SA’D BIN ABI WAQQAS SANG PEMANAH KEBANGGAAN RASULULLAH SAW : BIOGRAFI, PERJUANGAN, DAN KETELADANAN.

SA’D BIN ABI> WAQQA>S{ SANG PEMANAH KEBANGGAAN
RASULULLAH SAW
(Biografi, Perjuangan, Dan Keteladanan)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Dalam Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah Dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:
Umar Abdul Aziz
(A02211074)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015

i

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang pemanah kebanggaan
Rasulullah SAW. Permasalahan yang dibahas yaitu meliputi; (1) Bagaimana
biografi Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang pemanah; (2) Bagaimana perjuangan Sa‟d bin
Abi> Waqqa>s{ dalam beberapa event perang; (3) Bagaimana sikap keteladanan dari
Sa‟ad bin Abi Waqqash sang pemanah.
Data penelitian diperoleh dari sumber tertulis berupa buku. Selanjutnya
untuk menjawab permasalahan tersebut dalam penelitian ini saya menggunakan
metode penelitian sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah pendekatan historis. Sedangkan data yang dipaparkan, dianalisis
dengan menggunakan teori kepemimpinan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ adalah
seorang putra dari Abi Waqqas, itulah nama dari keturunan Sa‟d yang berasal dari
kabilah Bani Zuhrah dari suku Quraisy. Beliau lahir di Makkah, ia sangat benci
pada agama dan cara hidup yang dianut masyarakat disana. Ia membenci praktik
penyembahan berhala yang membudaya di Makkah saat itu. Sa‟d termasuk dari
salah satu dari sepuluh sahabat yang pertama masuk Islam (As-Sabiqunal
Awwalun). Sa‟d wafat di daerah Aqiq pada tahun 55 Hijriyah; (2) Perjuangan Sa‟d
di perang Badar terjadi pada tahun 2 H, perang Uhud terjadi pada tahun 3 H dan
perang Qadisyiyah dan perang Mada‟in pada tahun 15 H dengan ini Sa‟d
menunjukkan keahliannya sebagai sang pemanah. (3) Sikap keteladanan yang

dimiliki Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ adalah kecintaan terhadap Allah SWT dan
Rasulullah SAW, do‟anya yang mudah terkabulkan, kelembutan hati, semangat
tempur dan kedermawanan

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT
This thesis titled “Sa’d bin Abi> Waqqa>s{ sang pemanah kebanggaan Rasulullah
SAW”. The problems discussed are included; (1) How Sa'd bin Abi> Waqqa>s{ of
bowman biography; (2) How struggle of Sa'd bin Abi> Waqqa>s{ in the event of war;
(3) How the exemplary attitude of Sa'd bin Abi> Waqqa>s{ as the bowman.
Data were obtained from written sources such as books. Furthermore, to
answers these problems in this study I use the method of historical research. The
approach that used in this scientific writing is historical approach. While the data
that presented, analyzed using theories of leadership.
The study concluded that(1) Sa'd bin Abi> Waqqa>s{ is a son of Abi>
Waqqa>s{, that's the name of which is derived from the off spring Sa'd clans of the
Quraysh tribe Bani Venus. He was born in Mecca, he hate dreligion and way of

life adopted by the people there. He hates idolatry practice sentrenched in Mecca
at that time. Sa'd including from one of the ten companions who first embraced
Islam (As-Sabiqunal Awwalun). Sa'd died in the area Aqiq in the year 55 AH; (2)
The struggle Sa'd in the battle of Badr occurred in 2 H, Uhud took place in 3 H
and war and war Qadisyiyah Mada'in in 15 H with this Sa'd showed his skills as
abow man. (3) Exemplary attitude owned by Sa'd bin Abi> Waqqa>s{ is the love of
Allah and the Prophet Muhammad, prayer easily ful filled, tenderness, fighting
spirit and generosity.

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI....................................................................... iv
TABEL TRANSLITERASI............................................................................... v
MOTTO................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………………vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xii

BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………..4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………...5
D. Pendekatan dan Kerangka Teoritik……………………………5
E. Penelitian Terdahulu…………………………………………..7
F. Metode Penelitian……………………………………………..8
G. Sistematika Bahasan………………………………………….11

BAB II

: BIOGRAFI SA’D BIN ABI> WAQQA>S{ SANG PEMANAH
A. Genealogi…………………………………………………….13

B. Latar Belakang Keagamaan Sa‟d Bin Abi> Waqqa>s{……….15

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Akhir Riwayat Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{.………………….…..26
BAB III

:PERJUANGAN SA’D BIN ABI> WAQQA>S{ DALAM
BEBERAPA EVENT PERANG
A. Perang Badar…………………………………………………30
B. Perang Uhud………………………………………………….34
C. Perang Qadisiyah....………………………………………….39
D. Perang Mada‟in………………………………………………47

BAB IV

: SIKAP KETELADANAN DARI SA’D BIN ABI>> WAQQA>S{
SANG PEMANAH

A. Kecintaan Sa‟d Kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW...52
B. Do‟a yang Mudah Terkabulkan……………………………...55
C. Kelembutan Hati…………………………………………….59
D. Semangat Tempur……………………………………………60
E. Kedermawanan………………………………………………62

BAB V

: PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..64
B. Saran-Saran…………………………………………………..66

