S PAUD 1009923 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting diberikan kepada setiap individu, karna
melalui suatu pendidikan semua potensi atau
kemampuan yang ada pada setiap
individu akan tersalurkan dan berkembang dengan baik apabila di stimulus
dengan baik. Pada dasarnya untuk mendapatkan generasi penerus bangsa yang
cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik, maka hal tersebut perlu melalui
pendidikan sejak usia dini karna anak usia dini merupakan dimana masa yang
sangat baik untuk didik, daya ingat anak masih sangat kuat dan apabila kita
memberikan pendidikan sejak dini maka pendidikan yang kita berikan akan
melekat didiri setiap anak.
Menurut Anita, 2010 : 4,
Pendidikan anak usia dini memegang peranan
yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab
PAUD merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan
pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
fisik, mental, yang ituakan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos
kerja dan produktivitas dari sinilah berawal kemandirian dari seorang anak yang
nantinya tumbuh kembangnya menjadi potensial. Pendidikan anak usia dini
(PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
membina manusia agar
menjadi warga negara yang baik dan berkepribadian sesuai dengan tujuan
Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum di dalam Bab
II Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
2
Taman Kanak-kanak adalah salah satu lembaga pendidikan anak usia dini
yang mana didalamnya terdapat anak yang berumur 4-6 tahun. Pendidikan
prasekolah adalah bentuk pendidikan yang diselenggrakan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak serta menstimulus
seluruh kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Sebagaimana diungkapkan
oleh Masitoh Dkk (2005) bahwa taman kanak-kanak pada dasarnya adalah
pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
secara
menyeluruh
atau
menekankan
pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Kurikulum (2004 : 3 ) bahwa anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari
anak usia yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini
secara
terminologi
disebut
sebagai
anak
usia
prasekolah.
Perkembangan
kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Usia 46 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima
berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa
terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan.
Salah satu kemampuan anak usia Taman Kanak-kanak
penting untuk dikembangkan
yang sangat
yaitu sikap Kemandirian. Kemandirian untuk anak
sangat penting untuk dilatih sejak dini, hal ini agar anak dapat melakukan suatu
kegiatan dimana anak tersebut tidak perlu meminta bantuan orang lain dan anak
mampu
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
baru,
dan
anak
mampu
mempersiapakan diri untuk memasuki pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Menurut Hiban dalam
Sari (2009) anak mendapatkan pembinaan sejak
usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejakteraan fisik dan mental,
yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan
prestasi belajar dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Kemandirian
(autonomi) menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2001 : 130)
adalah sikap mandiri dalam cara berfikir dan bertindak , mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta meyesuaikan diri sesuai
dengan norma yang berlaku di lingkungan.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
Anak dapat dikatakan mandiri ketika anak tersebut dapat menjadi sosok
pribadi yang yang dapat menjadi diri sendiri dan anak dapat melakukan sesuatu
dengan tidak bergantung pada orang lain yang ada disekelilingnya. hal ini sejalan
dengan Lerner dalam Ilmaeti (2009) bahwa kemandirian menunjuk pada
kesempatan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak , tidak
bergantung pada orang lain, dan bebas mengatur kebutuhan sendiri.
Siswanto (2010 : 52) pendidikan untuk mandiri adalah pendidikan
kepada anak kita agar ia mempunyai sikap mau mengusahakan dan berbuat
sesuatu atas kesadaran dan usaha sendiri. Ia tidak mudah menggantungkan diri
kepada orang lain. Hal ini sependapat dengan Tim Pusataka Familia (2006 : 33)
menyatakan bahwa kemandirian yang sebaiknya dimiliki oleh anak-anak bukan
berarti anak harus sendirian atau tidak membutuhkan orang lain, tetapi mandiri
artinya, apapun yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan tidak tergantung pada
apa yang dipikirkan , dirasakan, dan dilakukan orang lain.
Perkembangan
kemandirian
merupakan
masalah
penting
sepanjang
rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan
perubahan emosional,
fisik,
yang
pada
giliranya
dapat
memicu
terjadinya
perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis
tentang cara berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam
peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu. Secara spesifik,
masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik
maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas
tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang lain.
Steinberg (Desmita : 184) kemandirian berbeda dengan tergantung,
karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh kemandirian.
Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada
posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri.
Sikap mandiri bagi peserta didik sangatlah harus diperhatikan, hal ini
akan sangat berpengaruh bagi kehidupan anak dimasa akan datang. Hal ini sejalan
dengan Desmita (2012 : 189) mengatakan pentingnya kemandirian bagi peserta
didik , dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara
langsung atau tidak langsung memengaruhi kehidupan peserta didik.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
Ali dan Asrori (2004: 118) menyatakan perkembangan kemandirian juga
dipengaruhi oleh stimulus lingkungan selain oleh potensi yang telah dimiliki sejak
lahir
sebagai keturunan
dari orang
tuanya.sedangkan Sartini (Lia,
2011)
mengungkapkan bahwa kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian
manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa kemandirian terkait
dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini
mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya.
Menurut Ayah Bunda (1998 : 48) istilah kemandirian pada anak
umumnya dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan segala sesuatunya
sendiri. Apakah itu memakai baju sendiri, menalikan sepatu sendiri, atau makan
sendiri tanpa harus bergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian tidak hanya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat fisik, tetapi juga psikologis, seperti mampu
mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambil, serta sikap-sikap lain yang mengacu kepada keberanian seseorang untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan menurut Havighurts (Gunarsa, 1986)
tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu; kematangan
fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyrakat, dan norma pribadi mengenai
aspirasi-aspirasinya.
Menurut Fatimah (2008:141) mengatakan mandiri sering disebut berdiri
diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada
orang lain serta bertanggung jawab apa yang dilakukannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat
Bacharudin
mengambil pilihan
(2008:
75)
kemandirian
adalah
kemampuan
untuk
dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian
pada anak-anak mewujud ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam
mengambil berbagai keputusan dari memilih perlengkapan belajar yang ingin
digunakan, memilih teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan
menyertakan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang lebih serius.
Departemen pendidikan Nasioanal (2009, Amalia ) mengemukakan
karakteristik kemandirian anak usia 5-6 yaitu : Kemampuan makan sendiri, dapat
memakai
sepatu
dengan
lengkap
termasuk
memitakan
tali
sepatu
dan
mengencangkan tali ikat pinggang, dapat membuka kancing baju, dapat mandi
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
sendiri tanpa pengawasan, dapat membersihkan ingus sendiri, dapat memotong
kuku sendiri.
Hasil observasi yang dilaksanakan dibeberapa Taman Kanak-kanak
masih banyak anak yang yang belum bisa dikatakan mandiri, hal ini dilihat dari
sikap anak yang masih tergantung pada guru maupun orang tuanya, seperti : anak
masih meminta bantuan ketika membersihkan diri, masih meminta bantuan dalam
berpakaian, meminta bantuan dalam buang air besar dan kecil, anak masih
meminta bantuan ketika makan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di TK Al-Ikhlas.
dalam mengembangkan kemandirian anak kelompok B guru mempunyai program
yaitu program pembiasaan dalam melakukan kegiatan sehari-hari disekolah. Hal
ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Siskandar (2003) bahwa program
kegiatan di prasekolah seharusnya menanamkan dan menumbuhkan pentingnya
pembinaan perilaku dan sikap yang dapat dilakukan oleh anak pada setiap
harinya,
maka
pendidik
dapat
mengajarkan
secara
bertahap
dan
berkesinambungan serta konsisten dilakukan.
Kemandirian sangat penting untuk anak yang akan memasuki pendidikan
ketingkat
Sekolah
Dasar,mengembangkan
kemandirian
pada
anak
sekolah
memeliki peran yang sangat penting, dalam mengembangkan perilaku pada anak
diharapkan nantinya anak akan terbiasa hidup mandiri dan tumbuh menjadi
pribadi yang mandiri.
Maka hal ini inilah yang melatarbelakangi penulis
mengambil judul “ PROFIL
KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK
AL-IKHLAS”. Hal ini melatar belakangi penulis
mengambil judul tersebut
karna penulis ingin mengetahui seberapa besar perkembangan kemandirian anak
usia Taman Kanak-kanak di TK Al-Ikhlas yang memiliki program pembiasaan
untuk mengembangkan kemandirian anak seperti : pembiasan menyimpan sepatu
pada
tempatnya,
membuang
sampah
menyimpan
pada
tas,
mencuci tangan,
tempatnya,
mengambil
membereskan
makanan
mainan,
sendiri,
dan
membersihkan diri sendiri ketika buang air besar dan kecil. Alasan mengambil
sampel di kelompok B karna anak kelompok B akan segera memasuki jenjang
pendidikan berikutnya yaitu tingkat sekolah dasar (SD), karna program-program
kemandirian sangat berpengaruhi bagi kesiapan anak untuk memasuki jenjang
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
pendidikan berikutnya. Sebagai contoh masih sering ditemukan anak pada usia
Sekolah Dasar (SD) masih ditunggu oleh orang tua diluar kelas, masih meminta
bantuan ketika makan, masih meminta bantuan ketika buang air besar dan kecil,
masih meminta bantuan ketika memakai pakaian, dan anak masih meminta
bantuan ketika memakai sepatu dan menalikan sepatu sendiri. Hal ini senada
dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock (1980 : 111) yaitu :
„Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai saat belajar untuk
belajar keterampilan. Apabila anak tidak diberi kesempatan mempelajari
keterampilan
tertentu,
dimana
perkembangan
kemampuannya
sudah
memungkinkan untuk melakukan berbagai hal, dan berkembangnya keinginan
pada diri anak untuk mandiri, maka anak tidak saja akan kurang memiliki dasar
keterampilan yang telah dipelajari oleh teman-teman sebayanya tetapi juga akan
kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan pada saat
diberi kesempatan‟.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membuat
perumusan masalah agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah. Pernyataan
peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Profil Kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas ?
2. Upaya apa saja yang telah dilakukan guru kepada Anak Kelompok B TK
Al-Ikhlas untuk mengembangkan kemandirian anak ?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemandirian
Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui profil kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja telah dilakukan guru kepada Anak Kelom
pok B TK Al-Ikhlas untuk mengembangkan kemandirian siswa.
3. Untuk
mengetahui
kendala
apa
saja
yang
dihadapi
mengembangkan kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas.
D. Manfaat Penelitian
1. Umum
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
guru
dalam
7
Dengan
dilakukannya
penelitian
ini diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan pemikiran yang signifikan sebagai literatur ilmiah yang dapat
dijadikan sumber ataupun bahan kajian, khususnya di bidang pendidikan anak
usia dini karena penelitian ini berkaitan dengan “Profil Kemandirian Anak
Kelompok B TK Al-Ikhlas”.
2. Khusus
a) Bagi orang tua untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada setiap
orang bahwa pentingnya pendidikan prasekolah untuk anak mereka sebelum
memasuki sekolah dasar.
b) Bagi
guru
sebagai
bahan
pertimbangan
tenaga
pendidik
untuk
terus
meningkatkan sistem pembelajaran yang lebih baik di Taman Kanak-kanak.
c) Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk penelitian
selanjutnya.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari V Bab.
Bab I
Pendahuluan, meliputi berisi latar belakang penulisan, Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
penelitian
dan
definisi
operasional variabel.
Bab II
Membahas teori-teori yang berkaitan dengan kemandirian taman
kanak-kanak.
Bab III
Metode penelitian, pada bagian ini diuraikan metode penelitian yang
digunakan, lokasi dan subjek penelitian, tahap pelaksanaan penelitian,
dan teknik pengumpulan data.
Bab IV
Hasil penelitian dan pembehasan, pada bagian ini diuraikan latar
belakang
berdirinya
lembaga
pendidikan
TK
Al-Ikhlas,
profil
kemandirian siswa kelompok B TK Al-Ikhlas, upaya guru TK AlIkhlas
dalam
mengembangkan
kemandirian
siswa
kelompok
B, kendala yang dihadapi guru mengembangkan kemandirian
siswa
kelompok B, pembahasan.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
8
Bab V
kesimpulan dan rekomendasi, pada bagian ini akan dibahas mengenai
kesmpulan hasil penelitian, dan rekomendasi bagi yayasan, guru, dan
peneliti selanjutnya.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting diberikan kepada setiap individu, karna
melalui suatu pendidikan semua potensi atau
kemampuan yang ada pada setiap
individu akan tersalurkan dan berkembang dengan baik apabila di stimulus
dengan baik. Pada dasarnya untuk mendapatkan generasi penerus bangsa yang
cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik, maka hal tersebut perlu melalui
pendidikan sejak usia dini karna anak usia dini merupakan dimana masa yang
sangat baik untuk didik, daya ingat anak masih sangat kuat dan apabila kita
memberikan pendidikan sejak dini maka pendidikan yang kita berikan akan
melekat didiri setiap anak.
