Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian (bahasa) dan
kajiannya. Dari segi bentuk penyajiannya, sebagian karya tulis ilmiah
memang disajikan secara ilmiah teknis yang umumnya dipahami oleh
kalangan tertentu. Karya tulis seperti ini disebut sebagai karya tulis ilmiah
akademis atau pendidikan. Biasanya karya tulis seperti ini untuk
kepentingan akademis. Sebagian lagi ditulis untuk kepentingan publikasi
yang dapat dipahami oleh banyak orang. Karya tulis ilmiah semacam ini
disebut karya tulis ilmiah populer. Sedangkan dari segi kajiannya, karya
tulis ilmiah dapat diangkat dari penelitian ilmiah yang dilakukan. Tetapi,
sebagian lagi tidak berasal dari penelitian ilmiah, melainkan hanya
gagasan konseptual atau telaah kritis.
Karya tulis ilmiah terbagi atas karya ilmiah populer, artikel ilmiah,
disertasi, tesis, skripsi, kertas kerja, resensi, kritik, dan makalah. Karya
tulis ilmiah ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dalam perkuliahan kita sering menggunakan makalah sebagai salah satu
tugas mata kuliah. Maka dari itu kami memilih makalah yang berjudul
penulisan skripsi, tesis dan disertasi.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?
2. Bagaimana isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis, dan
disertasi?
3. Bagaimana petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi?
4. Bagaimana teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kerangka dasar penulisan skripsi, tesis, dan
disertasi.
2. Untuk mengetahui isi dan sistematika dalam penulisan skripsi, tesis,
dan disertasi.
3. Untuk mengetahui petunjuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
4. Untuk mengetahui teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

1

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerangka Dasar

Mahasiswa yang akan menyusun karya ilmiah dalam bentuk skripsi,
tesis, atau disertasi hendaknya memahami terlebih dahulu proses dan
kerangka dasar berpikir ilmiah yang dituangkan dalam alur-alur pikir
penelitian. Dengan kerangka dasar berpikir tersebut mahasiswa akan lebih
terarah dalam merancang isi karya ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus
dilakukannya.
Bentuk kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut:
1A

ATAU

Mempelajari
teori,
konsep,
prinsip, postulat, hukum yang ada
dalam
khazanah
ilmu
pengetahuan
sesuai

dengan
bilangan
keahlian mahasiswa
yang bersangkutan atau jurusan
yang diambilnya.

1B
Mempelajari atau mengamati
gejala, peristiwa, kejadian di
lapangan, lalu menghubungkan
gejala tersebut dengan teori
keilmuan yang menjadi keahlian.

2
Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
problematis. Tetapkan juga variabel yang ada atau terkandung
dalam pertanyaan tersebut.
3
Identifikasi kemungkinan-kemungkinan jawaban dari setiap
pertanyaan tersebut dengan melakukan analisis teori-teori, prinsip,

hukum dari ilmu pengetahuan yang menunjang tema permasalahan
tersebut.
4
Dari setiap kemungkinan jawaban yang ditemukan dan atas
pertimbangan rasional kita setelah mengkaji teori, hukum,
prinsipkeilmuan, tetapkan kemungkinan mana yang paling
mendekati jawabannya. Rumuskanlah kemungkinan ini sebagai
hipotesis penelitian.
5

3

Rencanakan data apa yang harus diperoleh untuk menguji
hipotesis tersebut, dari mana data itu diperoleh, dan bagaimana
caranya.
6
Setelah ditemukan gambaran masalah, teori dan hipotesis, dan
verifikasi data di lapangan, buatlah usulan penelitian untuk
diajukan kepada sponsor atau Ketua Jurusan untuk meminta
petunjuk dan komentar serta pengesahannya.

7
Setelah instrumen (alat pengumpul data) disetujui sponsor,
tentunya melalui uji coba, dan telah diperoleh izin penelitian,
mahasiswa turun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan
data.
8
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis,
kemudian hipotesis diuji, hasilnya disimpulkan, dibahas secara
teoritis, berikan saran lebih lanjut.
9
Tulislah rangkaian kegiatan di atas dalam satu sistematika.

Langkah 1 A-1 B adalah proses mengadakan identifikasi masalah.
Cara1A disebut cara deduksi, yakni dengan analisis teoretis, dan cara 1B disebut cara induksi, yakni dimulai dari pengamatan empiris. Melalui
cara tersebut kita dapat menemukan masalah, lalu merumuskannya
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (langkah 2), dan dalam rumusan
tersebut variable penelitian harus tergambarkan.
Langkah (3) adalah deduksi teori yang berkenaan dengan masalah untuk
menurunkan hipotesis (langkah 4). Dengan demikian, hipotesis
dihasilkan dari teori, bukan dari pengamatan empiris. Hipotesis


4

sebenarnya bisa juga diangkat dari pengalaman empiris asalkan
didukung secara teoretis dari keilmuan.
Langkah (5) adalah rancangan verifikasi data atau metodologi penelitian
yang menyangkut unsur metode dan instrument, sampel, dan teknik
analisis data.
Langkah (6) adalah menyusun usulan penelitian, yakni menuliskan atau
mendeskripsikan unsur-unsur penelitian mulai dari langkah (1) sampai
dengan langkah (5).
Langkah (7) adalah persiapan penelitian, terutama penyusunan
instrument untuk memperoleh data dan izin mengadakan penelitian.
Langkah (8) adalah mengadakan analisis data, menguji hipotesis,
menarik kesimpulan hasil analisis data, mengadakan pembahasan hasil
pengujian hipotesis, dan memikirkan saran-saran atas dasar hasil
penelitian.
Langkah (9) membuat laporan hasil penelitian sesuai dengan tata aturan
penulisan dengan sistematika yang berlaku. Keseluruhan laporan ini
adalah karya ilmiah yang akan dibuat (skripsi, tesis, atau disertasi).

