NEOKOLONIALISME BERWAJAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Neokolonialisme Berwaj ah Pendidikan di Indonesia1

Oleh
Else Liliani2

School Opziener ini lebih muda dar i yang dulu menggeser Mas
Mart oat modj o, t et api lebih congkak dan karena merasa seorang
raden selalu mint a dipanggil Ndoro.
” Sampeyan t ahu kalau it u bert ent angan dengan perat uran
gupermen?”
” Tidak, Ndoro . Tiyang it u bukan sekolah bet ulan. It u cuma
kelas kecil unt uk menolong orang-orang desa dan anak-anak mereka
membaca dan menulis. Dan it u saya kerj akan di luar j am sekolah di

sini, Ndor o.”
” Tidak peduli it u. Pokoknya it u sekolah liar. Tidak boleh!”
(Umar Kayam dalam Par a Pr iyayi , 1992)

Pengantar
Indonesia, negara muda di Asia yang belum lama t er lepas dar i
penj aj ahan di t ahun 1945. Namun, apakah pr oklamasi yang dibacakan oleh
Soekarno benar-benar menandai kemer dekaan Indonesia? Sangat sulit unt uk
menj awab ‘ ya’ karena bukt i-bukt i unt uk menunj ang pernyat aan it u t idak
mudah unt uk dit emukan.
Sel epas kemerdekaan sampai saat ini, keadaan t ak banyak berubah.
Permasalahan yang dihadapi bangsa ini pun semakin beragam, salah sat unya
adalah persoal an pendidikan. Persoalan pendidikan di Indonesia t ak pernah
ada habisnya, sej ak penj aj ah masih bercokol di bumi nusant ara hingga di
milenium

ke

dua.


Tulisan

ini

akan

mencoba

membahas persoalan

1

Makalah disaj ikan dalam Seminar Nasional Poskolonialisme dalam Sast ra dan Budaya di
FBS UNY pada 7 Desember 2007
2
Penul is adalah staf pengaj ar di JPBSI FBS UNY

1

.d o


o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w


w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to


bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!


PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

penj aj ahan berwaj ah pendidikan yang banyak dialami oleh warga negara
Indonesia dan yang t eref leksi dalam novel Par a Pr iyayi karya Umar Kayam.

Praktik Politik Pendidikan dan Bahasa oleh Kolonial Belanda di Indonesia
Pendidikan bukanlah hak set iap anak manusia. Mungkin kalimat inilah

yang t epat unt uk menggambarkan sulit nya akses pendidikan bagi set iap
penduduk pribumi di Indonesia ket ika Belanda masih memegang kekuasaan
t ert inggi di t anah j aj ahannya. Orang yang mendapat kan hak pendidikan
adalah segolongan orang yang ist imewa pada zaman ini. Mengapa? Karena
penj aj ah Belanda menerapkan sej uml ah perat uran-perat uran ist imewa
mengenai siapa yang boleh dan t idak mendapat kan pendidikan.
Jika ada yang berunt ung mendapat kan pendidikan, maka t ent ulah
orang

it u

berasal

dari

sekelompok

priyayi.

Semenj ak


t ahun

1816,

pemerint ah kolonial di Jawa memiliki pemikiran unt uk mendirikan sekolah
bagi pribumi dalam rangka menyiapkan t enaga yang akan mengisi j abat an
pemerint ahan, t erut ama j abat an di kant or residen3. Murid-murid yang
dipersiapkan t ent u saj a berasal dari golongan bangsawan, dengan guru dari
Eropa, dan dilaksanakan di t empat sang residen sendiri set el ah kant or
t ut up.
Priyayi

inilah

yang

nant inya

akan


menduduki

j abat an-j abat an

administ rasi pemerint ahan. Namun biasanya, pengangkat an pegawai i ni
sangat memperhat ikan aspek ket urunan. Jadi, sangat t ak mungkin seorang
pribumi rendahan yang t ak memiliki hubungan kekerabat an dengan priyayi
dapat meraih j abat an ini.
Dengan sist em rekruit men

yang selekt if , t idak semua penduduk

pribumi rendahan bisa mendapat kan akses pendidikan. Mereka umumnya

3

Sart ono Kart odirj o dkk dalam Perkembangan Peradaban Pr iyayi , Gadj ah Mada Universit y
Press (1993)


2

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o


w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

hanya dibekali dengan belaj ar membaca dan menulis saj a di sekolah Ongko

Lor o. Prest is dari sekolah j enis ini pun hampir dibilang t ak ada. Bahasa
Belanda yang menj adi kebanggaan karena hanya diaj arkan di sekolahsekolah bergengsi yang diikut i oleh para priyayi t ak mungkin diaj arkan di
sekolah Ongko Loro ini. Bahkan pada beberapa kasus, sekolah Ongko Loro ini
pun dinilai sebagai ” sekolah liar” karena biasanya sekolah-sekolah ini t idak
mengant ongi izin dari pemerint ah kolonial Belanda dan dapat menj adi
bumerang bagi pemerint ahan kolonial.
Prakt is,

bahasa Belanda t ampil

sebagai

bahasa t ert inggi

yang

berkelas dan bergengsi di seluruh wilayah koloni Belanda. Bahasa-bahasa
asli daerah, sepert i bahasa Melayu dan bahasa daerah lainnya menduduki
t ingkat di bawahnya. Karena prakt ik polit ik-diskriminasi Belanda pula,
bahasa Melayu yang dikenal dan dipergunakan

