Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari

Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari
Efesus 6:10-20
Kata kunci:
1. Kenakanlah
2. Seluruh perlengkapan senjata Allah
3. Ambillah
4. Tetap berdiri (teguh)
5. Pergunakanlah
6. Terimalah
7. Firman Allah
8. Berdoalah
Tema perikop yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia adalah
“Perlengkapan Rohani”; yang kemudian dipertegas di dalam isi bacaan itu
sebagai “Perlengkapan Senjata Allah”.
Di dalam ay. 10, rasul Paulus memberikan suatu nasihat yang sangat
penting agar jemaat tetap kuat di dalam Tuhan, di dlaam kekuatan kuasaNya. Segala sesuatunya telah dipersiapkan oleh Allah kepada mereka
untuk siap sedia dan bertempur dengan terus-menerus menghadapi
musuh-musuh yang menyerang. Allah mempersiapkan bagi mereka
perlengkapan rohani, yaitu seluruh perlengkapan senjata Allah untuk
mereka gunakan mengalahkan para musuh mereka. Dan Paulus
menegaskan bahwa musuh-musuh itu tidak nampak dan memiliki

kekuatan penuh. Para musuh itu hanya dapat dikalahkan dengan
perlengkapan rohani yang telah Allah persiapkan tersebut bagi mereka
dan juga bagi kita di masa kini, sehingga kita tetap dapat berdiri teguh
sampai akhir di dalam Allah.
Perlengkapan rohani tersebut meliputi: kebenaran, keadilan, hati nurani
yang jujur/tulus, kesalehan dan kekudusan hidup, pengetahuan Injil yang
menghasilkan kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera, iman, firman
Allah, dan disertai dengan doa dan permohonan. Hal-hal ini akan
memperlengkapi umat Allah untuk tetap kokoh setia berdiri teguh di
dalam kebenaran, kesalehan, dan menjadi seorang pelayan firman Allah
yang berani. Oleh karena itu rasul Paulus memberikan nasihat kepada
mereka untuk senantiasa mempergunakan perlengkapan rohani ini di
dalam hidup mereka karena hari-hari yang mereka hadapi adalah hari-hari
yang jahat (Efesus 5:16, “dan pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat.”). Dan pasalh 5:17 ditegaskan lagi: “Sebab itu
janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti
kehendak Allah. Untuk dapat mengerti kehendak Allah maka di dalam

kehidupan kita harus memiliki perlengkapan rohani yang Allah berikan
kepada kita umat-Nya.

Pasal 6:17-18 cukup menarik untuk kita perhatikan. Di sana dituliskan,
“Dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman
Allah, di dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktku di
dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan
yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus...” Artinya di sana ada
suatu korelasi antara firman Allah dan doa. Firman adalah Perkataan Allah
yang diinspirasikan yang dituliskan di dalam Alkitab. Alkitab ini dipakai
oleh Allah sebagai alat anugerah Allah bagi kita. Alkitab yang
diinspirasikan ini membentuk suatu principium cognoscendi yaitu sebagai
mata air utama dari seluruh pengetahuan teologis, merupakan alat yang
dipakai oleh Roh Kudus untuk memperluas Gereja dan mendidik serta
membesarkan orang-orang kudus (lihat 2 Timotius 3:16, “Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran.”). Firman itu pada mulanya adalah firman dari
anugerah Allah dan dengan demikian menjadi alat anugerah yang sangat
penting.
Hubungan antara firman Allah dengan Roh Kudus adalah sebagai
berikut:
1. Nomisme: faham ini tidak percaya pada tindakan supra natural Roh

Kudus melalui firman Allah. Kebenaran yang diungkapkan dalam
firman Allah hanya bekerja melalui bujukan moral.
2. Antinomianisme: faham ini tidak menganggap firman Allah secara
eksternal itu perlu. Mereka memaparkan mistisisme yang
mengharapkan segala sesuatu dari kata-kata batiniah, atau
pencerahan batiniah, atau dari tindakan langsung dari Roh Kudus.
Slogan mereka adalah: “Kata-kata mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.” Firman Allah yang eksternal adalah miliki dunia
alamiah, tidak berguna bagi manusia spiritual yang sesungguhnya
dan tidak dapat menghasilkan sesuatu yang spiritual.
3. Reformed: menyatakan bahwa firman Allah dan Roh Kudus
bekerjasama. Ada perbedaan antara Reformed dengan Lutheran.
Lutheran: Roh Kudus bekerja melalui firman Allah sebagai alat-Nya
(per verbum), sedangkan Reformed: tindakan Roh Kudus menyertai
firman Allah (cum verbo).
Korelasi antara firman Allah dan doa adalah suatu tindakan Roh Kudus
dalam hidup orang percaya supaya mereka tetap terpelihara di dalam
kehidupan yang terkoneksi dengan Allah. Tandpa firman Allah dan doa
maka kehidupan orang percaya tidak akan dapat bertahan menghadapi


