Peranan dan Fungsi Pendidikan dalam Masy

Peranan dan Fungsi Pendidikan dalam Masyarakat
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Antropologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs.Moch. Fuad,M.Pd.I

Disusun oleh:
Bagus Akbar Saputra
12410151

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan berlangsung terus
menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi
manusia baik jasmani maupun rohani dalam tingkatan kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Sehingga

terwujud

perubahan

perilaku

manusia

berkarakter

kepribadian bangsa. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia
untuk kemajuan suatu bangsa.
Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting
untuk menunjang kehidupan manusia,

karena pada dasarnya manusia dalam


melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi
sebagai meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Namun realitanya, masih banyak
masyarakat yang buta pemikirannya betapa pentingnya pendidikan.
Tuntutan pendidikan dalam kehidupan manusia sangat komplek, hal ini
terbukti dengan banyaknya orang yang tidak berpendidikan status sosialnya kurang
diperhatikan atau terkesampingkan. Misal dalam dunia kerja, banyak perusahaan yang
menerima para pekerjanya mula-mula ditanya pendidikan terakhir. Hal itu
membuktikan bahwa pendidikan pengaruhnya besar dalam kehidupan. Diadakannya
pendidikan, maka sedikitnya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dengan
mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga kehidupan
masyarakat lebih baik.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Pendidikan dan Masyarakat ?
2. Bagaimana hubungan pendidikan dengan Masyarakat?
3. Apa peran dan Fungsi Pendidikan dalam Masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pendidikan dan masyarakat
2. Mengetahui Hubungan pendidikan dengan Masyarakat
3. Mengetahui Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Masyarkat.


BAB II
Pembahasan
A. Pengertian pendidikan dan Masyarkat
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Setiap pengalaman yang
memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada
tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.[2] Meskipun
pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk
pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang
tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk
anak-anak mereka.
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan

interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih luasnya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen atau
individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada umumnya
sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi menjabarkan tentang
definisi masyarakat, "sekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat
apabila mempunyai pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama". Dengan
kesamaan itu, manusia lalu berhubungan saling berinteraksi antara sesama mereka
berdasarkan kepentingan bersama.
Masyarakat sering dikelompokkan berdasarkan cara utamanya dalam mencari
penghasilan atau kebutuhan hidup. Beberapa ahli ilmu sosial mengelompokkan

masyarakat sebagai: masyarakat pastoral nomadis, masyarakat pemburu, masyarakat
bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif disebut juga sebagai masyarakat
peradaban. Sebagian pakar beranggapan masyarakat industri dan post-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari kelompok masyarakat agrikultural
tradisional.

Masyarakat bisa juga diorganisasikan atas dasar struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, suku, terdapat masyarakat band,
chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari kata latin, societas, yang mempunyai makna
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas berinduk pada kata socius yang
memiliki arti teman, sehingga makna society berkaitan erat dengan kata sosial. Secara
tersirat, kata society memiliki kandungan arti bahwa setiap anggotanya mempunyai
perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
B. Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat
Kondisi masyarakat mempengaruhi perbaikan pendidikan di Indonesia. Semua
orang menginginkan agar pendidikan diperbaiki. Ada yang melihat perbaikan
pendidikan dari sudut perbaikan mutu guru yang memerlukan perbaikan pendidikan
guru, pembinaan karier, dan penghasilan guru. Di satu pihak pendidikan bertujuan
untuk menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik, lebih maju, dan lebih
sejahtera bagi rakyat seluruhnya. Namun, untuk itu, pendidikan memerlukan
pegangan dan pedoman ke arah mana masyarakat akan bergerak. Pandangan dan
sikap hidup apa yang dikehendaki masyarakat dalam perjuangannya mencapai
tujuannya. Hal ini berpengaruh kuat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
Dalam masyarakat Amerika ada keyakinan bahwa liberalisme adalah yang

paling cocok untuk membawa kemajuan. Oleh sebab itu, pendidikan paling rendah
sampai yang paling tinggi berpedoman pada pendidikan liberal. Di Jepang pandangan
hidup yang mengutamakan solidaritas masyarakat berpengaruh kepada seluruh aspek
kehidupan dan juga menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan. Terbukti
bahwa masing-masing dapat menghasilkan pendidikan bermutu bagi masyarakatnya.
Sebab, pedoman itu membawa perkembangan pemikiran dan perasaan yang sesuai
dengan pandangan masyarakatnya. Itu kemudian menjadi kekuatan utama dalam
meraih dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, ilmu

pengetahuan dan teknologi tidaklah netral, melainkan berkaitan erat dengan
pandangan dan sikap hidup masyarakat.
Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat memiliki keterkaitan dan
ketergantungan yang sama-sama saling membutuhkan (simbiotic). Masyarakat sangat
membutuhkan layanan pendidikan yang baik, dan tentunya hal itu bisa dilewati
melalui lembaga pendidikan guna mempersiapkan diri serta memenuhi kebutuhan dan
harapan hidup yang sempurna. Lembaga pendidikan tidak dapat eksis tanpa
masyarakat, sebaliknya masyarakat tidak dapat mencapai hidup yang sempurna tanpa
lembaga pendidikan.
Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggotaanggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Hubungan sekolah dan masyarakat
adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta
mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka usaha
memperbaiki sekolah. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada
masyarakat. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduaduanya saling membutuhkan. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena
masyarakat memerlukannya. Pendidikan sangat membantu masyarakat untuk dapat
menjadi seseorang yang baik, berpengetahuan dan dapat mengembangkan
pertumbuhan anak, begitu pula pendidikan tanpa masyarakat maka pendidikan tidak
akan berjalan.
Masyarakat dan pendidikan merupakan dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula
sebaliknya, tanpa masyarakat pendidikan tidak akan berjalan dengan baik karena di
dalam pendidikan terdapat unsur masyarakat seperti guru, peserta didik dan lain-nya,
begitu pula sebaliknya tanpa ada pendidikan masyarakat akan menjadi bodoh dan
tidak mempunyai ilmu pengetahuan.
[Menurut Abu Ahmadi 2004] Selain itu masyarakat juga dipandang sebagai
“laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha
masyarakat yang mengandung unsur masyarakat”. Dan [menurut Ary H Gunawan:
2000] masyarakat berfungsi sebagai “penerus budaya dari generasi selanjutnya secara
dinamis sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat melalui pendidikan dan
interaksi sosial”. Yang sehingga sangat mustahil bila kedua unsur ini yakni pendidikan

dan masyarakat dipisah dan tidak berkaitan dan apabila kedua hal tersebut tidak

menyatu maka akan menghasilkan hasil didikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan lingkungan.
Dan pendidikan juga harus memenuhi kebutuhan dari pada masyarakat itu
sendiri sehingga kelak terbentuklah masyarakat yang madani yang dimana kemudian
dalam undang-undang negara Indonesia juga telah dirumuskan tentang pendidikan
yang mengikuti atas kebutuhan masyarakat sekitar, yang termaktub dalam undangundang no. 20 tahun 2003.
Kemudian Al-Quran juga menyeru agar setiap kita untuk saling mengingatkan
dan memberikan pengetahuan untuk sesama agar kelak tidak termasuk kedalam
golongan orang yang merugi sebagaimana yang terdapat pada surat At-Tahrim ayat 6
yaitu:

‫ن‬
‫يا أ ن‬
‫ل‬
‫م نناررا‬
‫مكنوا كقوا نأن ك‬
‫ذي‬
‫ل‬

‫ا‬
‫ها‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ف ن‬
‫م ونأهملليك ك م‬
‫سك ك م‬
‫نآ ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ة لغنل د‬
‫داد د لل‬
‫منلئ لك ن د‬
‫س نوال م ل‬
‫ونكقود ك ن‬
‫ظ ل‬
‫ش ن‬
‫ح ن‬

‫جانرة ك ع نل ني منها ن‬
‫ها اللنا ك‬
‫يعصون الل له ما أ ن‬
‫ك‬
‫ما ي كؤ نم‬
‫ن‬
‫ن‬
‫لو‬
‫ع‬
‫م‬
‫ف‬
‫ي‬
‫و‬
‫م‬
‫ه‬
‫ر‬
‫م‬
‫ك‬
‫مكرو ن‬
‫ن‬

‫ن‬
‫ن‬
‫نم ك ن‬
‫ن‬
‫ن ن ن ن م ن‬

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6).
Dalam ayat diatas secara tegas dikatakan agar umat Islam untuk selalu saling
mengingatkan sesama, walaupun itu hanya bersifat sangat kecil setidaknya setiap
masing-masing manusia mempertanggung jawabkan semua perbuatan mereka sendiri.
Demikian juga [menurut Mujiburrahman 2006] bila dibawa kepada lingkup
yang lebih luas yaitu lingkup masyarakat, dimana masyarakat harus memiliki
solidaritas yang tinggi terhadap sesama sehingga proses pendidikan berjalan dengan
baik dan lancar. Dimana “semua anggota masyarakat memikul tanggung jawab
membina, memakmurkan, memperbaiki, dan memerintahkan yang ma’ruf melarang
yang mungkar”.
C. Peran Pendidikan dalam Masyarakat
sebagai suatu kekuatan yang menentukan prestasi dan produktivitas dibidang
lain.

Menurut Prof. Richey bahwa istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang

luas dalam perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga
masyarakat yang baru mengenai tanggung jawab bersama di dalam masyarakat.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada

dan berkembang di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini
mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang terjadi, tetap
berhubungan dengan proses pendidikan informal diluar sekolah. Menurut Prof. Lodge
pendidikan mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang
sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan dalam
arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut pribadi
yang secara sukarela mengikutinya kendatipun dalam kenyataan Negara-negara yang
maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara diwajibkan belajar untuk
tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan perwujudan betapa urgensinya
pendidikan bagi manusia.
Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari
perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina
bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga pendidikan
menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai profesi,
maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu demikian pula dalam
profesi-profesi lainnya.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga yang
berfungsi juga membantu keluarga untuk mendidik anak-anak. Anak-anak mendapat
pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak dapat di dalam keluarga atau kedua orang
tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
kepada anak-anaknya. Tugas yang diberikan guru di sekolah adalah merupakan tugas
pelimpahan dan lanjutan dari tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan baik
dan menjadi contoh teladan bagi anak-anak. Oleh karena itu seorang guru dituntut
memiliki kepribadian yang utuh sebagaimana telah ditentukan dalam persyaratan
seseorang menjadi guru antara lain taqwa kepada allah, berilmu pengetahuan sesuai
dengan profesi, sehat jasmani dan rohani, berkelakuan baik yang tampak pada sikap,
seperti mencintai tugas sebagai guru, adil, sabar, ikhlas, pemaaf dan dapat bekerja
sama dengan orang lain.
Dididik dan mendidik adalah hal yang unik bagi makhluk manusia yang tidak
dapat disangkal lagi, namun kita sering mendengar bahwa istilah mendidik itu juga
dipergunakan dalam dunia kehewanan seperti yang dikemukakan oleh Prof. Lodge
dalam bukunya “Philosophy of Education” bahwa anjing dapat mendidik tuannya,
dapat pula kita amati pada seekor kucing yang beranak pada waktu anak-anaknya
masih lemah, disusui dan dibersihkan badan anaknya dengan air ludahnya, sementara

anaknya menjadi besar dilatih dengan berbagai macam gerakan menerkam dan lari
seperti kepandaian yang dimiliki induknya. Pada saat tertentu tidak boleh lagi anakanaknya itu menyusui dan setelah anaknya besar dan mencari makan sendiri, lepaslah
anak-anak kucing dari induknya.
Jika kita renungkan kembali dengan saksama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia tidak akan berkembang dengan baik tanpa bantuan, bimbingan
dan dorongan orang lain. Seorang bayi yang lahir dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya, dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, baik ibunya,
perawat atau orang lain yang memeliharanya. Jika anak tidak diberi makan dan
minum, maka si anak akan mati dan jika anak tidak diberikan bimbingan dan
pendidikan, baik jasmani maupun rohani berupa pendidikan intelek, sosial, maka si
anak tidak akan menjadi manusia sebenarnya atau manusia hanya dapat menjadi
manusia karena pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pendidikan itu berusaha untuk
mengembangkan potensi-potensi manusia yang utuh dan merupakan aspek-aspek
kepribadian termasuk diantaranya aspek individualistis, moralitas, seimbang antara
bentuk jasmani dan rohani dan antara duniawi dan ukhrawi.
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan
sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua
telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk
kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai
tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa
memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuankemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada
bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai
lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi sosialisasi,
(2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsi
latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi
pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi
kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial.
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi, latihan dan

alokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi dan
social.
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan
dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan nilai-nilai budaya, (2) nilainilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan
jabatan, (6) mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial (7)
membentuk semangat kebangsaan, (8) pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain:
1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam
masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa berjalan
dengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga berharap sekolah
dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembagalembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat
mengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anakmemahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya.
Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan
nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of
life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi dan tugasnya tersebut
sekolah menetapkan program dan kurikulum pendidikan, beserta metode dan
tekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi nilai-nilai tersebut berjalan
2.

lancar dan mulus.
Fungsi Kontrol Sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan
tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah
untuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam ini individu bisa
mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam kehidupannya seharihari.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan
mengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik
peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin
dengan baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala
aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di
Indonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh

3.

bangsa dan negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat

Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik
yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang
masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan
suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan
sebagainya.
Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan
pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk pelestarian budaya di
setiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sunda
serta kesenian setempat. Begitu juga untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia,
dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap daerahnya serta tanah air.
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan
tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk suaru Perguruan
Tinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah
tertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujian
nasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan nilai itu maka dicari yang tinggi dari
nilai tertentu sampai nilai yang terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam
proses seleksi ini maka bagi yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan
untuk masuk di sekolah dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk
mendapatkan jabatan pada pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti
seleksi dengan berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang
cakap dan terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan
kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan
keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia.
Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan
daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada
situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Caracara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian peserta didik selain sebagai
memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu
sendiri.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh

karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan
pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah
sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di
dalam lingkungan masyarakat.(NN, fungsi dan peranan pendidikan, 2010).

BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap
pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Sehingga dengan demikian
pendidikan diharapkan bisa digunakan untuk memanusiakan manusia. Dalam pendidikan
sendiri perlu suatu penunjang yaitu berupa lembaga yang menyelenggarakannya
sehingga pendidikan bisa berjalan. Diantara lembaga yang dimaksud bisa berupa
sekolah, langgar, dan pondok pesantren.
Sebagian besar masyarakat memandang bahwa lembaga-lembaga pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Selain itu, pendidikan diharapkan bisa
menjawab dari semua fungsi yang ada.

Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2004)
Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, suatu analisis sosiologi tentang berbagai problem
pendidikan, ( Jakatra: Rineka Cipta, 2000)
Mujiburrahman dkk, Pendidikan berbasis syariat
NN. (2010, 03 27). fungsi dan peranan pendidikan. Retrieved 12 11, 2011, from peranan
pendidikan

dalam

masyarakat:

e:///I:/fungsi-dan-peranan-pendidikan-dalam-

masyarakat.html
Pendidikan, T. P. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Kordinator MKDP
Landasan Pendidikan.
Setyabudi, (2013, 05 20). Peran pendidikan dalam kehidupan masyarakat. (online)
http://scout1993.blogspot.com/2012/04/makalah-peranan-pendidikan-dalam.html.