Analisi kebijakan moneter dan kebijakan
ANALISIS EFEKTIVITAS ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
DENGAN PENDEKATAN MODEL IS-LM (STUDI KASUS INDONESIA TAHUN 20022012)
FERISTI IRZA ROLIS
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta )
Email: Feristiirzarolis@yahoo.com
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
Abstract
The high rate of inflation in Indonesia to make the government should determine the
most appropriate policy to curb inflation, the government can adjust spending or the money
supply, so the money circulating in the community can be controlled. This study aims to analyze
how much influence government spending and the amount of money with IS-LM model
approach in Indonesia during 2002-2010. Where the methods used in this study is the
linear regression, which can give clear explanation about the influence of both
Key words: fiscal policy, monetary policy. 1111084000057
I. PENDAHULUAN
Krisis yang dialami oleh Indonesia
pada beberapa tahun yang lalu
mengindikasikan adanya laju inflasi yang
tinggi. Secara definisi inflasi adalah
kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus. Sasaran
akhir jangka pendek dari kebijakan
moneter maupun fiskal adalah menjaga
keseimbangan makro dari perekonomian,
yaitu agar tercapai laju inflasi yang
rendah, tingkat kegiatan ekonomi
(produksi) yang tinggi serta neraca
pembayaran yang seimbang. Untuk itu
diperlukan adanya kebijakan dalam
mengatasi hal tersebut, untuk
mengendalikan perekonomian agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
salah satu model yang paling banyak
namun, kualitatif, bukan kuantitatif.
digunakan sebagai alat analisis adalah
Model IS-LM menunjukkan bahwa
model IS-LM (IS-LM model). Model
tersebut menjelaskan keseimbangan
ekonomi akan tercapai bila pasar barangjasa dan pasar uang-modal secara
simultan berada dalam keseimbangan.
Pada jurnal ini penulis ingin
mengetahui hubungan antara kebijakan
fiskal dan moneter, dalam kebijakan fiskal
penulis mengambil salah satu variable
yaitu pengeluaran pemerintah, dan pada
kebijakan moneter menggunkan variable
jumlah uang beredar. jika pada kebijakan
moneter dengan menaikan dan
mengurangi jumlah uang beredar maka
pada kebijakan fiskal lebih menekankan
pada penganturan pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Tidak semua
aspek dari sasaran ini akan bisa di capai
kenaikan belanja pemerintah
meningkatkan GDP dan bahwa kenaikan
pajak menurunkan GDP. Tapi, ketika
ekonom menganalisis proposal kebijakan
tertentu, mereka harus mengetahui arah
dan besarnya dampak
II.
KERANGKA
TEORITIS
DAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 kebijakan fiskal
Kebijakan
fiskal
adalah
kebijakan
digunakan
pemerintah
ekonomi
yang
untuk
mengelola/
mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik
atau diinginkan dengan cara mengubahubah
pemerimaan
dan
pengeluaran
pemerintah ( Prathama Rahardja Mandala
Manurung, pengantar ilmu ekonomi )
secara penuh dan sekaligus dalam
kenyataan. dalam usaha mencapai sasaran
Menurut Keynesian, inflasi
akhir tersebut,kebijaksanaan moneter dan
permintaan yang benera-benar penting
kebijaksanaan fiskal, memegang peranan
adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran
yang penting.
pemerintah, terutama yang berkaitkan
dengan peperangan. Program investasi
Model IS-LM menunjukkan
bagaimana kebijakan moneter dan fiskal
mempengaruhi tingkat pendapatan
ekuilibrium. Prediksi dari model,
yang besar-besaran dari pemerintah dalam
capital social, terutama di Negara-negara
berkembang yang berusaha mempercepat
laju pertumbuhan ekonominya dapat juga
menimbulkan tekanan inflation yang kuat
(Ackley,1973:543)
Suatu kebijakan fiskal dikatakan
efektif bila mampu mengubah tingkat
bunga (r) dan atau output sesuai dengan
Teori Peacock dan Wiseman.
Teori mereka didasarkan pada suatu
pandangan bahwa pemerintah senantiasa
berusaha memperbesar pengeluaran,
sedangkan masyarakat tidak suka
membayar pajak yang semakin besar
untuk membiayai pengeluaran pemerintah
yang diinginkan pemerintah. Pengaruh
kebijakan fiskal terhadap output
keseimbangan, pertama-tama terjadi
melalui pengaruhnya terhadap
keseimbangan pasar barang dan jasa.
