T PEKO 1302895 Chapter 5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan sebagaimana
diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Norma subyektif berpengaruh positif terhadap sikap personal wirausaha siswa
SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandun. Artinya semakin tinggi norma
subyektif yang dimiliki siswa maka akan semakin positif pula sikap personal
wirausaha mereka. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan penulis diterima
atau terbukti.
2. Norma subyektif berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol perilaku
wirausaha siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Artinya bahwa
semakin tinggi norma subyektif yang dimiliki siswa maka akan semakin positif
pula persepsi kontrol perilaku wirausaha mereka. Dengan demikian, hipotesis
yang diajukan penulis diterima atau terbukti.
3. Sikap personal berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK
di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Artinya bahwa semakin tinggi sikap
personal yang dimiliki siswa maka akan semakin positif pula intensi
kewirausahaan mereka. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan penulis
diterima atau terbukti.

4. Norma subyektif berpengaruh negative terhadap intensi kewirausahaan siswa
SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Artinya bahwa tinggi rendahnya
norma subyektif yang dimiliki siswa tidak berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya intensi kewirausahaan siswa. Dengan demikian, hipotesis yang
diajukan penulis ditolak atau tidak terbukti.
5. Persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan
siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Artinya bahwa semakin
tinggi persepsi kontrol perilaku yang dimiliki siswa maka akan semakin positif

117

118

pula intensi kewirausahaan mereka. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan
penulis diterima atau terbukti.
6. Intensi kewirausahaan siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung
dipengaruhi secara positif oleh sikap personal dan persepsi kontrol perilaku.
Sedangkan, norma subyektif tidak berpengaruh positif terhadap intensi
kewirausahaan. Adapun pengaruh paling kuat berasal dari sikap personal
kemudian diikuti oleh persepsi kontrol perilaku. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi sikap personal dan persepsi kontrol perilaku
wirausaha siswa SMK, maka akan semakin kuat pula intensi kewirausahaan
mereka.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis ajukan beberapa saran bagi pihakpihak yang berkepentingan sebagai berikut:
1.

Norma subyektif tidak berpengaruh secara langsung terhadap intensi
kewirausahaan.

Artinya

lingkungan

terdekat

siswa

belum


mampu

menumbuhkan niat, motivasi, dan kesiapan siswa untuk berwirausaha. Oleh
karena itu, seharusnya dari lingkungan terdekat siswa memberikan dukungan
atau motivasi terhadap keinginan siswa untuk berwirausaha sehingga semakin
kuat upaya mereka untuk mewujudkan perilaku tersebut.
2.

Norma subyektif memiliki pengaruh cukup kuat terhadap prediktor intensi
kewirausahaan yaitu sikap personal dan persepsi kontrol perilaku pada siswa
SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Indikator yang paling dominan
dalam membentuk norma subyektif siswa SMK yaitu pembelajaran
kewirausahaan di sekolah mampu memotivasi siswa untuk berwirausaha. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kewirausahaan di
sekolah telah berjalan cukup efektif sehingga mampu menumbuhkan sikap
serta persepsi positif siswa SMK mengenai perilaku wirausaha serta
menumbuhkan motivasi, niat serta keinginan untuk berwirausaha. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar pihak sekolah dan
pemerintah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kewirausahaan


Resti Elfia Shanti, 2016
PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

119

sehingga tujuan pembelajaran kewirausahaan yang telah ditetapkan dapat
dicapai secara maksimal. Sesuai dengan tujuan pembelajaran kewirausahaan,
bagi pihak sekolah diharapkan dapat membangun kompetensi siswa agar
memiliki kemampuan:1) memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari,
terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat; 2) berwirausaha dalam
bidangnya; 3) menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya; serta
4) mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. Adapun upaya yang dapat
dilakukan sekolah, antara lain: 1) meningkatkan profesionalitas semua guru
tidak hanya guru kewirausahaan saja karena apabila semua guru mampu
bekerja secara profesional maka setiap program yang ditetapkan sekolah dapat
berjalan secara efektif; 2) mengadakan sarana dan prasarana yang menunjang

kegiatan pembelajaran kewirausahaan seperti ruang workshop bagi siswa
untuk memamerkan hasil karyanya; 3) mengadakan kegiatan pameran yang
menampilkan hasil karya siswa baik di dalam sekolah serta berpartisipasi pada
pameran yang diadakan di luar sekolah; 4) mengadakan pelatihan atau seminar
kewirausahaan dengan mengundang tokoh-tokoh yang berpengalaman di dunia
wirausaha; 5) mengadakan kunjungan maupun magang ke sentra industry kecil
agar siswa dapat belajar secara langsung bagaimana memulai sebuah usaha.

Sedangkan bagi pemerintah, diharapkan pemerintah dapat memberikan
dukungan positif terhadap penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan baik
pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan di luar kelas. Dukungan
positif tersebut dapat dilakukan antara lain: 1) memberikan kemudahan akses
atau izin bagi sekolah untuk mengadakan kegiatan pameran baik tingkat
sekolah, kabupaten, provinsi maupun nasional; 2) menyediakan sarana dan
prasarana yang menunjang pembelajaran di sekolah seperti pemberian bantuan
dana bagi pembangunan ruang workshop yang memadai; 3) mengadakan
bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran kewirausahaan di
sekolah secara rutin; 4) menyelenggarakan pameran tingkat kabupaten,
provinsi maupun nasional bagi siswa SMK baik secara individu maupun
kelompok; 5) mengadakan perlombaan hasil kreasi siswa SMK setiap tahun

Resti Elfia Shanti, 2016
PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

120

sehingga dapat memacu siswa SMK untuk terus berkarya sebagai modal di
masa depan; 6) memberikan bantuan modal bagi siswa SMK yang ingin
mengembangkan produk atau hasil karyanya agar bisa dijual ke masyarakat
serta membantu siswa SMK untuk memasarkan produk tersebut.

Indikator pembentuk norma subyektif siswa SMK terhadap perilaku wirausaha
selanjutnya yaitu teman sejawat. Sedangkan, keluarga terdekat menempati
urutan ketiga dalam membentuk norma subyektif siswa SMK. Saran penulis,
seharusnya keluarga terdekat terutama orang tua memberikan dukungan yang
positif terhadap keinginan siswa berwirausaha, serta memberikan kesempatan
bagi mereka untuk menimba ilmu kewirausahaan di tempat yang mereka
inginkan. Karir sebagai wirausaha dapat menumbuhkan kemandirian anak

terutama dalam menjalani kehidupan di masa mendatang sehingga penulis
berharap orang tua siswa dapat memberikan motivasi yang positif terhadap
niat/keinginan berwirausaha mereka.
3.

Berdasarkan analisa deskriptif diperoleh hasil bahwa sikap personal berada
pada kriteria “tinggi”, persepsi kontrol perilaku pada kriteria “tinggi”, dan
intensi kewirausahaan pada kriteria “tinggi”. Artinya siswa SMK telah
memiliki penilaian positif terhadap perilaku wirausaha, memiliki niat/motivasi
berwirausaha serta merasa memiliki kemampuan untuk berwirausaha dan
mengontrol perilaku wirausaha mereka. Saran penulis bagi pihak sekolah,
antara lain: 1) memberikan motivasi pada siswa SMK agar mau dan mampu
mewujudkan keinginan mereka berwirausaha; 2) menumbuhkan kepercayaan
diri bagi mereka yang ingin berwirausaha; 3) menambah buku sumber
berkaitan dengan kewirausahaan, seperti buku mengenai tokoh-tokoh
wirausahawan sukses, buku cara memulai usaha baru, buku tentang cara
membuat hasil karya (seni kerajinan tangan, menjahit, tata boga, dan
sebagainya), buku mengenai psikologi kewirausahaan, dan sebagainya; 4)
mengadakan pameran hasil karya siswa SMK setiap tahun di sekolah; 5)
kunjungan kerja atau magang di sentra industry kecil.


Resti Elfia Shanti, 2016
PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

121

4.

Instrumen yang dikembangkan oleh Linan dan Chen (2009) yaitu
entrepreneurial intentions questionare memerlukan adanya modifikasi seperti
yang dilakukan oleh Rijal Assidiq Mulyana (2013). Berdasarkan modifikasi
instrument oleh Rijal Assidiq Mulyana (2013) pada konstruk norma subyektif
yaitu adanya tambahan indikator pembelajaran kewirausahaan selain dari
keluarga terdekat, teman terdekat, hingga teman sejawat yang mendukung
siswa berwirausaha, hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa indikator
pembelajaran kewirausahaan memberikan pengaruh dominan terhadap
pembentukan norma subyektif siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten

Bandung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan kewirausahaan di
sekolah juga berperan dalam membentuk intensi kewirausahaan siswa. Oleh
karena itu, saran penulis untuk peneliti selanjutnya yaitu tidak mengabaikan
peran pendidikan kewirausahaan sehubungan dengan penelitian tentang intensi
kewirausahaan baik penelitian yang dilakukan di tingkat sekolah menengah
maupun tingkat perguruan tinggi.

5.

Penelitian yang dilakukan penulis tidak menggunakan faktor modal individu
dan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan orang tua, dan
anggota keluarga lain yang berwirausaha sebagai variabel kontrol, tetapi hanya
sebagai informasi mengenai karakteristik responden yang diteliti. Saran penulis
untuk peneliti selanjutnya yaitu dapat menggunakan faktor-faktor tersebut
sebagai variabel kontrol sehingga diperoleh hasil penelitian yang mendalam,
informative, kompleks, serta lebih mendekati penelitian yang dilakukan oleh
Linan dan Chen (2009).

Resti Elfia Shanti, 2016
PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP

INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu