Sirah – Ali bin abi thalib r.a

1 . MUQADDIMAH -

2 . Bab I : Masa Asuhan -

3 . Bab II : Lingkungan Keluarga -

4 . Bab III : Rumah Tangga Serasi -

5 . Bab IV : PERANAN KEPAHLAWANAN -

6 . Bab IV-1 : Perang Badr -

7 . Bab IV-2 : Perang Uhud -

8 . Bab IV-3 : Perang Ahzab (Kandhaq) -

9 . Bab IV-4 : Perang Khaibar -

10 . Bab IV-5 : Perang Hunain -

11 . Bab V : WAFATNYA RASUL ALLAH S. A. W. -

12 . Bab VI : KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ -

13 . Bab VII : KHALIFAH UMAR IBNUL KHATTAB R. A. -

14 . Bab VIII : KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN R. A. -

15 . Bab IX : DELAPAN HARI TANPA KHALIFAH -

16 . Bab X : BENIH-BENIH PEPERANGAN SAUDARA -

17 . BAB XI : PERANG SHIFFIN -

18 . Bab XII : GERAKAN KHAWARIJ -

19 . Bab XIII : WAFATNYA IMAM ALI R. A. -

20 . Bab XIV : KEUTAMAAN IMAM ALI R. A. -

21 . Bab XV : PINTU ILMU -

22 . SEBUAH KENANGAN -

23 . PENUTUP -

MUQADDIMAH

Usaha menyingkat sej arah kehidupan Imam Ali bin Abi Thalib r. a. dalam lembaran-lembaran buku, bukanlah pekerj aan yang mudah. Sej ak semula t elah t erbayang kesukaran-kesukaran yang bakal dihadapi. Bet apa t idak!

Kehidupan Imam Ali bin Abi Thalib r. a. , t erut ama pada t ahap-t ahap t erakhir, sej ak t erbai'at nya sebagai Khalif ah sampai waf at nya sebagai pahlawan syahid, bukankah sat u kehidupan biasa. Ia merupakan sat u proses kehidupan yang lain daripada yang lain. Ia menunt ut penalaran luar biasa, menunt ut kekuat an syaraf ist imewa pula.

Kehidupan Imam Ali bin Abi Thalib r. a. penuh dengan ledakan-ledakan luar biasa, keagungan dan hal-hal mempesonakan. Tet api bersamaan dengan it u

j uga penuh dengan gelombang kekecewaan dan kengerian.

Oleh karena it u penulisan t ent ang semua segi kehidupannya menj adi benar-benar t idak mudah. Dit ambah pula dengan adanya pi hak-pihak yang menilai beliau secara berlebih-lebihan. Baik dalam memuj inya maupun dalam mencacinya.

Imam Ali bin Abi Thalib r. a. sendiri t idak senang pada orang-orang yang menilai diri beliau secara berlebih-lebihan. Hal it u t ercermin dengan j elas dari kat a-kat a beliau: "Ada dua f ihak yang celaka karena berlebih-lebihan menilai sesuat u yang sebenarnya t idak kumiliki. Sedangkan pihak yang lain ialah yang demikian bencinya kepadaku sehingga mereka melont arkan segala kebohongan t ent ang diriku. "

Dari sini pulalah maka Imam Ali r. a. mengat akan: "Ada segolongan orang yang demi cint anya kepadaku mereka bersedia masuk neraka. Tet api ada segolongan lain yang demi kebenciannya kepadaku sampai-sampai mereka it u bersedia masuk neraka. "

Ada dua f akt or yang menyebabkan t imbulnya pert ent angan penilaian mengenai menant u dan sekaligus saudara misan Rasul Allah s. a. w. it u. Dua f akt or it u ialah sif at at au wat ak pribadi Imam Ali r. a. sendiri dan sit uasi sert a kondisi kehidupan Islam pada zaman hidupnya t okoh pent ing Islam it u.

