Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan | Valentina | Jurnal Pemikiran Sosiologi 30017 68528 1 PB
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No.2, November 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Oleh
Annissa Valentina, Ratna Istriyani1
Abstrak
Globalisasi menciptakan kompetisi dan saling ketergantungan di antara negara-negara di dunia. Selama
ini, dominasi globalisasi selalu diidentikkan dengan Amerika Serikat. Namun ada fenomena menarik yang
sedang populer akhir-akhir ini yang merupakan Korean Wave. Korean Wave merupakan sebuah strategi
ekspansi untuk meningkatkan perekonomian Korea Selatan, terutama setelah terjadi krisis di akhir
1990-an. Terdapat aktor di balik Korean Wave di mana pemerintah Korea Selatan yang melakukan
konsolidasi dengan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor. Konsolidasi, kreativitas, dan kerja
keras dari para aktor tersebut mampu meningkatkan perekonomian Korea Selatan secara signifikan.
Korean Wave mampu menarik perhatian masyarakat dunia menjadi produk secara luas sebagai budaya
alternatif yang mengombinasikan unsur-unsur modernitas (Barat) dengan budaya tradisional
(Konghucu).
Kata kunci: Korean Wave, globalisasi, aktor.
Abstract
Globalization had created competition and interdependence among countries in the world. For long time,
the dominance of globalization has always been identified with the United States. However there is an
interesting phenomenon that`s popular lately which is the Korean Wave. In fact, Korean Wave is an
expansion strategy to boost South Korea s economy, especially after the crisis in the late 99 s. There are
actors behind the Korean Wave that government consolidate with companies engaged in various sectors.
Consolidation, creativity, and hard work of the actors were able to improve significantly the South
Korean`s economy. Korean Wave is able to attract the attention of the world community into a product
widely as an alternative culture that mixes elements of modernity (West) with traditional culture
(Confucianism).
Keywords: Korean Wave, globalization, and actor.
Annissa Valentina adalah mahasiswi pada prodi S2 Sosiologi UGM. Ratna Istriyani adalah mahasiswi S2 Sosiologi
UGM angkatan 2013.
1
71
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
proses adaptasi budaya baru yang masuk terhadap
A. Pendahuluan
budaya
Globalisasi merupakan proses interdependensi
tradisional
yang
kemudian
semakin
memperkaya budaya dalam suatu negara, dengan
antar negara yang indentik dengan fenomena
kata lain disebut dengan proses akulturasi.
ekonomi dan teknologi (Hochschild, 2006:41).
Globalisasi selama ini selalu dikaitkan dengan
Fenomena baru muncul dalam era globalisasi yang
proses atau strategi negara-negara Barat dalam
selama ini didominasi oleh negara-negara Barat
melakukan ekspansi produk dan pengaruh, seiring
seperti Amerikanisasi. Korean Wave muncul dan
dengan adanya legitimasi lembaga internasional
menjadi fenomena globalisasi versi Asia yang
yang mengatur aktivitas secara global seperti IMF,
booming dalam dekade terakhir ini, kemudian
WTO, UNESCO di bawah bendera Perserikatan
secara siginifikan memengaruhi berbagai negara di
Bangsa-bangsa (PBB). Dominasi negara-negara
beberapa belahan benua termasuk Indonesia.
Barat begitu melekat
globalisasi
Korean Wave atau Hallyu sepertinya bukanlah
tersebut sehingga menciptakan ketergantungan
istilah yang asing bagi masyarakat kita, bahkan
antara negara dunia ketiga dengan negara-negara
badai Korea itu tengah melanda sebagian remaja
maju tersebut. Globalisasi juga membawa pengaruh
Indonesia. Korean Wave atau Hallyu memang tengah
melalui budaya (globalized culture).
booming untuk dekade ini di Indonesia. Suguhan
dalam
alur
produk berbau Korea Selatan perlahan mengubah
Waters mendefinisikan budaya global berkaitan
selera dan paradigma remaja sekarang tentang
dengan aliran ide yang berkelanjutan, informasi,
sebuah tren yang dulu sempat dibawa oleh budaya
komitmen, nilai dan selera termediasi yang
Western. Salah satu faktor penyebab masuknya
memengaruhi pergerakan individual, tanda atau
budaya Korea Selatan ke Indonesia yaitu adanya
simbol, dan simulasi-simulasi elektronik. Ketika
arus globalisasi yang terjadi, dan Indonesia yang
budaya sudah termediasi dan ditransformasikan
menjadi sasaran empuk ekpansi pasar negara-
dalam sebuah proses, globalisasi adalah suatu
proses
dialektis
yaitu
penyeragaman
negara kapitalis terutama Korea Selatan.
atau
penganekaragaman budaya. Penyeragaman identik
Budaya tersebut sudah masuk ke berbagai lini
dengan imperialisme dan kekuatan asimetris.
kehidupan masyarakat kita. Pengaruhnya cukup
Imperialisme mengarah pada proses Amerikanisasi
signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik,
yang menimbulkan konsumsi terhadap budaya dan
film dan drama. Hampir setiap hari media cetak
produk-produk
Kekuatan
maupun elektronik menyajikan berbagai hiburan ala
dalam
Korea Selatan secara masif. Hallyu ternyata bukan
mengembangkan konsep globalisasi (dalam Eun dan
hanya melanda masyarakat secara umum tetapi juga
Jiwon, 2007:124). Media menjadi senjata yang
sempat mewarnai industri hiburan
efektif dan efisien dalam proses globalisasi terutama
sehingga kehilangan kekhasannya karena berkiblat
budaya. Media menjadi agen yang menyebarkan
pada aliran Hallyu. Berbagai produk hiburan yang
budaya
menduplikasi sajian ala Korea mulai menjamur
asimetris
material
yaitu
secara
penganekaragaman
lainnya.
dominasi
masif.
budaya
Barat
Sementara
berkaitan
itu
dengan
tanah
air
dan mencapai titik klimaks pada kisaran beberapa
72
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
tahun terakhir ini. Boy Band dan Girl Band ala Korea
yang disampaikan oleh Wallerstein bahwa tren
Selatan bermunculan, bahkan sinetron, film televisi,
diferensiasi budaya atau kompleksitas budaya
pertunjukan dengan aliran cerita ala Korea Selatan
berkaitan dengan sistem kerja ekonomi kapitalis
merebak dan disiarkan di beberapa stasiun televisi
dan budaya sebagai bagian dari ekploitasi (dalam
tanah air.
Eun dan Jiwon, 2007: 124).
Merebaknya Korean Wave merupakan dampak dari
Berdasarkan berbagai masalah tersebut, tulisan ini
adanya arus globalisasi yang melanda Indonesia.
ditujukan
Akses
semakin mempercepat
bagaimana globalisasi yang dibanggakan banyak
persebaran Korean Wave. Media dalam negeri turut
orang dengan membawa masuk Korean Wave ini
mempercepat persebaran budaya ala Korea kepada
ternyata membawa dampak yang cukup besar dalam
masyarakat.
Pengemasan produk budaya Korea
kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu melihat
Selatan secara simultan dan kompleks memengaruhi
Korean Wave bukan hanya sebagai fenomena global
selera
yang
yang
cepat pun
massa
secara
keseluruhan.
Misalnya
untuk
merasuki
memberikan
masyarakat
pencerahan
dunia
termasuk
pertunjukan serial dramanya secara kompleks
Indonesia melainkan bagaiman Korean Wave itu
memengaruhi selera konsumen mulai dari lagu
muncul dan ada apa dibalik arus Korea yang
sountrack (musik), bahasa, fashion, makanan,
booming tersebut. Selanjutnya aktor-aktor yang
teknologi, setting tempat sampai dengan romansa
berperan
yang disajikan dalam drama tersebut dan semua
munculnya Korean Wave yang mendunia tersebut.
itu kemudian mengarahkan selera konsumen.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka
Implikasinya
produk
rumusan masalah yang hendak dibahas dalam
fashion, restoran, supermarket, dan hiburan ala
analisis ini yaitu fakta apakah yang terdapat di balik
Korea di Indonesia.
boomingnya Korean Wave dan siapa saja aktor yang
kemudian
menjamurnya
serta
berperan dalam
Pengaruh lain dari arus Korea di Indonesia tampak
struktur
yang
mendukung
menyebarluaskan
Korean
Wave hingga melintasi berbagai negara di berbegai
pada produk smartphone Samsung yang tiba-tiba
belahan dunia?
merajai industri teknologi Indonesia dan mulai
menggeser produk Eropa lainnya. Bisa jadi itu bukan
sekedar hal yang kebetulan melainkan sebuah
B. Korean Wave (Hallyu)
politik ekonomi Korea Selatan melalui produk
Pada awal
budaya. Kenyataannya produk-produk teknologi
dan
produk
pembahasan
ini,
perlu dipaparkan
mengenai fenomena Korean Wave atau Gelombang
material lainnya mengalami
Korea. Korean Wave atau Hallyu merupakan produk
peningkatan penjualan yang signifikan seiring
budaya yang muncul pasca keemasan produk
dengan Korean Wave yang melanda berbagai negara
budaya Jepang pada era akhir 1970 sampai
di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, sebagian
pertengahan
negara Eropa dan Amerika. Mungkinkah Korean
1990-an
(animasi,
komik, game,
musik, dan drama TV) atau produk film action Hong
Wave memang diciptakan dan menjadi strategi
Kong. Hallyu lebih meluas dibandingkan dengan
pasar yang dilakukan oleh Korea Selatan? Seperti
73
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
kedua produk budaya tersebut karena sifatnya yang
Generasi Net. Hal ini juga disebut sebagai Hallyu dari
dianggap lebih terbuka dan menghindari segala
pengucapan Korea. Hallyu atau Korean Wave pada
bentuk diskriminasi. Selain itu Hallyu menjadi
hakikatnya
sebuah produk budaya alternatif yang mencoba
budaya Korea Selatan yang disebarkan melalui
mencampurkan unsur budaya Barat dan Timur
Korean Pop Culture ke seluruh penjuru dunia lewat
namun tidak meninggalkan kekhasan budaya
media massa, dan yang terbesar lewat jaringan
lokalnya (Eun dan Jiwon, 2007).
internet serta televisi. Istilah ini diciptakan di China
Cina yang berkembang pesat. Dari sebuah budaya
diberikan persebaran budaya pop Korea Selatan
lokal menjadi sebuah brand image, itulah Korean
secara global di seluruh dunia tanpa terkecuali
Wave. Sebuah kampanye yang sangat
secara singkat mengacu pada
melalui
globalisasi budaya Korea. Istilah tersebut mulanya
oleh
media
China
gelombang
terkejut dengan popularitas budaya Korea Selatan di
berasal dari Korea Selatan dan istilah yang
diperkenalkan
fenomena
pada pertengahan 1999 oleh jurnalis Beijing yang
Korean Wave (Hallyu) merupakan budaya yang
Indonesia, yang
merupakan
berbagai
macam
menarik
cara
untuk
memperkenalkan Korea Selatan.
untuk
menggambarkan booming hiburan Korea di China
Sulit dipungkiri bahwa ternyata cukup banyak
pada
Tourism
orang yang tertarik menonton drama Korea,
Organization (2004) mendefinisikan Hallyu sebagai
mendengar musik K-pop (Korean pop), makanan
fenomena budaya terkini di Korea Selatan yang
khas korea, pakaian khas Korea, belajar berbahasa
mulai merambah Cina, Jepang, Taiwan, Vietnam,
Korea (hangul) bahkan brand-brand dari Korea
Singapura, Thailand, Indonesia dan negara-negara
Selatan mulai merajalela di tengah krisis global ini.
lain di Asia Tenggara bahkan sudah sampai ke
Korea Selatan adalah salah satu dari sepuluh negara
beberapa negara belahan Eropa dan Amerika
teratas dunia sebagai eksportir budaya dan Korean
(Meksiko, California, New York, dan Pantai Antlantik
Wave dimulai dengan mengekspor drama TV Korea
Amerika Serikat). Korea Selatan bukan hanya
seperti Autumn Fairy Tale, Winter Sonata, Dae Jang
berekspansi melalui produk musik, film, drama, dan
Geum (Jewel In The Palace), dan Princess Hours di
pesona para bintangnya melainkan juga melebarkan
seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara.
akhir
tahun
1990-an.
Korea
popularitasnya melalui makanan dan bahasanya
Munculnya Korean Wave ini masih tergolong baru
yang juga merupakan bagian dari budaya warga
karena muncul di akhir 1990-an. Jika orang-orang
Korea Selatan.
yang lahir pada tahun 1970-an atau 1980-an ditanya
juga
mengenai serial drama, film atau musik dari negara
mengungkapkan bahwa Korean Wave mengacu pada
Asia mana yang populer di Indonesia pada era
penyebaran budaya Korea Selatan di seluruh dunia
generasinya, mungkin mereka akan menjawab
atau kecintaan terhadap ekspor budaya Korea
Jepang, Cina, dan Hongkong, tanpa menyebut Korea
Selatan. Korean Wave merujuk pada peningkatan
di dalamnya. Ilustrasi ini disimpulkan berdasarkan
secara signifikan popularitas budaya Korea Selatan
hasil studi yang dilakukan oleh Kawakimi dan Fisher
Sebuah
blog
milik
Alien
Wardani
(1994)
di seluruh dunia sejak abad 21, terutama di kalangan
74
mengenai
industri
musik
Asia
yang
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
menempatkan Jepang, Cina, dan Hongkong sebagai
membuka pintu bagi drama Korea Selatan lainnya
negara-negara yang musiknya remarkable.
untuk mewarnai hiburan di Indonesia.
