51. TASAWWUF.docx

1. TASAWWUF
Nama Mata Kuliah / Kode / SKS / Semester
Kelompok Mata Kuliah
Prasyarat
Status Mata Kuliah
Program Studi
Topik Bahasan
Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi)
Jumlah Pertemuan
Dosen
Pert
emua
n

1

Tujuan
Pembelajaran
Khusus
(Performasi/
Indikator)


Sub Pokok
Bahasan dan
Rincian Materi

Mahasiswa
dapat
menyepakati
dan
mengetahui
dengan pasti :
a.Visi,misi
dan tujuan
perkuliahan
b.
Tugas-tugas
c.Kriteria

Pengantar dan
orientasi

perkuliahan
menyangkut :
a.Visi,misi dan
tujuan
perkuliahan
tasawuf
b.
Tu
gas-tugas
c.Kriteria
penilaian

:
:
:
:
:
:
:
:


TASAWUF / PI 155 / 2 SKS / SEMESTER 2
MKK Prodi
Perdana
Ilmu Pendidikan Agama Islam
14 Bahasan
16 PERTEMUAN

Proses
Pembelajaran
(Kegiatan
Mahasiswa)

Ceramah dan
tanya jawab.

Tugas
dan
Evaluasi


Tanya
jawab

Media dan Buku Sumber

Media: Spidol, White board, LCD

2

3

penilaian
d.
Per
d.
syaratan
Persyaratan
perkuliahan
perkuliahan
Mahasiswa

a. Pengertian
Ceramah dan
dapat
tasawuf dan
tanyajawab
menjelaskan
ilmu tasawuf
kembali
b. Urgensi hidup
urgensi
bertasawuf
memahami
tasawuf dan
ilmu tasawuf

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali
mengenai

perbedaan
tasawuf
dengan
akhlak, ilmu

a. Pengertian
Ceramah dan
akhlak,ilmu
tanya jawab
akhlak dan
suluk
b. Perbedaan
tasawuf dengan
akhlak, ilmu
akhlak dan
suluk

Tanyaja
wab


Inventar
isasi
objek
bahasan
tasawuk,
akhlak,
ilmu
akhlak
dan

Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta

Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakart
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam

akhlak dan
suluk.

suluk


4.

Mahasiswa
dapat
menjabarkan
kembali
sejarh
munculnya
tasawuf di
kalangan
kaum
muslimin

a. Peradaban
Ceramah dan
kaum muslimin Tanya jawab
mulai zaman
Umayyah s.d
Abbasiyyah
yang condong

hedonisme
b.
Gerakan
kembali pada
tuntunanan
sunnah dalam
membenahi
kehidupan

5.

Mahasiswa
dapat
menerangkan
kembali
bahwa secara

Sejarah
pemikran
tasawwuf

berkorelasi
fositif dengan

Ceramah dan
tanyajawab

Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta
Meringk Media: Spidol, White board, LCD
as
Buku :
kembali A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
struktur Bandung
kehidup Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
an
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
masyara
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
kat
Calfornia, Santa Barbara
Umayya Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
h dan
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Abbasiy Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
yah
Suifi Sant. Of Twentiate,
sehingga Mizab
melahirk Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
an
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta
tasawwu
f
Inventar Media: Spidol, White board, LCD
isasi
Buku :
ajaran
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
dan
Bandung
nilaiElan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai

6.

garis
besarnya,
dengan
melihat pada
sisi pemikiran
yang berakar
pada
asimilasi
budaya antara
Islam dengan
selainnya,
maka
tasawwuf
dibagi atas
tasawwuf
sunni dan
falsafi
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali
mengenai
jenjang dan
tingkat an
dalam
pengamalan
ketasawwufan
.

interaksinya
kaum muslimin
dengan budaya
lain (Parsi)

a. Sistem dan
jenjang
ketasawwufa
n
b. Syarat-syarat
yang harus
dipenuhi
ketika si
murid akan
naik jenjang

Ceramah dan
Tanyajawab

nilai
tasawwu
f yang
berkemb
ang dari
budaya
lain
(Parsi di
antarany
a)

Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta

Inventar
isasi
jenjangjenjang
tasawwu
f
bersama
indicator
kenaika
nnya

Media:
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta

Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
7.

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali
perihal ajaran
tasawwuf
secar umum
pada awalawal
kemunculann
ya

Ajaran tasawwuf
pada masa awal
adalah khauf
dan Raja,
mahabbah dan
ma’rifat

Ceramah dan
tanya jawab

8.
9.

UTS
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali
perihal
perkembanga

UTS
Hulul,Ittihad,
Fana

UTS
UTS
Seminar
Merinka
sederhana di kelas s
kembali
alas an
dan
penyeba

Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
UTS
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung

n ajaran
tasawwuf
berikutnya
yang pada
gilirannya
berakar pada
pemikiran

b utama
munculn
ya
pemikira
n
tersebut

10

Mahasiswa
dapat
menjabarkan
kembali
tokoh-tokoh
tasawwuf dari
zaman ke
zaman beserta
ajaran yang
diusungnya

a.Tokoh –tokoh
Seminar sedehana
tasawwuf pada di kelas
masa sahabat
b.Tokoh-tokoh
tasawwuf pada
masa
berikutnya.

11

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali

Sejarah
munculannya
tarikat

Seminar
sederhana di kelas

Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung

tasawuf dan
tarikat

12

13

Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
kembali
tentang
perkembanga
n tasawuf di
Indonesia

a.

Sejarah

Mahasiswa

Tasawwuf dalam

dan
perkembangan
tasawuf di
Indonesia

Seminar
sederhana di kelas

Seminar

Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
Media: Spidol, White board, LCD

14

dapat
menjabarkan
kembali
tentang
corak
tasawwuf
yang diminati
oleh manusia
modern

perkembangan
modern

sederhana di kelas

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
dan
menjabarkan
kembali
bahwa
tasawwuf
sebaiknya
berkembang
dalam pola
syariat yang
telah
digariskan

Antara tasawuf
dan kebid’ahan

Seminar
sederhana di kelas

Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling

15

Mahasiswa
dapat
menguraikan
kembali
bahwa
sebenarnya
tasawwuf
memiliki
sumbangsih
yang sangat
mendasar jika
dikaitkan
dengan
pembangunan

Tasawuf
berkembangkah
dalam
pembangunan ?

Seminar
sederhana di kelas

16

UAS

UAS

UAS

UAS

Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
Media: Spidol, White board, LCD
Buku :
A.Musofa, H. Drs. (1997), Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia,
Bandung
Elan Sumarna, Drs. (1992), Pandangan Iqbal Mengenai
Demokrasi Spiritual, Skripsi IAIN SGD Bandung
Ebenstein, Wilian, Dr., (1967), Today’isme, University of
Calfornia, Santa Barbara
Olaf Schumann, (1992), Pemikiran Keagamaan Dalam
Tantangan, Grasindo, Jakarta
Marting Ling, (1989), Wali Sufi Abad 20, terj. Dari A
Suifi Sant. Of Twentiate,
Mizab
Muhammad Sabri., (1998), Keberagaman Yang Saling
Menyapa, Ittaqa Press, Yogyakarta.
UAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Kode dan Nama Mata Kuliah
Topik Bahasan
Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi)

:
:
:

PI123 / FILSAFAT AKHLAK

Jumlah Pertemuan

:

16 PERTEMUAN

Pertemu
an
ke
I

Tujuan Pembelajaran
Khusus
(Performance/
indikator)
Mahasiswa memahami krisis
akhlak berkenaan dengan
problem kasih sayang dan
pemanjaan

Mahasiswa mampu menjelaskan secara syar`i dan falsafi akhlak utama dan akhlak
cabang, hierarki akhlak, dan perilaku akhlaqi dalam Islam.

Sub-pokok Bahasan dan
Rincian Materi

Krisis akhlak di zaman sekarang
I:

Masalah kasihsayang

Masalah pemanjaan

Proses Pembelajaran
(Kegiatan Mahasiswa)

dosen
o
o
o

II

Mahasiswa memahami krisis
akhlak berkenaan dengan
pemanfaatan waktu luang
dan pengangguran

Krisis akhlak di zaman sekarang
II:

Masalah
pemanfaatan waktu luang

Masalah
pengangguran

Menyimak penjelasan

o

o
o

o

o

Bertanya dan berdiskusi
tentang krisis kasih sayang di
zaman sekarang
Bertanya dan berdiskusi
tentang masalah pemanjaan dan
krisis akhlak di zaman sekarang
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
Menyimak penjelasan
dosen
Bertanya dan berdiskusi
tentang kesalahan pemanfaatan
waktu luang dan krisis akhlak di
zaman sekarang
Bertanya dan berdiskusi
tentang masalah pengangguran
dan krisis akhlak di zaman
sekarang
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

Tugas dan Evaluasi

Media dan Buku Sumber

Krisis akhlak di zaman sekarang I:
1.
U
ngkapkan bahwa telah terjadi
krisis kasih-sayang di zaman
sekarang!
2.
U
ngkapkan bahwa pemanjaan
merupakan krisis akhlak di
zaman sekarang!


7LCD

Hand out

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Krisis akhlak di zaman sekarang
II:
1.
U
ngkapkan bahwa masyarakat
sekarang telah salah
memanfaatkan waktu luang!
2.
U
ngkapkan bahwa pengangguran
merupakan penyebab krisis
akhlak!


LCD

Hand out

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

III

Mahasiswa mampu
membedakan perilaku
akhlaqi dengan perilaku
alami






IV

Mahasiswa dapat
menjelaskan perbuatan ego
dengan tingkatantingkatannya serta
perbedaannya dengan
perbuatan akhlaqi






Akhlak dan perilaku
alami yang baik
Akhlak dan
tindakan-tindakan yang
patut dipuji
Kriteria perbuatan
akhlaqi

Akhlak dan ego
pribadi
Akhlak dan ego
keluarga
Akhlak dan
chaufinisme
Akhlak dan
memperluas ego

Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan akhlak dengan
perilaku alami yang baik
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan akhlak dengan
tindakan-tindakan yang patut
dipuji
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang kriteria perbuatan
akhlaqi
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan




Cinta dan
pengorbanan
Akhlak dan cinta
Cinta yang bernilai
akhlaqi

2.

o

o

o
o

o

Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan perbuatan
sebagai wujud akhlak dengan
ego pribadi
Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan perbuatan
sebagai wujud akhlak dengan
ego keluarga
Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan perbuatan
sebagai wujud akhlak dengan
chaufinisme
Bertanya dan berdiskusi
tentang perlunya memperluas
ego dan mempertinggi akhlak
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
Menyimak penjelasan
dosen
Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan cinta dan
pengorbanan sebagai wujud
akhlak dan lainnya
Bertanya dan berdiskusi





J
elaskan bahwa tidak setiap
tindakan terpuji merupakan
akhlak!

3.


S

ebutkan kriteria perbuatan
akhlaqi!





1.

J
elaskan bahwa ego pribadi
bertolak belakang dengan
akhlak!

dosen

o


Menyimak penjelasan

o

J
elaskan perbedaan perbuatan
akhlaqi dengan perilaku alami
yang baik!

o

o

Mahasiswa mampu
membedakan perbuatan cinta
dengan perbuatan akhlak

1.

dosen

o

V

Menyimak penjelasan

o

2.

J
elaskan bahwa ego keluarga
bukan merupakan akhlak!

3.


J

elaskan bahwa chaufinisme
bukan merupakan akhlak!
4.


J

elaskan bahwa akhlak di atas
ego pribadi, ego keluarga, dan
chaufinisme !

1.



J
elaskan cinta yang didorong
oleh ego!

2.

J
elaskan cinta yang didorong
oleh akhlak!!

3.





A







LCD
Hand out
Murtadha
Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak
Muhamm
ad Abul Quasem (1988),
The Ethics of al-Ghazali
Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak
Toshihik
o Izutsu (1992), EthicoReligious Concepts in the
Qur`an
LCD
Hand out
Murtadha
Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak
Muhamm
ad Abul Quasem (1988),
The Ethics of al-Ghazali
Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak
Toshihik
o Izutsu (1992), EthicoReligious Concepts in the
Qur`an

LCD
Hand out
Murtadha
Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak
Muhamm
ad Abul Quasem (1988),

tentang perbedaan cinta yang
bernilai akhlak
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

pa perbedaan cinta yang
didorong oleh ego dengan cinta
sebagai wujud perbuatan
akhlaqi?





VI

Mahasiswa mampu
membedakan altruisme
dengan itsar







VII

Mahasiswa mampu
menjelaskan hati nurani dan
perananya dalam
pembentukkan akhlak






Makna altruisme
Contoh tindakan
altruisme
Makna itsar
Keutamaan berbuat
itsar
Contoh tindakan
itsar

Hati nurani dan
qalbu
Hati
Nurani
Retrospektif
Hati
Nurani
Prospektif
Pembinaan
Hati
nurani dan qalbu

Bertanya dan berdiskusi
tentang perbedaan antara itsar
dengan altruisme
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang tindakan altruisme yang
bernilai itsar
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang contoh perbuatan itsar
dan altruisme
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
o

dosen
o
o
o

o
UTS
Mahasiswa mampu
menjelaskan makna wira`i,
ibadah yang palsu, dan




Ibadah palsu dalam
pandangan Imam Ghazali
Memilih ibadah yang

Menyimak penjelasan

o

Bertanya dan berdiskusi
tentang persamaan antara hati
nurani dengan qalbu
Bertanya dan berdiskusi
tentang hati nurani retrospektif
Bertanya dan berdiskusi
tentang hati nurani prospektif
Bertanya dan berdiskusi
tentang pembinaan hati nurani
dan qalbu
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
Menyimak penjelasan

o
dosen
o

1.

J
B





J



elaskan makna altruisme !

dosen

o

VIII
IX

Menyimak penjelasan

o

Bertanya dan berdiskusi

2.
erilah contoh tindakan
altruisme !
3.
elaskan makna itsar !
4.

J
elaskan keutamaan berbuat
itsar !

5.


B

erilah contoh tindakan itsar !



1.

The Ethics of al-Ghazali
Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak
Toshihik
o Izutsu (1992), EthicoReligious Concepts in the
Qur`an
LCD
Hand out
Murtadha
Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak
Muhamm
ad Abul Quasem (1988),
The Ethics of al-Ghazali
Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak
Toshihik
o Izutsu (1992), EthicoReligious Concepts in the
Qur`an
LCD
Hand out
Zubair,
Achmad Charris (1990),
Kuliah Etika
Bertens,
K. (1993), Etika
Muhamm
ad Abul Quasem (1988),
The Ethics of al-Ghazali
Toshihik
o Izutsu (1992), EthicoReligious Concepts in the
Qur`an

A
pa makna hati nurani? Apakah
sama maknanya dengan qalbu ?
2.
A
pa yang dimaksud dengan Hati
Nurani Retrospektif?
3.
A
pa pula yang dimaksud dengan
Hati Nurani Prospektif?
4.
J
elaskan
bagaimanakah
membina hati nurani dan
qalbu !





1.


LCD


J
elaskan ibadah palsu menurut
Imam Ghazali !






akhlak mulia



X

Mahasiswa mampu
menjelaskan makna zuhud
dan akhlak mulia

benar dan utama
Wira`i,
Nilai tinggi wira`i

Cinta dunia
Cinta dunia dan takut



mati





Bahaya duniawi dan
ukhrawi cinta dunia
Zuhud
Nilai tinggi zuhud

tentang ibadah-ibadah yang palsu
menurut Imam Ghazali
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang cara memilih ibadah
yang benar dan utama
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang makna wira`i dan nilai
tinggi wira`i
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

dosen
o
o
o
o
o

XI

Mahasiswa dapat
menjelaskan bahwa
mengenal diri adalah inti
akhlak






Kenal diri
Kenal diri sebagai
pengantar mengenal Allah
Ta`ala
Kenal diri sebagai
inti akhlak

Menyimak penjelasan

o

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna cinta dunia
Bertanya dan berdiskusi
tentang kaitan antara cinta dunia
dengan ketakutan akan mati
Bertanya dan berdiskusi
tentang bahaya-bahaya duniawi
dan ukhrawi cinta dunia
Bertanya dan berdiskusi
tentang makna zuhud dan nilai
tinggi zuhud
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

Menyimak penjelasan

o
dosen

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna kenal diri
o
Bertanya dan berdiskusi
bahwa kenal diri sebagai
o

2.

B
erilah contoh ibadah palsu
dalam Kitab Ihya Al-Ghazali !

3.

B
agaimana cara memilih ibadah
yang benar dan utama?

4.

J
elaskan makna wira`i !

5.

J
elaskan nilai tinggi dari wira`i !

1.
Apa yang dimaksud dengan cinta
dunia?
2.
Jelaskan bahwa cinta dunia akan
membuat orang takut mati?
3.
Sebutkan bahaya-bahaya cinta
dunia yang duniawi dan
ukhrawi!!
4.
Jelaskan makna zuhud !
5.
Jelaskan nilai tinggi zuhud !

1.

A
pa yang dimaksud dengan kenal
diri?
2.
J
elaskan bahwa kenal diri
sebagai pengantar untuk

Hand out

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Murtadha Muthahhari (1995),

pengantar mengenal Allah Ta`ala
secara benar
o
Bertanya dan berdiskusi
bahwa kenal diri sebagai inti
akhlak Islami
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

XII

Mahasiswa mampu
menjelaskan makna hidup
mulia atau mati syahid








XIII

Mahasiswa mampu
menjelaskan makna jujur,
nilai kejujuran, dan dustadusta yang dibenarkan secara
syar`i dan falsafi







Hidup mulia versus
hidup hina
Mati alami dan mati
kecelakaan
Mati syahid
Nilai tinggi mati
syahid
Teladan Sayyid alSyuhada

o

Makna jujur
Nilai tinggi
kejujuran
Nilai rendah
berdusta
Dusta-dusta yang
dibenarkan
Contoh dusta yang
dibenarkan dan mendapat

o

Menyimak penjelasan

mengenal Allah Ta`ala?
3.
elaskan bahwa kenal diri
sebagai inti akhlak!

1.

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna hidup mulia dan
hidup hina
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang beragam cara mati
(alami, kecelakaan, syahid)
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang nilai tinggi mati syahid
dan teladan Sayyid al-Syuhada
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

Menyimak penjelasan

2.

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna jujur
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang nilai tinggi kejujuran dan
nilai rendah berdusta
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang dusta-dusta yang

A
pa yang dimaksud dengan
kematian alami dan kematian
karena kecelakaan?

3.

J
elaskan nilai tinggi mati syahid!
4.
B
erilah contoh 2 manusia yang
mendapat gelar Sayyid alSyuhada !

1.

A
pa yang dimaksud dengan
kejujuran?

dosen
o

A
pa yang dimaksud dengan
hidup mulia dan hidup hina?

dosen
o

J

2.

J
elaskan nilai tinggi kejujuran!

3.

J
elaskan nilai rendah berdusta!

4.

J
elaskan dusta-dusta yang

Falsafah Akhlak

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

pujian Allah

XIV

XV

Mahasiswa mampu
menjelaskan makna `aib,
keharusan menutup `aib, dan
membongkar `aib yang
dibenarkan secara syar`i dan
falsafi




Makna `aib
Keharusan menutup



Batas-batas
membongkar `aib yang
dibenarkan

Mahasiswa mampu
menjelaskan makna adil dan
ihsan, keharusan
menegakkan keadilan, dan
keutamaan berbuat ihsan





Makna adil
Makna ihsan
Perbedaan antara
adil dan ihsan
Kebalikan berbuat
adil adalah berbuat dzalim,
tapi ihsan tidak ada
kebalikannya
Keharusan dan
keutamaan menegakkan
keadilan serta bahayabahaya mengabaikannya

`aib





dibenarkan dan contohcontohnya
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan

Menyimak penjelasan

o
dosen

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna `aib
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang keharusan menutup `aib
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang batas-batas kebolehan
membongkar `aib
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
o

Menyimak penjelasan

o

dibenarkan secara syar`i dan
falsafi!

1.

A
pa yang dimaksud dengan `aib?
2.
J
elaskan keharusan menutup
`aib!
3.
J
elaskan batas-batas
membongkar `aib yang
dibenarkan secara syar`i dan
falsafi!

1.

Bertanya dan berdiskusi
tentang makna adil dan ihsan
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang keharusan berbuat adil
dan larangan berbuat dzalim
o
Bertanya dan berdiskusi
tentang keutamaan berbuat ihsan
dalam konteks individual
o
Mengambil kesimpulan
tentang materi perkuliahan
o

A
pa yang dimaksud dengan
keadilan?

dosen
2.

A
pa yang dimaksud dengan
berbuat ihsan?

3.

J
elaskan perbedaan antara adil
dan ihsan!

4.

J
elaskan keharusan dan
keutamaan menegakkan
keadilan serta bahaya-bahaya


Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of alGhazali

Murtadha Muthahhari (1995),
Falsafah Akhlak

Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak

Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati

LCD

Hand out

Murtadha Muthahhari, Adil dan
Ihsan

Imam Ghazali, Ihya `Ulumiddin

Muhammad Abul
Quasem
(1988), The Ethics of al-



Keutamaan berbuat
ihsan dalam konteks
individual

mengabaikannya!
5.
elaskan bahwa dalam konteks
individual berbuat ihsan
merupakan akhlak utama?
6.

J
elaskan bahwa dalam konteks
sosial menegakkan keadilan
harus didahulukan daripada
berbuat ihsan?

XVI

UAS

Ghazali
J





Ibnu
Maskawaih (1994), Menuju
Kesempurnaan Akhlak
Ibnu
Taimiyah, Syekh (2000),
Terapi Penyakit Hati