Dampak kebijakan fiskal terhadap
keseimbangan pasar barang-jasa
yang semakin besar tersebut. Peacock dan
Wiseman menyebutkan bahwa
perkembangan ekonomi menyebabkan
pemungutan pajak yang semakin
meningkat walaupun tarif pajak tidak
berubah. Dan meningkatnya penerimaan
pajak menyebabkan pengeluaran
pemerintah semakin meningkat pula.
Perhatikan kenaikan belanja pemerintah.
Kebijakan Fiskal mempunyai
kebijakan yang sama dengan Kebijakan
Moneter. Perbedaannya terletak pada
isntrument kebijakannya. Jika dalam
Kebijakan Moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang yang beredar,
Ini akan menaikkan tingkat pendapatan
sebesar G/(1- MPC). Kurva IS bergeser
ke kanan sebesar G/(1- MPC) yang
menaikkan pendapatan dan tingkat
bunga.
maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah
Afektivitas
mengendalikan penerimaan ( T ) dan
outut dan tingkat harga (bunga)
kebijakan
fiskal
terhadap
pengeluaran ( G ). (Wagner) menyatakan
bahwa dalam suatu perekonomian apabila
Kurva
Kurva
Kurva
pendapatan per kapita meningkat maka
LM
LM
LM
secara relatif pengeluaran pemerintah pun
elastis
positif
inelastic
akan meningkat
sempurna
(interva sempurna
kontraktif
turun
(interval
l
(interval
: Y turun,
Keynes)
antara)
klasik)
r tetap
Kurva
Tidak
Fiskal
Kebijakan
IS
terdefinisi
ekspans fiskal
elastic
kan
if: Y
tidak
sempu
naik, r
efektif
rna
naik
sempurna
kontrak
. Fiskal
mengendalikan atau mengarahkan
tif: Y
ekspansif:
perekonomian makro ke kondisi yang
turun, r
Y tetap, r
diinginkan dengan mengatur jumlah uang
turun
naik
beredar sekaligus mengendalikan inflasi.
Kebijakan
Jika yang dilakukan adalah menambah
Sumber: ( Prathama Rahardja Mandala
Manurung, pengantar ilmu ekonomi )
2.2 kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah upaya
Kurva
Kebijakan Fiskal
IS
fiskal
ekspans fiskal
negatif
efektif
if: Y
tidak
dikatakan memempuh kebijkan moneter
sempurna
naik, r
efektif
ekspansif. Sebaliknya jika jumlah uang
. Fiskal
naik
sempurna
beredar dikurangi, pemerintah menempuh
ekspansif:
kontrak
. Fiskal
kebijakan moneter kontraktif.
Y naik, r
tif: Y
ekspansif:
tetap
turun, r
Y tetap, r
kontraktif
turun
naik
Yang dimaksud dengan jumlah uang
beredar adalah nilai keseluruhan uang
yang berada di tangan masyarakat. Uang
: Y turun,
yang berada di tangan bank (bank umum
r tetap
Kurva
Kebijakan Fiskal
IS
fiskal
inelasti efektif
jumlah uang beredar, maka pemerintah
Tidak
ekspans terdefinisi
if: Y
c
sempurna
naik, r
sempu
. Fiskal
naik
rna
ekspansif:
kontrak
Y naik, r
tif: Y
tetap
turun, r
kan
dan bank sentral), serta uang kertas dan
logam (kuartal) milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar.. Suatu
kebijakan moneter dapat dikatakan efektif
bila mampu mengendalikan tingkat output
dan harga
Kelompok monetarist mengatakan
bahwa jumlah uang beredar merupakan
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve
sasaran yang lebih baik untuk jangka
panjang. Artinya, kestabilan sasaran akhir
Requirement Ratio):
(harga, output, neraca pembayaran) lebih
Penetapan rasio cadangan wajib
bisa terjamin apabila kita bisa
juga dapat mengubah jumlah uang
mengendalikan kestabilan laju
beredar. Jika rasio cadangan wajib
pertumbuhan uang beredar dalam jangka
diperbesar, maka
panjang.
bank memberikan kredit akan
Ada
tiga
instrument
utama
kemampuan
lebih kecil dibanding sebelumnya.
yang
digunakan untuk mengatur jumlah uang
Pengaruh kurva LM karena pengaruh
beredar: operasi pasar terbuka, fasilitas
jumlah uang beredar yang dilakukan
diskonto, dan rasio cadangan wajib
pemerintah
a. Operasi pasar terbuka ( Open
Market Operation):
Yang dimaksud dengan operasi
pasar terbuka adalah pemerintah
mngendalikan
jumlah
akan
keseimbangan
mempengaruhi
ekonomi,
karena
mengubah titik potong kurva IS-LM yang
berarti
mengubah
titik
keseimbangan
ekonomi.
uang
beredar dengan cara menjual atau
membeli
surat-surat
berharga
milik pemerintah.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate
):
yang dimaksud dengan tingkat
Bila pemerintah mengurangi jumlah uang
bunga diskonto adalah tingkat
beredar, yang terjadi adalah bergesernya
bunga yang ditetapkan pemerintah
kurva LM kekiri dari LM0 ke LM 2
atas bank- bank umum yang
2. 3 kerangka pemikiran
meminjam ke bank sentral. Dalam
kondisi
tertentu,
bank-bank
Menurut Keynesian, inflasi permintaan
uang,
yang benera-benar penting adalah yang
sehingga mereka harus meminjam
ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah
kepada bank sentral.
(Ackley,1973:543).
mengalami
kekurangan
Banyaknya
pengeluran
yang
pemerintah
juga
dilakukan
akan
mempengaruhi
jumlah uang yang beredar di masyarakat
sehingga terjadinya inflasi. Secara teknis,
yang dihitung sebagai jumlah
: β ≠ 0 terdapat hubungan antara
oleh
uang
belanja pemerintah dengan jumlah uang
beredar
III. METODELOGI PENELITIAN
beredar adalah uang yang benar-benar
Penelitian ini dilakukan untuk
berada di tangan masyarakat. Uang yang
menganalisis hubungan dari kebijakan
berada di tangan bank (bank umum dan
fiskal dan moneter dengan pendekatan IS-
bank sentral), serta uang kertas dan logam
LM. Di mana aspek yang dianalisis
(kuartal) milik pemerintah tidak dihitung
mencakup varibel pengeluran pemerintah
sebagai
beredar.
dan
uang
beredar
mempengaruhi
seiring
dengan
moneter.
uang
Perkembangan
jumlah
mencerminkan
atau
jumlah
uang
beredar
kebijakan
yang
fiskal
dan
Sumber data dari penelitian ini
perkembangan ekonomi.
ialah dari Bank Indonesia, adapun objek
X
Y
penelitian yang diteliti adalah pengeluran
Kebijakan Fiskal
Kebijakan
Moneter
pemerintah dan jumlah uang beredar
(pengeluaran
pemerintah)
periode 2002 – 2012.
(jumlah uang
beredar)
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi sederhana.
Regresi merupakan suatu alat ukur yang
2.4 Hipotesis
juga dapat digunakan untuk mengukur ada
Berdasarkan kerangka teoritis dan
tinjauan
pustaka
“apakah kebijakan
didapat
fiskal
hipotesis
mempunyai
hubungan terhadap kebijakan moneter”.
: β = 0 tidak terdapat hubungan antara
atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika
kita memiliki dua buah variabel atau lebih
maka sudah selayaknya apabila kita ingin
mempelajari bagaimana variabel-variabel
itu berhubungan atau dapat diramalkan.
belanja pemerintah dengan jumlah uang
beredar
Analisis
hubungan yang
dalam
regresi
diperoleh
persamaan
mempelajari
dinyatakan
matematika
yang
menyatakan hubungan fungsional antara
variabel-variabel. Hubungan fungsional
ubah
antara satu variabel prediktor dengan satu
pemerimaan
variabel kriterium disebut analisis regresi
dan
sederhana (tunggal).
pengeluaran
pemerintah (
Model fungsi Moneter= f (Fiskal)
Persamaan moneter =
+
Prathama
fiskal + Ɛ ;
Rahardja
Ɛ = 5%
Mandala
Manurung,
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel
pengantar
N
Variabel
O
1
Kebijak
Desk
Skala
ilmu
(konseptuasi
pengukur
ekonomi )
)
an
Kebijakan
rasio
2
Kebijak
Kebijakan
an fiskal fiskal adalah
an
moneter
(X)
kebijakan
moneter
adalah upaya
ekonomi
(Y)
mengendalik
yang
an
digunakan
mengarahka
pemerintah
n
untuk
perekonomia
mengelola/
n makro ke
mengarahka
kondisi yang
n
diinginkan
perekonomia
dengan
n ke kondisi
mengatur
yang
lebih
jumlah uang
baik
atau
atau
beredar
diinginkan
sekaligus
dengan cara
mengendalik
mengubah-
an inflasi
rasio
Berikut
adalah
data
pengeluran
pemerintah dan jumlah uang beredar.