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..67

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Para sahabat Nabi memiliki kebaikan hati, kesungguhan iman,
kedalaman ilmu, kelurusan perilaku, dan keberanian. Karenanya, Allah
memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan sekaligus menegakkan
agama-Nya. Menjadikan para sahabat suri tauladan sebagai pokok
mendasar bagi kaum muslimin. Demikian ini dititahkan dalam Islam
sebagai ajaran mulia. Selayaknya kita bersemangat mengenal pribadi
mereka.1 Salah satu di antaranya adalah Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
Radhiyallahu„anhu.
Masuknya Sa‟d ke dalam islam terjadi pada awal-awal munculnya
Islam. Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ adalah orang ketiga yang paling dulu masuk
Islam. Dia mengenal dengan baik Rasulullah, serta mengetahui kejujuran
dan sifat amanah beliau. Nabi sudah sering bertemu dengannya sebelum
beliau diutus menjadi rasul. Sa‟d menjadi terkenal di antara para sahabat
dengan doanya, bagaikan sebuah panah yang tajam. Ia menyadari dirinya,
dan oleh karena itu ia tidak mengutuk seseorang kecuali dengan

menyerahkan urusanya kepada Allah SWT. Rasulullah mengetahui betapa

Muhammad Hadi, “Sa‟ad bin Abi Waqqas Radiallahuanhu”, dalam
http:/www.darussalaf.or.id/biografi/10026 (10 Februari 2014)

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

besar kecintaan Sa‟d untuk berperang dan juga keberaniannya.2 Nabi
shallallahu „alaihi wasallam begitu bangga pada Sa‟d, sebagaimana dalam
ungkapannya:
mempertaruhkan

"Ini

adalah


pamanku,

pamannya?

Tentunya,

maka

siapa

Rasulullah

yang

mau

tidak

akan


membanggakan Sa‟d kecuali karena dia termasuk pahlawan pilih tanding
yang memang berhak untuk itu.3 Di saat perang Badar, seorang yang
berhasil menumpahkan darah musuh pertama dari anak panahnya dan
orang pertama yang terkena olehnya adalah Sa‟ad bin Abi Waqqas.
Setelah berhasil menumpahkan darah musuh pertamanya, Sa‟d
berhijrah ke Madinah bersama saudaranya yang bernama Umair bin Abi
Waqqash yang berusia tiga belas tahun. Sa‟d pun segera keluar dengan
membawa pedang dan panahnya.
Di Perang Uhud, para pasukan pemanah tidak mematuhi ucapan
Rasulullah, pasukan meninggalkan tempat-tempat mereka. Melihat
keadaan itu, pasukan musyrikin menyerang kaum muslimin hingga
akhirnya sampai ke Rasulullah. Saat itu hanya terdapat sedikit dari sahabat
saja, diantaranya Sa‟d bin Abi> Waqqa>s.{ Meskipun hanya terdapat sedikit
sahabat,

Sa‟d

pun

langsung


mengeluarkan

anak

panah

dan

meluncurkankan anak panah itu ke arah salah seorang kaum musyrikin
hingga tewas dan dengan anak panah itu Sa‟d membunuh kaum musyrikin
lainnya. Sa‟d adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah
2

Khalid Muhammad Khalid, Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2000), 114-115.
3
Ahmed Ibn Abdul Rahman, “Kehidupan Sa‟ad bin Abi Waqqas”, dalam
http:/Albayan.co.uk/id (12 Februari 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dengan jaminan kedua orang tuanya. Dalam Perang Uhud, Rasulullah
bersabda, “Panahlah, wahai Sa‟d ! Ayah dan Ibuku menjadi jaminan
bagimu.”4
Di Perang Qadisiyah, Sa‟d menjadi pemimpin dalam pertempuran
tersebut, pasukan yang dimiliki oleh Sa‟d hanya berjumlah 32.000
pasukan dan pasukan Persia berjumlah sangat banyak yaitu 240.000
pasukan. Di perang Qadisiyah ini Sa‟d dan para pasukannya mengalami
kekalahan dan kemenangan. Kekalahan terjadi pada hari pertama dan
kedua, dan kemenangan terjadi pada hari ketiga dan keempat.5
Mujahid muslim hanya di lengkapi dengan senjata tombak dan
panah, tetapi seluruh pasukan mujahid muslim sudah memiliki semangat
keimanan, kekuatan, kerinduan terhadap mati dan syahid.6
Sa‟d mengetahui bahwa khalifah Umar di Madinah, dan khalifah
Umar tidak pernah memutuskan masalah sendiri, akan tetapi berkonsultasi
dengan para sahabat yang lain. Kirim mengirim surat antara Sa‟d dan
khalifah Umar berlangsung lama, akhirnya Sa‟d mengirim beberapa
sahabat untuk menyeru Rustum, pemimpin Persia, untuk mengikuti Islam
dan jalan Allah dengan cara berperang.
Suaranya yang gagah dan penuh harapan telah memperkuat
keutuhan pasukan. Pasukan Persia berjatuhan mati dan berguguran pula
para penyembah api dan berhala. Setelah melihat kematian komandan dan
4

Yanuardi Syukur, Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi (Jakarta: Al-Maghfiroh, 2014), 218219.
5
Rizem Aizid, Para Panglima Perang Islam (Yogyakarta: Saufa, 2015), 62.
6
Khalid, Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul, 119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

prajurit mereka, pasukan Persia menyerah dan sisanya berhamburan
melarikan diri.
Pasukan muslim mengejar pasukan persia sampai Mada‟in, dan di
sinilah terjadi pertempuran terakhir yang dipimpin oleh Sa‟d bin Abi>
Waqqa>s{ yaitu Perang Mada‟in. Di perang ini ada kejadian menarik yang
dilakukan oleh pasukan muslimin atas perintah Sa‟d, yaitu menyeberangi
sungai Tigris dengan aliran sungai yang sangat deras, dan atas izin Allah
SWT pasukan muslimin dengan kuda-kudanya diberi kelancaran seolaholah berada di darat karena aman serta percaya kepada keadilan,
pertolongan, janji dan bantuan Allah.7
Berdasarkan uraian - uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti
proses perjuangan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sebagai sang Pemanah dalam
peperangan membela Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang

di atas, maka permasalahan dalam

skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ Sang Pemanah?
2. Bagaimana perjuangan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ dalam beberapa event
perang?
3. Bagaimana sikap keteladanan dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ Sang
Pemanah?

