pengertian dan ruang lingkup psikologi

Makalah Kelompok 1

Makalah
PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP
PSIKOLOGI
Dosen : KHOIRIYA ULFAH, MA.

DISUSUN OLEH :
1. AGUNG APRIANTO
2. HASRI WAHYU NINGSIH
3. YUNI FITRIANA

(1311040207)
(1311040208)
(1311040222)

FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN
LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2013/2014


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun, dan
kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena itu kami sangat senang
jika ada kritik dan saran yang membangun dari saudara/i pembaca untuk lebih baiknya makalah kami
selanjutnya, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung,

Penulis ,

Maret 2014


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi
2.2 Cabang-cabang Ilmu Psikologi Umum
2.3 Pengertian dan Cabang-cabang Ilmu Psikologi Perkembangan
2.4 Hubungan Interdisipliner Keilmuan dalam Psikologi Perkembangan
2.5 Tujuan dan Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa waktu terakhir ini kebutuhan masyarakat umum mengenai informasi
psikologi, dikarenakan psikologi menjanjikan penyelesaian untuk masalah dan tantangan hidup,
dengan psikologi kita akan merasa dimudahkan dalam menyelesaikan masalah karena dengan
mengetahui apa yang ada dalam diri kita akan mudah dalam masalah yang dirasa besar dan
memberatkan, namun sebelum itu kita harus mengetahui apa itu psikologi dan ruang lingkupnya.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan psikologi
1.2.2 Menjelaskan cabang-cabang psikologi umum
1.2.3 Menjelaskan cabang-cabang psikologi perkembangan
1.2.4 Menjelaskan ilmu yang berhubungan dengan psikologi
1.2.5 Menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari psikologi perkembangan
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian psikologi
1.3.2 Mengetahui cabang-cabang psikologi umum
1.3.3 Mengetahui cabang-cabang psikologi perkembangan
1.3.4 Mengetahui ilmu yang berhubungan dengan psikologi

1.3.5 Mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari psikologi perkembangan

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi
Istilah psikologi berasal dari kata “psyche” artinya jiwa dan “logos” adalah pengetahuan.
Arti harafiah dari istilah psikologi ialah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia atau disingkat
ilmu jiwa. Sebagian ahli mencoba menyampaikan batasan ilmiah bahwa psikologi adalah ilmu yang

secara khusus mempelajari tentang perilaku baik perilaku pada manusia maupun perilaku pada hewan.
Namun pengetahuan ini kemudian mengalami penyempitan makna, sehingga banyak ahli sepakat
berpendapat bahwa psikologi hanya mempelajari perilaku manusia.
Morgan (1986) menambahkan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia,
baik perilaku yang nampak (overt),maupun yang tak nampak (covert), serta bagaimana memanfaatkan
ilmu tersebut untuk dapat membantu memecahkan masalah-masalah manusia. Yang dimaksud dengan
masalah manusia ialah hal-hal yang berkaitan dengan masalah aspek-aspek psikis, seperti kognisi,
afeksi psikomotorik, psikososialnya.
Sejak Willhem Wundt (1879) memelopori berdirinya laboratorium psikologi di Universitas
Leipzich, Jerman, maka ilmu psikologi dianggap sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Adapun alasan
psikologi sebagai ilmu mandiri adalah karena telah memenuhi syarat-syarat keilmuan, yakni :

mempunyai definisi formal yang jelas, objektif bukan spekulatif, dan memiliki metode penelitian
ilmiah yang sistematis.
Clifford T.Morgan Psychology is the science of human behavior and animals behavior.
Artinya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan.
Pendapat seperti itu dikemukakan oleh Munn dan Fernald dalam bukunya yang berjudul
Introducing to psychology sebagai berikut :
Psychology is definiedas the human behavior, its investigations are limited to human beings
and they sometimes extend beyond observable behavior.
Woordwort dan Marquis Psychology is the scientific studies of the individual activities
relation to the environment (psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aktifitas atau tingkah
laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).

