Artikel Penelitian Evaluasi Program. pdf

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH
TERHADAP PELAKSANAAN KTSP PADA
ASPEK KONTEKS, INPUT, PROSES, OUTPUT, DAN OUTCOME
DI SDN 1, SDN 2 DAN SDN 3 BANJAR TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
I Gede Arnawa Riana1, I Putu Dede Juliana2, Kadek Urip Kurniawan3
1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {gedearnawariana@gmail.com1, putudedejuliana@gmail.com2,
kadekuripkurniawan@gmail.com3}
Abstrak
Evaluasi program berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar dapat
diketahui tindak lanjut dari pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari
konteks, (2) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari input, (3)
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari proses, (4)
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari output, dan (5)

mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari outcome. Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif. Adapun desain yang digunakan dalam evaluasi program ini
adalah desain model CIPP dalam evaluasi program rencana kegiatan sekolah. Subjek yang
diteliti adalah kepala sekolah dan staf guru SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan SDN
3 Banjar Tegal. Variabel dalam penelitian ini, meliputi: konteks, input, proses, output, dan
outcome. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu kuesioner dan
wawancara. Data yang terkumpul diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat
kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek konteks sekolah adalah 76,76% yang artinya berada
pada tingkat sedang, (2) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek input sekolah adalah
73,33% yang artinya berada pada tingkat sedang, (3) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada
aspek proses sekolah adalah 72,50% yang artinya berada pada tingkat sedang, (4) tingkat
kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek output sekolah adalah 58,44% yang artinya berada
pada tingkat rendah, dan (5) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek outcome sekolah
adalah 60,63% yang artinya berada pada tingkat sedang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
kualitas pelaksanaan KTSP pada keseluruhan aspek di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal adalah 72,25% yang artinya berada pada tingkat sedang.
Kata Kunci : evaluasi program, KTSP
Abstract
Evaluation of the program functions as an auxiliary controller of program implementation in

order to know the follow up of the implementation of the program. Therefore, this study aims to
(1) describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of context, (2)
describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of inputs, (3)
describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of process, (4)
describe the quality of implementation KTSP curriculum in terms of output, and (5) describe the
quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of outcome. This research is a

descriptive study. The design used in the evaluation of this program is the design model of CIPP
in program evaluation plan school activities. The subjects studied are the principal and staff
teachers at SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal and SDN 3 Banjar Tegal. The variables in
this study, include: context, input, process, output and outcome. Methods of data collection
conducted in this study, questionnaires and interviews. The data collected was processed using
descriptive statistical analysis techniques and methods of quantitative descriptive statistical
analysis. The results showed that (1) the level of quality in the implementation of KTSP on
aspects of the school context is 76.76% which means to be at a moderate level, (2) the level of
quality in the implementation of KTSP on aspects of school inputs is 73.33% which means to be
at a moderate level, (3) the level of quality in the implementation of KTSP on the process aspect
of the school is 72.50% which means to be at a moderate level, (4) the level of quality in the
implementation of KTSP on aspects of school output is 58.44% which means to be at a low
level, and (5) the quality level of implementation of the KTSP on the outcome aspect of the

school is 60.63% which means to be at a medium level. It was concluded that the level of quality
in all aspects of KTSP implementation at SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal and SDN 3
Banjar Tegal is 72.25% which means to be at a medium level.
Keywords : evaluation program, KTSP

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian dari
proses kehidupan bernegara. Kualitas
suatu negara dapat dilihat dari kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki
oleh negara tersebut terutama generasi
mudanya. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

(UU RI No. 20 tahun 2003). Salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yakni
dengan
cara
memperbaiki
mutu
pendidikan. Hal ini dikarenakan mutu
pendidikan
terkait
dengan
dasar
pembangun watak, mental, dan spiritual
manusia sehingga dapat dijadikan tolok
ukur kualitas suatu negara, khususnya
kualitas pendidikannya. Indonesia sebagai
negara berkembang terus memacu diri
untuk memperbaiki mutu pendidikan
sehingga dapat menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas yang

mampu bersaing di era globalisasi.
Pendidikan dipandang sebagai proses
yang sangat bermanfaat di dalam
kehidupan, bukan semata-mata hanya
sebagai persiapan untuk melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
mampu meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang akan mampu
mengimbangi perkembangan IPTEK.
Program sekolah merupakan suatu
pedoman, petunjuk arah, dan penggerak
yang menentukan semua aktivitas yang
ada di sekolah. Bermutu atau tidaknya
suatu kegiatan sekolah sangat tergantung
pada program yang dibuat. Apabila
program sekolahnya baik maka kegiatankegiatan sekolahnya pun akan baik, dan
begitu pula sebaliknya apabila program
sekolahnya tidak bermutu maka sudah
barang tentu kegiatan-kegiatan sekolahnya