Perbedaan pokok antara skripsi, tesis, disertasi terletak dalam
tingkatannya (perbedaan gradual), sedangkan kerangka berpikirnya
adalah sama. Seperti berikut ini:
Perbedaan Skripsi Tesis Disertasi
Aspek/Unsur

Skripsi (S1)

Tesis (S2)

DISERTASI (S3)

1.Permasalah

Masalah dapat

Diangkat dari

Diangkat dari


-an

diangkat dari

pengalaman

kajian teoritik yang

pengalaman

empirik atau

didukung oleh

empirik, sifatnya

dari berpikir

fakta empirik sifat


tidak terlalu

teoritik. Sifat

lebih

spesifik/mendalam/

mengarah

spesifik/mendalam

analitik asal cukup

kepada yang

(analitik).

jelas dan terbatas.


spesifik teoritik.

5

2. Variabel

3. Tujuan

Bisa satu variable

Minimal

Dua variable multi

atau hubungan dua

hubungan dua

variat atau tiga


variable bivariat

variable multi

variabel

Mendeskripsikan

variat.
Mendeskripsi-

Menguji atau

variabel dan atau

kan dan

menemukan

hubungan dua

mengkaji secara

hubungan antar

variabel.

analitik

variabel dan

hubungan/penga

pengaruh variabel

ruh variabel.

satu terhadap
variabel lain.

4.Metodologi

Historis atau

Expost

Experiment,mini-

Penelitian

deskriptif, studi

facto,quasi

mal semi

korelasi

experiment

experiment

(semi
5.Analisis

Statistika deskriptif

experiment)
Statistika

Data

dan atau statistika

deskriptif dan

dan statistika

analitik sederhana

statistika

analitik/inferensial,

non parametrik.

analitik non

statistika

parametrik dan

parametrik.

Statistika deskriptif

6.Skala

Ordinal,nominal

atau parametrik
Minimal,

Interval,rasio

Pengukuran

dan atau interval

nominal dan

kecuali untuk

interval

penelitian
kualitatif.

6

B. Isi dan Sistematika
Isi skripsi, tesis, disertasi terdiri dari tiga bagian pokok, yakni bagian
pendahuluan, bagian isi skripsi, tesis, disertasi, dan bagian penutup. Bagian
pemdahuluan terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
1. Jilid (muka dan belakang)
2. Lembaran persetujuan pembimbing
3. Halaman motto (kalau ada)
4. Curriculum vitae penulis
5. Abstrak (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris kalau diharuskan
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel
8. Daftar foto dan atau gambar (kalau ada)
9. Kata Pengantar
Bagian isi terdiri dari beberapa bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa
butir pembahasan.
BAB I : PENGAJUAN MASALAH
1. Latar belakang masalah
2. Identifikasi masalah
3. Pembatasan masalah
4. Perumusan masalah
5. Definisi operasional
6. Tujuan dan kegunaan penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1. Kajian teori
2. Hasil penelitian yang relevan
3. Kerangka berpikir

7

4. Perumusan hipotesis
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
1. Tujuan khusus penelitian
2. Metode dan desain penelitian
3. Instrumen penelitian
4. Sampel penelitian
5. Teknik analisis data
BAB IV : HASIL PENELITIAN
1. Variabel yang diteliti
2. Deskripsi hasil analisis data
3. Pengujian hipotesis
4. Pembahasan hasil pengujian hipotesis
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
1. Rangkuman penelitian
2. Kesimpulan dan implikasinya
3. Saran- saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kelima bab yang dikemukakan di atas adalah persyaratan minimal
yang diturunkan atas dasar kerangka berpikir ilmiah. Jika dipandang perlu,
bisa ditambah lagi asalkan tidak mengganggu kerangka makna yang
terkandung dalam berpikir ilmiah. Demikian pula isi setiap bab bisa ditambah
sesuai dengan keperluan, biasanya tergantung kepada selera sponsor atau
mengikuti aturan yang telah dibakukan oleh universitas, fakultas, atau
jurusan.
Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran
skripsi,tesis,disertasi. Lampiran yang perlu ada ialah instrument penelitian,
hasil pengolahan data,dan perhitungan-perhitungannya.

8

Beberapa penjelasan tambahan sehubungan dengan isi sistematika di atas
adalah sebagai berikut: Curriculum vitae sebaiknya ditulis dalam kalimat
bentuk esai, tidak dikelompokkan. Contoh:
Nana sudjana, dilahirkan di Ciamis pada tanggal 4 November 1945.
Setelah menamatkan pendidikan SMTA di Ciamis, melanjutkan studi di
IKIP bandung sampai mencapai gelar Sarjana Pendidikan tahun 1970. Dan
seterusnya.
Abstrak, ditulis paling banyak dua halaman, memuat masalah penelitian,
metodologi yang digunakan, dan hasil-hasil penelitian. Tik dengan jarak satu
setengah spasi.
Daftar isi, memuat isi skripsi, tesis, disertasi, mulai kata pengantar
sampai daftaar pustaka beserta nomor nomor urut halamannya.
Kata pengantar, berisi penjelasan isi dan sistematika skripsi, tesis dan
disertasi serta ucapan terimakasih sehubungan dengan penyelesaian karya
tulis tersebut. Maksimal tiga halaman tik dua spasi.
Latar belakang, menjelaskan dasar pemikiran penulis, mengapa dan
bagaimana sampai penulis memilih judul atau tema skripsi, tesis, disertasi.
Akhiri uraian latar belakang dengan menyatakan: ... atas dasar itu penulis
mengambil tema penelitian dengan judul ...
Identifikasi masalah, menjelaskan aspek-aspek masalah yang bisa
muncul dari tema atau judul yang telah dipilih. Ajukan saja permasalahan
sebanyak-banyaknya yang mungkin timbul untuk diteliti. Dari sekian banyak
kemungkinan, tentukan permasalahan manakah yang akan dijadikan inti
penelitian. Rumuskan sub pertanyaan penelitian yang bersumber dari
permasalahan yang dipilih. Nyatakan pula variabel-vaiabel yang terkandung
(variabel bebas, terikat).
Definisi operasional, menjelaskan pengukuran-pengukuran dan hasil
yang diharapkan dari pengukuran terhadap variabel yang terkandung dalam
pertanyaan penelitian.
Tujuan umum dan kegunaan penelitian, menjelaskan tujuan umum
penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan mengenai makna yang

9

terkandung dalam permasalahan atau tema pokok penelitian. Misalnya: “...
penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai...”. Setelah itu
berikan penjelasan manfaat dari penelitian tersebut.
Landasan teoridan hipotesis, menjelaskan secara teoretis variabelvariabel penelitian serta hubungan antar variabel, untuk selanjutnya
menurunkan hipotesis,
Tujuan khusus penelitian, menyatakan tujuan penulisan secara
operasional. Tujuan khusus mengacu kepada sub pertanyaan penulis.
Metode penelitian, menjelaskan metode apa yang digunakan dalam
proses pengumpulan data, misalnya metode deskriptif/metode ex post
facto.
Instrumen penelitian, menjelaskan teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data di lapangan, misalnya kuesioner, tes, observasi, studi
dokumentasi.
Sampel penelitian, menjelaskan teknik penarikan sampel yang
digunakan serta bagaimana prosedurnya, berapa banyak responden yang
diteliti.
Teknik analisis data, menjelaskan cara menganalisis data, yaitu
statistik mana yang digunakan: statistik deskriptif mana dan untuk apa,
statistik analitik mana dan untuk apa.
Variabel yang di teliti, menjalaskan secara singkat variabel
penelitian, mana variabel bebas dana mana variabel terikat.
Deskripsi hasil analisis data, menjelaskan hasil-hasil analisis data
terhadap variabel yang diteliti.
Pengujian hipotesis, menjelaskan hasil perhitungan analisis datab
dan membandingkannya dengan kriteria pengujian hipotesis.
Pembahasan hasil, memberikan argumentasi teoritis terhadap hasil
pengujian hipotesis. Misalnya apabila hipotesis penelitian ditolak atau
tidak terbukti, berikan alasan mengapa tidak terbukti.
Rangkuman, menjelaskan secara singkat permasalahan yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, metodologi penelitian.

10

Kesimpulan penelitian, menyatakan temuan penelitian baik secara
deskriptif maupun secara analitis, yakni hipotesis mana yang terbukti dan
apa maknanya.
Saran, berisi gagasan atau pemikiran dasar hasil penelitian, saran
untuk memperbaiki atau meningkatkan makna suatu variabel dari berbagai
sudut yang berkepentingan dengan variabel tersebut.
Daftar pustaka, berisi buku atau karya ilmiah lain yang digambarkan
sebagai penunjang penulisan karya ilmiah, baik yang dikutip langsung
maupun tidak langsung.
C. Petunjuk Penulisan
Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam penulisan
skripsi, tesis, dan disertasi. Antara lain:
1. ambil tema atau topik penulisan skripsi dari mata kuliah yang paling
dikuasai atau paling tinggi prestasi belajar yang dicapai dari mata
kuliah tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengalami kesulitan
dalam mengkaji teori, prinsip, atau hukum yang ada dalam bidang
studi atau mata kuliah tersebut.
2. dalam menetapkan topik atau tema skripsi, lakukan diskusi dengan
teman sekelas atau dengan mahasiswa yang lebih senior atau dengan
dosen penasihat akademik. Bisa pula membaca karya ilmiah yang ada
di perpustakaan sehingga punya gambaran umum, apa dan bagaimana
isi skripsi.
3. apabila telah mempunyai gambaran tentang masalah penelitian dan
telah mendapat persetujuan pembimbing, segera buat outline usulan
penelitian. Diskusikan isi dan bentuk usulan tersebut dengan teman
atau dengan mahasiswa senior, dan mintalah pendapat dosen penasihat
akademik.
4. datanglah ke perpustakaan untuk mencari bahan-bahan penulisan,
terutama dalam mengkaji landasan teoretis sebagai dasar menurunkan
hipotesis. Beberapa konsep, prinsip, yang dikemukakan para penulis

11

buku perlu dicatat secara rapi. Jangan lupa mencatat penulis buku,
judul buku, penerbit, tempat diterbitkan, dan halaman yang dikutip.
5. dahulukan menulis konsep bab kesatu dan bab ketiga, yakni bab
pengajuan masalah dan bab metodologi penelitian. Bab-bab ini tidak
banyak menuntut kajian teoretis dan tidak akan mengalami kesulitan
sepanjang permasalahan penelitian ada dalam konteks ilmu yang
dipelajari. Penulisan bab kedua bisa dimulai setelah kedua bab diatas
selesai. Bab kedua ini mengkaji landasan teoretis untuk menurunkan
hipotesis sehingga memerlukan konsentrasi dan usaha yang tinggi.
Banyak membaca literatur yang menunjang permasalahan penelitian
adalah syarat mutlak untuk menulis bab ini. Hendaknya diperhatikan
bahwa isi skripsi, khususnya bab ke dua, bukan kumpulan dari kutipan
pendapat para ahli, melainkan yang utama adalah kerangka berpikir
penulis sendiri. Pendapat para ahli diperlukan sebagai landasan atau
pendukung pendapat penulis.
6. sambil menunggu pengesahan instrumen penelitian dari pembimbing,
ada baiknya mulai menulis kerangka bab ke empat. Misalnya membuat
tabel-tabel untuk pengolahan data, langkah-langkah analisis data,
kalimat-kalimat baku untuk menafsirkan data dan hasil analisis data,
membuat rangkuman penelitian isi bab kelima, dan lainnya. Hal
tersebut akan memudahkan dan mempercepat penulisan, manakala data
telah diperoleh dari lapangan.
7. skripsi, tesis, disertasi bisa selesai pada waktunya apabila penulis
menyediakan waktu khusus untuk penulisan disertai disiplin diri dalam
menulis. Biasakan mempunyai jadwal khusus untuk penulisan, dan
jadwal tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya. Rasa malas
biasanya merupakan penyakit khusus yang melanda para mahasiswa
dalam menulis karya ilmiah. Jika dibiarkan, skripsi tak akan jadi, dan
janganlah

menggantungkan

sepenuhnya

kepada

pembimbing.

Tanamkan pada diri sendiri bahwa dengan selesainya skripsi, ujian
sudah di ambang pintu, dan berarti gelar keserjanaan telah menanti.

12

D. Teknik Penulisan
Banyak ragam cara dan notasi menulis karya ilmiah, bahkan telah
ada yang dibakukan di beberapa perguruan tinggi tertentu. Secara umum,
dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi ada pola-pola
kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan, bahasa, ejaan
dan kutipan. Berikut adalah teknik penulisan.
1. Penggunaan tanda baca
Beberapa hal kecil tapi sangat esensi dalam penulisan skripsi, tesis,
dan disertasi adalah masalah mekanik. Ingat-ingat hal berikut: selalu
mengindent (bisa juga tab) kalimat pertama dari setiap paragraf,
luangkanlah halaman untuk margin kiri dan kanan, mulailah setiap kalimat
dengan huruf besar, akhiri kalimat dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
atau tanda seru (!), setiap tanda baca harus diletakkan tepat setelah huruf
terakhir dari kata yang diikutinya tanpa ada spasi yang memisahkannya,
dan setelah tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!) harus diberi dua
ketukan untuk memulai kata baru dari kalimat baru sementara setelah
tanda baca yang lainnya (misalnya koma) berilah satu ketukan untuk
meneruskan pada kata selanjutnya.
Dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, sangatlah penting untuk
mengindahkan EYD agar pelaporan yang dibuat akan memenuhi salah
satu prasyarat tulisan ilmiah. Berikut disajikan point-point EYD yang
perlu diketahui:
a. Pemenggalan kata
1) Untuk kata dengan konsonan lebih dari dua berturut-turut di tengah,
pemenggalan dilakukan dengan mengambil konsonan pertama
menjadi bagian dari suku kata pertama dan konsonan-konsonan
selanjutnya dijadikan suku kata berikutnya. Contoh: Elek-tron, Inggris, lis-trik, an-tro-po-lo-gi.
2) Untuk kata yang mendapatkan afiksasi (awalan dan akhiran) dan
partikel, pada pergantian baris, afiksasi dan partikel dapat

13

dipisahkan/dipenggal dari kata dasarnya. Contoh: Ter-tidur, polesan, meng-gores-kan, pegang-lah.
b. Huruf kapital
Huruf kapital dipakai:
1) sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
Prabu berkata, “Saya ingin masuk ITB.”
Pelayan bertanya, “Ada yang dapat saya bantu?”
2) untuk menuliskan huruf pertama dari ungkapan-ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan (termasuk kata ganti untuk
Tuhan), nama agama, dan nama kitab suci. Misalnya: Allah, Yesus,
Budha, Weda, Qur’an, Katolik, tunjukkanlah hamba-Mu ini ke jalan
yang benar, ya Allah.
3) sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat, gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:
Pangeran Diponegoro, Jendral Setiawan, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Profesor Fuad.
4) sebagai mengawali nama instansi dan nama tempaat. Misalnya:
Kuningan, Gubernur Jawa Barat, Jalan Dago, Universitas
Majalengka.
5) untuk mengawali huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya:
Otong Setiawan Djuharie, Nuni Sulistiany, Roni Sianturi, Fahri
Gaffar.
6) Untuk mengawali nama-nama hari, hari raya, bulan, tahun, dan
peristiwa bersejarah. Misalnya:
Idul Fitri, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Agustus, Rabu,
Masehi, hari Selasa.
7) untuk mengawali nama-nama yang berhubungan dengan geografi.
Misalnya: Australia, Saudi Arabia, Semenanjung, Malaysia,
Kepulauan Seribu, Gunung Ciremai.
8) untuk mengawali kata penyapaan.
Misalnya:

14

“Apakah Saudara mengerti maksud saya?” tanya Bapak Setiawan.
“Silahkan masuk, Nak!” kata Ibu Ratu.
c. Huruf miring
Huruf miring (atau boleh juga ditulis dengan kata bergaris bawah)
dipakai untuk:
1) menuliskan judul buku, nama majalah, nama surat kabar yang
dikutip dalam kalimat. Misalnya:
Seperti diberitakan Kompas, peristiwa pembakaran bermula dari
ulah provokasi.
Dalam buku Trik dan Cara Cepat Menjawab Bahasa Inggris
UMPTN karya Otong Setiawan Djuharie dibahas bagaimana
menjawab soal bahasa Inggris dengan cepat, tepat dan akurat.
2) menegaskan bagian kata, kata atau frase dalam kalimat. Misalnya:
Brunai Gate dan Bulog Gate merupakan contoh penyelewengan
wewenang.
3) menuliskan nama-nama ilmiah, ungkapan asing yang ditulis sesuai
dengan bahasa aslinya. Misalnya:
Tulisan Mesir Kuno dikenal dengan istilah hieroglyphics. Untuk
mengungkapkan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dalam bahasa
Inggris digunakan past tense.
d. Tanda baca
1) Titik (.)
a) Tanda baca titik digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat
pernyataan. Misalnya:
Saya lapar.
Ketika saya masuk, Bapak Habibie langsung menyapa saya.
b) Tanda baca titik tidak dipakai baik di belakang alamat pengirim
dan tanggal surat ataupun nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Tebu Ireng F-5 No.7 Kompleks Pasirjari
Ujung Berung Bandung (tanpa titik)

15

2 Februari 2013 (tanpa titik)
Yth. Bapak Fahri Gaffar (tanpa titik)
Jalan Setiabudhi 229 (tanpa titik)
Bandung (tanpa titik)
2) Tanda tanya (?)
a) Tanda tanya ditempatkan pada akhir suatu kalimat tanya langsung.
Misalnya:
Siapa nama anda?
Kemana Ayah pergi?
b) Tanda tanya dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan

atau

kurang

dapat

dibuktikan

kebenarannya.

Misalnya:
Dia lahir tahun 1923 (?) dan meninggal tahun1989.
3) Koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembagian. Misalnya:
Saya mendapatkan buku, uang, mobil, dan pacar baru pada ulang
tahun saya yang ke delapan belas.
b) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Misalnya:
Saat matahari bersinar, dunia nampak lebih menyenangkan.
c) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dengan yang lainnya yang mendapat awalan kata hubung
tetapi, sedangkan, dan melainkan. Misalnya:
Dia bukan guru saya, melainkan pacar saya.
Nunik ingin jalan-jalan, tetapi mobilnya mogok.
d) Tanda koma dipergunakan untuk mengapit frase ajektiva atau frase
apositif (keterangan tambahan) yang bersifat tidak membatasi.
Misalnya:

16

Api, yang sudah menyala beberapa jam, masih membara.
e) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya perangkai oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun demikian, dan akan tetapi.
Misalnya:
Oleh karena itu, dia harus diamputasi.
Jadi, permasalahannya sudah selesai?
f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat. Misalnya:
Kata Pak Guru, “Saya bangga atas prestasimu, Nak.”
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan nama orang dengan gelar
akademiknya yang ditulis di belakang. Misalnya:
Drs. O. Setiawan Djuhaeri, M.Pd.
Chaedar Alwasilah, Ph. D.
4) Tanda seru (!)
a) Tanda seru digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat perintah
langsung. Misalnya:
“Pergi dan jangan kembali lagi!” teriak Prabu.
“Masuklah!” seru Ratu.
b) Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan yang menyatakan
kekaguman, heran, atau marah. Misalnya:
“Alangkah indahnya gaun ini!”
“Wow keren!”
5) Tanda hubung (-)
a) Tanda hubung dipakai untuk menuliskan kata ulang. Misalnya:
Muda-mudi, kekanak-kanakan, peminta-minta.
b) Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur terikat sedengan kata berikutnya, ke-dengan angka yang mengikutinya, dan
–an dengan angka yang mengawalinya. Misalnya:

17

se-Priangan Timur, se-RT, rangking ke-3, peringkat ke-17, tahun
80-an.
c) Tanda hubung dipakai untuk merangkai singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata. Misalnya:
Sinar-X,men-DO,meng-KO.
d) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia
dengan unsur bahasa asing. Misalnya:
Mem-brush up,peng-handle-an.
6) Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan induk kalimat yang
(biasanya)

tidak

dihubungkan

oleh

konjungsi,yang

dianggap

berhubungan dekat dan lebih pas untuk dijadikan satu kalimat.
Misalnya :
Dia tidak pernah ke Rusia; namun, ini selalu menjadi ambisinya.
7) Tanda titik (“.....”)
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tulis lainnya.
Misalnya:
“Pergi!” suruhnya.
e. Singkatan
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan terdiri atas satu huruf
atau lebih.
Aturan membentuk singkatan antara lain:
a) Untuk menyingkat nama orang, nama gelar, sapaan, atau pangkat,
singkatan tersebut harus diikuti tanda titik. Misalnya:
Saudara Dedi Supriadi = Sdr. Dedi Supriadi
Mohammad Djawad Dahlan = M.Djawad D.
Magister pendidikan = M.Pd.
Kolonel Seanu = Kol.Seanu
Bapak Djuhari = Bpk. Djuhari