Moskowits dan Orgel Psychology is empirical science based on objective observation and
experimental investigation, its focus in behavior, its purpose its to provide on understanding of the
mechanisms human activity and adaptation so that man might improve himself (psikologi adalah
suatu ilmu pengetahuan empiris yang definisi berdasarkan atas observasi dan penelitian
eksperimental, pokok persoalannya adalah tentang tingkah laku manusia. Tujuannya untuk
melengkapi terhadap pengertian mekanisme aktivitas dan penyesuaian dirinnya, sehingga
memungkinkan manusia untuk memperbaiki dirinya.


Berdasarkan definisi di atas, ternyata bahwa studi psikologi tidak hanya sebatas pada
manusia, tetapi juga mempelajari tingkah laku hewan. Namun, pengetahuan ini kemudian mengalami
penyempitan makna sehingga banyak ahli sepakat berpendapat bahwa psikologi hanya mempelajari
perilaku manusia.
Dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mengkaji
tingkah laku atau kegiatan manusia dalam hubungan dengan lingkungan.
Dalam definisi di atas dapat kita lihat beberapa unsur sebagai berikut:
Ilmu pengetahuan (sains) yaitu suatau kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis dan
mempunyai metode-metode yang bersifat ilmiah. Psikologi disamping ilmu juga merupakan seni,
karena dalam penerapannya (aplikasinya) dalam berbagai segi kehidupan manusia diperlukan
keterampilan dan kreativitas sendiri.
Tingkah laku atau kegiatan mempunyai arti yang lebih konkret dan dapat diamati dengan
panca indera, maka tingkah laku mudah dipelajari daripada jiwa dan melalui pemahaman terhadap
tingkah laku, kita akan dapat mengenal seseorang. Tingkah laku memiliki pengertian yang lebih luas
yaitu meliputi segala manifestasi hayati, meliputi kegiatan yang paling tampak dan konkret sampai
dengan yang paling tidak kelihatan, dari yang paling dirasakan dan paling tidak dirasakan oleh
individu yang bersangkutan.
Keseluruhan tingkah laku atau kegiatan individu tersebut di atas dapat dikelompokkan dalam
jenis-jenis sebagai berikut:
a) Kegiatan motorik (motoric activity)

Kegiatan motorik adalah kegiatan individu yang dinyatakan dalam gerakan-gerakan atau
perbuatan jasmaniah. Misalnya makan, minum, berjalan, berlari, dan sebagainya. Kegiatan motorik ini
pada umumnya dapat dilihat dengan segera karena tampak (terbuka). Kegiatan itu ada yang disadari
dan ada yang tidak disadari. Yang disadari karena ada perintah dari susunan saraf otak, sedangkan
yang tidak disadari karena tidak ada perintah dari susunan saraf otak. Kegiatan ini disebut reflek.
b) Kegiatan kognitif (kognitive activity)
Kegiatan ini merupakan kegiatan individu yang berhubungan dengan pengenalan,
pemahaman, penalaran, serta penyadaran tentang dunia luar, tentang lingkungan sekitarnya. Misalnya
mengindera, mengamati, berfikir, menghafal, melihat, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.
c) Kegiatan konatif (konative activity)

Kegiatan konativ adalah kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan motif atau dorongan
individu untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya harapan, cita-cita, motif, dan sebagainya. Kegiatan
konativ seperti ini merupakan kegiatan yang tertutup (inner activity). Oleh karena itu, sering kali tidak
tampak di luar.
d) Kegiatan afektif ( affective activity)
Kegiatan afektif adalah kegiatan yang memanifestasian penghayatan sesuatu emosi atau
perasaan tertentu. Misalnya sedih, cinta, marah, benci, takut, gembira, kagum, dan sebagainya. Di
dalam kenyataannya, kita sukar membedakan antara motorik, kognitiv, konativ, afektif, karena
kegiatan tersebut tidak pernah berdiri sendiri. Hanya mungkin dalam satu kegiatan tertentu, kegiatan

