun Wanita

SMA

5.

Aswinta

50 Tahun Wanita

Sarjana

6.

Nurjana
h
Agnes
berliana
Eli
wardani

50 Tahun Wanita

Diploma

32 tahun

Wanita

Diploma

49 tahun

Wanita

SMA

Rilmawa
ti
Jermida
Hasibua
n
Martha
uli

30 tahun

Wanita

Sarjana

48 tahun

Wanita

Sarjana

31 tahun

Wanita

Diploma

Aminah

48 tahun

Wanita

Sarjana

7.
8.

9.
10.

11.
12.

Pasca Sarjana

Sekeretaris BPP
Dan KB Kota
Medan
Kasubbag
Penyusunan
Program
Kasubbid
Kesehatan
Reproduksi
Staf bid.
Kesehatan
Reproduksi
Kordinator
PLKB Kec.
Medan
PLKB Kec.
Medan Johor
PLKB Kec.
Medan Johor
Kordinator
PLKB kec.
Medan Timur
PLKB Medan
Timur
Kordinator
PLKB Medan
Barat
PLKB Medan
Barat
PLKB Medan
Tembung

Sumber data : Wawancara tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Data Informan di Sekolah

No Nama

Usia

Jenis
Kelamin
56 Tahun Laki-laki

1

Asnan
Situmorang

2

Lutfiyah

16 tahun

Wanita

3

Syarif
Hidatulah
Novantry
Listasari
Simbolon
Ernawati

16 tahun

Laki-laki

16 Tahun Laki-laki

8

Bagas
Perdana
Henni

9

Fachri

17 Tahun Laki-laki

10

Syarifah
Zaiton
Safira
Ramadani
Nur
Habibah
Delia
Nurrahmah
Alwin P.
Lubis
Muhammad
Affaan
Rafli
Mahraza
Dicky
Rahmadan

46 Tahun Wanita

4
5
6
7

11
12
13
14
15
16
17

17 Tahun Wanita
48 tahun Wanita
39 tahun

16 Tahun

Wanita

Wanita

16 tahun

Wanita

16 Tahun

Wanita

16 Tahun Wanita
46 Tahun Laki-laki
17 Tahun Laki-laki
16 Tahun Laki-laki
23 Tahun Laki-laki

Asal Sekolah

Status di Sekolah

SMA Negeri
13 Medan

Pembantu Kepala
Sekolah Bid.
Kesiswaan/ Pembina
PIK-R
SMA negeri 13 Siswa XI IPA dan
Ketua PIK-R
SMA negeri 13 Siswa IPA dan
wakil ketua PIK-R
SMA negeri 13 Siswa XI IPS
SMA Harapan Guru/ Pembina PIKMandiri
Remaja
SMA Harapan Wakil Kepala
Mandiri
Sekolah
SMA Harapan Siswa XI IPS dan
Mandiri
Ketua PIK-R
SMA Harapan Siswa XI IPA
Mandiri
SMA Harapan Siswa XI IPS
Mandiri
MAN 1 Medan Guru / Pembina
PIK-Remaja
MAN 1 Medan Siswa XI IPA dan
Pengurus PIK-R
MAN 1 Medan Siswa dan Pengurus
PIK-R
MAN 1 Medan Siswa dan Pengurus
PIK-R
SMA Negeri 7 Kepala sekolah
Bid.Kesiswaan
SMA Negeri 7 Siswa XII IPA
dan Ketua PIK-R
SMA Negeri 7 Siswa XI IPA dan
Pengurus PIK-R
UMSU
Ketua PIK-M
UMSU dan duta
GenRe 2014

Sumber data : Wawancara Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

4.2.1.1 Data Sekolah yang membentuk PIK-R sebagai wadah Program
Generasi Berencana (GenRe) di kota Medan

Pada tahun 2012- 2015 ada 9 sekolah

SMA negeri 13, SMA Harapan

Mandiri, SMP Swasta perguruan Ar-Rahman, Mandrasah Aliyah Negeri Medan,
SMP Negeri 16 Medan, SMP Namira Tech Nusantara, SMA swasta UISU Medan,
SMA negeri 12 Medan, SMA swasta IWA Martadinata. Tetapi setiapa tahunya
ada sekolah yang tidak aktif PIK Remajanya. Untuk mengetahui implementasi
program generasi berencana pada remaja di kota medan melalui wadah pusat
informasi konseling

Remaja maka peneliti melakukan wawancara di 4 sekolah di kota Medan
yaitu sekolah SMA negeri 13, SMA Harapan Mandiri , Mandrasah Aliyah Negeri
1 Medan dan SMP Negeri 37 kota Medan, Daftar sekolah yang sudah membentuk
kepengurusan PIK Remaja sampai tahun 2016 berdasarkan data dari BPP dan KB
kota medan dapat dilihat tabel dibawah ini sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Daftar Nama PIK-Remaja Kota Medan Berbasis Sekolah Tahun 2016

