Administrasi negara. Sufian Hamim docx

1

LINGKUNGAN POLITIK: KONSEP DARI KEKUASAAN ADMINISTRASI
A. Pendahuluan
Ketika John Gauss manusia membahas secara rinci tentang perspektif
ekologi, Norton E. Long dari universitas missoury santa Louis, seorang ilmuan
politik Amerika berusaha menulis tentanng lingkungan administrasi negara di
amati
dari
kekuasaan
administrative.
Dalam
bukunya,
‘’power
administration’’ Long menyampai kan beberapa argumentasi tentang
kelembagaan administratif yaitu: badan- badan, instansi pemerintah,
lembaga dan kantor-kantor lainnya yang secara langsung diikat pada kondisi
‘’political survival’’ dalam suatu persaingan administrasi seorang birokrat
berpendapat terdapat kekuasaan yang dalam melayani masyarakat (klien)
ataupun kelompok-kelompok bidang legislatif dan eksekutif dalam
menggerak kan organisasi. Ia menulis ‘’darah kehidupan administrasi adalah

kepuasan, pembinaannya, Pemeliharaan dan upaya peningkatannya sangat
di tentukan oleh para praktisi. Dan hal tersebut secara teoritis sangat
berbahaya untuk mengamatinya dalam praktek.
Menurut Long konsep kekuasaan tidak bisa begitu saja di simpan
dalam suatu botol yang aman tanpa melihat penggunaanya di masa depan
atau merujuknya dengan berlandaskan perundang-undangan negara,
mandat legislatif dan hirarki formal dalam organisasi. Kekuasaan merupakan
suatu substansi yang penting dan merupakan bagian dari administrasi
negara di Amerika. Oleh sebab itu kekuasaan ada di mana-mana dan
mengalir pada setiap sisi dalam organisasi. Ia bergerak dalam organisasi dan
merupakan bagian dari perundangan.
Situasi ini Nampak berkembang, dan menurut pandangan Long
kegagalam sistem seperti Amerika adalah melindungi para administrator dari
tekanan politik dan memberikan pengarahan.
Dalam bahasannya, Norton E. Long berdasarkan pada pengertian dan
perspektifnya tentang filsafat politis yang klasik sesuai dengan pengalaman
praktek administrasinya, bekerja di berbagai bidang pemerintahan baik di
tingkat local, negara bagian atau nasional, semenjak perang dunia II. Pada
periode paska perang, Long bekerja pada National Housing Administrating di
New York dan office of price administration di Washington. Perspektif dari

long tentang kekuasaan lebih di pertajam oleh bebrapa mahasiswaya yang
membahas tentang administrasi, pemerintah pada tahun 1900-an sampai
1940-an. Seperti misalnya E. Fadleton Harring, Paul Appleby dari Helbert
Simon. Bagi para tradisionalis Long tampaknya lebih bersifat ‘’icono clastic’’

2

dan ‘’polotis klinis’’ dalam pemikiran. Namun demikian karyanya telah
mengangkat beberapa persoalan yang sangat kritis untuk di bahas sampai
sekarang, khususnya di bidang administrasi negara.
Berikut beberapa pernyataan:
 Bagaimna pendapat Long mendefinisikan kekuasaan administrasi?
Mengapa hal tersebut penting? Adakah perbedaan antara
kekuasaan politis dan kekuasaan administratif? Bagaimana cara
menangani kekuasaan administratif?
 Apa yang menjadi ‘’tujuan’’ dan ‘’akhir’’ dari persaingan antara
kekuasaan dan administratif?
 Apakah persaingan administrasi di perlukan terutama dalam
menghasilkan kebijakan negara yang bertanggung jawab efektif dan
koordinatif?

 Bagaimana perencanaan dan rasionalisasi dari sistem adminstrasi
ini di jalankan?
 Bagaimana pendekatan Long di bedakan dengan pendapat Weber
atau Gaus?

B. Kekuasaan dan Administrasi
Tidak ada tantangan yang paling menyedihkan dari dunia administrasi
bila mana suatu badan atau program yang di miliki yang telah jelas
statusnya sesuai prundang-undangan dan yang telah di setujui oleh
pengandilan tetapi di hentikan karena adanya pencapaian, pemeliharaan dan
peningkatan ataupun pengurangan sangat di tentukan oleh para praktisi.
Hal ini tidak bisa di hindari , bagian penting dalam administrasi sangat
di pengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang secara teguh di dukung oeh
publik. Dengan demikian kekuasaan di dasarkan pada jaminan dan
konsentrasi dari sisi propesional. Kekuasaan hanyalah suatu pertimbangan
yang harus di ukur dalam kegiatan administrasi. Tetapi semua itu harus di
rujuk dari teori dan tidak hanya sekedar di amati dari teori dan kegiatan
praktis. Sumber-sumber dari para administrator atau badan tidak dapat di
pisahkan dengan keputusan-keputusan yang legal ataupun penilaian yang
tepat dan masalah yang berkaitan dengan pembiayaan. Pihak yang

berwenang dan pihak bendaharawan sebanding, tetapi secara politis harus
di dasarkan pada administrasi. Rasionalisasi administrasi menuntut adanya
evaluasi yang kritis dari keseluruhan yang kompleks termasuk kekuatankekuatan siapa yang mendukung pengadaan ataupun kelemahan dari

3

kekuasaan yang ada. Analisa dari sumber-sumber kekuasaan berdasarkan
dari administrasi yang arif dan bijaksana seperti halnya dalam prosedur
penentuan anggaran. Kebangkitan bisa berasal dari ketidakseimbangnya
kekuasaan merupakan hal yang mendasar dari ilmu administrasi yang
realistik.
Mungkin di pertanyakan tentang hirarki dalam puncak tentang struktur
administrasi tentang kekuasaan yang tidak relevan. Kewenangan legislative
dan aturan administratif sangat di perlukan. Kekuasaan mampu membantu
menyelaraskan fungsi dan alur hubungan komando.

Kongres ataupun presiden memfokuskan kegiatan politiknya dengan
berpijak pada masyarakat. Dengan demikian tidak hanya melaksanakan hal
tersebut setelah ada tekanan. Kekuasaan tidak di tekankan oleh adanya
struktur pemerintahan ataupun jalinan politik dalam kepemimpinan dalam

kegiatan administrasi yang berbeda-beda. Gambaran kepresidenan lebih
merupakan penyimpan kewenangan dari esolon administrasi di bawahnya.
Kritik yang sama juga di alamatkan pada pimpinan suatu lembaga. Tingkat
pariasi yang ada dapat menerangkan secara jelas tentang kekuasaan dari
pejabat di bawahnya.
Hal ini sebagai akibat dari jalinan komando, namun demikian amat
jarang suatu penjelasan di peroleh teerutama yang berkaitan dengan
sumber-sumber kekuasaan. Untuk menghindari adanya kekuasaan yang di
dasarkan pada eksklusifisme dari kalangan superior dalam hirarki, akan perlu
adanya sub ordinasi hubungan yang mengatur mereka sesuai dengan
tugasnya. Struktur interes kemitraan, kekaburan merupakan pokok-pokok
penting terjadinya kebijaksanaan dalam pekerjaan administrasi. Struktur ini
sangat penting dan menentukan dalam kegiatan. Karena sumber-sumber
kekuasaan dari pihak berwenang merupakan pesaing-pesaing dalam hirarki
formal.
Kekuasaan politis tidak hanya bergerak dari sisi organisasi-organisasi
tapi juga bergerak dari organisasi ke pusat-pusat bagian konstitusi. Pada saat
seorang staf dari sebuah kantor ‘’war mobilization and recorversion’’
memberikan saran pada suatu badan yang sedang mendapat tekanan untk
keluar pada akhirnya mendapatkan dukungan dari pihak kepresidenan pun

tampak ikut mendukungnya. Hal tersebut merefleksikan bahwa adanya
kekuasaan dari pada sinisme politik.
Tampak jelas bahwa sistem politik di Amerika tidak cukup mampu
menggerak kan kekuasaan dari sisi kepemimpinan tetapi lebih bersifat
mengkondisikan adanya pemisahan antara politik dan administrasi. Para sub

4

ordinat tidak bisa bergantung pada komando formal dalam menjalankan
kekuasaan politik . mereka lebih melengkapi dari sumber-sumber tersedia
melalui jenjang hirarki yang di miliki. Rasionalisasi administrasi menuntut
adanya tujuan-tujuan yang harus di tentukan dan melihat perlunya
penyesuaian dengan penilaian posisi kekuasaan realistic dan potensi.
Birokrasi di kenal berbagai kelompok sebagai suatu penghubung
refresentatif sehingga kongres dapat melakukan kompetisi secara sehat
dengan pihak lawan politik. Kelemahan dari struktur partai ini
memungkinkan hadirnya berbagai dimensi dari aktivitas politis dari cabangcabang administrasi.
Hal ini terjadi karena struktur ini tidak mampu melindungi administrasi
dari berbagai tekanan yang ada. Oleh sebab itu perlu adanya suatu
pengarahan dan dukungan sehingga sistem ini mampu mengembangkan

consensus antara keinginan dan program. Dengan demikian administrasi di
pandang sebagai dasar dari pengambilan keputusan yang akan di pakai.
Badan-badan dan biro lebih bisa memiliki kekuatan dalam
membangun, memelihara dan meningkatkan dukungan politis. Keduanya di
pimpin oleh kelompok-kelompok yang cukup beragam dan saling
mempengaruhi. Malahan sering menghasilkan konflik di antara mereka. Hal
ini terjadi karena kekurangan mampu dalam melihat perbedaan perilaku
sehingga menghasilkan dukungan yang kontradiktif. Herbert Simon
menunjukkan bahwa rasionalisasi administrasi sangat bergantung pada
premise nilai ini yang secara nyata membentuk dukungan sangat jauh di
sebut ‘’custumer’’ dalam organisasi. Dan hal tersebut merupakan bagian dari
organisasi yang di sebut dalam premis yang sering berwujud dalam
kekuasaan nyata. Hal yang sangat menyita waktu dalam organisasi adalah
penyesuaian tentang aktivitas yang di sesuaikan dengan kebutuhan
pemakai. Bila mungkin membuat consensus sehingga di peroleh formulasi
program yang sesuai.
Adanya perbedaan tingkat, ketergantungan dalam penerimaan
program, variasi pegawai dalam mengestimasi situasi merupakan sumber
daya yng di manfaatkan. Tingkat apresiasi dari komponen orgaanisasi
tersebut, bisa di mulai dengan norma kebijakan. Komponen tersebut akan di

temui dan sering berada di ruang lingkup pemerintahan. Mereka misalnya
menghubungi badan legislative dan kongres, komisi, pengadilan, para
pembantu presiden dan presiden sendiri. Analisis konstitusi yang beraliran
Aristoteles memandang semuanya punya hal yang sama untuk memahami
organisasi-organisasi administrasi.
Kelompok yang melakukan konflik membuat aliansi dalam
kepresidenan dalam membentuk pola-pola tujuan atau pun sistem, partai

5

yang di harapkan bisa di konsultasi kan pada kepemimpinan seseorang yang
telah di beri mandat. Tindak perdamaian dan pemeliharaan dukungan ini
merupakan ha yang penting dalam pencapaian dan keterlibatan kedinasan.
Madison melihat adanya semangat partai dan fraksi merupakan keharusan
daya, operasionalisasi pemerintah. Presiden harus banyak terlibat di situ bila
tidak mungkin semua orang, paling tidak ke banyak orang. Konsekuensi
adanya kontraksi dalam menjalankan kekuasaan yang di dasarkan kepada
kepemimpinan presiden Roosevelt, tidak hanya di batasi kepada masalah
administrasi saja tetapi juga politik harus di perhatikan.
Integrasi dari struktur administrasi, merupakan fenomena yang

mendasaar terutama dalam menetapkan urutan-urutan prioritas dan tugas
dalam pencapaian tujuan. Pada kenyataannya hanya kelompok-kelompok
yang terbaik mampu membatasi suasana perang dan ekstrim lainnya. Pada
situasi perang lembaga-lembaga seperti Farm Bureau federation, the
Amerika federation of labor, congrase of industrial organization, the nasional
association of manufacturers, the canber of comenrce merupakan kelompokkelompok yang kurang perhatian dalam pengkoordinasian dalam perlawanan
peperangan. Kelompok tersebut cenderung hanya membina gerapannya
sendiri. Seorang presiden sering melaksanakan secara intensif untuk
mendapatkan dukungan masa dengan mengatas namakan kegiatan yang di
sepakati bersama. Hanya pada suasan krisis kekuasaan, lihat eksekutif, bila
mendekati kesesuaian dalam merencanakan kegiatan-kegiatan termasuk
juga di bidang ekonomi.
Kesulitan dalam pengkordinasian lembaga-lembaga tidak hanya pada
kenyataan adnya birokrasi yang terkadan melahirkan interes dan konflik, tapi
juga di sebabkan oleh kelompok-kelompok yang menjadi akar dalam
masyarakat.
C. Perubahan Biro
Karena adanya berbagai kesulitan upaya kearah perubahan, dalam
prioritas penyelidikan yang di lakukan biro memang cukup kontroversial dan
sulit. Beberapa hal yang harus terjadi antara lain perlu adanya kebijakan

baru, perlu adanya penyelidikan yang tidak konfensional, perlu adanya
perubahan-perubahan dan hal lain berkaitan dengan pemberian cara-cara
baru intensif.
Dalam hal menentukan kebijakan-kebijakan baru bisa di katakan cukup
mudah untuk di lakukan, jaksa agung Edward Levi dan direktur Kelley
berjanji untuk mengurangi campur tangan terhadap biro untuk kasus-kasus
keamanan yang sifatnya local, khususnya yang berkaitan dengan masalahmasalah pelecehan seperti ‘’ kasus COINTELPRO’’ dan penyelidikan maslah

6

kejahatan biasa seperti pencurian, perampokan kecil yang memang
berdasarkan catatan statistik pada mana pemerintahan Hoover cukup tinggi.
Kasus-kasus keamanan domestic memang gampang di telusuri secara politik
ataupun konstitusi.
Kasus-kasus criminal walaupun cukup meresahkan sering kurang
popular di tangani oleh para agen lapangan. Kelley membaawa kasus
penyelidikan keamanan domestic ini sampai ke tingkat
‘’BUREAU S
PHILADELFHIA OFFICE’’ kemudian ke ‘’NEW YORK OFFICE’’ dan ‘’OPERATION
ABSCAM’’. Dalam beberpa ratusan kasus yang berkaitan dengan keamanan

dapat terekam, kemudian ratusan informan di sebar untuk mencari faktafakta lapangan. Regu-regu keamanan ke tempat di sebar ke berbagai tempat
kemudian para agen bisa mengerjakan tugas lain. Jaksa agung baru
memberikan beebrapa petunjuk umum yang berkaitan dengan penanganan
kasus-kasus tersebut. Sehingga di masa yang akan datang kasus tersebut
dapat lebih di buka. Sejumlah informan FBI berpendapat bahwa perlu adanya
jaminnan dalam resiko tugas sehingga resiko tersebut bisa di tekan
seminimal mungkin, kasus-kasus di rahasiakan guna menghindari adanya
usaha dari pihak subversif untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak
terpuji untuk merasa takut oleh pengawasan pihak biro.
Atas dasar itu pusat FBI membuat suatu ketentuan yang jelas agar
memprioritaskan kasus-kasus yang cukup besar, yaitu kejahatan kerah putih,
kejahatan yang terorganisasi ataupun penanganan kasus-kasus antar
negara. Dengan mengizinkan petugas lapangan untuk meneliti kasus-kasus
yang kelas tinggi dan tidak menyelidiki kasus-kasus yang sifatnya rendah,
tidak berarti sumber daya yang ada bisa di maksimalkan untuk menangani
kasus kejahatan ke arah putih. Untuk hal ini beberapa hal yang penting
antara lain adalah adanya perubahan daalam organisasi.
Hal ini yang paling penting adalah adanya perhatian tentang petugaspetugas lapangan. Secara tradisional seorang petugas lapangan di
kelompokkan dalam suatu kelompok yang di dasarkan pad volume
kriminalitas yang ditangani, misalnya ada kelompok yang khusus menangani
kejahatan politik, kelompok yang menangani kejahatan di jalan raya ataupun
kelompok kejahatan lainnya. Kelompok ataupun regu tersebut melakukan
kegiatannya berdasarkan alur lapor yang masuk dari kejahatan yang terjadi.
Apa yang di sebut kejahatan kea rah putih adalah satu unit kejahatan
bisanya tunggal dan pada tingkat/level atas. Oleh sebab itu penyiapan para
penyelidiknya adalah regu ‘’ACCOUNTING’’ yaitu agen FBI yang telah di
bekali dengan ilmu akuntansi perbankan, dan msalah lain yang relevan
sehingga mereka bisa melakukan penyelidikan yang tepat atas kasus
tersebut.

7

Dokumen yang terkait

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Praktek Kerja Industri Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

1 22 18

HUBUNGAN ANTARA IKLAN SHAMPOO DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi kasus pada Mahasiswa S-1 Non Reguler (Ekstensi) Program Studi Ilmu Administrasi Niaga)

0 14 13

Problematika Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dalam Mengakses Layanan Administrasi Via Internet : studi simak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 22 77

Contoh Soal UN Matematika SMK kelompok Pariwisata, Seni dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial dan Administrasi Perkantoran

7 100 11

Pengaruh Norma Subjektif Dan Sanksi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

9 95 121

Perancangan Sistem Informasi Administrasi Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Kasomalang Subang

0 14 1

Proses Pelayanan Nasabah Dalam Pengajuan Kredit (KCA) Pada Bagian Administrasi di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Kopo Sayati Bandung

0 7 1

Administrasi Pengolahn Surat Masuk Dan Keluar Pada POS Express/Sentral Giro Gabungan Bandung PT. POS Indonesia Bandung

0 15 33

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Penerapan E Filling Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Subang)

5 56 42

Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

16 165 122