BIMBINGAN dan KONSELING SEKOLAH. docx

BIMBINGAN dan KONSELING SEKOLAH
Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Trifena Yanis
702014033

Pendidikan TI dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
2015

A. Studi Kasus
A adalah siswa kelas XI. Guru dan teman – teman menilai A sudah satu bulan lebih
terlihat berbeda. A sering termenung dan gelisah di kelas. Nilainya menunjukkan penurunan.
A sudah beberapa kali bolos sekolah.
Sebagai seorang mahasiswa PPL, Anda diberi tugas dan wewenang oleh guru pamong
dan kepala sekolah untuk melakukan bimbingan dan konseling terhadap A.
B. Prosedur Layanan dan Bimbingan Konseling
Berdasarkan prosedur layanan bimbingan konseling, secara umum ada beberapa
tahap yang akan saya lakukan, yaitu:
1. Identifikasi Kasus

Karena kasusnya sudah di ketahui, untuk mendapatkan data yang valid saya
akan menganalisis laporan data prestasi belajar peserta didik atau catatan harian
guru mengenai sikap dan perilaku peserta didik A (catatan anekdot umum).
2. Identifikasi Masalah
Hasil tahap identifikasi kasus dilanjutkan dengan menentukan masalah yang
dialami peserta didik A dengan mengidentifikasi karakteristik masalah yang
dialami peserta didik A. Dalam bimbingan dan konseling, bidang masalah secara
umum dikelompokkan dalam beberapa bidang. Untuk masalah yang dihadapi
oleh peserta didik A, dikategorikan dalam kelompok bidang belajar (educational
problem) dan pribadi (personal problems).
Identifikasi masalah peserta didik A dapat dilakukan dengan cara melakukan
tes tindakan (performance test) disertai observasi dan wawancara kepada guru,
orang tua dan teman dekat peserta didik A.
3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab masalah yang
dihadapi peserta didik A. Karena masalahnya mengenai proses belajar dan
perubahan sikap, kemungkinan besar faktor penyebab masalah peserta didik A
terletak pada raw input yaitu masalah potensial (intelegensi dan bakatnya),
kematangan dan kesiapan (maturation and readness), motivasional, emotional,
attitudinal (sikap).

Untuk memperoleh data yang relevan perlu dilihat skala penilaian sikap
peserta didik A dan melakukan wawancara bimbingan dengan peserta didik A.
4. Mengadakan Prognosis
Setelah mengadakan wawancara dengan peserta didik A, saya sudah
mengetahui faktor penyebab masalah yang dialami oleh peserta didik A.
Prognosis dilakukan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang
memungkinkan untuk ditempuh. Pada tahap ini didahului dengan penyimpulan
apakah permasalahan peserta didik A masih mungkin dipecahkan atau tidak,
berdasarkan berat ringannya permasalahan peserta didik A. Untuk itu pertemuan
kedua belah pihak yaitu orang tua dan sekolah (jika diperlukan) harus diadakan
guna mencari pemecahan masalah peserta didik A. Dalam kasus ini yang harus
dilakukan adalah mengadakan konferensi kasus (case conference) secara
konfedensial yang dihadiri oleh wali kelas dan orang tua.

5.

Melakukan tindakan remedial atau referal (rujukan)

Yaitu implementasi rancangan yang telah disusun untuk memperbaiki kondisi
peserta didik A. Jika masalah yang dialami masih berada dalam kesanggupan dan

kemampuan (dalam arti tekhnik dan otoritas) guru, maka bantuan dan bimbingan
terhadap peserta didik A dapat dilakukan oleh saya, wali kelasnya, dan para guru
yang lain. Namun, jika permasalahan yang dialami peserta didik A menyangkut
aspek diluar kewenangan guru, misalnya peserta didik A ternyata menggunakan
narkoba. Maka selayaknya tugas guru, saya harus membuat rekomendasi (referal)
kepada para ahli yang berkompeten dibidang tersebut.
6. Evaluasi dan follow Up
Tahap ini merupakan tahap akhir dari layanan umum BK yakni berupa
evaluasi dan tindak lanjutnya. Saya harus mengkaji tindakan remedial yang
dilakukan terhadap peserta didik A dengan menganalisa menggunakan catatan
anekdot evaluasi. Apakah layanan yang diberikan terhadap peserta didik A telah
menunjukkan efek atau pengaruh yang positif bagi pemecahan masalahnya.
Begitu pula jika remedial itu dilakukan oleh petugas atau ahli lain, saya juga
harus memantau kodisi peserta didik A dengan meminta laporan atau informasi
dari petugas yang menanganinya. Namun jika selang layanan diberikan tetapi
belum menampakkann keberhasilan maka saya dapat melakukan tinjauan kembali
tentang ketepatan hasil dari pelaksanaan pada tahap – tahap sebelumnya.
Untuk mengetahui keberhasilan dan keefektifan dari layanan bimbingan dan
konseling yang saya lakukan, ada beberapa kriteria keberhasilan dan keefektifan
layanan bimbingan menurut Robinson (dalam Makmun, 2000) dapat dilihat

antara lain sebagai berikut :
a. Kriteria keberhasilan yang tampak segera (immediate criteria),
diantaranya :
- Apabila peserta didik mulai menyadari (to be aware of) dan
memahami (self understanding) permasalahan yang dihadapinya;
Apabila peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk
menerima kenyataan diri dan masalahnya secara objektif (self
acceptance);
- Apabila peserta didik telah mulai menurun ketegangan emosionalnya
(emotional stress release);
- Apabila peserta didik telah mulai menunjukkan sikap keterbukaannya
serta mau memahami dan menerima kenyataan lingkungannya secara
objektif.
- Apabila peserta didik telah mulai berkurang dan menurun
penentangannya terhadap lingkungan;
- Apabila peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya untuk
mengadakan pertimbangan, mengadakan pilihan dan pengambilan
keputusan secara sehat dan rasional.
Apabila peserta didik telah menunjukkan kesediaan dan kemampuan
untuk melakukan usaha – usaha atau tindakan perbaikan dan

penyesuaian, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya
sesuai dasar pertimbangan dan keputusan yang diambilnya.
b. Kriteria keberhasilan dalam jangka panjang (longterm criteria), antara
lain:
- Apabila peserta didik telah menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan
dalam kehidupannya yang dibuahkan oleh tindakan – tindakan dan
usaha – usahanya;

-

-

Apabila peserta didik telah mampu menghindari secara preventif
kemungkinan – kemungkinan faktor yang dapat membawanya ke
dalam kesullitan.
Apabila peserta didik telah mulai menunjukkan sifat - sifat yang
kreatif dan kostruktif, produktif dan kontributif secara akomodatif
sehingga ia diterima dan mampu menjadi anggota kelompok yang
efektif.


C. Prosedur Dalam Melakukan Wawancara
Dalam melakukan wawancara bimbingan saya harus menciptakan suasana agar tidak
kaku sehingga peserta didik A mau menjawab pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan. Oleh
karena itu saya harus menunjukkan sikap antara lain sebagai berikut :
1. Cermat
2. Netral
3. Sopan, ramah dan menghargai
4. Adil
5. Santai tapi serius; dalam wawancara jangan sampai peserta didik A merasa seperti sedang
diiterogasi, atau bahkan dihakimi atau di uji.
Selain pedoman wawancara ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Menurut Creswell
(1998), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara yaitu :
1). Membuat persiapan sebelum melakukan wawancara dengan menyiapkan outline
wawancara, menguasai materi wawancara, mengenal sifat, karakter dan kebiasaan
narasumber.
2). Menaati peraturan dan norma yang berlaku ditempat pelaksanaan wawancara dengan
bersikap sopan, memperhatikan jenis pakaian yang dikenakan, mengenali dan memahami
norma atau etika setempat agar bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan
wawancara.
3). Tidak mendebat narasumber. Tugas pewawancara adalah mencari informasi dari

narasumber bukan berdiskusi.
4). mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, singkat
dan to the point, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu dan juga agar nara sumber
tidak kebingungan dalam menjawab pertanyaan.
5). Menghindari pertanyaan yang bersifat umum dan tidak mengajukan dua pertanyaan
sekaligus, hal ini bertujuan untuk memfokuskan jawaban narasumber.
6). Pintar menyesuaikan diri terhadap karakter narasumber, bisa menjalin hubungan yang
baik dengan nara sumber, caranya yaitu memanfaatkan waktu luang yang tersedia
sebelum dan sesudah wawancara untuk mengakrabkan diri.
7). Jika yang diwawancarai adalah seorang tokoh yang memiliki lawan atau musuh,
bersikaplah seolah – olah berada di pihaknya.
D. Asas dan Bimbingan Konseling
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling kepada peserta didik A, ada ketentuan
– ketentuan yang perlu diperhatikan yang di kenal sebagai asas – asas bimbingan dan
konseling. Agar dapat mempermudah dan menjamin keberhasilan layanan bimbingan dan
konseling yang saya lakukan. Saya harus menerapkan asas ini secara optimal dalam
melaksanakan prosedure layanan dan bimbingan konseling, yaitu:
1. Asas kerahasiaan
Saya harus bisa mengutamakan asas kerahasiaan catatan Anekdot dalam
melakukan identifikasi kasus, evaluasi, dan dalam mengadakan prognosis. Jika

ada data – data yang diperlukan sebagai bahan untuk berdiskusi dengan wali

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

kelas, orang tua, bidang kesiswaan ataupun kepala sekolah, sebaiknya saya
memilih kata – kata yang tidak menjustment peserta didik A.
Asas kesukarelaan
Saya harus memberikan layanan dan bimbingan konseling tidak sedikitpun

terpaksa atau merasa terbebani sehingga peserta didik A dapat menyampaikan
masalahnya tidak dengan terpaksa ataupun ragu – ragu.
Asas keterbukaan
Dalam melakukan diagnosis saya harus menerapkan asas ini agar peserta
didik A ada kemauan untuk membuka diri dalam mengungkapkan
permasalahannya dan mau menerima masukan dari pihak luar. Caranya yaitu,
saya harus terbuka dalam menjawab pertanyaan peserta didik A dan
mengungkapkan diri jika dikehendaki peserta didik A.
Asas kekinian
Apabila diminta bantuan oleh peserta didik A, saya harus siap dan
mendahulukan kepentingan peserta didik A dari pada kepentingan yang lain. Jika
kepentingan yang lain bersifat mendadak, saya harus mengkonfirmasikan hal itu
dengan kepala sekolah agar ada yang bisa menggantikan saya sementara waktu.
Asas kemandirian dan kegiatan
Dalam melakukan tindakan remedial dan referal, Peserta didik A juga harus
melakukan kegiatan terkait dengan tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu
saya perlu membangkitkan semangat pada diri peserta didik A agar tidak
bergantung kepada orang lain dan juga tidak bergantung kepada saya sebagai
guru yang membimbingnya dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah yang menjadi hasil – hasil konseling. Karena

perubahan membutuhkan semangat yang besar dari dalam diri.
Asas kedinamisan
Dalam melakukan evaluasi dan follow up saya harus mengupayakan agar
peserta didik A punya kemauan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih
maju dan positif. Hal ini mengacu kepada tingkah laku peserta didik A yang
lebih baik.
Asas keterpaduan
Dalam melakukan evaluasi dan follow up, saya perlu memadukan berbagai
aspek kepribadian yang ada dalam diri peserta didik A, juga memadukan isi dan
proses layanan agar tercipta keserasian demi keberhasilan proses layanan
bimbingan dan konseling yang saya lakukan.
Asas kenormatifan
Dan yang paling penting yaitu, seluruh isi layanan dari prosedur dan teknik
dalam bimbingan dan konseling yang saya lakukan harus sesuai dengan norma
agama, adat, hukum, negara, maupun kebiasaan sehari –hari.

E. Referensi
Soesilo, Tritjahjo Danny; Padmomartono, Sumardjono;. (2014).
Asesmen Non - Tes Dalam
Bimbingan dan Konseling (Vol. 1).

Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Suhesti, Ertiati Endang;. (2012). Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap?
(Vol. 1). Yogyakarta,
Indonesia: Pustaka Pelajar.