oleh masyarakat t erpilah

menj adi dua: bahasa Melayu Tinggi dan Bahasa Melayu Rendah.
Bahasa Melayu Rendah adal ah bahasa digunakan oleh sebagian besar
penduduk Hindia Belanda karena mudah dimengert i 4. Bahasa Melayu Rendah
inilah yang kemudian banyak digunakan dalam surat kabar orang-orang
Cina. Ber lawanan dengan bahasa Melayu Rendah, Bahasa Melayu Tinggi at au
yang biasa disebut bahasa ” Melayu Riau” at au ” Melayu Ophuij sen” adalah
bahasa Melayu yang t elah mengalami pembakuan oleh pemerint ahan
Belanda

dan

l ebih

diakui

eksist ensinya

sebagai

bahasa

yang

l ebih

bermart abat , lebih t inggi dan unggul.
Bahasa Melayu Tinggi ini sebagian besar dipergunakan oleh kelompok
elit pribumi yang sudah mengenal pendidikan Eropa. Jumlah pengguna
bahasa Melayu Tinggi ini j uga t idak begit u banyak. Prakt is, bahasa Melayu

4

Sast ra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu oleh Claudine Salmode (Dit erj emahkan Dede
Oet omo, PN Balai Pustaka, 1985)

3

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Rendah lah yang lebih banyak mengalami kemaj uan karena lebih sering
dipergunakan oleh banyak orang di lint as t empat , sit uasi, dan et nis.
Akibat kebij akan polit ik Belanda pula, hasil kesusast eraan yang
menggunakan bahasa Melayu pun

cukup beragam. Dalam khasanah sastra

Indonesia, supremasi pemerintahan kolonial Belanda terwujud dalam suatu
badan bernama Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur
(Komisi untuk Sekolah Bumi Putera dan Bacaan Rakyat) atau yang biasa
disebut dengan Balai Pustaka, didirikan tahun 1908.
Balai Pustaka didirikan sebagai upaya untuk ”mendidik” masyarakat
Indonesia. Alih-alih sebagai bentuk balas budi yang dicanangkan oleh
pemerintahan kolonial dalam etische-politieknya, Balai Pustaka sebenarnya
tak lain adalah alat kontrol penguasa sekaligus upaya mencari tenaga murah
dari Bumi Putera. Pendirian Balai Pustaka sebagai ”kedok pendidikan” ini
bukan berarti tak lepas dari kekhawatiran pemerintahan kolonial Belanda.
Kepala Balai Pustaka saat itu, Dr. A. Rinkes5, secara terang-terangan
menjelaskan bentuk kekhawatirannya sebagai berikut:
Hasil pengajaran itu boleh juga mendatangkan bahaya, kalau orang
yang telah tahu membaca itu mendapat kitab-kitab bacaan yang
berbahaya dari saudagar kitab yang kurang suci hatinya dan dari
orang-orang yang bermaksud hendak mengacau. Oleh sebab itu,
bersamasama dengan pengajaran itu, maka haruslah diadakan kitabkitab bacaan yang memenuhi kegemaran orang kepada membaca dan
memajukan pengetahuannya, seboleh-bolehnya menurut tertib dunia
sekarang. Dalam usaha itu harus dijauhkan segala yang dapat
merusakkan kekuasaan pemerintah dan ketentraman negeri.

5

Dalam Sej arah Sast ra Indonesia karya B.P. Sit umorang Sit umorang (Nusa Indah, 1980)

4

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Bentuk kontrol pemerintahan kolonial dalam upaya penerbitan bukubuku itu ditunjukkan dengan berbagai prasyarat, antara lain: (1) tidak boleh
menyinggung agama atau adat, (2) tidak boleh membicarakan politik yang
bertentangan dengan politik pemerintah (penjajah), dan (3) tidak boleh
melanggar batas susila. Legalitas Balai Pustaka sebagai satu-satunya badan
resmi penerbit pemerintahan kolonial dengan demikian menciptakan
kanonisitas yang menentukan ”tinggi-rendahnya” mutu sastra di tanah air
pada saat itu.
Selain sastra Balai Pustaka, saat itu sebenarnya juga ada sastra di
luar tradisi Balai Pustaka. Umumnya sastra di luar tradisi Balai Pustaka itu
dicetak di penerbitan swasta dan menggunakan bahasa Melayu Pasar atau
Melayu Rendah. Karena beberapa sifat dan isi karangannya yang banyak
dinilai menghasut rakyat untuk berontak, maka karya-karya itu disebut
“bacaan liar”, dan penulisnya dinamakan “pengarang liar” 6. Sastrawan
peranakan Tionghoa adalah mereka yang tergolong aktif menulis karya
dalam bahasa melayu rendah ini. Jumlah karya yang dihasilkan oleh mereka
pun lebih banyak dan menjangkau di berbagai banyak wilayah.7
Pendidikan yang ber t ipe elit is dan memiliki orient asi mencipt akan
t enaga-t enaga

birokrasi-administ rasi

inilah

sebenarnya

yang

sengaj a

dicipt akan oleh pemerint ahan Belanda. Jadi sebenarnya, polit ik Balas Budi
yang dikemukakan oleh Van Devent er hanya kamuf lase belaka. Karena,
t uj uan dar i polit ik balas budi yang t erkait dengan pendidikan ini t et ap
berorient asi pada kepent ingan penj aj ah. Meskipun, akibat posit if dari
polit ik ini t ent u ada j uga. Misalnya, semakin meleknya pr ibumi-pr ibumi

6

Aj ip Rosidi dalam Kapankah Kesusast eraan Indonesia Lahi r? (Gunung Agung, 1988)

7

Sebagai ilust rasi: Yap Guan Ho, seorang pedagang, pedagang buku dan pent erj emah, pada
t ahun 1890 mencet ak ulang buku Yuli baochaoquanshi wen yang ke-5 sebanyak 8.652;
5.898 eksemplar t erdist ribusi di Jakart a, 1.481 eksemplar di Pant ai Barat Sumat era, 585 di
Kalimant an, 390 di Ambon, dan 294 di Manado (Salmone, 1985:184-185)

5

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

t erhadap berbagai persoalan-persoalan yang pada akhirnya memunculkan
kaum int elek pribumi, dan mengant arkan mereka pada paham kebangsaan
dan adanya kesadaran akan ket erj aj ahan mereka.