Persebaran dan peningkatan ekspor budaya Korea
Kelebihan drama dan film Korea Selatan yang
bukan hanya menjadi kesuksesan perusahaan
mampu memikat remaja Indonesia antara lain aktor
hiburan Korea Selatan melainkan juga menjadi
dan aktrisnya memiliki penampilan memikat. Aktor-
kesuksesan
membangun
aktor muda memang menjadi agen utama dalam
ekonominya melalui industri budaya, bahkan
persebaran Korean Wave karena segmentasi utama
produk budaya ini menjadi sumber kebanggaan
produk budaya Korea Selatan adalah remaja atau
pemerintah korea (Eun dan Jiwoon, 2007: 119).
dewasa. Bintang muda menjadi sentral dalam
Industri tersebut telah memberikan peningkatan
menyampaikan nilai klasik (cinta, persahabatan, dan
perekonomian secara meningkat karena turut
keluarga) dalam produk budaya Korea Selatan.
meningkatkan angka pengunjung atau turis di
Tema klasik menjadi poin utama dalam produk
sektor pariwisata. Departemen Kebudayaan dan
karena lebih mampu memikat emosi konsumen.
Pariwisata mencatat pertumbuhan ekonomi Korea
Kendati kental dengan nuansa tema klasik, produk
mencapai rata-rata 5,5% per tahun dari kurun 1993-
budaya Korea Selatan tidak meninggalkan kesan
2003 di sektor hiburan. Pada tahun 2005, ekpor
modern dan ciri khas budayanya.
pemerintah
dalam
budaya Korea (film, musik, permainan, dan drama
Berkembangnya budaya pop Korea Selatan (Hallyu)
TV) mencapai US $ 1 miliar (meningkat 31%
di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara
dibandingkan tahun 2004). Booming Hallyu juga
Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan
meningkatkan jumlah wisata asing ke Korea Selatan,
adanya transformasi budaya asing ke negara lain.
khususnya dari Jepang dan China yang merupakan
Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia
negara yang paling awal terkena Korean Fever.
dibuktikan dengan munculnya Asian Fans Club
(AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita
dunia hiburan Korea Selatan. AFC didirikan pada 1
Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan
C. Korean Wave di Indonesia
bernama Santi Ela Sari. Berdasarkan data statistik
dari situs Pageran Alexa, AFC adalah situs Korean
Selain mewabah di beberapa negara lain, Korean
)ntertainment
Wave juga melanda Indonesia pada tahun 2002,
bertepatan dengan pemutaran drama Korea yang
terbesar
di
)ndonesia.
Jumlah
pengunjung AFC sampai dengan Juni 2011 adalah
berjudul Autumn in My Heart atau yang lebih kita
42.811.744 orang. Hal ini berarti Asian Fans Club
kenal dengan Endless Love di salah satu televisi
dikunjungi oleh rata-rata 58.646 orang setiap hari.
swasta nasional. Serial drama tersebut ternyata
Jumlah posting dari Juni 2009 sampai Juni 2011
mampu memikat penonton karena ceritanya yang
mencapai 16.974. Dalam kurun waktu tersebut
kental dengan nuansa percintaan dan keluarga.
selalu terjadi peningkatan posting di setiap
Endless Love mampu menarik emosi penikmatnya
bulannya.
di
Indonesia.
Keberhasilan
drama
tersebut
75
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Data di atas menunjukkan bahwa budaya pop Korea
ekonomi di setiap saat dan sudut tempat. Sistem
Selatan di Indonesia berkembang cukup pesat dalam
itulah yang kemudian mendorong aktivitas kapitalis
kurun
semakin leluasa karena globalisasi menyediakan
waktu
dua
tahun.
Dengan
demikian,
berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave)
pintu
untuk
memperluas
kegiatan
ekspansi
di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi
(Subangun, 1995: 211). Globalisasi dan kapitalisme
dalam dimensi komunikasi dan budaya. Globalisasi
dalam konteks ini adalah fenomena Korean Wave
dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses
yang layak dijelaskan secara Sosiologis. Fenomena
mengkreasikan, menggandakan, menekankan, dan
tersebut secara secara garis besar dapat dianalisis
mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan
dengan teori globalisasi yang dikemukakan oleh
informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah
Kellner yang kental dengan perspektif neo-marxis.
dunia hiburan Korea Selatan.
Faktanya globalisasi dan kapitalisme adalah sebuah
pola yang berlangsung dalam konteks global yang
Korean Wave yang mewabah di Indonesia telah
memperlihatkan adanya hubungan dialektis antara
berpengaruh pula pada pola konsumsi masyarakat,
teknologi,
sebab produk-produk Korea Selatan menjadi
ekonomi,
politik,
dan kebudayaan.
Jaringan global atau transnational network menjadi
incaran banyak kalangan. Tren mode ala Korea
jalur pertukaran antar aktor baik itu Transnational
menjadi menjamur di lingkungan masyarakat,
Coorporate (TNC/Multinational Coorporate (MNC)
terutama kalangan muda. Berbagai distro dan resto
dan negara dalam berbagai kepentingan dan bidang,
bernuansa Korea bermunculan di Indonesia. Korean
termasuk kontestasi untuk menunjukkan eksistensi
Wave bahkan sempat menyeragamkan industri
negara. Hal itu seperti yang diungkapkan Kellner
hiburan Indonesia yang bernuansa Korea. Hal itu
berikut.
ditandai dengan bermunculannya Girl dan Boy Band
Globalisasi
melibatkan
pasar
kapitalis dan serangkaian relasi sosial dan aliran
berkonsep Korea, Film Televisi yang mengadopsi
komoditas, modal, teknologi, gagasan, bentuk
cerita-cerita drama serta film Korea, bahkan
kebudayaan, dan orang-orang di seluruh batas
beberapa show di TV juga mengadopsi show yang
nasional melalui
disiarkan di Korea.
masyarakat
jaringan
global.
Transmutasi teknologi dan modal bekerja sama
menciptakan dunia global dan terkait satu sama lain.
D. Korean Wave: Strategi Ekspansi Pasar Korea
Revolusi
Selatan: Aktor-aktor dan Fakta di Balik Korean
transportasi, dan pertukaran adalah prasyarat
Wave
ekonomi global, bersama dengan perluasan sistem
Seperti yang dipaparkan di atas bahwa globalisasi
pasar kapitalis dunia yang semakin menyerap
mengarah pada hubungan interdependensi dan
wilayah dunia dan ranah produksi, pertukaran, dan
homogenisasi dalam skala makro, melibatkan
konsumsi ke dalam orbitnya. (dalam George Ritzer
hubungan antar negara
dan Douglas J. Goodman, 2010: 636).
yang
semakin
intens.
teknologi
yang
terkomputerisasi,
Globalisasi adalah sebuah sistem yang ditandai
Merujuk pada fenomena tentang Korea Selatan,
dengan lalu
dalam hal ini ia hadir sebagai negara kapitalis
lintas,
pertukaran,
dan
kegiatan
76
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
karena dipengaruhi oleh dominasi dan relasi dengan
Selatan berusaha menjadi negara yang berorientasi
Amerika Serikat. Secara politis Korea Selatan
ekpor
memang tidak bisa dipisahkan dengan negara
internasional dengan meningkatkan produktivitas
adidaya yang menjadi leader globalisasi tersebut
dibandingkan konsumsi. Program itu dicanangkan
karena riwayat kolonialisasi. Oleh karena itu banyak
pada awal tahun 1960-an. Pada bidang politik
taktik atau strategi yang sebagian diadopsinya,
melalui slogan win international competition. Oleh
namun pada akhirnya Korea Selatan memiliki ciri
karena itu, Korea Selatan mencoba membangun dan
khasnya
Selatan
menata kembali sistem politik dan birokrasinya
semangat
untuk menunjang upaya pembangunan, terutama
modernitas dan berusaha menjadi negara maju
menekankan pada peran pemerintah yang lebih
baru, khususnya di Asia. Oleh karena itu bisa
cair
dikatakan bahwa Korea Selatan turut mengikuti
dimaknai karena terbukanya jaringan global berarti
semangat globalisasi Amerika Serikat. Meminjam
memberi kesempatan bagi kontestasi, dan Korea
asumsi Kellner di atas bahwa globalisasi melibatkan
Selatan tidak ingin terus menjadi obyek namun
sebuah proses dialektika teknologi, ekonomi, politik,
subjek dalam arus globalisasi.
sendiri.
menjadikannya
Bahkan
sebagai
kiblat
Korea
atas
dan kebudayaan; maka proses menggobalnya
dan
mengurangi
ketergantungan
serta penuh komitmen. Hal itu sungguh
Perekonomian Korea Selatan tumbuh dengan
Korean Wave juga tidak bisa dilepaskan dari
bangunan kapitalisme yang berbeda dengan Barat
dialetika tersebut. Namun, Korea Selatan memiliki
bahkan dengan Jepang yang sudah mendahuluinya
kekhasannya sendiri untuk melebarkan sayap dan
dalam
pengaruhnya melalui arena globalisasi.
hal
kemajuan
industri.
Bermodalkan
masyarakat kosmopolit dan penataan birokrasi
Pada awalnya Korea Selatan adalah negara miskin
serta politik, Korea Selatan menjadi negara yang
yang terdominasi oleh negara tetangganya yaitu
disebut sebagai negara ajaib menjelang awal tahun
Jepang dan Cina yang secara ekonomi dan politik
1990-an. Hal itu dapat dilihat dari nilai ekpornya
lebih mapan. Korea Selatan mengalami kondisi
yang
ekonomi dan politik yang memprihatinkan terutama
dibandingkan dengan tahun 1960-an yang hanya
setelah terpisah dengan negara tetangga yaitu Korea
$55 juta.
Utara yang berideologi komunis. Korea Selatan tidak
globalisasi ala Korea Selatan melibatkan aktor
karena itu Korea Selatan kemudian membangun
penting dan itu menjadi ciri khasnya yaitu
kondisi ekonomi dan politik terutama setelah
turut
jauh
Pada kasus proses penciptaan Korean Wave atau
saat keduanya masih dalam satu kesatuan. Oleh
banyak
berbeda
dipisahkan dari aktor-aktor yang menggerakkan.
industri dipusatkan di wilayah Korea Utara pada
sedikit
Milyar,
diungkapkan Kellner tersebut tentu tidak dapat
perpisahan itu karena kegiatan pertanian dan
yang
$55
Pada arus globalisasi dan proses dialektis seperti
punya sumber ekonomi yang mapan setelah terjadi
datangnya Amerika Serikat sebagai
mencapai
keterlibatan negara dalam mengendalikan arah
trendsetter
globalisasi. Dalam hal ini negara atau pemerintah
memengaruhi
tidak hanya menjadi lembaga superordinat yang
perkembangannya. Pada sektor ekonomi, Korea
mengatur kegiatan ekonomi secara dominan namun
77
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
negara hadir, berkonsoliasi/berkolaborasi dan
industri budaya. Era ini telah menjadi masanya
memberdayakan
untuk
Korean Wave menjadi fenomena global yang mulai
melebarkan sayapnya sampai lingkup internasional
mencapai titik sukses dalam menggeser keemasan
atau kontestasi global. Perusahaan yang terlibat
Amerika Serikat dan Jepang di pasar global.
perusahaan
swasta
dalam hubungan tersebut adalah industri produk
Korean Wave merupakan arus yang sengaja dibuat
budaya, industri produk komersial, dan dibantu oleh
sebagai proses industri, bahkan adanya konsolidasi
media. Pemerintah dan perusahaan swasta secara
yang melibatkan pemerintah Korea Selatan dan
sadar membangun negaranya agar menjadi negara
yang
punya
eksistensi
dalam
ruang
swasta seperti yang dijelaskan pada pemaparan
global.
sebelumnya. Mulanya usaha itu dilakukan sebagai
Konsistensi mereka dalam membangun hubungan
kerjasama
dan
kekeluargaan
tersebut
upaya untuk keluar dari krisis ekonomi yang dialami
telah
oleh sebagian negara Asia di akhir tahun 1990-an.
memunculkan ide, kreasi, dan inovasi produk yang
Korean Wave
kemudian berpengaruh pada tingkat pendapatan
tersebut disebut juga sebagai
fenomena kapitalisme Asia dan proses kapitalisme
negaranya. Salah satu contoh sukses hubungan
global, dan menggunakan teknologi media sebagai
konsolidasi tersebut adalah perusahaan Samsung
alat ekspansi yang memfasilitasi sirkulasi secara
yang berhasil menguasai 30% pasar komputer dunia
simultan
di tahun 1990-an (Subangun, 1995:125).
dalam
proses
penyebaran
produk
budayanya. Oleh karena itu Korean Wave memang
Globalisasi telah mempertemukan negara-negara di
output atau strategi dari kegiatan industri budaya
dunia dalam satu pasar global yang bebas, dan di
yang sekaligus menggunakan teknologi media
antara negara-negara tersebut memiliki sistem serta
sekaligus mempopulerkan produk teknologi Korea
budaya yang berbeda. Hal itu kemudian dibaca oleh
Selatan, hal ini kemudian proses dialektika teknologi
kapitalisme
dan penyebaran.
sebagai
sebuah
peluang.
Watak
kapitalisme pun berubah, di mana faktor kunci tidak
Korea
lagi dalam aktivitas produksi tetapi dalam sistem
Selatan
menyadari
bahwa
globalisasi
(menyatunya pasar dengan sistem kapitalis) sarat
kekuasaan dan kebudayaan (Subangun, 1995: 212).
dengan proyek modernitas dan tidak hanya
Sebagai negara kapitalis Korea Selatan memahami
menempatkan produksi dalam segi fisik melainkan
itu dan mulai berorientasi dan berinovasi dengan hal
juga produksi makna. Produsen mengendalikan
itu. Korea Selatan melakukan hal yang sama dengan
konsumen dalam mengkonsumsi dan memaknai
dilakukan Amerika Serikat dan Jepang yang sukses
produk tertentu, dan media menjadi wahana untuk
dengan produksi budaya dan kekuasaannya dalam
merepresentasikan
industri global melalui jaringan internasional yang
itu.
