Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perubahan Pola Menstruasi pada Akseptor KB Suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur T1 462008042 BAB IV
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Dan Letak Geografis
4.1.1 Lokasi Penelitian dan Letak Geografis
Desa Mawea terletak di Kecamatan Tobelo Timur, Kabupaten
Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dengan luas wilayah 30 KM2. Sedangkan panjang utara ke selatan 2,5 KM dan lebar timur ke barat 12 KM. Adapun batas-batas wilayah Desa Mawea yaitu sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Leleoto
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dowongimaiti 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Pantai/Lautan pasifik 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Trans Tobelo-Sofifi
Jarak Desa Mawea ke ibu Kota Kecamatan terdekat yaitu 0,5 KM, dengan waktu 5 menit perjalanan dan mengunakan trasportasi sepeda motor. Sedangkan jarak ke ibu Kota Kabupaten 29 KM, dengan 45 menit hingga satu jam perjalanan menggunakan transportasi mobil atau sepeda motor.
(2)
2
Gambar 4.1 Desa Mawea
(3)
3
4.1.2 Jumlah Penduduk
Penduduk Desa Mawea berjumlah 1.316 jiwa yang terdiri atas 300 kepala keluarga, dengan jumlah laki-laki 678 jiwa dan perempuan 638 jiwa. 4.1.3 Suku
Penduduk desa mawea terdiri atas empat suku yaitu suku Tobelo (1.271 orang), Suku Galela (15 orang), suku Loloda (10 orang) dan suku Sangir (20 orang).
4.1.4 Agama
Seluruh penduduk Desa Maweamenganutagama Kristen Protestan. 4.1.5 Umur
Pengelompokkan penduduk Desa Mawea berdasarkan jenis kelamin
dan kelompok usia dapat dilihat pada tabel 4.1. Sedangkan untuk jumlah wanita usia subur sendiri yaitu sebanyak 312 orang.
Tabel 4.1Distribusi Umur Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
No Umur Laki-laki Prempuan Jumlah (%)
1 0-12 bulan 27 22 49 3.7
2 1-3 tahun 34 22 56 4.2
3 4-5 tahun 37 31 68 5.1
4 6-10 tahun 39 35 74 5.6
5 11-15 tahun 46 44 90 6.8
6 16-20 tahun 44 45 89 6.7
7 21-25 tahun 35 34 69 5.2
8 26-30 tahun 42 39 81 6.1
9 31-35 tahun 60 47 107 7.8
10 36-40 tahun 48 47 95 7.2
11 41-45 tahun 44 43 87 6.6
12 46-50 tahun 59 57 116 8.8
13 51-55 tahun 66 67 133 10.1
14 56-60 tahun 46 45 91 7.7
15 61 tahun keatas 51 60 111 8.4
Jumlah 678 638 1.316 100
Sumber : Data Desa Mewea Tahun 2013
4.1.6 Pendidikan
Di Desa Mawea terdapat beberapa unit lembaga pendidikan dan
kesehatan yaitu dua unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dua unit Sekolah Dasar (SD), satu unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu
(4)
4 unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan untuk lembaga Kesehatan hanya terdapat satu unit yaitu Puskesmas Mawea.
Pengelompokkan penduduk Desa Mawea berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu penduduk yang bersekolah dan tidak bersekolah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013 No Penduduk Bersekolah Jumlah Presentase (%)
1 Usia 7-12 tahun yang bersekolah 89 19.3
2 Usia 13-15 tahun yang bersekolah 55 11.9
3 Usia 16-18 tahun yang bersekolah 34 7.4
4 Tamat SD/sederajat 145 24.1
5 Tamat SMP/sederajat 76 16.5
6 Tamat SMA/sederajat 74 16.1
7 Deploma 15 3.2
8 S1 6 1.3
9 S2 1 0.2
Jumlah 459 100
Tidak Bersekolah
1 Usia 7-12 tahun tidak bersekolah 21 3.7
2 Usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah 25 4.4 3 Usia 16-18 tahun yang tidak bersekolah 36 6.4
4 Putus Sekolah Dasar 120 21.5
5 Putus Sekolah Menengah Pertama 30 5.3
6 Putus Sekolah Menengah Atas 25 4.4
Jumlah 557 45.7
Sumber : Data Desa Mawea Tahun 2013
4.1.7 Pekerjaan
Penduduk Desa Mawea yang bekerja dapat dilihat pada tabel 4.3. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai petani Hampir setengahnya yaitu sebanyak 320 orang, nelayan sebanyak 40 orang, buruh sebanyak 30 orang, Pegawai 15 orang dan wirausaha sebanyak 15 orang (pekerjaan wirausaha seperti penjual minyak tanah,minyak bensin dan tukang jahit), semua terdiri atas perempuan dan laki-laki.
(5)
5 Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Penduduk Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
No Pekerjaan Jumlah (Orang)
1 Petani 320
2 Nelayan 40
3 Buruh 30
4 Pegawai Negeri Sipil/PNS 15
5 Pedagang 1
6 Wirausaha 15
7 Polri 6
8 TNI 2
Sumber : Data Desa Mawea Tahun 2013
4.2 Gambaran Puskesmas Mawea
4.2.1 Liputan Layanan Wilayah
Puskesmas Mawea merupakan salah satu balai pengobatan rawat jalan yang terletak di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Gedung ini dibangun pada tahun 2009. Wilayah kerja Puskesmas Mawea meliputi enam desa yaitu Desa Yaro, Desa Mawea, Desa Todokuiha, Desa Meti, Desa Katana dan Desa Gonga. Dengan luas wilayah kerja Puskesmas Mawea 23.000 Km2.
Berdasarkan data bulan Juni 2013 secara administratif, Puskesmas
Mawea memiliki jumlah penduduk yang dilayani sebanyak 6.283 jiwa yang terdiri dari 1.673 Kepala Keluarga (KK). Penduduk yang dilayani di puskesmas Mawea dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
No Desa
Jumlah Penduduk
(Jiwa) Jumlah
KK
Presentase (%)
1 Yaro 1.026 276 16,3
2 Mawea 1.110 253 17,7
3 Todokuiha 964 248 15,3
4 Meti 1.586 424 25,2
5 Katana 935 277 14,9
6 Gonga 662 195 10,6
Jumlah 6.283 1.673 100
(6)
6
4.2.2 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Mawea adalah pelayanan rawat jalan yang terdiri dari
bagian pendaftaran (loket), ruang laboratorium, poliklinik umum, poliklinik gigi, klinik Kesehatan Ibu dan Anak- Keluarga Berencana (KIA-KB) dan ruang apotek serta dilengkapi dengan ruang tunggu pasien dan gudang obat. Puskesmas Mawea juga memiliki satu unit mobil ambulans. Sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Sarana Dan Prasarana Kesehatan Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu (Poskedes) 3
3 Posyandu 10
Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter PTT 1
2 Perawat 7
3 Bidan 8
4 Gizi 1
5 Analisis Lingkungan 1
Sumber : Profil Puskesmas Mawea Tahun 2013
4.2.3 Distribusi Penyakit di Puskesmas Mawea
Jenis penyakit yang sering diderita oleh pasien yang berobat di Puskesmas Mawea meliputi Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Diare, Hipertensi, Hipertensi Primer, Hipertensi Sekunder, Rematoid Atritis, Malaria Tropika, Malaria Mix dan penyakit Malaria Tertiana (Vivax). Berikut distribusi penyakit di Puskesmas Mawea:
Tabel 4.6 Distribusi Penyakit di Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Pada Bulan Januari-Juni 2013
No Nama penyakit Jumlah
1 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 878
2 Diare 62
3 Hipertensi 126
4 Hipertensi primer 31
5 Hipertensi sekunder 4
6 Remathoid atritis 49
7 Malaria tropika 17
8 Malaria mix 16
9 Malaria tertian (Vivax) 17
Jumlah 100
(7)
7
4.2.4 Kunjungan Pasien di Puskesmas Mawea
Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2013, pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Mawea jumlahnya tidak jauh berbeda dengan tahun 2012. Pasien yang berkunjung ke puskesmas dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Pasien Yang Berkunjung Ke Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2012-2013
No Kunjungan Pasien Bulan Jul-Des 2012 Jumlah
1 Juli 228
2 Agustus 276
3 September 201
4 Oktober 265
5 November 365
6 Desember 279
Kunjungan pasien Bulan Jan-Jun 2013 Jumlah
1 Januari 233
2 Februari 165
3 Maret 252
4 April 205
5 Mei 276
6 Juni 223
Sumber : Data Puskesmas Mawea Tahun 2013
4.3 Gambaran Umum Partisipan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu yang menggunakan KB suntik Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) di Desa Mawea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur, terdaftar 1.131 (76,0%) ibu yang menggunakan KB suntik DMPA. Jumlah pasangan usia subur di Desa Mawea sebanyak 346 orang, dan yang menggunakan KB suntik DMPA sebanyak 174 orang. (Laporan Reproduksi Puskesmas Mawea tahun 2011). Untuk mendapatkan ibu-ibu yang memenuhi syarat sebagai responden, maka dilakukan wawancara informan kunci dan kepada tenaga kesehatan (bidan/perawat) untuk mengetahui siapa saja ibu-ibu di Puskesmas Mawea yang
(8)
8 menggunakan KB suntik DMPA. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa sebagian besar ibu-ibu di Desa Mawea menggunakan KB suntik DMPA dan mereka mengeluh adanya nyeri kepala, mual, muntah dan intensitas menstruasinya berkurang. Pengambilan sampel di Desa Mawea dengan jumlah responden sebanyak 92 orang dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dibuat untuk diberikan kepada responden agar kuesioner dapat diisi.
Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 15 Juni dipagi hari ketika sebagian responden sedang berkumpul di kantor desa untuk mengikuti posyandu. Pada tangal 16 Juni sampai 23 Juni peneliti berkunjung ke rumah responden lain untuk menyebarkan kuesioner. Sebagian kuesioner yang dibagikan dan sudah terisi dibawa pulang, sedangkan sebagian kuesioner tidak langsung dikumpulkan karena responden memiliki kesibukan yang lain. Seluruh kuesioner terkumpul pada tanggal 28 Juni 2013 sebanyak 92 responden.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Karakteristik Responden menurut Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 92 responden yang diteliti, diperoleh data responden mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 29 orang (31,0%). Adapun yang berpendidikan SD sebanyak 26 orang (28.0%), SMP sebanyak 25 orang (27,0%) dan jumlah responden yang pendidikannya di perguruan tinggi hanya terdapat 12 orang (13,0%).
4.4.2 Analisis Data Univariat 1. Umur Responden
Responden yang diteliti sebanyak 92 orang ibu-ibu responden berumur antara ≤35 tahun sampai ≥35 tahun dikategorikan ke dalam kelompok ibu dewasa muda (20-34 tahun) dan kelompok ibu dewasa tua (35 tahun-45tahun). Jumlah ibu-ibu dalam kategori dewasa muda
(9)
9 sebanyak 47 orang (51,1%) dan ibu-ibu dengan kategori dewasa tua terdapat 45 orang (48,9%).
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Umur
Jumlah
N %
Dewasa muda 47 51,1
Dewasa tua 45 48,9
Jumlah 92 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
2. Berat Badan Responden
Berat badan di ukur mulai dari 3-6 bulan sebelumnya sapai dengan penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh dari 92 responden, hanya terdapat 21 orang (22,8%) yang memiliki berat badan ideal, dikategorikang (20-25 indeks masa tubuh) sedangkan jumlah responden dengan berat badan yang tidak ideal, (≤ 20-≥25 indeks masa tubuh) yaitu sebanyak 71 orang (77,2%).
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Berat Badan
Jumlah
N %
Ideal 21 22,8
Tidak ideal 71 77,2
Jumlah 92 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
3. Lama Pemakaian KB Suntik DMPA
Setelah melakukan penelitian, seluruh data yang diperoleh
dapat diolah dengan menggunakan bantuan komputer dengan SPSS for windows versi 16.0. Total responden yang menggunakan KB DMPA sebanyak 92 responden dikategorikan ke dalam kelompok KB suntik jangka pendek (≤ 6 bulan) lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 58 orang (63,0%), di bandingkan dengan responden yang menggunakan KB suntik jangka panjang (≥ 6 bulan) hanya 34 orang (37%).
(10)
10 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Pmakaian di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Lama Pemakaian
Jumlah
N %
Jangka pendek 58 63,0
Jangka panjang 34 37,0
Jumlah 92 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
4. Riwayat Olahraga Responden
Berdasarkan riwayat olahraga bahwa dari 92 responden yang berolahraga teratur hanya terdapat 26 orang (28,3%), yaitu apabila berolahraga sebanyak ≥ 2 kali dalam seminggu, sedangkan responden yang berolahraga tidak teratur sebanyak 66 orang (71.7%) adalah apabila responden berolahraga sebanyak ≤ 2 kali atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Olahraga di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Riwayat Olahraga
Jumlah
N %
Teratur 26 28,3
Tidak Teratur 66 71,7
Jumlah 92 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
5. Pekerjaan Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92 responden yang diteliti, data yang diperoleh menunjukkan jumlah responden yang bekerja lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 77 orang (83,7%) dan terdapat 15 orang (16,3 %) responden yang tidak bekerja.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Pekerjaan
Jumlah
N %
Bekerja 77 83,7
Tidak bekerja 15 16,3
Jumlah 92 100
(11)
11
6. Perubahan Pola Mestruasi Responden
Berdasarkan pengakuan responden pada saat dilakukan wawancara dan jawaban yang ada di dalam kuesioner, atas pertanyaan bahwa dari 92 responden yang diteliti, responden yang tidak mengalami perubahan pola menstruasi (tidak berubah setelah menggunakan KB suntik DMPA) sebanyak 23 orang (25,0%), sedangkan responden yang mengalami perubahan pola menstruasi (berubah setelah menggunakan KB suntik DMPA) lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 69 orang (75,0%).
4.4.3 Analisis Data Bivariat
1. Hubungan Antara Umur Responden Yang Menggunakan KB Suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Menstruasi
Tabel 4.13 Distribusi Hubungan Antara Umur Responden Yang Menggunakan KB Suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Umur
Perubahan Pola Menstruasi
Total Teratur Tidak teratur
N % N % N %
Dewasa muda 34 37,0 13 14,1 47 51,1
Dewasa tua 35 38,0 10 10,9 45 48,9
Total 69 75,0 23 25,0 92 100
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Umur adalah usia seseorang yang dihitung dari tanggal kelahiran hingga ulang tahun terakhir, kemudian dikategorikan menjadi dewasa muda (≤ 35 tahun) dan dewasa tua (≥ 35 tahun).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.13 menunjukan umur responden dengan perubahan pola menstruasi teratur lebih dari setengahnya yaitu terdapat pada usia dewasa sebanyak 35 orang (38,0%), sedangkan responden yang perubahan pola menstruasi tidak teratur hantya terdapat 10 orang saja (10,9%).
(12)
12 Tabel 4.14 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Umur Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 0.362a
1 0.547 Continuity Correctionb 0.130 1 0.718 Likelihood Ratio 0.363 1 0.547
Fisher's Exact Test 0.633 0.360
Linear-by-Linear
Association 0.359 1 0.549
N of Valid Casesb 92
Sumber : Statistik Data Primer tahun 2013
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,362 < 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,547 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
2. Hubungan Antara Berat Badan Responden Dengan Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA
Tabel 4.15 Distribusi Hubungan Antara Berat Badan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Berat Badan
Perubahan Pola Menstruasi
Total Teratur Tidak teratur
N % N % N %
Ideal 16 17,4 5 5,4 21 22,8
Tidak ideal 53 57,6 18 19,6 71 77,2
Total 69 75,0 23 25,0 92 100
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Perubahan berat badan yang terjadi pada responden dalam 3-6 bulan sebelumnya, berat badan diukur menggunakan timbangan dengan hasil dalam kilogram, hasil selanjudnya dikategorikan menurut kategori rumus IMT (indeks massa tubuh). Berat badan ideal adalah 20-25 Kg IMT dan berat badan tidak ideal ≤ 20 Kg IMT atau ≥ 25 Kg IMT.
Tabel distribusi responden menunjukkan bahwa responden dengan berat badan ideal yang mengalami perubahan pola menstruasi teratur hanya sedikit yaitu terdapat 16 orang (17,4%), sedangkan responden dengan berat
(13)
13 badan ideal namun pola menstruasi tidak teratur sebanyak 5 orang (5,4%). Responden dengan berat badan tidak idel namun mengalami perubahan pola menstruasi teratur sebanyak 53 orang (57,6%), sedangkan responden yang mengalami pola menstruasi tidak teratur sebanyak 18 orang (19,6%). Tabel 4.16 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Berat Badan Responden Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 0.021a
1 0.886 Continuity Correctionb 0.000 1 1.000 Likelihood Ratio 0.021 1 0.886
Fisher's Exact Test 1.000 0.567
Linear-by-Linear Association 0.020 1 0.887 N of Valid Casesb 92
Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,021< 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,886 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
3. Hubungan Antara Lama Pemakaian KB suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA
Tabel 4.17 Distribusi Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Lama Pemakaian
Perubahan Pola
Menstruasi Total
Teratur Tidak Teratur
N % N % N %
Jangka Panjang 39 42,4 19 20,7 58 63,0
Jangka Pendek 30 32,6 4 4,3 34 37,0
Total 69 75,0 23 25,0 92 100
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
KB suntik DMPA yang mengandung 150 mg DMPA yang di berikan setiap tiga bulan secara intramuskuler. Pemakaian jangka pendek yaitu ≤ 6 bulandan jangka panjang ≥ 6 bulan.
(14)
14 Tabel 4.17 menunjukkan terdapat perbedaan yang jauh akibat lama pemakaian KB suntik DMPA terhadap perubahan pola menstruasi. Hampir seperempat responden dengan lama pemakaian KB suntik DMPA jangka panjang yang berjumlah 19 orang (20,7%) mengalami perubahan pola menstruasi tidak teratur, sedangkan responden dengan pemakaian KB suntik DMPA jangka panjang yang mengalami perubahan pola menstruasi teratur sebanyak 39 orang (42,4%). Responden dengan pemakaian KB suntik DMPA jangka pendek yang mengalami perubahan pola menstruasi teratur sebanyak 30 orang (32,6%), sedangkan pemakaian KB suntik DMPA jangka pendek yang mengalami perubahan pola menstruasi tidak teratur hanya 4 orang saja (4,3%).
Tabel 4.18 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 5.039a 1 0.025
Continuity Correctionb 3.981 1 0.046 Likelihood Ratio 5.474 1 0.019
Fisher's Exact Test 0.027 0.020
N of Valid Casesb 92
Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (5,039> 3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,025 < 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
(15)
15
4. Hubungan Antara Riwayat Olahraga Dengan Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA
Tabel 4.19 Distribusi Hubungan Antara Riwayat Berolahraga dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Riwayat Olahraga
Perubahan Pola Menstruasi
Total Teratur Tidak teratur
N % N % N %
Olahraga 20 21,7 6 6,5 26 28,3
Tidak Olahraga 49 53,3 17 18,5 66 71,7
Total 69 75,0 23 25,0 92 100
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Aktivitas olahraga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk melatih tubuh seseorang dalam kesehatan jasmani. Aktivitas olahraga tidak teratur yaitu apabila berolahraga kurang dari dua kali atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, sedangkan aktivitas olahraga teratur adalah apabila berolahraga lebih dari dua kali dalam seminggu (bekerja di kebun atau senam).
Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan responden yang melakukan aktivitas olahraga dan pola menstruasi teratur sebanyak 20 orang (21,7%), sedangkan responden dengan aktivitas olahraga namun mengalami perubahan pola menstruasi tidak teratur hanya 6 orang (6,5%). Ada perbedaan yang jauh dengan responden yang tidak melakukan aktivitas berolahraga namun pola mestruasi teratur didapat 49 orang (53,3%), dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas olahraga dan perubahan pola menstruasi tidak teratur sebanyak 17 orang (18,5%). Tabel 4.20 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Riwayat Olahraga Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 0.071a 1 0.789
Continuity Correctionb 0.000 1 1.000 Likelihood Ratio 0.072 1 0.788
Fisher's Exact Test 1.000 0.508
Linear-by-Linear Association 0.071 1 0.790 N of Valid Casesb 92
(16)
16 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,071 < 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,789 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas olahraga yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
5. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA
Tabel 4.21 Distribusi Hubungan Antara Bekerja dan Tidak Bekerja Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013
Status Pekerjaan
Perubahan Pola Menstruasi
Total Teratur Tidak teratur
N % N % N %
Bekerja 61 66,3 16 17,4 77 83,7
Tidak Bekerja 8 8,7 7 7,6 15 15,3
Total 69 75,0 23 25,0 92 100
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu aktivitas harian seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Status pekerjaan yang bekerja adalah bekerja lebih dari lima hari dalam satu minggu dan mempunyai penghasilan, sedangkan tidak bekerja yaitu tidak mempunyai pekerjaan dan tidak punya penghasilan sendiri.
Tabel 4.21 menunjukkan ada perbedaan yang jauh akibat pekerjaan terhadap perubahan pola menstruasi. Hampir sebagian besar responden yang memiliki pekerjaan yakni 61 orang (66,3%) dari 92 responden, yang mengalami perubahan pola menstruasi teratur, sedangkan responden yang bekerja namun pola menstruasi tidak teratur sebanyak 16 orang (17,4%). Responden yang tidak bekerja dan pola menstruasi teratur hanya terdapat 8 orang (8,7%), sedangkan responden yang tidak bekerja dan tidak mengalami perubahan pola menstruasi terdapat 7 orang (7,6%).
(17)
17 Tabel 4.22 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Pekerjaan Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.487a
1 0.034 Continuity Correctionb 3.213 1 0.073 Likelihood Ratio 4.045 1 0.044
Fisher's Exact Test 0.050 0.041
Linear-by-Linear
Association 4.438 1 0.035
N of Valid Casesb 92
Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (4,487> 3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,034 < 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
4.5 PEMBAHASAN
Bagian ini menjabarkan interpertasi hasil temuan penelitian tentang Perubahan Pola Mestruasi pada akseptor KB suntik DMPA di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur, yang kemudian akan dibandingkan dengan konsep, teori dan penelitian terdahulu untuk melengkapai pembahasan intreptetasi hasil penelitian.
4.5.1 Hubungan Umur Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa perubahan menstruasi lebih banyak terjadi pada umur dewasa muda yaitu umur 20-35 tahun. Hasil penelitian menunjukan, dari total 92 responden, yang diteliti sebanyak 47 responden (51,1%) berada pada usia dewasa muda, sedangkan untuk usia dewasa tua sebanyak 45 responden (48,9). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi
(18)
18 square hitung < chi square tabel (0,362 < 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,547>0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Menurut Hartanto (2004) periode usia wanita antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pertus (2010) dengan hasil uji statistik yang didapatkan nilai probabiliti (p=1,000;α=0,05) dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menyatakan faktor umur tidak berhubungan dengan perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa umur bukan faktor yang signifikan menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada akseptor yang menggunakan KB suntik DMPA.
4.5.2 Hubungan Berat Badan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi pada Pengguna KB Suntik DMPA di Desa Mawea Tobelo Timur
Berdasarkan perubahan berat badan yang terjadi pada pengguna KB
suntik DMPA lebih banyak terjadi pada berat badan tidak ideal. Hasil penelitian menunjukan, total responden 92 yang diteliti sebanyak 21 responden (22,8) pada berat badan ideal, sedangkan 71 responden (77,2%) berada pada berat badan tidak ideal. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,021< 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,886 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
(19)
19 antara berat badan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam penggunaan jangka panjang pemakaian KB suntik DMPA hingga dua tahun turut memicu terjadinya peningkatan berat badan, kanker, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal (Saifuddin, 2006).
4.5.3 Hubungan Antara Lama Pemakaian KB suntik DMPA dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Hasil penelitian menunjukan dari total 92 responden yang diteliti sebanyak 58 responden (63,0%) memiliki lama pemakaian KB suntik jangka panjang, sedangkan lama pemakaian KB suntik jangka pendek sebanyak 34 responden (37,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (5,039>3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,02 <0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Petrus (2010) juga didapatkan sebanyak 60 persen dari 40 responden yg diteliti memiliki hubungan yang bermakna antara lama pemakaian dengan perubahan pola menstruasi (p=0,022;α=0,05) Karena pemberian progesteron secara sistemik dalam jangka waktu lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi
.
(20)
20 Faktor lama pemakaian penggunaan KB suntik DMPA memiliki pengaruh terhadap perubahan pola menstruasi. Menurut Hamilton (2009) sebagian besar akseptor KB suntik DMPA mengalami perubahan pola menstruasi, karena pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan pertumbuhan endometrium semakin kecil dan terjadi hipermenore atau atropi endometrium. Pada beberapa akseptor KB suntik DPMA terjadi amenorea pada tiga bulan pertama pemakaian, sedangkan pada akseptor lain amenorea baru dialami setelah pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama. Gangguan menstruasi berupa amenorea disebabkan karena progesteron dalam komponen DMPA menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Amenorea berkepanjangan pada pemberian progesteron diketahui tidak membahayakan, dan banyak wanita dapat menerima dengan baik. Namun pada beberapa wanita perubahan menstruasi merupakan alasan utama untuk menghentikan penggunaan KB suntik DMPA. Hartanto (2003) mengungkapkan sebagian besar akseptor KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari satu tahun dengan suntikan ke-empat, mengalami perubahan pola menstruasi karena mekanisme kerja progesteron menghambat terjadinya ovulasi sehingga fungsi poros Hypothalamus-Hypophyse-ovarium dapat berubah.
4.5.4 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Perubahan Pola Menstruasi pada Pengguna Akseptor KB Suntik DMPA di Desa Mawea Tobelo Timur
Perubahan pola menstruasi lebih banyak terjadi pada responde
dengan riwayat olahraga tidak teratur. Hasil penelitian menunjukan, total responden 92 yang diteliti sebanyak 26 responden (28,3%) berada pada riwayat olahraga teratur, sedangkan 66 responden (71,7%) berada pada riwayat olahraga tidak teratur. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi
(21)
21 Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,071<3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,789>0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas olahraga yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur.
Hasil penelitian Irnawati (2012) diperoleh nilai probabiliti (p=0,477>α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan perubahan pola menstruasi pada pangguna akseptor KB suntik DMPA, karna hanya di butuhkan 22% lemak tubuh untuk reproduksi, jadi kerja progesteron ke Hypothalamus-Hypophyse-ovarium menjadi seimbang dan kerja hormone menjadi stabil, sehingga tidak terjadi perubahan pola menstruasi.
4.5.5 Hubungan Pekerjaan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya perubahan pola menstruasi. Hasil penelitian juga menunjukkan dari 92 responden yang diteliti sebanyak 77 responden (83,7%) memiliki pekerjaan, sedangkan 15 responden (16,3%) tidak memiliki pekerjaan. Responden dengan status brekerja yang mengalami perubahan pola menstruasi berubah lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja dan tidak mengalami perubahan pola menstruasi. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (4,487>3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,034<0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
(22)
22 Penelitian Petrus (2010) menjunjukan bahwa ada hubungan atara status pekerjaan responden dengan perubahan menstrusi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (p=0,024;α 0,050) diuji pada 40 responden. Jadi dapat disimpulkan ada hubungan antara pekerjaan dengan perubahan pola menstruasi. Adapun faktor lain yang menyebabkan terjadi perubahan pola menstruasi bukan karna menggunakan kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik DMPA melainkan faktor stres dan kelelahan yang menyebabkan terjadi perubahan pola menstruasi pada responden di Puskesmas Mawea. 4.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyak efek samping dari penggunaan KB suntik DMPA dan juga masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA yang semua belum diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Melalui jumlah responden yang lebih besar dan jumlah variabel, misalnya lama pemakaian, umur, berat badan, riwayat berolahraga dan pekerjaan.
(1)
17 Tabel 4.22 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Pekerjaan Dengan Perubahan Pola Mestruasi
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.487a
1 0.034 Continuity Correctionb 3.213 1 0.073
Likelihood Ratio 4.045 1 0.044
Fisher's Exact Test 0.050 0.041
Linear-by-Linear
Association 4.438 1 0.035
N of Valid Casesb 92
Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (4,487> 3,841) dan nilai
signifikansinya < α (0,034 < 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
4.5 PEMBAHASAN
Bagian ini menjabarkan interpertasi hasil temuan penelitian tentang Perubahan Pola Mestruasi pada akseptor KB suntik DMPA di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur, yang kemudian akan dibandingkan dengan konsep, teori dan penelitian terdahulu untuk melengkapai pembahasan intreptetasi hasil penelitian.
4.5.1 Hubungan Umur Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa perubahan menstruasi lebih banyak terjadi pada umur dewasa muda yaitu umur 20-35 tahun. Hasil penelitian menunjukan, dari total 92 responden, yang diteliti sebanyak 47 responden (51,1%) berada pada usia dewasa muda, sedangkan untuk usia dewasa tua sebanyak 45 responden (48,9). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi
(2)
18 square hitung < chi squaretabel (0,362 < 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,547>0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Menurut Hartanto (2004) periode usia wanita antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pertus (2010) dengan hasil uji statistik yang didapatkan nilai probabiliti (p=1,000;α=0,05) dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menyatakan faktor umur tidak berhubungan dengan perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa umur bukan faktor yang signifikan menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada akseptor yang menggunakan KB suntik DMPA.
4.5.2 Hubungan Berat Badan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi pada Pengguna KB Suntik DMPA di Desa Mawea Tobelo Timur
Berdasarkan perubahan berat badan yang terjadi pada pengguna KB suntik DMPA lebih banyak terjadi pada berat badan tidak ideal. Hasil penelitian menunjukan, total responden 92 yang diteliti sebanyak 21 responden (22,8) pada berat badan ideal, sedangkan 71 responden (77,2%) berada pada berat badan tidak ideal. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel
(0,021< 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,886 > 0,05) berdasarkan nilai
(3)
19 antara berat badan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam penggunaan jangka panjang pemakaian KB suntik DMPA hingga dua tahun turut memicu terjadinya peningkatan berat badan, kanker, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat
karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan
keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal (Saifuddin, 2006).
4.5.3 Hubungan Antara Lama Pemakaian KB suntik DMPA dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Hasil penelitian menunjukan dari total 92 responden yang diteliti sebanyak 58 responden (63,0%) memiliki lama pemakaian KB suntik jangka panjang, sedangkan lama pemakaian KB suntik jangka pendek sebanyak 34 responden (37,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (5,039>3,841)
dan nilai signifikansinya < α (0,02 <0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Petrus (2010) juga didapatkan sebanyak 60 persen dari 40 responden yg diteliti memiliki hubungan yang bermakna antara lama pemakaian dengan perubahan pola menstruasi (p=0,022;α=0,05) Karena pemberian progesteron secara sistemik dalam jangka waktu lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
(4)
20 Faktor lama pemakaian penggunaan KB suntik DMPA memiliki pengaruh terhadap perubahan pola menstruasi. Menurut Hamilton (2009) sebagian besar akseptor KB suntik DMPA mengalami perubahan pola menstruasi, karena pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan pertumbuhan endometrium semakin kecil dan terjadi hipermenore atau atropi endometrium. Pada beberapa akseptor KB suntik DPMA terjadi amenorea pada tiga bulan pertama pemakaian, sedangkan pada akseptor lain amenorea baru dialami setelah pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama. Gangguan menstruasi berupa amenorea disebabkan karena progesteron dalam komponen DMPA menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Amenorea berkepanjangan pada pemberian progesteron diketahui tidak membahayakan, dan banyak wanita dapat menerima dengan baik. Namun pada beberapa wanita perubahan menstruasi merupakan alasan utama untuk menghentikan penggunaan KB suntik DMPA. Hartanto (2003) mengungkapkan sebagian besar akseptor KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari satu tahun dengan suntikan ke-empat, mengalami perubahan pola menstruasi karena mekanisme kerja progesteron menghambat terjadinya ovulasi sehingga fungsi poros Hypothalamus-Hypophyse-ovarium dapat berubah.
4.5.4 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Perubahan Pola Menstruasi pada Pengguna Akseptor KB Suntik DMPA di Desa Mawea Tobelo Timur
Perubahan pola menstruasi lebih banyak terjadi pada responde dengan riwayat olahraga tidak teratur. Hasil penelitian menunjukan, total responden 92 yang diteliti sebanyak 26 responden (28,3%) berada pada riwayat olahraga teratur, sedangkan 66 responden (71,7%) berada pada riwayat olahraga tidak teratur. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi
(5)
21 Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel
(0,071<3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,789>0,05) berdasarkan nilai
chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas olahraga yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur.
Hasil penelitian Irnawati (2012) diperoleh nilai probabiliti
(p=0,477>α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan perubahan pola menstruasi pada pangguna akseptor KB suntik DMPA, karna hanya di butuhkan 22% lemak tubuh untuk reproduksi, jadi kerja progesteron ke Hypothalamus-Hypophyse-ovarium menjadi seimbang dan kerja hormone menjadi stabil, sehingga tidak terjadi perubahan pola menstruasi.
4.5.5 Hubungan Pekerjaan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur
Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya perubahan pola menstruasi. Hasil penelitian juga menunjukkan dari 92 responden yang diteliti sebanyak 77 responden (83,7%) memiliki pekerjaan, sedangkan 15 responden (16,3%) tidak memiliki pekerjaan. Responden dengan status brekerja yang mengalami perubahan pola menstruasi berubah lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja dan tidak mengalami perubahan pola menstruasi. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (4,487>3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,034<0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.
(6)
22 Penelitian Petrus (2010) menjunjukan bahwa ada hubungan atara status pekerjaan responden dengan perubahan menstrusi. Hasil penelitian
yang diperoleh adalah (p=0,024;α 0,050) diuji pada 40 responden. Jadi
dapat disimpulkan ada hubungan antara pekerjaan dengan perubahan pola menstruasi. Adapun faktor lain yang menyebabkan terjadi perubahan pola menstruasi bukan karna menggunakan kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik DMPA melainkan faktor stres dan kelelahan yang menyebabkan terjadi perubahan pola menstruasi pada responden di Puskesmas Mawea.
4.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyak efek samping dari penggunaan KB suntik DMPA dan juga masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA yang semua belum diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Melalui jumlah responden yang lebih besar dan jumlah variabel, misalnya lama pemakaian, umur, berat badan, riwayat berolahraga dan pekerjaan.