No

1

2

Kecamatan

SK PIK Remaja
SMA / SMK

Juml
ah

M. Kota

1. SMA Negeri 5

1. SMP Negeri 3
2. SMP Negeri 4
3. SMP Negeri 4

M. Area

1. SMA Negeri 8
2. SMK Taman Siswa
3. SMA Muhammadiyah
4. SMA Taman Siswa
5. SMA Al-Ulum

-

1. MAN 4

1. SMP Negeri 5
2. SMP Negeri 15 4
3. SMPNegeri 23

3

M. Labuhan

4

M. Selayang

1. SMA Muhammadiyah
03
1. SMP Negeri 1
2. SMA Gajah Mada
3. SMK 8

5

M. Belawan

1. SMA Muhammadiyah
2. SMA Negeri 20
3. SMA Hang Tuah

6

M. Maimun

1. SMA Global Prima

7

M. Tuntungan

1. SMA Negeri 17
2.
SMK
School

8

SMP

M. Perjuangan

-

4

5

4

1. SMP Negeri 26 4

1. SMP Negeri 2
2. SMP Negeri 32 4
3. SMP Santa
Maria

1. SMP Negeri 4
31
Pancawan 2. SMP Mulia
Pratama

1. SMP Azizi
4
SMP
Muhammadiyah
07
3.
3.
SMP
Muhammadiyah

Universitas Sumatera Utara

49
4. SMP GB –
Joshua

9

M. Barat

1. SMA Negeri 3

1. SMP Negeri 11
2. SMP Negeri 16 4
3. SMP Negeri 7

1. SMA Harapan Mandiri
2. SMA Al-Azhar
3. SMA Negeri 13
4. SMA Al-Manar

10.

M. Johor

11

M. Helvetia

1. SMA Negeri 21
2. SMA Teladan

1. SMP Negeri 18 4
2. SMP Negeri 40

12

M. Denai

1. SMA Negeri 21
2. SMA Negeri 14

1. SMP Negeri 23 4
2. SMA Annizam

1. SMA Negeri 7
2. SMK Negeri 5
3. SMK Negeri 11

1. SMP Negeri 37 4

13

M. Timur

14.

M. Tembung

15

M. Petisah

16

17

18

M. Sunggal

M. Polonia

M. Marelan

1. SMA Negeri 11

1. SMA Negeri 4
2. SMA Raksana
3. SMA Amir Hamzah
4. SMA Misfahusalam
1. SMK Negeri 9
2. SMA Negeri 15
1. SMA Negeri 1
2. SMA Negeri 2
3. SMK Negeri 10
4. SMA Angkasa

1. SMA Negeri 26

4

1. SMP Negeri 29
2. SMP Negeri 17
3. SMP Negeri 35 5
4. SMP Negeri 27

-

4

1. SMP Sultan
2. SMP Negeri 9

4

4
1. SMP Negeri 20
2. SMP Negeri 32 4
3. SMP Negeri 38
1. SMP Negeri 10

Universitas Sumatera Utara

19

M. Baru

20

M. Amplas

21

M. Deli

-

1. SMA Negeri 21
2. SMK Negeri 2
3. SMK Negeri 7
4. SMK Negeri 3

1. SMA Bina Guna

Jumlah

2.
SMP
Bhayangkara
4
3. SMP Nasrani
4.
SMP
Nurhasanah

-

4

1. SMP Negeri 42
1. SMP Negeri 43 4
3. SMP Hang
Tuah
86

Sumber data : BPP dan KB kota Medan

4.2.2 Temuan Lapangan Mengenai Implementasi Program Generasi
Berencana (GenRe)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada para
informan maka diperoleh data primer yang selanjutnya akan diolah penulis guna
tujuan penelitian, yaitu mengetahui komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap, dan
struktur birokrasi yang dilakukan BPP dan KB untuk mengimplementasikan
program generasi berencana pada remaja sekolah. Berikut ini penjelasan ataupun
kutipan wawancara yang dilakukan penulis kepada para informan tentang
implementasi program GenRe :

4.2.2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan hal penting dalam mempromosikan program
generasi berencana. Komunikasi yang dilakukan untuk mempromosisikan dan

Universitas Sumatera Utara

sosialisasi program generasi berencana. Komunikasi yang dilakukan supaya
mengetahui implementasi program generasi berencana pada remaja sekolah maka
penulis mewawancara pegawai BPP dan KB. Untuk mengetahui bagaimana cara
komunikasi dalam sosialiasi program GenRe di kota Medan. Dalam wawancara
penulis menanyakan tentang sosialisasi yang dilakukan BPP dan KB pada remaja
sekolah Untuk sosialisasi awal pada tahun 2012-2015 pihak BPP dan KB
melakukan komunikasi tidak langsung awal melalui surat yang dikirim kepada
setiap sekolah dikota Medan. dan melakkan komunikasi langusung dengan
melakukan seminar dn datang lasung ke sekolah. untuk membentuk Pusat
informasi konseling Remaja sebagai wadah dari program generasi berencana
(Genre). Komunkasi yang dilakukan dengan sosialisasi ke berbagai pihak dari
BPP dan KB pada PLKB, PLKB pada remaja sekolah melalui pusat informasi
konseling remaja.

Sosialisasi
Sosialisasi dalam mempromosikan program genre dilakukan BkkbN
provinsi sumatera utara dengan menyampaikan tugas kepada BPP dan KB kota
(tingkat II) sebagai penanggung jawab dan pelaksana untuk tingkat II kemudian
diserahkan kepada petugas lapangan untuk di sosialisasikan kepada remaja
sekolah. Pada tahun 2010 Program Generasi berencana bernama program
kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang dikembangkan melalui wadah PIKKRR. Namun Tahun 2014 program kesehatan reproduksi remaja (KRR)
dikembangkan jadi program generasi berencana melalui wadah PIK-R. Program
KRR hanya memiliki materi tentang kesehatan reproduksi remaja tetapi program
generasi berencana melalui wadah PIK-R materi yang dipelajar lebih luas yaitu

