ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA.

ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP
PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL
DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

SKRIPSI

Oleh
Audah Syah Fitri
NIM. C72212121

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2016

ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP
PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL
DI BENGKEL PAKIS SURABAYA


SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Syariah dan Hukum

Oleh:
Audah Syah Fitri
NIM. C72212121

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2016

ABSTRAK


Skripsi dengen judul Analisis Hukum Bisnis Islam terhadap Pengambilan Keuntungan
pada Penjualan Onderdil di Bengkel Pakis Surabaya ini merupakan penelitian yang akan
menjawab permasalahan, 1) Bagaimana penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan
onderdil di Bengkel Pakis Surabaya? dan 2) Bagaimana analisis hukum bisnis Islam terhadap
pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya?
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan analisis teknik
kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi, situasi, atau fenomena yang tertuang dalam data
yang diperoleh tentang penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di
Bengkel Pakis Surabaya. Kemudian dianalisis dengan menggunakan pola pikir deduktif,
yakni dengan menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal mengenai konsep jual beli. Setelah
menjelaskan konsep-konsep akan dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di
lapangan.
Penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil dilakukan oleh Bengkel
Pakis dengan cara mechanic datang ke bengkel untuk menyerahkan nota pembelian yang
telah tertera daftar harga onderdil dan nota kosong kepada penulis nota. Kemudian penulis
nota mulai menulis nota kosong dengan harga pembelian ditambah keuntungan yang
diinginkan oleh bengkel. Nota kosong yang digunakan oleh bengkel menggunakan atas nama
toko onderdil, tempat mechanic membeli onderdil tersebut. Pada praktek penjualan yang
dilakukan oleh Bengkel pada dasarnya sah karena rukun telah terpenuhi. Namun karena
adanya penyertaan nota pembelian yang telah ditulis ulang harganya dengan menambahkan

harga pembelian onderdil oleh Bengkel Pakis menggunakan atas nama toko onderdil, dengan
tujuan mendapatkan keuntungan maka hukum penjulan onderdil tersebut menjadi fa@sid.
Pada akhir penulisan skripsi ini, penilis menyarankan kepada seluruh masyarakat yang
sering melakukan transaksi jual beli untuk lebih berhati-hati dalam jual beli, serta
mengetahui prinsip-prinsip jual beli, dan segala aturan yang telah diatur dalam hukum Islam.
Hal tersebut diharapkan untuk menghindari adanya penyimpangan syariat Islam dan
menjadikan kegiatan jual beli sebagai transaksi yang diberkahi oleh Allah. Penulis juga
menyarankan kepada pihak Bengkel Pakis untuk melakukan pembuatan nota dengan
mengatasnamakan bengkel. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya kerugian yang
akan dialami oleh pihak yang terlibat, serta untuk mencegah adanya unsur penipuan dalam
penjualan onderdil karena pada dasarnya bengkel juga berhak mengmbil keuntungan atas
penjualan onderdil tersebut.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .........................................................................................


i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................................................

iv

ABSTRAK ....................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................


vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL............................................................................................

x

DAFTAR BAGAN ..........................................................................................

xi

DAFTAR TRANSLITERASI ........................................................................

xii

BAB I


BAB II

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................

7

C. Rumusan Masalah ...............................................................

8

D. Kajian Pustaka ....................................................................

9

E. Tujuan Penelitian ................................................................


10

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................

11

G. Definisi Operasional ...........................................................

12

H.

Metodelogi Penelitian .......................................................

13

I.

Sistematika Pembahasan ....................................................


18

: KONSEP JUAL BELI
A. Pengertian Jual Beli ...............................................................

20

B. Dasar Hukum Jual Beli ..........................................................

23

C. Rukun dan Syarat Jual Beli ...................................................

28

D. Prinsip-prinsip Jual Beli.........................................................

36


E. Bentuk-bentuk Jual Beli ........................................................

37

F. Pengambilan Keuntungan pada Jual Beli dalam Islam .........

42

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III : PRAKTEK PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA
PENJUALAN

ONDERDIL

DI

BENGKEL


PAKIS

SURABAYA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................

46

B. Praktek Pengambilan Keuntungan pada Penjualan
Onderdil di Bengkel Pakis Surabaya ...................................
BAB IV : ANALISIS

HUKUM

BISNIS

ISLAM

53


TERHADAP

PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN
ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA
A. Analisis terhadap Praktek Pengambilan Keuntungan
pada Penjualan Onderdil di Bengkel Pakis .........................

58

B. Analisis Hukum Bisnis Islam terhadap Praktek
Pengambilan Keuntungan pada Penjualan Onderdil di
Bengkel Pakis ......................................................................
BAB V

59

: PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................