7

Syukur, Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi, 216-219.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui biografi Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ Sang Pemanah.
2. Untuk mengetahui perjuangan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ dalam beberapa
event perang.
3. Untuk mengetahui sikap keteladanan dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ Sang
Pemanah.
D. Pendekatan dan Kerangka Teoritik
Sesuai dengan judul diatas maka pendekatan yang digunakan
penulis dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan historis. Dengan
pendekatan historis penulis melacak prosesi peperangan Sa‟d bin Abi>
Waqqa>s{ sesuai dengan kesejarahan yang memiliki ciri khas tertentu,
Dengan adanya model diakronis, yaitu mengungkapkan sejarah yang
menawarkan

bukan

saja

struktur,

tetapi

lebih

mengedepankan

pengungkapan. Peristiwa-peristiwa dari waktu ke waktu dengan jelas
mengenai Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{.
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan penulisan teori
kepemimpian, dikarenakan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ pernah memimpin
menjadi panglima dan gubernur. Teori kepemimpinan yang dipakai adalah
teori kepemimpinan Max Weber. Berdasarkan teori dapat dibedakan tiga
jenis kepemimpinan menurut jenis otoritas yang disandangnya. Tiga jenis
otoritas tersebut yaitu:
1. Otoritas karismatik, yaitu berdasarkan pengaruh dan kewibawaan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

2. Otoritas tradisional yang timbul sebagai warisan temurun,
misalnya raja.8
3. Otoritas legal rasional yaitu berdasarkan jabatan dan kemampuan.9
Menurut Nawawi, kepemimpinan secara etimologi berdasarkan
dari kata pimpin dengan mendapatkan awalan “me” menjadi memimpin
yang berarti menuntun, menunjukkan, dan membimbing. Perkataan lain
yang disamakan pengertiannya adalah mengetahui atau mengepalai,
memandu dan melatih dalam arti mendidik dan mengajari supaya dapat
mengerjakan sendiri. Perkataan memimpin bermakna sebagai kegiatan,
sedangkan yang melaksanakannya disebut pemimpin.10
Dari tiga tipe kepemimpinan di atas penulis mengambil tipe
kepemimpinan Kharismatik. Dalam buku yang berjudul para sahabat yang
akrab dalam kehidupan rasul menjelaskan bahwa Sa‟d adalah pahlawan
dari beberapa peperangan. Ia berdiri memberikan motivasi di hadapan
pasukannya, di salah satu perang yang paling besar dalam sejarah,
bagaikan prajurit biasa, tidak tertipu oleh kekuasaan dan tindakan
sombong yang disebabkan dari kepemimpinan.11 Sa‟d memiliki prilaku
kepemimpinan yang kharismatik dengan mencabut dan menggulingkan
agama berhala yang ada di Persia. Kepemimpinan Sa‟d itu dapat menjadi

8

Rustam E Tamburaka. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Dan IPTEK (Jakarta:
RinekaCipta, 1999), 94.
9
SartonoKartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:
GramediaPustakaUtama, 1992), 150.
10
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1993), 28.
11
Khalid, Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul, 120-121.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

pengaruh yang sangat bermanfaat bagi rakyat Persia. Dalam buku yang
berjudul pemimpin dan kepemimpinan, Kartono berpendapat bahwa akibat
pemimpin Kharismatik ini memiliki daya tarik dan wibawa yang luar
biasa, sehingga ia punya pengikut yang jumlahnya sangat besar.12
Kepemimpinan kharismatik berdasarkan pada kualitas luar biasa yang
dimilki oleh seseorang sebagai pribadi.
Dengan teori ini penulis berupaya melacak kejadian-kejadian dan
situasi yang dialami oleh Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ berkaitan dengan latar
belakang kehidupan, perjuangan, dan keteladanannya.
E. Penelitian Terdahulu
Beberapa karya yang membahas tentang Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
antara lain sebagai berikut:
1. “Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi” yang ditulis oleh Yanuardi
Syukur, Jakarta: Al Maghfiroh, pada tahun 2014. Di buku ini
membahas tentang teladan-teladan mulia dari para sahabat yang telah
didik dengan baik oleh Rasulullah.
2. “Para Panglima Perang Islam” yang ditulis oleh Rizem Aizid,
Yogyakarta: Saufa, pada tahun 2015. Buku ini mengungkap kisah
kepahlawanan, strategi perang, dan teladan hidup para panglima Islam
terhebat dan tertangguh sepanjang masa itu.
3.

“Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul” yang ditulis oleh
Khalid Muhammad Khalid, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, pada

12

Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan (Jakarta: CV Rajawali, 1998), 51.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

tahun 2000. Buku ini menelusuri jejak-jejak tauladan kebesaran pribadi
enam puluh sahabat Rasul mulai dari keimanan, keteguhan,
kepahlawanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT dan
RasulNya.
Setelah melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang telah
ditemukan penulis, maka skripsi ini berbeda dengan judul-judul yang ada
diatas. Dalam skripsi yang akan penulis bahas, penulis lebih memfokuskan
kepada biografi Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang pemanah, perjuangan panglima
Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ dalam beberapa event perang, dan sikap keteladanan
dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang pemanah.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian sejarah, bagaimana diungkapkan oleh Dudung
mengutip perkataan Gilbert J. Grahan adalah seperangkat aturan dan
prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara
efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil
yang dicapai dalam bentuk tulisan.13 Penulisan sejarah adalah suatu
rekonstruksi masa lalu yang terikat pada prosedur ilmiah.14 Sebagaimana
kejadian sejarah yang berusaha merekonstruksi peristiwa masa lampau,
maka penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode
sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang sistematis atau
mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara

13

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1994), 4344.
14
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001), 12.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kritis dan menyajikan sintesa dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk
tulisan.15
Berdasarkan paparan diatas penulis mengemukakan metode
penulisan sejarah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Dudung
Abdurrahman yang meliputi beberapa tahap, diantaranya :
1. Pemilihan Topik
Topik yang dipilih penulis adalah tentang Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
Sang Pemanah Kebanggaan Rasulullah.
2. Heuristik
Yaitu pengumpulan sumber. Suatu teknik, suatu seni dan bukan
suatu ilmu. Heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan umum.
Heuristik seringkali merupakan suatu keterampilan menemukan,
menangani dan memperinci bibliografi atau mengklasifikasi dan
merawat catatan catatan. Dan juga dapat diartikan suatu proses yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sember-sumber, datadata atau jejak sejarah.16 Peneliti menggunakan sumber-sumber
tertulis, yaitu sumber yang didapat dari karya sejarah yang memiliki
keterkaitan dengan pembahasan yang diangkat oleh peneliti, sebagai
contoh penulis menemukan buku yang berjudul para panglima perang
Islam, di dalam buku ini terdapat kisah kepahlawanan, strategi perang
dan teladan baik Sa‟d bin Abi> Waqqa>s.{ Dalam hal ini peneliti hanya
mendapatkan sumber sekunder, karena begitu sulitnya bahkan tidak
15
16

Lilik Zulaicha, Metodologi Sejarah 1(Surabaya: Fak. Adab IAIN Sunan Ampel, 2004), 16.
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 55.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

mungkin mendapatkan sumber primer seperti data sejarah yang
disampaikan oleh saksi mata atau wawancara langsung dengan saksi
mata.
3. Kritik sumber
Yaitu kegiatan untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal
ini yang juga harus diuji adalah keabsahan tentang keaslihan sumber
(otentitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang
kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern.17
Untuk dapat menilai apakah sumber yang penulis peroleh memang
diperlukan atau tidak, maka yang penulis lakukan adalah validitas
eksternal, yaitu dengan melakukan perbandingan antara sumber satu
dengan sumber yang lain, agar dapat mendapatkan sumber yang betulbetul sesuai dan diperlukan.18 Pada tahap ini, semua buku yang
dijadikan sumber dalam skripsi yang berjudul Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
sang pemanah kebanggaan Rasulullah sudah otentik dan kredibilitas.

4. Interpretasi atau penafsiran
Interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan
analisis sejarah. Analisis sejarah sendiri berarti menguraikan, dan
secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan.
Namun, analisis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama
dalam interpretasi. Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas
17
18

Abrurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 58-59.
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif(Bandung: Tarsito, 1996), 108.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan
bersama dengan teori-teori itu disusunlah fakta itu ke dalam
interpretasi yang menyeluruh.19 Penulis telah menganalisis beberapa
buku tentang sahabat Rasulullah (Sa‟d bin Abi> Waqqa>s){ yang
dijadikan sumber, dan setelah itu penulis mensintesis isi dari buku
tersebut.
5. Historiografi
Adalah menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah
tersusun yang telah didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap
sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis.20
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman penulisan skripsi ini, penulis
akan membagi menjadi lima bab, tentunya antara bab satu dengan bab
yang lainnya saling berkaitan.
Pada bab pertama berisi tentang Pendahuluan, yang didalamnya
meliputi: Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian,
Pendekatan dan Kerangka teoririk, Penelitian terdahulu, Metode
penelitian, Sistematika pembahasan.
Setelah membahas pendahuluan, dalam bab kedua penulis
menguraikan biografi Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang Pemanah, dengan
menjelaskan geneologi, latar belakang keagamaan dan akhir riwayat Sa‟d
bin Abi> Waqqa>s.{
19
20

Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 59.
Zulaicha, Metodologi Sejarah 1, 22.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Selanjutnya dalam bab ketiga ini, penulis akan menjelaskan tentang
perjuangan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ dalam beberapa event perang, meliputi
perang Badar, perang Uhud, perang Qadisiyah dan perang Mada‟in.
Sedangkan pada bab keempat, penulis akan menjelaskan tentang
sikap keteladanan dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sang Pemanah, yang meliputi
Kecintaan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, Do‟a yang mudah
terkabulkan, Kelembutan hati, Semangat Tempur, dan Kedermawanannya.
Setelah

bab

demi

bab

dibahas,

yang

terakhir

penulis

mengemukakan kesimpulan dari uraian yang dijabarkan pada bab
terdahulu dan juga serangkaian saran sebagai sumbangan pemikiran dari
penulis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

BAB II
BIOGRAFI SA’D BIN ABI> WAQQA>S{ SANG PEMANAH
A. Genealogi
Malik bin Uhaib Abu Ishaq Al-Qursyi Az-Zuhri Al Makki Al
Maddani adalah nama asli dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{.21 Sa‟ad dengan
nasabnya yang mulia dari ayahnya Malik, berlanjut ke Malik bin Uhaib
bin „Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka‟ab bin Lu‟ay
bin Ghalibbin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Amir bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‟d bin Adnan,
itulah nama dari keturunan Sa‟d yang berasal dari kabilah Bani Zuhrah
dari suku Quraisy.22 Sa‟d adalah paman Rasulullah dari garis pihak ibu.
Ibunya adalah Hamnah binti Sufyan bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin
„Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murah bin Ka‟ab bin Luay bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Amir bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‟d bin Adnan.
Wuhaib bin Manaf adalah paman Sayyidah Aminah, ibunda dari
Rasulullah dan Manaf adalah Buyut dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{. Bapak dari
Sa‟d adalah Abi> Waqqa>s{. Beliau lahir di Makkah. Meski berasal dari
Makkah, ia sangat benci pada agama dan cara hidup yang dianut