Para Priyayi karya Umar Kayam: Refleksi Neokolonialisme Pendidikan
dalam Jagat Sastra Indonesia

Novel Par a Pr iyayi karya Umar Kayam merupakan sal ah sat u cont oh
yang paling t epat unt uk meref leksikan dunia pendidikan Indonesia yang
t er j aj ah, t erut ama di masa kolonialisme Belanda hingga masa pascakemerdekaan. Par a Pr i yayi secara garis besar mencerit akan l ahirnya priyayipriyayi baru dari lumpur sawah (pedesaan) karena akses pendidikan.
Namun, j angan dikira set iap orang –baik di kot a maupun di desa, yang bisa
mendapat kan hak ist imewa ini.
Sast rosoedarno adalah salah sat u cont oh konkrit dari priyayi yang
lahir karena pendidikan. Set el ah dipelihara dan diizinkan unt uk ngenger 8
kepada Ndoro Set en, Sast rodarsono berhaisl menj adi mant ri guru di puncak
karirnya. Dari Sast rodarsono ini pula, kelak akan t erlahir priyayi-priyayi
baru dalam keluarganya.
Sepert i dalam pengant ar t ulisan ini, t idak semua masyarakat bisa
mendapat kan hak yang ist imewa, pendidikan. Hanya mereka yang memiliki

8

Ngenger at au nyant rik at au belaj ar sambil mengabdi biasa dil akukan ol eh pribumi yang
berkelas sosial rendah kepada anggot a kelompok masyarakat yang berkelas sosial t inggi.
Ngenger nya Sast rodarsono adalah suat u prestasi karena dari usaha ngenger unt uk
mendapat kan budaya baca t ulis ini dia berhasil menj adi seorang priyayi (guru bant u).
Ket ika sudah berhasil menj adi priyayi karena akses pendidikannya, Sast rodarsono mampu
melahirkan priyayi-priyayi baru dalam kehidupan kel uarganya. Anak-anaknya ot omat is
menj adi seorang priyayi. Saudara-saudaranya pun menikmat i imbas keberhasilannya
set elah menj adi seorang priyayi, yang akhirnya akan membuat mereka ngenger kepada
Sast rodarsono unt uk meningkat kan st at us sosial mereka sebagai priyayi karena akses
pendidikan: sebuah rit ual menuj u j enj ang kepr iyayian yang dulu pernah dilakoni oleh
Sast rodarsono.

6

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

hubungan kekerabat an dengan priyayi lah yang bisa mendapat kan akses ini.
Prakt ik selekt if merupakan hal yang umumnya banyak dit emui.
Penguasaan

bahasa

Belanda

merupakan

indikasi

t erpelaj arnya

seseorang. Tidak semua sekolah mengaj arkan bahasa Belanda. Sekolahsekolah liar sepert i yang diaj arkan oleh Sast rodarsono hanya mengaj arkan
membaca dan menulis, sekedar bekal supaya pribumi dapat membaca dan
menulis saj a, berbeda dengan sekolah-sekolah elit yang lebih banyak diisi
para priyayi dan mendapat kan pelaj aran bahasa Bel anda. Sekolah yang
berada di desa-desa ini nilainya rendah dibandingkan dengan sekolahsekolah yang dit uj ukan bagi para pr iyayi yang umumnya sudah mengant ongi
izin dar i penguasa Belanda. Simaklah bagaimana ref leksi penilaian sebuah
sekolah desa dan sekolah anak-anak priyayi berikut ini:
Anak-anak kami t ent u saj a t idak kami kirim ke sekolah desa.
Sekolah desa diadakan unt uk memenuhi keperluan yang sangat
t erbat as, yait u unt uk mendidik dan mengaj ar anak-anak desa bisa
menj adi pemuka masyarakat desa, bisa menj adi buruh yang bisa
membaca dan menulis (cat : garis bawah dari penulis), bisa menj adi
j uru t ulis kelurahan. Dan kalau anak-anak desa it u berunt ung, sepert i
saya misalnya, bisa mendapat kesempat an lebih baik. Anak-anak
kami masukkan ke sekolah HIS, sekolah dasar unt uk anak-anak priyayi
it u, karena sekolah ini diadakan unt uk menyiapkan priyayi-priyayi
gupermen. Anak-anak yang sekolah di sit u akan diaj ar bahasa
Belanda, bahasa yang sangat pent ing buat mendapat keududukan di
kant or gupermen dan dapat meneruskan pelaj aran
ke sekolah
menengah dan sekolah menengah at as priyayi, sepert i MULO, AMS,
at au sekolah-sekolah guru menengah, sepert i sekolah Normaal,
Kweeksekul, dan sebagainya. ( Para Pr i yayi , Umar Kayam: 1992:52)
Pendidikan yang diperoleh para priyayi it u pun sebenarnya j uga
pendidikan yang t akt is saj a karena hanya dimaksudkan unt uk menyiapkan
pegawai-pegawai

birokrat

penguasa

Belanda.