serangan dari musuh-musuh spiritual. Tuhan Yesus mampu mengalahkan
tantangan spiritual dengan firman Allah dan doa.
Apa itu doa? Doa seringkali dideskripsikan sebagai “percakapan
dengan Allah”, tetapi doa juga merupakan Allah yang berbicara kepada
kita. Doa orang percaya harus berpusat kepada Allah dan berfokus kepada
Allah. Mengapa kita berdoa? R. C. Sproul menyatakan, “Karena Allah yang
berdaulat memerintahkan kita untuk berdoa, dengan firman-Nya yang
suci dan berdaulat.” Salah satu tema besar Reformasi adalah pemikiran
bahwa seluruh kehidupan haruslah dijalanki di bawah otoritas Allah, untuk
kemuliaan Allah, dalam hadirat Allah. Doa bukanlah sebuah pilihan
opsional bagi orang Kristen, doa adalah kewajiban dan juga hak istimewa
dari Allah.

John Calvin di dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan
tentang doa sebagai berikut:
1. Hati kita akan membara dengan hasrat yang bersemangat dan
berkobar untuk mencari, mencintai, dan melayani-Nya, sementara
kita menjadi terbiasa dalam segala kebutuhan untuk berlari kepadaNya sebagai sauh yang suci.
2. Bahwa tidak akan masuk sama sekali ke dalam hati kita hasrat
ataupun kehendak yang sepantasnya membuat kita malu untuk

disaksikan oleh-Nya, sementara kita belajar untuk mengutarakan
seluruh permintaan kita di hadapan-Nya, dan bahkan menuangkan
seluruh isi hati kita.
3. Bahwa kita bersiap untuk menerima berkat-berkat-Nya dengan rasa
terima kasih yang sejati dari dalam hati dan bersyukur,
mengingatkan kita bahwa berkat-berkat-Nya yang kita doakan
merupakan pemberian-Nya.
Doa merupakan bentuk percakapan, sebuah cara untuk bersekutu dan
berkomunikasi dengan Allah. Jika ada sesuatu pemahaman kita akan
kedaulatan Allah haruslah membangkitkan kita pada kehidupan doa yang
intensif dan penuh syukur. Alasan utama kita berdoa adalah karena
kedaulatan Allah, karena kita percaya bahwa Allah memiliki kedaulatan di
dalam kuasa-Nya untuk mengatur segala sesuatu menurut tujuan-Nya.
Ada suatu skema yang terjadi dalam doa sampai kepada kehidupan
karena doa. Lex Orandi Lex Credendi: sewaktu kita berdoa adalah agar
kita semakin percaya (beriman); Lex Credendi Lex Vivendi: semakin kita
hidup dalam iman percaya kita semakin kita menghidupinya; Lex Vivendi
Lex Provendi: iman percaya yang kita hidupi menjadi suatu hukum
kehidupan yang menghasilkan buah di dalam hidup kita.


Jadi untuk membuktikan jika isi doa dan cara kita berdoa itu benar, kita
akan melihat bahwa keyakinan kita benar. Jika keyakinan kita benar kita
akan melihat buah dalam bagaimana kita hidup setiap hari. Jika kita
berdoa salah kita akan melihat buah yang tidak baik.
Pepatah aslinya adalah oleh Propsper of Aquitaine dari abad ke-5: “Ut
Legem Credendi Lex Statuat Suplicandi.” Artinya bahwa hukum berdoa
menetapkan hukum percaya. Bagaimana kita berdoa dan apa yang kita
doakan akan mempengaruhi apa yang kita percaya. Apa yang kita
percaya akan memiliki efek bagaimana kita hidup.
Oleh karena itu kita sebagai umat pilihan Allah yang telah ditebus oleh
darah Kristus adalah pribadi yang siap karena kita memiliki firman Allah
dan doa di dalam hidup kita. Kenakanlah seluruh perlengkapan rohani =
perlengkapan senjata Allah di dalam firman Allah dan doa agar kita
berada di dalam kehendak dan kedaulatan Allah yang memampukan kita
tetap berdiri teguh sampai akhir hidup kita di hadapan Allah. Amin.