motorik lebih menojol, dibandingkan dengan lainnya. Psikologi yang dalam penelitiannya lebih
mementingkan tingkah laku yang terbuka saja (motoric activity), disebut aliran “psikologi
introspeksi”.
Dalam perkembangannya objek material psikologi makin mengarah pada manusia, karena
manusialah yang paling berkepentingan dengan ilmu ini. Manusia paling memerlukan psikologi
dalam berbagai segi kehidupannya, misalnya dalam dunia pendidikan, kriminal, kantor, dan
sebagainya. Hewan sebenarnya masih juga (dan masih berkembang) menjadi objek pengkaji
psikologi, yang sudah sukar dipelajari manusia, karena struktur psikologis manusia sudah kompleks.
Lingkungan,

yaitu

tempat

manusia

berinteraksi

menyesuaikan


dirinya

dan

mengembangkan dirinya. Individu menerima pengaruh dari lingkungan, memeberi respon terhadap
lingkungan, mencontoh, dan belajar dari berbagai hal dari lingkungan.
Lingkungan itu dalam garis besarnya dapat dibedakan menjadi lingkungan dalam
(internal environment) dan lingkungan luar (eksternal environment). Lingkungan dalam ialah hal-hal
yang pada mulanya berasal dari luar individu, yang kemudian masuk ke dalam tubuh dan bersatu
dengan sel-sel tubuh melalui makanan, minuman, udara, seperti hormon-hormon, kelenjar-kelenjar
tubuh, dan sebagainya.

Lingkungan dalam itu memberikan rangsangan kepada individu, mempengaruhi,
kegiatannya dan perkembangannya. Lingkungan luar terdiri atas lingkungan alam (physical
environment), lingkungan sosial (social environment), dan lingkungan spiritual (spiritual
environment).
Adapun lingkungan alam adalah segala sesuatu yang berada di luar (alam sekitar)
individu. Misalnya makanan, minuman, tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, cuaca dan lain sebagainya.

Lingkungan sosial adalah proses dan akibat dari pada interaksi antar individu dengan individu lainnya

atau individu dengan alam sekitarnya. Termasuk dalam lingkungan sosial ini adalah lingkungan
kultural (cultural environment) yaitu segala hasil ciptaan manusia sebagai usaha untuk
mempertahankan hidupnya, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan spiritual ialah berupa
antara lain, agama atau kepercayaan yang dianut oleh individu atau masyarakat.

2.2 Cabang-cabang Ilmu Psikologi Umum
Sebenarnya psikologi merupakan sebuah ilmu yang memiliki cakupan yang luas, artinya
selain ilmu psikologi umum (general psychology), masih ada cabang-cabang psikologi lain yang
secara khusus mempelajari bagian tertentu. Adapun sebagian dari cabang psikologi umum antara lain :
(1) psikologi perkembangan (development psychology), (2) psikologi pendidikan (education
psychology), (3) psikologi klinis (clinical psychology), (4) psikologi industri dan organisasi (industry
and organization psychology), (5) psikologi sosial (social psychology), (6) psikologi kesehatan
(health psychology), dan (7) psikologi kepribadian (personality psychology).
1. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan ialah bagian psikologi yang secara khusus mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa
konsepsi sampai kematiannya. Dalam hal ini, psikologi perkembangan manusia meliputi masa
prenatal, bayi, anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa madya, dewasa akhir (lansia) dan
kematiannya. Karena mempelajarimanusia sepanjang rentang kehidupannya, maka seringkali dikenal
sebagai perkembangan manusia (human development), perkembangan sepanjang hayat (life-span

development), atau psikologi perkembangan (development psychology).

2. Psikologi Pendidikan
Yang dimaksud psikologi pendidikan (education psychology) ialah bagian psikologi yang
mempelajari aspek-aspek pembelajaran dalam lingkungan pendidikan, seperti motivasi dan prestasi
belajar, minat-bakat, proses pengajaran, teknologi pendidikan, maupun lingkungan pembelajaran di
sekolah/universitas. Sementara itu, psikologi sekolah (school psychology) ialah aspek-aspek psikologi