Demikian

pula

dengan

sekolah-sekolah di desa. Namun, t et ap saj a penguasaan bahasa Belanda

7

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

merupakan salah sat u akses bagi para priyayi ini unt uk memasuki karirnya
dal am birokrasi.
Karena kebij akan pendidikan yang sel ekt if dan elit is yang dit erapkan
oleh pemerint ahan Belanda, maka sekolah-sekolah bagi pribumi rendahan
yang berdiri di luar izin gupernemen ini dinilai sebagai sekolah l iar. Sekolah
liar inilah yang didirikan oleh Sast rodarsono, t erinspirasi oleh sepak t erj ang
Raden Mas Tirt o Adisoer j o dalam Medan Pri j aj i nya, surat kabar yang sangat
dibenci dan dit akut i oleh Belanda karena dinilai bisa mengakibat kan
perlawanan dari kaum int elekt ual pribumi.
Pengaruh pendidikan Eropa ini j uga t erlihat dalam sikap Soemini,
anak perempuan Sast rosoedarno. Soemini adalah gambaran perempuan
Jawa yang modern. Soemini menolak unt uk dinikahkan dengan l elaki priyayi
pilihan bapaknya dengan alasan dia ingin belaj ar t erlebh dahulu. Rupanya,
Soemini ini diberikan pasangan yang dinilai cocok oleh ayahnya: dari
golongan pribumi yang sama-sama t erpelaj ar dan sudah mendapat kan
kedudukan di pemerint ahan. Suami Soemini pun t ernyat a j uga seorang
pribumi

yang modern dan moderat .

Dengan kebesaran hat inya,

dia

menerima syarat Soemini yang mau dinikahinya j ika dia memberikan
kesempat an

kepada

Soemini

unt uk

bersekolah

t erlebih

dahuilu.

Sast rodarsono, ayah Soemini pun t ak bisa memaksakan kehendaknya kar ena
menurut nya sit uasi zaman sudah berubah. Dan secara get ir, Sast rodarsono
diam-diam mengakui imbas dari pendidikan modern yang dibawa Belanda
t erhadap kebiasaan dan nilai-nilai budayana.
Peralihan penguasa dari Belanda ke Jepang j uga membawa imbas
bagi dunia pendidikan di Indonesia. Bahasa Belanda t ak lagi diaj arkan.
Sebaliknya, bahasa Indonsia cukup t umbuh dengan subur masa penj aj ahan
Jepang. Hanya saj a, dalam masa penj aj ahan ini, karakt er pendidikan di
Indonesia menj adi sangat berkiblat ke Jepang. Dalam novel Par a Pri yayi ini

8

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

akan t erl ihat beberapa nilai kebudayaan yang t erlalu dipaksakan oleh
Jepang pada penduduk Indonesia:

Sesudah saya kembali dar i Wanagalih unt uk menghibur Bapak
yang mer asa sangat t er pukul oleh t empelengan t uan Nippon, saya
kembali bekerj a sepert i biasa di Sekolah Rakyat Sempurna di Jet is.
Tent ulah nama sekolah t ersebut nama baru sesudah Jepang masuk.
Sebelumnya, pada zaman Nederlandsche Indie, sekolah t empat saya
mengahar it u adalah gouvernment ’ s HIS Jet is. Saya t ernyat a t idak
seberani Bapak yang menolah unt uk menj alani upacara saikere kit a ni
muke, membungkuk dalam-dalam kearah ut ara. Saya bersama rekan
guru-guru pat uh belaka mengikut i perint ah it u. Juga perint ah agar
set iap pagi kami bersama semua mur id har us melaksanakan t aiso,
gerak badan, dalam hit ungan delapan dan it ingan piano dari radio.
( Para Pr i yayi , Umar Kayam, 1992: 177)
Set elah kemerdekaan, si t uasi bangsa Indonesia yang digambarkan
oleh Umar Kayam t idak secara det ail menggambarkan adanya perubahan
dal am

dunia pendidikan.

Pasca perang kemerdekaan,

sepak t erj ang

keluarga Noegr oho lah yang paling banyak disor ot . Keluarga Noegroho
adalah represent asi dari hiruk pikuk kemerdekaan yang banyak memberikan
keunt ungan bagi para pej uang-pej uangnya.
Noegroho adalah t okoh yang diunt ungkan dari akses pendidikan yang
diperoleh karena st at us keist imewaannya sebagai priyayi. Dalam korpsnya,
dia mendapat kan j abat an sebagai pemimpin. Kedudukannya semakin mapan
sesuai

dengan

kelihaiannya

dalam

mencar i

aman

dan

celah

unt uk

menumpuk kekayaannya sendiri. Hasilnya sangat menggembirakan: lahirlah
Noegroho –seorang anak priyayi yang berhasil menj adi priyayi t ulen dengan
menduduki j abat an t ert inggi dalam dunia ket ent araan. Berkat Noegr oho
yang berhasil mendapat kan hak-hak ist imewa di ket ent araan karena j asaj asa

yang pernah

dilakukannya,

dia

berhasil

membuat

Harimurt i



9

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

keponakannya

yang t ert angkap oleh pemerint ahan RI karena t elribat

dengan gerakan PKI, bebas!
Pendidikan Belanda yang elit is, selekt if , dan diskriminat if ini j elas
membawa

keunt ungan

Pendidikan

it u

bagi

melahirkan

mereka

yang

pej abat -pej abat

pernah

mendapat kannya.

pemerint ah

yang sampai

Indonesia merdeka pun t et ap mendapat kan manfaat dari pendidikan elit is
t ersebut .

Tengoklah

bagaimana

Noegroho

yang

seorang

priyayi,

mendapat kan pendidikan Belanda, berhasil menj adi t ent ara dan memiliki
j abat an yang cukup t inggi dalam karir kemilit erannya.
Penguasa selaku penent u kebij akan dalam novel ini t ernyat a j uga
menunj ukkan pengar uhnya dalam dunia pendidikan. Lihat lah bagaimana
pergeseran penent u kebij akan beralih dari Belanda ke Jepang. Penguasaan
bahasa Belanda t idak l agi menj adi kemut lakan unt uk diaj arkan di sekoalahsekolah dalam pemerint ahan Jepang. Bahkan, penggunaan bahasa Belanda
pun mulai dibat asi. Bahasa Indonesia j ust ru t ampil dan diper bolehkan unt uk
digunakan. At as kebij akan yang cukup longgar ini lah, maka gerak pr ibumi
yang mendapat kan pendidikan t inggi sebelumnya menj adi lebih leluasa
karena mereka t oh sebelumnya sudah memperoleh keunt ungan dari
pendidikan yang pernah di peroleh sebelumnya.

Persoalan Pendidikan Indonesia Kini: Menuai Gejala yang Sama?
Merdeka dari penj aj ahan bukan berart i merdeka dari ket erbat asan
akses pendidikan. Sit uasi bangsa yang serba t ak menent u dit ambah dengan
krisis yang hampir dit emui di semua lini kehidupan semakin mengakibat kan
pendidikan di Indonesia menj adi t ak karuan. Di Juli 2007 ini, beberapa siswa
t erancam t ercabut st at usnya sebagai siswa di salah sat u Sekolah Menengah
At as (SMA) di kot a Semarang karena t ak dapat memenuhi kewaj ibannya
membayar daf t ar ul ang. Kebij akan kuot a siswa berasal dari luar daerah
Yogyakart a sebanyak 20% di Kot a Yogyakart a dinilai membat asi akses anak-

10

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

anak di luar kot a Yogyakart a unt uk mendaf t ar di SMA yang diinginkan. Tak
t erhit ung banyaknya anak-anak j alanan at au mereka yang berasal dari
keluarga t ak mampu berada di ambang kecemasan karena bisa j adi mereka
t ermasuk yang t ak berunt ung mengenyam pendidikan, meski konon kat anya
unt uk siswa SD bebas dari biaya pendidikan dan adanya sumbangan dana
BOS dari negara.

Janj i APBN 20% yang akan dianggarkan unt uk biaya

pendidikan pun hanya menj adi j anj i manis karena t ak kunj ung t er bukt i
kebenarannya.
Sulit nya akses pendidikan bagi semua warga negara hanya sat u dar i
unt aian benang kusut pendidikan yang membeli t neger i ini. Di t ingkat
Pendidikan Tinggi, beberapa perguruan t inggi di Indonesia mulai mengubah
st at usnya menj adi BHP. Subsidi pendidikan dari pemerint ah mulai dikurangi,
akibat nya perguruan t inggi yang t elah berubah st at usnya menj adi BHP
kemudian menerapkan biaya anggaran yang t erhit ung cukup t inggi sebagai
cadangan dana operasional yang j umlahnya t ak sedikit it u!
Belum lagi ket ent uan dan kebij akan yang beragam dari masingmasing universit as. Kualit as dalam hal ini mungkin dipert anyakan. Karena,
sudah menj adi rahasia umum j ika besarnya uang sumbangan yang mampu
diberikan oleh calon mahasiswa t erhadap j urusan yang menj adi t uj uannya
akan berpengar uh t er hadap ket ert erimaannya di perguruan t inggi yang
dit uj u. Ini umumnya dij umpai pada penerimaan mahasiswa dengan j alur di
luar SPMB, at au j alur nonreguler at au melalui uj ian t ulis dari universit as
yang bersangkut an.
Mahasiswa yang lahir dar i sit uasi The Have-lah yang akan diunt ungkan
dal am hal ini karena mereka masih relat if l ebih mudah mendapat kan akses
pendidikan. Tak lolos dari SPMB bukanlah penghalang bagi mereka unt uk
mengenyam pendidikan t inggi. Asal bisa membayar biaya pendidikan j alur
nonreguler, mereka akan memiliki akses yang sama unt uk menempuh j alur

11

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

pendidikan t inggi. Sedangkan bagi mereka yang berasal dari The Have Not ,
t ent u memiliki ket erbat asan-ket erbat asan dan kesempat an yang sangat
kecil. Kecerdasan, keberunt ungan, dan kej elian dalam menent ukan j urusan
yang dit uj u adalah f akt or-f akt or yang lebih banyak berpengaruh bagi
mereka. Jika t ak lolos dari SPMB, at au t ak memiliki cukup biaya unt uk
membayar

biaya pendidikan

di

luar

j alur

penerimaan

reguler

at au

perguruan t inggi swast a, mereka hanya bisa bersabar dan menahan diri
unt uk t idak t ergoda melanj ut kan pendidikan t inggi.
Sebenar nya,

pendidikan t inggi di Indonesia pun belum banyak

memberikan j aminan skill at au ket erampilan bagi alumninya. Terbukt i
dengan

masih

banyaknya

j umlah

pengangguran

di

Indonesia

yang

berkualifikasi sarj ana. Beberapa sekolah menengah kej uruan yang ada
belum mampu mengubah paradigma masyarakat kar ena minimnya publikasi
kinerj anya. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa
bersekolah di SMA lebih mengunt ungkan karena bisa melanj ut kan ke j enj ang
pendidikan t inggi berikut nya, sedangkan bersekolah di SMK t idak. Namun,
sat u hal yang kurang j eli dilihat
menyediakan

serangkaian

oleh masyarakat kit a adalah SMK

ket erampilan

yang

dibekalkan

bagi

siswa

lulusannya. Inilah yang t ak banyak didapat kan di bangku-bangku SMA.
Karenanya, t ak mengherankan pihak inst ansi pemerint ah sepert i Dirj en
Dikdasmen merasa perlu melakukan kampanye dan sosialisasi akan manfaat
dan keunt ungan bersekolah di SMK.
Kej adian serupa pernah dialami oleh Indonesia masa penj aj ahan
Belanda. Pada saat it u, pendidikan bagi pribumi hanya berorient asi sebagai
penyedia

t enaga

birokrasi

yang

akan

mengisi

pos-pos

administ rasi

pemerint ahan kolonial. Tenaga birokrasi ini umumnya t ak memiliki skill at au
ket erampilan khusus. Ini j uga yang saat ini t engah t erj adi di Indonesia.
Pendidikan kit a sangat lemah dal am membekali siswanya dengan lifeskill.