64

B. Saran ...................................................................................

65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sempurna yang mengatur aspek
kehidupan manusia secara keseluruhan, baik akidah, ibadah, akhlak maupun
muamalah. Dalam Islam hukum merupakan ajaran agama dan norma hukum
yang harus ditaati berdasarkan kepada wahyu Allah yang telah diturunkan
melalui Rasulullah. Oleh karena itu hukum Islam merupakan jalan yang telah
digariskan oleh Allah untuk manusia.
Hukum Islam dapat disebut dengan berbagai istilah yang telah
digunakan. Istilah-istilah tersebut memiliki makna atau penggambaran sisi
tertentu dari hukum Islam. Namun secara keseluruhan istilah tersebut sering
digunakan untuk menyebut hukum Islam. Istilah tersebut antara lain: syariah,
fiqh dan terjemahan lainnya. Syariah adalah kumpulan dari beberapa hukum
yang ditetapkan oleh Allah kepada semua manusia melalui lisan rasul-Nya
Muhammad SAW baik dalam kitab-Nya dan sunnah rasul-Nya1. Fiqh adalah
ilmu hukum Islam yang merupakan sebuah cabang studi yang mengkaji
norma-norma syariah dalam kaitan dengan tingkah laku konkret manusia
dalam berbagai dimensi hubungannya2.

1
2

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), 2.
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), 5.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Islam mengatur seluruh aspek hidup yang terkait dengan individu,
keluarga, masyarakat, atau yang berhubungan dengan negara. Ulama fiqh
membagi ilmu fiqh beberapa bidang, salah satunya adalah fiqh muamalah.3
Fiqh muamalah merupakan aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan
individu dengan individu lain untuk memperoleh dan mengembangkan harta
bendanya. Namun dapat diartikan juga aturan Islam yang mengatur tentang
kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia.
Ruang lingkup muamalah dalam kegiatan ekonomi ialah ija@b qa@bul,
saling meridhai, tidak adanya keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala
sesuatu yang bersumber dari indera yang berkaitan dengan peredaran harta
dalam kehidupan bermasyarakat.
Umat muslim dalam mencari keuntungan diberi kebebasan dalam
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, sesuai dengan ajaran
Islam dalam bermuamalah haruslah memperhatikan bagaimana menciptakan
suasana dan kondisi yang mengangkat nilai-nilai ketauhidan. Sehingga dalam
setiap melakukan kegiatan muamalah memiliki keyakinan bahwa Allah selalu
mengawasi setiap apa yang diperbuat oleh hamba-Nya dan selalu bersama
kita. Jika pemahaman tersebut telah ditanamkan dalam diri setiap pelaku
bisnis maka akan terjadi kegiatan muamalah yang jujur, amanah, dan sesuai
dengan tuntunan syariat.

3

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Salah satu contoh kegiatan muamalah adalah jual beli (al-bai’). Jual
beli secara bahasa diartikan dengan memindahkan hak milik terhadap benda
dengan akad saling mengganti atau menukarkan4. Jual beli juga dapat
diartikan tukar-menukar uang dengan barang, uang dengan uang, atau barang
dengan barang yang bersifat terus-menerus dengan tujuan mencari
keuntungan5.
Kegiatan jual beli merupakan salah satu cara manusia yang bertujuan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik
jika adanya interaksi antara satu orang dengan yang lain. Hal tersebut dapat
dibenarkan karena manusia diciptakan harus bersosialisasi, berinteraksi, dan
saling tolong menolong dalam kebaikan serta dalam kegiatan jual beli yang
sesuai dengan firman Allah SWT, Surat Al-Maidah ayat 2 :
               
              
              
            
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qala@-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
4

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh..., 23.
Ibnu Mas’ud. et al, Fiqh Madzhab Syafi’i , Buku 2: Muamalat, Munakahat, Jinahat, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), 20.

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. 6”

Allah SWT dalam kegiatan muamalah melarang manusia merugilkan
orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyakbanyaknya. Selain itu, manusia juga dilarang memakan harta yang
diperolehnya dengan cara batil (tidak sah). Sebagimana firman Allah SWT
An-Nisa ayat 29 :
            
            
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”7
Kegiatan jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dapat memicu
persoalan dalam kehidupan seseorang dari segala lapisan masyarakat. Hal
tersebut dipicu dengan adanya krisis ekonomi suatu negara dan beberapa
kebijakan pemerintah mengenai kegiatan ekonomi. Namun dalm Islam
kegiatan jual beli dilarang merugikan orang lain, sehingga akan tercapai
kemaslahatan umat. Sesuai denga firman Allah SWT Surat Al-Baqarah Ayat
275 :

6

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, Cet. IV, 2013),
106.
7
Ibid., 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

             
                
                 
 
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.8”

