RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Febrianto | Natural Science: Journal of Science and Technology 1863 5417 1 PB

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013

ISSN: 2338-0950

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi
Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012
Aldy Wijaya Febrianto1 , Alwiyah Mukaddas2, Inggrid Faustine2
1

2

Prodi Farmasi, Untad
Lab. Farmakologi dan Farmasi Klinik, Prodi Farmasi, Untad

ABSTRACT
Urinary Tract Infection (UTI) is a bacterial infection of urinary tract that antibiotic was the first
step on therapy. Antibiotic usage at hospitalized patients in developing country is 30-80%, but
from all of that 20-65% antibiotic usage was considered inappropriate. It can raise resistance
symptoms. This research is aimed to find out the rational of antibiotics usage including right
indication, drug, dosage, frequency and duration in UTI patients. This research was descriptive

research which was done retrospectively by looking at medical records of UTI patients, in order
to explain or to illustrate the characteristics of each of the variables on this study including:
patient characteristics, clinical characteristics and rationality of drug usage. The outcome of this
study were as follow: Rationality treatment was 96.5 % in precise indications, right drug was
66.7%, right dosage was 53%, right frequency of antibiotic was 53%, and appropriate duration of
antibiotic usage was 49.4 % . The use of antibiotic on UTI patients at Undata Palu Hospital in
2012, it could not be clasified as rational use yet.
KEY WORDS : Rational antibiotic usage, Urinary tract infection
ABSTRAK
ISK merupakan infeksi bakteri pada saluran kemih, dimana antibiotik merupakan terapi lini
pertamanya. Penggunaan antibiotik di Negara berkembang pada pasien rawat inap sebesar 3080%, 20-65% penggunaannya dianggap tidak tepat, sehingga dapat menimbulkan gejala
resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik meliputi
tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekuensi dan durasi pemberian pada pasien ISK.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dikerjakan secara retrospektif dengan melihat
data rekam medik pasien ISK untuk menjelaskan atau memberikan gambaran karakteristik setiap
variabel penelitian meliputi: Karakteristik pasien, Karakteristik klinis dan Rasionalitas
penggunaan obat. Hasil rasionalitas pengobatan yang didapatkan adalah sebagai berikut : tepat
indikasi 96,5%, tepat obat 66,7%, tepat dosis 53%, tepat frekuensi pemberian antibiotik 53%
dan tepat durasi penggunaan antibiotik 49,4%. Penggunaan antibiotik pada pasien ISK di
instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 belum dapat dikatakan rasional.

KATA KUNCI : Rasionalitas penggunaan antibiotik, Infeksi saluran kemih

Corresponding author : aldy wijaya 20% pada terapi ISK.

kepada pasien. Hal ini juga menjadi salah

Siprofloksasin adalah antibiotik golongan

satu penyebab ISK banyak terjadi pada

flourokuinolon yang bekerja dengan cara

perempuan.

menghambat kerja DNA gyrase selama

antibiotik

merupakan


setelah

Siprofloksasin
yang

obat

kotrimoksasol

banyak

pilihan
dengan

proses pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
3.

Jenis Antibiotik
Jenis
Jumlah

Antibiotik
Siprofloksasin
44
Seftriakson
31
Sefotaksim
3
Sefadroksil
2
Klindamisin
1
Fosfomisin
1
Kanamisin
1
Total
83
Tabel 4

Siprofloksasin memiliki sifat bakterisid,

Persentase
(%)
52,4
37,8
3,7
2,4
1,2
1,2
1,2
100

Distribusi jenis antibiotik yang
digunakan pasien infeksi saluran kemih
yang dirawat inap di RSUD Undata
Palu tahun 2012

yang berguna terutama dalam mengobati
infeksi yang disebabkan oleh E. coli dan
bakteri gram negatif lainnya. Siprofloksasin
terdistribusi baik ke dalam cairan jaringan

dan tubuh. Kadarnya tinggi dalam tulang,
urin, ginjal, dan prostat sehingga dapat
mencapai Kadar Hambat Minimum (KHM)
bakteri (Mutschler, 1999; Setiabudy, 2007;
Mycek, 2001).

Jenis-jenis antibiotik yang digunakan
adalah siprofloksasin 52,4%, seftriakson
37,8%, sefotaksim 3,7%, sefadroksil dengan
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)
24

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013
4.

Lama Rawat Inap
Lama
Jumlah

Rawat Inap
pasien
1-3 Hari
17
4-6 Hari
30
≥ 7 Hari
10
Total
57
Median
(hari)
Tabel 5

ISSN: 2338-0950

c. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik
1. Tepat Indikasi

Persentase

(%)
29,8
52,6
17,5
100

Tepat
Indikasi
Tepat
Tidak Tepat
Total

4

Tabel 6

Distribusi lama rawat inap pasien
infeksi saluran kemih yang dirawat
inap di R SUD Undata Palu tahun 2012


Persentase
(%)
96,5
3,5
100

Jumlah
55
2
57

Distribusi tepat indikasi pasien infeksi
saluran kemih yang dirawat inap di
RSUD Undata Palu tahun 2012

Data penelitian menunjukan 96,5%
Lama rawat inap pasien ISK yaitu 1-3

pasien mendapatkan terapi


yang tepat

hari 29,8%, 4-6 hari 52,6% dan pasien

indikasi dan 3,5% mendapatkan terapi yang

dengan lama rawat inap ≥7 hari 17,5%.

tidak tepat. Penelitian lain di RS Anutapura

Secara umum kondisi pasien ISK tanpa

menunjukan bahwa 100 % tepat indikasi

komplikasi membaik setelah penggunaan

(Kurniawati,

terapi antibiotik 3 hari. Hasil penelitian


menunjukkan

menunjukkan pasien yang menjalani rawat

mengindikasikan

inap 4-6 hari paling dominan hal ini

mikroorganisme pada pasien terutama pada

disebabkan

pasien

saluran kemih seperti : demam, hematuria

mengalami ISK dengan komplikasi yang

dan flank pain sehingga pasien perlu diterapi

memperparah infeksi sehingga memperlama

dengan

proses penyembuhan dan pemberian terapi

antibiotik untuk membasmi mikroorganisme

antibiotik (Sukandar, 2009).

penyebab

sebagian

besar

2012).
gejala

antibiotik.

infeksi.

Data
dan

pasien

tanda

adanya

Tujuan

Obat-obat

yang
infeksi

pemberian

antibiotik

Sebagian besar pasien ISK pulang

efektif dalam pengobatan infeksi karena

dalam keadaan membaik dengan tanda dan

toksisitas selektifnya yaitu kemampuan obat

gelaja

mulai

tersebut membunuh mikroorganisme yang

membutuhkan

menginvasi pejamu tanpa merusak sel.

yang

dirasakan

berkurang

serta

perawatan

di

tidak

sudah

ini

Penggunaan antibiotik harus didasarkan

memungkinkan pasien melanjutkan terapi

beberapa faktor antara lain : gambaran klinik

dengan cara rawat jalan.

penyakit infeksi, kultur urin, efek terapi

rumah

sakit.

Hal

antibiotik dan status imun pasien. Sebanyak
3,5% pasien mendapatkan terapi obat yang
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)
25

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013
tidak

tepat

indikasi

karena

tidak

mendapatkan antibiotik yang seharusnya

ISSN: 2338-0950

bakteri penyebab ISK sehingga terapi
emperik harus dilakukan sesegera mungkin.

diberikan pada pasien dengan diagnosa

Siprofloksasin

merupakan

terapi

infeksi bakteri (Mycek dkk, 2001 &

pilihan setelah kotrimoksasol jika terjadi

Setiabudy, 2007).

resistensi

2.

golongan fluorokuinolon yang poten dengan

Tepat Obat

spektrum

>20%.

