s paud 1008757 chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subjek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan. Sehingga dari pendidikan tersebut diharapkan subjek didik mampu merespon masyarakat. Dengan demikian kondisi pendidikan pada dasarnya mengisyaratkan dua kecenderungan. Di satu sisi ia menuntut profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik yang lebih kreatif, sedangkan di sisi lain siswa sebagai subjek didik diharapkan mampu mengerti, paham dan melakukan sesuatu sebagai suatu bentuk aktualisasi diri dari proses pendidikan tersebut. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran pada dasarnya perlu memperhatikan beberapa hal penting, baik itu berupa metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, termuatnya berbagai nilai (etika, estetika, logika dan kinestetika), serta menciptakan kondisi yang lebih hidup dan mampu menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Ali,1983: 9).

Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggungjawab dan kebangsaaan.

Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai pendidikan


(2)

dasar. Pemerintah telah memutuskan bahwa pendidikan TK merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat alami anak. Sebagaimana telah diketahui dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri. Sedangkan kesempatan untuk mengembangan diri itu memerlukan fasilitas dan sarana pendukung dalam berbagai bentuk seperti sarana pendidikan yang menunjang, serta tentunya diperlukan pula keprofesionalan guru dalam mendidik anak sehingga dapat menghasilkan bibit-bibit unggul yang kelak akan menjadi tunas-tunas harapan bangsa yang bermutu yang dapat dibanggakan.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru TK adalah mengelola kegiatan pembelajaran yang termasuk didalamnya mempersiapkan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi, memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran di TK berdasarkan prinsip-prinsip keilmuaan pendidikan keguruan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara akademis dan ilmiah.

Pada masa usia TK, perkembangan gerak yang terjadi berupa peningkatan kualitas pola gerak yang dikuasai pada masa bayi. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya kemampuan konsentrasi, koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan gerak akan optimal apabila anak memiliki kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang


(3)

melibatkan keseluruhan bagian anggota- anggota tubuh itu. Kecenderungan itu biasanya terlihat pada awal pembelajaran semester pertama.

Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Pertama, anak kurang konsentrasi dan tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian anak cenderung mengarah pada hal-hal lain yang dianggap oleh dirinya menarik. Hal ini terkadang membuat proses pembelajaran berjalan lambat. Apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) menjadi tidak terlaksana dengan baik. Kedua, anak tidak bisa memusatkan perhatian terhadap suatu tugas yang disampaikan oleh guru. Rata-rata mereka susah untuk menjalankan langsung setiap perintah dari gurunya. Hal ini bukan dikarenakan tugasnya sulit atau mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut. Tapi kondisi ini lebih dikarenakan konsentrasi anak yang kurang fokus terhadap tugas yang sedang dijalani. Anak lebih senang mengobrol dengan teman-teman di samping kiri dan kanan mereka, daripada mengerjakan tugas dari ibu gurunya. Biasanya untuk memerintahkan suatu tugas kepada anak, guru harus ekstra sabar dan perlahan membimbing mereka. Ketiga, karena anak kurang konsentrasi terhadap tugasnya saat di kelas, ini menjadikan anak kurang aktif dalam proses pembelajaran. Kurang aktif dalam mengerjakan setiap tugas-tugas yang telah diperintahkan oleh gurunya. Aktivitas mereka lebih banyak jalan-jalan bolak-balik di dalam kelas, mengobrol dengan teman terdekat yang dekat dengan bangkunya serta ada pula yang berlari keluar kelas kemudian asyik bermain di halaman sekitar sekolah. Keempat, karena ketiga hal di atas dampaknya adalah berpengaruh kepada


(4)

kemampuan kognitif anak yang terhambat. Rata – rata anak sulit diarahkan untuk bisa membaca, menulis dan menghitung. Walaupun pada dasarnya ketiga kegiatan tersebut akan diajarkan ditingkat sekolah dasar.Salah satu yang paling menjadi perhatian peneliti adalah hampir 50% anak kesulitan untuk belajar menghitung.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan penerapan permainanleg puzzle, dimana dalam penggunaannnya memerlukan daya pengamatan dan konsentrasi dalam membentuk serta melatih kemampuan berhitunganak terhadap kepingan-kepingan puzzle yang ada.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menganggap perlu mengadakan perbaikan melalui penelitian penerapan permainan leg puzzle

dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak TK ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja).

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja, ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi awal karakteristik kemampuan berhitung anak

kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja?

2. Bagaimanakah kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja sebelum diterapkan permainan leg puzzle dalam pembelajaran?


(5)

3. Bagaimanakah kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja setelah penerapan permainan leg puzzle dalam pembelajaran?

Rencana pemecahan masalah akan dilaksanakan dengan 3 siklus. Pada siklus pertama, RPP ditekankan pada pemahaman anak dalam menggunakan leg puzzle. Siklus kedua, ditekankan pada pengamatan kepada anak sebelum leg puzzle digunakan. Siklus ketiga, ditekankan dalam memotivasi anak untuk mengembangkan daya konsentrasinya dalam bermain leg puzzle.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang peneliti harapkan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

a. Mengenali anak dan kondisi awal karakteristik perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.

b. Meningkatkan perkembangan kognitif anak berupa kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.


(6)

c. Mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja pada bidang pengembangan kemampuan berhitung anak, sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan penerapan permainan leg puzzle.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya:

1. Bagi peneliti sebagai guru TK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam proses kegiatan belajar mengajar ini, guru tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja, namun dibutuhkan variasi metode-metode pembelajaran lainnya yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat proses pembelajaran berlangsung. Penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak dalam bidang pengembangan kognitif ini dapat dijadikan salah satu variasi yang dimaksud. Selain itu metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu jalan keluar untuk memaksimalkan aktivitas siswa saat belajar yang pada akhirnya turut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, diharapkan peneliti dapat menambah wawasan serta rasa percaya diri dalam menjalankan tugas sebagai guru. Diantaranya adalah upaya untuk mencapai ragam pembelajaran.


(7)

2. Bagi anak TK

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan anak dapat merasakan proses kegiatan belajar yang menyenangkan, menumbuhkan rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan berfikir kritis, memperoleh kesempatan yang luas dalam berpartisipasi aktif di kelas, melatih keberanian siswa untuk bersaing secara sehat dan mampu menggali potensi yang dimilikinya untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang dihadapinya ke depannya. Selain itu,diharapkan dalam pelaksanaan penerapan permainan leg puzzle, anak dapat lebih meningkatkan dan melatih kemampuan berhitung dirinya.

3. Bagi TK Daya Wanita

Diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutu layanan pembelajaran di taman kanak-kanak serta dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan daya konsentrasi anak di kelas lainnya.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak untuk berpartisipasi aktif di dalam kelas. Selain itu hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan serta masukan bagi peneliti selanjutnya sebagai calon pendidik dalam meningkatkan peranan anak di dalam kelas serta dapat memantapkan usaha diri peneliti sebagai calon guru PAUD yang profesional.


(8)

E. Definisi Istilah

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka di bawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel- variable yang digunakan dalam penelitian yaitu antara lain:

1. Permainan Leg Puzzle

Kata permainan merupakan kata jadian dari kata dasar main, kata main mendapat imbuhan per-an sehingga menjadi permainan. Secara leksikal kata main berarti perbuatan untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati. Setelah mendapat imbuhan per-an bisa berfungsi sebagai kata benda yang berarti pertunjukan atau tontonan, bisa juga berfungsi sebagai kata kerja yang berarti perbuatan yang dilakukan, baik dengan menggunakan alat ataupun tidak.

Istilah permainan yang dimaksudkan dalam penelitian ini, mengacu pada pendapat Soeparno sebagaimana dikemukakannya ”Permainan adalah suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. (Soeparno, 1988 : 60)

Menurut Soeparno apabila keterampilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, maka permainan tersebut dinamakan permainan bahasa. Permainan bahasa yaitu permainan yang mempunyai tujuan ganda, yakni pertama untuk memperoleh kegembiraan, dan kedua untuk melatih keterampilan berbahasa yang dimainkan dalam permainan bahasa tersebut.

”Bermain pada dasarnya adalah proses experiental learning, dimana pelakunya mengalami dan merasa secara langsung” (Supendi 2007 : 11)


(9)

Dari pengertian di atas permainan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman dimana seseorang dapat merasakan dari permainan tersebut, baik berupa permainan yang menyenangkan atau permainan yang membosankan.

Berdasarkan pengertian permainan yang dikemukakan di atas maka tujuan yang diinginkan dari penggunaan permainan ini adalah agar dalam pembelajaran memungkinkan siswa belajar sambil bermain, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuat mereka stress atau tertekan. Mereka akan melakukannya dengan senang hati, karena mereka mengira sedang bermain-main. Memang tidak semua jenis permainan bermanfaat dan mendidik. Banyak juga jenis permainan yang kurang mempunyai manfaat, bahkan membahayakan perkembangan jiwa anak. Hal ini terpulang kepada jenis permainannya. Bermanfaat atau tidaknnya suatu permainan tergantung kepada desain permainan itu sendiri. Jika desainnya bagus, banyak sekali aspek pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan bermain. Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah belajar berinteraksi sosial, menghargai pendapat orang lain, belajar empati, dan belajar bekerja sama dalam kelompok.

Sedangkan Leg puzzle atau teka-teki adalah bentuk permainan yang bisa dimainkan oleh anak yang berusia 5 tahun. Permainan ini terbuat dari triplek yang terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama dan satu bagiannya dibuat lukisan sederhana.Triplek yang dilukis, dipotong menjadi 10-12 keping. Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi anak, serta melatih kemampuan berhitung anak. Dengan


(10)

penerapan permainan leg puzzle diharapkan anak akan lebih konsentrasi dan anak dapat terlatih dengan baik.

2. Kemampuan Berhitung

Pengertian kemampuan berhitung atau yang dimaksud kemampuan untuk menghitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjumlah, mengalikan, maupun melakukan segala hal yang berkaitan dengan perhitungan atau ilmu matematika. Pendapat lain mengatakan, bahwa kemampuan berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi serta memanipulasi bilangan – bilangan dan lambang – lambang matematika.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan berhitung anak adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk menyebutkan angka dari satu hingga 20. Lalu anak dapat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan dari angka-angka antara satu hingga 20. Pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan kepingan-kepingan leg puzzle.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada pandangan peneliti bahwa: pertama, secara umum Penelitian Tindakan Kelas telah menjadi bagian penting dari pekerjaan guru yang telah terbiasa menghadapi masalah-masalah dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Kedua, secara umum hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai alat/media untuk


(11)

mengembangkan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar atau meningkatkan profesionalisme guru, dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, khususnya di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti merujuk kepada beberapa pendapat ahli. Menurut Sukidin, dkk. (2002: 13) Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dipilih sebagai metode penelitian karena mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat untuk memperbaiki serta meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wardani, dkk (2000: 14) bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

1. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK Daya Wanita yang terletak di Desa Darmaraja Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti mencari dan menemukan permasalahan awal yaitu permasalahan dalam Penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.

Peneliti mengambil subjek penelitian yaitu anak didik yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.Lamanya


(12)

penelitian diperkirakan kurang lebih 6 bulan yaitu dari Januari 2012 sampai dengan Juni 2012. Lamanya waktu tersebut digunakan untuk pembuatan dan seminar proposal, perbaikan dan bimbingan, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus atau 2 daur pembelajaran. Setiap siklus pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning). Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (SKH), menyusun lembar observasi dan menyusun alat evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (acting). Melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan

c. Pengamatan (observing). Dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti.

d. Refleksi (reflecting). Hasil yang diperoleh dari observasi yang telah dilaksanakan dalam rencana perbaikan pembelajaran, dianalisis untuk melihat kemampuan anak dan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart ( Wiriaatmadja, 2005 : 66 ) yaitu model penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang dalam setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan ( plan ), tindakan ( act ), pengamatan ( observe ), dan refleksi ( reflect ).


(13)

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif. Instrumen kualitatif berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan, sedangkan instrumen kuantitatif berupa tes.

a. Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati segala kejadian yang berlangsung. Observasi menurut handayani 1994 : 28 ( dalam Ruswandi 2007). Sesuatu cara mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.

Pada lembar observasi ini digunakan pada saat pembelajaran berlangsung, yang berfungsi sebagai pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas anak dengan indikator-indikator tertentu yang telah dibuat sebelumnya. Adapun instrumen penelitian adalah lembar observasi.

b. Pedoman Wawancara

Menurut Goetz Lecompete (1984) dalam Ruswandi (2007) wawancara merupakan pernyataan-pernyataan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu.

Isi dari pedoman wawancara terdiri atas beberapa pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepada guru dan anak untuk mengetahui penyebab awal dan sejauh mana keberhasilan penerapan permainan leg puzzle. Wawancara dilakukan


(14)

terhadap guru dan anak TK mengenai penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak. Untuk memperoleh data dari wawancara maka alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengamati aspek-aspek yang akan diamati dan deskripsi hasil pengamatan dituangkan ke dalam format catatan lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.

d. Format Penilaian

Format penilaian digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan anak dalam penerapan permainan leg puzzle.

e. Tes

Lembar tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lembar tugas. Pengertian tes menurut Hidayani 1994: 5 ( dalam Ruswandi 2007) adalah :

Suatu bentuk pengukuran hasil belajar anak dengan cara mengajukan pertanyaan, permasalahan, tugas untuk mendapatkan penyelesaian dari anak sesuai dengan kasus yang dijadikan sebagai pencerminan hasil belajar yang telah dicapai.

Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan anak setelah dilakukannya tindakan, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar anak antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan tersebut dengan cara membandingkan rata-rata yang diperoleh.


(15)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab satu merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah yang berisi pemaparan peneliti dalam rangka menghampiri permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja. Agar dalam pembahasannya lebih terfokus dan tidak melebar maka dirumuskanlah beberapa masalah penelitian beserta tujuan diadakannya penelitian. Selain itu dalam bab ini pun dijelaskan mengenai manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab dua, merupakan landasan teoritis yang meliputi pembahasan dari judul penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian.

Bab tiga, merupakan prosedur penelitian yang meliputi langkah- langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini dipaparkan mengenai pendekatan penelitian, metode dan desain penelitian yang berisi perencanaan pelaksanaan tindakan kelas dan pelaksanaan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, tahapan- tahapan penelitian serta teknik-teknik yang digunakan dalam pengolahan data.


(16)

Bab empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta keseluruhan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti.

Bab lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil yang telah dilakukan serta saran bagi pihak- pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan merupakan sintesis dan interpretasi dari hasil penelitian dan pembahasan. Sedangkan untuk saran merupakan titik lemah atau kekurangan yang diperoleh dari penelitian.


(1)

mengembangkan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar atau meningkatkan profesionalisme guru, dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, khususnya di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti merujuk kepada beberapa pendapat ahli. Menurut Sukidin, dkk. (2002: 13) Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dipilih sebagai metode penelitian karena mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat untuk memperbaiki serta meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wardani, dkk (2000: 14) bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

1. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK Daya Wanita yang terletak di Desa Darmaraja Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti mencari dan menemukan permasalahan awal yaitu permasalahan dalam Penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.

Peneliti mengambil subjek penelitian yaitu anak didik yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.Lamanya


(2)

penelitian diperkirakan kurang lebih 6 bulan yaitu dari Januari 2012 sampai dengan Juni 2012. Lamanya waktu tersebut digunakan untuk pembuatan dan seminar proposal, perbaikan dan bimbingan, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus atau 2 daur pembelajaran. Setiap siklus pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning). Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (SKH), menyusun lembar observasi dan menyusun alat evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (acting). Melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan

c. Pengamatan (observing). Dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti.

d. Refleksi (reflecting). Hasil yang diperoleh dari observasi yang telah dilaksanakan dalam rencana perbaikan pembelajaran, dianalisis untuk melihat kemampuan anak dan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart ( Wiriaatmadja, 2005 : 66 ) yaitu model penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang dalam setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan ( plan ), tindakan ( act ), pengamatan ( observe ), dan refleksi ( reflect ).


(3)

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif. Instrumen kualitatif berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan, sedangkan instrumen kuantitatif berupa tes.

a. Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati segala kejadian yang berlangsung. Observasi menurut handayani 1994 : 28 ( dalam Ruswandi 2007). Sesuatu cara mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.

Pada lembar observasi ini digunakan pada saat pembelajaran berlangsung, yang berfungsi sebagai pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas anak dengan indikator-indikator tertentu yang telah dibuat sebelumnya. Adapun instrumen penelitian adalah lembar observasi.

b. Pedoman Wawancara

Menurut Goetz Lecompete (1984) dalam Ruswandi (2007) wawancara merupakan pernyataan-pernyataan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu.

Isi dari pedoman wawancara terdiri atas beberapa pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepada guru dan anak untuk mengetahui penyebab awal dan sejauh mana keberhasilan penerapan permainan leg puzzle. Wawancara dilakukan


(4)

terhadap guru dan anak TK mengenai penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak. Untuk memperoleh data dari wawancara maka alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengamati aspek-aspek yang akan diamati dan deskripsi hasil pengamatan dituangkan ke dalam format catatan lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.

d. Format Penilaian

Format penilaian digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan anak dalam penerapan permainan leg puzzle.

e. Tes

Lembar tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lembar tugas. Pengertian tes menurut Hidayani 1994: 5 ( dalam Ruswandi 2007) adalah :

Suatu bentuk pengukuran hasil belajar anak dengan cara mengajukan pertanyaan, permasalahan, tugas untuk mendapatkan penyelesaian dari anak sesuai dengan kasus yang dijadikan sebagai pencerminan hasil belajar yang telah dicapai.

Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan anak setelah dilakukannya tindakan, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar anak antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan tersebut dengan cara membandingkan rata-rata yang diperoleh.


(5)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab satu merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah yang berisi pemaparan peneliti dalam rangka menghampiri permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja. Agar dalam pembahasannya lebih terfokus dan tidak melebar maka dirumuskanlah beberapa masalah penelitian beserta tujuan diadakannya penelitian. Selain itu dalam bab ini pun dijelaskan mengenai manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab dua, merupakan landasan teoritis yang meliputi pembahasan dari judul penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian.

Bab tiga, merupakan prosedur penelitian yang meliputi langkah- langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini dipaparkan mengenai pendekatan penelitian, metode dan desain penelitian yang berisi perencanaan pelaksanaan tindakan kelas dan pelaksanaan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, tahapan- tahapan penelitian serta teknik-teknik yang digunakan dalam pengolahan data.


(6)

Bab empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta keseluruhan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti.

Bab lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil yang telah dilakukan serta saran bagi pihak- pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan merupakan sintesis dan interpretasi dari hasil penelitian dan pembahasan. Sedangkan untuk saran merupakan titik lemah atau kekurangan yang diperoleh dari penelitian.