Pancasila dan Tantangan Ideologi Radikal

Pancasila dan Tantangan Ideologi Radikal dalam Konteks KeIndonesiaan

Radikalberartisampaipadahal yang menyangkutprinsip, dansangatmendasar.

Ideologi

Politikdanpemerintahanamatkerasmenuntutperubahan (undang-undang, pemerintahan)

Ada banyak definisi para ahli tentang pengertian ideologi, dimana dari pendapat-pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian ideologi sesungguhnya. Istilah
ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita; dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan.
Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar.

majudalamberpikirdanbertindak.

Secara umum, Pengertian ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak
dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.

Pengertian Ideologi Menurut Definisi Para Ahli, berikut beberapa pengertian ideologi yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh kenegaraan.
a)
Alfian : ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya,
b)
C.C. Rodee : Menurut pendapat C.C. Rodee yang menyatakan bahwa pengertian
ideologi adalah sekumpulan yang secara logis berkaitan dan mengindentifikasikan nilainilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan pelakunya.
c)
Ali Syariati : Menurut Ali Syariati mengenai pendapat tentang pengertian
ideologi yang mengatakan bahwa ideologi adalah sebagai keyakinan-keyakinan dan
gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau
suatu ras tertentu.

Dari tiga arti menurut KBBI ini, belum ada arti yang menjurus bahwa radikal adalah hal
yang negatif.
Pengertian radikal menurut para ahli :
Sarlitowirawan : Afeksi atau perasaan yang positif terhadap segala sesuatu
bersifatekstremsampaikeakar-akarnya
Kika nawangwulan, dkk: Suatuperbuatankasar yang bertentangandengannormadannilai

social.
Dan di sisi lain radikal juga mempunyai arti yaitu berasal dari kata “radix” yang berarti
akar (pohon), jadi orang yang radikal (radical, adjective) sebenarnya adalah orang yang
mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya, dan karena itu mereka leih sering
memegang teguh sebuah prinsip dibandingkan orang yang tidak mengerti akar masalah
Radikalisme
Secara umum, radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang
yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik secara drastic dengan
menggunakan cara-cara kekerasan
Fenomena radikalisme memang sangat kental dikaitkan dengan aksi terorisme. Ditambah
dengan fakta bahwa aksi terorisme di Indonesia memang dilakukan oleh sekelompok orang
yang mengaku diri mereka sebagai islam garis keras.
PerbedaanantaraRadikaldanRadikalisme

Radikal dan Radikalisme
Radikal
Dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata radikal mempunyai tiga arti,yaitu:

Dalampengertianlebihluas, radikalmengacupadahal-halmendasar, pokok,
danesensial.Berdasarkankonotasinya yang luas, kata

itumendapatkanmaknateknisdalamberbagairanahilmu, politik, ilmusosial,
bahkandalamilmukimiadikenalistilahradikalbebas.

Sedangkanistilahradikalisme, dalamKamusilmiah popular karya M. Dahlan al Barry
diartikansebagaifahampolitikkenegaraan yang
menghendakiperubahandanperombakanbesarsebagaijalanuntukmencapaikemajuan.

seharusnyamenjadidasarpergerakansehinggatujuanislamsebagai agama
rahmatanlilalamin(rahmatuntuksemua) tercapai.

Faktor-FaktorPenyebabRadikal
RadikalPositifdanNegatif
Kapitalisme Global Dan Problem Kemiskinan
Radikalismedalammakna yang positifadalahkeinginanadanyaperubahankepada yang
lebihbaik.Dalamistilah agama disebutishlah (perbaikan) atauTajdid
(pembaharuan).Adapunradikalismedalammaknanegatifadalahsinonimdenganmaknaekstrimi
tas, kekerasandanrevolusi.Dalamistilah agama disebutghuluw (melampauibatas)
atauifrath(keterlaluan). keduakutubmakna yang
amatbertolakbelakanginiberakibatmunculnyaduakutubgerakankeagamaan yang konfrontatif
di duniaislam.

Di sinilah letak kerancuan generalisasi Radikalisme islam dalam makna serba negatif
sehingga semangat anti islam memperoleh tempat penyalurannya.karena tidak dapat
membedakan antara Radikalisme islam dalam makna positif dengan radikalisme dalam
makna negatif. kedua semangat Radikal tersebut disamakan,karena keduanya menghendaki
perubahan total sosial dan politik bangsa dan negaranya. Walaupun perbedaan keduanya
sangatlah konfrontatif dan tidak mungkin dipertemukan darisisi mana pun. namun demikian
pandangan positif dan negatifnya terhadap radikalismeterletak pada cara merealisasikan
dan mengekspresikannya serta dasar pandang para pengamatnya.

Dalam makna assosiatif (interkasi sosial) radikalisme juga mempunyai sisi positif dan
negatif, dan ini menjadi makna dari asosiatif itu sendiri yaitu:
Radikalisme (negative) mengandungpengertianifrath (keterlaluan)
danghuluu(melampuibatas). jadiradikal di kaitankandengankeekstriman,
golongansayapkiri,militantserta “anti barat”.
muncultatkaladiskriminasiterjadidisuatukomunitas(negara, agama, dls), kecemburuansosial,
hancurnyatatanansosial, politikdanekonomi.
Radikalisme (positif) bermaknaislah (perbaikan) dantajdid (pembaharuan)
suatusepiritperubahanmenujuperbaikan. maknapositifradikalinilah yang

Sistemkapitalisme yang sampai hari ini berkuasa berhasil menciptakan kesejahteraan

dengan kemajuan tingkat produktivitas dan kecanggihan teknologi yang semakin tinggi.
Sebagai sistem ekonomi, kapitalisme yang diterapkan dunia Barat dinilai merusak dasardasar kebudayaan dan menyingkirkan mereka yang lemah secara ekonomi, di samping
mampu berkuasa secara politik di level kebijakan negara. Ketidakberdayaan umat Islam
terhadap hegemoni ekonomi kapitalisme Barat menyebabkan sebagian umat Islam
melakukan resistensi.
Pemahamanagama
Radikalisme di sebagian masyarakat bisa muncul karena banyak hal. Salah satunya adalah
karena lemahnya pemahaman agama. Radikalisme ini merupakan sasaran yang tepat bagi
orang-orang yang bertujuan menyelewengkan ajaran agama atau mengajarkan pahampaham keagamaan yang sesat.
Selain itu, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Telah menjadi rahasia umum bahwa
radikalisme Islam (dan juga dalam agama-agama lain) lebih sering dimotivasi oleh
persoalan-persoalan ekonomi ketimbang masalah agama. Peningkatan kesejahteraan bisa
diartikan dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peningkatan lapangan kerja, dan
pemerataan pendapatan. Untuk mewujudkan semua itu dapat dilakukan, misalnya, dengan
memberikan kredit lunak kepada rakyat kecil, reoptimalisasi koperasi, peningkatan industri
agraris, dan memberikan pelatihan-pelatihan kerja.
Sosial-politik
Gerakan yang secara salah kaparah oleh Barat disebut sebagai radikalisme Islam itu lebih
tepat dilihat akar permasalahannya dari sudut konteks sosial-politik dalam kerangka
historisitas manusia yang ada di masyarakat. Sebagaimana diungkapkan Azyumardi Azra

11 bahwa memburuknya posisi negara-negara Muslim dalam konflik utara-selatan menjadi
penopong utama munculnya radikalisme. Secara historis kita dapat melihat bahwa konflik-

konflik yang ditimbulkan oleh kalangan radikal dengan seperangkat alat kekerasannya
dalam menentang dan membenturkan diri dengan kelompok lain ternyata lebih berakar
pada masalah sosial-politik.
Dalam hal ini kaum radikalisme memandang fakta historis bahwa umat Islam tidak
diuntungkan oleh peradaban global sehingga menimbulkan perlawanan terhadap kekuatan
yang mendominasi. Dengan membawa bahasa dan simbol serta slogan-slogan agama kaum
radikalis mencoba menyentuh emosi keagamaan dan mengggalang kekuatan untuk
mencapai tujuan “mulia” dari politiknya. Tentu saja hal yang demikian ini tidak selamanya
dapat disebut memanipulasi agama karena sebagian perilaku mereka berakar pada
interpretasi agama dalam melihat fenomena historis. Karena dilihatnya terjadi banyak
penyimpangan dan ketimpangan sosial yang merugikan komunitas Muslim maka terjadilah
gerakan radikalisme yang ditopang oleh sentimen dan emosi keagamaan.

Emosi keagamaan
Harusdiakuibahwasalahsatupenyebabgerakanradikalismeadalahfaktorsentimenkeagamaan,
termasuk di dalamnyaadalahsolidaritaskeagamaanuntukkawan yang
tertindasolehkekuatantertentu.Tetapihalinilebihtepatdikatakansebagaifaktoremosikeagamaa

nnya, danbukan agama (wahyusuci yang absolut)
walalupungerakanradikalismeselalumengibarkanbenderadansimbol agama
sepertidalihmembela agama, jihad danmatisyahid.Dalamkonteksini yang
dimaksuddenganemosikeagamaanadalah agama sebagaipemahamanrealitas yang
sifatnyainterpretatif.Jadisifatnyanisbidansubjektif.

Faktor kultural
Hal iniwajarkarenamemangsecarakultural, sebagaimanadiungkapkan Musa Asy’ari 12
bahwa di dalammasyarakatselaludiketemukanusahauntukmelepaskandiridarijeratanjaringjaringkebudayaantertentu yang dianggaptidaksesuai.Sedangkan yang
dimaksudfaktorkultural di siniadalahsebagai anti tesaterhadapbudayasekularisme.
Budaya Barat merupakan sumber sekularisme yang dianggap sebagai musuh yang harus
dihilangkan dari bumi. Sedangkan fakta sejarah memperlihatkan adanya dominasi Barat
dari berbagai aspeknya atas negeri-negeri dan budaya Muslim. Peradaban barat sekarang

ini merupakan ekspresi dominan dan universal umat manusia. Barat telah dengan sengaja
melakukan proses marjinalisasi selurh sendi-sendi kehidupan Muslim sehingga umat Islam
menjadi terbelakang dan tertindas. Barat, dengan sekularismenya, sudah dianggap sebagai
bangsa yang mengotori budaya-budaya bangsa Timur dan Islam, juga dianggap bahaya
terbesar dari keberlangsungan moralitas Islam.


Ideologi anti barat
SetelahUni Soviet hancurdanpahamKomunisme pun
dapatdipadamkanmakapahamKapitalisme yang
dipimpinAmerikaSerikatsekarangmempunyai rival baru yang ditakutiyaitupahamideologi
Islam, ajaran yang dibawaolehNabi Muhammad SAW.
Citra Islam yang dianggapoleh Barat adalahsebuahideologi yang sangatberbahaya yang
perludibendungpenyebarannya.Masyarakat Barat yang cenderungkepadakebebasan yang
telahmelahirkanfaham liberal, yang menganggungkanhakhakazasimanusiadansistemdemokrasitelahmerampashakkebebasan Negara Islam,
menginjak-injakhakasasimanusia, denganmenanamkanfahamimperialisme-kolonialisme,
sehinggamelahirkankesengsaraanbangsa-bangsaterutamaterhadapUmat Islam.

Kebijakan pemerintah
kebijakanpemerintah yang merugikanumat Islam. Kebijakanpemerintah yang
tidakmemihakkepentinganumat Islam
jugamenjadisalahsatutimbulnyasikapradikalismedanterorisme.Faktortersebutmemilikikaitan
denganhistorisumat Islam di Indonesia yang
selaluberperanaktifdanmenjadiujungtombakperjuangandalamsetiaprevolusidarijamanpenjaj
ahansampaisekarangtetapiterbelakangdalammenikmatihasilperjuangannya.Karenaitu,
munculaksi-aksimenuntuthakatasnama agama, dalamberbagaibentukaksikekerasan
Karena sikap represif dari pemerintah maka ada sebagian kelompok umat Islam yang

berusaha menggantikan asas Pancasila dan mendirikan negara Islam walaupun dengan jalan
radikal, teror, dan pengeboman.

tersebutdapatkitaketahuibahwa di Indonesia kedudukanpancasilasebagaiideologinasional,
selainkedudukannyasebagaidasarnegara.
Cara MencegahRadikalime
Berbagaicaramencegahradikalismedanterorisme agar tidaksemakinmenjamur, terutama di
bangsa Indonesia ini, antara lain:

Pancasilasebagaiideologinegara yang berartisebagaicita-citabernegaradansarana yang
mempersatukanmasyarakatperluperwujudan yang konkretdanoperasionalaplikatif,
sehinggatidakhanyadijadikan slogan belaka.Dalamketetapan MPR No.18
dinyatakanbahwapancasilaperludiamalkandalambentukpelaksanaan yang
konsistemdalamkehidupanbernegara.

a)

MemperkenalkanIlmuPengetahuanDenganBaik Dan Benar

b)


Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar

c)

Menimalisir Kesenjangan Sosial

Radikalismesebagaiideologi

d)

Menjaga Persatuan Dan Kesatuan

e)

Mendukung Aksi damai

f)

Berperan Aktif dalam Melaporkan Radikalisme dan Terorisme


g)

Meningkatkan Pemahaman akan Hidup Kebersamaan

Secara semantic, radikalismeialahpahamataualiran yang
menginginkanperubahanataupembaharuan social danpolitikdengancarakekerasanatau
drastic. DalamEnsiklopedi Indonesia
diterangkanbahwaradikalismeadalahsemuaaliranpolitik,yangparapengikutnyamenghendakik
onsekuensi yang ekstrim. KamusIlmiyahPopulerkarya Pius A PartantodanM.Dahlan AlBarry diterangkanbahwaradikalismeialahfahampolitikkenegaraan yang
menghendakiadanyaperubahandanperombakanbesarsebagaijalanuntukmencapaitarafkemaju
an.Radikalismemerupakanpemahaman yang jugabanyakmenjangkitiberbagai agama
danaliran-aliransocial,politik,budayadanekonomi di duniaini.

C. Pancasila dan Tantangan Ideologi dalamKonteksKeindonesiaan
Pancasilasebagaiideologibangsa
PengertianPancasilaSebagaiIdeologi Negara adalahnilai-nilai yang terkandung di
dalampancasilamenjadicita-citanormatif di
dalampenyelenggaraannegara.SecaraluasPengertianPancasilaSebagaiIdeologi Negara
Indonesia adalahvisiatauarahdaripenyelenggaraankehidupanberbangsadanbernegara di
Indonesia ialahterwujudnyakehidupan yang menjunjungtinggiketuhanan, nilaikemanusiaan,
kesadaranakankesatuan, berkerakyatansertamenjunjungtinggi nilai keadilan.
Ketetapanbangsa Indonesia
mengenaipancasilasebagaiideologinegaratercantumdalamketetapan MPR No. 18 Tahun
1998 tentangpencabutandariketetapan MPR No. 2 tahun 1978
mengenaiPedomanPenghayatandanPengamalanPancasiladanPenetapantentangPenegasanPa
ncasilasebagaiDasar Negara. Padapasal 1 ketetapan MPR
tersebutmenyatakanbahwapancasilasebagaimanadimaksuddalamPembukaan UUD 45
ialahdasarnegaradarinegara NKRI yang
harusdilaksanakansecarakonsistendalamkehidupanbernegara.Dari ketetapan MPR