KONSEP DIRI PADA PASIEN STROKE RINGAN DI POLIKLINIK SARAF RSUD SUMEDANG ipi104032

(1)

KONSEP DIRI PADA PASIEN STROKE RINGAN DI

POLIKLINIK SARAF RSUD SUMEDANG

Rizkytia Rohadirja, Maria Komariah,Dian Adiningsih Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Stroke ringan merupakan penyakit dengan prevalensi yang meningkat setiap tahun. Pasien stroke ringan harus melakukan pengobatan rutin dengan pembatasan aktivitas untuk mencegah serangan stroke lebih fatal. Inilah yang mempengaruhi konsep diri pada pasien stroke ringan. Peneitian ini untuk mengidentifikasi konsep diri pada pasien stroke ringan. Jenis penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling dengan karakteristik tertentu, dengan sampel 30 orang. Pengambilan data menggunakan kuisioner Robson Self Concept Questionnaire berjumlah 30 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian besar responden memiliki konsep diri positif yaitu 53,33 %. Pada subvariabel komponen gambaran diri positif yaitu 80 %, ideal diri positif yaitu 70%, harga diri positif yaitu 56,67 %, peran diri positif yaitu 73,33 %, dan identitas diri positif yaitu 100%. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk rumah sakit agar membuat komunitas pasien stroke ringan untuk meningkatkan koping dan konsep diri pasien Penulis juga menyarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada pasien stroke ringan di RSUD Sumedang.

Kata kunci: konsep diri, stroke ringan, poliklinik saraf.

ABSTRACT

Mild stroke is illnesses with a prevalence which increasing every year. Mild stroke patients should immediately take medication regularly and also limit the activity to prevent more severe stroke. This is what influence self-concept in patients with mild stroke. The research method is qua ntitative descriptive, in order to obtain a self-concept in mild stroke at neurological clinic at RSUD Sumedang. The sa mpling used incidental sampling technique with specific characteristics, and obtained sample of 30 people. Retrieval of data used a Robson Self Concept Questionnaire containing 30 question. The results of the research showed the respondents have a positive self-concept (53,33%). In sub-variables for self-image is positive (80%), self-ideal positive (70%), self-esteem positive (56,67 %), on role of self positive (73,33%) a nd positive self-identification (100%). Based on the result, it is suggest that the hospital should make a guidance community for mild stroke patients. This is beneficial for them to use the proper coping mechanism in confronting their illness. It also suggest


(2)

that the future research should explore the factors influencing self-concept on mild stroke patients in neurological clinic at RSUD Sumedang.

Keywords: self-concept, mild stroke, neurological clinic

PENDAHULUAN

Menurut American Heart Association tingkat kejadian stroke ringan (mild stroke) meningkat sebesar 31% dalam kurun waktu lima sampai 14 tahun. Menurut Lumbantobing (2010) pada pasien stroke ringan perubahan utama yang terjadi adalah keterbatasan aktivitas dan mobilitas fisik yang jauh berbeda saat sebelum terjadinya serangan, selain itu pasien menjadi lebih was-was dan berhati-hati dalam melakukan aktivitas untuk menghindari terjadinya serangan ulang.

Pada penderita stroke ringan gejala yang ditimbulkan antara lain lemah atau lumpuh sebagian, penurunan lapang pandang, dan masalah kognitif seperti merasa di terlantarkan, pusing dan bingung, dan penurunan fungsi tubuh(Wyller & Sveen 2002). Penderita yang mengalami stroke ringan harus rutin berobat ke Rumah Sakit untuk menghindari terjadinya serangan kembali di kemudian hari yang lebih fatal dari serangan sebelumnya (Lumbantobing, 2010)

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1991). Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain teori perkembangan, significant other (orang terpenting atau yang terdekat) dan self perception (persepsi diri sendiri) (Stuart dan Sundeen, 1991, dalam


(3)

