artikel evaluasi kemampuan pegawai

PENILAIAN KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI MELALUI
EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM DIKLAT
Fajar Usman
Wdyaiswara BKPM

ABSTRAK
Dalam kehidupan berorganisasi, setiap unsur sumber daya manusia dalam organisasi
dituntut untuk memiliki kemampuan kerja yang baik, dalam arti memiliki kecakapan dan
keterampilan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh
dalam kemampuan kerja adalah kematangan yang berkaitan dengan kecakapan dan
keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti serta
pengalaman. Dalam hal pelaksanaan diklat, untuk mengukur seberapa jauh tingkat
pemahaman dan kemampuan kerja dari peserta diklat perlu dilakukan suatu bentuk evaluasi
dari hasil proses pembelajaran tersebut.
Kata kunci: kemampuan kerja pegawai; penilaian, evaluasi pembelajaran, pendidikan dan
pelatihan

PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan. Melalui evaluasi bukan saja
pengajar dapat melihat sejauh mana tingkat pemahaman dan kemampuan peserta diklat,

tetapi juga dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan dalam proses
pembelajaran sebagai umpan balik untuk memperbaiki selanjutnya.
Evaluasi program pembelajaran merupakan suatu proses untuk mendapatkan
informasi tentang hasil pembelajaran. Dengan demikian fokus evaluasi pembelajaran adalah
pada hasil, baik hasil yang berupa proses maupun produk. Informasi hasil pembelajaran ini
kemudian dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika hasil nyata
pembelajaran sesuai dengan hasil yang ditetapkan, maka pembelajaran dapat dikatakan
efektif. Sebaliknya, jika hasil nyata pembelajaran tidak sesuai dengan hasil pembelajaran
yang ditetapkan, maka pembelajaran dikatakan kurang efektif.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendapatkan hasil peserta diklat yang
diharapkan bisa langsung mengaplikasikan apa yang diperoleh dari setiap diklat yang diikuti,
dibutuhkan suatu sistem evaluasi yang tepat mengingat peserta diklat memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karenanya sistem evaluasi pembelajaran yang
digunakan harus terintegrasi dan mampu mengukur semua kemampuan yang ada pada
peserta diklat.
KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI
Miftah Thoha (1998:154) mendefinisikan kemampuan sebagai kondisi yang
menunjukkan pada unsur kematangan seseorang yang berkaitan pula dengan pengetahuan

dan keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan dan pelatihan. Robbins (2002:82)

mengatakan bahwa kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dan kemampuan itu hakikatnya terdiri dari
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Sementara Gibson (dalam Munir, 2000)
berpendapat bahwa kemampuan pegawai untuk dapat mencapai hasil atau kinerja
organisasi secara efisien dan efektif meliputi kemampuan intelektual, kemampuan
konseptual dan kemampuan administrasi.
Pengukuran kemampuan kerja pegawai menurut Miftah Thoha (1998:154) dapat
diukur dengan indikator-indikator, yaitu:
a. Tingkat pendidikan
b. Pengetahuan tentang pekerjaan
c. Pengalaman
Oleh karena itu berdasarkan pendapat dan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah potensi atau keadaan yang ada dalam diri seseorang baik
potensi intelektual maupun potensi fisik yang merupakan perwujudan dari pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman, untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan secara
berhasil guna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian hasil
belajar peserta diklat yang dilakukan oleh pengajar selain untuk memantau proses kemajuan
dan perkembangan hasil belajar peserta diklat sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga

sekaligus umpan balik kepada pengajar agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses program pembelajaran.
Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja
peserta diklat, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden, Winter,
dan Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004). Penilaian merupakan
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas
sistem penilaiannya. Pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan
beberapa istilah seperti test, pengukuran, dan evaluasi.
Test dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut pendidikan dimana
dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar. Dengan demikian maka setiap test menuntut peserta diklat memberi respons atau
jawaban. Respons yang diberikan dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan
benar, maka dikatakan peserta diklat tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi
apabila respons yang diberikan salah, berarti peserta diklat belum dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Sementara pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari
suatu objek yang diukur. Penetapan angka ini merupakan suatu upaya untuk
menggambarkan karakteristik suatu objek. Dalam melakukan pengukuran kita harus

berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur
yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Jika dalam melakukan
pengukuran kita tidak banyak melakukan kesalahan, maka hasil pengukuran tidak dapat
menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan
suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan pengajar, manajemen
pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Tyler seperti dikutip oleh Mardapi,
D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi merupakan peroses penentuan sejauh mana tujuan
pendidikan telah tercapai.

EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan
kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk
mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi ke arah yang lebih baik. Dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran mencakup pre-test, post-test dan evaluasi proses.

Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat telah
memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Sedangkan post-test dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat dapat mencapai tujuan program setelah
mereka mengikuti program tersebut. Dengan demikian pre-test dan post-test dapat
digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dilihat
dari nama test tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa pre-test merupakan salah satu
jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran dan post-test merupakan salah
satu jenis test yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Jika dilihat dari
tujuannya, pre-test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat telah menguasai
materi yang akan diajarkan. Untuk itu materi pre-test diambil dari seluruh materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran. Dalam rangka mengetahui keberhasilan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan maka pada akhir proses pembelajaran dapat
dilakukan post-test. Agar kita dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan
berhasil atau tidak, maka test yang digunakan pada saat pre-test dan post-test harus
mengukur tujuan pembelajaran yang sama.
Evaluasi proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dasar pada peserta diklat, termasuk tujuan-tujuan belajar akan direalisasikan.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Secara proses dikatakan
berhasil apabila peserta diklat aktif dalam proses pembelajaran, setidaknya 75% dari
peserta diklat yang ada. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil

apabila terdapat perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor pada peserta diklat.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,
menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan masyarakat dan pembangunan.
Evaluasi pembelajaran pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kadar pemahaman peserta diklat terhadap materi diklat
b. Untuk melatih keberanian dan mengajak peserta diklat untuk mengingat kembali materi
yang disajikan
c. Untuk mengetahui tingkat perubahan perilakunya

d. Untuk mengetahui siapa di antara peserta diklat yang cerdas dan yang lemah, sehingga
yang lemah diberi perhatian khusus agar dapat mengejar kekurangannya. Oleh karena
itu, sasaran dari evaluasi bukan saja peserta diklatnya tetapi mencakup pengajarnya
Sedangkan manfaat dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran ada beberapa hal :
a. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
oleh pengajar.
b. Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan
kualitas keluaran.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pelatihan bagi pegawai merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian tertentu serta sikap agar pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan
merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera
(Mangkuprawira, 2003: 75).
Guna mempertinggi mutu para pegawai, baik pengetahuan, keterampilan, bakat
maupun mentalnya, kepada para pegawai perlu diberikan berbagai macam pendidikan dan
pelatihan. Dengan diberikannya diklat diharapkan pegawai mampu bekerja lebih efisien dan
mampu melaksanakan tugas dengan lebih baik, sehingga dapat terwujudnya pegawai yang
kompeten, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan organisasi.
Pendidikan dan pelatihan yang baik dapat membawa peserta ke arah perubahan sikap
dan tingkah laku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat diukur
dengan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap peserta diklat. Manullang (2008: 66)
menyatakan bahwa: pendidikan dan pelatihan pegawai adalah suatu persyaratan pekerjaan
yang dapat ditentukan dalam hubungannya dengan keahlian dan pengetahuan berdasarkan
aktivitas yang sesungguhnya dilaksanakan pada pekerjaan. Jadi pendidikan dan pelatihan
pegawai merupakan suatu persyaratan pekerjaan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya
terinci dan rutin agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
kepadanya.

Berdasarkan hal-hal di atas maka pendidikan dan pelatihan pegawai memberikan
dampak yang baik terhadap kinerja pegawai tersebut sebagai individu. Hal ini jelas akan
membawa peningkatan terhadap kinerja organisasi apabila pendidikan dan pelatihan
pegawai dilakukan secara terencana dan berkesinambungan.
PENUTUP
Untuk memperoleh kualitas pembelajaran yang baik dan output peserta diklat yang
mempunyai kemampuan yang baik, diperlukan suatu sistem penilaian/evaluasi yang baik
pula. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, maka sangat diperlukan penetapan standar penilaian yang akan menjadi dasar
dan acuan bagi pengajar dalam melakukan kegiatan penilaian. Dengan demikian tujuan
akhir dari suatu proses pembelajaran adalah setiap peserta diklat diharapkan dapat
mencapai kompetensi atau tingkat kemampuan yang bias diterapkan dalam pelaksanaan
tugasnya sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Gronlund, N.E & Linn, R.L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: McMillan Publishing Company
Mangkuprawira, Syafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Manullang M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I. Yogyakarta: BPFE.
Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta, Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Yogyakarta.
Moenir, H.A.S., 1992. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara.
Nitko, A.J. 1983. Educational test and Measurement; An Introduction, New York: Harcourt
Brace Jonavovich Inc.
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid I dan II.
Jakarta : PT. Prenhalindo.
Thoha, Miftah. 2002. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Wursanto, I. G. 2009. Manajemen Kepegawaian I. Kanisius, Yogyakarta