tidak akan bermutu pula. Berkaitan dengan
program sekolah ini sangat berkaitan
dengan ketercapaian tujuan pendidikan.
Perlu diketahui bahwa semua kegiatan
yang dilakukan
di sekolah yang
merupakan realisasi dari program sekolah
yang telah dibuat, semua itu harus
bermuara pada satu titik yakni tercapainya
tujuan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.
Ketercapaian tujuan pendidikan
tidak lepas dari suatu sistem. Pendidikan
dan sekolah sebagai suatu sistem terdiri
atas beberapa komponen, yaitu: (1)
konteks, (2) input, (3) proses, (4) output,
(5) outcome. Kelima komponen tersebut
menjadi dasar pelaksanaan program
sekolah. Program sekolah akan terlaksana
dengan baik bila sekolah membuat RKS

(Rencana Kegiatan Sekolah) dengan tepat
dan benar dan sesuai dengan RKAS
(Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah).
Kepala sekolah
dan guru adalah

pelaksana
dari RKS yang dibuat.
Sehingga program sekolah yang dibuat
dapat berjalan dengan optimal. Dari uraian
tersebut tampak jelas bahwa program
sekolah sangat penting dalam dunia
persekolahan.
Oleh
karena
itulah,
mengingat pentingnya program sekolah,
maka
untuk
menjaga

mutu
dan
pengembangannya ke arah yang lebih
baik, program sekolah ini harus selalu
dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga
dengan dilakukannya evaluasi yang
kontinyu, dari waktu ke waktu program
sekolah akan semakin bermutu. Dari hasil
evaluasi inilah, dapat dilakukan perbaikanperbaikan,
pengembangan,
dan
peningkatan program sekolah sehingga
akan semakin sempurna sesuai dengan
tuntutan dan harapan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Menurut
Agung dan Koyan (2012) mengatakan
bahwa “fungsi evaluasi program adalah
sebagai
pembantu,
pengontrol

pelaksanaan program agar dapat diketahui
tindak lanjut dari pelaksanaan program
tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian di atas
maka peneliti hendak melakukan evaluasi
terhadap program kerja sekolah yang telah
dibuat di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
tahun pelajaran 2015/2016.
Dari paparan tersebut di atas, maka
rumusan masalah sebagai berikut. (1)
Bagaimanakah
kualitas
pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari konteks di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal
dan
SDN
3
Banjar

Tegal?
(2)
Bagaimanakah
kualitas
pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari input di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan
SDN 3 Banjar Tegal? (3) Bagaimanakah
kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP
ditinjau dari proses di SDN 1 Banjar Tegal,
SDN 2 Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar
Tegal?
(4)
Bagaimanakah
kualitas
pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari
output di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal?
dan
(5)

Bagaimanakah
kualitas
pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari
outcome di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal?
Berdasarkan
rumusan
masalah
tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai

sebagai
berikut.
(1)
Untuk
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari konteks di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal
dan SDN 3 Banjar Tegal. (2) Untuk
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari input di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan
SDN 3 Banjar Tegal. (3) Untuk
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari proses di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal
dan SDN 3 Banjar Tegal. (4) Untuk
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari output di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan
SDN 3 Banjar Tegal. (5) Untuk
mendeskripsikan kualitas pelaksanaan
kurikulum KTSP ditinjau dari outcome di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal
dan SDN 3 Banjar Tegal.
METODE
Rancangan evaluasi digunakan
untuk menerapkan metode ilmiah dalam
praktek penelitian yang sesuai dengan
kondisi. Menurut Coral Tayler fitz-Gibbon
dan Lynn Lyons Morris yang dikutip Farida
Yusuf Tayibnapis, (2000 : 64). Desain
adalah : Rencana yang menunjukkan bila
evaluasi akan dilakukan dan dari siapa
evaluasi atau informasi akan dikumpulkan
selama proses evaluasi. Alasan utama
memakai desain yaitu untuk meyakinkan
bahwa evaluasi akan dilakukan menurut
organisasi yang teratur dan menurut aturan
evaluasi yang baik. Semua orang yang
terlibat dalam evaluasi adalah orang yang
tepat, dan di tempat yang tepat seperti
yang telah direncanakan. Pada dasarnya
suatu
desain
ialah
bagaimana
mengumpulkan informasi yang komparatif
sehingga hasil program yang di evaluasi
dapat di pakai untuk menilai manfaat dan
besarnya program apakah akan diperlukan
atau tidak.
Jadi desain memberikan informasi
mengenai rencana yang akan dilakukan
dan dari siapa informasi dikumpulkan
selama proses evaluasi dilakukan. Untuk
menilai suatu evaluasi program yang baik,
orang yang terlibat dalam evaluasi adalah
orang yang tepat dan dilakukan sesuai
rencana, maka dalam evaluasi program

menggunakan desain evaluasi. Demikian
juga pada pelaksanaan evaluasi program
sekolah. Adapun desain yang digunakan
dalam evaluasi program ini adalah desain
dalam evaluasi program rencana kegiatan
sekolah. Evaluator diharapkan membuat
kesimpulan umum ,menyingkat dan
membuat laporan tentang keberhasilan
program, karena laporan hasil evaluasi
dapat mempengaruhi keputusan atau
pengambilan kebijakan. Evaluasi harus
didukung oleh data yang cukup dipercaya,
menurut Farida Yusuf Tayibnafis, (2000 :
65), desain yang baik tidak membuat ia
bingung terhadap serangan-serangan yang
mungkin timbul, justu akan memperkuat
pertahanannya. Pada evaluasi program ini
harus dipersiapkan informasi dan data
yang dapat membuat bingung terhadap
Tabel 01. Komposisi Subjek Penelitian
No
Sekolah
Pria (orang)
1
SDN 1 Banjar Tegal
2
2
SDN 2 Banjar Tegal
3
3
SDN 3 Banjar Tegal
3
Jumlah
8

serangan-serangan yang mungkin datang
dari luar, untuk itu maka evaluasi program
harus dilakukan oleh orang yang mengerti
objek yang akan di evaluasi.
Subjek penelitian adalah sesuatu
yang diteliti baik orang, benda, ataupun
lembaga (organisasi). Adapun subjek yang
diteliti adalah kepala sekolah dan staf guru
yang terdiri dari kepala sekolah dan staf
guru SDN 1 Banjar Tegal yang berjumlah
10 orang, kepala sekolah dan staf guru
SDN 2 Banjar Tegal yang berjumlah 10
orang dan kepala sekolah dan staf guru
SDN 3 Banjar Tegal yang berjumlah 9
orang.
Sehingga
populasi
secara
keseluruhan berjumlah 29 orang. Secara
lebih rinci subjek pada penelitian ini
disajikan pada Tabel 01, sebagai berikut.

Adapun
model
CIPP
yang
digunakan sebagai evaluasi program
sekolah, antara lain: (1) Konteks adalah
eksternalisasi yang berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pendidikan sehingga
harus
diinternalisasikan
ke
dalam
penyelenggaraan
sekolah.
Dengan
demikian, sekolah akan menjadi sekolah
masyarakat. Konteks, meliputi kemajuan
ipteks, nilai dan harapan masyarakat,
dukungan pemerintah dan masyarakat,
kebijakan pemerintah, landasan yuridis,
tuntutan ekonomi, tuntutan globalisasi,
tuntutan pengembangan diri, serta peluang
tamatan untuk melanjutkan pendidikan
ataupun untuk terjun masyarakat. (2) Input
sekolah adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses
pendidikan, khusus proses pembelajaran.
Input yang diolahadalah siswa dan input
yang mengolah adalah visi, misi, tujuan
sasaran, kurikulum, tenaga kependidikan,
dana, sarana dan prasarana, regulasi
sekolah, organisasi sekolah, adsministrasi
sekolah, budaya sekolah, dan peran
masyarakat dalam mendukung sekolah. (3)
Proses adalah kejadian berubahnya
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses

meliputi manajemen, kepemimpinan, dan
terutama proses belajar mengajar. Dalam
pendidikan, proses adalah kejadian
berubahnya siswa yang belum terdidik
menjadi siswa terdidik. Mutu proses belajar
mengajar sangat tergantung pada mutu
interaksi antara guru dan siswa. Perilaku
guru dikelas, misalnya kejelasan mengajar,
penggunaan variasi metode mengajar,
penggunaan media pendidikan, keseriusan
guru mengajar, cara guru bertanya,
manajemen kelas, penggunaan waktu,
kedisiplinan, rasa empati terhadap siswa,
hubungan
interpersonal,
ekspektasi,
keinovasian pengajaran, dan penggunaan
prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif.
Di samping itu juga sangat tergantung
pada mutu perilaku siswa di kelas,
misalnya keseriusan belajar, perhatian
terhadap pelajaran, keingintahuan, usaha,
pertanyaan, dan kesiapan belajar. (4)
Produk berupa output dan outcome.
Output adalah hasil belajar yang
mereflesikan seberapa efektif proses
belajar berlangsung. Ini berarti bahwa hasil
belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas
dan efisiensi proses belajar mengajar.
Prestasi
belajar
ditunjukkan
oleh

Wanita (orang)
8
7
6
21

Jumlah (orang)
10
10
9
29

peningkatan kemampuan dasar dann
kemampuan
fungsional.
Kemampuan
dasar meliputi daya piker, daya kalbu, dan
daya raga yang diperlukan oleh siswa
untuk terjun dimasyarakat dan untuk
mengembangkan dirinya. Daya piker
deduktif, induktif, ilmiah, kreatif, eksploratif,
diskoveri, nalar, lateral, konvergen, dan
berfikir sistem. Daya kalbu terdiri atas daya
spiritual, emosional, moral, rasa kasih
sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran,
kedisiplinan diri, harga diri, tanggung
jawab, keberanian moral, kerajinan ,
komitmen, estetika, dan etika. Daya raga
meliputi
kesehatan,
kestaminaan,
ketahanan, dan keterampilan. Selanjutnya
kemampuan fungsional adalah kemapuan
memanfaatkan teknologi dalam kehidupan,
kemampuan
mengelola
sumberdaya,
kemampuan
kerjasama,
kemampuan
memanfaatkan informasi, kemampuan
menggunakan sistem dalam kehidupan,
kemampuan berwirausaha, kemampuan
menjaga harmoni dengan lingkungan,
kemampuan mengembangkan karir, dan
kemampuan
lainnya
yang
positif.
Sedangkan Outcome adalah dampak
jangka pan jang dari hasil belajar (output),
baik dampakbagi individu maupun bagi
masyarakat. Artinya, jika hasil belajar
bagus, dampaknya juga akan bagus.
Outcome memiliki dua sisi yaitu: (a)
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
dan kesempatan kerja , dan (b)
pengembangan diri selanjutnya.
Setelah data dalam penelitian ini
terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
data. Dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis statistik deskriptif dan
metode
analisis
statistik
deskriptif
kuantitatif. Kedua jenis metode analisis
data tersebut dijelaskan sebagai berikut.
(1) Metode analisis statistik deskriptif.
Agung (2010:67) menyatakan, analisis
deskriptif kuantitatif adalah suatu cara
pengolahan data yang dilakukan dengan
jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus
statistik
deskriptif
seperti
distribusi
frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean),
median (Me) dan modus (Mo) untuk
menggambarkan keadaan suatu objek
tertentu sehingga di peroleh kesimpulan
umum.
Dalam penerapan metode analisis
statistik deskriptif, data yang diperoleh dari

hasil penelitian disajikan ke dalam 1) tabel
distribusi frekuensi, 2) menghitung angka
rata-rata ataumean (M), 3) menghitung
modus (Mo), 4) menghitung median (Me),
5) menyajikan ke dalam grafik polygon.
Dan teknik analisis deskriptif
kualitatif ini digunakan untuk mengolah
data hasil wawancara dengan narasumber
yaitu kepala sekolah dan staf guru.
Analisis data adalah data yang
diperoleh dari hasil kuesioner dan
wawancara,
dengan
cara
mengorganisasikan
data
ke
dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan
mana yang akan dipelajari, serta membuat
kesimpulan, sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2010). Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa teknik analisis
data adalah suatu cara yang digunakan
peneliti dalam proses mencari dan
menyusun data secara sistematis.
Data yang diperoleh dari penelitian
dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data akan menjadi beragam.
Oleh karena itu, teknik analisis data yang
dilakukan dibagi menjadi tiga tahap.
Analisis data yang dilakukan selama
proses yaitu analisis sebelum memasuki
lapangan, analisis selama peneliti masih
berada di lapangan, dan analisis setelah
pengumpulan data berakhir.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti akan
mengolah data dari hasil kuesioner yang
telah disebarkan. Dimana subjek dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan
Staf Guru SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal.
Adapun subjek yang diteliti adalah kepala
sekolah dan staf guru SDN 1 Banjar Tegal
yang berjumlah 10 orang, kepala sekolah
dan staf guru SDN 2 Banjar Tegal yang
berjumlah 10 orang dan kepala sekolah
dan staf guru SDN 3 Banjar Tegal yang
berjumlah 9 orang. Sehingga populasi
secara keseluruhan berjumlah 29 orang.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan
dengan mengunjungi sekolah tempat
penelitian, lalu meminta waktu kepala
sekolah dan staf guru untuk bersedia

= (193-154) + 1
mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan
= 39 + 1
riilnya. Penelitian evaluasi program ini
= 40
dilaksanakan pada semester II di SDN 1
Berdasarkan data diatas, karena R
Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal, dan
> 15, maka distribusi frekuensi disusun
SDN 3 Banjar Tegal dari tanggal 7
dalam tabel distribusi frekuensi bergolong.
Desember 2015 sampai 9 Desember 2015.
Untuk itu perlu ditentukan banyak kelas (k)
Adapun data hasil penelitian evaluasi
dan panjang kelas (p), sebagai berikut.
program pada aspek konteks, input,
Menentukan Banyak Kelas (k)
proses, output, dan outcome dalam bentuk
k = 1 + (3,3) log n
tabel distribusi frekuensi, modus (Mo),
median
(Me),
mean
(M),
dan
k = 1 + (3,3) log 29
membandingkan rata-rata atau mean
k = 1 + (3,3) 1,46
dengan
model
PAP
skala
lima.
k = 5,8
Berdasarkan data hasil evaluasi program
Jadi, banyak kelas yang digunakan
pada aspek konteks, input, proses, output,
adalah 6.
dan
outcome
terhadap
29
orang
Menentukan Panjang Kelas
menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah
R
p=  
193 dan skor terendah adalah 154 (data
k 
terlampir).
Data
tersebut
kemudian
 40 
dianalisis dengan menyajikan pada tabel
p=  
distribusi, modus, median dan mean.
6
Sebelum menyajikan data pada tabel
p = 6,67
distribusi, maka ditentukan terlebih dahulu
Jadi, panjang kelas yang digunakan
rentangan datanya.
adalah 7.
R = (Xt-Xr) + 1
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Evaluasi Program
Skor (X)
X
f
fk
fX
189-195
192
2
29
384
182-188
185
2
27
370
175-181
178
11
25
1958
168-174
171
5
14
855
161-167
164
7
9
1148
154-160
157
2
2
314
Jumlah
Berdasarkan perhitungan terlihat
Mo, Me, M, dimana Mo > Me > M (177,30
> 174,82 > 173,41), sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
sebaran
data
kuesioner evaluasi program pada aspek
konteks, input, proses, output dan outcome
merupakan kurva juling negatif. Dengan
demikian dapat diinterpretasikan bahwa
skor evaluasi program SDN 1 Banjar
Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan SDN 3
Banjar Tegal pada aspek konteks, input,
proses, output dan outcome cenderung
tinggi.
Tingkat evaluasi program pada
aspek outcome dapat dihitung dengan
membandingkan rata-rata persen (M%)
dengan kriteria PAP skala lima sebagai
berikut.

N = 29

∑fX = 5029

 M 
M (%)  
 x 100
 SMI 
 173,41 
M (%)  
 x 100
 240 
= 72,25 % (sedang)
Nilai
(M%=72,25)
yang
dikonversikan kedalam PAP skala lima
berada pada tingkat penguasaan 65-79
yang berarti bahwa tingkat evaluasi
program SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal
pada aspek konteks, input, proses, output
dan outcome berada pada kriteria sedang.
Bagian ini memaparkan hasil
temuan-temuan yang diperoleh selama
penelitian, yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah yang diajukan pada bab
satu. Temuan-temuan pada penelitian ini
mendeskripsikan tentang evaluasi program
sekolah yang meliputi kualitas aspek
konteks, aspek input, aspek proses, aspek
output, dan aspek outcome di SDN 1
Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal, dan
SDN 3 Banjar Tegal. Data yang
dipaparkan merupakan deskripsi riil
temuan peneliti terhadap kualitas aspek
konteks, aspek input, aspek proses, aspek
output, dan aspek outcome di SDN 1
Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal, dan
SDN 3 Banjar Tegal. Guru yang diteliti
berjumlah 29 orang. Data diperoleh dari
hasil analisis kuesioner yang telah diisi
oleh guru yang menjadi subjek penelitian.
Adapun pembahasan dari data hasil
penelitian, sebagai berikut.
(1) Kualitas Pelaksanaan KTSP
Aspek Konteks Sekolah. Berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang
diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari
17 butir pernyataan/pertanyaan yang
tertera pada kuesioner menunjukan bahwa
tingkat kualitas pada aspek konteks
sekolah di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2
Banjar Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
adalah 76,76% yang artinya berada pada
tingkat sedang, maka dari itu kualitasnya
perlu ditingkatkan.
(2) Kualitas Pelaksanaan KTSP
Aspek Input Sekolah. Berdasarkan analisis
data hasil penelitian yang diperoleh dari
kuesioner yang terdiri dari 21 butir
pernyataan/pertanyaan yang tertera pada
kuesioner menunjukan bahwa tingkat
kualitas pada aspek input sekolah di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal, dan
SDN 3 Banjar Tegal adalah 73,33% yang
artinya berada pada tingkat sedang, maka
dari itu kualitasnya perlu ditingkatkan.
(3) Kualitas Pelaksanaan KTSP
Aspek Proses Sekolah. Berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang
diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari
10 butir pernyataan/pertanyaan yang
tertera pada kuesioner menunjukan bahwa
tingkat kualitas pada aspek proses sekolah
di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal adalah
72,50% yang artinya berada pada tingkat
sedang, maka dari itu kualitasnya perlu
ditingkatkan.

(4) Kualitas Pelaksanaan KTSP
Aspek Output Sekolah. Berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang
diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 8
butir pernyataan/pertanyaan yang tertera
pada kuesioner menunjukan bahwa tingkat
kualitas pada aspek output sekolah di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal, dan
SDN 3 Banjar Tegal adalah 58,44% yang
artinya berada pada tingkat rendah, maka
dari itu kualitasnya banyak revisi.
(5) Kualitas Pelaksanaan KTSP
Aspek Outcome Sekolah. Berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang
diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 4
butir pernyataan/pertanyaan yang tertera
pada kuesioner menunjukan bahwa tingkat
kualitas pada aspek outcome sekolah di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal,
dan SDN 3 Banjar Tegal adalah 60,63%
yang artinya berada pada tingkat sedang,
maka
dari
itu
kualitasnya
perlu
ditingkatkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan dalam
bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal sebagai
berikut.
(1) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek konteks sekolah di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
adalah 76,76% yang artinya berada
pada tingkat sedang, maka dari itu
kualitasnya perlu ditingkatkan.
(2) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek input sekolah di SDN 1
Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal,
dan SDN 3 Banjar Tegal adalah
73,33% yang artinya berada pada
tingkat sedang, maka dari itu
kualitasnya perlu ditingkatkan.
(3) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek proses sekolah di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
adalah 72,50% yang artinya berada
pada tingkat sedang, maka dari itu
kualitasnya perlu ditingkatkan.

(4) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek output sekolah di SDN
1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
adalah 58,44% yang artinya berada
pada tingkat rendah, maka dari itu
kualitasnya banyak revisi.
(5) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek outcome sekolah di
SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar
Tegal, dan SDN 3 Banjar Tegal
adalah 60,63% yang artinya berada
pada tingkat sedang, maka dari itu
kualitasnya perlu ditingkatkan.
(6) Tingkat kualitas pelaksanaan KTSP
pada aspek input sekolah di SDN 1
Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal,
dan SDN 3 Banjar Tegal adalah
72,25% yang artinya berada pada
tingkat sedang, maka dari itu
kualitasnya perlu ditingkatkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Kepala SD Negeri 1 Banjar Tegal,
SD Negeri 2 Banjar Tegal dan SD Negeri 3
Banjar Tegal atas ijin yang diberikan untuk
mengambil data di sekolah yang
dipimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Malang:
Aditya Media Publising.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
Evaluasi
Program
Pendidian.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008.
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat
Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
dan
Tenaga
Kependidikan.
Koyan, I Wayan dan A. A. Gede Agung.
2012.
Evaluasi
Program
Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

Koyan, I Wayan. 2013. Asesmen dalam
Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha Press.
-------,2012. Statistik Pendidikan Teknik
Analisis Data Kuantitatif. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha
Press.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 1989. Evaluasi
Program. Jakarta: IKIP.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Tersedia
pada
http://riau.kemenag.go.id/file/file/pro
dukhukum/fcpt
1328331919.pdf.
Diakses tanggal 19 Desember
2015.