Keliat 1994). Pada beberapa laporan menunjukkan prevalensi pasien dengan stroke ringan yang menunjukkan gejala konsep diri negatif yang ditandai dengan depresi post serangan stroke ringan yang pertama 1-2 bulan berkisar antara 9-37%. Sedangkan pasien yang depresi setelah mengalami serangan stroke ringan yang pertama dan berlanjut menjadi stroke sedang/berat pada penderita di Hong Kong dengan prevalensi 17-69% (Tang et al 2002,. Tahun 2003, 2004a, b, 2007, Fung et al. 2006, Lui et al. 2006, Sit dkk. 2007). Menurut van de Port et al. (2007), peningkatan terjadinya konsep diri negatif pada pasien stroke ringan disebabkan karena perubahan pemenuhan ADL (activities of daily living) misalnya urusan rumah tangga, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan kelelahan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di dapatkan data di Poliklinik Saraf Unit Rawan Jalan RSUD Sumedang. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang pasien yang datang ke Poliklinik saraf. Dari hasil wawancara di dapatkan bahwa 8 orang pasien konsep dirinya terganggu; 2 orang pasien mengatakan belum menerima apa yang terjadi pada dirinya saat ini dan menyatakan tidak mendapatkan kenyamanan dengan kondisi saat ini hal tersebut menunjukkan adanya gangguan dalam komponen identitas diri dan adanya gangguan dalam faktor yang mempengaruhi konsep diri pada aspek self perception, 2 orang pasien mengeluhkan adanya keterbatasan fisik yang menyebabkan keterbatasandalam hal mobilisasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari hal ini menunjukkan adanya konsep diri negatif


(4)

dalam komponen gambaran diri dan komponen peran. 2 orang pasien mengatakan sejak pertama kali terserang stroke ringan pasien kehilangan pekerjaan yang diakibatkan karena keterbatasan mobilisasi yang mengakibatkan berubahnya fungsi afektif keluarga hal ini menunjukkan bahwa pasien kehilangan fungsi peran pada keluarga dan adanya gangguan dalam faktor yang mempengaruhi konsep diri pada aspek significant other. 2 pasien mengeluhkan mudah marah dan mengatakan adanya perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seksual dan terlihat ketika proses wawancara 2 pasien initerlihat murung, lemah, melamun, menyendiri dan lebih banyak diam tidak berinteraksi dengan pasien lain. Beberapa hal ini menunjukkan adanya konsep diri negatif dalam komponen harga diri. Namun 2 orang pasien lainnya menunjukkan adanya konsep diri positif, pasien menyatakan bahwa dia menerima keadaan pada dirinya dan berusaha untuk dapat sembuh dengan rutin berobat dan taat beribadah.

Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu: gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Stuart and Sundeen , 1998). Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen 1991). Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart


(5)

and Sundeen, 1998). Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1998 ).

Menurut Lumbantobing 2010, stroke ringan atau yang dikenal secara medis sebagai transient ischemic attack (TIA) terjadi ketika asupan oksigen ke bagian tertentu dari otak terhalang sebentar, lalu kembali normal. Kebanyakan stroke ringan hanya berlangsung kurang dari sepuluh menit dengangejala yang bersifat temporer. Bila berlanjut dalam 24 jam atau lebih maka dikategorikan sebagai stroke biasa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri pada pasien stroke ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang. Sub variabel dalam penelitian ini meliputi gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri pada pasien stroke ringan di Poliklinik saraf RSUD Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalahpasien stroke ringan di poliklinik saraf RSUD Sumedang berdasarkan data kunjungan setiap bulannya. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara consequtive sampling. Cara pengambilan sampelnya dilakukan secara incidental. Adapun kriteria khusus dalam pemilihan sampel ini antara lain; klien sedang menjalani pengobatan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang, klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dengan status marital menikah (pasangan hidup). Peneliti menggunakan Inventory dari Kuesioner Konsep


(6)

Diri Robson (RSCQ) dengan menggunakan 30 item skala penilaian konsep diri yang dibuat oleh Philip Robson (1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian konsep diri pada pasien stroke ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang.

