APLIKASI TEKNIK DIFFUSIVE GRADIENT IN THIN FILM PADA PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) [Application of Diffusive Gradient in Thin Film Techniques on Determination of Heavy Metal Concentration of Mercury (Hg)] Khairuddin

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398

APLIKASI TEKNIK DIFFUSIVE GRADIENT IN THIN FILM PADA PENENTUAN KONSENTRASI
LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
[Application of Diffusive Gradient in Thin Film Techniques on Determination of Heavy Metal
Concentration of Mercury (Hg)]
Khairuddin1*, Ruslan1
1)

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611
)

* Corresponding Author : heru_jns@yahoo.co.id (+62811457867)

Diterima 30 Maret 2018, Disetujui 25 April 2018

ABSTRACT
High concentrations of Hg metal in the aquatic environment can lead to increased toxicity in the aquatic

ecosystem. Therefore, the determination of the concentration distribution of heavy metals, such as
mercury (Hg) needs to be done. One of the most effective methods currently applied in determining Hg
in aquatic environments is the Diffusive Gradient in Thin Films (DGT) technique. The objective of this
research is to create and apply Diffusive Gradient in Thin Film technique on study of unstable mercury
(Hg) from the aquatic environment. This technique is a passive sampling method that can accumulate
mercury labels (Hg) located in the aquatic environment. The DGT device consists of a round plastic
material with a diameter of 2.5 cm which can be filled with binding gel, polyacrylamide gel as diffusion
layer gel, and a 0.45 μm filter membrane. The results showed an increase in the amount of mass of
mercury metal bound to the metal binding layer gel of Hg on the contact time variation. On the contrary,
the result of the test with variation of gel thickness of the diffusion layer did not produce significant
difference to the measurement of Hg mass attached to the binding gel. The application of DGT method
on the determination of mercury metal concentration in Palu Bay waters measured within the range of
3.502 - 3.507 μg/L.
Keywords: Mercury, DGT, Chelex-100, Polyacrylamide Diffusion Gel.

ABSTRAK
Konsentrasi logam Hg yang tinggi di lingkungan akuatik dapat menyebabkan meningkatnya toksisitas
dalam ekosistem air. Oleh karena itu, penentuan distribusi konsentrasi logam berat merkuri (Hg) perlu
dilakukan. Salah satu metode efektif yang saat ini digunakan dalam penentuan Hg di lingkungan
akuatik adalah menggunakan teknik Diffusive Gradient in Thin Films (DGT). Tujuan penelitian ini

adalah membuat dan mengaplikasikan teknik Diffusive Gradient in Thin Film pada kajian logam labil
merkuri (Hg) dari lingkungan perairan. Teknik ini merupakan metode passive sampling yang dapat
mengakumulasi spesi labil merkuri (Hg) yang berada di lingkungan akuatik. Perangkat DGT terdiri dari
bahan plastik berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm yang dapat diisi dengan gel lapisan pengkelat
logam, gel poliakrilamida sebagai gel lapisan difusi, serta membran filter 0,45 µm. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan jumlah massa logam merkuri yang terikat pada gel lapisan pengikat logam
Hg pada variasi waktu kontak. Sementara hasil pengujian dengan variasi ketebalan gel lapisan difusi
tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap pengukuran massa Hg yang terikat pada
binding gel Aplikasi metode DGT pada penetapan konsentrasi logam merkuri dalam perairan Teluk
Palu terukur pada kisaran 3,502 - 3,507 µg/L.
Kata Kunci: Merkuri, DGT, Chelex-100, Gel Difusi Poliakrilamida.

Khairuddin dan Ruslan

98

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398


LATAR BELAKANG

konsentrasi logam, kekuatan ion maupun

Unsur-unsur runut (trace elements)

pH. Merkuri merupakan salah satu logam

ditemukan dalam berbagai bentuk atau

dalam sistem perairan dan dijumpai baik

spesi kimia baik di air sungai maupun di

sebagai ion bebas maupun dalam bentuk

air laut, berupa koloid, kompleks dengan

kompleks dengan bahan organik terlarut.


bahan organik terlarut (dissolved organic

Logam ini penting dimonitoring dalam

matter), kompleks anorganik dan ion-ion

sistem perairan karena mudah menjadi

bebas. Setiap bentuk atau spesi tersebut

toksik pada tingkatan 10 – 50 dari

memiliko perbedaan dalam bioavailability

konsentrasi normal yang dibutuhkan untuk

dan

dan


pertumbuhan organisme dan biota air

toksisitas dari spesi ion tembaga, seng,

(Cattani et al., 2008 dan Clarisse et al.,

kadmium (Zn2+, Cu2+, Cd2+) terhadap

2012).

toksisitas.

organisme

Bioavailability

air

dibandingkan


jauh

apabila

tinggi

Oleh karena pencemaran di perairan

tersebut

akibat logam berat tersebut tidak dapat

lebih
unsur

bahan

dibiarkan

begitu


organik terlarut, atau koloid atau bahkan

dilakukan

monitoring

partikel lainnya. Tetapi, tidak semua unsur

kadar

runut

khususnya

membentuk

kompleks

logam


dengan

berlaku

teori

tersebut.

logam

saja,

berat

pada

maka

perlu


dan

pengukuran

di

lingkungan

lingkungan

perairan

Sebagai contoh untuk logam merkuri dan

walaupun pengukuran logam runut dalam

timbal apabila terbentuk proses metilasi

sistem perairan relatif sulit untuk dilakukan


maka toksisitas kedua kompleks ini akan

(Dahlqvist et al., 2002). Logam berat Hg

jauh lebih tinggi bila dibandingkan dalam

adalah salah satu polutan perairan yang

keadaan ion bebas. Logam berat di dalam

telah banyak diteliti dengan berbagai

air laut juga akan terakumulasi dalam

metode pengukuran, salah satunya ialah

sedimen dan biota laut melaui proses

metode DGT (Diffusive Gradient in Thin


gravitasi,

Film)

biokonsentrasi,

bioakumulasi

secara in situ. Spesi labil di

dan biomagnifikasi oleh biota laut (Junaedi

lingkungan akuatik dapat dengan mudah

et al., 2002).

diukur dengan metode DGT (Gao, 2012).

Kadar logam berat dalam perairan

Keuntungan

dari

teknik

DGT

jika

yang mengalami akumulasi secara terus

dibandingkan teknik konvensional, yaitu

menerus

konsentrasi logam berat dalam setiap

akan

mengakibatkan

kadar

logam berat dalam tubuh biota juga ikut

sentimeter

meningkat dan berujung pada terjadinya

sedimen dapat ditentukan karena memiliki

pencemaran. Variasi spesi logam telah

resolusi spasial yang tinggi.

diidentifikasi
termasuk

pada

bentuk

perairan

spesi

organik

anorganik dan sangat tergantung pada
Khairuddin dan Ruslan

milimeter

kedalaman

Prinsip dasar metode DGT yaitu

alami
dan

atau

spesi

analit

berdifusi

melalui

suatu

hidrogel dan terikat pada binding gel atau
99

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398

adsorben, kemudian konsentrasi analit

membran filter 0,45 µm. Hidrogel dapat

diketahui setelah dielusikan dengan suatu

berupa

asam. Kelebihan dari metode ini meliputi

poliakrilamida

rataan konsentrasi solut dapat diketahui

dimensi. Ketika sepenuhnya terhidrasi,

selama waktu tertentu, prekonsentrasi

hidrogel dapat terisi lebih dari 95% air.

dapat dilakukan tanpa merusak sampel,

Hidrogel yang kaya akan gugus-gugus

dan

dapat

polar juga memiliki kapasitas untuk difusi

dikurangi. Zhang dan Davidson, (1995)

yang terkendali, respon pembengkakan

menambahkan bahwa metode ini dapat

(swelling) terhadap perubahan suhu, pH,

memprediksi bioavailabilitas suatu logam

konsentrasi

labil, sulfat, dan fosfat karena konsentrasi

untuk berinteraksi dengan logam berat

spesi

(misalnya Cd, Pb, Cr, Hg) (Scally et al.,

sampel

terkontaminasi

analit

terikat

diasumsikan sama

binding

gel

dengan konsentrasi

senyawa

hidrofilik

dengan

ion,

seperti

jaringan

dan

tiga

kemampuannya

2006).

yang berdifusi dari perairam ke biota.

Logam berat dalam air laut dapat

Logam di dalam sedimen berdifusi melalui

berupa logam terlarut ataupun tersuspensi

diffusive

yang

gel

dan

terakumulasi

pada

dapat

dipisahkan

menggunakan

lapisan binding gel yang mengandung

membran filter berpori 0,45 µm. Filter

resin

tidak

membran adalah salah satu lapisan pada

hingga

perangkat DGT selain dua lapisan lainnya

dianalisis. Selain itu, fraksinasi logam juga

(gel lapisan pengkelat logam dan gel

terjadi secara in situ sehingga perubahan

lapisan

sifat kimia tidak terjadi (Nurhamiddin dan

memisahkan partikel tersuspensi pada

Zam Zam, 2013). Fraksi logam yang

peristiwa difusi (Fan et al., 2009). Ion

mudah terlarut dan tertukar (dari fase

logam berdifusi melalui filter membran

padat sedimen ke air pori sedimen) akan

dengan

terukur pada teknik DGT, seperti ion

konsentrasi

logam

logam

terkumpul pada lapisan pengkelat yang

berukuran kecil. Poiliakrilamida digunakan

yang selanjutnya diukur secara kuantitatif.

sebagai binding gel pada sistem DGT

Massa logam pada lapisan pengkelat

karena telah diketahui memiliki kapasitas

diukur setelah dielusi dengan larutan

interaksi yang lebih baik. (Dunn et al.,

asam.

chelex

mengalami

sehingga

logam

perubahan

bebas

atau

kimia

komplek

2010).

difusi)

cara

yang

berfungsi

pembentukan

yang

konstan

untuk

gradien
sehingga

Analit berdifusi dari larutan sampel

DGT tersusun dari perangkat alat
sederhana

berbentuk

dengan

pada lapisan pengikat. Dengan demikian

diameter 2,5 cm berbahan plastik yang

gradien konsentrasi pada lapisan difusi

berisi

hingga

lapisan

hidrogel

bulat

melalui lapisan difusi kemudian diadsorbsi

pengkelat

sebagai

Khairuddin dan Ruslan

lapisan

logam

dan

difusi

serta

konsentrasinya

sama

dengan

konsentrasi pada larutan sampel. Massa
100

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398

logam dikumpulkan oleh gel resin (Chelex-

Zhang dan Davidson (1995). Larutan gel

100)

disiapkan melalui pencampuran akrilamida

dari

larutan

logam

menurut

persamaan (1).

15% dan cross-linker agarosa 0,3%.
(1)

C=

di mana C adalah konsentrasi logam
dalam bulk solusi , M massa logam dalam
gel resin Chelex, ∆g ketebalan lapisan
difusi, D koefisien difusi ion logam dalam
lapisan difusi, t waktu kontak dan A luas

dimulai

dengan

menambahkan 7 µL amonium persulfat
dan

2,5

µL

tetrametiletilendiamina

(TEMED) per mililiter larutan gel. Larutan
gel yang dihasilkan lalu diletakkan pada
cetakan kaca dan dipanaskan dalam oven
pada temperatur 40C selama 45 menit.

permukaan kontak.
Massa

Polimerisasi

logam

dikumpulkan

oleh

Setelah dikeluarkan, gel dihidrasi dengan

resin Chelex dihitung setelah elusi resin

selama

dalam HNO3 1 M menurut persamaan (2).

menjadi stabil. Gel kemudian dicetak

(2)

M=

dimana Ce adalah konsentrasi logam

24 jam

menggunakan

untuk

membuat gel

pencetak

(disc

cutter)

dengan diameter 2,5 cm.
b. Gel Resin Chelex-100

dalam eluen, Vg dan Ve masing-masing

Resin gel dibuat dari larutan gel

volume gel resin dan eluen , dan fe adalah

dengan komposisi yang sama pada gel

faktor elusi. Teknik DGT memberikan

poliakrilamida. Sebanyak 0,2 g Chelex-

informasi yang berguna tentang berbagai

100 ditambahkan permililiter larutan gel.

jenis logam termasuk logam merkuri.

Kecepatan polimerisasi diturunkan dengan
menambahkan 6 µL amonium persulfat

METODE PENELITIAN

dan 2µL TEMED permililiter larutan gel

Bahan dan Peralatan
Resin
persulfat

Chelex-100,

Amonium

(NH4S2O8),

N,N,N’N’-

Tetrametiletilendiamina

(TEMED),

membran selulosa nitrat 0,45 µm, NaNO3,
HNO3.

Peralatan

perangkat

DGT

penelitian
(DGT

berupa

Research



Lancaster University, Inggris), mikrometer
(jangka sorong).

untuk memungkinkan pengendapan resin
di salah satu sisi gel. Gel kemudian
dicetak

menggunakan

pencetak

(disc

cutter) dengan diameter 2,5 cm kemudian
disimpan dalam 0,01 M NaNO3.
Pengujian Kinerja Teknik DGT
a. Pengaruh Waktu Kontak
Perangkat DGT diisi dengan gel

Prosedur Penelitian

resin Chelex-100,

Penyiapan Gel

dengan

a. Gel Poliakrilamida

Pengujian dilakukan melalui penggelaran

filter

gel difusi lalu ditutup
membran

0,45

µm.

Pembuatan gel difusi ion permeabel

sambil diaduk menggunakan 100 µg/L

mengikuti prosedur yang digunakan oleh

larutan Hg dalam 0,01 M NaNO3 dengan

Khairuddin dan Ruslan

101

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398

variasi waktu 2, 4, 6, dan 8 jam. Pada

Perangkat DGT yang telah disusun sesuai

setiap variasi waktu penggelaran, resin gel

urutannya, dimasukkan pada sampel air

dalam perangkat DGT diambil dari larutan

laut yang akan diuji. Setelah itu gel resin

kemudian dielusi dengan 2 mL HNO3 1 M

dielusi dalam 3 mL larutan HNO3 1 M

dan kadar logam Hg dalam resin diukur

selama 24 jam. Setelah itu, diambil alikuot

dengan AAS-Cold Vapour.

hasil elusi HNO3 1 mL dan diencerkan
hingga 10 mL. Kemudian diukur dengan

b. Pengaruh Ketebalan Lapisan Difusi
Hukum pertama Fick menunjukkan
adanya

ketergantungan

linier

antara

akumulasi massa logam dalam resin
dengan ketebalan gel difusi. Gel difusi
poliakrilamida dengan tiga ketebalan (0,40
mm, 0,80 mm dan 1,20 mm) digunakan
untuk penelitian ini. Ke dalam perangkat
DGT dipasang gel resin Chelex-100, gel
difusi poliakrilamida dengan ketebalan
yang berbeda digelar dalam larutan Hg
100

µg/L

dalam

NaNO3

0,01

M

menggunakan waktu optimum percobaan
sebelumnya. Setelah penggelaran selesai,
fasa pengkelat logam gel resin DGT
dipisahkan dari perangkat DGT, kemudian
gel resin diekstraksi dengan 2 mL HNO3 1
M dan kadar logam Hg diukur dengan
AAS-Cold Vapour.
Aplikasi Pada Air Laut
Air laut disampling dari tiga titik
dengan
(composite

metode

gabungan

samples)

yang

waktu
dimana

campuran contoh-contoh sesaat

yang

menggunakan AAS-Cold Vapour sehingga
dapat diketahui konsentrasi Hg2+ dalam
masing-masing unit DGT.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gel Difusif dan Gel Resin
Pembuatan gel difusif poliakrilamida
dengan

pengikat

silang

N,N’Methylenebisacrylamide

(MBA)

didasarkan pada reaksi adisi polimerisasi
radikal bebas (Chrambach, 1985). Pada
pembuataan

diffusive

gel

dengan

menggunakan MBA digunakan inisiator
ammonium

persulfat

dan

TEMED

(N,N,N’N’-Tetraetilendiamin)

sebagai

katalisnya. Proses polimerisasi akrilamida
menjadi gel difusi poliakrilamida dimulai
dengan adanya amonium per sulfat yang
bertindak

sebagai inisiator.

TEMED

dapat

pembentukan
persulfat

polimerisasi.
persulfat

mempercepat

radikal

dan

Kehadiran

bebas

amonium

mengkatalisis

Radikal

laju
proses

bebas

amonium

mengkonversi

monomer

diambil dari satu lokasi pada waktu yang

akrilamida menjadi ion radikal bebas

berbeda. Sampel air tersebut disaring

sehingga

dapat

dengan kertas saring lalu diambil 800 mL

monomer

akrilamida

yang ditempatkan pada beaker glass 1000

teraktivasi

untuk

mL. Sampel lalu ditambahkan (spiked)

polimerisasi berantai.

larutan baku Hg2+ masing-masing 5 mg/L.
Khairuddin dan Ruslan

Sebagai

bereaksi

dengan

yang

belum

terjadinya

reaksi

lapisan

gel

pengkelat
102

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

logam

merkuri

kopolimer
memiliki

stiren
gugus

Chelex

terdiri

divinilbenzena
asam

e-ISSN: 2477-5398

dari
yang

iminodiasetat

sehingga dapat bertindak sebagai ion
pengkelat

dalam

mengikat

Gambar 3 terlihat bahwa massa logam Hg
yang

terserap

dalam

resin

semakin

meningkat seiring dengan pertambahan
waktu hingga waktu 8 jam.

kation

polivalen.

14

Perangkat DGT
Untuk mengaplikasikan DGT pada
larutan Hg dengan menggunakan resin
gel, hal pertama yang dilakukan adalah

Massa Hg (ug/L)

12

10

8

6

menyiapkan unit DGT yaitu dengan cara
4

meletakkan gel resin dan difusi gel yang

2

3

4

5

6

7

8

Waktu (jam)

telah dicetak, serta membran selulosa
nitrat

yang

telah

direndam

dalam

akuademin dengan susunan seperti pada

Gambar 2 Grafik massa Hg dalam resin
Chelex yang diperoleh pada variasi
waktu

Gambar 1.
Kinerja Gel Difusi
Penentuan

nilai

koefisien

difusi

bertujuan untuk menentukan seberapa
cepat Hg mampu melewati lapisan gel
difusif.

Koefisien

difusi

(D)

dihitung

dengan memplot kurva waktu vs jumlah
massa

dalam

lapisan

pengkelat.

Kemiringan (k) dapat dinyatakan sebagai:
Gambar 1 Susunan filter membran 0,45 µm,
gel lapisan difusi, dan lapisan
pengkelat logam dalam probe DGT

Kinerja Gel Difusi Poliakrilamida
Uji kinerja resin dalam larutan Hg ini
bertujuan untuk mengetahui apakah resin
gel yang telah dibuat benar-benar mampu
menyerap ion logam Hg dan mengetahui
apakah dalam jangka waktu tertentu
massa logam yang terserap pada resin
chelex masih memberikan serapan linier
atau sudah mencapai konstan. Pada

Khairuddin dan Ruslan

(3)

k=

Dari persaman ini, koefisien difusi, D,
(mm¬2s-1) dapat dihitung :
(4)

D=

Dimana A (mm2) adalah luas area gel, ∆g
(mm) adalah ketebalan gel, t adalah lama
waktu kontak (detik). Slope (k) ditentukan
dari kurva regresi waktu vs massa.
Koefisien difusi merkuri dalam gel
poliakrilamida hasil perhitungan diperoleh
8,97 × 10-6 cm2 s-1. untuk

Chelex-100.
103

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

e-ISSN: 2477-5398

Hasil pengujian massa Hg dalam binding

Data hasil perbandingan CDGT pada

gel dengan gel difusif tebal 0,40 mm, 0,80

pengukuran massa Hg pada berbagai

mm, dan 1,0 mm meningkat dengan

ketebalan

bertambahnya waktu kontak (Gambar 3).

poliakrilamidamenunjukkan

lapisan

difusif
hasil

yang

relatif sama, artinya ketebalan lapisan
12

difusif 0,4 mm – 1,0 mm relatif baik dalam

11

aplikasi pada penentuan konsentrasi Hg

Massa Hg (ug/L)

10
9

dengan metode DGT.

8

Aplikasi Pada Air Laut Teluk Palu

7
6

Untuk

5

metode

4
3
2

3

4

5

6

7

8

mengetahui

analisis,

diaplikasikan

teknik

keandalan
DGT

untuk

telah

mengetahui

Waktu (jam)

konsentrasi logam merkuri pada air laut

(a)

perairan Teluk Palu. Chelex-100 dengan
ketebalan

14

perangkat

12

merkuri
Massa Hg (ug/L)

0,80

mm

DGT.

dalam

digunakan

Konsentrasi
empat

stasiun

pada
logam
lokasi

10

sampel air laut yang diukur melalui
8

aplikasi DGT dengan resin gel Chelex-100
dan gel difusi poliakrilamida diperoleh

6

kadar Hg : 3,502 - 3,507 µg/L.

4
2

3

4

5

6

7

8

Waktu (jam)

KESIMPULAN
Air laut Teluk Palu pada lokasi

(b)

penelitian mampu mensuplai analit Hg

14

kedalam air pori sehingga sejumlah fluks
12

Massa Hg (ug/L)

massa analit Hg bermigrasi ke probe
10

DGT. Konsentrasi Hg dalam air laut Teluk
Palu diukur dengan metode DGT dengan

8

lapisan resin Chelex-100 dan gel difusi

6

poliakrilamida berada pada kisaran 3,502 -

4
2

3

4

5

6

7

8

Waktu (jam)

(c)
Gambar 3 Grafik massa Hg dalam gel
Chelex-100 dengan gel difusif (a)
tebal 0,40 mm, (b) 0,80 mm, dan
(c) 1,0 mm yang diperoleh pada
variasi waktu.
Khairuddin dan Ruslan

3,507 µg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Cattani, I., Spalla, S., Beone, G. M., Del
Re, A. A. M., Boccelli, R., &
Trevisan,
M.
(2008).
Characterization of mercury species
in soils by HPLC–ICP-MS and
104

KOVALEN, 4(1): 98-105, April 2018

measurement of fraction removed by
diffusive gradient in thin films.
Talanta, 74(5), 1520-1526.
Clarisse, O., Lotufo, G.R., Hintelmann, H.,
Best, E.P.H. (2012). Biomonitoring
and
assessment
of
monomethylmercury exposure in
aqueous systems using the DGT
technique. Science of the Total
Environment. 416: 449–454.
Chrambach, A. (1985). The Practice of
Quantitative Gel Electrophoresis.
Weinheim: VCH, Deerfield Beach.
Dahlqvist, R., Zhang, H., Ingri, J., &
Davison, W. (2002). Performance of
the diffusive gradients in thin films
technique for measuring Ca and Mg
in freshwater. Analytica Chimica
Acta, 460(2), 247-256.
Junaedi, E. et al. (1999). Penentuan
Kapasitas Pengompleks Tembaga
dan Konstanta Stabilitas Kondisional
dalam Air Sungai dengan Metode
Anodic
Tripping
Voltametry,
Prosiding Seminar Nasional Kimia
V. Yogyakarta: Jurusan Kimia
FMIPA UGM. hlm 55 – 60.
Dunn, R. J. K., Teasdale, P. R., Warnken,
J., Jordan, M. A., & Arthur, J. M.
(2007). Evaluation of the in situ,
time-integrated DGT technique by
monitoring changes in heavy metal
concentrations in estuarine waters.
Environmental Pollution, 148(1),
213-220.

Khairuddin dan Ruslan

e-ISSN: 2477-5398

Fan, H., Sun, T., Li, W., Sui, D., Jin, S., &
Lian, X. (2009). Sodium polyacrylate
as a binding agent in diffusive
gradients in thin-films technique for
the measurement of Cu2+ and Cd2+
in waters. Talanta, 79(5), 12281232.
Gao, Y., De Canck, E., Leermakers, M.,
Baeyens, W., & Van Der Voort, P.
(2011). Synthesized mercaptopropyl
nanoporous resins in DGT probes
for determining dissolved mercury
concentrations. Talanta, 87, 262267.
Nurhamiddin, F., & Zam Zam, Z. (2013).
Distribusi Konsentrasi Logam Berat
(Cu dan Cd) Pada Sedimen Sungai
Menggunakan
Teknik
Diffusive
Gradient In Thin Film, J. Tek. Ling.
14( 2).
Scally, S., Davison, W., Zhang, H. (2006).
Diffusion coefficients of metals and
metal complexes in hydrogels used
in diffusive gradients in thin films,
Analytica Chimica Acta. 558: 222–
229.
Zhang, H., & Davidson, W. (1995).
Performance
characteristics
of
diffusion gradients in thin films for
the in situ measurement of trace
metals in aqueous solution. Anal.
Chem. 67:3391-4000.

105

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25