Menurut Anita, 2010 : 4,
Pendidikan anak usia dini memegang peranan
yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab
PAUD merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan
pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
fisik, mental, yang ituakan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos
kerja dan produktivitas dari sinilah berawal kemandirian dari seorang anak yang
nantinya tumbuh kembangnya menjadi potensial. Pendidikan anak usia dini
(PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
membina manusia agar
menjadi warga negara yang baik dan berkepribadian sesuai dengan tujuan
Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum di dalam Bab
II Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
2
Taman Kanak-kanak adalah salah satu lembaga pendidikan anak usia dini
yang mana didalamnya terdapat anak yang berumur 4-6 tahun. Pendidikan
prasekolah adalah bentuk pendidikan yang diselenggrakan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak serta menstimulus
seluruh kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Sebagaimana diungkapkan
oleh Masitoh Dkk (2005) bahwa taman kanak-kanak pada dasarnya adalah
pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
secara
menyeluruh
atau
menekankan
pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Kurikulum (2004 : 3 ) bahwa anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari
anak usia yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini
secara
terminologi
disebut
sebagai
anak
usia
prasekolah.
Perkembangan
kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Usia 46 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima
berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa
terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan.
Salah satu kemampuan anak usia Taman Kanak-kanak
penting untuk dikembangkan
yang sangat
yaitu sikap Kemandirian. Kemandirian untuk anak
sangat penting untuk dilatih sejak dini, hal ini agar anak dapat melakukan suatu
kegiatan dimana anak tersebut tidak perlu meminta bantuan orang lain dan anak
mampu
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
baru,
dan
anak
mampu
mempersiapakan diri untuk memasuki pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Menurut Hiban dalam
Sari (2009) anak mendapatkan pembinaan sejak
usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejakteraan fisik dan mental,
yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan
prestasi belajar dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Kemandirian
(autonomi) menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2001 : 130)
adalah sikap mandiri dalam cara berfikir dan bertindak , mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta meyesuaikan diri sesuai
dengan norma yang berlaku di lingkungan.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
Anak dapat dikatakan mandiri ketika anak tersebut dapat menjadi sosok
pribadi yang yang dapat menjadi diri sendiri dan anak dapat melakukan sesuatu
dengan tidak bergantung pada orang lain yang ada disekelilingnya. hal ini sejalan
dengan Lerner dalam Ilmaeti (2009) bahwa kemandirian menunjuk pada
kesempatan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak , tidak
bergantung pada orang lain, dan bebas mengatur kebutuhan sendiri.
Siswanto (2010 : 52) pendidikan untuk mandiri adalah pendidikan
kepada anak kita agar ia mempunyai sikap mau mengusahakan dan berbuat
sesuatu atas kesadaran dan usaha sendiri. Ia tidak mudah menggantungkan diri
kepada orang lain. Hal ini sependapat dengan Tim Pusataka Familia (2006 : 33)
menyatakan bahwa kemandirian yang sebaiknya dimiliki oleh anak-anak bukan
berarti anak harus sendirian atau tidak membutuhkan orang lain, tetapi mandiri
artinya, apapun yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan tidak tergantung pada
apa yang dipikirkan , dirasakan, dan dilakukan orang lain.
Perkembangan
kemandirian
merupakan
masalah
penting
sepanjang
rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan
perubahan emosional,
fisik,
yang
pada
giliranya
dapat
memicu
terjadinya
perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis
tentang cara berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam
peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu. Secara spesifik,
masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik
maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas
tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang lain.
Steinberg (Desmita : 184) kemandirian berbeda dengan tergantung,
karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh kemandirian.
Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada
posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri.
Sikap mandiri bagi peserta didik sangatlah harus diperhatikan, hal ini
akan sangat berpengaruh bagi kehidupan anak dimasa akan datang. Hal ini sejalan
dengan Desmita (2012 : 189) mengatakan pentingnya kemandirian bagi peserta
didik , dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara
langsung atau tidak langsung memengaruhi kehidupan peserta didik.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
Ali dan Asrori (2004: 118) menyatakan perkembangan kemandirian juga
dipengaruhi oleh stimulus lingkungan selain oleh potensi yang telah dimiliki sejak
lahir
sebagai keturunan
dari orang
tuanya.sedangkan Sartini (Lia,
2011)
mengungkapkan bahwa kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian
manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa kemandirian terkait
dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini
mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya.
Menurut Ayah Bunda (1998 : 48) istilah kemandirian pada anak
umumnya dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan segala sesuatunya
sendiri. Apakah itu memakai baju sendiri, menalikan sepatu sendiri, atau makan
sendiri tanpa harus bergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian tidak hanya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat fisik, tetapi juga psikologis, seperti mampu
mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambil, serta sikap-sikap lain yang mengacu kepada keberanian seseorang untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan menurut Havighurts (Gunarsa, 1986)
tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu; kematangan
fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyrakat, dan norma pribadi mengenai
aspirasi-aspirasinya.
Menurut Fatimah (2008:141) mengatakan mandiri sering disebut berdiri
diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada
orang lain serta bertanggung jawab apa yang dilakukannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat
Bacharudin
mengambil pilihan
(2008:
75)
kemandirian
adalah
kemampuan
untuk
dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian
pada anak-anak mewujud ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam
mengambil berbagai keputusan dari memilih perlengkapan belajar yang ingin
digunakan, memilih teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan
menyertakan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang lebih serius.
Departemen pendidikan Nasioanal (2009, Amalia ) mengemukakan
karakteristik kemandirian anak usia 5-6 yaitu : Kemampuan makan sendiri, dapat
memakai
sepatu
dengan
lengkap
termasuk
memitakan
tali
sepatu
dan
mengencangkan tali ikat pinggang, dapat membuka kancing baju, dapat mandi
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
sendiri tanpa pengawasan, dapat membersihkan ingus sendiri, dapat memotong
kuku sendiri.
Hasil observasi yang dilaksanakan dibeberapa Taman Kanak-kanak
masih banyak anak yang yang belum bisa dikatakan mandiri, hal ini dilihat dari
sikap anak yang masih tergantung pada guru maupun orang tuanya, seperti : anak
masih meminta bantuan ketika membersihkan diri, masih meminta bantuan dalam
berpakaian, meminta bantuan dalam buang air besar dan kecil, anak masih
meminta bantuan ketika makan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di TK Al-Ikhlas.
dalam mengembangkan kemandirian anak kelompok B guru mempunyai program
yaitu program pembiasaan dalam melakukan kegiatan sehari-hari disekolah. Hal
ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Siskandar (2003) bahwa program
kegiatan di prasekolah seharusnya menanamkan dan menumbuhkan pentingnya
pembinaan perilaku dan sikap yang dapat dilakukan oleh anak pada setiap
harinya,
maka
pendidik
dapat
mengajarkan
secara
bertahap
dan
berkesinambungan serta konsisten dilakukan.
Kemandirian sangat penting untuk anak yang akan memasuki pendidikan
ketingkat
Sekolah
Dasar,mengembangkan
kemandirian
pada
anak
sekolah
memeliki peran yang sangat penting, dalam mengembangkan perilaku pada anak
diharapkan nantinya anak akan terbiasa hidup mandiri dan tumbuh menjadi
pribadi yang mandiri.