Data-data berikut di peroleh dari bank
Indonesia, dengan sumber data adalah
bank Indonesia.
Tahun
Pengeluaran
Jumlah uang
pemerintah
beredar
2002
322,18
191.939
2003
376,505
223.799
2004
427,177
245.946
2005
509,632
271.140
2006
667,129
347.013
2007
757,65
450.055
2008
985,73
456.787
2009
937,38
515.824
2010
1.042,12
605.411
2011
1.294,99
722.991
2012
1.548,31
841.722
Sumber: bank Indonesia
IV. ASIL DAN PEMBAHASAN
Correlations
Dari data yang diambil dari Bank Indonesia
pengelu
aran
pemerin
tah
(BI) pada tahun 2002-2012 pengeluaran
pemerintah dan jumlah uang beredar yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Mean
Deviation
Descriptive Std.
Statistics
pengeluaran
pemerintah
jumlah uang
beredar
806,25482
395,848753
442966,09
213998,843
Pearson
N
Correlation
11
11
Berdasarkan
tabel
descriptive
statistics
Sig. (1-tailed)
diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata
pengeluaran pemerintah sebesar 806,25482
dengan
standar
deviasi
395,848753.
Sedangkan rata-rata jumlah uang beredar
sebesar 442966,09 dengan standar deviasi
213998,843
N
pengeluara
n
pemerintah
jumlah
uang
beredar
pengeluara
n
pemerintah
jumlah
uang
beredar
pengeluara
n
pemerintah
1,000
,989
,989
1,000
.
,000
,000
.
11
11
11
11
jumlah
uang
Variables Entered/Removeda
Mode
l
1
Variables
Entered
jumlah uang
beredarb
Variables
Removed
Method
Berdasarkan tabel Correlations diatas, dapat
. Enter
diketahui bahwa dari cara Pearson yaitu
ketika variabel tingkat pengeluaran
a. Dependent Variable: pengeluaran
pemerintah
b. All requested variables entered.
pemerintah naik 1 unit maka variabel
jumlah uang beredar akan dipengaruhi -0.
989 unit. Demikian juga dengan kenaikan 1
b
Dari tabel Variables Entered/Removed ,
menunjukkan bahwa variabel yang
dimasukkan adalah jumlah uang beredar,
sedangkan yang dikeluarkan tidak ada
jumlah
uang
beredar
unit Reksadana Saham maka akan
mempengaruhi Inflasi sebesar -0. 989 unit.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian dan menurut
teori yang telah dikemukakan maka dapat di
Amalia, fitri. Bahan ajar
(diktat). Jakarta: 2010
Rahmawati . jurnal
ambil kesimpulan bahwa perubahan pada
(pengaruh jumlah uang
pengeluaran pemerintah diimbangi dengan
beredar, pengeluaran
perubahan tingkat jumlah uang beredar.
pemerintah dan suku bunga
Sehingga, jika terjadi kenaikan laju
pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit,
maka akan terjadi peningkatan tingkat
jumlah uang beredar sebesar -0. 989 unit.
Namun,
jika
terjadi
penurunan
laju
pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit,
maka akan terjadi penurunan tingkat jumlah
uang beredar sebesar -0. 989 unit.
Maka, pemerintah harus melakukan
kebijakan
untuk
menekan
pengeluaran
pemerintah agar jumlah uang yang beredar
dimasyarakat tidak terlalu banyak dan akan
menyebapkan inflasi
V.
REFERENSI
Rahardja, Manurung.
Pengantar Ilmu
Ekonomi(Microekonomi dan
macroekonomi) edisi revisi.
Jakarta : FEUI
http://junaidipiscesguru.blog
s
pot.com/2011/04/kebijakanfiskal.html
terhadap tingkat inflasi di
nanggroe aceh darusalam.
2011
DENGAN PENDEKATAN MODEL IS-LM (STUDI KASUS INDONESIA TAHUN 20022012)
FERISTI IRZA ROLIS
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta )
Email: Feristiirzarolis@yahoo.com
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
Abstract
The high rate of inflation in Indonesia to make the government should determine the
most appropriate policy to curb inflation, the government can adjust spending or the money
supply, so the money circulating in the community can be controlled. This study aims to analyze
how much influence government spending and the amount of money with IS-LM model
approach in Indonesia during 2002-2010. Where the methods used in this study is the
linear regression, which can give clear explanation about the influence of both
Key words: fiscal policy, monetary policy. 1111084000057
I. PENDAHULUAN
Krisis yang dialami oleh Indonesia
pada beberapa tahun yang lalu
mengindikasikan adanya laju inflasi yang
tinggi. Secara definisi inflasi adalah
kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus. Sasaran
akhir jangka pendek dari kebijakan
moneter maupun fiskal adalah menjaga
keseimbangan makro dari perekonomian,
yaitu agar tercapai laju inflasi yang
rendah, tingkat kegiatan ekonomi
(produksi) yang tinggi serta neraca
pembayaran yang seimbang. Untuk itu
diperlukan adanya kebijakan dalam
mengatasi hal tersebut, untuk
mengendalikan perekonomian agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
salah satu model yang paling banyak
namun, kualitatif, bukan kuantitatif.
digunakan sebagai alat analisis adalah
Model IS-LM menunjukkan bahwa
model IS-LM (IS-LM model). Model
tersebut menjelaskan keseimbangan
ekonomi akan tercapai bila pasar barangjasa dan pasar uang-modal secara
simultan berada dalam keseimbangan.
Pada jurnal ini penulis ingin
mengetahui hubungan antara kebijakan
fiskal dan moneter, dalam kebijakan fiskal
penulis mengambil salah satu variable
yaitu pengeluaran pemerintah, dan pada
kebijakan moneter menggunkan variable
jumlah uang beredar. jika pada kebijakan
moneter dengan menaikan dan
mengurangi jumlah uang beredar maka
pada kebijakan fiskal lebih menekankan
pada penganturan pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Tidak semua
aspek dari sasaran ini akan bisa di capai
kenaikan belanja pemerintah
meningkatkan GDP dan bahwa kenaikan
pajak menurunkan GDP. Tapi, ketika
ekonom menganalisis proposal kebijakan
tertentu, mereka harus mengetahui arah
dan besarnya dampak
II.
KERANGKA
TEORITIS
DAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 kebijakan fiskal
Kebijakan
fiskal
adalah
kebijakan
digunakan
pemerintah
ekonomi
yang
untuk
mengelola/
mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik
atau diinginkan dengan cara mengubahubah
pemerimaan
dan
pengeluaran
pemerintah ( Prathama Rahardja Mandala
Manurung, pengantar ilmu ekonomi )
secara penuh dan sekaligus dalam
kenyataan. dalam usaha mencapai sasaran
Menurut Keynesian, inflasi
akhir tersebut,kebijaksanaan moneter dan
permintaan yang benera-benar penting
kebijaksanaan fiskal, memegang peranan
adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran
yang penting.
pemerintah, terutama yang berkaitkan
dengan peperangan. Program investasi
Model IS-LM menunjukkan
bagaimana kebijakan moneter dan fiskal
mempengaruhi tingkat pendapatan
ekuilibrium. Prediksi dari model,
yang besar-besaran dari pemerintah dalam
capital social, terutama di Negara-negara
berkembang yang berusaha mempercepat
laju pertumbuhan ekonominya dapat juga
menimbulkan tekanan inflation yang kuat
(Ackley,1973:543)
Suatu kebijakan fiskal dikatakan
efektif bila mampu mengubah tingkat
bunga (r) dan atau output sesuai dengan
Teori Peacock dan Wiseman.
Teori mereka didasarkan pada suatu
pandangan bahwa pemerintah senantiasa
berusaha memperbesar pengeluaran,
sedangkan masyarakat tidak suka
membayar pajak yang semakin besar
untuk membiayai pengeluaran pemerintah
yang diinginkan pemerintah. Pengaruh
kebijakan fiskal terhadap output
keseimbangan, pertama-tama terjadi
melalui pengaruhnya terhadap
keseimbangan pasar barang dan jasa.
Dampak kebijakan fiskal terhadap
keseimbangan pasar barang-jasa
yang semakin besar tersebut. Peacock dan
Wiseman menyebutkan bahwa
perkembangan ekonomi menyebabkan
pemungutan pajak yang semakin
meningkat walaupun tarif pajak tidak
berubah. Dan meningkatnya penerimaan
pajak menyebabkan pengeluaran
pemerintah semakin meningkat pula.
Perhatikan kenaikan belanja pemerintah.
Kebijakan Fiskal mempunyai
kebijakan yang sama dengan Kebijakan
Moneter. Perbedaannya terletak pada
isntrument kebijakannya. Jika dalam
Kebijakan Moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang yang beredar,
Ini akan menaikkan tingkat pendapatan
sebesar G/(1- MPC). Kurva IS bergeser
ke kanan sebesar G/(1- MPC) yang
menaikkan pendapatan dan tingkat
bunga.
maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah
Afektivitas
mengendalikan penerimaan ( T ) dan
outut dan tingkat harga (bunga)
kebijakan
fiskal
terhadap
pengeluaran ( G ). (Wagner) menyatakan
bahwa dalam suatu perekonomian apabila
Kurva
Kurva
Kurva
pendapatan per kapita meningkat maka
LM
LM
LM
secara relatif pengeluaran pemerintah pun
elastis
positif
inelastic
akan meningkat
sempurna
(interva sempurna
kontraktif
turun
(interval
l
(interval
: Y turun,
Keynes)
antara)
klasik)
r tetap
Kurva
Tidak
Fiskal
Kebijakan
IS
terdefinisi
ekspans fiskal
elastic
kan
if: Y
tidak
sempu
naik, r
efektif
rna
naik
sempurna
kontrak
. Fiskal
mengendalikan atau mengarahkan
tif: Y
ekspansif:
perekonomian makro ke kondisi yang
turun, r
Y tetap, r
diinginkan dengan mengatur jumlah uang
turun
naik
beredar sekaligus mengendalikan inflasi.
Kebijakan
Jika yang dilakukan adalah menambah
Sumber: ( Prathama Rahardja Mandala
Manurung, pengantar ilmu ekonomi )
2.2 kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah upaya
Kurva
Kebijakan Fiskal
IS
fiskal
ekspans fiskal
negatif
efektif
if: Y
tidak
dikatakan memempuh kebijkan moneter
sempurna
naik, r
efektif
ekspansif. Sebaliknya jika jumlah uang
. Fiskal
naik
sempurna
beredar dikurangi, pemerintah menempuh
ekspansif:
kontrak
. Fiskal
kebijakan moneter kontraktif.
Y naik, r
tif: Y
ekspansif:
tetap
turun, r
Y tetap, r
kontraktif
turun
naik
Yang dimaksud dengan jumlah uang
beredar adalah nilai keseluruhan uang
yang berada di tangan masyarakat. Uang
: Y turun,
yang berada di tangan bank (bank umum
r tetap
Kurva
Kebijakan Fiskal
IS
fiskal
inelasti efektif
jumlah uang beredar, maka pemerintah
Tidak
ekspans terdefinisi
if: Y
c
sempurna
naik, r
sempu
. Fiskal
naik
rna
ekspansif:
kontrak
Y naik, r
tif: Y
tetap
turun, r
kan
dan bank sentral), serta uang kertas dan
logam (kuartal) milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar.. Suatu
kebijakan moneter dapat dikatakan efektif
bila mampu mengendalikan tingkat output
dan harga
Kelompok monetarist mengatakan
bahwa jumlah uang beredar merupakan
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve
sasaran yang lebih baik untuk jangka
panjang. Artinya, kestabilan sasaran akhir
Requirement Ratio):
(harga, output, neraca pembayaran) lebih
Penetapan rasio cadangan wajib
bisa terjamin apabila kita bisa
juga dapat mengubah jumlah uang
mengendalikan kestabilan laju
beredar. Jika rasio cadangan wajib
pertumbuhan uang beredar dalam jangka
diperbesar, maka
panjang.
bank memberikan kredit akan
Ada
tiga
instrument
utama
kemampuan
lebih kecil dibanding sebelumnya.
yang
digunakan untuk mengatur jumlah uang
Pengaruh kurva LM karena pengaruh
beredar: operasi pasar terbuka, fasilitas
jumlah uang beredar yang dilakukan
diskonto, dan rasio cadangan wajib
pemerintah
a. Operasi pasar terbuka ( Open
Market Operation):
Yang dimaksud dengan operasi
pasar terbuka adalah pemerintah
mngendalikan
jumlah
akan
keseimbangan
mempengaruhi
ekonomi,
karena
mengubah titik potong kurva IS-LM yang
berarti
mengubah
titik
keseimbangan
ekonomi.
uang
beredar dengan cara menjual atau
membeli
surat-surat
berharga
milik pemerintah.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate
):
yang dimaksud dengan tingkat
Bila pemerintah mengurangi jumlah uang
bunga diskonto adalah tingkat
beredar, yang terjadi adalah bergesernya
bunga yang ditetapkan pemerintah
kurva LM kekiri dari LM0 ke LM 2
atas bank- bank umum yang
2. 3 kerangka pemikiran
meminjam ke bank sentral. Dalam
kondisi
tertentu,
bank-bank
Menurut Keynesian, inflasi permintaan
uang,
yang benera-benar penting adalah yang
sehingga mereka harus meminjam
ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah
kepada bank sentral.
(Ackley,1973:543).
mengalami
kekurangan
Banyaknya
pengeluran
yang
pemerintah
juga
dilakukan
akan
mempengaruhi
jumlah uang yang beredar di masyarakat
sehingga terjadinya inflasi. Secara teknis,
yang dihitung sebagai jumlah
: β ≠ 0 terdapat hubungan antara
oleh
uang
belanja pemerintah dengan jumlah uang
beredar
III. METODELOGI PENELITIAN
beredar adalah uang yang benar-benar
Penelitian ini dilakukan untuk
berada di tangan masyarakat. Uang yang
menganalisis hubungan dari kebijakan
berada di tangan bank (bank umum dan
fiskal dan moneter dengan pendekatan IS-
bank sentral), serta uang kertas dan logam
LM. Di mana aspek yang dianalisis
(kuartal) milik pemerintah tidak dihitung
mencakup varibel pengeluran pemerintah
sebagai
beredar.
dan
uang
beredar
mempengaruhi
seiring
dengan
moneter.
uang
Perkembangan
jumlah
mencerminkan
atau
jumlah
uang
beredar
kebijakan
yang
fiskal
dan
Sumber data dari penelitian ini
perkembangan ekonomi.
ialah dari Bank Indonesia, adapun objek
X
Y
penelitian yang diteliti adalah pengeluran
Kebijakan Fiskal
Kebijakan
Moneter
pemerintah dan jumlah uang beredar
(pengeluaran
pemerintah)
periode 2002 – 2012.
(jumlah uang
beredar)
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi sederhana.
Regresi merupakan suatu alat ukur yang
2.4 Hipotesis
juga dapat digunakan untuk mengukur ada
Berdasarkan kerangka teoritis dan
tinjauan
pustaka
“apakah kebijakan
didapat
fiskal
hipotesis
mempunyai
hubungan terhadap kebijakan moneter”.
: β = 0 tidak terdapat hubungan antara
atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika
kita memiliki dua buah variabel atau lebih
maka sudah selayaknya apabila kita ingin
mempelajari bagaimana variabel-variabel
itu berhubungan atau dapat diramalkan.
belanja pemerintah dengan jumlah uang
beredar
Analisis
hubungan yang
dalam
regresi
diperoleh
persamaan
mempelajari
dinyatakan
matematika
yang
menyatakan hubungan fungsional antara
variabel-variabel. Hubungan fungsional
ubah
antara satu variabel prediktor dengan satu
pemerimaan
variabel kriterium disebut analisis regresi
dan
sederhana (tunggal).
pengeluaran
pemerintah (
Model fungsi Moneter= f (Fiskal)
Persamaan moneter =
+
Prathama
fiskal + Ɛ ;
Rahardja
Ɛ = 5%
Mandala
Manurung,
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel
pengantar
N
Variabel
O
1
Kebijak
Desk
Skala
ilmu
(konseptuasi
pengukur
ekonomi )
)
an
Kebijakan
rasio
2
Kebijak
Kebijakan
an fiskal fiskal adalah
an
moneter
(X)
kebijakan
moneter
adalah upaya
ekonomi
(Y)
mengendalik
yang
an
digunakan
mengarahka
pemerintah
n
untuk
perekonomia
mengelola/
n makro ke
mengarahka
kondisi yang
n
diinginkan
perekonomia
dengan
n ke kondisi
mengatur
yang
lebih
jumlah uang
baik
atau
atau
beredar
diinginkan
sekaligus
dengan cara
mengendalik
mengubah-
an inflasi
rasio
Berikut
adalah
data
pengeluran
pemerintah dan jumlah uang beredar.
Data-data berikut di peroleh dari bank
Indonesia, dengan sumber data adalah
bank Indonesia.
Tahun
Pengeluaran
Jumlah uang
pemerintah
beredar
2002
322,18
191.939
2003
376,505
223.799
2004
427,177
245.946
2005
509,632
271.140
2006
667,129
347.013
2007
757,65
450.055
2008
985,73
456.787
2009
937,38
515.824
2010
1.042,12
605.411
2011
1.294,99
722.991
2012
1.548,31
841.722
Sumber: bank Indonesia
IV. ASIL DAN PEMBAHASAN
Correlations
Dari data yang diambil dari Bank Indonesia
pengelu
aran
pemerin
tah
(BI) pada tahun 2002-2012 pengeluaran
pemerintah dan jumlah uang beredar yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Mean
Deviation
Descriptive Std.
Statistics
pengeluaran
pemerintah
jumlah uang
beredar
806,25482
395,848753
442966,09
213998,843
Pearson
N
Correlation
11
11
Berdasarkan
tabel
descriptive
statistics
Sig. (1-tailed)
diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata
pengeluaran pemerintah sebesar 806,25482
dengan
standar
deviasi
395,848753.
Sedangkan rata-rata jumlah uang beredar
sebesar 442966,09 dengan standar deviasi
213998,843
N
pengeluara
n
pemerintah
jumlah
uang
beredar
pengeluara
n
pemerintah
jumlah
uang
beredar
pengeluara
n
pemerintah
1,000
,989
,989
1,000
.
,000
,000
.
11
11
11
11
jumlah
uang
Variables Entered/Removeda
Mode
l
1
Variables
Entered
jumlah uang
beredarb
Variables
Removed
Method
Berdasarkan tabel Correlations diatas, dapat
. Enter
diketahui bahwa dari cara Pearson yaitu
ketika variabel tingkat pengeluaran
a. Dependent Variable: pengeluaran
pemerintah
b. All requested variables entered.
pemerintah naik 1 unit maka variabel
jumlah uang beredar akan dipengaruhi -0.
989 unit. Demikian juga dengan kenaikan 1
b
Dari tabel Variables Entered/Removed ,
menunjukkan bahwa variabel yang
dimasukkan adalah jumlah uang beredar,
sedangkan yang dikeluarkan tidak ada
jumlah
uang
beredar
unit Reksadana Saham maka akan
mempengaruhi Inflasi sebesar -0. 989 unit.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian dan menurut
teori yang telah dikemukakan maka dapat di
Amalia, fitri. Bahan ajar
(diktat). Jakarta: 2010
Rahmawati . jurnal
ambil kesimpulan bahwa perubahan pada
(pengaruh jumlah uang
pengeluaran pemerintah diimbangi dengan
beredar, pengeluaran
perubahan tingkat jumlah uang beredar.
pemerintah dan suku bunga
Sehingga, jika terjadi kenaikan laju
pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit,
maka akan terjadi peningkatan tingkat
jumlah uang beredar sebesar -0. 989 unit.
Namun,
jika
terjadi
penurunan
laju
pengeluaran pemerintah sebesar 1 unit,
maka akan terjadi penurunan tingkat jumlah
uang beredar sebesar -0. 989 unit.
Maka, pemerintah harus melakukan
kebijakan
untuk
menekan
pengeluaran
pemerintah agar jumlah uang yang beredar
dimasyarakat tidak terlalu banyak dan akan
menyebapkan inflasi
V.
REFERENSI
Rahardja, Manurung.
Pengantar Ilmu
Ekonomi(Microekonomi dan
macroekonomi) edisi revisi.
Jakarta : FEUI
http://junaidipiscesguru.blog
s
pot.com/2011/04/kebijakanfiskal.html
terhadap tingkat inflasi di
nanggroe aceh darusalam.
2011