Dalam
istilah
Jean
Baudrillard, produk atau barang konsumsi bukan
kini telah terbuka. Jika Amerika kental dengan
sekedar komiditas yang mengandung nilai guna
Amerikanisasinya dan Jepang dengan Japanisasinya
melainkan tanda atau sign
maka Korea Selatan punya brand image bernama
message atau image
yang mampu menarik minat konsumen tanpa
Korean Wave atau Hally, dan fenomena tersebut
mempedulikan nilai guna. Dalam kapitalisme global,
yang menjadi proses penyebaran budaya melalui
produsen menjadi aktor penting yang memproduksi
78
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
makna sehingga mampu menyetir konsumennya
Dalam hal ini media bekerja sama dengan industri
(Baudrillard, 1998: 7). Itu pula yang dilakukan Korea
budaya dan industri komersial untuk menetukan
Selatan sebagai produsen dan aktor kapitalis, yaitu
strategi dalam mempromosikan produk melalui
menggencarkan
melalui
produksi makna. Konsumen diarahkan dan seolah
berbagai media, seperti yang pernah dilakukan oleh
dihipnotis sehingga banyak yang terlena, tertarik,
Amerika dan Jepang.
dan terus-menerus mengkonsumsi produk berbau
industri
budayanya
Korea Selatan.
Industri budaya berkaitan dengan segala macam
aktivitas pengembangan, produksi, distribusi, dan
Menurut Adorno dan Horkheimer media sebagai
konsumsi. Produk budaya itu sendiri berkaitan
industri budaya bukan hanya beperan dalam
dengan berbagai benda atau pelayanan yang tampak
memuluskan masifikasi produk budaya, media juga
maupun tidak tampak, atau kombinasi dari
memanipulasi kesadaran dan pikiran manusia yang
keduanya
tambah
akhirkan mengabaikan nilai tukar dan nilai guna.
menggunakan elemen budaya (muatan budaya dan
Dengan kata lain media menciptakan kesadaran
muatan budaya digital). Produk budaya meliputi
palsu, konsumen sebenarnya butuh namun menjadi
pertunjukan, seni rupa dan literatur, reproduksi,
seolah-olah butuh karena produksi makna yang
buku, majalah jurnal, koran, film, radio, televisi, dan
ditonjolkan media. Dari proses itu masyarakat akan
musik (Eun dan Jiwon, 2007: 120-121).
tertarik untuk mengkonsumsi produk-produk baru.
yang
menghasilkan
nilai
Contoh dalam industri budaya Korea Selatan adalah
Korean Wave berhasil memberikan pengaruh besar
film, drama, musik, dan fashion yang semuanya
dalam perekonomian Korea Selatan karena tidak
disebarkan dalam gerak Korean Wave.
terlepas dari pembagian peran antara aktor-aktor di
balik itu yang berjalan secara konsisten, antara lain
Kerja
sama
antar
aktor
tersebut
dalam
sebagai berikut;
mewacanakan dan menyebarluaskan Korean Wave
telah mendongkrak perekonomian Korea Selatan
1) Pemerintah:
melalui optimalisasi produk kebudayaan dan
Pemerintah berperan dalam membuat kebijakan
teknologi, sehingga Korean Wave diiringi dengan
yang mendorong berkembangnya industri produk
meningkatnya produk-produk dan pendapatan
budaya dan komersil lainnya di Korea Selatan.
Korea Selatan (Cho, 2005). Peningkatan tersebut
Pemerintah juga membantu dalam proses promosi
terlihat dari beberapa bidang antara lain sebagai
dengan memanfaatkan hubungan diplomasinya
berikut;
dengan negara-negara lain.
1) Industri hiburan:
2) Perusahaan dan Media:
Industri hiburan menjadi ikon dari keberhasilan
Media menjadi agen utama yang secara simultan
Korean Wave karena bukan hanya menjadi media
menyebarluaskan Korean Wave melalui penayangan
untuk menyebarkan namun juga menjadi sektor
produk budaya dan produk komersial lainnya
yang mendapatkan banyak keuntungan. Pada tahun
seperti drama, film, iklan, musik, dan sebagainya.
2000 saja tercatat 56% dari produk film telah
79
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
berhasil diekspor ke beberapa negara. Produk
untuk turut menjadi konsumen produk
budaya yang mengalami peningkatan bukan hanya
konveksinya. Produk mode ala Korea
film saja namun juga
menjamur di pasaran dan tengah menjadi
drama,
musik
games,
tren di kalangan muda.
advertising, broadcasting, film dan pertunjukkan
(Eun dan Jiwon, 2007: 122). Produk budaya Korea
Selatan tersebut mengalami peningkatan yang luar
b. Industri kecantikan/perawatan tubuh.
biasa pada tahun 2011 yaitu sebesar USD 73,3
Korea Selatan mampu mendoktrin banyak
Milyar (meningkat 13,2% dari tahun sebelumnya),
orang bahwa kecantikan dan ketampanan
sedangkan angka ekspornya mencapai USD 4,3
bisa dibuat, dan setiap orang seharusnya
Milyar atau meningkat 34 % dibandingkan tahun
peduli dengan penampilan. Hal itu yang
sebelumnya. Salah satu pertunjukan musik/konser
digambarkan dari para bintang hiburan
yang laris dan memberikan keuntungan besar
Korea Selatan yang selalu tampil sempurna,
dalam industri hiburan Korea Selatan adalah
bersih, dan bersinar. Sejauh ini bukan
pertunjukan musik bintang hiburan Korea Selatan
hanya produk kecantikan saja yang booming
yaitu Rain. Pada tahun 2006 tiket pertunjukan salah
namun operasi plastik juga tengah menjadi
bintang hiburan tersebut mencapai 130.000 di
tren. Korea Selatan bahkan menjadi negara
beberapa negara di Asia Timur (Jepang, Cina, dan
yang secara terbuka mendeklarasikan diri
Hongkong). Di tahun yang sama pertunjukan Rain
sebagai tujuan bagi siapa saja yang hendak
mampu menjual tiket 10.000 di New York (Eun dan
melakukan vermak wajah dan tubuh.
Jiwon, 2007: 131). Itu hanya produk dari salah satu
bintang
Sejak Korean Wave merebak di berbagai
hiburan. Masih banyak produk lain dan banyaknya
negara kunjungan masyarakat manca negara
bintang hiburan Korea Selatan yang mendatangkan
ke sejumlah rumah sakit atau klinik
keuntungan besar bagi Korea Selatan.
perawatan tubuh di Korea Selatan menjadi
jenis produk budaya dari
salah
satu
meningkat. Tujuan utamanya adalah untuk
2) Industri fashion:
melakukan operasi plastik. Kesempurnaan
Meluasnya
Korean
Wave
diikuti
dengan
fisik yang ditonjolkan melalui produk
meningkatkan konsumsi hasil industri fashion.
hiburan Korea Selatan (film, musik, dan
Berbagai produk fashion laris di pasaran nasional
drama) telah memengaruhi orang-orang
maupun global. Industri fashion dalam hal ini
menjadi begitu peduli pada penampilan
meliputi dua macam yaitu industri konveksi dan
fisik dan kesempurnaan, baik bagi wanita
industri kecantikan
maupun pria.
a. Industri konveksi
Citra trendy dalam produk budaya Korea
Selatan seperti drama, film, dan musiknya
mampu menarik perhatian banyak orang
80
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
3) Pariwisata:
5) Produk Elektronik (Teknologi):
Setting tempat dan kuliner yang diperlihatkan
Salah satu perusahaan Korea Selatan yang naik
dalam film, drama, dan video clip juga memberikan
daun di pasar global adalah Samsung. Samsung
pengaruh terhadap kunjungan wisata ke Korea
merupakan
Selatan. Kunjungan dari turis Cina meningkat pada
pertama yang mampu menembus
tahun 2005 mencapai 314.433 (11,8 % dari total
Pada
kunjungan) dibandingkan dengan tahun 1995 yang
ponsel terbesar
hanya 28.909. Sedangkan turis Jepang yang
menyebutkan keuntungan Samsung di kuartal
berkunjung ke Korea Selatan juga meningkat yaitu
kedua tahun 2013 sebesar US$5,2 miliar, dan
1.726 orang pada tahun 2003 menjadi 2.354 pada
menjadi perusahaan elektronik dengan keuntungan
tahun 2004. Turis bukan hanya datang dari dua
terbesar di dunia. Dari penjualan telepon seluler
negara tersebut namun berbagai negara lainnya
dunia periode April hingga Juni yang mencapai 386
termasuk
wisatawan
juta, 27,7% -nya dikuasai oleh Samsung. Selain
Indonesia ke Korea Selatan pada tahun 2013
Samsung masih ada beberapa perusahaan yang
mencapai 30.000 orang. Jumlah tersebut meningkat
bergerak di bidang transportasi dan produk
30%-40% dibandingkan tahun 2012 (liputan6.com).
elektronik yang turut diuntungkan dengan booming
Indonesia.
Kunjungan
saat
perusahaan
chip
komputer
lokal
pasar global.
ini Samsung menjadi perusahaan
di
dunia.
Strategy
Analytics
Korean Wave ini yaitu Hyundai dan LG.
Salah satu contoh drama yang sukses mendongkrak
jumlah kunjungan wisata ke Korea Selatan dan
Dari pemaparan di atas bahwa dapat ditarik benang
menjadi perintis adalah Winter Sonata. Larisnya
merah bahwa politik, ekonomi,
drama tersebut pun turut meningkatan pendapatan
teknologi yang notabene merupakan ranah subtansi
bisnis hotel, restoran, perdagangan retail dan
yang berbeda namun pada kenyataanya berjalan
wholesale mencapai US$ 6,24 Juta atau 0,1% dari
secara beriringan/dialektis serupa dengan apa
jumlah Gross Domestic Bruto (GDP) Korea Selatan di
yang digambarkan Kellner. Artinya Korean Wave
tahun 2004 (Eun dan Jiwon, 2007: 122).
adalah suatu proses dialektis dari keempat sektor
budaya,
dan
tersebut karena pemunculannya tidak terlepas dari
adanya aktor pemerintah yang melegitimasinya
4) Studi tentang Korea Selatan:
dalam suatu tatanan kebijakan dan kemudian
Kuliner, bahasa, dan tradisi yang kental dalam
mendukung proses masifikasi produk budaya dan
produk budaya korea mampu menarik minat
teknologi hingga akhirnya memengaruhi sektor
masyarakat manca negara. Sejak Korean Wave
ekonomi Korea Selatan seperti saat ini.
membahana banyak universitas yang membuka
jurusan atau studi tentang Korea Selatan. Hal itu
dilakukan karena banyaknya orang yang berminat
untuk belajar dan mencari pengetahuan tentang
Korea (Cho, 2005).
81
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Ada beberapa faktor yang membuat Korean Wave
Faktor Meluasnya Korean Wave
berpengaruh secara luas dan begitu populer di
Korean Wave dalam hal ini dianalisis sebagai
fenomena
muncul
berbagai negara sekaligus menjadi ciri khas Korea
globalisasi budaya alternatif yang
Selatan di mata dunia, yaitu sebagai berikut;
karena keanekaragaman budaya dunia.
Globalisasi bukan hanya dilihat dari persaingan
a. Mencampurkan nilai tradisional (konfusianisme)
industri
dan modernitas.
komersial
melakukan
secara
kegiatan
fisik,
produksi
sehingga
secara
ketat.
Korea
Globalisasi juga bagian dari kontestasi untuk
mendapatkan
konsumen,
memperluas
atau
meningkatkan
jumlah
konsumen,
dan
mempertahankan
konsumen
dalam
Selatan
menawarkan
produk
budaya
alternatif. Itu dilakukan untuk menghilangkan
tendensi terhadap budaya lokal yang sebagian
generasi muda dianggap kolot. Nilai-nilai cinta,
kontestasi
kekeluargaan dan penghormatan dikolaborasikan
internasional. Oleh karena itu globalisasi sekarang
dengan konteks modernitas, sehingga produknya
dibanjiri pula dengan produk budaya ternyata
menjadi sarana reflektif yang mampu menarik emosi
menjadi alat propaganda untuk menarik perhatian
konsumennya. Tema modernitas diambil untuk
dan selera banyak orang.
menarik konsumen muda karena populasi anak
diferensiasi
muda di dunia terutama Asia lebih besar, dan anak
budaya atau kompleksitas budaya berkaitan dengan
muda akan selalu mudah tertarik dengan produk
sistem kerja ekonomi kapitalis dan budaya sebagai
baru. Tema modernitas lebih banyak difokuskan
bagian dari ekploitasi (dalam Eun dan Jiwon, 2007:
pada lifestyle (produk IT dan Fashion).
Wallerstein
mengungkapkan
tren
124). Korea Selatan memang telah menjadi salah
Konfusianisme merupakan tradisi yang bukan hanya
satu negara kapitalis Asia selain Singapura,
dianut oleh Korea Selatan melainkan juga negara
Hongkong, Taiwan, dan sebagainya dengan struktur
tetangga lainya di Asia Timur dan Tenggara. Itulah
dan mekanisme berbeda dari kapitalisme Barat
yang membuat Korean Wave diterima dengan
(empat naga kecil Asia). Sebagai negara kapitalis,
terbuka di negara-negara Asia Timur dan Tenggara,
Korea Selatan melakukan strategi untuk mencari
terutama Jepang dan Cina meskipun didera
keuntungan maksimal dari berbagai komoditas yang
sensitivitas
bisa dijual. Korean Wave menjadi salah satu strategi
Serikat.
Namun
konfusianisme
negara lain yang tidak menganut faham itu. Hal itu
ini sehingga mampu menggeser hegemoni Jepang
Amerika
Elemen
ternyata juga mampu menarik perhatian negara-
yang sukses dalam memperkaya Korea Selatan saat
dan
tertentu.
karena nilai konfusianisme ternyata juga memiliki
mengkonsep,
nilai universal yang bisa menjadi bahan refleksi para
mewacanakan, dan menyebarkan Korean Wave
konsumennya.
bukanlah hal yang sederhana. Perlu kejelian dan
Nilai konfusianisme tersebut begitu kental dalam
kreativitas agar Korean Wave bisa diterima dan
produk drama dan film Korea yang selama ini kental
menarik perhatian banyak orang.
dengan nuansa cinta dan kekeluargaan membuat
penontonnya larut dalam alur cerita yang penuh
82
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
emosi karena cinta dan keluarga begitu dekat
c. Ramah dan Terbuka
dengan realitas. Tidak seperti produk film Amerika
Korean Wave mudah diterima dan menarik
Serikat (Hollywood) yang kental dengan nuansa
perhatian banyak orang karena berusaha menarik
kekerasan dan persaingan, kemudian Jepang yang
kalangan apa pun mulai dari golongan bawah
terlalu kental dengan animasi atau teknologinya
sampai atas dan komunitas dari negara wilayah
seperti film ultra-man, Godzilla, dan sebagainya.
mana pun. Hal itu dilakukan untuk menghindari
b. Kreativitas Tinggi
kekurangan yang dialami proses Westernisasi dan
Japanisasi
Peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau
Selatan
karena
begitu
total
masih
terdapat
stereotype,
diskriminasi, atau sensitivitas terhadap kalangan
terlampau cocok untuk menggambarkan usaha
Korea
yang
atau golongan masyarakat tertentu. Misalnya
untuk
produk Jepang yang kurang begitu diterima di Cina
mengkreasikan produknya. Salah satu contohnya
karena sensitivitas masa lalu/sejarah yaitu Jepang
produk musik yang sudah menggunakan konsep
pernah menguasai Cina.
multibahasa, sehingga tidak hanya memproduksi
album dalam bahasa asli melainkan juga album versi
d. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan
Mandarin, Inggris, Jepang, dan sebagainya. Produksi
swasta
dalam ragam bahasa tersebut merupakan upaya
Kerja sama serta kerja keras antara pemerintah dan
untuk semakin memperluas pangsa pasar karena
perusahaan swasta menjadi faktor penting dalam
akan lebih banyak orang yang kemudian bisa
menyukseskan Korean Wave karena hal adanya
menikmati dan memahami lirik dari musik tersebut.
peran-peran jelas, saling mendukung, dan konsisten;
Selain itu adalah produksi film atau drama, tidak
seperti yang dijelaskan dalam pemaparan di atas.
hanya sekedar mempromosikan ceritanya saja
Itulah yang menjadi alasan Korean Wave bukan
melainkan
teknologi,
hanya merupakan kesuksesan bagi industri budaya
pariwisata, dan sebagainya yang terekam dalam
yang melibatkan media sebagai agen sentral saja
setiap adegan. Setiap drama atau film yang sukses di
melainkan juga menjadi kesuksesan Korea Selatan
pasaran sering diikuti dengan larisnya sountrack
secara keseluruhan. Program ekspor menjadi
album,
dalam
orientasi besar yang kemudian mampu diciptakan
film/drama, lokasi yang dijadikan tempat syuting
dalam bentuk kerja sama karena kesadaran bahwa
juga ramai dikunjungi, dan teknologi seperti
keuntungan bisa semakin maksimal jika dilakukan
handphone atau mobil mengalami peningkatan
dalam
penjualan. Hal itu yang terjadi pasca pemutaran
menguntungkan.
juga
model
fashion,
baju
yang
musik,
digunakan
drama Winter Sonata, Endless Love, Sasy Girl, Secret
hubungan
Pemerintah
Garden, dan sebagainya.
gotong-royong
Korea
Selatan
yang
berhasil
saling
dalam
memberikan modal, akses, dan dukungan kepada
industri-industri negaranya. Para pelaku industri
Korea Selatan pun juga mampu bekerja sama dan
mengelaborasi
83
hasil
kreativitasnya.
Kegotong-
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
royongan tersebut mampu membuat Korea Selatan
E. Kesimpulan
sukses dalam segala sektor sekaligus mewujudkan
Globalisasi telah memengaruhi
impiannya pada masa awal pembangunan yaitu
menjadi
pemenang
dalam
kompetisi
bukan
global,
menciptakan
hubungan
ketergantungan antar negara namun juga kompetisi
meskipun untuk saat ini masih terlalu dini menyebut
untuk
Korea Selatan menjadi pemenang.
menjadi
negara adikuasa.
Selama
ini
globalisasi selalu diidentikkan dengan Barat dan
e. Promosi
pengaruhnya terhadap negara-negara di seluruh
dunia. Aktor utama yang menjadi fokus globalisasi
Promosi yang gencar membuat Korean Wave
adalah Amerika. Namun, ada fenomena menarik
semakin cepat mewabah. Promosi banyak dilakukan
yang muncul dari negara Asia Timur yang mulai
melalui media elektronik maupun cetak. Namun
tumbuh dan berusaha menjadi negara sukses dalam
media yang paling gencar dan dianggap efektif serta
persaingan global tersebut, yaitu Korea Selatan.
efisien untuk mempromosikan Korean Wave adalah
Korea Selatan memang bukan negara Asia pertama
Televisi dan Internet karena media tersebut telah
yang tumbuh menjadi raksasa dan mulai menguasai
digunakan secara masif dan menjadi jaringan
pasar global. Sebelumnya, Jepang telah lebih dulu
internasional yang mudah diakses. Khususnya
hadir dan merajai pasar Global. Ada yang menarik
internet, banyak media sosial yang menjadi sarana
dalam
hanya
pasar dunia,
menyerbarkan
Korean
Wave
dari menonjolnya Korea Selatan dalam pasar global,
dan
yaitu fenomena Korean Wave atau Hallyu yang tidak
mendekatkan konsumen pada produk tersebut,
terlepas dari suatu proses dialektis politik,ekonomi,
contohnya Youtube, Twitter, Facebook, Instagram,
budaya, dan teknologi.
Skype, dan sebagainya. Bahkan belakangan muncul
komunitas/fans club dari berbagai selebritis Korea
Korean Wave menjadi suatu strategi pasar Korea
Selatan dalam skala internasional yang anggotanya
Selatan yang begitu sukses dalam era ini dan
mencapai jutaan.
mengantarkannya menjadi negara yang mengalami
surplus
Dengan demikian kontestasi dalam arus globalisasi
ekonomi,
politik,
mengemas
dan teknologi. Kondisi tersebut yang
mekanisme
disebarkan
produknya
dan
memanfaatkan
budayanya. Aktor yang berperan dalam penyebaran
Korean Wave ke berbagai negara adalah pemerintah
hampir dua dekade. Produk budaya dan teknologi
yang
produk
globalisasi sebagai ruang menyebarkan produk
maju baru melalui Korean Wave yang dibangun
komoditas
berbagai
tidak terlepas dari kreativitas Korea Selatan dalam
budaya,
dinikmati Korea Selatan dengan predikat negara
menjadi
karena
industrinya yang laris di pasar internasional. Hal itu
akan dimenangkan oleh pihak atau negara yang
bisa menyebarkan pengaruh
pendapatan
Korea Selatan bekerja sama dengan berbagai
melalui
perusahaan swasta di negara tersebut.
ekonomi dan politik yang berjalan
Program ekspor memang sudah dicanangkan sejak
secara dialektis.
awal tahun 1960-an dengan
penting
84
slogan
atau
visi
yaitu memenangkan kompetisi global.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Korean Wave menjadi misi
a. Kedekatan budaya;
penting dalam visi
tersebut. Korean Wave tidak terlepas dari kejelian
b. Sejarah umum dan warisan budaya;
Korea Selatan dalam membaca pasar, bahwasanya
pada
era
c. Pengalaman tentang peningkatan industri yang
globalisasi seperti sekarang industri
pesat pada abad 20 di wilayah Asia Timur;
bukan sekedar kegiatan produksi secara fisik
melainkan juga produksi makna yang kemudian
d. Peningkatan yang pesat dalam perdagangan
mampu menentukan jumlah konsumsi atas produk
intraregional, investasi, dan pariwisata;
tersebut. Kondisi itulah yang kemudian menandai
e. Pengembangan industri teknologi informasi dan
budaya konsumsi atau masyarakat konsumen
industri modern lainnya di Korea Selatan
karena aktivitas
konsumsi dikendalikan oleh
produsen. Sebagai negara kapitalis, Korea Selatan
sukses dalam melakukan ekspansinya yang menarik,
efektif, dan efisien.
Hal yang menarik dalam
Daftar Pustaka
hal ini
bukanlah
Anonim.
keberhasilan Korea Selatan dalam kontestasi pasar
. Fanatisme Remaja )ndonesia Pada
Korean
global, melainkan usaha dan prosesnya menjadi
Diakses
Wave.
http://shantyfyn.
melalui
negara terdepan dalam pasar global akhir-akhir ini.
wordpress.com/2011/11/22/fanatisme-
Satu poin penting dalam hal ini adalah visi dan misi
remaja-indonesia-pada-korean-wave/.
yang terintegrasi secara baik antara pemerintah dan
Diakses pada 17 November 2013 pukul
perusahaan-perusahaan yang ada di Korea Selatan
22.28 WIB.
dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan
_______. Korea, A Creative Country )ndeed. Diakses
teknologi. Itulah yang kemudian menjadi ciri khusus
melalui
kapitalisme Korea Selatan yang cenderung berjalan
http://
www.investkorea.org/publish/data/
secara kolektif bukan individualitis. Sekilas strategi
bbs/bulletin/img/06/136IKb_ market.pdf.
yang dilakukan Korea Selatan dengan Korean Wave-
Diakses pada 22 November 2013 pukul
nya hampir sama dengan Jepang dan Amerika
22.27
Serikat, namun bedanya Korean Wave menjadi
_______.
produk alternatif yang mencampurkan unsur Barat
dan Timur yang kemudian lebih mudah diterima
. Samsung Perusahaan Ponsel Terbesar
Dunia .
Diakses
http://www.bbc.co.uk/
melalui
indonesia/
oleh masyarakat di belahan timur maupun barat.
majalah/2013/07/130727_samsung_paling
Kesuksesan Korean Wave sebagai strategi ekonomi
_beruntung.shtml.
Korea Selatan secara ringkas dapat dijabarkan
November 2013 pukul 18.07 WIB.
dalam lima hal penting yaitu:
Diakses
pada
23
Baudrillard, Jean. 1998. The Consumer Society: Myth
and Structure. London: Sage Publication.
Berger, Peter L. 1990. Revolusi Kapitalis. Terj.
Mohamad Oemar. Jakarta: LP3ES
85
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Deny, Septian.
.
Demam K-Pop, Turis RI
dan-Fanatisme-Remaja pada tanggal 16
Berduyun-duyun ke Korea. Diakses melalui
November 2013 pukul 17.05 WIB.
Nur, Annisa.
http:// bisnis.liputan6.com/read/705771/
Terhadap
demam-k-pop-turis-ri-berduyun-duyun-ke-
. Pengaruh Budaya Pop Korea
Eksistensi
Kebudayaan
)ndonesia Di Kalangan Remaja Kota Tegal.
korea. Diakses pada 23 November 2013
Diakses
pukul 17.16 WIB.
melalui
http://
shantyfyn.wordpress.
Durham, Meenakshi Gigi dan Douglas M. Kellner
(ed). 2006. Media and Cultural Studies. UK:
com/2011/11/22/fanatisme-remaja-
Blackwell Publishing.
indonesia-pada-korean-wave/.
(ochschild, Joshua P.
and Modern.
. Globalization: Ancient
Ritzer George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori
Sosiologi. Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta:
hochschild.pdf
Kreasi Wacana.
pada tanggal 16 November 2013 pukul 12.35
Sklair, Leslie. 2002. Globalization, Capitalism, and Its
WIB.
Joang, Cho (ae.
. Reading the Korean Wave as
a Sign of Global Shift.
Alternatives (third edition). New York:
Diakses melalui
Oxford University Press.
Subangun, Emmanuel. 1995. Kapitalisme Gotong-
http://gsis.korea.ac.kr/file/board_data/mb
royong. Yogyakarta: Cri Alocita.
oard/1268123586_1.PDF. Diakses pada 16
November 2013 pukul 12.23 WIB.
Kim, Eun Mee dan Jiwon Ryoo. South Korean
Culture Goes Global: KPop and the Korean
Wave diakses melalui http://kossrec.org/
board/imgfile/KSSJ Vol.34. no.1(Eun Mee
Kim&Jiwon Ryoo)). Pdf. Diakses pada 16
November 2013 pukul 11.50 WIB.
Kushendrawati, Selu Margareta.
. Masyarakat
Konsumen Sebagai Ciptaan Kapitalisme
Global: Fenomena Budaya Dalam Realitas
Sosial. Makara Sosial Humaniora. Vol.10 No
2 edisi Desember. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia.
Nastiti Aulia. Korean Wave di Indonesia: Budaya
Pop, )nternet, dan Fanatisme Remaja.
Diakses
Diakses
pada 17 November 2013 pukul 22.24 WIB.
Diakses melalui http://
www.mmisi.org/ir/41_01/
Asli
melalui
http://
www.scribd.com/doc/67051422/ KoreanWave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet86
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Oleh
Annissa Valentina, Ratna Istriyani1
Abstrak
Globalisasi menciptakan kompetisi dan saling ketergantungan di antara negara-negara di dunia. Selama
ini, dominasi globalisasi selalu diidentikkan dengan Amerika Serikat. Namun ada fenomena menarik yang
sedang populer akhir-akhir ini yang merupakan Korean Wave. Korean Wave merupakan sebuah strategi
ekspansi untuk meningkatkan perekonomian Korea Selatan, terutama setelah terjadi krisis di akhir
1990-an. Terdapat aktor di balik Korean Wave di mana pemerintah Korea Selatan yang melakukan
konsolidasi dengan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor. Konsolidasi, kreativitas, dan kerja
keras dari para aktor tersebut mampu meningkatkan perekonomian Korea Selatan secara signifikan.
Korean Wave mampu menarik perhatian masyarakat dunia menjadi produk secara luas sebagai budaya
alternatif yang mengombinasikan unsur-unsur modernitas (Barat) dengan budaya tradisional
(Konghucu).
Kata kunci: Korean Wave, globalisasi, aktor.
Abstract
Globalization had created competition and interdependence among countries in the world. For long time,
the dominance of globalization has always been identified with the United States. However there is an
interesting phenomenon that`s popular lately which is the Korean Wave. In fact, Korean Wave is an
expansion strategy to boost South Korea s economy, especially after the crisis in the late 99 s. There are
actors behind the Korean Wave that government consolidate with companies engaged in various sectors.
Consolidation, creativity, and hard work of the actors were able to improve significantly the South
Korean`s economy. Korean Wave is able to attract the attention of the world community into a product
widely as an alternative culture that mixes elements of modernity (West) with traditional culture
(Confucianism).
Keywords: Korean Wave, globalization, and actor.
Annissa Valentina adalah mahasiswi pada prodi S2 Sosiologi UGM. Ratna Istriyani adalah mahasiswi S2 Sosiologi
UGM angkatan 2013.
1
71
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
proses adaptasi budaya baru yang masuk terhadap
A. Pendahuluan
budaya
Globalisasi merupakan proses interdependensi
tradisional
yang
kemudian
semakin
memperkaya budaya dalam suatu negara, dengan
antar negara yang indentik dengan fenomena
kata lain disebut dengan proses akulturasi.
ekonomi dan teknologi (Hochschild, 2006:41).
Globalisasi selama ini selalu dikaitkan dengan
Fenomena baru muncul dalam era globalisasi yang
proses atau strategi negara-negara Barat dalam
selama ini didominasi oleh negara-negara Barat
melakukan ekspansi produk dan pengaruh, seiring
seperti Amerikanisasi. Korean Wave muncul dan
dengan adanya legitimasi lembaga internasional
menjadi fenomena globalisasi versi Asia yang
yang mengatur aktivitas secara global seperti IMF,
booming dalam dekade terakhir ini, kemudian
WTO, UNESCO di bawah bendera Perserikatan
secara siginifikan memengaruhi berbagai negara di
Bangsa-bangsa (PBB). Dominasi negara-negara
beberapa belahan benua termasuk Indonesia.
Barat begitu melekat
globalisasi
Korean Wave atau Hallyu sepertinya bukanlah
tersebut sehingga menciptakan ketergantungan
istilah yang asing bagi masyarakat kita, bahkan
antara negara dunia ketiga dengan negara-negara
badai Korea itu tengah melanda sebagian remaja
maju tersebut. Globalisasi juga membawa pengaruh
Indonesia. Korean Wave atau Hallyu memang tengah
melalui budaya (globalized culture).
booming untuk dekade ini di Indonesia. Suguhan
dalam
alur
produk berbau Korea Selatan perlahan mengubah
Waters mendefinisikan budaya global berkaitan
selera dan paradigma remaja sekarang tentang
dengan aliran ide yang berkelanjutan, informasi,
sebuah tren yang dulu sempat dibawa oleh budaya
komitmen, nilai dan selera termediasi yang
Western. Salah satu faktor penyebab masuknya
memengaruhi pergerakan individual, tanda atau
budaya Korea Selatan ke Indonesia yaitu adanya
simbol, dan simulasi-simulasi elektronik. Ketika
arus globalisasi yang terjadi, dan Indonesia yang
budaya sudah termediasi dan ditransformasikan
menjadi sasaran empuk ekpansi pasar negara-
dalam sebuah proses, globalisasi adalah suatu
proses
dialektis
yaitu
penyeragaman
negara kapitalis terutama Korea Selatan.
atau
penganekaragaman budaya. Penyeragaman identik
Budaya tersebut sudah masuk ke berbagai lini
dengan imperialisme dan kekuatan asimetris.
kehidupan masyarakat kita. Pengaruhnya cukup
Imperialisme mengarah pada proses Amerikanisasi
signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik,
yang menimbulkan konsumsi terhadap budaya dan
film dan drama. Hampir setiap hari media cetak
produk-produk
Kekuatan
maupun elektronik menyajikan berbagai hiburan ala
dalam
Korea Selatan secara masif. Hallyu ternyata bukan
mengembangkan konsep globalisasi (dalam Eun dan
hanya melanda masyarakat secara umum tetapi juga
Jiwon, 2007:124). Media menjadi senjata yang
sempat mewarnai industri hiburan
efektif dan efisien dalam proses globalisasi terutama
sehingga kehilangan kekhasannya karena berkiblat
budaya. Media menjadi agen yang menyebarkan
pada aliran Hallyu. Berbagai produk hiburan yang
budaya
menduplikasi sajian ala Korea mulai menjamur
asimetris
material
yaitu
secara
penganekaragaman
lainnya.
dominasi
masif.
budaya
Barat
Sementara
berkaitan
itu
dengan
tanah
air
dan mencapai titik klimaks pada kisaran beberapa
72
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
tahun terakhir ini. Boy Band dan Girl Band ala Korea
yang disampaikan oleh Wallerstein bahwa tren
Selatan bermunculan, bahkan sinetron, film televisi,
diferensiasi budaya atau kompleksitas budaya
pertunjukan dengan aliran cerita ala Korea Selatan
berkaitan dengan sistem kerja ekonomi kapitalis
merebak dan disiarkan di beberapa stasiun televisi
dan budaya sebagai bagian dari ekploitasi (dalam
tanah air.
Eun dan Jiwon, 2007: 124).
Merebaknya Korean Wave merupakan dampak dari
Berdasarkan berbagai masalah tersebut, tulisan ini
adanya arus globalisasi yang melanda Indonesia.
ditujukan
Akses
semakin mempercepat
bagaimana globalisasi yang dibanggakan banyak
persebaran Korean Wave. Media dalam negeri turut
orang dengan membawa masuk Korean Wave ini
mempercepat persebaran budaya ala Korea kepada
ternyata membawa dampak yang cukup besar dalam
masyarakat.
Pengemasan produk budaya Korea
kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu melihat
Selatan secara simultan dan kompleks memengaruhi
Korean Wave bukan hanya sebagai fenomena global
selera
yang
yang
cepat pun
massa
secara
keseluruhan.
Misalnya
untuk
merasuki
memberikan
masyarakat
pencerahan
dunia
termasuk
pertunjukan serial dramanya secara kompleks
Indonesia melainkan bagaiman Korean Wave itu
memengaruhi selera konsumen mulai dari lagu
muncul dan ada apa dibalik arus Korea yang
sountrack (musik), bahasa, fashion, makanan,
booming tersebut. Selanjutnya aktor-aktor yang
teknologi, setting tempat sampai dengan romansa
berperan
yang disajikan dalam drama tersebut dan semua
munculnya Korean Wave yang mendunia tersebut.
itu kemudian mengarahkan selera konsumen.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka
Implikasinya
produk
rumusan masalah yang hendak dibahas dalam
fashion, restoran, supermarket, dan hiburan ala
analisis ini yaitu fakta apakah yang terdapat di balik
Korea di Indonesia.
boomingnya Korean Wave dan siapa saja aktor yang
kemudian
menjamurnya
serta
berperan dalam
Pengaruh lain dari arus Korea di Indonesia tampak
struktur
yang
mendukung
menyebarluaskan
Korean
Wave hingga melintasi berbagai negara di berbegai
pada produk smartphone Samsung yang tiba-tiba
belahan dunia?
merajai industri teknologi Indonesia dan mulai
menggeser produk Eropa lainnya. Bisa jadi itu bukan
sekedar hal yang kebetulan melainkan sebuah
B. Korean Wave (Hallyu)
politik ekonomi Korea Selatan melalui produk
Pada awal
budaya. Kenyataannya produk-produk teknologi
dan
produk
pembahasan
ini,
perlu dipaparkan
mengenai fenomena Korean Wave atau Gelombang
material lainnya mengalami
Korea. Korean Wave atau Hallyu merupakan produk
peningkatan penjualan yang signifikan seiring
budaya yang muncul pasca keemasan produk
dengan Korean Wave yang melanda berbagai negara
budaya Jepang pada era akhir 1970 sampai
di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, sebagian
pertengahan
negara Eropa dan Amerika. Mungkinkah Korean
1990-an
(animasi,
komik, game,
musik, dan drama TV) atau produk film action Hong
Wave memang diciptakan dan menjadi strategi
Kong. Hallyu lebih meluas dibandingkan dengan
pasar yang dilakukan oleh Korea Selatan? Seperti
73
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
kedua produk budaya tersebut karena sifatnya yang
Generasi Net. Hal ini juga disebut sebagai Hallyu dari
dianggap lebih terbuka dan menghindari segala
pengucapan Korea. Hallyu atau Korean Wave pada
bentuk diskriminasi. Selain itu Hallyu menjadi
hakikatnya
sebuah produk budaya alternatif yang mencoba
budaya Korea Selatan yang disebarkan melalui
mencampurkan unsur budaya Barat dan Timur
Korean Pop Culture ke seluruh penjuru dunia lewat
namun tidak meninggalkan kekhasan budaya
media massa, dan yang terbesar lewat jaringan
lokalnya (Eun dan Jiwon, 2007).
internet serta televisi. Istilah ini diciptakan di China
Cina yang berkembang pesat. Dari sebuah budaya
diberikan persebaran budaya pop Korea Selatan
lokal menjadi sebuah brand image, itulah Korean
secara global di seluruh dunia tanpa terkecuali
Wave. Sebuah kampanye yang sangat
secara singkat mengacu pada
melalui
globalisasi budaya Korea. Istilah tersebut mulanya
oleh
media
China
gelombang
terkejut dengan popularitas budaya Korea Selatan di
berasal dari Korea Selatan dan istilah yang
diperkenalkan
fenomena
pada pertengahan 1999 oleh jurnalis Beijing yang
Korean Wave (Hallyu) merupakan budaya yang
Indonesia, yang
merupakan
berbagai
macam
menarik
cara
untuk
memperkenalkan Korea Selatan.
untuk
menggambarkan booming hiburan Korea di China
Sulit dipungkiri bahwa ternyata cukup banyak
pada
Tourism
orang yang tertarik menonton drama Korea,
Organization (2004) mendefinisikan Hallyu sebagai
mendengar musik K-pop (Korean pop), makanan
fenomena budaya terkini di Korea Selatan yang
khas korea, pakaian khas Korea, belajar berbahasa
mulai merambah Cina, Jepang, Taiwan, Vietnam,
Korea (hangul) bahkan brand-brand dari Korea
Singapura, Thailand, Indonesia dan negara-negara
Selatan mulai merajalela di tengah krisis global ini.
lain di Asia Tenggara bahkan sudah sampai ke
Korea Selatan adalah salah satu dari sepuluh negara
beberapa negara belahan Eropa dan Amerika
teratas dunia sebagai eksportir budaya dan Korean
(Meksiko, California, New York, dan Pantai Antlantik
Wave dimulai dengan mengekspor drama TV Korea
Amerika Serikat). Korea Selatan bukan hanya
seperti Autumn Fairy Tale, Winter Sonata, Dae Jang
berekspansi melalui produk musik, film, drama, dan
Geum (Jewel In The Palace), dan Princess Hours di
pesona para bintangnya melainkan juga melebarkan
seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara.
akhir
tahun
1990-an.
Korea
popularitasnya melalui makanan dan bahasanya
Munculnya Korean Wave ini masih tergolong baru
yang juga merupakan bagian dari budaya warga
karena muncul di akhir 1990-an. Jika orang-orang
Korea Selatan.
yang lahir pada tahun 1970-an atau 1980-an ditanya
juga
mengenai serial drama, film atau musik dari negara
mengungkapkan bahwa Korean Wave mengacu pada
Asia mana yang populer di Indonesia pada era
penyebaran budaya Korea Selatan di seluruh dunia
generasinya, mungkin mereka akan menjawab
atau kecintaan terhadap ekspor budaya Korea
Jepang, Cina, dan Hongkong, tanpa menyebut Korea
Selatan. Korean Wave merujuk pada peningkatan
di dalamnya. Ilustrasi ini disimpulkan berdasarkan
secara signifikan popularitas budaya Korea Selatan
hasil studi yang dilakukan oleh Kawakimi dan Fisher
Sebuah
blog
milik
Alien
Wardani
(1994)
di seluruh dunia sejak abad 21, terutama di kalangan
74
mengenai
industri
musik
Asia
yang
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
menempatkan Jepang, Cina, dan Hongkong sebagai
membuka pintu bagi drama Korea Selatan lainnya
negara-negara yang musiknya remarkable.
untuk mewarnai hiburan di Indonesia.
Persebaran dan peningkatan ekspor budaya Korea
Kelebihan drama dan film Korea Selatan yang
bukan hanya menjadi kesuksesan perusahaan
mampu memikat remaja Indonesia antara lain aktor
hiburan Korea Selatan melainkan juga menjadi
dan aktrisnya memiliki penampilan memikat. Aktor-
kesuksesan
membangun
aktor muda memang menjadi agen utama dalam
ekonominya melalui industri budaya, bahkan
persebaran Korean Wave karena segmentasi utama
produk budaya ini menjadi sumber kebanggaan
produk budaya Korea Selatan adalah remaja atau
pemerintah korea (Eun dan Jiwoon, 2007: 119).
dewasa. Bintang muda menjadi sentral dalam
Industri tersebut telah memberikan peningkatan
menyampaikan nilai klasik (cinta, persahabatan, dan
perekonomian secara meningkat karena turut
keluarga) dalam produk budaya Korea Selatan.
meningkatkan angka pengunjung atau turis di
Tema klasik menjadi poin utama dalam produk
sektor pariwisata. Departemen Kebudayaan dan
karena lebih mampu memikat emosi konsumen.
Pariwisata mencatat pertumbuhan ekonomi Korea
Kendati kental dengan nuansa tema klasik, produk
mencapai rata-rata 5,5% per tahun dari kurun 1993-
budaya Korea Selatan tidak meninggalkan kesan
2003 di sektor hiburan. Pada tahun 2005, ekpor
modern dan ciri khas budayanya.
pemerintah
dalam
budaya Korea (film, musik, permainan, dan drama
Berkembangnya budaya pop Korea Selatan (Hallyu)
TV) mencapai US $ 1 miliar (meningkat 31%
di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara
dibandingkan tahun 2004). Booming Hallyu juga
Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan
meningkatkan jumlah wisata asing ke Korea Selatan,
adanya transformasi budaya asing ke negara lain.
khususnya dari Jepang dan China yang merupakan
Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia
negara yang paling awal terkena Korean Fever.
dibuktikan dengan munculnya Asian Fans Club
(AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita
dunia hiburan Korea Selatan. AFC didirikan pada 1
Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan
C. Korean Wave di Indonesia
bernama Santi Ela Sari. Berdasarkan data statistik
dari situs Pageran Alexa, AFC adalah situs Korean
Selain mewabah di beberapa negara lain, Korean
)ntertainment
Wave juga melanda Indonesia pada tahun 2002,
bertepatan dengan pemutaran drama Korea yang
terbesar
di
)ndonesia.
Jumlah
pengunjung AFC sampai dengan Juni 2011 adalah
berjudul Autumn in My Heart atau yang lebih kita
42.811.744 orang. Hal ini berarti Asian Fans Club
kenal dengan Endless Love di salah satu televisi
dikunjungi oleh rata-rata 58.646 orang setiap hari.
swasta nasional. Serial drama tersebut ternyata
Jumlah posting dari Juni 2009 sampai Juni 2011
mampu memikat penonton karena ceritanya yang
mencapai 16.974. Dalam kurun waktu tersebut
kental dengan nuansa percintaan dan keluarga.
selalu terjadi peningkatan posting di setiap
Endless Love mampu menarik emosi penikmatnya
bulannya.
di
Indonesia.
Keberhasilan
drama
tersebut
75
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Data di atas menunjukkan bahwa budaya pop Korea
ekonomi di setiap saat dan sudut tempat. Sistem
Selatan di Indonesia berkembang cukup pesat dalam
itulah yang kemudian mendorong aktivitas kapitalis
kurun
semakin leluasa karena globalisasi menyediakan
waktu
dua
tahun.
Dengan
demikian,
berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave)
pintu
untuk
memperluas
kegiatan
ekspansi
di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi
(Subangun, 1995: 211). Globalisasi dan kapitalisme
dalam dimensi komunikasi dan budaya. Globalisasi
dalam konteks ini adalah fenomena Korean Wave
dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses
yang layak dijelaskan secara Sosiologis. Fenomena
mengkreasikan, menggandakan, menekankan, dan
tersebut secara secara garis besar dapat dianalisis
mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan
dengan teori globalisasi yang dikemukakan oleh
informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah
Kellner yang kental dengan perspektif neo-marxis.
dunia hiburan Korea Selatan.
Faktanya globalisasi dan kapitalisme adalah sebuah
pola yang berlangsung dalam konteks global yang
Korean Wave yang mewabah di Indonesia telah
memperlihatkan adanya hubungan dialektis antara
berpengaruh pula pada pola konsumsi masyarakat,
teknologi,
sebab produk-produk Korea Selatan menjadi
ekonomi,
politik,
dan kebudayaan.
Jaringan global atau transnational network menjadi
incaran banyak kalangan. Tren mode ala Korea
jalur pertukaran antar aktor baik itu Transnational
menjadi menjamur di lingkungan masyarakat,
Coorporate (TNC/Multinational Coorporate (MNC)
terutama kalangan muda. Berbagai distro dan resto
dan negara dalam berbagai kepentingan dan bidang,
bernuansa Korea bermunculan di Indonesia. Korean
termasuk kontestasi untuk menunjukkan eksistensi
Wave bahkan sempat menyeragamkan industri
negara. Hal itu seperti yang diungkapkan Kellner
hiburan Indonesia yang bernuansa Korea. Hal itu
berikut.
ditandai dengan bermunculannya Girl dan Boy Band
Globalisasi
melibatkan
pasar
kapitalis dan serangkaian relasi sosial dan aliran
berkonsep Korea, Film Televisi yang mengadopsi
komoditas, modal, teknologi, gagasan, bentuk
cerita-cerita drama serta film Korea, bahkan
kebudayaan, dan orang-orang di seluruh batas
beberapa show di TV juga mengadopsi show yang
nasional melalui
disiarkan di Korea.
masyarakat
jaringan
global.
Transmutasi teknologi dan modal bekerja sama
menciptakan dunia global dan terkait satu sama lain.
D. Korean Wave: Strategi Ekspansi Pasar Korea
Revolusi
Selatan: Aktor-aktor dan Fakta di Balik Korean
transportasi, dan pertukaran adalah prasyarat
Wave
ekonomi global, bersama dengan perluasan sistem
Seperti yang dipaparkan di atas bahwa globalisasi
pasar kapitalis dunia yang semakin menyerap
mengarah pada hubungan interdependensi dan
wilayah dunia dan ranah produksi, pertukaran, dan
homogenisasi dalam skala makro, melibatkan
konsumsi ke dalam orbitnya. (dalam George Ritzer
hubungan antar negara
dan Douglas J. Goodman, 2010: 636).
yang
semakin
intens.
teknologi
yang
terkomputerisasi,
Globalisasi adalah sebuah sistem yang ditandai
Merujuk pada fenomena tentang Korea Selatan,
dengan lalu
dalam hal ini ia hadir sebagai negara kapitalis
lintas,
pertukaran,
dan
kegiatan
76
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
karena dipengaruhi oleh dominasi dan relasi dengan
Selatan berusaha menjadi negara yang berorientasi
Amerika Serikat. Secara politis Korea Selatan
ekpor
memang tidak bisa dipisahkan dengan negara
internasional dengan meningkatkan produktivitas
adidaya yang menjadi leader globalisasi tersebut
dibandingkan konsumsi. Program itu dicanangkan
karena riwayat kolonialisasi. Oleh karena itu banyak
pada awal tahun 1960-an. Pada bidang politik
taktik atau strategi yang sebagian diadopsinya,
melalui slogan win international competition. Oleh
namun pada akhirnya Korea Selatan memiliki ciri
karena itu, Korea Selatan mencoba membangun dan
khasnya
Selatan
menata kembali sistem politik dan birokrasinya
semangat
untuk menunjang upaya pembangunan, terutama
modernitas dan berusaha menjadi negara maju
menekankan pada peran pemerintah yang lebih
baru, khususnya di Asia. Oleh karena itu bisa
cair
dikatakan bahwa Korea Selatan turut mengikuti
dimaknai karena terbukanya jaringan global berarti
semangat globalisasi Amerika Serikat. Meminjam
memberi kesempatan bagi kontestasi, dan Korea
asumsi Kellner di atas bahwa globalisasi melibatkan
Selatan tidak ingin terus menjadi obyek namun
sebuah proses dialektika teknologi, ekonomi, politik,
subjek dalam arus globalisasi.
sendiri.
menjadikannya
Bahkan
sebagai
kiblat
Korea
atas
dan kebudayaan; maka proses menggobalnya
dan
mengurangi
ketergantungan
serta penuh komitmen. Hal itu sungguh
Perekonomian Korea Selatan tumbuh dengan
Korean Wave juga tidak bisa dilepaskan dari
bangunan kapitalisme yang berbeda dengan Barat
dialetika tersebut. Namun, Korea Selatan memiliki
bahkan dengan Jepang yang sudah mendahuluinya
kekhasannya sendiri untuk melebarkan sayap dan
dalam
pengaruhnya melalui arena globalisasi.
hal
kemajuan
industri.
Bermodalkan
masyarakat kosmopolit dan penataan birokrasi
Pada awalnya Korea Selatan adalah negara miskin
serta politik, Korea Selatan menjadi negara yang
yang terdominasi oleh negara tetangganya yaitu
disebut sebagai negara ajaib menjelang awal tahun
Jepang dan Cina yang secara ekonomi dan politik
1990-an. Hal itu dapat dilihat dari nilai ekpornya
lebih mapan. Korea Selatan mengalami kondisi
yang
ekonomi dan politik yang memprihatinkan terutama
dibandingkan dengan tahun 1960-an yang hanya
setelah terpisah dengan negara tetangga yaitu Korea
$55 juta.
Utara yang berideologi komunis. Korea Selatan tidak
globalisasi ala Korea Selatan melibatkan aktor
karena itu Korea Selatan kemudian membangun
penting dan itu menjadi ciri khasnya yaitu
kondisi ekonomi dan politik terutama setelah
turut
jauh
Pada kasus proses penciptaan Korean Wave atau
saat keduanya masih dalam satu kesatuan. Oleh
banyak
berbeda
dipisahkan dari aktor-aktor yang menggerakkan.
industri dipusatkan di wilayah Korea Utara pada
sedikit
Milyar,
diungkapkan Kellner tersebut tentu tidak dapat
perpisahan itu karena kegiatan pertanian dan
yang
$55
Pada arus globalisasi dan proses dialektis seperti
punya sumber ekonomi yang mapan setelah terjadi
datangnya Amerika Serikat sebagai
mencapai
keterlibatan negara dalam mengendalikan arah
trendsetter
globalisasi. Dalam hal ini negara atau pemerintah
memengaruhi
tidak hanya menjadi lembaga superordinat yang
perkembangannya. Pada sektor ekonomi, Korea
mengatur kegiatan ekonomi secara dominan namun
77
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
negara hadir, berkonsoliasi/berkolaborasi dan
industri budaya. Era ini telah menjadi masanya
memberdayakan
untuk
Korean Wave menjadi fenomena global yang mulai
melebarkan sayapnya sampai lingkup internasional
mencapai titik sukses dalam menggeser keemasan
atau kontestasi global. Perusahaan yang terlibat
Amerika Serikat dan Jepang di pasar global.
perusahaan
swasta
dalam hubungan tersebut adalah industri produk
Korean Wave merupakan arus yang sengaja dibuat
budaya, industri produk komersial, dan dibantu oleh
sebagai proses industri, bahkan adanya konsolidasi
media. Pemerintah dan perusahaan swasta secara
yang melibatkan pemerintah Korea Selatan dan
sadar membangun negaranya agar menjadi negara
yang
punya
eksistensi
dalam
ruang
swasta seperti yang dijelaskan pada pemaparan
global.
sebelumnya. Mulanya usaha itu dilakukan sebagai
Konsistensi mereka dalam membangun hubungan
kerjasama
dan
kekeluargaan
tersebut
upaya untuk keluar dari krisis ekonomi yang dialami
telah
oleh sebagian negara Asia di akhir tahun 1990-an.
memunculkan ide, kreasi, dan inovasi produk yang
Korean Wave
kemudian berpengaruh pada tingkat pendapatan
tersebut disebut juga sebagai
fenomena kapitalisme Asia dan proses kapitalisme
negaranya. Salah satu contoh sukses hubungan
global, dan menggunakan teknologi media sebagai
konsolidasi tersebut adalah perusahaan Samsung
alat ekspansi yang memfasilitasi sirkulasi secara
yang berhasil menguasai 30% pasar komputer dunia
simultan
di tahun 1990-an (Subangun, 1995:125).
dalam
proses
penyebaran
produk
budayanya. Oleh karena itu Korean Wave memang
Globalisasi telah mempertemukan negara-negara di
output atau strategi dari kegiatan industri budaya
dunia dalam satu pasar global yang bebas, dan di
yang sekaligus menggunakan teknologi media
antara negara-negara tersebut memiliki sistem serta
sekaligus mempopulerkan produk teknologi Korea
budaya yang berbeda. Hal itu kemudian dibaca oleh
Selatan, hal ini kemudian proses dialektika teknologi
kapitalisme
dan penyebaran.
sebagai
sebuah
peluang.
Watak
kapitalisme pun berubah, di mana faktor kunci tidak
Korea
lagi dalam aktivitas produksi tetapi dalam sistem
Selatan
menyadari
bahwa
globalisasi
(menyatunya pasar dengan sistem kapitalis) sarat
kekuasaan dan kebudayaan (Subangun, 1995: 212).
dengan proyek modernitas dan tidak hanya
Sebagai negara kapitalis Korea Selatan memahami
menempatkan produksi dalam segi fisik melainkan
itu dan mulai berorientasi dan berinovasi dengan hal
juga produksi makna. Produsen mengendalikan
itu. Korea Selatan melakukan hal yang sama dengan
konsumen dalam mengkonsumsi dan memaknai
dilakukan Amerika Serikat dan Jepang yang sukses
produk tertentu, dan media menjadi wahana untuk
dengan produksi budaya dan kekuasaannya dalam
merepresentasikan
industri global melalui jaringan internasional yang
itu.
Dalam
istilah
Jean
Baudrillard, produk atau barang konsumsi bukan
kini telah terbuka. Jika Amerika kental dengan
sekedar komiditas yang mengandung nilai guna
Amerikanisasinya dan Jepang dengan Japanisasinya
melainkan tanda atau sign
maka Korea Selatan punya brand image bernama
message atau image
yang mampu menarik minat konsumen tanpa
Korean Wave atau Hally, dan fenomena tersebut
mempedulikan nilai guna. Dalam kapitalisme global,
yang menjadi proses penyebaran budaya melalui
produsen menjadi aktor penting yang memproduksi
78
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
makna sehingga mampu menyetir konsumennya
Dalam hal ini media bekerja sama dengan industri
(Baudrillard, 1998: 7). Itu pula yang dilakukan Korea
budaya dan industri komersial untuk menetukan
Selatan sebagai produsen dan aktor kapitalis, yaitu
strategi dalam mempromosikan produk melalui
menggencarkan
melalui
produksi makna. Konsumen diarahkan dan seolah
berbagai media, seperti yang pernah dilakukan oleh
dihipnotis sehingga banyak yang terlena, tertarik,
Amerika dan Jepang.
dan terus-menerus mengkonsumsi produk berbau
industri
budayanya
Korea Selatan.
Industri budaya berkaitan dengan segala macam
aktivitas pengembangan, produksi, distribusi, dan
Menurut Adorno dan Horkheimer media sebagai
konsumsi. Produk budaya itu sendiri berkaitan
industri budaya bukan hanya beperan dalam
dengan berbagai benda atau pelayanan yang tampak
memuluskan masifikasi produk budaya, media juga
maupun tidak tampak, atau kombinasi dari
memanipulasi kesadaran dan pikiran manusia yang
keduanya
tambah
akhirkan mengabaikan nilai tukar dan nilai guna.
menggunakan elemen budaya (muatan budaya dan
Dengan kata lain media menciptakan kesadaran
muatan budaya digital). Produk budaya meliputi
palsu, konsumen sebenarnya butuh namun menjadi
pertunjukan, seni rupa dan literatur, reproduksi,
seolah-olah butuh karena produksi makna yang
buku, majalah jurnal, koran, film, radio, televisi, dan
ditonjolkan media. Dari proses itu masyarakat akan
musik (Eun dan Jiwon, 2007: 120-121).
tertarik untuk mengkonsumsi produk-produk baru.
yang
menghasilkan
nilai
Contoh dalam industri budaya Korea Selatan adalah
Korean Wave berhasil memberikan pengaruh besar
film, drama, musik, dan fashion yang semuanya
dalam perekonomian Korea Selatan karena tidak
disebarkan dalam gerak Korean Wave.
terlepas dari pembagian peran antara aktor-aktor di
balik itu yang berjalan secara konsisten, antara lain
Kerja
sama
antar
aktor
tersebut
dalam
sebagai berikut;
mewacanakan dan menyebarluaskan Korean Wave
telah mendongkrak perekonomian Korea Selatan
1) Pemerintah:
melalui optimalisasi produk kebudayaan dan
Pemerintah berperan dalam membuat kebijakan
teknologi, sehingga Korean Wave diiringi dengan
yang mendorong berkembangnya industri produk
meningkatnya produk-produk dan pendapatan
budaya dan komersil lainnya di Korea Selatan.
Korea Selatan (Cho, 2005). Peningkatan tersebut
Pemerintah juga membantu dalam proses promosi
terlihat dari beberapa bidang antara lain sebagai
dengan memanfaatkan hubungan diplomasinya
berikut;
dengan negara-negara lain.
1) Industri hiburan:
2) Perusahaan dan Media:
Industri hiburan menjadi ikon dari keberhasilan
Media menjadi agen utama yang secara simultan
Korean Wave karena bukan hanya menjadi media
menyebarluaskan Korean Wave melalui penayangan
untuk menyebarkan namun juga menjadi sektor
produk budaya dan produk komersial lainnya
yang mendapatkan banyak keuntungan. Pada tahun
seperti drama, film, iklan, musik, dan sebagainya.
2000 saja tercatat 56% dari produk film telah
79
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
berhasil diekspor ke beberapa negara. Produk
untuk turut menjadi konsumen produk
budaya yang mengalami peningkatan bukan hanya
konveksinya. Produk mode ala Korea
film saja namun juga
menjamur di pasaran dan tengah menjadi
drama,
musik
games,
tren di kalangan muda.
advertising, broadcasting, film dan pertunjukkan
(Eun dan Jiwon, 2007: 122). Produk budaya Korea
Selatan tersebut mengalami peningkatan yang luar
b. Industri kecantikan/perawatan tubuh.
biasa pada tahun 2011 yaitu sebesar USD 73,3
Korea Selatan mampu mendoktrin banyak
Milyar (meningkat 13,2% dari tahun sebelumnya),
orang bahwa kecantikan dan ketampanan
sedangkan angka ekspornya mencapai USD 4,3
bisa dibuat, dan setiap orang seharusnya
Milyar atau meningkat 34 % dibandingkan tahun
peduli dengan penampilan. Hal itu yang
sebelumnya. Salah satu pertunjukan musik/konser
digambarkan dari para bintang hiburan
yang laris dan memberikan keuntungan besar
Korea Selatan yang selalu tampil sempurna,
dalam industri hiburan Korea Selatan adalah
bersih, dan bersinar. Sejauh ini bukan
pertunjukan musik bintang hiburan Korea Selatan
hanya produk kecantikan saja yang booming
yaitu Rain. Pada tahun 2006 tiket pertunjukan salah
namun operasi plastik juga tengah menjadi
bintang hiburan tersebut mencapai 130.000 di
tren. Korea Selatan bahkan menjadi negara
beberapa negara di Asia Timur (Jepang, Cina, dan
yang secara terbuka mendeklarasikan diri
Hongkong). Di tahun yang sama pertunjukan Rain
sebagai tujuan bagi siapa saja yang hendak
mampu menjual tiket 10.000 di New York (Eun dan
melakukan vermak wajah dan tubuh.
Jiwon, 2007: 131). Itu hanya produk dari salah satu
bintang
Sejak Korean Wave merebak di berbagai
hiburan. Masih banyak produk lain dan banyaknya
negara kunjungan masyarakat manca negara
bintang hiburan Korea Selatan yang mendatangkan
ke sejumlah rumah sakit atau klinik
keuntungan besar bagi Korea Selatan.
perawatan tubuh di Korea Selatan menjadi
jenis produk budaya dari
salah
satu
meningkat. Tujuan utamanya adalah untuk
2) Industri fashion:
melakukan operasi plastik. Kesempurnaan
Meluasnya
Korean
Wave
diikuti
dengan
fisik yang ditonjolkan melalui produk
meningkatkan konsumsi hasil industri fashion.
hiburan Korea Selatan (film, musik, dan
Berbagai produk fashion laris di pasaran nasional
drama) telah memengaruhi orang-orang
maupun global. Industri fashion dalam hal ini
menjadi begitu peduli pada penampilan
meliputi dua macam yaitu industri konveksi dan
fisik dan kesempurnaan, baik bagi wanita
industri kecantikan
maupun pria.
a. Industri konveksi
Citra trendy dalam produk budaya Korea
Selatan seperti drama, film, dan musiknya
mampu menarik perhatian banyak orang
80
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
3) Pariwisata:
5) Produk Elektronik (Teknologi):
Setting tempat dan kuliner yang diperlihatkan
Salah satu perusahaan Korea Selatan yang naik
dalam film, drama, dan video clip juga memberikan
daun di pasar global adalah Samsung. Samsung
pengaruh terhadap kunjungan wisata ke Korea
merupakan
Selatan. Kunjungan dari turis Cina meningkat pada
pertama yang mampu menembus
tahun 2005 mencapai 314.433 (11,8 % dari total
Pada
kunjungan) dibandingkan dengan tahun 1995 yang
ponsel terbesar
hanya 28.909. Sedangkan turis Jepang yang
menyebutkan keuntungan Samsung di kuartal
berkunjung ke Korea Selatan juga meningkat yaitu
kedua tahun 2013 sebesar US$5,2 miliar, dan
1.726 orang pada tahun 2003 menjadi 2.354 pada
menjadi perusahaan elektronik dengan keuntungan
tahun 2004. Turis bukan hanya datang dari dua
terbesar di dunia. Dari penjualan telepon seluler
negara tersebut namun berbagai negara lainnya
dunia periode April hingga Juni yang mencapai 386
termasuk
wisatawan
juta, 27,7% -nya dikuasai oleh Samsung. Selain
Indonesia ke Korea Selatan pada tahun 2013
Samsung masih ada beberapa perusahaan yang
mencapai 30.000 orang. Jumlah tersebut meningkat
bergerak di bidang transportasi dan produk
30%-40% dibandingkan tahun 2012 (liputan6.com).
elektronik yang turut diuntungkan dengan booming
Indonesia.
Kunjungan
saat
perusahaan
chip
komputer
lokal
pasar global.
ini Samsung menjadi perusahaan
di
dunia.
Strategy
Analytics
Korean Wave ini yaitu Hyundai dan LG.
Salah satu contoh drama yang sukses mendongkrak
jumlah kunjungan wisata ke Korea Selatan dan
Dari pemaparan di atas bahwa dapat ditarik benang
menjadi perintis adalah Winter Sonata. Larisnya
merah bahwa politik, ekonomi,
drama tersebut pun turut meningkatan pendapatan
teknologi yang notabene merupakan ranah subtansi
bisnis hotel, restoran, perdagangan retail dan
yang berbeda namun pada kenyataanya berjalan
wholesale mencapai US$ 6,24 Juta atau 0,1% dari
secara beriringan/dialektis serupa dengan apa
jumlah Gross Domestic Bruto (GDP) Korea Selatan di
yang digambarkan Kellner. Artinya Korean Wave
tahun 2004 (Eun dan Jiwon, 2007: 122).
adalah suatu proses dialektis dari keempat sektor
budaya,
dan
tersebut karena pemunculannya tidak terlepas dari
adanya aktor pemerintah yang melegitimasinya
4) Studi tentang Korea Selatan:
dalam suatu tatanan kebijakan dan kemudian
Kuliner, bahasa, dan tradisi yang kental dalam
mendukung proses masifikasi produk budaya dan
produk budaya korea mampu menarik minat
teknologi hingga akhirnya memengaruhi sektor
masyarakat manca negara. Sejak Korean Wave
ekonomi Korea Selatan seperti saat ini.
membahana banyak universitas yang membuka
jurusan atau studi tentang Korea Selatan. Hal itu
dilakukan karena banyaknya orang yang berminat
untuk belajar dan mencari pengetahuan tentang
Korea (Cho, 2005).
81
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Ada beberapa faktor yang membuat Korean Wave
Faktor Meluasnya Korean Wave
berpengaruh secara luas dan begitu populer di
Korean Wave dalam hal ini dianalisis sebagai
fenomena
muncul
berbagai negara sekaligus menjadi ciri khas Korea
globalisasi budaya alternatif yang
Selatan di mata dunia, yaitu sebagai berikut;
karena keanekaragaman budaya dunia.
Globalisasi bukan hanya dilihat dari persaingan
a. Mencampurkan nilai tradisional (konfusianisme)
industri
dan modernitas.
komersial
melakukan
secara
kegiatan
fisik,
produksi
sehingga
secara
ketat.
Korea
Globalisasi juga bagian dari kontestasi untuk
mendapatkan
konsumen,
memperluas
atau
meningkatkan
jumlah
konsumen,
dan
mempertahankan
konsumen
dalam
Selatan
menawarkan
produk
budaya
alternatif. Itu dilakukan untuk menghilangkan
tendensi terhadap budaya lokal yang sebagian
generasi muda dianggap kolot. Nilai-nilai cinta,
kontestasi
kekeluargaan dan penghormatan dikolaborasikan
internasional. Oleh karena itu globalisasi sekarang
dengan konteks modernitas, sehingga produknya
dibanjiri pula dengan produk budaya ternyata
menjadi sarana reflektif yang mampu menarik emosi
menjadi alat propaganda untuk menarik perhatian
konsumennya. Tema modernitas diambil untuk
dan selera banyak orang.
menarik konsumen muda karena populasi anak
diferensiasi
muda di dunia terutama Asia lebih besar, dan anak
budaya atau kompleksitas budaya berkaitan dengan
muda akan selalu mudah tertarik dengan produk
sistem kerja ekonomi kapitalis dan budaya sebagai
baru. Tema modernitas lebih banyak difokuskan
bagian dari ekploitasi (dalam Eun dan Jiwon, 2007:
pada lifestyle (produk IT dan Fashion).
Wallerstein
mengungkapkan
tren
124). Korea Selatan memang telah menjadi salah
Konfusianisme merupakan tradisi yang bukan hanya
satu negara kapitalis Asia selain Singapura,
dianut oleh Korea Selatan melainkan juga negara
Hongkong, Taiwan, dan sebagainya dengan struktur
tetangga lainya di Asia Timur dan Tenggara. Itulah
dan mekanisme berbeda dari kapitalisme Barat
yang membuat Korean Wave diterima dengan
(empat naga kecil Asia). Sebagai negara kapitalis,
terbuka di negara-negara Asia Timur dan Tenggara,
Korea Selatan melakukan strategi untuk mencari
terutama Jepang dan Cina meskipun didera
keuntungan maksimal dari berbagai komoditas yang
sensitivitas
bisa dijual. Korean Wave menjadi salah satu strategi
Serikat.
Namun
konfusianisme
negara lain yang tidak menganut faham itu. Hal itu
ini sehingga mampu menggeser hegemoni Jepang
Amerika
Elemen
ternyata juga mampu menarik perhatian negara-
yang sukses dalam memperkaya Korea Selatan saat
dan
tertentu.
karena nilai konfusianisme ternyata juga memiliki
mengkonsep,
nilai universal yang bisa menjadi bahan refleksi para
mewacanakan, dan menyebarkan Korean Wave
konsumennya.
bukanlah hal yang sederhana. Perlu kejelian dan
Nilai konfusianisme tersebut begitu kental dalam
kreativitas agar Korean Wave bisa diterima dan
produk drama dan film Korea yang selama ini kental
menarik perhatian banyak orang.
dengan nuansa cinta dan kekeluargaan membuat
penontonnya larut dalam alur cerita yang penuh
82
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
emosi karena cinta dan keluarga begitu dekat
c. Ramah dan Terbuka
dengan realitas. Tidak seperti produk film Amerika
Korean Wave mudah diterima dan menarik
Serikat (Hollywood) yang kental dengan nuansa
perhatian banyak orang karena berusaha menarik
kekerasan dan persaingan, kemudian Jepang yang
kalangan apa pun mulai dari golongan bawah
terlalu kental dengan animasi atau teknologinya
sampai atas dan komunitas dari negara wilayah
seperti film ultra-man, Godzilla, dan sebagainya.
mana pun. Hal itu dilakukan untuk menghindari
b. Kreativitas Tinggi
kekurangan yang dialami proses Westernisasi dan
Japanisasi
Peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau
Selatan
karena
begitu
total
masih
terdapat
stereotype,
diskriminasi, atau sensitivitas terhadap kalangan
terlampau cocok untuk menggambarkan usaha
Korea
yang
atau golongan masyarakat tertentu. Misalnya
untuk
produk Jepang yang kurang begitu diterima di Cina
mengkreasikan produknya. Salah satu contohnya
karena sensitivitas masa lalu/sejarah yaitu Jepang
produk musik yang sudah menggunakan konsep
pernah menguasai Cina.
multibahasa, sehingga tidak hanya memproduksi
album dalam bahasa asli melainkan juga album versi
d. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan
Mandarin, Inggris, Jepang, dan sebagainya. Produksi
swasta
dalam ragam bahasa tersebut merupakan upaya
Kerja sama serta kerja keras antara pemerintah dan
untuk semakin memperluas pangsa pasar karena
perusahaan swasta menjadi faktor penting dalam
akan lebih banyak orang yang kemudian bisa
menyukseskan Korean Wave karena hal adanya
menikmati dan memahami lirik dari musik tersebut.
peran-peran jelas, saling mendukung, dan konsisten;
Selain itu adalah produksi film atau drama, tidak
seperti yang dijelaskan dalam pemaparan di atas.
hanya sekedar mempromosikan ceritanya saja
Itulah yang menjadi alasan Korean Wave bukan
melainkan
teknologi,
hanya merupakan kesuksesan bagi industri budaya
pariwisata, dan sebagainya yang terekam dalam
yang melibatkan media sebagai agen sentral saja
setiap adegan. Setiap drama atau film yang sukses di
melainkan juga menjadi kesuksesan Korea Selatan
pasaran sering diikuti dengan larisnya sountrack
secara keseluruhan. Program ekspor menjadi
album,
dalam
orientasi besar yang kemudian mampu diciptakan
film/drama, lokasi yang dijadikan tempat syuting
dalam bentuk kerja sama karena kesadaran bahwa
juga ramai dikunjungi, dan teknologi seperti
keuntungan bisa semakin maksimal jika dilakukan
handphone atau mobil mengalami peningkatan
dalam
penjualan. Hal itu yang terjadi pasca pemutaran
menguntungkan.
juga
model
fashion,
baju
yang
musik,
digunakan
drama Winter Sonata, Endless Love, Sasy Girl, Secret
hubungan
Pemerintah
Garden, dan sebagainya.
gotong-royong
Korea
Selatan
yang
berhasil
saling
dalam
memberikan modal, akses, dan dukungan kepada
industri-industri negaranya. Para pelaku industri
Korea Selatan pun juga mampu bekerja sama dan
mengelaborasi
83
hasil
kreativitasnya.
Kegotong-
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
royongan tersebut mampu membuat Korea Selatan
E. Kesimpulan
sukses dalam segala sektor sekaligus mewujudkan
Globalisasi telah memengaruhi
impiannya pada masa awal pembangunan yaitu
menjadi
pemenang
dalam
kompetisi
bukan
global,
menciptakan
hubungan
ketergantungan antar negara namun juga kompetisi
meskipun untuk saat ini masih terlalu dini menyebut
untuk
Korea Selatan menjadi pemenang.
menjadi
negara adikuasa.
Selama
ini
globalisasi selalu diidentikkan dengan Barat dan
e. Promosi
pengaruhnya terhadap negara-negara di seluruh
dunia. Aktor utama yang menjadi fokus globalisasi
Promosi yang gencar membuat Korean Wave
adalah Amerika. Namun, ada fenomena menarik
semakin cepat mewabah. Promosi banyak dilakukan
yang muncul dari negara Asia Timur yang mulai
melalui media elektronik maupun cetak. Namun
tumbuh dan berusaha menjadi negara sukses dalam
media yang paling gencar dan dianggap efektif serta
persaingan global tersebut, yaitu Korea Selatan.
efisien untuk mempromosikan Korean Wave adalah
Korea Selatan memang bukan negara Asia pertama
Televisi dan Internet karena media tersebut telah
yang tumbuh menjadi raksasa dan mulai menguasai
digunakan secara masif dan menjadi jaringan
pasar global. Sebelumnya, Jepang telah lebih dulu
internasional yang mudah diakses. Khususnya
hadir dan merajai pasar Global. Ada yang menarik
internet, banyak media sosial yang menjadi sarana
dalam
hanya
pasar dunia,
menyerbarkan
Korean
Wave
dari menonjolnya Korea Selatan dalam pasar global,
dan
yaitu fenomena Korean Wave atau Hallyu yang tidak
mendekatkan konsumen pada produk tersebut,
terlepas dari suatu proses dialektis politik,ekonomi,
contohnya Youtube, Twitter, Facebook, Instagram,
budaya, dan teknologi.
Skype, dan sebagainya. Bahkan belakangan muncul
komunitas/fans club dari berbagai selebritis Korea
Korean Wave menjadi suatu strategi pasar Korea
Selatan dalam skala internasional yang anggotanya
Selatan yang begitu sukses dalam era ini dan
mencapai jutaan.
mengantarkannya menjadi negara yang mengalami
surplus
Dengan demikian kontestasi dalam arus globalisasi
ekonomi,
politik,
mengemas
dan teknologi. Kondisi tersebut yang
mekanisme
disebarkan
produknya
dan
memanfaatkan
budayanya. Aktor yang berperan dalam penyebaran
Korean Wave ke berbagai negara adalah pemerintah
hampir dua dekade. Produk budaya dan teknologi
yang
produk
globalisasi sebagai ruang menyebarkan produk
maju baru melalui Korean Wave yang dibangun
komoditas
berbagai
tidak terlepas dari kreativitas Korea Selatan dalam
budaya,
dinikmati Korea Selatan dengan predikat negara
menjadi
karena
industrinya yang laris di pasar internasional. Hal itu
akan dimenangkan oleh pihak atau negara yang
bisa menyebarkan pengaruh
pendapatan
Korea Selatan bekerja sama dengan berbagai
melalui
perusahaan swasta di negara tersebut.
ekonomi dan politik yang berjalan
Program ekspor memang sudah dicanangkan sejak
secara dialektis.
awal tahun 1960-an dengan
penting
84
slogan
atau
visi
yaitu memenangkan kompetisi global.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Korean Wave menjadi misi
a. Kedekatan budaya;
penting dalam visi
tersebut. Korean Wave tidak terlepas dari kejelian
b. Sejarah umum dan warisan budaya;
Korea Selatan dalam membaca pasar, bahwasanya
pada
era
c. Pengalaman tentang peningkatan industri yang
globalisasi seperti sekarang industri
pesat pada abad 20 di wilayah Asia Timur;
bukan sekedar kegiatan produksi secara fisik
melainkan juga produksi makna yang kemudian
d. Peningkatan yang pesat dalam perdagangan
mampu menentukan jumlah konsumsi atas produk
intraregional, investasi, dan pariwisata;
tersebut. Kondisi itulah yang kemudian menandai
e. Pengembangan industri teknologi informasi dan
budaya konsumsi atau masyarakat konsumen
industri modern lainnya di Korea Selatan
karena aktivitas
konsumsi dikendalikan oleh
produsen. Sebagai negara kapitalis, Korea Selatan
sukses dalam melakukan ekspansinya yang menarik,
efektif, dan efisien.
Hal yang menarik dalam
Daftar Pustaka
hal ini
bukanlah
Anonim.
keberhasilan Korea Selatan dalam kontestasi pasar
. Fanatisme Remaja )ndonesia Pada
Korean
global, melainkan usaha dan prosesnya menjadi
Diakses
Wave.
http://shantyfyn.
melalui
negara terdepan dalam pasar global akhir-akhir ini.
wordpress.com/2011/11/22/fanatisme-
Satu poin penting dalam hal ini adalah visi dan misi
remaja-indonesia-pada-korean-wave/.
yang terintegrasi secara baik antara pemerintah dan
Diakses pada 17 November 2013 pukul
perusahaan-perusahaan yang ada di Korea Selatan
22.28 WIB.
dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan
_______. Korea, A Creative Country )ndeed. Diakses
teknologi. Itulah yang kemudian menjadi ciri khusus
melalui
kapitalisme Korea Selatan yang cenderung berjalan
http://
www.investkorea.org/publish/data/
secara kolektif bukan individualitis. Sekilas strategi
bbs/bulletin/img/06/136IKb_ market.pdf.
yang dilakukan Korea Selatan dengan Korean Wave-
Diakses pada 22 November 2013 pukul
nya hampir sama dengan Jepang dan Amerika
22.27
Serikat, namun bedanya Korean Wave menjadi
_______.
produk alternatif yang mencampurkan unsur Barat
dan Timur yang kemudian lebih mudah diterima
. Samsung Perusahaan Ponsel Terbesar
Dunia .
Diakses
http://www.bbc.co.uk/
melalui
indonesia/
oleh masyarakat di belahan timur maupun barat.
majalah/2013/07/130727_samsung_paling
Kesuksesan Korean Wave sebagai strategi ekonomi
_beruntung.shtml.
Korea Selatan secara ringkas dapat dijabarkan
November 2013 pukul 18.07 WIB.
dalam lima hal penting yaitu:
Diakses
pada
23
Baudrillard, Jean. 1998. The Consumer Society: Myth
and Structure. London: Sage Publication.
Berger, Peter L. 1990. Revolusi Kapitalis. Terj.
Mohamad Oemar. Jakarta: LP3ES
85
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2, 2013
Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan
Annissa Valentina, Ratna Istriyani
Deny, Septian.
.
Demam K-Pop, Turis RI
dan-Fanatisme-Remaja pada tanggal 16
Berduyun-duyun ke Korea. Diakses melalui
November 2013 pukul 17.05 WIB.
Nur, Annisa.
http:// bisnis.liputan6.com/read/705771/
Terhadap
demam-k-pop-turis-ri-berduyun-duyun-ke-
. Pengaruh Budaya Pop Korea
Eksistensi
Kebudayaan
)ndonesia Di Kalangan Remaja Kota Tegal.
korea. Diakses pada 23 November 2013
Diakses
pukul 17.16 WIB.
melalui
http://
shantyfyn.wordpress.
Durham, Meenakshi Gigi dan Douglas M. Kellner
(ed). 2006. Media and Cultural Studies. UK:
com/2011/11/22/fanatisme-remaja-
Blackwell Publishing.
indonesia-pada-korean-wave/.
(ochschild, Joshua P.
and Modern.
. Globalization: Ancient
Ritzer George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori
Sosiologi. Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta:
hochschild.pdf
Kreasi Wacana.
pada tanggal 16 November 2013 pukul 12.35
Sklair, Leslie. 2002. Globalization, Capitalism, and Its
WIB.
Joang, Cho (ae.
. Reading the Korean Wave as
a Sign of Global Shift.
Alternatives (third edition). New York:
Diakses melalui
Oxford University Press.
Subangun, Emmanuel. 1995. Kapitalisme Gotong-
http://gsis.korea.ac.kr/file/board_data/mb
royong. Yogyakarta: Cri Alocita.
oard/1268123586_1.PDF. Diakses pada 16
November 2013 pukul 12.23 WIB.
Kim, Eun Mee dan Jiwon Ryoo. South Korean
Culture Goes Global: KPop and the Korean
Wave diakses melalui http://kossrec.org/
board/imgfile/KSSJ Vol.34. no.1(Eun Mee
Kim&Jiwon Ryoo)). Pdf. Diakses pada 16
November 2013 pukul 11.50 WIB.
Kushendrawati, Selu Margareta.
. Masyarakat
Konsumen Sebagai Ciptaan Kapitalisme
Global: Fenomena Budaya Dalam Realitas
Sosial. Makara Sosial Humaniora. Vol.10 No
2 edisi Desember. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia.
Nastiti Aulia. Korean Wave di Indonesia: Budaya
Pop, )nternet, dan Fanatisme Remaja.
Diakses
Diakses
pada 17 November 2013 pukul 22.24 WIB.
Diakses melalui http://
www.mmisi.org/ir/41_01/
Asli
melalui
http://
www.scribd.com/doc/67051422/ KoreanWave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet86