APLIKASI SELULOSA BAKTERIAL-DIETILENTRIAMINA SEBAGAI LAPISAN PENGIKAT LOGAM Pb DAN Cd PADA METODE DIFFUSIVE GRADIENT IN THIN FILMS (DGT) | Khairuddin | KOVALEN 8235 27041 1 PB

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

APLIKASI SELULOSA BAKTERIAL-DIETILENTRIAMINA SEBAGAI LAPISAN
PENGIKAT LOGAM Pb DAN Cd PADA METODE
DIFFUSIVE GRADIENT IN THIN FILMS (DGT)
[Application of Bacterial Cellulose-Diethylenetriamine as Binding Layer of Metal Pb
and Cd in Diffusive Gradient in Thin Films (DGT) Method]
Khairuddin1*, Prismawiryanti1, Indriani1
1)

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611
Diterima 2 Februari 2017, Disetujui 6 Maret 2017

ABSTRACT
This research aimed to synthesis and apply of bacterial cellulose-diethylenetriamine as a binding
layer on the diffusive gradients in thin films method for preconcentration of labile metal Pb and Cd in
aquatic systems and sediment of Palu Bay. The results are expected to be used for the analysis of
environmental contaminants aquatic pollutant/sediment replace conventional methods. DGT method

easily carried into the field and sensitive to identify certain metal ions. The results showed
concentration of heavy metals dissolved in seawater for Pb between 0.024 to 0.048 mg / L, while for
Cd between 0.006 to 0.015 mg / L. The concentration of Pb in sediments from 7.426 to 16.043 mg / L
and Cd 0.387 to 0.950 mg / L. Partial regression analysis between Pb and Cd concentrations in water
with a concentration of cadmium metals Pb and Cd in the sediments showed that the concentration of
heavy metals in water has a positive correlation with the concentration of Pb and Cd in the sediment.
Keyword: Pb, Cd, DGT, bacterial cellulose-diethylenetriamine, Palu Bay

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah membuat dan mengaplikasikan selulosa bakterial yang dimodifikasi dengan
senyawa dietilentriamina sebagai lapisan pengikat logam dalam sistem perairan pada perangkat
prototipe Diffusive Gradient in Thin Film (DGT) untuk kajian logam labil timbal (Pb) dan kadmium (Cd)
pada air laut dan sedimen Teluk Palu. Metode DGT ini dapat digunakan untuk memonitor kualitas
lingkungan perairan/sedimen secara in situ. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk analisis
polutan pencemar lingkungan perairan/sedimen menggantikan metode konvensional. Suatu kelebihan
dari metoda DGT ini karena mudah dibawa ke lapangan dan sensitif untuk mengidentifikasi ion logam
tertentu. Pengamatan saat penelitian terhadap kualitas perairan pada lokasi sampling di Perairan Teluk
Palu dari parameter temperatur, salinitas, dan pH, masih dapat dikatakan berada pada kondisi normal
pada saat pengukuran. Konsentrasi logam berat terlarut dalam air laut untuk Pb antara 0,024–0,048
mg/L, sedangkan untuk Cd antara 0,006-0,015 mg/L. Konsentrasi Pb dalam sedimen 7,426 – 16,043

mg/L dan Cd 0,387-0,950 mg/L. Hasil analisis regresi parsial antara konsentrasi logam Pb dan Cd
dalam air dengan konsentrasi logam kadmium Pb dan Cd dalam sedimen menunjukkan bahwa antara
konsentrasi logam berat tersebut dalam air memiliki korelasi yang positif dengan konsentrasi logam Pb
dan Cd dalam sedimen.
Kata kunci: Logam Pb, Logam Cd, DGT, selulosa bakterial-dietilentriamina, Teluk Palu.

*) Coresponding author: heru_jns@yahoo.co.id

Khairuddin dkk.

69

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG

Logam berat juga dapat terakumulasi baik
penduduk


dalam sedimen laut maupun biota laut

semakin

melalui proses bioakumulasi, gravitasi,

berkembangnya kawasan industri di kota

biomagnifikasi, dan biokonsentrasi oleh

besar tidak lain diakibatkan oleh jumlah

biota laut (Chethan et al., 2015).

Kawasan
yang

semakin


pemukiman
meluas

dan

penduduk yang terus meningkat. Peristiwa
tersebut

menjadi

pemicu

terjadinya

Kadar logam berat dalam air yang
terus

meningkat

akan


diikuti

oleh

peningkatan pencemaran logam berat

peningkatan kadar logam berat tersebut

pada

laut,

dalam tubuh biota, yang tentunya diakhiri

dikarenakan semua limbah dari daratan,

dengan timbulnya pencemaran. Variasi

baik


pemukiman

spesi logam telah diidentifikasi pada

perkotaan maupun dari kawasan industry

perairan alami termasuk bentuk spesi

dan pada akhirnya bermuara ke sungai

organik

dan laut.

tergantung

perairan
yang


sungai

berasal

dan

dari

Unsur-unsur runut (trace elements)

dan

kekuatan

anorganik

pada
ion

dan


sangat

konsentrasi

logam,

maupun

pH.

Timbal

di dalam air sungai maupun air laut

merupakan

terdapat dalam berbagai bentuk kimia

dijumpai pada sistem perairan dan dapat


atau spesi, berbagai bentuk ini dapat

dalam bentuk ion bebas dan juga dalam

berupa

anorganik,

bentuk kompleks dengan bahan organik

kompleks dengan bahan organik terlarut

terlarut. Logam ini akan menjadi beracun

(dissolved organic matter), dan ion-ion

pada tingkatan 10 – 50 dari konsentrasi

bebas.


normal yang dibutuhkan pada proses

koloid,

kompleks

Masing-masing

berbeda

dalam

bioavailability.

hal

spesi

tersebut


toksisitas

Toksisitas
2+

air

jauh

kerap

dan

sehingga

2+

lebih

yang

pertumbuhan organisme dan biota air,

kadmium (Zn , Cu , Cd ) terhadap
organisme

logam

dan

bioavailability spesi ion Pb dan Cd , seng,
2+

jenis

tinggi

perlu

dilakukan

monitoring

(Shaaban et al., 2014, dan Ahmad et al.,
2012).
Pencemaran

di

perairan

akibat

dibandingkan jika unsur-unsur tersebut

logam berat tidak dapat dibiarkan terus

membentuk

bahan

berlangsung, karena dapat memberikan

organik terlarut, koloid ataupun partikel

dampak yang sangat buruk terhadap

lainnya. Tetapi hal tersebut di atas tidak

kelangsungan

seluruhnya berlaku terhadap unsur runut

makhluk hidup sekitarnya. Oleh karena itu,

logam lainnya. Sebagai contoh pada

diperlukan pemantuan khusus dan sering

logam merkuri dan timbal, jika terjadi

dilakukan pengukuran kadar logam berat

proses metilasi maka toksisitas kedua

di lingkungan, khususnya pada lingkungan

kompleks ini akan jauh lebih tinggi bila

perairan walaupun pengukuran logam

kompleks

dengan

hidup

biota

laut

dan

dibandingkan dalam keadaan ion bebas.
Khairuddin dkk.

70

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

runut dalam sistem perairan relatif sulit
untuk dilakukan.
Metode

Logam berat dalam air laut terdapat
dalam

sampling

menggunakan

bentuk

tersuspensi.

logam

Kedua

terlarut

bentuk

dan

ini

dapat

metode gradien difusi dalam film tipis

dipisahkan melalui penyaringan dengan

(Diffusive Gradient in Thin Films) adalah

menggunakan

pendekatan

berukuran pori 0,45 µm. Ion berdifusi

baru

pencemaran logam

untuk

pendugaan

berat

dan status

melalui

membran

filter

membran

filter

yang

dengan

cara

ekotoksikologi lingkungan perairan (Scally

pembentukan gradien konsentrasi yang

et al., 2006, Dahlqvist et al., 2002). Bill

konstan sehingga terkumpul pada lapisan

Davison dan Hao Zhang pertama kali

pengkelat (binding layer) yang menjadi

mengembangkan metode ini dari tahun

dasar

1993 di Lancaster, Inggris dan kemudian

larutan secara kuantitatif. Massa logam

dipatenkan

University.

