t ips 0909559 chapter5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari pengetahuan
kewirausahaan dan kecakapan vokasional secara bersama-sama
(simultan) terhadap minat berwirausaha. Pengetahuan kewirausaha
mempunyai hubungan searah, sementara kecakapan vokasional
berbanding terbalik( tidak searah) terhadap minat berwirausaha. Dari
uji dominan diketahui bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan
berpengaruh lebih dominan terhadap minat berwirausaha.
Uji analisis berdasarkan kompetensi keahlian diketahui bahwa
pada kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, Pengetahuan
kewirausahaan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap minat
berwirausaha. jika dibandingkan dengan kompetensi keahlian
lainnya. Sementara itu
dengan uji regresi pengaruh kecakapan
vokasional secara parsial terhadap minat berwirausaha diketahui
bahwa kompetensi keahlian yang memiliki pengaruh kecakapan
vokasional yang paling baik terhadap minat bewirausaha adalah
kompetensi keahlian pemasaran. Hal ini disebabkan karena pada
kompetensi
keahlian
pemasaran
kecakapan
vokasional
yang
diajarkan sangat aplikatif dengan dunia usaha. Pada kompetensi
139
keahlian Akuntansi pengaruh kecakapan vokasional berpengaruh
negative terhadap minat berwirausaha, karena mereka cenderung siap
bekerja pada DU/DI.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK bidang
bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka. Hasil analisis data
ternyata
menunjukkan bahwa
pengetahuan kewirausahan akan
berpengaruh sedang dalam membentuk minat berwirausaha.
Tinggi rendahnya pengetahuan kewirausahaan siswa cukup
membawa siswa untuk merasa lebih tertarik untuk berwirausaha,
mengembangkan usaha sendiri. Tetapi belum dapat dikatakan
memberi pengaruh yang nyata terhadap minat berwirausaha dengan
kata lain belum mampu menarik minat yang kuat untuk berwirausaha
bagi siswa.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecakapan vokasional
terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan analisis data diketahui
bahwa
semakin tinggi kecakapan vokasional yang dimiliki oleh
siswa kompetensi keahlian akuntansi, administrasi perkantoran, serta
pemasaran, maka semakin rendah minat berwirausahanya. Hal ini
karena pola pikir siswa yang beranggapan bahwa dengan kecakapan
vokasional yang mereka miliki, mereka ingin segera mendapat
pekerjaan yang layak.
140
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pengetahuan kewirausahaan dan kecakapan vokasional yang dimiliki
oleh siswa SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka
ternyata masih belum dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
minat berwirausaha. Sehingga masih perlu menggali faktor -faktor lain
sebagai sumber pembelajaran kewirausahaan, seperti lingkungan
keluarga dan sosial yang lebih berperan dalam pembentukan minat
berwirausaha. Dan lebih mengoptimalkan peranan unit produksi dan
Teaching Factory sebagai wadah bagi siswa untuk belajar berwirausaha.
Dengan memberikan pelatihan yang intensif kepada guru-guru yang
bertanggung jawab pada masing-masing unit yang sudah disediakan
oleh pemerintah.
Pembelajaran kewirausahaan dan mata pelajaran produktif
kompetensi keahlian hendaknya disampaikan dengan menyentuh nilainilai kewirausahaan untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada diri
siswa, serta bersinergi saling mendukung agar terbentuknya jiwa
berwirausaha pada siswa SMK bidang bisnis dan manajemen.
2.
Pengaruh pengetahuan kewirausahan terhadap minat berwirausaha
siswa SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka masuk
ke dalam kategori sedang, untuk itu pihak sekolah dengan bantuan
orang tua diharapkan agar dapat lebih mempertajam pengetahuan siswa
141
tentang
kewirausahaan
dan
mengarahkan
siswa
untuk
minat
berwirausaha.
3. Penelitian inidiharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain untuk
menelusuri pengaruh negatif dari kecakapan vokasional terhadap minat
berwirausaha terutama untuk kompetensi keahlian Akuntansi, apakah
setelah bekerja sekian lama minat mereka terhadap minat berwirausaha
meningkat atau tidak.
4. Pada sekolah-sekolah yang diteliti sudah tersedia berbagai fasilitas untuk
mengembangkan jiwa wirausaha siswa, namun sayangnya belum
digunakan secara maksimal oleh guru karena kompetensi guru yang
masih kurang atau belum memadai. Para guru Kewirausahaan di SMK
hendaknya memberikan pembelajaran kewirausahaan dengan metode
yang lebih bervariatif dengan prinsip belajar bermakna (meaningfull
learning) dengan menekankan pada pengalaman berwirausaha bukan
pelajaran yang bersifat hapalan semata. Dengan prinsip menanamkan
jiwa wirausaha pada peserta didik sehingga mereka lebih berminat
untuk berwirausaha setelah tamat dari SMK. Sehingga dapat melatih
para siswa agar mau berwirausaha serta menumbuh kembangkan minat
siswa untuk berwirausaha, setelah mereka selesai belajar di SMK.
Sehingga
para tamatan dari SMK tidak lagi menambah jumlah
penganguran yang ada dinegeri kita ini. Tetapi justru sebagai pencipta
lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan masyarakat disekelilingnya.
142
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari pengetahuan
kewirausahaan dan kecakapan vokasional secara bersama-sama
(simultan) terhadap minat berwirausaha. Pengetahuan kewirausaha
mempunyai hubungan searah, sementara kecakapan vokasional
berbanding terbalik( tidak searah) terhadap minat berwirausaha. Dari
uji dominan diketahui bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan
berpengaruh lebih dominan terhadap minat berwirausaha.
Uji analisis berdasarkan kompetensi keahlian diketahui bahwa
pada kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, Pengetahuan
kewirausahaan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap minat
berwirausaha. jika dibandingkan dengan kompetensi keahlian
lainnya. Sementara itu
dengan uji regresi pengaruh kecakapan
vokasional secara parsial terhadap minat berwirausaha diketahui
bahwa kompetensi keahlian yang memiliki pengaruh kecakapan
vokasional yang paling baik terhadap minat bewirausaha adalah
kompetensi keahlian pemasaran. Hal ini disebabkan karena pada
kompetensi
keahlian
pemasaran
kecakapan
vokasional
yang
diajarkan sangat aplikatif dengan dunia usaha. Pada kompetensi
139
keahlian Akuntansi pengaruh kecakapan vokasional berpengaruh
negative terhadap minat berwirausaha, karena mereka cenderung siap
bekerja pada DU/DI.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK bidang
bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka. Hasil analisis data
ternyata
menunjukkan bahwa
pengetahuan kewirausahan akan
berpengaruh sedang dalam membentuk minat berwirausaha.
Tinggi rendahnya pengetahuan kewirausahaan siswa cukup
membawa siswa untuk merasa lebih tertarik untuk berwirausaha,
mengembangkan usaha sendiri. Tetapi belum dapat dikatakan
memberi pengaruh yang nyata terhadap minat berwirausaha dengan
kata lain belum mampu menarik minat yang kuat untuk berwirausaha
bagi siswa.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecakapan vokasional
terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan analisis data diketahui
bahwa
semakin tinggi kecakapan vokasional yang dimiliki oleh
siswa kompetensi keahlian akuntansi, administrasi perkantoran, serta
pemasaran, maka semakin rendah minat berwirausahanya. Hal ini
karena pola pikir siswa yang beranggapan bahwa dengan kecakapan
vokasional yang mereka miliki, mereka ingin segera mendapat
pekerjaan yang layak.
140
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pengetahuan kewirausahaan dan kecakapan vokasional yang dimiliki
oleh siswa SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka
ternyata masih belum dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
minat berwirausaha. Sehingga masih perlu menggali faktor -faktor lain
sebagai sumber pembelajaran kewirausahaan, seperti lingkungan
keluarga dan sosial yang lebih berperan dalam pembentukan minat
berwirausaha. Dan lebih mengoptimalkan peranan unit produksi dan
Teaching Factory sebagai wadah bagi siswa untuk belajar berwirausaha.
Dengan memberikan pelatihan yang intensif kepada guru-guru yang
bertanggung jawab pada masing-masing unit yang sudah disediakan
oleh pemerintah.
Pembelajaran kewirausahaan dan mata pelajaran produktif
kompetensi keahlian hendaknya disampaikan dengan menyentuh nilainilai kewirausahaan untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada diri
siswa, serta bersinergi saling mendukung agar terbentuknya jiwa
berwirausaha pada siswa SMK bidang bisnis dan manajemen.
2.
Pengaruh pengetahuan kewirausahan terhadap minat berwirausaha
siswa SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka masuk
ke dalam kategori sedang, untuk itu pihak sekolah dengan bantuan
orang tua diharapkan agar dapat lebih mempertajam pengetahuan siswa
141
tentang
kewirausahaan
dan
mengarahkan
siswa
untuk
minat
berwirausaha.
3. Penelitian inidiharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain untuk
menelusuri pengaruh negatif dari kecakapan vokasional terhadap minat
berwirausaha terutama untuk kompetensi keahlian Akuntansi, apakah
setelah bekerja sekian lama minat mereka terhadap minat berwirausaha
meningkat atau tidak.
4. Pada sekolah-sekolah yang diteliti sudah tersedia berbagai fasilitas untuk
mengembangkan jiwa wirausaha siswa, namun sayangnya belum
digunakan secara maksimal oleh guru karena kompetensi guru yang
masih kurang atau belum memadai. Para guru Kewirausahaan di SMK
hendaknya memberikan pembelajaran kewirausahaan dengan metode
yang lebih bervariatif dengan prinsip belajar bermakna (meaningfull
learning) dengan menekankan pada pengalaman berwirausaha bukan
pelajaran yang bersifat hapalan semata. Dengan prinsip menanamkan
jiwa wirausaha pada peserta didik sehingga mereka lebih berminat
untuk berwirausaha setelah tamat dari SMK. Sehingga dapat melatih
para siswa agar mau berwirausaha serta menumbuh kembangkan minat
siswa untuk berwirausaha, setelah mereka selesai belajar di SMK.
Sehingga
para tamatan dari SMK tidak lagi menambah jumlah
penganguran yang ada dinegeri kita ini. Tetapi justru sebagai pencipta
lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan masyarakat disekelilingnya.
142