Intellegensi dan Pengaruhnya dalam Pembe

INTELIGENSI DAN
APLIKASINYA
DALAM
PEMBELAJARAN
Makalah Disampaikan Dalam Presentasi
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Ibn
Khaldun (UIKA) Bogor
2013

KONTEKS PEMBAHASAN








APAKAH INTELIGENSI
PERBEDAAN PENDAPAT SEPUTAR

INTELIGENSI
TEORI-TEORI INTELIGENSI
DASAR –DASAR FILSAFAT TENTANG
INTELIGENSI
PERBEDAAN IQ, EQ , ESQ DAN MULTIPLE
INTELLIGENCES
PEMANFAATAN TEORI INTELIGENSI
DALAM PEMBELAJARAN

INTELLIGENSI

Inteligensi (Kecerdasan)adalah
istilah umum yang digunakan
untuk menjelaskan sifat pikiran
yang mencakup sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan
menalar, merencanakan,
memecahkan masalah, berpikir
abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan

belajar.

DEFINISI INTELIGENSI


Intelligence berasal dari bahasa latin
Intelligere.
 Definisi Inteligensi berbeda diantara para
ahli. Sebagian memasukan kreatifitas,
kepribadian, watak, pengetahuan, dan
kebijaksanaan sebagai bagian dari
Inteligensi. Tetapi sebagian tidak sepakat.
Kecerdasan biasanya merujuk pada
kemampuan atau kapasitas mental dalam
berpikir, namun belum terdapat definisi
yang memuaskan mengenai kecerdasa
(Sumber : Wikipedia)

PENGERTIAN INTELIGENSI
(ANASTASI, 1997)

Bukan kemampuan yang seragam, lebih
merupakan komponen dari berbagai fungsi,
yang mencakup gabungan kemampuan yang
diperlukan untuk bertahan dan maju dalam
suatu kebudayaan.
 Keseluruhan kemampuan individu untuk
berpikir dan bertindak secara terarah serta
mengolah dan menguasai lingkungannya
secara terarah.



PENGERTIAN INTELIGENSI






DARWIN(SUDUT BIOLOGI)

INTELIGENSI AKAN MENINGKAT SEJALAN
PENINGKATAN UKURAN DAN KOMPLEKSITAS
PUSAT SARAF OTAK YANGLEBIH TINGGI.
JASPERS& PAGE
INTELIGENGESI KESELURUHAN DARI
KEMAMPUAN MENTAL SESEORANG YANG
DIPEROLEH SEJAK LAHIR TERMASUK BAKAT.
DAVID WESHLER(SUDUT PSIKOLOGI)
INTELIGENSI ADALAH KAPASITAS GLOBAL UNTUK
BERTINDAK TUJUAN BERPIKIR RASIONAL DAN
MENGHADAPI LINGKUNGAN SECARA EFEKTIF.

DEFINISI INTELLIGENSI
“A very general mental capability that,
among other things, involves the ability to
reason, plan, solve problems, think
abstractly, comprehend complex ideas, learn
quickly and learn from experience. It is not
merely book learning, a narrow academic
skill, or test-taking smarts. Rather, it reflects

a broader and deeper capability for
comprehending our surroundings—"catching
on," "making sense" of things, or "figuring
out" what to do”. (Dari buku “"
Mainstream Science on Intelligence" (1994),
Sumber : Wikipedia)

INTELLIGENCE MENURUT PARA
AHLI
Alfred Binet
Judgment, otherwise called "good sense," "practical sense," "initiative," the faculty
of adapting one's self to circumstances ... auto-critique.

David Wechsler
The aggregate or global capacity of the individual to act purposefully, to think
rationally, and to deal effectively with his environment.

Lloyd Humphreys
"...the resultant of the process of acquiring, storing in memory, retrieving,
combining, comparing, and using in new contexts information and conceptual

skills."[10]

Cyril Burt
Innate general cognitive ability

Howard Gardner
To my mind, a human intellectual competence must entail a set of skills of problem
solving enabling the individual to resolve genuine problems or difficulties that he or
she encounters and, when appropriate, to create an effective product — and must
also entail the potential for finding or creating problems — and thereby laying the
groundwork for the acquisition of new knowledge.


PENGERTIAN INTELIGENSI DALAM
BERBAGAI PERSPEKTIF
INTELIGENSI ADALAH APLIKASI DARI KEMAMPUAN KOGNITIF
DAN PENGETAHUAN UNTUK BELAJAR MENYELESAIKAN
MASALAH DAN MENCAPAI NILAI AKHIR YANG AKAN DIHARGAI
OLEH INDIVIDUAL ATAU LINGKUNGAN BUDAYA


1.EVOLUTIONARY PERSPECTIVE, INTELEGENSI ADALAH SUATU
KEMAMPUAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH YANG
BERHUBUNGAN DENGAN ADAPTASI.
2.BEHAVIOR PERPECTIVE, INTELEGENSI ADALAH SUATU
KAPASITAS UNTUK MENCAPAI TUJUAN ADAPTIF
DALAMPRILAKU.
3.COGNITIVE PERSPECTIVE, INTELEGENSI ADALAH SUATU
PROSES NALAR YANG DITERAPKAN UNTUK MEMECAHKAN
MASALAH ATAU MENCAPAI TUJUAN.

TINJAUAN EPISTEMOLOGI
1. Rasionalisme : (Rene Descartes)



Otak adalah sumber semua ilmu pengetahuan
Beberapa bentuk pengetahuan diperoleh sejak
lahir Otak terpisah dari badan (teori dualisme)

2. Empirisme : (John Locke)






Pengalaman adalah dasar pengetahuan
Sebagian besar ide diperoleh dari informasi
sensori yang dibawa oleh syaraf ke otak
kemudian direfleksikan oleh otak
Pemikiran yang kompleks dan kemampuan
penalaran

3. Kritisisme










Dikembangkan oleh Imanuel Kant
Mencoba merekonsiliasi antara rasionalisme dan
empirisme
Adanya sifat intrinsik dari kecerdasan yang ada
lebih dulu sebelum adanya pengalaman (sama
dengan pendapat rasionalisme)
Untuk mendapatkan pengetahuan seseorang
tergantung pada pengalaman sensori
Adanya schemata, yaitu representasi mental
yang menjadi mediasi antara informasi sensori
dan sifat bawaan otak. Scehma adalah usaha
Kant untuk mengubungkan dunia fisik dengan
dunia mental bawaan

DASAR FILOSOFI TEORI
INTELIGENSI
1. Perspektif Neurobiologis
Rasionalisme

2. Psikologi Kognitif

Empirisme

3. Psikologi Perkembangan
4. Perspektif Psikometri

Kritisisme
Positivisme

1. PERSPEKTIF
NEUROBILOGIS











Dipengaruhi oleh ilmu dan
penemuan tentang otak dan
pengaruhnya terhadap kecerdasan
Terdapat dua fungsi otak ; bagian
kiri dan bagian kanan
Otak kiri lebih dominan untuk
bahasa terutama pada area Broca
dan Wernicke
Otak kanan didominasi untuk
musik dan suara non verbal lain
Fungsi otak terkait erat dengan
faktor genetis
Pengaruh gen terhadap intelegensi
mencapai 50% hingga 70%

BEBERAPA TEORI INTELIGENSI
PERSPEKTIF NEUROBIOLOGIS
1.




Teori Halstead
Sejumlah fungsi otak berkaitan dengan
inteligensi dan relatif bebas dari aspekaspek kebudayaan
Otak manusia terdiri dari 3 bagian :
Batang otak sebagai motor sensorik,
sistem limbik untuk emosi, perasaan,
dan memori,
dan Neokorteks untuk
berfikir secara intelektual, bahasa dan
kecerdasan yang lebih tinggi.

EMPAT FAKTOR INTELIGENSI
SECARA BIOLOGIS (HALSTEAD)
1.

2.

3.

4.

Faktor Central Integrative (C)
Kemampuan untuk mengorganisasikan pengalaman
dan mengintegrasikan hasil belajar dengan
pengalaman baru
Faktor Abstraction (A)
Kemampuan mengelompokkan sesuatu dengan cara
berbeda, serta melihat persamaan dan perbedaan
diantara benda-benda, konsep-konsep, dan peristiwa
Faktor Power (P)
Kemampuan mengekang afeksi sehingga rasional
dan intelektual berkembang
Faktor Directional (D)
Kemampuan memberikan arah dan sasarana bagi
kemampuan individu

TEORI DONALD OLDING
HEBB


Terdapat dua macam inteligensi
1. Inteligensi A
Kemampuan dasar manusia untuk belajar dari
lingkungan dan menyesuakan diri dengan
lingkungan. Inteligensi A sangat dipengaruhi
oleh Gen. Inteligensi A disebut sebagai
kemampuan potensial
2. Inteligensi B
Tingkat kemampuan yang terlihat dalam perilaku
yang dapat diamati langsung, tidak berasal dari
gen, tetapi perpaduan antara keadaan alamiah
dengan asuhan yang diterima. Atau antara
potensi genetik dengan stimulasi lingkungan.

LANDASAN FILOSOFI
PERSPEKTIF NEUROBIOLOGIS








Inti pemikiran perspektif neurobiologis ;
bahwa inteligensi dipengaruhi oleh gen
atau warisan dari orang tua
Dasar filosofi teori ini adalah
Rasionalisme
Tokohnya adalah Rene Descartes yang
menyatakan interaksi antara jiwa dan
badan terjadi melalui kelenjar pineal di
dasar otak
Rasionalisme adalah metode yang
menggunakan rasio sebagai sarana
mencapai pengetahuan

2. PERSPEKTIF PSIKOLOGI
KOGNITIF












Inteligensi berkaitan dengan bentuk-bentuk kognitif
tingkat tinggi yaitu pembentukan konsep, penalaran,
pemecahan masalah, kreativitas, memori dan persepsi
Inteligensi terjadi ketika ada informasi yang diperoleh dari
duna luar, kemudian disimpan dalam memori,
ditransformasikan dan akhirnya menghasilkan output
Teorinya adalah Triarchic theory dari Sternberg yang
mencakup : Componontial inteligent behavior, Experiential
Inteligent behavior, dan contextual intelligent behavior.
Dasar filosofinya adalah filsafat empirisme dengan
tokohnya John Locke
Filsafat ini menekankan panca indera sebagai sarana untuk
mencapai pengetahuan dengan pengalaman sebagai faktor
utama
John Locke berpendapat bahwa pemikiran abstrak
berkembang melalui sensasi dan refleksi

3. PERSPEKTIF PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN









Inteligensi berkembang sejalan dengan perkembangan kognitif
Teori inteligensi pada perspektif perkembangan kognitif antara
lain adalah :
1. Teori Piaget dengan empat tahap perkembangan kognitif
2. Teori Vygotsky dengan konsep ZPD (Zone of proximal
development) dan Scaffolding.
Inti teori inteligensi berdasar perspektif psikologi
perkembangan adalah bahwa pada usia-usia tertentu sesuai
dengan tahapan perkembangannya anak telah memiliki skema
tertentu yang bersifat bawaan, tetapi pada proses selanjutnya
terjadi adaptasi anak dengan lingkungannya melalui asimilasi
dan akomodasi
Dasar teori ini adalah filsafat Kritisisme dengan tokohnya
ImmanuelKant
Kritisisme merupakan metode yang menggabungkan
rasionalisme dan empirisme

4. PERPEKTIF PSIKOMETRI






Bagian dari psikologi yang
penekanannya lebih pada pengukuran
atribut-atribut psikologis.
Setiap individu memiliki kapasitas
potensi yang berbeda-beda
Teorinya antara lain :
1. Two factor theory oleh Spearman
2, Multiple Factor Theory oleh Kelley dan
Thurstone
3. Structure of Intellect oleh Guilford
4. Theory Hirarki oleh Vernon










Inti perspektif psikometri adalah inteligensi sebagai
suatu atribut psikologis yang dapat diukur
(dikuantifikasi) dengan alat bantu tes psikologi.
Hasil tes tersebut dapat diinterpretasikan secara
statistik untuk memprediksikan prediksi di bidang
pendidikan maupun dunia kerja
Alfred Binet termasuk dalam kategori ini
Landasan teori ini adalah filsafat positivisme
dengan tokohnya August Comte
Filsafat ini menyatakan bahwa keajegan
merupakan rangkaian kausalitas antara gejala yang
satu dengan yang lain yang akan mendorong
penemuan dasar bagi hukum-hukum yang
digunakan untuk meramalkan kehidupan manusia

INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ)
KONSEP IQ DAN PEMBELAJARAN













Pernah dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan
manusia.
Sir Francis Galton ; ilmuwan yang memelopori studi IQ dengan
mengembangkan tes sensori (1883)
Galton berpendapat bahwa makin bagus sensori seseorang
makin cerdas dia
Alfred Binet (1904) dengan konsep mental age (MA) dan
dilengkapi oleh William Stern (1912) menyempurnakan konsep
IQ
IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan
dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya nalar
(reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah.
Alfred Binet dan Theophile Simon mengembangkan model
mental age (MA) untuk mengukur IQ seseorang yang dikenal
sebagai Tes Stanford-Binet

INTERPRTEASI IQ DALAM
PENDIDIKAN








Jauhi pandangan stereotip dan perkiraan
negatif tentang murid berdasarkan skor IQ
Hasil test bukanlah sesuatu yang tetap
(permanen) tetapi ukuran saat tes itu
dilakukan dan tentu saja bisa berubah jika
orang tersebut meningkatkan kualitas dirinya
Jangan gunakan tes IQ sebagai ukuran utama
atau satu-satunya untuk kompetensi, karena
IQ bukanlah puncak nilai kemanusiaan.
Banyak kompetenis lain dari manusia yang
tidak boleh diremehkan dan diacuhkan
Berhati-hatilah dalam menginterpretasikan
makna dari seluruh nilai IQ

KELEMAHAN TES INTELIGENSI
• TES INTELIGENSI TERNTUNG PD
KEBUDAYAAN
• MATERI TES ITU SENDIRI MASIH
MENGANDUNG KELEMAHAN
• HANYA COCOK UNTUK PRILAKU
TERTENTU
• TES INTELIGENSI TDK SEMATA2
TERGANTUNG PADA KEMAMPUAN
DASAR
• IQ TIDAKKONSTAN DIPENGARUHI
OLEH,USIA,KOPERATIF ANAK,MR/\.

KONSEP INTELIGENSI TRIARKIS
Robert J. Stenberg









Inteligensi muncul dalam tiga area, yaitu analitis,
kreatif, dan praktis.
Murid dengan kecerdasan analitis tinggi cenderung
lebih disukai di sekolah-sekolah konvensional.
Murid dengan inteligensi kreatif dan praktis
biasanya bukan rangking atas dalam kelas
Mereka justru berprestasi di luar kelas. Saat
dewasa, mereka terkadang menjadi manajer
sukses, seniman atau olahragawan berprestasi,
pengusaha, atau politikus yang berhasil, meskipun
catatan prestasi di sekolah mereka biasa-biasa
saja.

KECERDASAN EMOSI (EQ)
Mitos IQ dipatahkan oleh Daniel
Goleman yang memperkenalkan
kecerdasan emosional atau
disingkat EQ (emotional quotient)
dalam bukunya Working with
Emotional Intelligence (1990)
dengan menunjukkan bukti empirik
dari hasil penelitiannya yang
menunjukkan bahwa orang-orang
yang IQnya tinggi tidak terjamin
hidupnya akan sukses. Sebaliknya
orang yang memiliki EQ tinggi,
banyak yang menempati posisi

EMPAT AREA KECERDASAN
EMOSI








Developing emotional awareness; yaitu
kemampuan untuk memisahkan
perasaan dari tindakan
Managing emotions; kemampuan untuk
mengendalikan amarah
Reading emotions; kemampuan
memahami perspektif orang lain
Handling relationships; kemmapuan
untuk memecahkan problem hubungan

PETER SOLOVEY 5 POIN
EQ






MENGENALI EMOSI DIRI=TAHU
BAHWA KITA BISA MERASA
MARAH,SEDIH,KESAL DLL.
MENGELOLA EMOSI=KALAUPUN
EMOSI ITU MUNCUL,KITA MAMPU
MENGATURNYA SUPAYA TIDAK
MELEDAK-LEDAK DAN MERUGIKAN
ORANG LAIN.
MOTIVASI DIRI SENDIRI= DALAM
KEADAAN BAGAIMANAPUN YANG
KITA HADAPI SELALU TEGAR DAN
TAHAN BANTING

KECERDASAN EMOSIONAL







MENGENALI EMOSI ORANG
LAIN=PUNYA RASA EMPATI ATAU
KEMAMPUAN UNTUK MERASAKAN
APA DIRASAKAN ORANG LAIN.
MEMBINA HUBUNGAN= DALAM
HUBUNGAN SOSIAL MEMUNCULKAN
RASA SALING PERCAYA DENGAN
ORANG-ORANG DISEKITARNYA.
EQ=CERDIK-KREATIF,BERPIKIR PRAKTIS
IQ&EQ TINGGI=CERDAS DAN CERMAT

SPIRITUAL QUOTIENT
(KECERDASAN SPIRITUAL)






Danah Zohar, sarjana fisika dan filsafat di MIT
(Massachussetts Institute of Technology) yang
memelopori munculnya kecerdasan spiritual atau
disingkat SQ (spiritual quotient) dalam bukunya
Spiritual Intelligence – The Ultimate Intelligence
(2000).
Zohar mengklaim bahwa SQ adalah landasan yang
niscaya untuk membangun IQ dan EQ.
Ahli psikologi/saraf, Michael Persinger pada awal
tahun 1990-an, dan ahli saraf VS Ramachandran
dan timnya dari California University pada tahun
1997 menemukan eksistensi God Spot dalam otak
manusia-telah buit in sebagai pusat spiritual
(spiritual center) yang terletak di bagian depan otak.

BUKTI LAIN TENTANG SQ


Ahli saraf Austria, Wolf Singer era
1990-an dalam makalahnya, The
Binding Problem menunjukan :
“Ada proses saraf dalam otak manusia
yang terkonsentrasi pada usaha untuk
menyatukan serta memberi makna
dalam pengalaman hidup kita. Suatu
jaringan saraf yang secara literal
‘mengikat’ pengalaman kita secara
bersama untuk ‘hidup lebih bermakna’

KECERDASAN SPRITUAL











ADA LIMA DEMENSI KECERDASAN SPRITUAL
1.DEMENSI IDIOLOGIS= MENUNJUKKAN TINGKAT
KEYAKINAN SESEORANG TERHADAP KEBENARAN
AGAMANYA.
2.DIMENSI RETUALISTIK= MENUNJUKKAN TINGKAT
KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN RITUAL YANG
DIANJURKAN AGAMA
3. DIMENSI EKSPERIENSIAL= MENUNJUKKAN SEBERAPA
JAUH TINGKAT KEPEKAAN DALAM MERASAKAN DAN
MENGALAMI PERSAAN2 ATAU PENGALAMAN RELIGIUS.
4. DIMENSI INTELEKTUAL= MENUNJUKKAN TNGKAT
PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP
AGAMANYA.
5. DIMENSI KONSEKUENSIAL= MENUNJUKKAN
TINGKATAN SESEORANG DALAM BERPRILAKU YANG
DIMOTIVASI OLEH AJARAN AGAMANYA.

MULTIPLE INTELLIGENCES
(HOWARD GARDNER)








INTELIGENSI LINGUISTIK= KEMAMPUAN
UTK
MEMBACA,MENULIS&BERKOMUNIKASI
INTELIGENSI LOGIS
MATEMATIS=KEMAMPUAN BERPIKIR
LOGIS,SISTIMATIS&MENGHITUNG.
INTELIGENSI VISUAL
SPATIAL=KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI
GAMBAR,MEMVISUALISASI
HASIL,MENGIMAJANISIKAN SESUATU.
INTELIGENSI MUSIKAL= KEMAMPUAN
MENGKOMPOSISIKAN MUSIK,MENYANYI
DAN MENGHARGAI MUSIK.







INTELIGENSI KINESTETIS
BDN=KEMAMPUAN UNTUK
MENGGUNAKAN BADAN SECARA
TERAMPIL
INTELIGENSI INTERPERSONAL
SOSIAL= KEMPN UNTUK BEKERJA
SECARA EFEKTIF DGN ORANG
LAIN,MEMILIKI EMPATY,PENGERTIAN
DLL.
INTELIGENSI INTRAPERSONAL=
KEMAMPUAN UTK ANALISA
DIRI,MENILAI KEBERHASILAN







INTELIGENSI NATURAL=
KEMAMPUAN UNTUK MENCINTAI
ALAM,FLORA DAN FAUNA.
INTELIGENSI SPRITUAL=
KEMAMPUAN BAGAIMANA MANUSIA
BERHUBUNGAN DENGAN
TUHANNYA.
INTELIGENSI
EKSITENSIAL=KEMAMPUAN
MENYADARI&MENGHAYATI DENGAN
BENAR KEBERADAAN
DIRINYADIDUNIA INI DAN APA

APLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES
DALAM PEMBELAJARAN
A.






Keahlian Verbal
Bacakan untuk anak dan biarkan anak membaca untuk anda
Mendiskusikan penulis buku dengan anak
Kunjungi perpustakaan dan toko buku bersama anak
Suruh anak meringkas dan menceritakan ulang cerita yang mereka
baca

B. Keahlian Matematika







Mainkan permainan logika
Ciptakan situasi untuk berpikir dan mengembangkan pemahaman
tentang angka
Ajaklah anak ke lab komputer, museum iptek, dan pameran
elektronik
Lakukan kegiatan matematika bersama anak seperti menghitung
objek dan bereksperimen angka

APLIKASI M.I
C. Keahlian Spasial






Buatlah berbagai macam materi kratif untuk anak-anak
Buatlah teka-teki sederhana dan mintalah anak membuat
diagram
Ajak anak-anak ke museum seni atau museum anak
Ajak anak jalan-jalan dan mintalah ia memvisualisasikannya
serta buat menggambar peta jalan yang dilaluinya

D. Keahlian tubuh-kinestetik






Beri anak-anak kesempatan untuk beraktifitas fisik dan ajak
mereka berpartisipasi
Sediakan ruang atau tempat agar anak-anak bisa bermain
Ajak anak melihat pertandingan olahraga dan balet
Ajak anak berpartisipasi dalam aktifitas tari

APLIKASI M.I
E. Keahlian Musik
 Beri anak-anak alat musik yang bisa digunakan
 Beri kesempatan pada anak-anak untuk membuat
musik dan irama bersama-sama dengan suara dan
instrumen sementara
 Ajak anak nonton pertunjukan musik
 Dorong anak untuk membuat lagu sendiri
F. Keahlian Intrapersonal
 Dorong anak untuk punya hobi dan minat
 Dengarkan perasaan anak dan beri tanggapan
 Dorong anak untuk menggunakan imajinasi mereka
 Suruh anak mencatat ide dan pengalaman mereka

APLIKASI M.I
G. Keahlian Interpersonal
 Dorong anak untuk bekerja berkelompok
 Bantu anak untuk mengembangkan keterampilan
berkomunikasi
 Sediakan permainan kelompok untuk dimainkan anakanak
 Dorong anak untuk bergabung dengan kelompok atau
sanggar anak
H. Keahlian naturalis
 Ajak anak ke museum ilmu alam
 Buat pusat belajar alam di kelas
 Libatkan anak dalam kegiatan alam luar ruangan
 Ajak anak untuk mengumpulkan flora dan fauna serta
menggolongkannya.