yang diterapkan dalam lingkungan sekolah dengan tujuan untuk mencapai proses pengajaran yang
efektif dan efisien serta dapat meningkatkan prestasi siswa.
3. Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian (personality psychology) ialah bagian psikologi yang secara khusus
mendalami kajian karakteritik, sifat-sifat, tipe-tipe maupun faktor-faktor yang memperngaruhi
pembentukan dan perkembangan kepribadian individu. Kepribadian sebagai predisposisi perilaku
individu (bahavior perdisposition). Kepribadian terbentuk melalui interaksi antara faktor genetis
dengan lingkungan sosial. Kepribadian tidak bersifat statis, artinya kemungkinan besar selalu
mengalami perubahan, tergantung bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, media masa
(elektronik, televisi, koran, majalah). Seseorang akan menemukan aliran-aliran dan teori kepribadian
dari mahzab psikoanalisa, bahaviorisme maupun humanistik.
4. Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi industri dan organisasi (industry and organization psychology) merupakan bagian
psikologi yang berusaha untuk mempelajari aspek-aspek psikologi dalam lingkungan lembaga industri
maupun organisasi. Hal-hal yang dikaji dalam psikologi industri dan organisasi ini antara lain :
masalak seleksi, recruitment, dan penempatan karyawan, struktur dan sistem organisasi, perilaku dan
manajemen organisasi, hubungan/interaksi sosial antara atasan-bawahan (termasuk komunikasi
antarkaryawan dengan organisasi), sistem penggajian, masalah kepuasan dan ketidakpuasan
karyawan, promosi jabatan, pengembangan karier, dan lain-lain.
5. Psikologi Sosial
Psikologi sosial ialah ilmu psikologi yang secara khusus mempelajari perilaku dan proses
kejiwaan individu dalam konteks interaksi sosial. Manusia sebagai makhluk sosial (homosocio), maka
pemahaman perilaku manusia tidak hanya dipandang dalam perspektif indivudual saja, akan tetapi
harus dilihat pula dalam interaksinya dengan orang lain, lembaga sosial maupun organisasi sosial lain.
Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Ia akan berkembang secara optimal dengan cara memerlukan
relasi dengan orang lain. Kajian psikologi sosial dapat dilihat dalam pemahaman konteks sosial
seperti : komunikasi, persahabatan, prososial, altruisme, percintaan dan perkawinan, keluarga,
prasangka, persepsi dan kognisi sosial, kepemimpinan, konflik sosial, dan sebagainya.
6. Psikologi Klinis
Psikologi klinis (clinical psychology) ialah psikologi yang khusus mempelajari sebab-sebab
terjadinya gangguan-gangguan psikologis seperti gangguan kognitif, afektif maupun konatifnya, serta
bagaimana melakukan pencegahan dan penyembuhannya.

Untuk dapat mengatasi gangguan tersebut, seorang psikolog klinis biasanya melakukan
assesment, misalnya dengan metode observasi, konseling atau tes psikologis. Kemudian, ia akan
melakukan psikoterapi guna mencapai penyembuhan klien. Ada beberapa jenis psikoterapi yang dapat
diberikan oleh seorang psikolog kepada klien, yaitu terapi perilaku (bahavior therapy), terapi
bermain (play therapy), terapi keluarga (family therapy), terapi perilaku kognitif (cognitive behavior
therapy), dan sebagainya.
7. Psikologi Kesehatan
Psikologi kesehatan (health psychology) ialah bagian psikologi yang mempelajari aspekaspek psikologis yang berkaitan dengan masalah kesehatan, seperti perilaku dan persepsi sehat,
perilaku dan persepsi sakit, hubungan sosial antara dokter-perawat-pasien, kualitas pelayanan
kesehatan yang baik dan profesional. Sebenarnya, psikologi kesehatan ini merupakan cabang dari
psikologi klinis, namun kemudian dikembangkan oleh para ahli guna penanganan para klien yang
mengalami gangguan psikosomatis. Banyak pasien yang melakukan kepura-puraan merasa sakit untuk
menarik simpati, padahal sebenarnya tidak sakit. Inilah yang dinamakan sindrom munchausen.
2.3 Pengertian dan Cabang-cabang Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan (development psychology) ialah bagian dari psikologi umum yang
khusus mempelajari perkembangan manusia sejak masa konsepsi, kelahiran, masa bayi, masa anakanak, masa remaja, mas dewasa dan berakhir dengan kematiannya. Karena itu ada bagian-bagian
khusus dari psikologi perkembangan, yakni : (1) psikologi anak, (2) psikologi remaja, dan (3)
psikologi dewasa dan kematian, (4) psikologi keluarga, (5) psikologi keberbakatan.