12

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Akibat nya, mereka menj adi ” mandul” at au t ak bisa berkarya ket ika keluar
dari sekolah. Tent u saj a kondisi sepert i ini t idak bisa dibiarkan berlarut larut .

Pemerint ah

sel aku

kebij akan-kebij akan
t erut ama

baru

membekali

pemegang
yang

mereka

kebij akan

harus

dapat

mendongkrak

dengan

serangkaian

menghasilkan

kualit as lulusan,
skill

yang

dapat

diaplikasikan dalam kehidupan ber masyar akat .
Peran

pemer int ah

selaku

pemegang

kebij akan

j uga

belum

menunj ukkan hasil yang memuaskan, t erut ama berkait an dengan kurikulum.
Di Indonesia, pembaharuan kurikulum umumnya dilakukan sepuluh t ahun
sekali. Namun, sej ak era ref ormasi di t ahun 1998, dunia pendidikan di
Indonesia ikut -ikut an l at ah mengal ami ref ormasi. KBK at au Kurikulum
Berbasis Kompet ensi adalah salah sat u cont oh hasil kelat ahan pemerint ah
Indonesia. Ket ika salah sat u ment eri pendidikan wakt u it u berkunj ung ke
luar negeri dan melihat kurikulum berbasis kompet ensi dit erapkan di negara
asing dan menunj ukkan hasil yang cukup memuaskan, kurikulum ini diadopsi
ment ah-ment ah, t idak diolah dengan penyesuaian sit uasi dan kebut uhan
dal am negeri sesuai dengan kekayaan lokal yang dimiliki di set iap daerah
Indonesia.
Belum lagi dipahami oleh semua elemen pendidikan, KBK t ernyat a
hanya menj adi sekedar wacana. Padahal, unt uk menyosialisasikan KBK ke
sekolah-sekolah
Bayangkan

saj a

berapa

pemerint ah
kerugian

yang

sudah

mengel uarkan

dialami

oleh

banyak

pemerint ah

dana.
karena

kecerobohan dalam menent ukan kebij akan yang ‘ kurang diperhit ungkan
secara masak-masak ini.
Penggant i KBK berikut nya adalah KTSP, Kurikulum Tingkat Sat uan
Pendidikan. Konon, kurikulum ini hampir mirip dengan KBK. Namun, sampai
saat ini, pemahaman yang sat u mengenai KTSP pun belum sepenuhnya ada.
Ini mungkin t ak akan menj adi soal di pulau Jawa yang sangat dekat dengan

13

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

pemerint ahan pusat (Jakart a) yang selama ini cenderung menj adi penent u
kebij akan dan memudahkan akses informasi t erhadapnya. Bagaimana
dengan daer ah-daerah di luar pulau Jawa, di mana t idak semua kebut uhan
pendidikan t ercukupi di sana? Film Denias garapan Ari Sihasale dan Nia
Zulkarnaen dapat menj adi gambaran bet apa pendidikan di Indonesia,
t erut ama yang berada di luar Jawa, sangat j auh dari kesempurnaan dan
ideal. Tidak set iap sekolah mempunyai f asilit as yang layak,

bahkan

beberapa sekolah pun mengal ami kelangkaan t enaga pengaj ar.
Kecenderungan mut akhir, kot a-kot a besar di indonesia –t erut ama
yang berada di Pulau Jawa, mulai banyak melakukan labelisasi sekolah,
ant ara l ain sekolah berst andar
t erpadu.

int ernasional,

at au sekolah

St andarisasi sekolahan ini ant ara lain didasarkan at as sarana-

prasarana yang dimiliki
kur ikulum

nasional,

yang

sekolah,

dit erapkan,

kualifikasi

bahasa

at au

t enaga pengaj ar,
medium

desain

pengaj aran

yang

digunakan, st andar mut u lulusan, sust ainabi li t y yang t elah dit unj ukkan oleh
sekolah, dsb.
Beberapa sekolah dan perguruan t inggi di Jawa bahkan t elah
menyelenggarakan kelas-kelas bert araf int ernasional, yang cirinya ant ara
lain adalah diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris. Beberapa
sekolah menj alin kerj a sama dengan universit as at au sekolah di Luar Negeri
yang bersedia memberikan beasiswa bagi pelaj ar at au mahasiswa Indonesia
unt uk belaj ar ke l uar negeri.
Tidak hanya pelaj ar yang dikirim ke luar negeri unt uk belaj ar ilmu
penget ahuan yang selama ini menj adi sumbernya. Pengaj ar pun mengalami
nasib yang sama. Pihak perguruan t inggi t erut ama yang paling sering
mengirimkan t enaga pengaj arnya unt uk belaj ar di negara asing (Bar at ).
Barat

menj adi

kiblat

modernit as,

st andar

kemaj uan

berpikir,

dan

penget ahuan.