Universitas Sumatera Utara

tentang pengetahuan penundaan usia, perkawinan, seks bebas, narkoba dan
keterampilan untuk para remaja dengan tujuan penyiapan kehidupan berkeluarga
untuk para remaja. hal ini terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :
Sejak kapan ada program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah
PIK-R
Ibu A.FM. Harahap (sekretaris BPP dan KB kota Medan) mengatakan “sekitar
tahun 2010 ada program KRR tetapi dikota medan aktif memberikan
sosialisasinya tahun 2014 tentang GenRe. Hal sama juga disampaikan oleh oleh
Bapak Kisman Lubis (Kasubbid kesehatan reproduksi ) “mengatakan awalnya
2010 Program Generasi berencana bernama Program (KRR). Namun pada tahun
2012 disepakati untuk dikembangkan menjadi Program Generasi berencana
melalui wadah pusat informasi konseling remaja. pada tahun 2014 program
kesehatan reproduksi remaja (KRR) dikembangkan jadi program generasi
berencana melalui wadah PIK-R. GenRe lebih banyak materi ditambah melatih
keterampilan remaja(wawancara tanggal 26 april pukul 10:00)
Dalam sosialisasi program generasi berencana pada remaja sekolah di kota
Medan dilakukan dengan dengan aturan kerja. Aturan kerja atau prosedur
terlasananya program adalah melalui BkkbN Pusat sebagai pembuat program
genre. BkkbN perwakilan provinsi yang menyampaikan kepada BPP dan KB
(tingkat II). Pada BPP dan KB disampaiakan kepada bidang kesehatan reproduksi
yang melakukan sosialisasi melalui seminar dan melakukan pembinaan, Dari BPP
dan KB (tingkat II) disampaikan pada PLKB (petugas lapangan keluarga
berencana, Kecamatan ada kordinator PLKB dan PLKB, lalui PLKB di kecamatan
melakukan sosialisasi pada pihak sekolah. kegiatan sosialisasi yang dilakukan
BPP dan KB seseuai dengan tugas dan fungsi pegawai masing-masing. Aturan
kerja dalam sosialisasi terungkap dari hasil wawncara sebagai berikut :
Bagaimana aturan kerja dalam sosialisasi GenRe sehingga sampai kepada remaja
disekolah. Hal ini diungkapkan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Syafrina (Kasubbag program) Prosedur dari program melalui BkkbN Pusat,
BkkbN perwakilan provinsi, BPP & KB, Kecamatan Dari kota BPP & KB,
Kecamatan ada kordinator PLKB dan PLKB, lalui kesekolah Beliau tidak pernah
turun langsung kelapangan karena menurut beliau setiap program sudah ada
bagiannya masing-masing dan kerja sesuai tuposksi (wawancara pada tanggal 26
april 2016, pukul 10.00 Wib ) Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak
Kisman Lubis (Kasubbid kesehatan reproduksi ) “mengatakan BPP dan KB
mengetahui program ini dari BkkbN provinsi lalu pada BPP dan KB, selanjutnya
pada bidang kesehatan reproduksi, mereka memberikan kami informasi untuk
melaksanakan program genre. (wawancara 26 april 2016 pukul 09.00 Wib)
Dengan adanya aturan kerja dalam sosialisai program generasi berencana.
Maka sosialisasi dilakukan pada tahun 2012 dengan nama program kesehatan
reproduksi remaja melalui wadah PIK-KRR disosialisasikan di kota Medan tetapi
pada tahun 2014 program tersebut dikembangkan menjadi program generasi
berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja (PIK-R). Program
generasi berencana dikembangkan melalui dua wadah yaitu pertama melalui
wadah PIK-KRR ini di bina adalah remaja di sekolah wadah yang kedua melalui
BKR (bina keluarga remaja ) disini binaanya adalah keluarga yang memiliki
remaja. Untuk program genre melalui wadah PIK-R di sosialisasikan tahun 2014.
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah Program genre melalui PIK-R. Adanya
program generasi berencana dan disosialisasikan dikota Medan terungkap dari
hasil wawancara sebagai berikut :
Sejak kapan program generasi berencana pada remaja sekolah disosialisasikan di
kota Medan
Bapak Kisman Lubis mengatakan “tahun 2012 nama program KRR pada tahun
2014 di kembangkan jadi Program genre melalui wadah PIK-R dikota Medan
diterapkan tahun 2012 tetapi hanya beberapa sekolah yang membentuknya
disekolah.(wawancara tanggal 26 april 2016 pukul 09:30) Hal yang sama juga
disampaikan oleh ibu Syafrina yang mengatakan “sejak tahun 2012 program KRR
lalu dikembangkan jadi genre. (26 april 2016 pada tanggal 13.30 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Komunikasi dalam menyampaikan sosialisasi juga dilakukan pegawai BPP
dan KB di kecamatan yaitu petugas lapanagan keluarga berencana (PLKB). Awala
nya sosialisaisi pernah dilakukan di remaja yang ada di tingkat kecamatan dan
desa ataupun kelurahan tapi tidak berjalan dengan baik. Karena setiap ada tahun
ada remaja di desa/kelurahan yang meratau jadi PIK-R di desa dan kelurahan
tidak berjalan. Maka dalam implementasi program generasi berencana di fokuskan
pada remaja di sekolah. Program generasi berencana melalui wadah PIK-R hanya
disosialisasikan pada remaja sekolah. PIK-R remaja bebasis masyarakat
didalamnya pemuda-pemuda desa atau kelurahan yang berperan. Tetapi tidak
berjalan karena kesibukan para pengurus seperti ada yang merantau, sudah
menikah dan ramaja yang sibuk dengan aktivitas sekolah. BPP dan KB
memfokuskan PIK Remaja berbasis sekolah karena remaja sekolah dapat
diarahkan disekolah dengan pantauan guru dan pengurus disekolah serta remaja
sekolah juga lebih banyak berada disekolah setiap harinya
hal ini terungkap di wawancara sebagai berikut :
Ibu Aswinta mengatakan “ PIK-Remaja yang di masyarakat pernah perkembang
tetapi setelah para remaja meratau dan melanjutkan kuliah didaerah lain maka
PIK-R tidak berjalan lagi makanya sekarang PIK-Remaja sebagai wadah program
Generasi berencana lebih difokuskan kepada remaja di sekolah karena remaja
umumnya lebih banyak disekolah dan lebih bisa terarah untuk diberikan
pembinaan” (wawancara tanggal 27,28,29 april 2016 wawancara pada pukul
09.00 wib) Hal yang sama juga diungkapkan ibu Jeremida mengatakan “Pernah
ada dibuat PIK remaja untuk masyarakat melalui pemuda pemudi tetapi gak aktif
maka sekarang di fokus kan pada remaja sekolah yang ada disekoloah.”.(9 mei
dan 10 mei 2016 pukul 11.00 WIB ).
Bagi pihak sekolah yang pada tahun 2012 sudah mengetahui program
kesehatan reproduksi remaja melalui wadah PIK-KRR dan membentuk PIK-KRR
disekolah tinggal menambah ilmu tentang program genre dan tidak perlu lagi
membentuk PIK-R sebagai wadah program genre. Bagi sekolah yang dan remaja

Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui sejak kapan program generasi berencana melalui wadah pusat
informasi konseling remaja (PIK-R) diimplementasikan pada remaja sekolah di
kota medan dan apa alasan sekolah mau menerapkannya disekolah. Maka penulis
juga mewawancarai pembina PIK-R di sekolah. Pihak sekolah mengetahui
sosialiasi program generasi berencana melalui PLKB. Menurut para pembina PIKR program generasi berencana melalui wadah PIK-R itu sangat bagus untuk
dibuat disetiap sekolah supaya remaja lebih terarah untuk menyiapkan masa
depannya Remaja juga diajarkan banyak materi mulai dari kesehatan reproduksi,
kegiatan lomba dan keterampilan. Karena dengan adanya PIK-R siswa lebih
mudah untuk mengukapkan masalahnya dan membantu mengarahkan. Program
genre melalui PIK-R disekolah dibentuk atas kemauan pihak sekolah dan BPP dan
KB yang melakukan sosialisasi dan memfasilitasi sosialisasi. Untuk mengetahui
komunikasi yang dilakukan antara PLKB dan pihak sekolah dapat dilihat sebagai
berikut:
Sejak kapan mengetahui dan membentuk PIK Remaja dan apa alasan mau
membentuk PIK-R di sekolah,
Ibu Listasari mengatakan “tahu program genre dari PLKB di kecamatan medan
johor tahun 2012. Karena menurut saya penting genre ini.(tanggal 28 Mei dan 2
juni 2016 pukul 09.00 Wib ) Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Asnan
Situmorang mengatakan saya mengetahui Program generasi berencana melalui
wadah PIK-R sejak tahun 2012. Dan yang memberikan informasinya dari BPP
dan KB melalui surat dan PLKB di kecamatan. Pada tahun 2012 SMA negeri 13
membentuk PIK-R di sekolah. Menurut beliau alasan pihak sekolah SMA negeri
13 mau membentuk PIK-Rsebagai wadah program generasi berencana karena
Program tersebut bagus supaya siswa lebih mengetahui tentang apa yang tidak
boleh dilakukan yang merusak kesehatan dan tidak melakukan pernikahan dini
serta menambah keterampilan siswa dalam mengelola organisasi disekolah.
(wawancara tanggal 17 Mei dan 18 2016 pukul 09.00 Wib )

Universitas Sumatera Utara

Tetapi bagi sekolah yang belum membentuk PIK-R sebagai wadah dari
program genre pada 2012 dan pada tahun 2014 PIK dan baru membentuk pada
tahun 2014 maka sosialisasi yang dilakukan kembali pada tahun 2016. Hal ini
dapat terlihat dari hasil wawancara dengan pegawai BPP dan KB sebagai berikut :
Bapak kisman mengatakan sosialisasi ada di tahun 2012 itu porgram KRR, tahun
2014 sudah program genre wah PIK-R hanya 9 sekolah yang ikut maka sosialisasi
lagi awal tahun 2016 74 sekolah yang bentu tapi belum aktif kepengurusanya.hal
yang sama juga disampaikan oleh ibu Aswinta tahun 2014 ada sosialisasi tapi
sedikit sekolah yang membentuk dan awal 2016 sosialisasi kembali dan 74
sekolah ikut tapi belum aktif PIK-R nya”.
Dari hasil wawawancara tentang kapan program generasi berencana
melalui wadah PIK-R ada di kota Medan. Maka dari atas penulis merangkum
bahwa Program generasi berencana awalnya bernama program kesehatan
reprodukasi remaja. Pada tahun 2012 program Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR) diteruskan menjadi

program generasi berencana. Awalnya program

penyiapan keluarga bagi para remaja melalui program kesehatan reproduksi
remaja dengan pembelajaranya hanya tentang kesehatan reproduksi. Sejak tahun
2012 program generasi berencana melalui wadah PIK-R (pusat informasi
konseling remaja) tidak hanya mempelajari tenatang kesehatan reproduksi bagi
Remaja tetapi pembelajaran sudah ada tentang penundaan usia seks bebas,
narkoba, HIV-Aids dan keterampilan untuk remaja yang betujuan untuk
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Sosialisasi dapat dilakukan dengan baik jika ada komunikasi yang berjalan
dengan lancar antara dengan pihak BPP dan KB tingkat II dan BPP dan KB di
kecamatan. Dalam melakukan sosialisasi program generasi berencana pada remaja
sekolah tidak hanya melakukan menjalin komunikasi sesama pegawai BPP dan
KB tetapi diperlukan komunikasi yang baik dengan pihak dinas terkait seperti

Universitas Sumatera Utara

dinas pendidikan untuk membantuk mempelancar sosialisasi progam genre dan
melakukan pembentuk PIK-R sebagai wadah program GenRe.
Supaya mengetahui bagaimana implementasi program generasi berencana pada
remaja sekolah maka penulis mewawancarai pegawa BPP dan KB. Untuk
mengetahui bagaimana cara komunikasi dalam sosialiasi program genre di kota
Medan. Hasil wawancara Dengan BPP dan KB tentang komunikasi yang
dilakukan dalam pengeimplementasian program genereasi berencana
a. Sosialisasi dengan komuninkasi tidak langsung
Dalam wawancara penulis menanyakan tentang sosialisasi yang dilakukan
BPP dan KB pada remaja sekolah Untuk sosialisasi awal pada tahun 2012-2015
pihak BPP dan KB melakukan komunikasi tidak langsung awal melalui surat yang
dikirim kepada setiap sekolah dikota Medan untuk membentuk Pusat informasi
konseling Remaja sebagai wadah dari program generasi berencana (Genre). tahun
2012,2014 dan 206 tingkat II menyurati sekolah-sekolah yang mau membentuk
PIK-Remaja di sekolahnya masing-masing. Sosialisasi tidak hanya melalui surat
tetapi pada tahun 2014 ada juga media sosialisasi melalui majalah khusus generasi
berencana yaitu Horas Genre (horas generasi berencana)
Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara. Bagaimana sosialisasi
program generasi berencana yang di lakukan BPP dan KB kota Medan
Bapak Drs.H. Kisman Lubis mengatakan “tahun 2012 waktu program KRR surat
saja tetapi 2016 sudah ada surat dan majalah horas”.. Hal ini juga diungkapkan
oleh kordinator PLKB kecamatan Medan Timur Ibu Aswinta sebagai berikut
:kalau pemberitahuan tidak langsung kepada kami ada melalui surat karena setiap
tugas atau perintah dari tingkat II selain bertemu langsung juga menggunakan
surat tugas ataupun surat edaranya. Kalau ada kegiatan untuk mengundang PIK-R
disekolah BPP dan KB juga selalui pakai surat keterangan yang diserahkan pada
PLKB” (wawancara tanggal 26 april 2016 )

Universitas Sumatera Utara

Penulis juga menanyakan kepada pihak sekolah bagaimana sosialisasi
program generasi berencana yang dilakukan BPP dan KB pada remaja di sekolah.
Hasil Wawancara dengan Pihak sekolah tentang sosialiasasi. Dalam wawancara
penulis menanyakan sosialisasi melalui komunikasi tidak langsung tentang
program generasi berencana melalui wadah PIK-R yang dilakukan BPP dan KB
Bapak Asnan Situmorang Pembina PIK SMA Negeri 13 mengatakan “sosialisasi
yang dilakukan BPP dan “Genre melalui wadah PIK-Remaja di sekolah kami
sejak 2012, saat sekolah kami mendapat surat dari BPP dan KB tentang
pemebentukan PIK-Remaja yang membahas tentang penundaan usia
perkawaninan ,seks bebas,narkoba dan HIV –Aids dan ada juga majalah tentang
generasi berencana yang diberikan PLKB sama pengurus PIK-R disekolah
kami”.(wawancara tanggal 17 Mei 206 pukul 10.00 wib ) hal yang sama juga
terungkap Pembina PIK-R sekolah Harapan mandiri Ibu Listasari juga
mengatakan sosialisasi dilakukan dengan menyurati sekolah kami untuk
membentuk PIK-R”
b. Sosialisasi Dengan Komunikasi Langsung
Untuk melakukan sosialisasi tidaka hanya melalui surat pada tahun 2014
Komunikasi langsung juga dilakukan pihak BkkbN provinsi yang melibatkan BPP
dan KB untuk kota Medan mengadakan gebyar GenRe yang di hadiri siswa
sekolah negeri dan swasta dan kegiatan ini masuk dalam rekor MURI karena
dihadiri 6000 siswa untuk mengikrarkan penundaan pernikahan dini.
Ibu Syafrina, SE mengatakan “ sosialisasi di lapangan merdeka seminar Gebyar
Genre pada tahun 2014 untuk memberitahukan siswa siswa tentang generasi
berencana diadakan dilapangan merdeka. Dan gebyar genre pun dapat rekor Muri
karena peserta 6000 ribu orang (wawancara tanggal 26 april 2016 pukul 13:30)
hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Kisman lubis BPPKB hanya orientasi
dan sosialisasi dan pengarahan. Pernah juga di adakan di lapangan merdeka
seminar Gebyar Genre pada tahun 2014 yang memecahkan rekor MURI sekitar
6000 ribu orang dilakukan BKKBN perwakilan Sumatera Utara. Di hadiri dari
sekolah swasta dan negeri.(wawancara tanggal 26 mei 2016 pukul 09:30)

Universitas Sumatera Utara

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh PLKB tentang sosialisasi genre
yang di hadiri 6000 siswa sekolah negeri dan swasta. Hasil wawancara sebagai
berikut :
Hal tersebut juga ditambahkan oleh ibu Aswinta, PLKB kecamatan Medan Johor
mengatakan “seingat saya pernah tahun 2014 itu diadakan gebyar genre di
lapangan merdeka untuk memberitahukan kepada siswa siswi tentang generasi
berencana agar melalukan penundaan usia perkawinan agar tidak terjadi
pernikahan dini”. (wawancara tanggal 27 april 2016 pukul 10:00 wib) hal yang
sama juga diungkapkan oleh Ibu Agnes Tambunan “ada dibuat sosalisasi tentang
genre dilapangan merdeka yang mengundang semua sekolah dihadiri 6000 riu
ribu siswa”(wawancara tanggal 27 pukul 11:30)

Dalam wawancara penulis juga bertanya pada PLKB di kecamatan. Bentuk
sosialisasi dengan komunikasi langsung juga dilakukan pegawai BPP dan KB di
kecamatan yaitu PLKB
Ibu Nurjanah mengatakan kami langsung mendatangi setiap sekolah yang ada di
kecamatan untuk sosialisasi program genre melalui PIK-R dan mengajak pihak
sekolah untuk membentuknya disekolah masing-masing (wawancara tanggal 27
april 2016) Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan Ibu Agnes petugas
lapangan keluarga berencana “dengan langsung mendatangi setiap sekolah yang
ada di kecamatan. kami datang ke sekolah-sekolah untuk sampaikan informasi
yang datang dari tingkat II (BPP dan KB kota Medan ) untuk membentuk PIK
Remaja sebagai wadah dari Genre. Kalau mau buat PiK- R disekolahnya kami
siap untuk mengarahkan pembentukan yang di fasilitasi BPP dan KB kota medan
(wawancara tanggal 28 april 2016)
Penulis mewawancarai pihak sekolah yang sejak tahun 2012 ikut membentuk
PIK-R. Sosialisasi apa yang dilakuakan selain melalui komunikasi tidak langsung
(surat) genre yang dilakukan BPP dan KB kepada Remaja di sekolah ?
Ibu Listasari Simbolon selain komunikasi tidak langsung dengan surat
pihak PLKB juga datang ke sekolah kami dengan memberikan pengarahan untuk
membnetuk PIK remaja. Beliau mengatakan yang mengajak pihak sekolah kami
untuk membuat PIK-Remaja sebagai wadah Genre ialah PLKB kecamatan Medan
Johor. Hal ini juga ditambahkan oleh bapak Asnan situmorang pertama dulu surat
lalu mereka juga datang mensosialisasikan sama siswa-siswa (wawancara tanggal
17 dan 18 mei 2016 )

Universitas Sumatera Utara

Penulis juga menanyakan kapada pegawai BPP dan KB. Apakah dengan
sosialisasi melalui komunikasi langsung dan tidak langsung seperti melalui surat,
majalah dan surat sejak tahun 2012 -2015 hanya 9 sekolah yang ikut serta
membentuk PIK sebagai wadah generasi berencana ?
Bapak Kisman mengatakan “Pada tahun 2012- 2015 hanyaada 9 sekolah SMA
negeri 13, SMA Harapan Mandiri, SMP Swasta perguruan Ar-Rahman,
Mandrasah Aliyah Negeri Medan, SMP Negeri 16 Medan, SMP Namira Tech
Nusantara, SMA swasta UISU Medan, SMA negeri 12 Medan, SMA swasta IWA
Martadinata. Karena masih sedikit sekolah yang membentuk PIK Remja maka
pada bulan februari 2016 diadakan pertemuan Jumlah sekolah yang ada PIK
Remaja nya ada 84 sekolah, ada PIK Remaja nya sudah ada tapi belum aktif dan
sudah ada di bentuk PIK Remaja nya dan aktif ikut kegiatan. Halyang sama juga
diungkapkan oleh ibu Nurmata (Staf BPP dan KB), jika sekolah yang ikut sejak
2012-2015 hanya 9 sekolah saja”.
Sekolah yang ikut serta 9 sekolah maka untuk mengajak sekolah supaya
mau membentuk PIK Remaja

pada bulan februari 2016 di kantor walikota

diadakan pertemuan yang diselenggarakan BPP dan KB melalu BPP dan KB
mengadakan sosialisasi melalui komunikasi langsung yang dihadiri walikota dan
kepala sekolah dikota medan, petugas lapangan keluarga berencana untuk
mengajak sekolah untuk membentuk pusat informasi konseling remaja sebagai
wadah Program Genre. Sosialisasi seperti apa yang dilakukan BPP dan KB setelah
tahun 2012-2015 hanya ada 9 sekolah yang ikut ?
Bapak Kisman Lubis mengatakan “belum banyaknya sekolah yang membentuk
PIK-Remaja maka kami melakukan pertemuan diadakan di kantor walikota
dengan mengundang walikota pihak sekolah untuk mengajak pihak sekolah
membentuk PIK-Remaja. Yang hadir disana terutama sekolah negeri dan ada juga
dari sekolah swasta. Hal ini ditambahkan oleh ibu Rilmawati PLKB kecamatan
Medan Timur “Genre dengan wadah PIK-R itu sudah dari 2012 di kota medan
tetapi untuk sekolah sekolah di kecamatan Medan Timur baru awal 2016 ikut. Dan
informasi langsung kami terima di kantor walikota pada bulan februari 2016 yang
dihadiri oleh BPP dan KB, pihak sekolah-sekolah di kota Medan dan PLKB
“.(wawncara tanggal 12 Mei 2016 )
Sosialisasi dalam komunikasi langsung dengan kami pihak sekolah dengan
mengadakan pertemuan dikantor walikota untuk sosialisasi tentang PIK remaja

Universitas Sumatera Utara

sebagai wadah Genre diberitahu PLKB kecamatan medan timur untuk datang.
Pada sosialisasi ulang yang dilakukan juga mengudang semua sekolah yang sudah
membentuk PIK-R dan terutam sekolah yang belum membentuk PIK-R. Penulis
juga mewawancarai pihak sekolah yang ikut program generasi berencana dan
membuat PIK-Remaja. Penulis bertanya kepada pihak sekolah yang membentuk
PIK-R di sekolahnya pada tahun 2016 . Hal tersebut terungkap dengan wawancara
penulis. Penulis menanyakan Sosialisasi dengan komunikasi langsung seperti apa
yang dilakukan BPP dan KB pada remaja di sekolah hal tesebut terungkap dari
wawancara sebagai berikut :
Bapak Alwi mengatakan “sosialisasi yang dilakukan pertemuan dikantor walikota
untuk sosialisasi tentang PIK remaja sebagai wadah GenRe diberitahu PLKB
kecamatan medan timur untuk datang. Pihak PlKB langsung datang ke sekolah
kami dan membawa surat edaran undangan dari BPP dan KB”. hal yang sama
juga diungkapkan ibu Syarifah Zaiton sekolah 2015 ikut tapi juga dapat sosialisasi
yang diadakan dikantor walikota yang buat BPP dan KB

Sosialisasi tidak hanya dilakukan oleh BPP dan KB tingkat II dan tingkap
kecamatan. Tetapi ada juga sekolah yang membentuk PIK-R disekolahnya karena
pihak sekolah karena memperoleh Informasi tentang PIK-R dari mahasiswa yang
PLL di sekolah tersebut. Hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut :
Hal ini terungkap juga Ibu Syarifah Zaiton Pembina PIK-Remaja sekolah MAN 1
mengatakan “Sekolah kami sudah ikut PIK-R sejak tahun 2015, saya tahu progam
genre dengan wadah PIK-Remaja PLL di sekolah kami yaitu dari PIK-Syahadah
UMSU. Tetapi juga PLKB selalu nyampaikan informasi langsung datang
kesekolah

dan

beretemu

dengan

saya

jika

ada

pertemuan

seperti

seminar,pembinaan dan orientasi dengan membawa surat dari BPP dan KB
sebagai penyelenggara kegiatan”. (wawancara tanggal 23-24 Mei 2016)

Universitas Sumatera Utara

Bagi sekolah yang diberikan sosialisasi awal tahun 2016 PLKB hanya
datang memberikan pengarahan tentang program genre dan mengundang sekolah
untuk menghadiri seminar oerientasi PIK-R. Materi pengarahan awal kepada
sekolah yang baru ikut sejak tahun 2016 hanya materi pengantar saja. Materi yang
diberikan adalah tentang PIK-remaja sebagai wadah program genre tentang
penundaan usia perkaawinan atau pendewasaan usia pernikahan, untuk tidak
melakukan seks bebas tidak menggunakan NAPZA. Dalam wawancara penulis
bertanya tentang materi apa saja yang disampaikan oleh pegawai BPP dan KB.
Apa saja materi yang disampaikan pada sosialisasi program generasi berencana
melalui wadah PIK-Remaja pada remaja di kota Medan ?
Rilmawati mengatakan “sosialisasi awal masih dasar dan sekalian mengantar
undang untuk seminar (wawancara tanggal 12-13 mei 2016 ) Hal ini juga
ditambahkan oleh Eli Wardani sosial kami hanya memberikan pengarahan tentang
program genre sebagai wadah PIK-Remaja lalui mengajak untuk bentuk PIK-R
(wawancara tanggal 14 mei 2016 ).
Hasil sosialisasi program generasi berencana yang dilakukan pada februari
tahun 2016 sudah ada 84 sekolah yang sudah membentuk PIK-R disekolah
sebagai wadah dari program generasi berencana. Bapak Kisman Lubis
mengatakan “ ada 9 sekolah dari 2012-2015 dan pada tahun 2016 ada 75 sekolah
yang sudah ikut serta dan memiliki kepengurusan tetapi belum aktif karena
pengurus belum aktif dan 75 sekolah. Pada 30-31 mei 2016 sekolah –sekolah
yang sudah aktif PIK-R dan belum aktif menerima seminar pengenalan PIK-R di
kantor BPP dan KB.

Universitas Sumatera Utara

Dalam sosialisasi program Generasi berencana pada remaja sekolah
melalui wadah PIK BPP dan KB belum melakukan kerjasama dalam melakukan
sosialisasi. Komunikasi dalam melakukan sosialisasi dapat membangun kerja
sema dengan dinas terkait seperti Dinas pendidikan dan dinas kesehatan. Tetapi
hal tersebut tidak dilakukan. BPP dan KB sebagai tingkat II hanya sekedar
memberitahukan melalui surat yang mengatakan adanya program genre melalui
PIK-R tetapi tidak melakukan kerjasama. Begitu juga dengan dinas Kesehatan
BPP dan KB tidak melakukan kerjasama. Komunikasi kemudian menjalin
sosialisasi dengan intanasi terkait dalam sosialisasi sangat penting hal ini
dilakukan supaya informasi yang diterima pihak sekolah tidak berulang kali tetapi
dengan intansi yang berbeda. Berdasarkan wawancara dinas Dalam penelitian
sosialisasi program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling
remaja belum melakukan kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pihak
dinas pendidikan. Pihak BPP dan KB hanya memberitahukan melalui surat bahwa
ada program generasi berencana melalui wadah PIK-R yang akan dibentuk di
setiap sekolah. Namun untuk membantu melakukan sosialisasi dinas pendidikan
tidak dilibatkan. Apabila dilakukan komunikasi dan terjalin kerja sama Dinas
pendidikan juga dapat membantu dalam melakukan sosialisasi dengan menyurati
ataupun menyaran untuk membentuk PIK-R. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan
BPP dan KB dalam melakukan sosialisasi proram genre disekolah. Hal tersebut
terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :
Wawancara dilakukan pada pegawai BPP dan KB yang ada ditingkat II. Apakah
dalam sosialisasi ada dilakukan komunikasi atau kerjasama dengan pihak lain
seperti dinas pendidikan atau dinas kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Bapak Kisman Lubis mengatakan “ bahwa komunikasi hanya memberitahu
kepada dinas pendidikan tetapi tidak melibatkan dinas pendidikan atau dinas
kesehatan dalam sosialisasi genre di sekolah hal yang sama juga dikatakan oleh
ibu nurmata siahan mengatakan “setahu saya gak ada kerja sama dengan dinas
pendidikan ataupun dinas kesehatan. Kalau untuk dinas pendidikan hanya sekedar
pemberitahuan”.
Pertanyaan yang sama juga ditanyakan pada PLKB yang ada dikecamatan karena
PLKB yang melakukan sosialisasi kesekolah dan kendala-kendala dalam
sosialisasi lebih banyak dialami PLKB di kecamatan. Pihak sekolah ada yang mau
membentuk tetapi masih belum mau memberikan waktu dan ruangan untuk
sosialisasi. Hal tersebut terungkap dari wawancara sebagai berikut:
Ibu Jeremida (kordinator PLKB) mengatakan “sepengatahun saya gak ada kerja
sama dengan pihak sekolah kadang kalau kami datang pun pihak sekolah masih
enggan untuk memberikan waktu dan tempat mereka dengan alasan siswa mereka
lagi belajar” tetapi kami tetap sampaikan surat dari tingkat II dan membicarakan
dengan pihak sekolah hal yang sama juga disampaikan ibu Eli wardani (kordinator
PLKB) kadang ada juga nya sekolah yang susah diajak kerjasama dalam menbtuk
PIK-R. menurut beliau hal ini disebabkan tidak ada kerja sama dinas pendidikan
sekolah mau tidak mau membentuk PIK-R di sekolahnya. Kalau dinas pendidikan
ikutkan pasti mereka mau buat dan aktif melakukannya.

Komunikasi dan melakukan kerjasama dengan dinas terkait seperti dinas
pendidikan dan dinas kesehatan. Sebenarnya dapat membantu dalam melakukan
sosialisasi. Apabila ada komunikasi dan membangun kerjasama maka dinas
pendidikan dapat membantu BPP dan KB supaya sekolah membentuk program
genre. Komunikasi yang kurang terlihat dari kurang nya minat pihak sekolah
untuk membentuk PIK-R sebagai wadah program genre. Apabila dinas pendidikan
dilibatkan maka pihak sekolah akan mematuhi dan membentuk PIK-R. masih
kurang terjalin komunikasi dan tidak adanya kerjasama BPP dan KB dengan dinas
pendidikan maka akan memberikan pengaruh akan minat sekolah untuk
membentuk PIK-R. PLKB datang sosialisasi awal adalah dengan mendatangi

Universitas Sumatera Utara

sekolah dan menyerahkan surat dari BPP dan KB sebagai bentuk sosialisasi
tentang Program generasi berencana melalui pusat informasi konseling remaja.
Sosialisasi adanya program generasi berencana melalui wadah pusat informasi
konseling remaja disekolah tidak ada kordinasi dengan pihak dinas pendidikan,
dinas kesehatan dan dinas yang lainya. Setiap dinas sering melalukan sosialisasi
kesehatan remaja dengan cara sendiri-sendiri jadi siswa sering mendengar hal
yang sama yang membuat pihak sekolah atau siswa bosan dengan topik yang
sama. Kendala yang lain seperti kordinasi dengan dinas kesehatan belum
dilakukan. Hal ini terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :
Ibu Jeremida mengatakan “menurut beliau sekolah mau membentuk tetapi pihak
sekolah terkadang merasa bosan karena banyak juga dinas lain yang melakukan
sosialisasi tentang kesehatan remaja seperti dinas kesehatan dan BNN. Dinas
kesehatan dan dinas yang lainya. (wawancara tanggal 19 Mei 2015 pukul 11.00
wib). Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Martha (PLKB ) sosialisasi masih
dibeberapa sekolah. kami PLKB datang kesekolah smapikan surat dari BPP dan
KB dan memberikan sedikit pengarahan. Ada sekolah yang sudah membentuk
kepengurusan tetapi belum aktif. Selain dari BPP dan KB ada juga sosiliasi dari
pihak lain. Banyak yang memberikan pengarahan membuat sekolah bingung
dengan banyaknya sosialisasi” (wawancara tanggal mei 2016 pukul 14:00 WIB)

Komunikasi yang dilakukan BPP dan KB tidak hanya sesama pegawai
BPP dan KB dalam implemmentasi pro