Maka hal ini inilah yang melatarbelakangi penulis
mengambil judul “ PROFIL
KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK
AL-IKHLAS”. Hal ini melatar belakangi penulis
mengambil judul tersebut
karna penulis ingin mengetahui seberapa besar perkembangan kemandirian anak
usia Taman Kanak-kanak di TK Al-Ikhlas yang memiliki program pembiasaan
untuk mengembangkan kemandirian anak seperti : pembiasan menyimpan sepatu
pada
tempatnya,
membuang
sampah
menyimpan
pada
tas,
mencuci tangan,
tempatnya,
mengambil
membereskan
makanan
mainan,
sendiri,
dan
membersihkan diri sendiri ketika buang air besar dan kecil. Alasan mengambil
sampel di kelompok B karna anak kelompok B akan segera memasuki jenjang
pendidikan berikutnya yaitu tingkat sekolah dasar (SD), karna program-program
kemandirian sangat berpengaruhi bagi kesiapan anak untuk memasuki jenjang
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
pendidikan berikutnya. Sebagai contoh masih sering ditemukan anak pada usia
Sekolah Dasar (SD) masih ditunggu oleh orang tua diluar kelas, masih meminta
bantuan ketika makan, masih meminta bantuan ketika buang air besar dan kecil,
masih meminta bantuan ketika memakai pakaian, dan anak masih meminta
bantuan ketika memakai sepatu dan menalikan sepatu sendiri. Hal ini senada
dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock (1980 : 111) yaitu :
„Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai saat belajar untuk
belajar keterampilan. Apabila anak tidak diberi kesempatan mempelajari
keterampilan
tertentu,
dimana
perkembangan
kemampuannya
sudah
memungkinkan untuk melakukan berbagai hal, dan berkembangnya keinginan
pada diri anak untuk mandiri, maka anak tidak saja akan kurang memiliki dasar
keterampilan yang telah dipelajari oleh teman-teman sebayanya tetapi juga akan
kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan pada saat
diberi kesempatan‟.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membuat
perumusan masalah agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah. Pernyataan
peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Profil Kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas ?
2. Upaya apa saja yang telah dilakukan guru kepada Anak Kelompok B TK
Al-Ikhlas untuk mengembangkan kemandirian anak ?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemandirian
Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui profil kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja telah dilakukan guru kepada Anak Kelom
pok B TK Al-Ikhlas untuk mengembangkan kemandirian siswa.
3. Untuk
mengetahui
kendala
apa
saja
yang
dihadapi
mengembangkan kemandirian Anak Kelompok B TK Al-Ikhlas.
D. Manfaat Penelitian
1. Umum
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
guru
dalam
7
Dengan
dilakukannya
penelitian
ini diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan pemikiran yang signifikan sebagai literatur ilmiah yang dapat
dijadikan sumber ataupun bahan kajian, khususnya di bidang pendidikan anak
usia dini karena penelitian ini berkaitan dengan “Profil Kemandirian Anak
Kelompok B TK Al-Ikhlas”.
2. Khusus
a) Bagi orang tua untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada setiap
orang bahwa pentingnya pendidikan prasekolah untuk anak mereka sebelum
memasuki sekolah dasar.
b) Bagi
guru
sebagai
bahan
pertimbangan
tenaga
pendidik
untuk
terus
meningkatkan sistem pembelajaran yang lebih baik di Taman Kanak-kanak.
c) Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk penelitian
selanjutnya.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari V Bab.
Bab I
Pendahuluan, meliputi berisi latar belakang penulisan, Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
penelitian
dan
definisi
operasional variabel.
Bab II
Membahas teori-teori yang berkaitan dengan kemandirian taman
kanak-kanak.
Bab III
Metode penelitian, pada bagian ini diuraikan metode penelitian yang
digunakan, lokasi dan subjek penelitian, tahap pelaksanaan penelitian,
dan teknik pengumpulan data.
Bab IV
Hasil penelitian dan pembehasan, pada bagian ini diuraikan latar
belakang
berdirinya
lembaga
pendidikan
TK
Al-Ikhlas,
profil
kemandirian siswa kelompok B TK Al-Ikhlas, upaya guru TK AlIkhlas
dalam
mengembangkan
kemandirian
siswa
kelompok
B, kendala yang dihadapi guru mengembangkan kemandirian
siswa
kelompok B, pembahasan.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
8
Bab V
kesimpulan dan rekomendasi, pada bagian ini akan dibahas mengenai
kesmpulan hasil penelitian, dan rekomendasi bagi yayasan, guru, dan
peneliti selanjutnya.
Marti, 2015
PROFIL KEMAND IRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu