1994 PROSES DENITRIFIKASI DALAM TANAH IPB BOGOR

PROSES DENITRIFIKASI DALAM TANAH
(Denitrification Processes on Soil)

Oleh : Parlindungan Lumbanraja

PROGRAM STUDI KONSERVASI TANAH DAN AIR
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAIAN BOGOR
BOGOR
1994
RINGKASAN
Pori terisi udara 10 – 12 % merupakan kondisi awal dari terjadinya proses denitrifikasi
pada tanah pertanaman padi dan tanaman gandum. Ini dapat digunakan sebagai
indikasi bahwa pada kondisi demikian keadaan oksigen dalam ltanah sudah sangat
terbatas sehingga memungkinkan terlaksananya proses denitrifikasi yang memang
memerlukan kondisi anaerob. Proses denitrifikasi dibawah tanah pertanaman gandum
makin menurun dengan semkin rendahnya kadar K tanaman. Sedangkan penambahan
sellulosa dapat mempengaruhi proses denitrifikasi dalam percobaan tersebut.
Proses denitrifikasi pada cast cacing tanah ternyata lebih besar dibandingkan dari pada
dalam tanah. Denitrifikasi pada cast dengan perlakuan pemupukan N lebih besar dari
pada tanpa pemupukan tapi tidak dipengaruhi oleh keadaan drainase tanah, hal ini

diduga merupakan pengaruh dari pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada plot yang
dipupuk yang mungkin menunjang pertumbuhan cacing tanah dibawahnya. Untuk cast
ternyata kelembaban mempengaruhi proses denitrifikasi sedangkan pada tanah
kelembaban tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata.
Pada tanah-tanah yang berbeda tekstur dan drainasenya terdapat pengaruh yang
bervariasi terhadap denitrifikasi dalam tanah, untuk tanah dengan tekstur halus
ternyata drainase tidak berpengaruh nyata terhadap proses denitrifikasi dalam tanah
tersebut, sedangkan pada tanah pasir yang bertekstur kasar drainaselah yang
mempengaruhi proses denitrifikasi dalam tanahnya. Hal ini diduga timbul karena
kenyataan jumlah pori tanah yang ada pada tanah bertekstur halus walaupun banyak
jumlahnya namun karena ukurannya yang kecil-kecil lebih memungkinkan (kondusiv)
untuk terjadinya atau terbentuknya mikrosit (microsite) atau ada juga yang

menyebutkan dengan istilah kantong-kantong (pocket) yang anaerob pada lingkungan
tanah yang aerob dibandingkan terhadap tanah yang bertekstur kasar.
Pada perlakuan pupuk kandang FYM ternyata terjadi variasi terhadap produksi CO2
dalam tanah, sehingga dengan kenyataan tersebut akan semakin besar kemungkinan
untuk berlangsungnya suatu kondisi anaerob dalam tanah sehingga proses denitrifikasi
pun akan terangsang. Bentuk utama hasil denitrifikasi dalam tanah bervariasi dengan
perbedaan kadar air (% MWHC, maximum water holding capacity), N2 merupakan

bentuk utama hasil proses denitrifikasi pada tanah dengan perlakuan 100 % MWHC dan
penggenangan, N2O merupakan bentuk utama dari denitrifikasi pada kelembaban tanah
35% MWHC; sedangkan untuk tanah dengan 60 % MWHC bentuk utama hasil proses
denitrifikasi bervariasi dengan perbedaan dari aplikasi FYM yaitu: N2 dan N2O dari tanah
dengan aplikasi 3% farmyard manure (FYM), sedangkan tanpa FYM adalah N2O.
Proses denitrifikasi pada dasarnya didapati menurun dengan bertambahnya zona
kedalaman tanah. Hal ini diduga terjadi sebagai akibat dari kenyataan bahwa memang
jumlah mkrobia yang melakukan denitrifikasi sedikit pada tanah bagian bawah dan
keadaan ini diperparah lagi oleh kenyataan rendahnya bahan karbon organik pada tanah
bagian bawah tersebut untuk mendukung aktivitas dari pada mikrobia denitrifikers
tersebut.

KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan tentang denitrifikasi dalam tanah dari berbagai hasil penelitian
yang dirangkum dalam paper ini antaralain adalah:
1. Proses denitrifikasi mulai terjadi pada tanah dengan persen pori tanah terisi udara
10 – 12 %.
2. Proses denitrifikasi pada cast lebih besar daripada tanah sendiri, dan kelembaban
mempengaruhi proses denitrifikasi pada cast sendangkan pada tanah tidak.
3. Proses denitrifikasi pada tanah bertekstur halus tidak dipengaruhi oleh drainase,

sedangkan pada tanah bertekstur kasar drainase mempengaruhi proses denitrifikasi.
4. Proses denitrifikasi bertambah dengan penambahan pupuk kandang (FYM) dan
bervariasi oleh tingkat kelembaban tanah (% MWHC).
5. Proses denitrifikasi menurun dengan semakin bertambahnya zona kedalam tanah
kebawah.