Tabel 1

Konsep Diri Pada Pasien Stroke Ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang

No. Kategori F %

1. Positif 16 53,33

2. Negatif 14 46,67

Total 30 100.00

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang diteliti, didapatkan bahwa hampir sebagian besar dari responden memiliki konsep diri yang positif yaitu sebesar 53,37%, dan kurang dari setengahnya dari responden memiliki konsep diri negatif yaitu sebesar 46,67%.


(7)

Tabel 2

Sub Variabel Konsep Diri Pada Pasien Stroke Ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang

No. Sub Variabel Kategori F %

1. Gambaran Diri Positif 24 80

Negatif 6 20

2. Ideal Diri Positif 21 70

Negatif 9 30

3. Harga Diri Positif 17 56,67

Negatif 13 43,33

4. Peran Positif 22 73,33

Negatif 8 26,67

5. Identitas Diri Positif 30 100

Negatif 0 0

Total F = 30

Pada tabel 2 diatas terlihat bahwa dalam komponen gambaran diri 20% responden memiliki pandangan pribadi yang negatif. Agar dapat mengubah gambaran diri menjadi positif responden harus diberikan motivasi yang besar dari pasangan, keluarga dan teman-teman. Motivasi yang diberikan berupa pujian, penerimaan pada keluarga dan dukungan untuk sembuh. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh Sarafino (2003) pasien sangat membutuhkan dukungan motivasi dan bantuan dari orang lain yang disekitarnya, dukungan moril dan materil sangat dibutuhkan oleh pasien untuk mencapai kesembuhan dan penerimaan diri yang mempengaruhi gambaran diri pasien tersebut.


(8)

Pada komponen ideal diri menunjukkan bahwa 70% responden pada penelitian ini masih memiliki harapan dan cita-cita meskipun saat ini pasien dalam keadaan sakit. Selama proses pengobatan keluarga selalu mendampingi dan mendukung responden sehingga harapan dan cita-cinta keluarganya walaupun tidak semaksimal saat sebelum sakit. Maka untuk dapat tetap mempertahankan ideal diri responden dibutuhkan terus pendampingan dari keluarga selama proses pengobatan.Selain itu juga untuk dapat mempertahankan ideal diri yang positif dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu komunitas atau kelompok pasien stroke dan stroke ringan di rumah sakit agar pasien dapat bercerita, berbagi pengalaman, dan mengungkapkan harapan-harapan pasien kedepannya. Seperti yang diungkapkan Herawaty (1999) terapi kelompok dapat dilakukan dengan belajar mengekspresikan harapan, perasaan, perhatian dan pengalaman dengan tujuan untuk mempercayai diri sendiri dan orang laindan untuk berkembang untuk lebih menerima diri sendiri.

Pada penelitian ini 56,67% responden memiliki harga diri positif yang didukung oleh perasaan dihargai, dicintai dan diterima yang besar didapatkan dari keluarga dan orang-orang di sekeliling responden. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sarafino (2003), dukungan sosial adalah berbagai macam dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan pernghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.


(9)

Pada penelitain ini 26,67 % responden memiliki peran negatif. Agar meningkatkan peran menjadi positif, diperlukan konseling dan petunjuk yang spesifik untuk membantu penyesuaian terhadap perubahan peran yang dialami oleh responden. Sejalan dengan pendapat Sofyan (2004) dalam perubahan peran jangka panjangakan berdampak pada keluarga maka seharusnya diberikan tindakan teknik konseling yang dapat dilakukan oleh misalnya konselor.

Pada penelitian ini seluruhnya dari responden memiliki identitas diri yang positif hal ini terjadi karena adanya penerimaan dari keluarga dan orang-orang disekitarnya. Hal yang bisa dilakukan oleh keluarga, dokter/perawat di rumah sakit dan orang-orang disekitar responden untuk mempertahankan indentitas diri responden tetap positif adalah dengan cara memberikan motivasi positif dan membentuk sebuah komunitas untuk terapi kelompok. Yang bertujuan agar responden tahu bahwa orang-orang disekitarnya mencintai dan menerimanya walaupun responden dalam keadaan sakit dan agar responden tidak merasa hanya dirinya sendiri yang mengalami hal ini.