21

Shalahudin Mahmud As-Sa‟id, 10 Sahabat Yang Di Jamin Surga (Solo: Al-Qowam, 2012), 273.
A. Sattar Asy-Syaikh, 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga (Jakarta: Darus Sunnah, 2012),
771.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

masyarakat disana. Ia membenci praktik penyembahan berhala yang
membudaya di Makkah saat itu.23
Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ memiliki 36 anak, di antaranya Ibrahim,
„Amir, „Umair, Muhammad, Mus‟ab dan Aisyah.24 Salah satu putra Sa‟d
yang bernama Umair bin Sa‟ad adalah salah satu dari putra Sa‟d bin Abi>
Waqqa>s{ yang selalu datang ke masjid pada shaf pertama untuk mengejar
pahala orang-orang yang lebih dahulu dalam kebaikan. Ia pernah
membujuk ayahnya untuk melibatkan diri dalam peristiwa fitnah, namun
Sa‟d mencelanya. Maka ia pun melibatkan diri dalam peristiwa tersebut
dan berpihak kepada keluarga Bani Umayyah. Umair juga berperan di
dalam medan jihad. Dialah Komandan pasukan yang membunuh Husain
bin Ali Radhiyallahu anhuma.25
Abdurrahman bin Auf bin Abdu Auf bin Abd bin Al-Harts bin
Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka‟ab bin Luai26 adalah sahabat nabi
yang merupakan sepupu dari Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{, dan juga
Abdurrahman bin Auf

mendukung pemilihan Sa‟d bin Abi Waqqas

sebagai pemimpin peperangan menghadapi Persia. Abdurrahman bin Auf
adalah orang kaya yang sangat dermawan.
23

Rizem Aizid, Para Panglima Perang Islam, (Yogyakarta: Saufa, 2015), 58.
Jumlah anak Sa‟ad bin Abi Waqqas yang berjumlah 36 anak tersebut adalah dari istri-istri Sa‟ad
yang berjumlah 12 orang, yaitu :
Mawiyah binti Qais, Ummu Amir binti Amru, Zubaidah binti Al-Harits, Salma dari bani Taghlib,
Khaulah binti Amru, Ummu Tilal binti Rabi‟, Ummu Hakin binti Qarizh dari bani Kinanah, Salma
binti Khashafah dari Teim Al-Lat, Thayyibah binti Amir, Ummu Hujair, Putri Syihab bin
Abdullah bin Al-Hatits bin Zuhrah, dan seorang wanita arab dari tawanan perang. Asy-Syaikh, 10
Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, 745.
25
Ibid., 935.
26
Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, terj Fadhli Bahri (Jakarta: Darul Falah, 2007),
214.
24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Sa‟d bin Abi Waqqas pada pembahasan di atas di kenal sebagai
paman Rasulullah dari pihak ibu. Ketika Rasulullah melihatnya, beliau
merasa bangga kepadanya karena keberanian, kekuatan dan kesunguhan
imannya, maka beliau bersabda, “Ini adalah pamanku, Silahkan seseorang
memamerkan pamannya.”27
Allah menganugrahkan kepada Sa‟d kesempurnaan tubuh yang
mengimbangi kepahlawanannya dalam memikul beban jihad dan
menantang musuh di medan perang. Putrinya Aisyah berkata, “Ayahku
adalah seorang laki-laki yang pendek, kekar, mempunyai tubuh yang
keras, kuat dengan otot yang besar. Memiliki kepala yang besar, dengan
jari-jari besar dan pendek dan memiliki banyak bulu.”28

B. Latar Belakang Keagamaan Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
Sa‟d bin Abi Waqqas adalah manusia yang kemampuannya paling
mulia, paling sebentar masanya. Ia bagi rakyatnya laksana seorang ibu
yang sangat baik, selalu beruntung, dan selalu dikaruniai keberuntungan.
Sa‟d termasuk dari salah satu dari sepuluh sahabat yang pertama masuk
Islam (As-Sabiqunal Awwalun). Adapun orang yang mengajak Sa‟d untuk
memeluk Islam adalah Abu Bakar. Dalam sepuluh sahabat itu, Sa‟d adalah
orang ketiga yang masuk Islam.29
Suatu hari dalam hidupnya, ia didatangi sosok Abu Bakar yang
dikenal sebagai orang yang ramah. Ia mengajak Sa‟ad menemui Nabi
27

Aizid, Para Panglima Perang Islam, 58.
Asy-Syaikh, 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, 772-773.
29
Aizid, Para Panglima Perang Islam, 59.

28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Muhammad di sebuah perbukitan dekat Makkah. Pertemuan itu
mengesankan Sa‟ad yang saat itu baru berusia 17 tahun. Ia pun segera
menerima undangan Nabi Muhammad SAW untuk menjadi salah satu
penganut ajaran Islam yang dibawanya. Sa‟d kemudian menjadi (AsSabiqunal Awwalun) salah satu sahabat yang pertama masuk Islam.30
Sa‟d menceritakan sendiri awal keislamannya sebagai berikut:
“Tiga hari sebelum masuk Islam, saya bermimpi. Seolah-olah saya
tenggelam dalam kegelapan yang pekat. Ketika saya berada di tengah
kedalaman air, tiba-tiba saya melihat cahaya bulan. Lalu saya mengikuti
cahaya itu, kemudian saya melihat beberapa orang sudah mendahului saya
ke arah cahaya tersebut. Saya melihat Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi
Thalib, dan Abu Bakar Shiddik… lalu saya bertanya kepada mereka, sejak
kapan mereka di situ? Mereka menjawab, belum lama.31
Sementara itu terbetik pula kabar bahwa Zaid bin Haritsah, Ali bin
Abi Thalib dan Abu Bakar Shiddiq telah masuk agama yang dibawa oleh
Muhammad. Mendengar hal ini, Sa‟d pun gembira. Ia gembira karena
semakin jelaslah hubungan antara mimpi anehnya itu dengan agama baru
yang dibawa oleh Muhammad.32
Aku mendengar kabar bahwa Rasulullah menyeru manusia kepada
Islam secara sembunyi-sembunyi, lalu aku menemuinya di Syi‟ib Ajyad
(jalan di bukit Ajyad). Saat itu beliau usai mendirikan shalat Ashar, lalu
aku berkata, “Kepada apa engkau seru?” Beliau menjawab, “Engkau
30

Aizid, Para Panglima Perang Islam, 59.
Subagdjo Aswara, Sa’ad bin Abi Waqqash (Bandung : PT Remaja Kosdakarya, 1986), 12.
32
Ibid., 16.
31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah
dan sesungguhnya aku utusan Allah. Dan Sa‟ad berkata, “Aku bersaksi
bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi selain Allah, dan
sesungguhnya engkau Muhammad utusan Allah.33
Sa‟d termasuk seorang ksatria berkuda Arab dan sosok muslim
yang paling berani dan pahlawan pemberani ini disebut prajurit berkuda
Islam.34

Sa‟d

tumbuh

dalam

lingkungan

para

prajurit

berkuda

berpengalaman dengan berbagai peperangan. Ia menjadi prajurit berkuda
Rasulullah dan seorang pembela Islam dalam kondisi sekeras apapun.
Sa‟ad mengikuti perjalanan perjuangan Rasulullah dengan menunggangi
kuda bersama para prajurit berkuda madrasah kenabian serta ikut terlibat
dalam berbagai sariyyah (bataliyon).35
Ibnu Katsir berkata, “Sa‟d adalah penunggang kuda pemberani. Ia
merupakan salah satu panglima Rasulullah SAW. Pada masa Ash-Shiddiq,
ia diagungkan dan dimuliakan. Demikian juga pada era Umar bin Khattab.
Di masa-masa awal sejarah Islam, kaum Muslim mengungsi ke
bukit jika hendak menunaikan shalat. Kaum Quraisy selalu menghalangi
mereka beribadah. Saat tengah shalat, sekelompok kaum Quraisy
mengganggu dengan saling melemparkan lelucon kasar. Karena kesal dan
tidak tahan, Sa‟d bin Abi Waqqas yang memukul salah satu orang Quraisy

33

Mahmud As-Sa‟id, 10 Sahabat yang Dijamin Surga, 274.
Khalid Muhammad Khalid, Biografi 60 Sahabat Nabi (Jakarta: Ummul Qura, 2012), 123.
35
Sa‟ad berada dalam sebuah bataliyon yang jumlahnya terdiri dari 20 orang muhajir. Peristiwa ini
terjadi di akhir bulan syawal tahun pertama hijrah. Ia juga ikut berperang berperang bersama
Rasulullah dalam perang Buwath pada bulan Rabi‟ul Awal. Mahmud As-Sa‟id, 10 Sahabat yang
Dijamin Surga, 278.

34

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dengan tulang unta sehingga melukainya. Ini menjadi darah pertama yang
tumpah akibat konflik antara umat Islam dengan orang kafir. Konflik yang
kemudian semakin hebat dan menjadi batu ujian keimanan dan kesabaran
umat Islam.36
Setelah peristiwa itu, Rasulullah meminta para sahabat agar lebih
tenang dan bersabar menghadapi orang Quraisy, seperti yang difirmankan
Allah SWT :

       
”Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan
dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.”37 Cukup lama kaum
Muslim menahan diri. Baru beberapa dekade kemudian, umat Islam
diperkenankan melakukan perlawanan fisik kepada para orang kafir.
Sa‟d mempunyai dua senjata yang sangat ampuh, yaitu panah dan
doanya. Jika ia memanah musuh dalam peperangan, dapat dipastikan pasti
mengenai sasarannya, Rasulullah juga pernah bersabda,
”Siapa yang menembakkan panah sampai ke sasaran dalam jihad di
jalan Allah, maka ia memperoleh satu derajat di surga.”38
Di arena generasi pertama, namanya bersinar dan dicatat dengan
huruf cemerlang, bahwa ia orang pemberani pertama yang melemparkan

Zarkasih, “Sa‟ad bin Abi Waqqas”, dalam https://nasirusunna.wordpress.com/kisahinspiratif/kisah-kisah-sahabat-nabi/saad-bin-abi-waqqas (12Maret 2011)
37
al-Qur‟an, 73 (al-Muzzammil): 10.
38
Hadits, Al-Jihad (HR. An-Nasa‟i): 3143.
36

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

dengan anak panah fi sabilillah.39Alangkah besarnya penghargaan yang
diletakkan di dada Sa‟ad, beliau juga memperoleh suatu keistimewaan
karena dia telah melihat dua lelaki berpakaian putih di samping kanan dan
kiri Rasulullah SAW yang ikut bertempur dengan sengit yang belum
pernah ia lihat seumur hidupnya, keduanya adalah Jibril dan Mikail.40
Sa‟ad mendapatkan derajat yang sangat tinggi dalam keimanan,
sehingga ia terkenal dengan sebutan Mustajab Ad Dakwah (orang yang
doanya selalu di kabulkan). Doanya sangat ditakuti namun juga sangat di
harapkan oleh semua orang. Sebagai contoh ialah peristiwa yang
diriwayatkan oleh Amir bin Sa‟ad :
Ada seorang laki-laki memaki Ali, Thalhah, dan Zubair. Ketika
dilarang, lelaki itu tidak menghiraukannya. Lalu Sa‟ad berkata “Kalau
begitu saya akan mendoakan kamu kepada Allah. ”Orang itu tidak
menghiraukan perkataan dari Sa‟ad, dan orang tersebut berkata “Seolaholah kamu seorang Nabi. ”Sa‟ad pun pergi berwudhu dan shalat dua
rakaat. Setelah itu Sa‟ad berdoa yang intinya Sa‟ad mengadukan bahwa
ada seorang lelaki yang memaki sahabat Rasulullah.41
Tidak lama dari itu tiba-tiba muncul seekor unta liar dan onta
masuk kedalam lingkungan orang-orang banyak yang seolah-olah mencari

39

Asy-Syaikh, 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, 799.
Musthafa Murad, 30 Sahabat Nabi yang Dijamin Surga (Solo: Insan Kamil, 2011), 152.
41
Murad, 30 Sahabat Nabi yang Dijamin Surga, 149.

40

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

seseorang.

Tiba-tiba,

Onta

tadi

menabrak,

menginjak-injak

dan

menyepaknya beberapa kali. Hingga akhirnya tewas menemui ajalnya.42
Kejadian di kuffah yang pada saat itu Sa‟ad bin Abi Waqqas
difitnah. Jabir bin Samarah, berkata bahwa Sa‟ad tidak pernah bagus
dalam shalatnya. Mendengar hal itu Sa‟ad membela diri dan berkata, ”Aku
shalat seperti shalatnya Rasulullah, aku memanjangkan bacaan pada rakaat
pertama dan kedua , dan aku memendekkan bacaan pada rakaat ketiga dan
keempat.”43
Umar mengetahui masalah ini, dan Umar langsung mengirim
beberapa orang untuk menginterview di masjid-masjid kota Kuffah. Setiap
kali pesuruh dari Umar datang ke sebuah masjid pasti para jamaahnya
memuji dan mengagungkan Sa‟ad. Ketika sampai di sebuah masjid Bani
Abbas, Ada seorang laki-laki yang bernama Abu Sa‟adah, dia berkata,
“Dia tidak pernah berjalan melepas tentara, tidak pernah adil dalam
memutuskan perkara, dan tidak pernah rata dalam membagi harta
ghanimah. Maka Sa‟ad berkata, “Demi Allah, aku akan berdoa kepada
Allah dengan tiga doa. Ya Allah, jika orang itu bohong dan dusta
kepadaku maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kekafirannya dan
hadapkan dia pada fitnah.”44
Jabir bin Samarah berkata, “Aku sendiri melihat orang tersebut,
beberapa tahun setelah kejadian itu. Bulu di pelipisnya sangat panjang
Syaikh Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2007), 26.
43
Mustofa Murad, 30 Nama Penghuni Surga (Jakarta: Amzah, 2003), 64-65.
44
Murad, 30 Sahabat Nabi yang Dijamin Surga . 148.
42

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

hingga menutupi matanya dan dia sering menggangu anak-anak gadis dan
mengucapkan kata-kata kotor. ”Beberapa tahun setelah kejadian itu,
apabila orang itu ditanya tentang sebab dari bencana yang menimpanya,
maka dia menjawab, “Aku adalah orang tua yang renta dan terhina yang
terkena doa Sa‟ad.”45
Kisah yang lain dari terkabulnya doa Sa‟ad adalah, bahwa seorang
laki-laki dari kaum muslimin telah datang kepada Sa‟ad bin Abi Waqqas
Radhiyallahuanh dan berkata, “Apakah kita berperang sedangkan Sa‟ad
hanya duduk-duduk di pintu Qadisiyyah, banyak wanita telah kehilangan
suami-suami mereka, sedangkan istri-istri Sa‟ad tidak ada yang
menjanda.”46
Lalu perkataan itu sampai kepada Sa‟ad, kemudian beliau
mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, tahan-lah mulut dan
kedua

tangannya

sekehendak-Mu.”

Maka

pada

saat

peperangan

Qadisiyyah, laki-laki itu terkena tembakan anak panah, sehingga lidah dan
kedua tangannya terpotong serta terbunuh.47
Kemuliaan dan keutamaan Sa‟ad yang lainnya adalah menghindarkan diri dari perselisihan yang terjadi antara manusia, pasca terbunuhnya
Utsman bin Affan, semoga Allah memayunginya dengan awan keridhaan.
Bahkan ia berpesan kepada keluarganya untuk tidak mengabarkan apa pun
berita mengenai orang-orang hingga umat bersatu di bawah satu imam. Ia
berkata, “Aku tidak mengira bahwa aku dengan pakaian seperti ini berhak
45

Murad, 30 Sahabat Nabi yang Dijamin Surga . 148.
Ibid.
47
Ibid., 148-149.
46

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

menjadi khalifah. Aku telah berjihad, sebab aku mengetahui jihad, dan aku
tidak menyiksa diriku kalau ada seseorang yang lebih baik daripadaku.
Aku tidak akan berperang hingga kalian membawakan untukku pedang
yang memiliki dua mata, lidah dan dua bibir, lalu mengatakan, “Ini
mukmin dan ini kafir.”48
Sa‟ad merupakan salah satu tokoh zuhud yang telah mengetahui
makna qana‟ah (rasa puas). Karena itu, mereka berpaling dari dunia. Inilah
ucapan Sa‟ad di waktu menasihati anaknya, Mush‟ab. Ia berkata, “Wahai
ananda! Apabila engkau menuntut sesuatu, tuntutlah dengan rasa puas.
Sebab, orang yang tidak memiliki rasa puas maka harta tidak akan
membuat kaya.49
Sa‟ad bin Abi Waqqas mempunyai banyak sifat mulia yang telah
dibuktikannya. Ia tidak pernah dengan bangga menyebutkan sifat-sifat
mulianya itu kecuali dua hal yang istimewa. Pertama, Dia adalah orang
pertama yang melemparkan tombak di jalan Allah dan orang pertama pula
yang terkena olehnya. Kedua, Ia merupakan satu-satunya orang yang
dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau.50
Dalam Kitab Mughozi Al-Waqidi disebutkan :

‫ " ارم فداك أي وأمي " ورمى‬:‫فجعل رسول اه صلى اه علي وسلم يقول لسعد‬
‫ فانكشف ع ها‬،‫حبان بسهم فأصاب ذيل أم أمن وكانت تسقي اجرحى‬
48

Mahmud As-Sa‟id, 10 Sahabat yang Dijamin Surga, 294.
Ibid., 295.
50
Khalid Muhammad Khalid, Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2000), 114.
49