pada lapisan pengkelat diukur setelah

Teknik ini adalah teknik prekonsentrasi in-

dielusi dengan larutan asam (Dunn et al.,

situ

passive

2007). Konsentrasi spesi analit yang diikat

sampling yang sesuai untuk mengukur

lapisan pengkelat logam DGT dianggap

spesi

di

sama dengan konsentrasi yang berdifusi

lingkungan akuatik. DGT terdiri dari alat

ke biota akuatik sehingga metode ini juga

sederhana

plastik

dapat memprediksi bioavailabilitas spesi-

berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm.

spesi anorganik labil seperti logam, fosfat,

Alat ini diisi dengan lapisan pengkelat

dan sulfida.

oleh

dan

Lancaster

merupakan

labil

yang
yang

teknik

terakumulasi

terbuat

dari

logam dan membran filter 0,45 µm serta

untuk

DGT

mengukur

terdiri

logam

dari

tiga

dalam

lapisan,

hidrogel sebagai lapisan difusi. Hidrogel

diantaranya gel lapisan pengkelat logam,

poliakrilamida adalah jaringan polimer tiga

gel lapisan difusi, dan filter membran.

dimensi yang bersifat hidrofilik, tetapi tidak

Filter

larut dalam air. Saat hidrogel terhidrasi,

memisahkan partikel tersuspensi pada

maka sekitar 95% air dapat berdisfusi

peristiwa difusi. Ion logam labil dalam

masuk

larutan

memiliki

ke

dalam

sifat

hidrogel.

menarik

Hidrogel

lainnya,

yaitu

membran

akan

digunakan

berdifusi

melalui

dan

kemampuannya untuk berinteraksi dengan

akhirnya

diprekonsentrasi

spesies kimia (misalnya Cd, Pb, Cr, Hg)

pengkelat logam (Mojsilovic et al., 2011,

melalui

Czaja et al., 2004).

polar

yang

bertanggung jawab untuk sifat hidrofilik,

difusi

filter

membran

gugus-gugus

lapisan

untuk

hingga

pada

gel

Analit berdifusi dari larutan sampel

kapasitasnya untuk memungkinkan difusi

melalui

yang terkendali, respon pembengkakan

diprekonsentrasi pada lapisan pengikat.

(swelling) terhadap perubahan konsentrasi

Dengan demikian gradien konsentrasi

ion, pH, dan suhu (Shaaban et al., 2014).

pada lapisan difusi hingga konsentrasinya

Khairuddin dkk.

lapisan

difusi

kemudian

71

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

(NH4S2O8),

N,N,N’N’-

sama dengan konsentrasi pada larutan

persulfat

sampel. Massa logam dikumpulkan oleh

Tetrametiletilendiamina

gel selulosa bakterial-dietilentriamina dari

membran selulosa nitrat 0,45 µm, NaNO3,

larutan logam menurut Persamaan ( 1 ).

NaOH, HNO3.
Peralatan penelitian meliputi probe

(1)

C=

di mana C adalah konsentrasi logam
dalam bulk solusi , M massa logam dalam
gel selulosa bakterial-dietilentriamina, ∆g
ketebalan lapisan difusi, D koefisien difusi

(TEMED),

DGT

(DGT



Research

University,

Inggris),

Spektrofotometer

Serapan

Lancaster
FTIR,
Atom,

pH

meter, timbangan analitik.

ion logam dalam lapisan difusi, t waktu

Prosedur Penelitian

kontak dan A luas permukaan kontak.
oleh

Sintesis lapisan Pengkelat Logam
Dietilentriamina-Selulosa Bakterial

selulosa bakterial-dietilentriamina dihitung

Serbuk selulosa direndam dalam

Massa
setelah

logam

elusi

gel

dikumpulkan
selulosa

bakterial-

larutan NaOH 15% selama satu jam pada

dietilentriamina dalam HNO3 1 M menurut

temperatur

persamaan ( 2 ).

dengan pencucian dengan air mengalir.

M=

(2)

kamar

yang

dilanjutkan

Selulosa sebanyak 1 gram lalu diletakkan
dalam gelas kimia dengan magnetik stirrer

dimana Ce adalah konsentrasi logam
dalam eluen, Vg dan Ve masing-masing
volume

gel

selulosa

bakterial-

dietilentriamina dan eluen, dan fe adalah
faktor elusi (Shaaban et al., 2014).
Dalam

penelitian

modifikasi

selulosa

ini

dan

ditambahkan

epiklororohidrin

sebanyak 3 mL dan 100 mL larutan NaOH
8%. Reaksi dilakukan selama 10 jam
sambil diaduk dengan magnetik stirrer.
Produk hasil reaksi dicuci dengan air

dibuat
bakterial-

dietilentriamina sebagai bahan lapisan
pengikat logam untuk diaplikasikan pada
metode gradien difusi dalam film tipis
dalam pengukuran Pb baik dalam larutan
maupun pada sampel air dan sedimen
dari perairan laut Teluk Palu.

bebas mineral dan etanol anhidrat hingga
pH 7,0 lalu dikeringkan pada temperatur
60C. Produk hasil reaksi sebanyak 1
gram

dicampurkan

dengan

1

gram

dietilentriamina dan 100 mL air bebas
mineral dan NaHCO3 sebagai katalis
sambil terus diaduk pada temperatur 50C
selama 2 jam. Produk yang dihasilkan

METODE PENELITIAN

dicuci dengan air dan etanol anhidrat

Bahan dan Peralatan

hingga pH 7,0 dan selanjutnya dikeringkan

Bahan

yang

digunakan,

yaitu

selulosa bakterial, Akrilamida, Air bebas
mineral,

Bis-akrilamida,

Khairuddin dkk.

Amonium

pada temperatur 60C.
Karakterisasi Gugus Fungsi
Selulosa dan selulosa teraminasi
72

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

dietilentriamina

ISSN: 2477-5398

pada

bakterial. Gel kemudian dicetak dengan

bilangan gelombang 450 cm-1 sampai

diameter 2,5 cm kemudian disimpan

dengan

dikarakterisasi
4000

spektrofotometer

cm

-1

FTIR.

dengan
Penyiapan

cuplikan dilakukan dengan metode pellet

dalam

M

NaNO3

hingga

akan

digunakan.
Pemasangan Perangkat DGT
Untuk mengaplikasikan DGT, hal

KBr.

pertama

Pembuatan Gel Difusi
Pembuatan

gel

poliakrilamida

sebagai gel difusi ion mengikuti prosedur
yang digunakan oleh Jennifer Morford et
al.

0,01

(2003).

Campuran

gel

monomer

akrilamida (6%) dan cross linker bisakrilamida (0,8%)

direaksikan dengan

tetrametiletilenadiamina

(TEMED),

yang

dilakukan

adalah

menyiapkan unit DGT yaitu dengan cara
meletakkan

gel

pengkelat

dietilentriamina-selulosa
difusi

poliakrilamida,

logam

bakterial,
serta

gel

membran

selulosa nitrat secara berurutan seperti
terlihat pada Gambar 1.

dan

katalis amonium persulfat (10% larutan)
untuk membuat gel poliakrilamida. Larutan
gel

disiapkan

melalui

pencampuran

akrilamida dan cross-linker bis akrilamida.
menambahkan 6 µL amonium persulfat

Gambar 1 Susunan filter membran 0,45 µm,
gel lapisan difusi, dan lapisan
pengkelat logam dalam probe DGT

dan

Pengambilan Sampel Sedimen

Polimerisasi

dimulai

2,5

µL

dengan

tetrametiletilendiamina

(TEMED) per mililiter larutan gel. Larutan

Sampel sedimen diperoleh dengan

gel yang dihasilkan lalu diletakkan pada

menggunakan potongan pipa paralon atau

cetakan

Setelah

corer sampel yang ditancapkan ke dalam

dikeluarkan, gel dihidrasi untuk membuat

sedimen pada beberapa titik sampel

gel menjadi stabil. Gel kemudian dicetak

dikawasan perairan estuaria Teluk Palu.

dengan diameter 2,5 cm.

Sampel yang diperoleh dimasukkan dalam

kaca

0,78

Pembuatan
Gel
Selulosa Bakterial.

mm.

Dietilentriamina-

Sebanyak 0,2 g dietilentriaminaselulosa

bakterial

(100

mesh)

botol plastik dan ditutup rapat.
Aplikasi DGT pada Sampel Sedimen
Laut
Sejumlah

sampel

sedimen

ditambahkan permililiter larutan gel difusi.

dimasukkan

Polimerisasi gel melalui penambahan 6 µL

sampler DGT untuk sedimen dimasukkan

amonium

TEMED

ke dalam sedimen selama 3 x 24 jam.

untuk

Lapisan pengikat logam dari sampler

pembentukan gel dietilentriamina-selulosa

kemudian dipisahkan dan dielusi dengan

permililiter

persulfat

dan

2µL

larutan

gel

difusi

Khairuddin dkk.

dalam

pot.

Rancangan

73

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

10 mL HNO3 1 M selama 24 jam. Kadar

FTIR dari selulosa bakterial, selulosa

logam dalam larutan hasil elusi dianalisis

dalam kondisi basa, epoksi selulosa dan

dengan AAS.

dietilentriamina

Aplikasi DGT pada Sampel Air Laut

gelombang puncak utama terletak di

-

selulosa.

Bilangan

Membran filter selulosa 0,45 µm

sekitar 3446 cm-1 yang berasal dari - OH

dibasahi dengan air bebas ion, kemudian

stretching selulosa. Tapi pada selulosa

diatur membran gel dan penyaring pada

bakterial –dietilentriamina, puncak menjadi

dasar perangkat DGT. Lapisan pengikat

luas karena keberadaan gugus amina -

logam kemudian ditempatkan gel difusi

NH2. Bilangan gelombang 1029 cm-1

diikuti oleh membran filter. Tutup ditekan

sesuai

erat dalam posisi horizontal.

diamati pada semua sampel. Peningkatan

Air laut disampling dari empat titik di

untuk

puncak luas

C-O-C

stretching

juga

sekitar 1.795 cm-1 diamati

perairan Teluk Palu. Sampel air lalu

yang menegaskan keberadaan - NH pada

ditempatkan pada beaker glass 1000 mL.

senyawa dietilentriamina - selulosa.

Perangkat DGT yang telah disusun sesuai

130

urutannya, dimasukkan pada air laut yang
(binding layer) dielusi dalam 2 mL larutan
HNO3 1 M selama 24 jam. Larutan hasil
elusi diukur dengan menggunakan AAS
sehingga dapat diketahui konsentrasi Pb2+

110

(b)

Transmittans (%)

akan diuji. Setelah itu lapisan pengikat

(a)

90

(d)
50 (e)

2+

(f)

dan Cd .
30

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada

sintesis

dietilentriamina

-

bakterial bereaksi dengan epiklorohidrin
pada kondisi basa untuk memberikan
derivat epoksi selulosa yang memudahkan
reaksi dengan dietilentriamina.
Pola

spektrum
natrium

epiklorohidrin,

FTIR

selulosa

selulosa,

selulosa

selulosa-dietilentriamina,

dan logam Pb dan Cd teradsorpsi pada
selulosa-dietilentriamina dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan spektrum

Khairuddin dkk.

0

3700

1000
3200

27002000

2200

3000
1700

12004000

700

5000

Bilangan Gelombang (1/cm)

selulosa bakterial, gugus hidroksil selulosa

bakterial,

(c)

70

Gambar 2 Spektrum
FTIR (a) selulosa
bakterial (b). natrium selulosa (c).
selulosa epiklorohidrin. (d) selulosa
bakterial
–dietilentriamina
(e)
Pb(II)-selulosa
bakterial

dietilentriamina. (f) Cd(II)-selulosa
bakterial –dietilentriamina.