1. Psikologi Anak
Psikologi anak (child psychology) ini secara khusus mempelajari bagian perkembangan
pada anak yang dimulai dari masa konsepsi, pranatal serta kelahiran seorang bayi sampai usia 12
tahun. Dalam konsep psikologi anak, yang dimaksud dengan anak ialah mereka yang sedang berada

dalam perkembangan masa prenatal, lahir, bayi, atitama (anak 3 tahun pertama), alitama (anak 5 tahun
pertama), dan anak tengah (usia 6-12 tahun). Secara khusus Psikologi Anak dapat dibagi pula menjadi
3 bagian, yaitu : (1) psikologi anak 3 tahun pertama, (2) psikologi anak 5 tahun pertama dan (3)
psikologi perkembangan anak usia sekolah (6-12 tahun). Ciri khusus perkembangan anak ialah
perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan mudah diamati secara kuantitatif
maupun kualitatif.
2. Psikologi Remaja
Psikologi remaja (adolescence psychology) ialah bagian dari psikologi perkembangan yang
secara khusus mempelajari kehidupan remaja. Batasan seorang remaja dimulai dari usia 13-21 tahun.
Periodisasi remaja terbagi menjadi 3 bagian yakni remaja awal (early adolescence; 13-15 tahun),
remaja tengah (middle adolescence; 16-18 tahun) dan remaja akhir (late adolescense; 19-21 tahun).
Pembahasan psikologi remaja mencakup 3 aspek perkembangan yaitu (1) aspek fisik, (2) aspek
kognisi maupun (3) aspek psikososial. Remaja tergolong masa transisi (trantition stage) yaitu masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa muda. Tanda yang sepesifik dalam kehidupan
remaja ialah adanya perubahan-perubahan fisiologis yang menyebabkan remaja mengalami
kematangan seksual dan pubertas. Menurut Erik Erikson, seorang tokoh neo-psikoanalisa remaja
memiliki tugas perkembangan untuk mencari identitas diri (self identity).
3. Psikologi Dewasa dan Kematian
Psikologi dewasa (adulthood and aging psychology) ialah bagian dari psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajari kelompok orang dewasa. Para ahli psikologis
perkembangan membagi masa dewasa ini menjadi 3 bagian yakni (1) psikologi perkembangan dewasa
muda (young adulthood, usia 20-40 tahun), (2) psikologi perkembangan dewasa tengah (middle
adulthood, usia 41-65 tahun) dan (3) psikologi perkembangan dewasa akhir (late adulthood, usia 65
tahun ke atas). Menurut Erik Erikson setiap tahap perkembangan individu menghadapi krisis
psikososial. Perkembangan dewasa muda ditandai dengan krisis intimasi >< isolasi. Perkembangan
dewasa madya ditandai dengan krisis generativitas >< stagnasi. Perkembangan dewasa akhir ditandai
dengan krisis integritas >< keputus-asaan.

Tahap akhir dalam psikologi perkembangan ialah tahap kematian (dying). Kematian sebagai
sebuah akhir proses penuaan yang bersifat regresif artinya penurunan kapasitas fisik, energi dan
kemampuan-kemampuan potensi sampai mengalami kematian yang bersifat biologis-medis dan
psikososial. Kematian biologis ditandai dengan berhentinya pertumbuhan fisik, berhentinya fungsi

