Analisa Metode Spektroskopi Menilai Kandungan N-Acetyl Aspartati (NAA), Creatine(CR), Cholin(CH) pada Magnetik Resonace Imaging Cerebellum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian tubuh manusia dengan
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang baik gelombang elektronik
maupun gelombang mekanik. Pada dasarnya frekuensi yang dipakai berbentuk
sinar-x ( x - ray ) namu kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (
canning ), gelombang sangat tinggi ( ultrasonic ) seperti ultrasonografi dan juga
MRI ( Magnetic Resonance Imaging ). Radiologi itu sendiri terbagi menjadi 2
yaitu Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik untuk mendiagnosa
penyakit dengan menggunakan x-ray sedangkan Radioterapi ialah untuk terapi
atau pengobatan penyakit dengan menggunakan x-ray.
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah gambaran pencitraan bagian
badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang berkekuatan tinggi
yang mengelilingi anggota badan tersebut, radio frekuensi dan seperangkat alat
komputer untuk menghasilkan gambaran dari penampang tubuh manusia yang
berbentuk irisan. MRI adalah modalitas pilihan untuk memeriksa sifat anatomi

dan fisiologis pasien.
Teknik pencitraan MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan
tergantung pada banyaknya protokol yang digunakan. MRI merupakan metode
pilihan untuk diagnosa berbagai jenis penyakit karena kemampuannya yang luar
biasa. Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI jika ditinjau dari segi
pencitraannya adalah kemampuannya membuat potongan coronal, sagital, dan
aksial, serta oblik tanpa mengubah posisi tubuh pasien. Segi hasil pencitraan MRI
lebih dapat membedakan dengan jelas antara jaringan, lemak, dan massa. Dalam
perkembangannya MRI dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu diamagnetik,
ferromagnetik dan paramagnetik. Bahan diamagnetik memiliki kerentanan yang
sedikit negatif terhadap medan magnet. Contoh bahan diamagneik adalah kalsium,
air, dan bahan yang organic ( terutama karena karakteristik diamagnetic karbon
dan hydrogen ). Bahan paramagnetik memiliki kerentanan yang sedikit positif

dan meningkatkan medan magnet lokal. Contoh bahan paramagnetik adalah
molekul oksigen (O2). Bahan ferromagnetik yang super paramagnetik yaitu
meningkatkan medan magnetik luar secara substansial. Bahan-bahan ini dapat
menunjukkan self-magnet dalam banyak kasus. Contohnya adalah besi, kobalt,
dan nikel.
Dalam pemeriksaan MRI untuk memperoleh hasil yang baik haruslah

memperhatikan protokol-protokol yang digunakan didalam pembuatan citra. Data
spektroskopi pada MRI tergantung dari kondisi scan terutama TR dan TE yang
digunakan karena metabolit otak mempunyai inheren T1 dan relaxation time yang
berbeda-beda. Karena penggunaan TE sangat berpengaruh terhadap metabolit
yang terlihat maka kita harus memilih TE yang tepat sesuai dengan metabolit
yang ingin dinilai berdasarkan patologis yang akan didiagnosa. Karena keadaan
metabolit otak yang berbeda-beda maka penulis membuat judul penelitian tentang
“ANALISA METODE SPEKTROSKOPI MENILAI KANDUNGAN

N-

ACETYL ASPARTATE ( NAA ), CREATINE ( CR ), CHOLINE ( CH ) PADA
MAGNETIK RESONANCE IMAGING CEREBELLUM‖
1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
diperoleh adalah :
1. Bagaimana hasil spektroskopi dari kandungan N-Acetyl Aspartate

( NAA ), Creatine ( Cr ), Choline ( Ch ) dari cerebellum .
2. Apakah pendiagnosaan dengan menggunakan Magnetik Resonansi
Imaging ( MRI ) Spektroskopi dapat mendeteksi kelainan pada
cerebellum.

1.3.

Batasan Masalah

Dalam penelitian permasalahan dibatasi pada :
1. Metode pengamatan Spektroskopi hanya pada organ cerebellum dengan
kandungan N-Acetyl Aspartate ( NAA ), Creatine ( Cr ), Choline ( Ch )
2. Pendiagnosa kelainan menggunakan Magnetik Resonansi Imaging ( MRI )
Spektroskopi.

1.4 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan
1. Untuk melihat besar kandungan N-Acetyl Aspartate ( NAA ), Creatine (
Cr ), Choline ( Ch ) pada cerebellum.

2. Untuk mendeteksi kelainan pada cerebellum dengan menggunakan
Magnetik Resonansi Imaging ( MRI ).

1.5 Manfaat penelitian
Dari penelitian diharapkan dapat diketahui terjadinya kelainan pada
cerebellum dengan melihat kandungan

N-Acetyl Aspartate ( NAA ),

Creatine ( Cr ), Choline ( Ch )
1.6 Sistem penulisan
Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I

Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan
masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II


Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi
acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta
pembahasan.

Bab III

Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian,
diagram alir penelitian, prosedur penelitian, pengujian
sampel.

Bab IV

Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa
data yang diperoleh dari penelitian.

Bab V


Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang
lebih lanjut.