Konsentrasi Logam Pb(II) dalam Air
Aplikasi metode gradien difusi pada
film tipis (DGT) dengan lapisan pengikat
selulosa

bakterial-dietilentriamina

dan

lapisan difusi poliakrilamida dilakukan
pada sampel air dari perairan laut Teluk
Palu. Sampel air laut Teluk Palu diambil
dari empat titik lokasi pada sepanjang
74

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

pesisir perairan laut Teluk Palu. Adapun

Y = konsentrasi logam Pb(II) dalam

koordinat geografis masing-masing lokasi

sedimen dan X = konsentrasi logam timbal

adalah:

(II) dalam air dengan koefisien regresi
: LS 0052’40,45” BT

 Lokasi I

dinyatakan

11950’16,75”
: LS 0053’00,92” BT

 Lokasi II

(R2)= 0,925 .

Dengan demikian dapat

bahwa

konsentrasi

timbal (II) dalam sedimen ditentukan oleh
keberadaan logam timbal (II) dalam air.

11950’56,07”
: LS 0052’33,38” BT

 Lokasi III

16,043

16

Konsentrasi Pb(II) dalam air laut (mg/L)

11952’19,35”
: LS 0051’32,05” BT

 Lokasi IV

logam

11952’45,84”
Hasil analisis konsentrasi logam Pb(II)
yang terlarut dalam air laut terdeteksi
pada kisaran 0,024 – 0,048 mg/L.

14

13,750

13,426

12
10
8

7,426

6
4
2
0
I

II

III

IV

Lokasi Sampling

Gambar 4 Rerata Konsentrasi Ion
Pb(II) Dalam Sedimen.

0 ,0 48

0, 03 9

0,0 4

Logam

0,0 36

0,0 3

0, 02 4

Equation y = a
Adj. R-S 0,925

0,0 2

0,0 1

0,0 0
I

II

III

IV

L oka si Sa m pling

Gambar 3 Rerata Konsentrasi
dalam Air Laut.

Akumulasi
Sedimen

Logam

Ion

Pb(II)

Pb(II)

dalam

Konsentrasi Pb(II) dalam sedimen (mg/L)

Konsentrasi Pb(II) dalam air (mg/L)

0,0 5

Value Standard

16

B

Interc -0,638 2,20382

B

Slope

361,9

58,396

14

12

10

8

6
0,020

0,025

0,030

0,035

0,040

0,045

0,050

Konsentrasi Pb(II) dalam air laut (mg/L)

Rerata konsentrasi logam timbal (II)
dalam sedimen tertinggi di peroleh pada

Gambar 5 Hubungan Konsentrasi Ion Pb(II)
dalam Air dan Sedimen.

lokasi III yaitu 16,043 mg/L dan terendah
diperoleh pada lokasi IV yaitu 7,426 mg/L

Konsentrasi Logam Cd(II) dalam Air
Konsentrasi

seperti terlihat pada Gambar 4.

rerata

logam

Cd(II)

Hasil analisis regresi parsial antara

tertinggi diperoleh pada lokasi III yaitu

konsentrasi logam timbal (II) dalam air

0,015 mg/L dan konsentrasi terendah

dengan konsentrasi logam timbal (II)

diperoleh pada lokasi I yaitu 0,006 mg/L.

dalam

sedimen

diperoleh

persamaan

regresi yaitu: Y = 361,9X - 0,638, dimana

Khairuddin dkk.

75

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

logam Cd(II) dalam sedimen.

0,016
0,014

1,0

0,012

Konsentrasi Cd dalam sedimen (mg/L)

Konsentrasi Cd dalam air laut (mg/L)

0,015

0,010
0,008

0,007
0,006

0,006

0,006
0,004
0,002
0,000
I

II

III

IV

Lokasi Sampling

Gambar 6 Rerata Konsentrasi
dalam Air Laut.

Konsentrasi
Sedimen.

Logam

Ion

Cd(II)

Cd(II)

Dalam

sedimen tertinggi di peroleh pada lokasi III
yaitu 0,950 mg/L dan terendah diperoleh
pada lokasi IV yaitu 0,387 mg/L.

Konsentrasi Cd(II) dalam sedimen (mg/L)

y=a+

Adj. R-Sq

0,9329

Sedimen

Interce 0,1252

0,07837

Sedimen

Slope

8,42592

Value

0,8

55,087

Standard E

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3
0,006

0,008

0,010

0,012

0,014

0,016

Konsentrasi Cd dalam air (mg/L)

Rerata konsentrasi ion Cd(II) dalam

Gambar 8 Hubungan Konsentrasi Ion Cd(II)
dalam Air dan Sedimen.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi Pb(II) dan
Cd(II) dalam larutan maupun air laut dapat
diukur

0,950

1,0

Equation

0,9

dengan

metode

DGT

menggunakan gel lapisan pengikat logam

0,8

selulosa – dietilentriamina.

0,6

0,512

0,525

Konsentrasi logam berat terlarut

0,387

0,4

dalam air laut untuk Pb berkisar antara
0,024 – 0,048 mg/l, sedangkan untuk Cd

0,2

berkisar

0,0
I

II

III

IV

antara

(0,006-0,015)

mg/L.

Lokasi Sampling

Gambar 7 Rerata Konsentrasi
dalam Sedimen.

Ion

Cd(II)

Konsentrasi Pb dalam sedimen berkisar
(7,426 – 16,043) mg/L dan Cd berkisar

Hasil analisis regresi parsial antara

(0,387 -0,950) mg/L.

konsentrasi logam kadmium (II) dalam air

DAFTAR PUSTAKA

dengan konsentrasi logam kadmium (II)

Ahmad R., Rajeev K., Haseeb S. 2012.
Adsorption of Cu2+ from aqueous
solution onto iron oxide coated
eggshell powder: Evaluation of
equilibrium, isotherms, kinetics, and
regeneration
capacity.
Arabian
Journal of Chemistry. 5 353–359.

dalam

sedimen

diperoleh

persamaan

regresi yaitu: Y = 55,087X + 0,1252,
dimana Y = konsentrasi logam kadmium
(II) dalam sedimen dan X = konsentrasi
logam kadmium (II) dalam air dengan
koefisien regresi (R2)= 0,9329. Hasil ini
menunjukkan bahwa antara konsentrasi
ion logam Cd(II) dalam air memiliki

Chethan P.D., B. Vishalakshi. 2015.
Synthesis
of
ethylenediamine
modified chitosan microspheres
forremoval
of
divalent
and
hexavalent
ions.
International
Journal
of
Biological

korelasi yang positif dengan konsentrasi
Khairuddin dkk.

76

KOVALEN, 3(1): 69 - 77, April 2017

ISSN: 2477-5398

Macromolecules, 75: 179–185.
Czaja W, Romanovicz D., and Brown R.
M. 2004. Structural investigations of
microbial cellulose produced in
stationary and agitated culture.
Cellulose. 11: 403–411.
Dahlqvist R., Zhang, H., Ingri, J. 2002.
Performance
of
the
diffusive
gradients in thin films technique for
measuring Ca and Mg in freshwater.
Analytica Chimica Acta. 460: 247 –
256.
Dunn R.J.K., Teasdale, P.R., Warnken, J.,
Jordan M.A. 2007. Evaluation of the
in
situ,
time-integrated
DGT
technique by monitoring changes in
heavy metal concentrations in
estuarine waters. Environmental
Pollution. 148: 213 - 220.
Mojsilovic O., McLaren R.G., Condron,
L.M. 2011. Modelling arsenic toxicity
in wheat: Simultaneous application
of diffusive gradients in thin films to
arsenic and phosphorus in soil.
Environmental Pollution. 159: 29963002.
Morford J., Kalnejaisa L., Martina W.,
Francoisa R., Karleb I.M. 2003.
Sampling marine pore waters for
Mn, Fe, U, Re and Mo: modifications
on diffusional equilibration thin film
gel probes. Journal of Experimental
Marine Biology and Ecology. 285:
85– 103.
Scally S., Davison, W., Zhang, H. 2006.
Diffusion coefficients of metals and
metal complexes in hydrogels used
in diffusive gradients in thin films,
Analytica Chimica Acta. 558: 222–
229.
Shaaban A.F., Fadel D.A., Mahmouda
A.A., Elkomy M.A., Elbahy S.M.
2014. Synthesis of a new chelating
bearing amidoxime group for
adsorption of Cu(II), Ni(II) and Pb(II)
by batch and fixed-bed column
methods. Journal of Environmental
Chemical Engineering. 2: 632–641.

Khairuddin dkk.

77