Siprofloksasin

antibakteri

luas.

adalah

Mekanisme

Tepat Obat

Jumlah

Tepat
Tidak
Tepat
Total

38

Persentase
(%)
66,7

19

33,3

membuatnya

57

100

Siprofloksasin berguna mengobati infeksi-

Tabel 7

Hasil

antibiotik siprofloksasin yaitu dengan cara
menghambat

Distribusi tepat obat pasien infeksi
saluran kemih yang dirawat inap di
RSUD Undata Palu tahun 2012

DNA

bersifat

yang

yang

bakterisid.

disebabkan

oleh

enterobacteraceae dan bakteri gram negatif

menunjukkan

lainnya. Salah satu sifat siprofloksasin yang

pemilihan jenis dan golongan antibiotik

menguntungkan adalah kadar dalam urin

pada pasien ISK yang tepat obat sebesar

melebihi KHM bakteri dan dapat mencapai

66,7% dan yang tidak tepat obat sebesar

kadar tinggi pada jaringan prostat. Efek

33,3 %. Penelitian lain di RS Anutapura

samping yang mungkin dihasilkan oleh

menunjukan bahwa 5,4% tepat obat dan

siprofloksasin

94,6% tidak tepat obat (Kurniawati, 2012).

muntah, sakit kepala dan pusing.

Secara

penelitian

infeksi

replikasi

ideal,

antibiotik

yang

diantaranya

diare,

mual,

Lebih dari 85% Penyebab utama dari

digunakan untuk mengobati infeksi diseleksi

ISK

setelah

dan

menunjukan pola resistensi E.coli di daerah

sensitivitasnya terhadap obat di tetapkan.

Pekanbaru terhadap kotrimoksasol sebesar

Kunci dari diagnosis untuk ISK adalah hasil

77,76% (Endriani, 2009). Fluorokuinolon

pemeriksaan mikrobiologi spesimen urin

generasi kedua (misalnya, siprofloksasin,

untuk mengetahui jenis, sensitivas dan pola

500 mg PO selama 3 hari) lebih mahal tetapi

resisten mikroorganisme. Namun demikian,

harus dipertimbangkan di daerah di mana E.

pada pasien sakit berat, penundaan terapi

coli resistensi terhadap TMP/SMX adalah >

antibiotik dapat berakibat fatal, tidak adanya

20% (cooper, 2007). Hal ini dapat menjadi

simptom yang digunakan untuk diagnosis

pertimbangan dokter untuk menggantikan

organisme

diidentifikasi

adalah

E.coli.

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)
26

Penelitian

lain

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013

ISSN: 2338-0950

kotrimoksasol dengan siprofloksasin sebagai

karena tidak dapat mencapai KHM dalam

firstline untuk penyakit ISK.

cairan

3.

mengakibatkan

Tepat Dosis

Tepat Dosis

Jumlah

Tepat
Tidak Tepat
Total

44
39
83

Persentase
(%)
53
47
100

Tabel 8 Distribusi tepat dosis pasien infeksi saluran
kemih yang dirawat inap di RSUD Undata
Palu tahun 2012

Distribusi tepat dosis antibiotik pada
pasien ISK, dari data penelitian didapatkan
hasil tepat dosis sebesar 53% dan tidak
tepat sebesar 47%. Penelitian lain di RS
Anutapura menunjukan bahwa 60,7% tepat

tubuh,

kurangnya

dosis

dapat

resistensi

bakteri

yang

tersisa dalam tubuh, namun jika dosis lebih
akan mengakibatkan resiko efek samping
yang

tidak

diinginkan

pasien

(Mutschler, 1999; Setiabudy, 2007; Mycek,
2001).
4.

Tepat Frekuensi
Tepat
Jumlah
Frekuensi
Tepat
44
Tidak Tepat
39
Total
83

Tabel 9

Persentase
(%)
53
47
100

Distribusi tepat frekuensi pasien infeksi
saluran kemih yang dirawat inap di RSUD
Undata Palu tahun 2012

Dari data didapatkan

dosis dan 39,3% tidak tepat dosis.

pada

hasil

tepat

Keberhasilan pengobatan antibiotik

frekuensi pemberian antibiotik didapatkan

didasarkan pada 2 pola yaitu time dependent

sebesar 53% dan tidak tepat sebesar 47%.

killing akan membunuh bakteri saat kadar

Penelitian lain di RS Anutapura menunjukan

antibiotik didarah dipertahankan cukup lama

bahwa 60,7% tepat frekuensi dan 39,3%

di atas KHM bakteri, dan concentration

tidak tepat frekuensi (Kurniawati, 2012).

dependent killing akan membunuh bakteri

Pemberian antibiotik kepada pasien ISK

jika konsentrasi antibiotik telah berada di

harus dapat mempertahankan kadar obat

atas KHM bakteri. Kadar antibiotik harus

dalam plasma di atas KHM untuk waktu

adekuat mencapai tempat infeksi untuk

yang lama oleh karena itu frekuensi

mengeradikasi

efektif

pemakaian

mikroorganisme yang menginvasi. Dosis

tergantung

yang sesuai adalah dosis yang dapat

antibiotik. Siprofloksasin diberikan 2 kali

mencapai KHM dalam darah atau cairan

sehari karena obat ini mampu mencapai

tubuh. Pemberian dosis yang kurang akan

kadar yang melebihi KHM bakteri patogen

mengakibatkan tidak berefeknya antibiotik

minimal 12 jam.

secara

antibiotik
profil

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)
27

berbeda-beda

farmakokinetik

setiap

Waktu paruh eliminasi

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013
yang

panjang

merupakan

keuntungan

ISSN: 2338-0950

untuk

waktu

yang

dan

Ketepatan

cukup diberikan 2 kali sehari. Pemberian

sebanyak 49,4% dan yang tidak tepat durasi

antibiotik yang tidak tepat frekuensi baik

sebanyak

yang

akan

antibiotik sangat penting dikarenakan jika

menimbulkan efek merugikan bagi pasien

suatu antibiotik tidak bekerja sesuai dengan

baik

ekonomi.

lama penggunaannya akan mengakibatkan

Pemberian antibiotik dengan frekuensi yang

toleransi pada mikroorganisme yang belum

kurang dapat menyebabkan resistensi bakteri

tuntas

karena

bakteri

secara

ataupun

klinis

lebih

maupun

ketidakmampuan

antibiotik

pemberian

cukup.

lainnya dari siprofloksasin sehingga obat

kurang

durasi

lama

50,6%.

Durasi

dimusnahkan
resisten.

antibiotik

pemberian

sehingga

Siprofloksasin

menjadi
dipilih

mencapai kadar KHM bakteri dalam darah,

sebagai terapi utama pasien ISK, durasi

sedangkan

penggunaannya didasarkan pada tingkat

jika

pemberian

melebihi

frekuensi akan meningkatkan resiko efek

keparahan

samping

komplikasi durasi penggunaan selama 3 hari

dan

meningkatkan

biaya

penyakit

ISK.

ISK

tanpa

penggunaan obat.

dan dengan komplikasi penggunaannya

5.

selama

Tepat Durasi
Tepat Durasi

Jumlah

Tepat

41

Persentase
(%)
49,4

Tidak Tepat

42

50,6

Total

83

100

Tabel 10

7-14

hari

(Mutschler,

1999;

Setiabudy, 2007; Mycek, 2001).
Penggunaan antibiotik pada pasien
ISK di RSUD Undata Palu tahun 2012
belum dapat dikatakan rasional, karena
kriteria pengobatan rasional meliputi tepat

Distribusi tepat durasi pasien infeksi
saluran kemih yang \dirawat inap di
RSUD Undata Palu tahun 2012

indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat
frekuensi dan tepat durasi belum tepat

Ketepatan durasi pemberian antibiotik

100%. Hasil rasionalitas pengobatan adalah

pada pasien ISK, bahwa setiap antibiotik
memiliki
kemampuan
membunuh

profil
untuk
bakteri

farmakokinetik

dan

menghambat

atau

yang

sebagai berikut : tepat indikasi 96,5%,
tepat obat 66,7%, tepat dosis 53%, tepat
frekuensi pemberian antibiotik 53% dan

berbeda-beda

tepat durasi penggunaan antibiotik 49,4%.

namun pada intinya semua antibiotik harus

Dari data hasil penelitian ini dapat

memperhatikan kadar dalam plasma atau

disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik

cairan urin tetap berada di atas KHM bakteri

pada pasien ISK di instalasi rawat inap

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)

28

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): 20-29
Desember 2013
RSUD Undata palu tahun 2012 belum dapat
dikatakan rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Ambwani, S., Mathur, A.K., 2006, Rational
Drug Use, Health Administrator
XIX.
Cooper H. D., Krainik J. A., Lubner J. S., et.
al., 2007, Washington Manual(TM)
of Medical Therapeutics, The, 32nd
Edition, Department of Medicine,
Washington University School of
Medicine. Published by Lippincott
Williams & Wilkins.
Endriani R., Andriani F., & Alfina D., 2009,
Pola Resistensi Bakteri Penyebab
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Terhadap Antibakteri di Pekanbaru,
Jurnal Natur Indonesia, Universitas
Riau, Pekanbaru.
Kurniawati
R.,
2012,
Rasionalitas
Penggunaan Antibiotik pada Pasien
Isk Di Instalansi Rawat Inap RSUD
Anutapura Palu Tahun 2010.
Lestari W., Almahdy A., Zubir N., dkk.,
2011, Studi Penggunaan Antibiotik
Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan
Kriteria Gyysens
di Bangsal
Penyakit Dalam RSUP DR.M.Djamil
Padang.
Fakultas
Farmasi
Pascasarjana, Universitas Andalas,
Padang.
Mutschler E., 1999, Dinamika Obat,
Farmakologi
Dan
Toksikologi,
Institut
Teknologi
Bandung,
Bandung.
Mycek J. M., dkk., 2001, Farmakologi
Ulasan Bergambar, Widya Madika,
Jakarta.
Ramanath KV., Shafiya SB., 2011,
Prescription Pattern of Antibiotic
Usage for Urinary Tract Infection
Treated in a Rural Tertiary Care
Hospital., S.A.C. College of
Pharmacy,
B.G.Nagara,

ISSN: 2338-0950

Nagamangala
(Taluk),
Mandya
(Dist).
Sukandar E., 2009, Infeksi Saluran Kemih
Pasien Dewasa, dalam : Sudoyo
AW., Setiyohadi B., Alwi I., dkk.,
2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II, Edisi V, Pusat
Penerbitan
Departemen
Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Sotelo, T. & Westney, L., 2003, Recurent
urinary tract infection in women,
Curr Women’s Health.

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Febrianto et al.)
29

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta Tahun 2014.

0 2 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta Tahun 2014.

0 3 11

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH RAWAT INAP DI RSUD Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Di RSUD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014.

0 3 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PASIEN RAWAT INAP DI RSUP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih Pasien Rawat Inap Di RS “X” Klaten Tahun 2012.

0 1 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PASIEN RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih Pasien Rawat Inap Di RS “X” Klaten Tahun 2012.

0 2 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 6 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 1 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 0 17

PROFIL PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 | Yulianti | Natural Science: Journal of Science and Technology 2208 6539 1 PB

0 5 7

EVALUASI PENGGUNAAN KOMBINASI ZINK DAN PROBIOTIK PADA PENANGANAN PASIEN DIARE ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2013 | Lolopayung | Natural Science: Journal of Science and Technology 2210 6547 1 PB

0 0 10