Audit Siklus Penjualan dan Penagihan Pen

Nama : Muh. Cahyo Santosa
NIM : F1315115

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan:
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Tujuan menyeluruh dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi yang berlaku umum.
Siklus penjualan dan penagihan adalah siklus yang meliputi keputusan
dan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan
jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan, dimulai dengan
permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan barang/jasa menjadi
piutang usaha dan menjadi kas.
Golongan transaksi, akun, fungsi bisnis, dan dokumen/catatan terkait
yang umumnya terkait dalam siklus penjualan dan penagihan dirangkum dalam
tabel berikut:
Golongan
Transaksi
Penjualan


Account terkait
 Penjualan
 Piutang Usaha

Penerimaan kas

 Kas di Bank
 Piutang usaha

Retur dan
pengurangan
harga penjualan

 Retur dan
pengurangan
harga penjualan
 Piutang usaha
 Piutang Usaha
 Penyisiha piutang
tak tertagih

 Beban piutang tak
tertagih
 Penyisihan piutang
tak tertagih

Penghapusan
piutang tak
tertagih
Beban piutang tak
tertagih

Fungsi Bisnis
 Pemrosesan
order
pelanggan
 Persetujuan
penjualan
kredit
 Pengiriman
barang

 Penagihan ke
konsumen dan
pencatatan
penjualan
Pemrosesan dan
pencatatan
penerimaan kas
Pemrosesan dan
pencatatan retur
dan pengurangan
harga penjualan
Penghapusan
piutang tak
tertagih
Penyisihan
piutang

Dokumen dan Catatan
Order pelanggan,
order penjualan, order

pelanggan atau order
penjualan, dokumen
pengiriman, faktur
penjualan, jurnal
penjualan, laporan
ikhtisar penjualan,
berkas induk piutang
usaha, neraca saldo
piutang usaha,
rekening bulanan
Nota pembayaran,
Daftar penerimaan
kas, Jurnal
penerimaan kas
Nota Kredit, Jurnal
retur dan
pengurangan harga
penjualan
Formulir otorisasi
penghapusan piutang

Jurnal umum

Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk penjualan
Langkah-langkah yang dilaksanakan:
1. Memahami struktur pengendalian intern penjualan : mempelajari flow
chart sistem penjualan klien, menyiapkan kuisioner untuk pengendalian
intern, dan menjalankan uji “walkthrough” atas penjualan
2. Menaksir resiko pengendalian yang direncanakan terdiri dari empat tahap:
a. Menentukan kerangka acuan
b. Mengidentifikasi pengendalian internal kunci untuk penjualan dan
kelemahannya
c. Memadukan pengendalian internal kunci dan kelemahannya
tersebut dengan tujuan audit
d. Menaksir resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi kelemahan dan pengendalian tujuan
3. Evaluasi untung rugi pengujian atas pengendalian.
4. Merancang pengujian atas pengendalian untuk penjualan, untuk
mengurangi resiko pengendalian yang ditetapkan.
5. Merancang pengujian substantif atas transaksi penjualan, untuk

menentukan apakah ada kesalahan moneter atau penyimpangan dalam
transaksi penjualan. Pengujian substantif untuk transaksi penjualan antara
lain sbb:
a. Untuk meyakini bahwa penjualan yang dicatat benar-benar ada
b. Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
c. Penjualan dicatat secara akurat
d. Penjualan yang dicatat telah diklaisifikasikan dengan semestinya
e. Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat
f. Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan
diikhtisarkan dengan benar
Retur dan Pengurangan harga Penjualan
Biasanya pos ini tidak material, namun perlu diperhatikan penekanannya
pada pengujian keberadaan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk
menemukan adanya kemungkinan pengalihan kas dari penagihan piutang yang
telah diterima yang dicatat sebagai retur dan pengurangan harga penjualan
(retur dan pengurangan harga penjualan fiktif).
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam
menguji saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan
terlalu rendah pada akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh
diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur dan

pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan, tidak
dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit
retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sama
untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian
substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.
Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk penerimaan kas

Metodologi yang dikembangkan untuk merancang pengujian atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas
pada dasarnya sama dengan metode yang dikembangkan untuk penjualan.
Tujuan audit berkait transaksi untuk penerimaan kas dikembangkan dari
kerangka acuan audit. Terdapat perbedaaan penekanan terhadap audit atas
penerimaan kas, yaitu identifikasi kelemahan struktur pengendalian intern yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya fraud/kecurangan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan auditor terhadap hal ini antara lain:
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat; ini adalah jenis
defalkasi uang yang paling sulit dideteksi auditor. Prosedur yang lazim
dilakukan adalah menelusuri dari nota pembayaran yang prenumbered
atau daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku tambahan

piutang, dengan catatan bahwa pengujian ini akan efektif kalau kas
didaftar di cash register tape,
2. Menyiapkan pembuktian atas penerimaan kas; Untuk menguji apakah
seluruh penerimaan kas telah disetor ke rekening bank. Prosedur yang
lazim dilakukan adalah rekonsiliasi bank
3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang usaha. Lapping adalah
menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan
adanya kekurangan kas. Biasanya pengujian ini dilakukan kalau diyakini
auditor bahwa struktur pengendalian internal penerimaan kas lemah,
antara lain ditandai dengan tidak adanya pemisahan tugas antara orang
yang menerima pembayaran dari pelanggan dengan orang yang mencatat
penerimaan dari piutang tersebut.
Pengujian audit atas piutang tak tertagih
Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak
tertagih adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan
menghapus piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi kejadian ). Pengendalian yang penting untuk mencegah
kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak
tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah
melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu

membayar.