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

‫ فشق ذلك على رسول اه صلى اه علي وسلم‬،‫فاستغرب عدو اه ي الضحك‬
‫ فوقع‬،" ‫ " ارم ب‬:‫ فقال‬، ‫فدفع إى سعد [ بن أي وقاص سهما ] ا نصل ل‬
‫ فضحك رسول اه صلى‬، ‫ فوقع مستلقيا وبدت عورت‬،‫السهم ي ثغرة حر حبان‬
‫ " استقاد ها سعد أجاب اه دعوتك‬:‫ م قال‬،‫اه علي وسلم حى بدت نواجذة‬
".‫وسدد رميتك‬

51

Rasulullah SAW bersabda, “Panahlah, tebusanmu adalah ibu dan
bapakku!” Lalu aku mencabut sebuah anak panah yang tidak memiliki
mata, kemudian panahku mengenai wajah dari Hibban bin Al-Ariqah
hingga ia jatuh dan terbuka auratnya hingga Rasulullah SAW tertawa
sampai terlihat gigi gerahamnya, dan kemudian beliau berkata, “Sa‟ad
telah

berhasil

menaklukannya,

Allah

telah

mengabulkan,

dan

mengarahkan bidikanmu.”52
Di dalam masalah kasih sayang, kepatuhan, dan ketaatan kepada
ibunya, Sa‟ad tidak perlu diragukan lagi. Rasa kasih sayang Sa‟ad kepada
ibunya, seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah
memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan
berbagai pengorbanan yang dilakukannya.53
Suatu hari Abu Bakar As-Shiddiq mendatangi Sa‟ad dengan
membawa berita tentang diutusnya Muhammad sebagai Rasul Allah.

Abu „Abdillah Muhammad bin Umar bin Waqid Al-Waqidi, Mughozhi Al-Waqidi, (Beirut:
Alam Kutub, 207 H), 241.
52
Asy-Syaikh, 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, 805.
53
Yanuardi Syukur, Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi (Jakarta: Al-Maghfiroh, 2014), 213.
51

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Seruan

ini

mengetuk

kalbu

Sa‟ad

menemui

Rasulullah,

untuk

mengucapkan dua kalimat syahadat.54
Ketika masuk Islam, beliau sempat ditentang oleh ibunya. Dengan
mengetahui bahwa anak yang dicintainya telah masuk agama Islam, maka
ibunya sangat marah dengan keislaman Sa‟ad. “Wahai Sa‟ad apakah kamu
rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama
baru itu?, Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau
meninggalkan agama barumu itu.” ancam sang ibu. Sa‟ad menjawab
“Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”55
Sang ibu sangat paham bahwa Sa‟ad sangat mencintai ibunya dan
sang ibu terus mengancam Sa‟ad untuk mogok makan. Esok harinya ia
tampak letih dan payah. Malam berikutnya masih tidak makan dan minum,
dan esok harinya bertambah letih dan payah. Sa‟ad berkata kepada ibunya,
„Wahai Ibunda, tahukah engkau, demi Allah, seandainya engkau memiliki
tujuh puluh nyawa, kemudian keluar satu demi satu, aku tetap tidak akan
meninggalkan agamaku karena sesuatu. Terserah Ibunda, mau makan atau
tidak makan.” Saat melihat hal ini ibunya pun kembali makan. Ternyata,
Sa‟ad lebih mencintai Allah dan Rasulnya.56
Allah mengekalkan peristiwa yang dialami Sa‟ad dalam ayat AlQur‟an, yang berbunyi :

54

Syukur, Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi, 213-214.
Ibid., 214.
56
Ibid.
55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

           

          
              

            

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.57
Dan ada lagi ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang orang tua
dan anaknya,

           

           

57

al-Qur‟an, 31 (Luqman): 14-15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu,
lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”58
Kepatuhan dan ketaatan Sa‟ad kepada ibunya cukup pada hal-hal
yang baik. Adapun dalam hal-hal yang tidak baik Sa‟ad tidak
mengikutinya.59
C. Akhir Riwayat Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{
Saat memimpin perang Qadisyiyah, Sa‟d bin Abi> Waqqa>s{ sedang
sakit. Sekujur tubuhnya dipenuhi bisul yang sangat menyiksa, yang
berpecahan setiap kali tubuhnya terhentak di atas kudanya. Namun,
meskipun sekujur tubuhnya berlumuran darah akibat bisul-bisul yang
berpecahan, Sa‟d tetap bersemangat memimpin pasukannya. Meski sakit
menderanya, dia tetap meneriakkan aba-aba dan takbir penggugah
semangat dengan lantang sehingga pasukannya terus bertempur dengan
semangat juang yang gigih, Ayo „Abdullah, serang bagian sayap kiri.
Engkau Al-Haris‟ masuk ke jantung pertahanan musuh. Engkau Fulan, ke
arah sana. Ayo kita sambut surga Allahu akbar!”60
Kehidupan Sa‟d bin Abi Waqqas merupakan kehidupan pekerjaan
yang terus-menerus dalam keridhan Allah „Azza wa Jalla, sampai dengan
al-Qur‟an, 29 (al-Ankabut): 8.
Syukur, Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabat Nabi, 216.
60
Gunawan, “Singa yang Menyembunyikan Kukunya (bagian kedua)”, dalam
http:/www.http://ceritaislami.net/kisah-saad-bin-abi-waqqas-sang-singa-yang-menyembunyikankukunya-bagian-kedua/cer (9 November 2011).
58

59

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

cahaya Allah. Hidup bahagia dan lurus di bawah bayangan Khulafa‟ur
Rasyidun, dan kehidupannya membentang hingga kekhilafahan era
Mu‟awiyyah.
Masalah-masalah sebelum kewafatan Sa‟d adalah Sa‟ad bin Abi
Waqqas diangkat sebagai Amir (gubernur) wilayah Iraq, ia mulai
membangun dan merekonstruksi sumber daya manusia. Ia melukis kota
Kuffah dan hukum Islam diumumkan serta dilaksanakan di daerah yang
luas itu.61
Suatu hari, ada fitnah yang diucapkan tabiat pemberontak kepada
Sa‟d