18

b) Untuk

menyingkat

nama

resmi

lembaga

pemerintah

dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang hanya diambil setiap huruf awal dari kata yang disingkat,
tanda titik tidak dipergunakan. Misalnya:
Partai Amanat Nasional = PAN
Majelis Permusyawaratan Rakyat = MPR
Tentara Nasional Indonesia = TNI
c) Untuk menuliskan singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau
lebih,singkatan tersebut harus diikuti tanda titik, namun untuk yang
terdiri dari dua huruf tanda titik dituliskan pada setiap singkatan.
Misalnya :
Yang bersangkutan = ybs.
Tertanda = ttd.
Dengan alamat = d.a.
Untuk perhatian = u.p.
Atas nama = a.n.
f. Akronim
Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata,gabungan huruf, dan suku kata dari deret kata
yang diperlakukan sebagai deret kata. Aturan pembentukan akronim
antara lain
1) Untuk gabungan yang hanya mengambil huruf awal dari deret kata
yang berupa nama atau sebutan, akronim ditulis dengan huruf
kapital. Misalnya: Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia = PSSI
2) Untuk gabungan kata yang mengambil suku kata dari deret kata
berupa

nama

atau

sebutan,

akronim

mengkapitalisasi huruf awalnya saja. Misalnya:
Sekertaris Wilayah Daerah = Sekwilda
Wakil Gubernur = Wagub
g. Lambang bilangan

19

ditulis

dengan

1) Bilangan yang muncul diawal kalimat ditulis dengan huruf, bukan
angka. Misalnya: Tujuh belas orang terluka dalam kecelakaan itu.
2) Bilangan yang dapat dinyatakan dangan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, bukan angka. Kecuali dalam perincian atau
pemaparan dimana bilangan dipakai secara berurutan, bilangan
ditulis dengan angka. Misalnya : Ratu sudah tiga kali datang ke
sini.
Untuk membuat sop grembus dibutuhkan 7 ons gula pasir,1
kilogram daging ayam, 2 siung bawang merah, 200 cc air putih
dan ¼ kilogram tepung terigu.
h. Kata turunan
1) Afiksasi ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya:
Dikemudian, menoleh, mempermalukan, tertidur.
2) Afiksasi yang digabungkan dengan kata ulang ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mengawalinya.
Misalnya: Bergandeng tangan, garis bawahi.
3) Konfiks yang dirangkai dengan gabungan kata ditulis serangkai
dengan gabungan kata itu. Misalnya: Mempertanggungjawabkan,
diporakporandakan, menggarisbawahi.
4) Unsur terikat ditulis serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya:
dwipurwa, paripurna, restrukturisasi, mahasiswa, biokimia.
2. Teknik pengetikan
Skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan menggunakan kertas HVS 80
gram ukuran A4 atau kuarto. Sedangkan pengetikan skripsi, tesis atau
disertasi perlu mengikuti aturan-aturan berukut.
a. Skripsi, tesis dan disertasi lazimnya ditulis atau diketik dengan
menggunakan jenis huruf Times New Roman, Garamound, Arial,
dan Bookman Old Style dalam ukuran font 12. Namun yang paling
standar adalam Times New Roman dengan font 12.
b. Jarak antara baris satu dengan baris berikut pada isi bab adalah dua
spasi.

20

c. Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah masing-masing
adalah kurang lebih 4cm, 4cm, 3cm dan 3cm.
d. Alinea baru ditulis setelah gagasan pembicaraan beralih dari apa
yang dibicarakan pada alinea sebelumnya.pengetikan alinea baru
dimulai dengan awal kalimat sedikit menjorok masuk ke dalam,
yakni 5 atau 6 pukulan (satu tab) dari tepi kiri.
e. Penulisan Judul Bab dan sub Bab. Judul Bab dapat ditulis dengan
HURUF BESAR SEMUA atau hanya setiap awal kata kecuali kata
depan yang menggunakan HURUF BESAR, tanpa garis bawah dan
tanpa titik. Setiap huruf awal dari sub-sub harus ditulis dengan
huruf besar kecuali kata sambung.
f. Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari ke dua
cara berikut ini.
Cara Pertama:
I.
A.
a.
1)
a)
(1)
(2)
(a)

Cara Kedua:
I.
1.
1.1
1.1.1
1.1.1.1

dst.

Dalam karya ilmiah cara penomoran ini harus digunakan secara
konsisten, jadi tidak boleh dicampur adukkan. Kedua cara tersebut

21

mengandung kelemahan. Kelemahan dalam cara pertama ialah
memungkinkan terjadinya nomor yang sama dalam bab yang sama.
Sedangkan kelemahan cara kedua mengambil ruang yang banyak
sehingga memungkinkan sempitnya tempat untuk menuliskan
uraian.
g. Pengketikan naskah hanya menggunakan satu sisi kertas, tidak
bolak-balik.
h. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk
bagan, diagram dan gambar, dituliskan di sebelah bawah.
3. Cara menulis kutipan dan sumber kutipan
a. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika
kutipan itu merupakan kutipan pertama atau langsung dikutip dari
penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan
tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
b. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang kutipan
ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan
pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang
ditulis oleh pengutip dan ditik dengan jarak dua spasi.
Contoh:
Salah satu dimensi kehidupan afektif emosional ia lah
kemampuan memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan
cinta dalam arti “... a relationshipthat nourishes us as we give, and
enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to grow in
mutualharmony” (Cole, 1953: 832).
c. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka
kutipan ditulistanpa tanda kutip dan titik dengan jarak satu spasi.
Pada margin kiri, baris pertama ditik mulai pada pukulan keenam
dan baris kedua titik mulai pukulan keempat. Margin kanan lebih
dimenjorokkan tiga pukulan kekiri.
Contoh (1)

22

Lindegrin (1976: 225) memandang faktor kepribadian sebagai...
ego strength yang berpengaruh kepada keberhasilan seseorang,
sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Ego strength is a general “omnibus” type of factors that is
positively related to succes of all kind, in the classroom, as welll as
elsewhere. Other personality factors are specifik in terms of the
kind of school perfomance to wichthey arerelated.
Contoh (2)
Reasons for proposing working hypotheses are clearly described by
Cronbach (1975) as cited in Lincoln and Guba (1985: 123):
Instead of making generalization the ruling consideration in our
research, i suggest that we reserve our priorities. An observer
collecting data in the particular situation is in position to appraise a
practice or proposition in that setting, observing effect in context.
In trying to describe an account for what happened, he will give
attention to whatever variables were controlled , but he will give
eventually careful attention to uncontrolled conditions, to personal
characteristics, and to events that occured during treatment and
measurement. As he goes from situation to situation, his first task
is to describe and interpret the effect a new in each locale, perhaps
taking into account factors unique to that locale or series of
event. ... As results accumulate, a person who seeks understanding
will do his best to trace how the uncontrolled factors could have
caused local departures from the modal effect. That is,
generalizations comes late, and the exceptions is taken as seriously
as the rule. ... We put proper weight to local conditions, any
generalization is a working hypothesis, not a conclusion.
d. Jika dari bagian yang dikutip ada bagian kalimat yang dihilangkan
maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh
penulisan seperti tampak pada butir kedua diatas. Jika bagian yang
dihilangkan itu kalimat atau baris, maka kalimat atau baris yang

23

dihilangkan itu diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
Contoh:
Pengajaran bahasa Inggris berdasarkan whole language, seperti
dilontarkan Djuharie (2000) “...pengkaitan empat keterampilan
berbahasa dalam satu kesatuan pengajaran yang integratif sinergik
menuntun penguasaan guru dalam mengolah bahan ajar dan
mengolah kelas”, mensyarakatkan kesiapan guru yang handal
sebelum memasuki PBM.
e. Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti
berikut:
1) Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya
ialah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan
nomor halaman yang dikutip kedua-duanya diletakkan di dalam
kurung. Contoh:

sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg

(1984:41) bahwa “In Piaget’s theory, children’s intellectual
functioning is represented in terms of symbolic logic.”
2) Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis,
tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya
diletakkan di dalam kurung. Contoh: “The personality pattern
is inwardly determined by and closely associted with the
maturation of the physical and mental characteristics which
constitute

the

individual’s

hereditary

endowment”

(Hurlock,1979: 29).
3) Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang
dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan
yang digunakan oleh pengutip, tetapi dengan menyebutkan
yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: Suryawinata
(Yusuf, 1996), in analiyzing and evaluating the translation of
literary novel ‘the Adventure of Huckleberry Finn’, concluded
that in seeking for stylistic equivalence, the encoutered

24

problems are similar to those being faced in pursuing
gramamatical and vocabulary equivalence.
Chomsky (Yelon dan weinstein, 1977:62) menegukakan
bahwa”... childern are born with innate understanding of the
structure of languange.”
4) Jika penulis terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua
penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green
(1976: 1) kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang
diseutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh
et al. Contoh: McClelland et al (1960:35).
5) Jika masalah yang dikutif dibahas oleh beberapa orang dalam
sumber berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah
dengan menuliskan nama keluarga dari tiap penulis yang
diikuti koma kemudian tahun terbit dari sumber bersangkutan;
untuk memisahkan antara sumber yang satu dengan yang lain
ditandai dengan tanda titik koma. Keseluruhan sumber
diletakan dalam tanda kurung yang sama. Contoh: Verbal
accounts of the translation process have in the past been used
almost exclusively to shed light on languange learning,
focusing primarily on lexical search strategies ( e.g., de Groote
and Hoeks, 1995; Fraser, 1993; Holidaja, 1993; Gelarniati,
1990; Suryawinata, 1982) in second language acquisition, on
relationship between reading comprehension and the translation
ability ( Azis, 1991 ) and on explanatory related variables of
translation ( Abdullah, 1996).
6) Jika sumber kutipan ini adalah beberapa karya tulis dari penulis
yang sama maka cara menulisnya dengan menumbuh huruf a,
b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
“Kemampuan

berbahasa

seseorang

dapat

diukur

dari

pemerolehan TOEFLnya” (Alwasilah, 1991a) dan “tindak

25

berbahasa

yang

ditunjukkannya

sebagai

communicative

competence-nya” (Alwassih, 1991b).
7) Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah
Nn (noname) atau Tn (Tanpa nama) diikuti tahun dan halaman
(bila ada). Contoh : (Tn 1988:19)
8) Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seseorang penulis,
tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebutkan
sumbernya. Contoh: In investigating the English Defartement
of IKIP Bandung students’ reading comprehension and their
translating ability, Azis (1991) revealed that lack of vocabulary
mastery was still a problem in drawing compreshion that in
turn in hampered the student’s translating ability. His finding is
confirmed by Holidaja (1993), conducting the translation
research in yhe same intitute, in which vocabulary mastery and
the translating ability are so interelated significantly that the
better the students’ vocabulary mastery the better their
translating ability. Besides vocabulary, Holidaja deficted other
factors hampering students in making good and acceptable
translation, i.e., the lack of indonesian (as TL) mastery and the
inability to reproduce the English text in the indonesian natural
expressions and styles clearly without converting the meaning.
f. Cara penulisan nomor halaman
1) Untuk bagian preliminary diberi halaman dengan angka
romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst). Nomor halaman ditulis di tengah
bawah, dengan jarak dua spasi dari teks atau footnote. Halaman
pertama dimulai dari ‘halaman judul’.
2) Untuk bagian inti, acuan dan lampiran diberi halaman dengan
angka latin (1,2,3, dst) ditik di tengah-tengah halaman kertas
bagian bawah, atau di sebelah kanan atas dengan jarak dua
spasi dari teks. Halaman pertama dimulai dari pendahuluan.
Khusus halaman yang menggunakan pola nomor di kanan atas,

26

untuk nomor halaman dari setiap awal bab harus dititik di
tengah-tengah sebelah bawah.

27

g. Cara menulis angka
1) Ditulis dengan kata-kata apabila angka itu kurang dari sepuluh.
Contoh: Dalam dua minggu ini ia akan bekerja keras untuk
menyelesaikan tugasnya.
2) Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih.
Contoh: Sampel yang berjumlah 60 orang dibagi ke dalam dua
kelompok: eksperimen dan kontrol masing-masing terdiri dari
25 dan 35 orang.
h. Cara menulis singkatan
1) Untuk menyebutkan/penulisan pertama kali suatu nama harus
ditulis lengkap dan kemudian dengan singkatan resminya
dalam kurung.
2) Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam
kurung

dapat

digunakan

tanpa

perlu

menuliskan

kepanjangannya.
Contoh: Dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) disebutkan bahwa .......
i. Cara menulis daftar pustaka
1) Kalau sumbernya jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan :
Nama ( keluarga ) penulis – diakhiri tanda koma, nama depan
(kalau ada) penulis-diakhiri tanda titik,tahun penerbitandiakhiri tanda titik, judul artikel-diakhiri tanda titik,judul jurnal
dengan cetak miring(italic) dan ditulis penuh, nomor volume
dengan angka Arab dan dicetak miring(italic) tanpa atau
dengan didahului dengan singkatan “vol”, nomor isu (jika ada)
dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung,nomor
halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor
halaman terakhir. Penulisan singkatan “pp” atau “h” yang
menunjukkan halaman bersifat opsional.

28

Contoh:
Daro, Valeria and Fabro Franco. 1994. Verbal Memory during
Simultanous

Interpretation:

Effects

of

Phonological

Interference. Applied Linguistics, Vol.15,p.366-381.
2) Kalau sumbernya buku
Urutan penulisannya adalah nama (keluarga) penulis,nama
depan dengan disingkat (kalau ada) tahun penerbit, judul buku
dicetak miring ( italic ), edisi, kota asal penerbit. Bagian yang
satu dengan yang lain dipisahkan oleh tanda titik,kecauli nama
penerbit dan nama kota penerbitan dipisahkan oleh koma.
Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan
keragaman berikut:
a) Jika buku ditulis oleh seorang saja:
Falk,Julia S.1973.Linguistics and Language.Xerox College
Publishing.U.S.A.
b) Jika buku ditulis oleh dua orang:
Diharti, E. dan Rifa.S. (2011).Puisi dan Pembelajarannya.
Jakarta: Kemendiknas.
c) Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang:
Joyce, B., Weil M., and Emily C..(2009). Model’s of Teaching
(Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: PustakaPelajar.
3) Kalau sumbernya diluar jurnal dan buku
a) Berupa skripsi,tesis,dan disertasi
Azis, E.Aminudin. 1991. The Correlation between the Students
Reading
Comprehension
and
Their
Translating
Ability.Unpublished paper, FPBS IKIP Bandung.
b) Berupa publikasi departemen
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum dan
GBPP SMU 1993. Depdikbud Republik Indonesia, Jakarta.
c) Berupa Dokumen :
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983: Laporan

29

Penilaian

Proyek

Pengembangan

Pendidikan

Guru.

Depdikbud, Jakarta.
d) Berupa Makalah:
Kartadinata, Sunaryo 1989. “Kualifikasi Profesional Petugas
Bimbingan Indonesia, (Kajian Psikologis)” Makalah pada
Konvensi 7 IPBI, Denpasar.
e) Berupa Surat Kabar
Djuharie, O. Setiawan. 1996. “Wajah Baru Bahasa Inggris di
UMPTN”. Pikiran Rakyat: Lembar Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, 24 Desember 1996.
j. Cara menulis catatan kaki
Catatan kaki dibuat untuk menunjukkan sumber suatu
kutipan pendapat, fakta-fakta, atau ikhtisar. Catatan kaki ditandai
dengan munculnya tanda angka arab ( 1, 2, 3 dst) berupa
superscript (....) diakhir suatu kalimat tertentu. Penulisan tanda
catatan kaki tanpa tanda baca ( puntuation) dan spasi di antara
superscript tersebut dengan kata yang diikutinya.

30

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skripsi, tesis dan disertasi mempunyai prinsip-prinsip yang sama.
Bentuk kerangka dasar penyusunan skripsi, tesis, disertasi seperti berikut:
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menurunkan hipotesis,
merancang verifikasi, menyusun usulan penelitian, persiapan penelitian,
mengadakan analisis data, membuat laporan hasil penelitian.
Isi skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga bagian pokok, yakni
bagian pendahuluan, isi dan penutup. Petunjuk penulisannya adalah
menentukan tema, menetapkan topik, membuat outline usulan penelitian,
mencari bahan-bahan penulisan, menulis konsep bab kesatu dan ketiga,
menulis kerangka bab keempat.
Secara umum, dalam teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi
ada pola-pola kesamaan, terutama dari segi-segi aturan teknis pengetikan,
bahasa, ejaan dan kutipan.

B. Saran
Bagi mahasiswa semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
pegangan pada saat membuat penulisam skripsi, tesis dan disertasi.
Sehingga mahasiswa akan lebih terarah dalam merancang isi karya
ilmiahnya dan akan tahu apa yang harus dilakukannya.

31

DAFTAR PUSTAKA
Dalman. (2014). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo.
Djuharie, S. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung:
Yrama Widya.
Sudjana, N. (2013). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

32