Dalam aspek konsep diri 46,67% responden pada penelitian ini pasien memandang perubahan dalam dirinya secara negatif, salah satunya pasien merasa tidak disukai orang lain dan tidak dapat menerima keadaannya hal ini akan mempengaruhi konsep diri pasien. Perasaaan ini yang membuat pasien merasa stress dan terganggu yang akhirnya dapat memperberat keadaan sakitnya,Stuart and Sundeen (1998) berpendapat bahwa kebanyakan cara bertingkah laku yang diambil individu adalah yang selaras dengan konsep diri. Maka sejalan dengan itu cara yang


(10)

paling baik untuk mengubah tingkah laku adalah dengan mengubah konsep diri yang dapat dilakukan dengan manajemen diri yang baik dan juga mengubah konsep atau pandangan responden terhadap dirinya sendiri.

Hasil penelitian yang bertolak belakang dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti disebabkan karena saat melaksanakan studi pendahuluan peneliti tidak melihat karakteristik responden. Peneliti hanya mencari responden dengan keluhan stroke ringan dengan serangan pertama kali saja tanpa memilah apakah responden masih memiliki pasangan atau masih memiliki anak. Sedangkan saat penelitian digunakan karakteristik tertentu untuk memilih responden.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari responden memiliki konsep diri positif (53,33 %). Berdasarkan sub variabel yang diteliti, analisis sub variabel untuk gambaran diri seluruh responden positif yaitu 80%, ideal diri yang positif yaitu sebesar 70%, harga diri positif yaitu sebesar 56,67%, peran diri positif yaitu sebesar 73,33%, Dan identitas diri yang positif yaitu sebesar 100%.

SARAN

Penulis menyarankan bagi Rumah Sakit untuk membuat suatu komunitas/kelompok pasien stroke dan stroke ringan yang bertujuan agar pasien


(11)

stroke ringan bisa bersosialisasi dengan penderita stroke ringan yang lainnya untuk saling memberikan motivasi, saling berbagi pengalaman, dan dapat juga dengan menggali kemampuan positif yang dimiliki pasien dan melibatkan pasien dalam aktivitas sederhana yang mampu dilakukan pasien untuk meningkatkan dan mempertahankan konsep diri pasien saat ini.

Perawat sebagai pelaksana tenaga medis yang paling dekat dengan pasien disarankan untuk dapat terus memotivasi dan meningkatkan komunikasi terapeutik agar dapat meningkatkan koping individu yang berpengaruh terhadap konsep diri pasien. Perawat juga disarankan untuk berkolaborasi dengan konselor. Setelah hal ini dilakukan untuk pasien dapat berdampak positif sehingga menumbuhkan konsep diri yang positif pada pasien dan mempertahankan konsep diri pasien agar tetap positif dan stabil.

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai tema yang sama seperti faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada pasien stroke ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang.

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 1994.“Self Efficacy” dalam V. S. Ramachaudran (Ed.),.Encyclopedia of Human Behavior (Vol. 4, pp.71-81). New York: Academic Press.

Boughman, Diane & Hackley, Joann. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Brown, J. W. 1991. Neuropsychology And Self-Concept. Journal Of Nervous And Mental Disease, 187:131–141,


(12)

Brooks, W.D., Emmert, P. 1976. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company Publisher.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC. Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.

3.Jakarta : EGC.

Dalami, Suliswati, Farida, Dkk. 2009.Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.

Doenges, Marilynn E.Dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Edisi 3.Jakarta EGC. Donnan GA, Dewey HM, Thrift AG, Sturm J. 2008. The Epidemiologi Of Stroke. In

Munsat TL, Ed. Stroke: Selected Topics. New York Demos Medical Publishing, 1-7.

Ellis, H., Caroline, S. And Horn, S.: 2000. Change In Identity And Self-Concept: A New Theoretical Approach To Recovery Following A Stroke. Clinical Rehabilitation, 14: 273–287,

Erikson, Erik H. 1989. Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Bunga Rampai 1.Penerjemah: Agus Cremers. Jakarta: PT Gramedia

Fearon, James D. 1999. What Is Identity (As We Now Use The Word)?Unpublished paper.Stanford University.

Feigin, V. 2006.Stroke: Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Fines L, Nichols D. 1994.An Evaluation Of A Twelve Week Recreational Kayak Program: Effects On Self-Concept, Leisure Satisfaction And Leisure Attitude Of Adults With Traumatic Brain Injuries. Journal Of Cognitive Rehabilitation;12:10–5.

Fitts WH, Warren WL. 1996. Tennessee Self-Concept Scale Manual-Second Edition. Los Angeles: Western Psychological Services;

Furnham, A., Badmin, N., & Sneade, I. (2002).Body Image Dissatisfaction: Gender Differences In Eating Attitudes, Self Esteem, And Reasons For Exercise. Journal Of Psychology, 136, 581–596.

Hafid A, Syukur A, Achmad IA, Ridad AM, Ahmadsyah I, Airiza AS, Et Al. 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta : EGC. Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan. Suatu PendekatanSepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Alih Bahasa: Dra.Istiwidayanti Dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. Jakarta: Erlangga

Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Keliat, B.A. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: ECG.


(13)

Koehler, M. L.: 1989. Relationship Between Self-Concept And Successful Rehabilitation. Rehabilitation Nursing, 141: 9–12

Kozier. (2004). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Lumbantobing, SM (2010). Stroke: Bencana Pendarahan Di Otak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mansjoer A. Et Al (Eds). 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapeus FKUI

Marcia, J.E et al . 1993. Ego Identity For Psychososial Research. New York: Springer Verlag.

Notoatmojo.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurgiyantoro, Burhan. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurjanah, I. (2001). Pedoman Penanganan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta : memodia;

Nursalam.(2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Price S.A. And Wilson L.M. 2005.Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. (Eds); Alih Bahasa Hartanto H. Et Al. (Eds).Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol.2 Ed 6. Jakarta : EGC.

Rasmun. (2004). Stress, Koping, dan Adaptasi: Teori dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Robson, P. J.: 1988. Self-Concept: A Psychiatric View. British Journalof Psychiatry, 153: 6–15,

Slamet B. 2007. Psikologi Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Samsudin, Herman, (2009). Angka Kejadian Stroke Di Indonesia, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341 (Diakses November 2011)

Sarafino. 2003. Dukungan Keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; And Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Stuart GW, Sundeen SJ. (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 3.Jakarta : EGC Stuart, G.W. Dan Sundeen, S.J. (1991). Principles And Practice Of Psychiatric

Nursing. St Louis: Mosby Company

Suliswati, Dkk. 2005.Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa. Cetakan 1. Jakarta: EGC Van De Ven, P., Bornholt, L., & Bailey, M. (1996).Measuring Cognitive, Affective And Behavioural Components Of Homophobic Reaction. Archives Of Sexual Behaviour, 25, 155–179


(1)

Pada komponen ideal diri menunjukkan bahwa 70% responden pada penelitian ini masih memiliki harapan dan cita-cita meskipun saat ini pasien dalam keadaan sakit. Selama proses pengobatan keluarga selalu mendampingi dan mendukung responden sehingga harapan dan cita-cinta keluarganya walaupun tidak semaksimal saat sebelum sakit. Maka untuk dapat tetap mempertahankan ideal diri responden dibutuhkan terus pendampingan dari keluarga selama proses pengobatan.Selain itu juga untuk dapat mempertahankan ideal diri yang positif dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu komunitas atau kelompok pasien stroke dan stroke ringan di rumah sakit agar pasien dapat bercerita, berbagi pengalaman, dan mengungkapkan harapan-harapan pasien kedepannya. Seperti yang diungkapkan Herawaty (1999) terapi kelompok dapat dilakukan dengan belajar mengekspresikan harapan, perasaan, perhatian dan pengalaman dengan tujuan untuk mempercayai diri sendiri dan orang laindan untuk berkembang untuk lebih menerima diri sendiri.

Pada penelitian ini 56,67% responden memiliki harga diri positif yang didukung oleh perasaan dihargai, dicintai dan diterima yang besar didapatkan dari keluarga dan orang-orang di sekeliling responden. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sarafino (2003), dukungan sosial adalah berbagai macam dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan pernghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.


(2)

Pada penelitain ini 26,67 % responden memiliki peran negatif. Agar meningkatkan peran menjadi positif, diperlukan konseling dan petunjuk yang spesifik untuk membantu penyesuaian terhadap perubahan peran yang dialami oleh responden. Sejalan dengan pendapat Sofyan (2004) dalam perubahan peran jangka panjangakan berdampak pada keluarga maka seharusnya diberikan tindakan teknik konseling yang dapat dilakukan oleh misalnya konselor.

Pada penelitian ini seluruhnya dari responden memiliki identitas diri yang positif hal ini terjadi karena adanya penerimaan dari keluarga dan orang-orang disekitarnya. Hal yang bisa dilakukan oleh keluarga, dokter/perawat di rumah sakit dan orang-orang disekitar responden untuk mempertahankan indentitas diri responden tetap positif adalah dengan cara memberikan motivasi positif dan membentuk sebuah komunitas untuk terapi kelompok. Yang bertujuan agar responden tahu bahwa orang-orang disekitarnya mencintai dan menerimanya walaupun responden dalam keadaan sakit dan agar responden tidak merasa hanya dirinya sendiri yang mengalami hal ini.

Dalam aspek konsep diri 46,67% responden pada penelitian ini pasien memandang perubahan dalam dirinya secara negatif, salah satunya pasien merasa tidak disukai orang lain dan tidak dapat menerima keadaannya hal ini akan mempengaruhi konsep diri pasien. Perasaaan ini yang membuat pasien merasa stress dan terganggu yang akhirnya dapat memperberat keadaan sakitnya,Stuart and Sundeen (1998) berpendapat bahwa kebanyakan cara bertingkah laku yang diambil individu adalah yang selaras dengan konsep diri. Maka sejalan dengan itu cara yang


(3)

paling baik untuk mengubah tingkah laku adalah dengan mengubah konsep diri yang dapat dilakukan dengan manajemen diri yang baik dan juga mengubah konsep atau pandangan responden terhadap dirinya sendiri.

Hasil penelitian yang bertolak belakang dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti disebabkan karena saat melaksanakan studi pendahuluan peneliti tidak melihat karakteristik responden. Peneliti hanya mencari responden dengan keluhan stroke ringan dengan serangan pertama kali saja tanpa memilah apakah responden masih memiliki pasangan atau masih memiliki anak. Sedangkan saat penelitian digunakan karakteristik tertentu untuk memilih responden.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari responden memiliki konsep diri positif (53,33 %). Berdasarkan sub variabel yang diteliti, analisis sub variabel untuk gambaran diri seluruh responden positif yaitu 80%, ideal diri yang positif yaitu sebesar 70%, harga diri positif yaitu sebesar 56,67%, peran diri positif yaitu sebesar 73,33%, Dan identitas diri yang positif yaitu sebesar 100%.

SARAN

Penulis menyarankan bagi Rumah Sakit untuk membuat suatu komunitas/kelompok pasien stroke dan stroke ringan yang bertujuan agar pasien


(4)

stroke ringan bisa bersosialisasi dengan penderita stroke ringan yang lainnya untuk saling memberikan motivasi, saling berbagi pengalaman, dan dapat juga dengan menggali kemampuan positif yang dimiliki pasien dan melibatkan pasien dalam aktivitas sederhana yang mampu dilakukan pasien untuk meningkatkan dan mempertahankan konsep diri pasien saat ini.

Perawat sebagai pelaksana tenaga medis yang paling dekat dengan pasien disarankan untuk dapat terus memotivasi dan meningkatkan komunikasi terapeutik agar dapat meningkatkan koping individu yang berpengaruh terhadap konsep diri pasien. Perawat juga disarankan untuk berkolaborasi dengan konselor. Setelah hal ini dilakukan untuk pasien dapat berdampak positif sehingga menumbuhkan konsep diri yang positif pada pasien dan mempertahankan konsep diri pasien agar tetap positif dan stabil.

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai tema yang sama seperti faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada pasien stroke ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang.

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 1994.“Self Efficacy” dalam V. S. Ramachaudran (Ed.),.Encyclopedia of Human Behavior (Vol. 4, pp.71-81). New York: Academic Press.

Boughman, Diane & Hackley, Joann. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Brown, J. W. 1991. Neuropsychology And Self-Concept. Journal Of Nervous And Mental Disease, 187:131–141,


(5)

Brooks, W.D., Emmert, P. 1976. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company Publisher.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC. Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.

3.Jakarta : EGC.

Dalami, Suliswati, Farida, Dkk. 2009.Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.

Doenges, Marilynn E.Dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Edisi 3.Jakarta EGC. Donnan GA, Dewey HM, Thrift AG, Sturm J. 2008. The Epidemiologi Of Stroke. In

Munsat TL, Ed. Stroke: Selected Topics. New York Demos Medical Publishing, 1-7.

Ellis, H., Caroline, S. And Horn, S.: 2000. Change In Identity And Self-Concept: A New Theoretical Approach To Recovery Following A Stroke. Clinical Rehabilitation, 14: 273–287,

Erikson, Erik H. 1989. Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Bunga Rampai 1.Penerjemah: Agus Cremers. Jakarta: PT Gramedia

Fearon, James D. 1999. What Is Identity (As We Now Use The Word)?Unpublished paper.Stanford University.

Feigin, V. 2006.Stroke: Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Fines L, Nichols D. 1994.An Evaluation Of A Twelve Week Recreational Kayak Program: Effects On Self-Concept, Leisure Satisfaction And Leisure Attitude Of Adults With Traumatic Brain Injuries. Journal Of Cognitive Rehabilitation;12:10–5.

Fitts WH, Warren WL. 1996. Tennessee Self-Concept Scale Manual-Second Edition. Los Angeles: Western Psychological Services;

Furnham, A., Badmin, N., & Sneade, I. (2002).Body Image Dissatisfaction: Gender Differences In Eating Attitudes, Self Esteem, And Reasons For Exercise. Journal Of Psychology, 136, 581–596.

Hafid A, Syukur A, Achmad IA, Ridad AM, Ahmadsyah I, Airiza AS, Et Al. 2005

Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta : EGC. Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan. Suatu PendekatanSepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Alih Bahasa: Dra.Istiwidayanti Dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. Jakarta: Erlangga

Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Keliat, B.A. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: ECG.


(6)

Koehler, M. L.: 1989. Relationship Between Self-Concept And Successful Rehabilitation. Rehabilitation Nursing, 141: 9–12

Kozier. (2004). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Lumbantobing, SM (2010). Stroke: Bencana Pendarahan Di Otak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mansjoer A. Et Al (Eds). 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapeus FKUI

Marcia, J.E et al . 1993. Ego Identity For Psychososial Research. New York: Springer Verlag.

Notoatmojo.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurgiyantoro, Burhan. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurjanah, I. (2001). Pedoman Penanganan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta : memodia;

Nursalam.(2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Price S.A. And Wilson L.M. 2005.Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. (Eds); Alih Bahasa Hartanto H. Et Al. (Eds).Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol.2 Ed 6. Jakarta : EGC.

Rasmun. (2004). Stress, Koping, dan Adaptasi: Teori dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Robson, P. J.: 1988. Self-Concept: A Psychiatric View. British Journalof Psychiatry, 153: 6–15,

Slamet B. 2007. Psikologi Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Samsudin, Herman, (2009). Angka Kejadian Stroke Di Indonesia, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341 (Diakses November 2011)

Sarafino. 2003. Dukungan Keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; And Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Stuart GW, Sundeen SJ. (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 3.Jakarta : EGC Stuart, G.W. Dan Sundeen, S.J. (1991). Principles And Practice Of Psychiatric

Nursing. St Louis: Mosby Company

Suliswati, Dkk. 2005.Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa. Cetakan 1. Jakarta: EGC Van De Ven, P., Bornholt, L., & Bailey, M. (1996).Measuring Cognitive, Affective And Behavioural Components Of Homophobic Reaction. Archives Of Sexual Behaviour, 25, 155–179