14

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Dalam beberapa kasus, orient asi ke Barat ini sangat berpengaruh
t erhadap pola pikir dan perilaku dosen-dosen yang pernah mengecap
pendidian di Barat . Sikap negt if yang muncul ant ara lain adalah memandang
keunggulan Barat sebagai sebuah keniscayaan yang harus dikej ar dan
dipelaj ari oleh manusia-manusia Indonesia. Dan kadang kala, kepercayaankepercayaan asing it u dit elan ment ah-ment ah dan t idak disesuaikan nilainilai budayaan lokal.
St at us bahasa Inggris sebagai bahasa percat uran dunia seakan-akan
t el ah membius sekolah-sekolah di Indonesia unt uk mengaj arkan bahasa
asing ini sej ak anak-anak Indonesia masih TK hingga perguruan t inggi. Kosa
kat a baru dan sederhana

bahasa Inggris mulai dikenalkan sej ak t aman

kanak-kanak. Sement ara it u, bahasa Indonesia menj adi bahasa ke dua yang
pal ing sering dipergunakan oleh anak-anak. Ini bisa dilihat dengan mulok
(muat an

lokal)

sekolah

TK di

Yogyakart a

yang

baru-bar u

ini

saj a

memasukkan bahasa Jawa sebagai mulok yang harus diaj arkan pada anak
didiknya.
Masuknya bahasa Jawa menj adi mulok

t ent u didasarkan at as

sej umlah pemikiran akan posisi bahasa daerah yang semakin t er pinggirkan
di t engah arus globalisasi yang mulai menyent uh sudut -sudut wilayah
Indonesia. Bahkan di t ahun 2010, konon bahasa-bahasa daerah di Indonesia
akan semakin menyusut j umlahnya karena penggunanya yang semakin
sedikit .
Sebaliknya, bahasa Inggris t ampil menj adi bahasa yang sangat
prest isius. Kondisi ini agak ber beda dengan Indonesia t ahun 1990an. Di
milenium ke dua, di mana globalisasi adalah isu yang must ahil t ak
dibicarakan, bahasa Inggris menj adi ‘ pemenang’ dan menj angkau semua
elemen masyarakat .

15

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Di lingkup pendidikan, bahasa Inggr is t idak hanya menj adi pelaj aran
waj ib yang diberikan kepada para murid. Akibat nya, pesan-pesan berupa
aj akan bagi masyarakat unt uk menggunakan dan mencint ai bahasa Indonesia
perlu dikampanyekan karena kuat nya indikasi masyarakat

kit a mulai

meninggalkan bahasa Indonesia. Tengoklah beberapa wawancara yang
dit ayangkan t elevisi, kit a akan mendapat i beberapa kat a yangs sebenarnya
ada padanannya dalam bahasa Indonesia namun lebih suka diucapkan dalam
bahasa asing. Maksudnya t ent u saj a unt uk menunj ukkan kelas penggunanya.
Dengan demikian, penggunaan bahasa sudah merupakan penunj uk
prest is penggunanya. Semakin canggih seseorang berbahasa asing, maka
masyarakat akan menilainya sebagai seseorang yang lebih beradab dan maj u
daripada yang l ainnya. Tent u saj a ini hanya salah sat u ukuran dari
banyaknya ukuran yang dit erapkan masyarakat .
Penggunaan bahasa Inggris dalam sit us-sit us pendidikan merupakan
salah

sat u

indikasi

akan

ket erj aj ahan

dunia

pendidikan

Indonesia.

Kolonialisme yang melanda Indonesia memang bukan lagi milik Belanda.
Negara-negara adikuasa sepert i Inggris dan Amerika sebagai negara indust ri
maj u lah yang memegang kekuasannya. Salah sat unya dimanif est asikan
dalam pengakuan bahasa Inggris sebagai media yang digunakan unt uk
prasyarat akan berkualit asnya murid dari segi penguasaan bahasanya.
Di dunia kerj a Indonesia, penguasaan bahasa Inggr is secara akt if dan
pasif menj adi prasyarat yang semakin banyak dij umpai. Set iap lowongan
yang t ermuat di koran hampir selalu menyarat kan penguasaan bahasa
Inggris, baik dengan unj uk skor TOEFL, IELTS, at au kemampuan lisan dan
t ulisnya.
Kolonialisme di Indonesia t elah mencapai bent uknya yang baru, yakni
melalui t openg pendidikan. Memang benar bahwa kolonialisme dalam
beberapa hal mungkin membawa kebaikan dalam bidang pendidikan.

16

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

Namun,

seiring perkembangan zaman, Indonesia membukt ikan bahwa

ket erj aj ahan Indonesia masih t erj adi hingga saat ini.
Pendidikan di Indonesia rat a-rat a masih didikt e dengan kepercayaankepercayaan asing.

Selain it u,

f asilit as-fasilit as sangat

t idak merat a

penyebarannya. Dunia pendidikan di luar Jawa umumnya yang mengal ami
kesulit an dalam mendapat kan f asilit as-f asilit as sepert i ini. Kurikulum yang
t idak disesuaikan dengan perkembangan zaman dan analisis kebut uhan
unt uk memaj ukan bangsa menj adi kendala dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Akibat nya, sekolah-sekolah di Indonesia masih berorient asi pada
pengkaderan

t enaga

administ rasi

dibandingkan

dengan

t enaga-t enaga

t er lat ih yang memiliki kesadaran sosial unt uk memperbaiki kehidupan
sosial-ekonomi negara Indonesia.
Pembangunan sarana-dan prasarana, kualit as dan kuant it as mut u
pendidikan di Indonesia j uga masih berorient asi di daerah pusat . Daerahdaerah t ert inggal sangat j auh dari cit ra sekolah yang ideal. Kondisi ini masih
diperburuk dengan penet apan st andar yang dit erapkan di beberapa daerah
perkot aan, sepert i sekolah berst andar int ernasional, berst andar nasional,
berbadan hukum pendidikan (BHP), sekolah t erpadu, dst . Dengan modelmodel sepert i ini, pendidikan di daerah menj adi semakin t ert inggal dengan
pendidikan yang berada di kot a-kot a besar.
Orient asi ke Barat t anpa melihat st rukt ur keunikan masyarakat
Indonesia menj adi salah sat u sebab yang semakin mempert aj am persoalanpersoalan pendidikan di Indonesia. Penggunaan dan pengaj aran bahasa asing
yang porsinya lebih banyak daripada bahasa lokal (daerah) t ent u saj a
akhirnya membuat bahasa daerah lama-kelamaan menj adi mat i.
Sayangnya, peningkat an penggunaan bahasa asing t idak didukung
dengan upaya unt uk mencint ai bahasa daerah. Masuknya bahasa daerah ke
dal am muat an lokal, misalnya, bukan sat u-sat unya solusi yang t epat . Ini