Salah satu sifat yang terpenting bagi pebisnis yang diridhai Allah SWT
adalah kejujuran. Kejujuran merupakan faktor penyebab keberkahan bagi
pedagang dan pembeli. Namun sebaliknya jika jual beli tersebut saling
menyembunyikan kebenaran dan berdusta,

maka akan melenyapkan

keberkahan transaksi tersebut9.
Orang yang telah terjun dalam kegiatan usaha, sudah seharusnya
mengetahui hak-hak yang didapatkan sehingga dapat mengakibatkan jual beli
itu sah atau tidak (fasid). Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan agara
kegiatan muamalah dapat berjalan dengan sah dan segala pikiran dan
tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. Tidak banyak umat

8
9

Ibid., 275.
Hermawan Kartajaya. et al, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2008), 108.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

muslimin yang mempelajari muamalah, mereka telah lalai sehingga tidak
mempedulikan jika mereka memakan barang haram sekalipun semakin hari
usahanya akan meningkat dan mendapatkan keuntungan yang melimpah10.
Kegiatan jual beli dalam rangkah mencari keuntungan seharusnya
diakukan dengan cara yang diperbolehkan oleh syariat Islam sehingga tidak
hanya mendapatkan keuntungan namun juga mendapatkan keberkahan. Salah
satu contoh kegiatan jual beli yaitu penjualan onderdil oleh bengkel Pakis
Surabaya. Transaksi jual beli tersebut bermula saat seorang pelanggan yang
menyerahkan kendaraannya untuk diperbaiki yang diikuti dengan jual beli
onderdil yang dibutuhkan.
Pelanggan

yang

menggunakan

jasa

perbaikan

bengkel

akan

mengharapkan pelayanan yang baik untuk perbaikan kendaraannya. Pihak
bengkel akan berusaha sebaik mungkin untuk melayani pelanggan sehingga
merasa puas. Namun, karena keterbatasan modal Bengkel Pakis tidak
menyiapkan onderdil yang akan digunakan sebagai bahan untuk perbaikan
kendaraan.
Bengkel Pakis akan melakukan pembelian beberapa onderdil yang akan
digunakannya. Dari pembelian ini, bengkel akan mengambil keuntungan dari
penjualan yang dilakukan bengkel kepada pelanggannya. Bengkel Pakis
mengambil keuntungan dari pembelian onderdil disertai dengan nota
pembelian yang sesuai dengan pembelian dan nota pembelian kosong. Nota
pembelian kosong dari toko onderdil akan digunakan oleh Bengkel untuk
10

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah , Terjemahan, Jilid 12, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), 46.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

mencatat ulang harga onderdil dengan diikut sertakannya keuntungan yang
ingin didapatkan. Hal tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pelanggan dan
pihak toko onderdil. Dari sinilah terdapat pelanggaran atas penjualan onderdil
yang dilakukan bengkel dengan mengatas namakan toko onderdil.11
Permasalahan di atas akan diangkat oleh peneliti dengan pisau analisa
hukum bisnis Islam. Hukum bisnis Islam merupakan salah satu metode
penggalian hukum dalam hukum Islam dengan cara menganalisa hukum bisnis
Islam yang telah dipaparkan oleh beberapa ulama. Traksaksi jual beli yang
dilakukan oleh Bengkel dalam mendapatkan keuntungan pada awalnya
diperbolehkan namun jika diikuti dengan pengisian nota pembelian yang
kosong disertai dengan pengambilan keuntungan tanpa sepengetahuan
Pelanggan maka hukum jual beli onderdil tersebut perlu dikaji kembali.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menganggap permasalahan
tersebut perlu dibahas untuk mengetahui hukum praktik jual beli onderdil.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan menggangkat
judul “Analisis Hukum Bisnis Islam teradap Pengambilan Keuntungan pada
penjualan Onderdil di Bengkel Pakis Surabaya”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk menjelaskan kemungkinankemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam penelitian.

11

Asna Amalia, Wawancara, Surabaya, 3 Nopember 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut:
1. Praktik pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis
Surabaya.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keuntungan pada penjualan
onderdil.
3. Faktor utama penyebab pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil
tanpa sepengetahuan Pelanggan di Bengkel Pakis.
4. Konsep analisis hukum bisnis Islam terhadap pengambilan keuntungan
pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.
Batasan masalah ini bertujuan memberikan batasan yang paling jelas
dari

permasalahan

yang

ada

untuk

memudahkan

pembahasan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti memberikan batasan
yaitu:
1. Permasalahan pengambilan keuntungan yang dapat dari penjualan onderdil
di Bengkel Pakis Surabaya.
2. Analisis hukum bisnis Islam terhadap pengambilan keuntungan pada
penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di
Bengkel Pakis Surabaya?
2. Bagaimana analisis hukum bisnis Islam terhadap pengambilan keuntungan
pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya?

D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang membahas jual beli onderdil adalah skripsi
dengan jual “Analisis Maslahah Mursalah terhadap Hukum Praktek Jual Beli
Onderdil Truk Bekas di Pasar Loak Surabaya”. Karya tersebut membahas
sistem borongan terhadap jual beli onderdil bekas di Pasar Loak Kelurahan
Banderejo Kecamatan Krembangan Surabaya. Jual beli Borongan onderdil di
Pasar Loak ditinjau dari maslahah mursalah tersebut mendatangkan
kemanfaatan yang jauh lebih besar bagi penjual atau pembeli untuk
meminimalisir modal dan sama mendapatkan keuntungan12.
Penelitian juga telah membahas onderdil yaitu “Tinjauan Hukum Islam
terhadap Penggantian Onderdil Motor Kredit yang Berstatus Wansprestasi di
Bengkel Sanjaya Motor Tanggulangin Sidoarjo”. Karya ini membahas tentang
jasa penggantian onderdil pada sepeda motor kredit yang berstatus
wansprestasi. Penggantian onderdil motor kredit tersebut merupakan transaksi
12

Samsul Arifin, “Analisis Maslahah Mursalah terhadap Praktek Jual Beli Onderdil Truk Bekas
secara Borongan di Pasar Loak Surabaya”, (Skripsi -- UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 84.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

yang berlawanan dan dilarang karena jual beli dengan adanya unsur ghara@r
(penipuan)13.
Penelitian dengan bahasan transaksi jual beli dengan judul “Analisis
Hukum Islam terhadap Transaksi Jual Beli BBM dengan Nota Print Berbeda
(Study Kasus SPBU Pertamina di Surabaya Utara)”. Karya tersebut
membahas tentang faktor dan mekanis mejual beli BBM dengan nota print
berbeda yang terjadi di salah satu SPBU Pertamina di Surabaya Utara. Jual
beli BBM antara SPBU Pertamina di Surabaya Utara dan sopir awalnya boleh
karena telah memenuhi rukun dan syarat, namun karena adanya dampak atau
akibat yang menimbulkan sesorang dirugikan maka kegiatan jual beli tersebut
tidak diperbolehkan14.
Pembahasan

di

atas

telah

memaparkan

mengenai

penelitian

sebelumnya, dari kajian penelitian terdahulu penulis dapat menemukan
perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis dalam
penelitian ini akan lebih mengkaji dasar kebolehan dari suatu penerapan
pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil.

13

Mohammad Anas Rosyidi, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Penggantian Onderdil Motor
Kredit yang Berstatus Wansprestasi di Bengkel Sanjaya Motor Tanggulangin Sidoarjo”, (Skripsi-UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2007), 74.
14
Anisha Trisna Putri Dewanti, “Analisis Hukum Islam terhadap Transaksi Jual Beli BBM dengan
Nota Print Berbeda (Study Kasus SPBU Pertamina di Surabaya Utara), (Skripsi--UIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2014), 73.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

E. Tujuan Penelitian
Peneliti dalam meneliti permasalahan ini, dengan tujuan untuk
mengetahui:
1. Penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di Bengkel
Pakis Surabaya.
2. Analisis hukum bisnis Islam terhadap pengambilan keuntungan pada
penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat berguna bagi pembacanya, baik yang bersifat
teoritis maupun praktis, kegunaan tersebut antara lain:
1. Kegunaan Secara Teoritis
a. Memberikan masukan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum
Islam, pada masalah analisis hukum Islam terhadap pengambilan
keuntungan pada penjualan onderdil dan menamah bahan kepustakaan.
b. Memberikan informasi penerapan pengambilan keuntungan pada
penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.
c. Memberikan gambaran tentang pengambilan keuntungan pada penjualan
onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.
2. Manfaat Secara Praktisi
a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, dan mengetahui
kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperolehnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

b. Mencari kesesuaian antara teori yang telah didapatkan dengan praktek
yang telah diterapkan di lapangan.
c. Hasil dari penelitian dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan
dengan penelitian ini, yaitu

mengenai

penerapan pengambilan

keuntungan pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.

G. Definisi Operasional
Definisi operasional yang akan digunakan dala penelitian ini, sebagai
kata kuncinya antara lain sebagai berikut :
1. Hukum bisnis Islam
Hukum bisnis Islam merupakan seperangkat aturan atau ketentuan
yang harus ditaati oleh manusia untuk menjalankan beberapa kegiatan
bisnisnya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Penerapan jual beli pada
masyarakat

pun

menggunakan

dasar

hukum

bisnis

Islam.

Pada

permasalahan ini hukum bisnis Islam yang digunakan adalah teori jual beli
dari pendapatulama Hana@fi@yah, ulama Ma@liki@yah, ulama Sha@fi’i@yah dan
ulama Hana@bilah.
2. Pengambilan keuntungan
Pada setiap transaksi jual beli, pihak penjual akan mengambil
beberapa

rupiah

keuntungan

sebagai

usahanya

dalam

memenuhi

kebutuhannya. Pengambilan keutungan dapat ditentukan oleh penjual
sesuai dengan keinginannya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

3. Penjualan onderdil
Penjualan Onderdil merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli dengan objek onderdil. Transaksi
tersebut penjual bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan
pembeli bertujuan untuk melengkapi kebutuhan yang diperlukannya.
4. Bengkel Pakis Surabaya
Bengkel Pakis Surabaya merupakan tempat yang dipercaya oleh
warga Pakis untuk melakukan pelayanan servis kendaraan. Bengkel Pakis
ini merupakan usaha kecil-kecilan dari salah satu warga sebagai sumber
yang dapat menghasilkan keuntungan selain dari jasa servis, keuntungan
juga didapatkan dari penjualan onderdil.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif. Adapun dalam metode penelitian yang
digunakan yaitu:
1. Data yang dikumpulkan
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu obnek uraian-uraian,
bahkan dapat berupa cerita pendek15. Data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Mekanisme pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil di
Bengkel Pakis Surabaya.
15

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format-format Kuantitatif & Kualitatif, (Surabaya:
Airlangga University Press, 2001), 123.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Data tentang hukum jual beli onderdil menurut analisis hukum bisnis
Islam dengan teori jual beli.
2. Sumber data
Adapun sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara
lain sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus di
kumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian. Data ini diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan terjun ke
lapangan dengan para pihak yang terlibat dalam kegiatan jual beli
onderdil. Para pihak yang terlibat antara lain:
1) Pemilik bengkel
2) Mechanic
3) Penulis nota
4) Empat pelanggan
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung. Data yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan peneliti
yang berupa studi kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari melalui
internet dan buku-buku referensi tentang penelitian ini. Buku yang
digunakan, antara lain:
1) Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2) Hermawan Kartajaya, et al, Syariah Marketing.
3) Ibnu Mas’ud, et al, Fiqh Madzhab Syafi’i, Buku 2: Muamalat,

Munakahat, Jinahat.
4) M. Ali Hasan, Berbagi Transaksi dalam Islam.
5) Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.
6) Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah.
7) Satria Effendi, Ushul Fiqh.
8) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terjemahan, Jilid 12.
9) Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah.
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah
penelitian. Subyek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki kredibilitas
untuk menjawab dan memberikan informasi dan data kepada peneliti yang
sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun
subyek penelitian ini adalah beberapa orang selaku pihak distributor jual
beli onderdil dari bengkel dan beberapa konsumen yang selaku pembeli
onderdil.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
a. Observasi
Metode observasi data pengamatan ini merupakan strategi
pengumpulan data mengenai apa yang mereka lakukan dan benda-benda

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan mereka16.
Dalam teknik ini, peneliti memperoleh data yaitu penyerahan kendaran
kepada bengkel, prosedur yang dilakukan bengkel ketika menservis
kendaraan serta penyerahan kendaraan kepada pemilik diikuti dengan
penyerahan nota pembelian onderdil. Selain itu, peneliti juga
mengetahui kronologi proses jual beli onderdil.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan agar mendapatkan
informasi dan data lapangan secara langsung dari responden yang
dianggap valid atau tidak dilihat dari dokumentasi. Wawancara
merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang
pertanyaannya diajukan oleh kepada subjek penelitian unuk dijawab17.
Wawancara akan dilakukan dengan narasumber segai berikut:
1) Pemilik bengkel
2) Mechanic
3) Penulis nota
4) Empat pelanggan
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses melihat kembali data-data dari
dokumentasi berupa segala macam bentuk informasi yang berhubungan
dengan penelitian yang dimaksud dalam bentuk tertulis atau rekaman
suara. Pengumpulan data dokumen merupakan metode yang digunakan
16

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001), 58.
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 130.

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

peneliti untuk menelusuri data historis yang berisi sejumlah fakta yang
berbentuk dokumen, hal ini sebagai pelengkap data penelitian, data
sebagai penunjang dari hasil wawancara dan observasi.
Dalam teknik ini, peneliti mendapatkan data-data yang berupa
dokumentasi seperti foto, video, rekaman hasil wawancara dan
dokumen-dokumen yang ada sebagai kelengkapan penelitian ini.
5. Teknik Pengolahan Data
Adapun untuk menganalisa data-data dalam penelitian ini, penulis
melakukan hal-hal berikut:
a. Editing, merupakan salah satu upaya untuk memeriksa kelengkapan data
yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali datadata yang diperoleh18. Hal tersebut dilakukan untuk memeriksa kembali
data-data tentang penerapan pengambilan keuntungan pada penjualan
onderdil di bengkel Pakis Surabaya.
b. Organizing, yaitu menyusun sistematika data dari proses awal hingga
akhir tentang proses pembelian onderdil sampai dengan pengambilan
keuntungan pada penjualan onderdil di Bengkel Pakis Surabaya.
c. Analizing, yaitu tahapan analisis jual beli onderdil. Analisis dimulai dari
penyerahan kendaraan kepada bengkel hingga jual beli onderdil yang
dilakukan oleh bengkel Pakis Surabaya dan disesuaikan dengan hokum

18

Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,
1995), 127.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Islam terhadap praktik pengambilan keuntungan pada penjualan onderdil
di Bengkel Pakis Surabaya.
6. Teknik Analisis Data
Penulis dalam menganalisis data yang telah diperoleh menggunakan
metode deduktif. Metode yang mengungkapkan teori-teori diawal dan
selanjutnya mengungkapkan kenyataan yang bersifat khusus dari hasil
pengamatan serta penelitian. Penulis akan menjelaskan terlebih dahulu
berbagai hal mengenai konsep jual beli. Setelah menjelaskan konsepkonsep akan dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di
lapangan.

I. Sistematika Pembahasan
Karya tulis ilmiah ini terdiri dari lima bab, sistematika masing-masing
bab sesuai dengan urutan sebagai berikut:
Bab pertama, penulis membahas latar belakang, identifikasi dan
batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,tujuan penelitian,
kegunaan penelitian,

definisi operasional, serta metode penelitian yang

digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua berisi pengertian-pengertian teoritis, antara lain: pengertian
jual beli. Selain pengertian-pengertian teoritis bab ini juga membahas konsep
dasar hukum Islam tentang jual beli, serta penerapan jual beli secara teoritis.
Teori jual beli yang digunakan adalah teori menurut pendapat empat madzhab.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab ketiga, akan menjelaskan mengenai deskripsi secara umum dari
objek penelitian. Dalam deskripsi data penelitian penulis memaparkan data
diantaranya, yang berisi sejarah dari Bengkel Pakis Surabaya serta layanan
yang diberikan dalam servis kendaraan khususnya dalam hal jual beli onderdil
sebagai bahan servis kendaraan.
Bab keempat, penulis akan membahas mengenai prosedur pembelian
onderdil, pengambilan keuntungan, penjualan onderdil, dan pengakuan yang
berkaitan dengan jual beli onderdil yang dilakukan oleh Bengkel Pakis
Surabaya.
Bab kelima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang
kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang beberapa hal yang berkatan
dengan hasil penelitian sedangkan saran adalah beberapa masukan yang
diberikan oleh peneliti atas hasil penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI JUAL BELI

A. Pengertian Jual Beli
Jual beli secara etimologi dari bahasa Arab al-ba’i, at-tija@rah, al-

muba@dalah artinya mengambil, memberikan sesuatu atau barter.
19

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, ba’i adalah jual beli

antara benda dan benda atau pertukaran antara benda dengan uang.20
Jual beli (al-ba’i) secara terminologi berarti menjual, mengganti dan
menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.21 Namun, terdapat beberapa
definisi jual beli yang dikemukakan ulama fiqh, antara lain:
1. Menurut ulama Hana@fiyyah
22

ٍ
ٍ ٍِ
ٍ ‫ﺼ ْﻮ‬
‫ص‬
ُ َْ‫ُﻣﺒَ َﺎدﻟَﺔُ َﻣﺎل ﲟَﺎل َﻋﻠَﻰ َو ْﺟﻪ ﳐ‬

Artinya:
Saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu.23
Selain itu, ulama Hana@fi@yah juga mendefisinikan jual beli adalah:
24

ٍ ِ
ِِ ِ ِ ٍ
ٍ ‫ﺼ ْﻮ‬
‫ص‬
ُ َْ‫ُﻣﺒَ َﺎدﻟَﺔُ َﺷْﻴ ٍﺊ َﺳ ْﺮﻏُ ْﻮب ﻓْﻴﻪ ﲟﺜْ ِﻞ َﻋﻠَﻰ َو ْﺟﻪ ُﻣ َﻘﻴﱠﺪ ﳐ‬

19

Ismail Nawawi Uha, Fiqh Mu’amalah Hukum Ekonomi, Bisnis, dan Sosial, (Jakarta:
Dwiputra Pustaka Jaya, 2010), 128.
20
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), Kompilasi hukum
Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 15.
21
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2011), 168.
22
M. Ali Hasan,, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2003), 113.
23
Ibid.
24
Ibid.

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Artinya:
Tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara
tertentu yang bermanfaat. 25
Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ulama Hana@fi@yah
mengartikan jual beli yaitu tukar menukar harta benda atau sesuatu yang
diinginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat.26
2. Menurut ulama Ma@liki@yah

‫ﺿ ٍﺔ َﻋﻠَﻰ َﻏ ِْﲑ َﻣﻨَﺎﻓِ َﻊ َوﻻَ ُﻣْﺘـ َﻌ ِﺔ ﻟَ ﱠﺬة‬
َ ‫ﻓَـ ُﻬ َﻮ َﻋ ْﻘ ُﺪ ُﻣ َﻌ َﺎو‬

27ٍ

Artinya:
Jual beli adalah akad mu’a@wad}ah (timbal balik) atas selain manfaat dan
bukan pula untuk menikmati kesenangan.28
Selain itu, ulama Ma@liki@yah juga mengartikan jual beli secara khusus,
yaitu:

ِ ‫ﻓَـﻬﻮ ﻋ ْﻘ ُﺪ ﻣﻌﺎوﺿ ٍﺔ ﻋﻠَﻰ َﻏ ِﲑ ﻣﻨَﺎﻓِﻊ وﻻَ ﻣْﺘـﻌ ِﺔ ﻟَ ﱠﺬةٍ ذُو ﻣ َﻜﺎ ﻳﺴ ٍﺔ أ‬
ٍ ‫ﺿْﻴﻪَ َﻏْﻴـﺮ ذَ َﻫ‬
َ‫ﺐ َوﻻ‬
َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َُ َ َُ
َ ََ ُ ْ
ُ َ ‫َﺣ ُﺪ ﻋ َﻮ‬
29 ِ ِ
ٍ ِ
‫ﲔ ﻓْﻴﻪ‬
ٌ ‫ ُﻣ َﻌ ﱠ‬،‫ﻓﻀﱠﺔ‬
َ ْ ‫ﲔ َﻏْﻴـ ُﺮ اﻟْ َﻌ‬
Artinya:
Jual beli adalah akad mu’a@wad}ah (timbal balik) atas selain manfaat dan
bukan pula untuk menikmati kesenangan, bersifat mengalahkan salah
satu imbalannya bukan emas dan bukan perak, objeknya jelas dan bukan
utang.30

25

Ibid.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), 101.
27
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), 175.
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Ibid.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

3. Menurut ulama Sha@fi’i@yah

ِ ‫ﻀ ﱠﻤﻦ ﻣ َﻘﺎﺑـﻠَ َﺔ ﻣ ٍﺎل ِﲟَ ٍﺎل ﺑِ َﺸﺮ ِﻃ ِﻪ اﻵِﰐ ِﻻَﺳﺘِﻔﺎَ َدةِ ِﻣ ْﻠ‬
ٍ ْ ‫ﻚ َﻋ‬
‫ﲔ أ َْوُﻣْﻨـ َﻔ َﻌ ٍﺔ‬
ْ ْ
َ َ ُ ُ َ َ‫ َﻋ ْﻘ ٌﺪﻳـَﺘ‬:‫َو َﺷ ْﺮ ًﻋﺎ‬
ْ
31ٍ

‫ُﻣ َﺆﺑﱠ َﺪة‬

Artinya:
Jual beli menurut syara’ adalah suatu akad yang mengandung tukar
menukar harta dengan harta dengan syarat yang akan diuraikan untuk
memperoleh kepemilikan atas benda atau manfaat untuk waktu
selamanya.32
4. Menurut ulama Hana@bilah

ٍ ِ ٍ ‫ اَو ﻣﺒﺎدﻟَﺔُ ﻣﺒ‬،‫ﻣﻌﲎ اﻟْﺒـﻴ ِﻊ ِﰱ اﻟﺸﱠﺮِع ﻣﺒﺎدﻟَﺔُ ﻣ ٍﺎل ِﲟَ ٍﺎل‬
‫ﺎﺣ ٍﺔ َﻋﻠَﻰ اﻟﺘﱠﺄْﺑٍْﻴ ِﺪ َﻏْﻴـ ُﺮ ِرﺑَﺎ‬
َْ َ ْ َ
َ َ‫ﺎﺣﺔ ﲟَْﻨـ َﻔ َﻌﺔ ُﻣﺒ‬
َ َُ َ َُ ْ
َ َ َُ ْ
33
ٍ ‫أ َْو ﻗَـ ْﺮ‬
‫ض‬
Artinya:
Makna jual beli dalam syara’ adalah tukar menukar harta dengan harta,
atau tukar menukar manfaat yang mubah dengan manfaat yang mubah
untuk waktu selamanya, bukan riba atau bukan utang.34
Beberapa pendapat tentang pengertian jual beli di atas dapat
disimpulkan bahwa jual beli adalah kegiatan tukar-menukar barang dengan
barang atau tukar-menukar sejumlah barang dengan sejumlah nilai mata
uang tertentu. Jual beli juga dapat diartikan sebagai kegiatan menukar
barang dengan barang lain dengan cara tertentu (akad).35
Pada masyaakat primitif jual beli dilangsungkan dengan cara saling
menukakan harta dengan harta, tidak dengan uang sebagaimana yang
31

Ibid.
Ibid, 175-176.
33
Ibid, 176.
34
Ibid, 177.
35
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), 278.
32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

berlaku pada zaman ini. Hal tesebut berlaku karena pada zaman itu
masyarakat belum mengenal adanya uang sebagai alat tukar.36 Setelah
mengenl uang, jual beli barang yang ditukar dengan uang adalah bentuk
jual beli yang berlaku di masyarakat hingga sekarang.37
Hikmah disyariatkannya jual beli adalah setiap kebutuhan manusia
bergantung pada apa yang ada di tangan orang lain, sedangkan orang itu
terkadang tidak rela untuk memberinya.38 Oleh karenanya, agama memberi
peraturan yang sebaik baiknya dalam kegiatan muamalah, dengan adanya
aturan maka kehidupan manusia akan terjamin dengan sebaik-baiknya
sehingga perbantahan dan dendam-mendendam tidak akan terjadi.39

B. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli telah diatur di dalam Al-Qur’an, hadist, dan ijma’. AlBaqarah ayat 198 adalah salah satu dasar hukum diperbolehkannya mencari
karunia Allah dengan berdagang, yang berbunyi:
            
            
  

36

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 112.
Ibid.
38
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subul As-Salam Syarah Bulughul Maram,
jilid 2, terj. Muhammad Isnan. et al, (Jakarta: Darus Sunnah, 2010), 306.
39
Sulaiman Rasjid, Fiqh…, 278.
37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Artinya:
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah
kepada Allah di Masy'arilharam, dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.40
Ayat di atas menerangkan bahwa tidak ada dosa bagi orang-orag
yang mencari karunia Allah dengan cara berdagang. Namun, janganlah
meninggalkan amal ibadah kepada Allah saat telah dilaksanakannya
kegiatan perdangan tersebut.
Surat Al-Baqarah ayat 275 juga menerangkan diperbolehkannya jual
beli, yang berbunyi:
           
                
              

      
Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orangorang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.41

40
41

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, 31.
Ibid, 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah mengharamkan riba. Menurut
Dr. Yusuf Al-Qardhawi hikmah diharamkanya riba dalam Islam adalah
mewujudkan persamaan yang adil di antara pemilik modal dan pekeja, serta
memikul risiko dan akibatnya secara berani dan penuh tanggungjawab.42
Selain dalam surat Al-Baqarah, jual beli juga diataur dalam firman
Allah surat An-Nisa’ ayat 29, yang berbunyi:
            
            
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.43
Firman Allah di atas menerangkan bahwa dilarangnya memakan harta
dari jalan yang batil. Carilah harta dari jalan perniagaan yang berprinsip
saling suka sama suka. Jadi, dalam jual beli tidak sah jika ada salah satu
pihak melakukan akad karena paksaan dari mana pun.
Rasulullah juga telah menganjurkan kepada umatnya untuk
melakukan jual beli sebagai pekerjaannya, sesuai dengan sabda beliau yang
berbunyi:

ِ
{‫ﺎل َﻋ َﻤ ُﻞ اﻟﱠﺮ ُﺟ ِﻞ ﺑِﻴَ ِﺪﻩِ َوُﻛ ﱡﻞ ﺑـَْﻴ ٍﻊ َﻣْﺒـ ُﺮوٍر}رواﻩ أﲪﺪ‬
َ َ‫ﺐ ﻗ‬
َ ‫ﻳَﺎ َر ُﺳ‬
‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ أَ ﱡ‬
ُ َ‫ي اﻟْ َﻜ ْﺴﺐ أَﻃْﻴ‬
42

Yusuf Al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, terj. Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana, 2002), 52.
43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Artinya:
"Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" beliau
bersabda: "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang mabrur." (HR. Ahmad)44
Jual beli mabru@r dalam hadist di atas adalah jual beli yang jujur, dapat
dikatakan juga jual beli yang terhindar dari unsur penipuan atau
pengkhianatan dan merugikan orang lain. Sesuai dengan sabda Rasulullah:

ٍ ‫إِﱠﳕَﺎ اﻟْﺒَـْﻴ ُﻊ َﻋ ْﻦ ﺗَـَﺮ‬
{‫اض }رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
Artinya:
Jual beli berlaku denga