organ-organ internal (jantung, paru-paru, otak dan sebagainya) sehingga tidak mampu melakukan apaapa. Dengan adanya kematian biologis, maka seseorang tidak akan dapat melakukan interaksi dengan
orang lain dan harus segera dikuburkan.
4. Psikologi Keluarga
Psikologi keluarga (family psychology) ialah bagian dari psikologi perkembangan yang
secara khusus mempelajari proses pembentukan dari perkembangan kehidupan suatu keluarga. Para
ahli yang membahas masalah-masalah dalam psikologi keluarga antara lain berkaitan dengan masalah
perkembangan dan pembentukan keluarga, perkembangan anak dalam keluarga, jenis-jenis
perkawinan monogami, poligami atau poliandri, fungsi dan manfaat keluarga bagi perkembangan
pribadi anak, interaksi antaranggota keluarga, masalah komunikasi orangtua dengan anak,
penyesuaian suami-istri dalam keluarga dan sebagainya.
5. Psikologi Keberbakatan
Psikologi keberbakatan (giftedness psychology) ialah bagian dari psikologi yang secara
khusus mempelajari tentang ciri karakteristik individu yang berbakat dan bagaimana programprogram pendidikan yang diperlukan untuk dapat mengembangkan bakat-bakatnya agar tercapai
secara maksimal. Individu yang berbakat tidak hanya dikenakan pada anak, tetapi lebih luas lagi yakni
mencakup remaja dan orang dewasa.
Seorang ahli psikologi pendidikan dari Fakultas Psikolgi Universitas Indonesia, Sri Catur
Utami Munandar tidak setuju mengenai pendapat bahwa psikologi keberbakatan adalah bagian dari
psikologi perkembangan, tetapi lebih tepat bagian dari psikologi pendidikan, sebab penekanan
psikologi keberbakatan ialah bagaimana mengembangkan, mendidik, membina dan mengarahkan
potensi, intelektual, bakat maupun kreativitas individu.
Namun ada ahli lain yang memiliki perspektif berbeda yaitu bagaimana proses
perkembangan intelektual, bakat, kreativitas maupun potensi-potensinya sampai mencapai puncak
prestasi, dilihat dari sudut perkembangan sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa dan kematian.
Masing-masing pandangan tersebut adalah benar dan tergantung dari mana dipandang suatu objek
definisi ilmu apakah dari sudut pendidikan atau perkembangan.

2.4 Hubungan Interdisipliner Keilmuan dalam Psikologi Perkembangan
Untuk mempertajam suatu pandangan kajian keilmuan yang komprehensif dan integratif,
maka psikologi perkembangan memerlukan bidang disiplin ilmu yang lain, seperti (1) filsafat, (2)

pendidikan, (3) biologi-kedokteran, (4) sosiologi, (5) antropologi, (6) ekonomi, (7) agama, dan (8)
geografi.
1. Filsafat
Untuk pertama kali, sebelum lahirnya ilmu psikologi, para ahli filsafat Yunani Kuno (Plato,
Sokrates, Aristoteles) telah lama melakukan kajian-kajian hubungan antara proses psikis dengan
fisik, dan sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kondisi psikologis akan mempengaruhi kondisi
fisik, dan sebaliknya kondisi fisik juga akan mempengaruhi kondisi psikisnya. Karena itu, ada
semboyan yang menyatakan : men sana in corpora sano. Untuk mengkaji bidang ilmu psikologi
perkembangan, adakalanya, akan ditemukan kajian bidang filsafat, seperti aspek kebijaksanaan
(wisdom), moralitas dan etika, kebahagiaan dan sebagainya.
2. Pedidikan
Perkembangan manusia sepanjang hidup akan mengalami siklus dari masa sejak janin di
kandungan hingga lahir, tumbuh menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan terakhir pada fase
kematian. Untuk dapat menjalani dengan baik, agar seorang individu mencapai kebahagiaan lahirbatin di dunia dan akherat, diperlukan pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan orangtua
maupun pendidikan sekolah formal akan mampu mempengaruhi perkembangan kepribadian yang
baik. Demikian pula, perkembangan fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak lahir hingga
dewasa akan dapat dijadikan dasar-dasar penerapan strategi pengajaran dan pendidikan agar mampu
memaksimalkan potensinya dengan baik.
3. Biologi-kedokteran
Proses perubahan fisiologis manusia yang normal pada setiap tahap perkembangan masa
janin, bayi, anak, remaja maupun dewasa, terdapat perbedaan dari segi kuantitasnya, yakni ukuran,
kekuatan maupun kesiapan untuk melakukan suatu aktivitas. Selain itu, diketahui gangguan-gangguan
fisik dan jenis penyakit apa yang biasanya terjadi pada tiap fase perkembangan. Dengan memahami
perbedaan pertumbuhan fisiologis, serta gangguan-gangguan tersebut, maka akan dapat dilakukan
strategi pencegahan penyakit. Hal ini tentu bermanfaat bagi optimalisasi perkembangan aspek-aspek
psikologis individu dengan dengan baik.

4. Sosiologi

Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Dinamika perubahan kehidupan sosial-kemasyarakatan akan mempengaruhi perkembangan aspekaspek psikologis seseorang. Untuk dapat mengetahui perkembangan kognitif, afektif maupun
psikososialnya, maka tak dapat dipisahkan dari konteks kehidupan sosial masyarakat, seperti
perubahan sosial-politik, struktur sosial, lembaga sosial, lapisan sosial.
Secara khusus, Urie Brofenbrenner mengistilahkan perubahan-perubahan sistem mikro
(microsystem), sistem ekso (exosystem), dan sistem makro (macrosystem) akan mempengaruhi
perkembangan perilaku seseorang.
5. Antropologi
Sebagai ilmu yang mempelajari asal mula, pembentukan dan perkembangan sejarah
manusia, suku bangsa, budaya dari masa primitif hingga masa modern, antropologi berperan penting
untuk dapat membantu memahami perilaku manusia. Tidak selamanya, munculnya perilaku manusia
didorong oleh keinginan untuk mewujudkan potensi intelektual yang bersifat psikologis semata, tetapi
adakalanya dipengaruhi oleh faktor adat-istiadat, hukum adat, maupun budaya setempat. Hampir
setiap belahan dunia memiliki budaya yang berbeda-beda, maka konteks pemahaman perkembangan
perilaku manusia harus melibatkan pandangan kultural yang bersifat plural (jamak).
6. Ekonomi
Setiap perilaku manusia didasari oleh motif ekonomi yaitu apa pun yang dikerjakan oleh
manusia bertujuan untuk memenuhi kehidupan hidup secara ekonomis. Hal ini sejalan dengan
pandangan filosofis yang menyatakan bahwa karena manusia adalah makhluk ekonomi (homo
economicus). Terpenuhi kebutuhan ekonomi seseorang atau keluarga akan mempengaruhi
pengembangan potensinya. Oleh karena itu, kebutuhan fisiologis (pgysiological needs) menempati
posisi pertama dalam memandang aktualisasi perilaku manusia. Abraham Maslow menyetujui
pandangan kebutuhan ekonomilah yang pertama-tama menjadi dasar perkembangan kepribadian yang
sehat bagi manusia.
7. Agama
James Fowler menyatakan bahwa setiap tahap perkembangan manusia akan menentukan
karakteristik tahap perkembangan keagamaan seseorang.

Menurut James Fowler ada 6 tahap perkembangan keagamaan yaitu (1) intuitive-projective
faith (iman intutif-proyektif), (2) mythical-literal faith, (3) poetic-conventional faith, (4)
individuating-reflective faith, (5) pradoxical-consolidation faith, (6) uni-versalizing faith. Dengan
mengetahui tahap perkembangannya, akan diketahui bagaimana memberikan langkah strategi
pendidikan keagamaan secara tepat terhadap individu. Selain itu, motif-motif keagamaan seringkali
dijadikan dasar penentu sikap, pemikiran maupun perilaku seseorang. Konteks pluralisme keagamaan,
seperti di Indonesia ini, selalu mewarnai kehidupan perilaku seseorang. Karena itu, untuk memahami
(dan memperlakukan secara profesional) perkembangan seseorang, maka diperlukan pemahaman
latar-belakang pluralisme keagamaan.
8. Geografi
Perbedaan letak wilayah dan tempat tinggal (seperti desa, kota, daratan, perairan,
pegunungan, iklim, musim) akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku seseorang. Kehidupan
masyarakat kota cenderung berpola pikir praktis, menekankan hubungan sosial yang berdasarkan asas
ekonomis dibandingkan asas kemasyarakatan sosial, akibatnya penduduk perkotaan cenderung cuek,
egois, tidak peduli kepada orang lain dan hanya mementingkan hubungan sosial kekeluargaan,
gotong-royong, peduli pada orang lain dan tidak memikirkan segi untung-ruginya dalam
bersosialisasi. Yang penting bagi masyarakat pedesaan adalah mencapai kesejahteraan dan kerukunan
hidup bersama. Untuk memahami dan menguasai psikologi perkembangan dalam konteks masyarakat
Indonesia yang bersifat plural atau majemuk, maka kita diharapkan minimal memahami konteks
geografi tak dapat dipandang sebelah mata. Dengan demikian, ilmu geografi amat mendukung
tercapainya pemahaman perkembangan individu yang bersifat holistik.