17

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

dikarenakan t idak diimbanginya dengan penanaman budaya at au kesenian
lainnya di sekolah-sekolah. Porsi yang t ak seimbang ant ara budaya lokal
yang diaj arkan bukan t ak must ahil akan membuat hal-hal yang berbau
kedaerahan menj adi semakin t erasing dan t ak dikenali oleh masyarakat
Indonesia.

Penutup
Meski dalam UUD 1945 t elah disebut kan bahwa pendidikan adalah hak
set iap

warga

negara,

namun

t ampaknya

Indonesia

belum

dapat

mewuj udkannya. Sit uasi dan kondisi kehidupan bangsa yang t ak st abil
semakin membuat dunia pendidikan di Indonesia sarat dengan persoalanpersoalan yang sangat erat dengan persoalan polit ik.
Persoalan-persoalan

yang

muncul

dalam

dunia

pendidikan

di

Indonesia sebenarnya adalah persoalan-persoalan yang lahir dan diperuncing
oleh

kolonialisme.

Dalam

bent uk

pendidikan

inilah,

pendidikan

bermet amorf osa sebagai sebuah neokolonialisme9.
Prakt ik neokolonialisme dalam dunia pendidikan Indonesia t erekam
dal am Para Pr iyayi karya Umar Kayam yang banyak bercerit a t ent ang polapola pendidikan zaman kolonialisme Belanda yang t ak pernah bebas dari
diskr iminasi, elit isasi, dan seleksi. Penguasaan bahasa Belanda merupakan
salah sat u f akt or

yang berpengaruh bagi kedudukan dan karir seorang

priyayi yang t elah mendapat kan pendidikan a la Eropa.
Kondisi yang sama hampir dit emui di dunia pendidikan Indonesia saat
ini. Pembelaj aran bahasa asing yang banyak digunakan di ber bagai sekolah
9

Philip G Alt bach dalam “ Educat ion and Post colonial isme” (dalam The Post col onial St udi es
Reader , 1995) mengatakan bahwa neokolonial isme adalah sit uasi yang t engah t erj adi pada
Negara yang sedang membangun, ini t erut ama t erkait dengan sist em pendidikan dan
kehidupan i nt elekt ualnya. Neokolonialisme memiliki pengaruh posi t if dan negat i f. Dampak
neokolonial isme yang negat if l ah yang disorot i Philip dalam t ulisannya t ersebut , t erut ama
yang berwuj ud pendidikan. Menurut nya, negara-negara berkembang masih banyak
menggunakan pola administ rasi sekolah kolonial.

18

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

PD

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

merupakan indikasi adanya bent uk neokolonialisme karena bahasa-bahasa
lokal mulai t erabaikan. Masyarakat j uga memandang bahwa penguasaan
bahasa asing akan membuat seseorang menj adi t erdongkrak prest isnya. Ini
ant ara lain dit unj ukkan dnegan semakin banyaknya anggot a masyarakat ,
t erut ama kaum elit yang pernah mencecap pendidikan di luar negeri, unt uk
lebih sering menggunakan kosa kat a asing

dalam percakapan -meski

sebenarnya kat a t ersebut ada pula padanannya dalam bahasa Indonesia, dan
mulai sedikit nya pengguna bahasa daerah.
Akses pendidikan yang t erbat as t erut ama bagi mereka yang t ak
mampu adalah sal ah sat u bukt i lain bet apa pendidikan di Indonesia saat ini
t ak mudah diperoleh. Gont a-gant inya kurikulum oleh pej abat yang berbeda
merupakan bukt i lain bet apa pondasi pendidikan kit a mudah goyah dan t ak
memiliki st rukt ur yang kuat , t erut ama yang memperhat ikan nilai-nilai lokal
dan

kebut uhan

yang

beragam

dari

Indonesia

t idak

masing-masing

daerah

dengan

karakt erist iknya.
Jika

pendidikan

mengalami

perubahan,

masih

bergerak dalam usaha mencipt akan calon-calon t enaga birokrat pemerint ah
yang sangat minim kualit as skill yang dimilikinya, t ent u ini t ak akan
memperbaiki

kondisi

pendidikan

kit a.

Pendidikan

yang

berkarakt er,

berorient asi pada kebut uhan unt uk memaj ukan masyarakat dan bangsa
Indonesia,

mencipt akan

keadilan

bagi

seluruh

warga

negara

unt uk

mendapat kan hak pendidikan, dan keberanian unt uk menent ukan nasib
pendidikan dengan t ak berkiblat kepada dunia Barat perlu diwuj udkan
supaya pendidikan kit a l ebih bermart abat dan merdeka.

Jogj akart a, Desember 2007

19

.d o

o

.c

m

C

m

w

o

.d o

w

w

w

w

w

C

lic

lic
k

k

to

to

bu

bu
y

y

N

N

O
W

O
W

!

!

PD

c u -tr a c k

.c