2.5 Tujuan dan Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan
Menurut Crain dan Miller ada 3 tujuan dan manfaat mempelajari psikologi perkembangan
yaitu (1) melakukan deskripsi perkembangan sepanjang kehidupan manusia, (2) melakukan prediksi
masalah perkembangan masa kini dan masa yang akan datang, (3) optimalisasi dan treatment
perkembangan.

1. Deskripsi Perkembangan Sepanjang Kehidupan
Mempelajari psikologi perkembangan berarti berupaya memahami dan mengetahui prinsipprinsip teori perkembangan manusia. Seseorang akan memperoleh gambaran, deskripsi maupun
penjelasan aspek-aspek perkembangan, seperti aspek fisiologis, kognitif maupun psikososial sesuai
dengan tahap-tahap perkembangannya.
2. Prediksi Masalah Perkembangan Masa Kini Maupun Masa Mendatang
Adakalanya setelah memahami konsep perkembangan secara komprehensif, seseorang akan
dapat

mengevaluasi

dan

mengetahui

penyimpangan-penyimpangan

maupun

abnormalitas

perkembangan individu. Abnormalitas maupun gangguan perilaku individu menjadi dasar prediksi
(perkiraan) bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangannya di masa kini maupun di masa
mendatang.
3. Optimalisasi dan Treatment Perkembangan
Optimalisasi perkembangan dapat tercapai dengan baik, apabila seorang ahli mengetahui
periode kritis seorang individu yaitu saat dimana seseorang akan mencapai perkembangan potensi
secara optimal apabila diberi stimulasi, perangsangan maupun perlakuan-perlakuan yang tepat,
sistematis dan kontinyu dalam jangka waktu tertentu. Seorang ahli akan memberi pertimbangan
maupun treatment sesuai dengan prosedur ilmiah, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etika.
2.6 Karier Setelah Mempelajari Psikologi Perkembangan Anak
Menurut para ahli psikologi ada 4 jenis karier yang erat hubungannya dengan latar-belakang
pendidikan psikologi anak, antara lain : (1) psikolog dan konselor perkembangan anak, (2) konsultan
pendidikan anak, (3) pengajar dan peneliti perkembangan anak dan (4) pengembang kreativitas anak.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Psikologi adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental
serta bagaimana perilaku dan proses mental ini dipengaruhi oleh organisme dan
lingkungan eksternal.
2. Cabang psikologi umum antara lain : psikologi perkembangan (development
psychology), psikologi pendidikan (education psychology), psikologi klinis (clinical
psychology), psikologi industri dan organisasi (industry and organization psychology),
psikologi sosial (social psychology), psikologi kesehatan (health psychology), dan
psikologi kepribadian (personality psychology).
3. Psikologi perkembangan memiliki beberapa cabang antara lain : psikologi anak,
psikologi remaja, dan psikologi dewasa dan kematian, psikologi keluarga, dan psikologi
keberbakatan.
4. Psikologi memiliki hubungan keilmuan dengan keilmuan yang lain antara lain: filsafat,
pendidikan, biologi-kedokteran, sosiologi, antropologi, ekonomi, agama, dan geografi.
5. Tujuan dan manfaat mempelajari psikologi perkembangan yaitu melakukan deskripsi
perkembangan

sepanjang

kehidupan

manusia,

melakukan

prediksi

masalah

perkembangan masa kini dan masa yang akan datang, optimalisasi dan treatment
perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA
E. Usman Efendi, Juhaya S. Praja. 2012. Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa Wade,
Carole. Carol Travis. 2007. Psikologi. Jakarta : Erlangga

Drs. Agus Dariyono, Psi. 2007, Psikologi Perkembangan Anak 3 Tahun Pertama. Bandung :
PT. Refika Aditama