Fakt or mana yang lebih dominan, sehigga pribadi Imam Ali r. a. mempunyai kedudukan yang unik dalam sej arah Islam sulit dikat akan. Yang j elas kedua f akt or it u memegang peran pent ing dan memberi art i khusus yang pengaruhnya hingga kini masih t erasa. Bahkan sej ak meninggalnya pada t ahun 40 Hij riyah pendapat yang kont roversial mengenai dirinya it u t idak Fakt or mana yang lebih dominan, sehigga pribadi Imam Ali r. a. mempunyai kedudukan yang unik dalam sej arah Islam sulit dikat akan. Yang j elas kedua f akt or it u memegang peran pent ing dan memberi art i khusus yang pengaruhnya hingga kini masih t erasa. Bahkan sej ak meninggalnya pada t ahun 40 Hij riyah pendapat yang kont roversial mengenai dirinya it u t idak

15 Hij riyah sekarang ini.

Periode kehidupan Imam Ali r. a. dit andai dengan t ant angan-t ant angan yang dihadapi oleh ummat Islam, t erut ama set elah waf at nya Rasul Allah s. a. w. Belum lagi j enazah Rasul Allah s. a. w. dimakamkan t elah muncul krisis. Dan krisis it u disusul pula oleh krisis-krisis lain. Ancaman dari dalam dan dari luar sangat membahayakan kedudukan Islam yang masih muda it u.

Pert ent angan pribadi, qabilah, suku, golongan, bangsa dan ant ar-negara bermunculan hampir secara simult an. Keseimbangan kehidupan rohani dan j asmani, masalah keagamaan dan kenegaraan yang serasi dan seimbang di bawah sat u pimpinan, yait u di t angan Rasul Allah s. a. w. semasa hidupnya, t iba-t iba saj a mengalami kegoncangan, ket idak-seimbangan dan ket idak-serasian.

Proses krist alisasi dan disint egrasi yang menyusul waf at nya Rasul Allah s. a. w. dihadapkan pada t okoh-t okoh t erkemuka ummat Islam, yang selama it u merupakan pembant u-pembant u t erdekat Rasul Allah s. a. w. Diant aranya Imam Al i r. a. sebagai salah sat u t okoh yang menonj ol dan dekat sekali dengan Rasul Allah s. a. w. Dan dialah salah seorang yang paling merasa berkepent ingan t erhadap kemaslahat an Islam dan ummat nya. Sebab dialah yang paling dini melibat kan diri sebagai pengikut set ia Nabi Muhammad s. a. w.

Awal t ahun Hij riyah dit andai oleh peranan Imam Ali r. a. Malam sebelum Rasul Allah s. a. w. melakukan hij rah ke Madinah, yang sangat bersej arah it u, rumah kediaman beliau dikepung rapat oleh para pemuda Qureiys: Mereka bert ekad hendak membunuh nabi Muhammad s. a. w. Pada saat it ulah Rasul Allah s. a. w. memerint ahkan Imam Ali r. a. supaya mengenakan mant el hij au buat an Hadramaut dan agar saudara misannya it u berbaring di t empat t idur beliau. Imam Ali r. a. dengan kebanggaan dan keberaniannya melaksanakan t ugas t ersebut .

Ket ika para pemuda Qureisy yang berniat j ahat it u mengint ip, mereka mengira Rasul Allah s. a. w. berada di dalam. Padahal sebenarnya saat it u Rasul Allah s. a. w. t elah berhasil menyelinap keluar menuj u ke rumah Abu Bakar r. a.

Ket aat annya kepada Rasul Allah s. a. w. dan keberaniannya pada malam hij rah it u bukan merupakan kasus t ersendiri. Pada masa-masa hidupnya lebih lanj ut , f akt or keberanian ini sangat mewarnai kehidupan Imam Ali r. a. Dasar-dasar keberanian ini t ambah diperkuat oleh keyakinannya yang makin t eguh pada kebenaran aj aran Rasul Allah s. a. w. dan ket aqwaannya pada Allah s. w. t .

Ket aat annya pada Rasul Allah s. a. w. dan keberaniannya dalam membela sert a menegakkan kebenaran-kebenaran agama Allah merupakan pendorong ut ama, sehingga kemudian ia diagungkan oleh pengikut -pengikut nya sebagai pahlawan besar ummat Islam.

Hal it ulah yang ant ara lain t elah menimbulkan perbedaan penilaian yang hasilnya melahirkan perselisihan pendapat . Yang menilai posit if melambangkan Imam Ali r. a. sebagai cont oh t okoh yang paling ideal, pelanj ut cit a-cit a dan perj uangan Rasul Allah. Kemudian eksesnya menj adi berlebih-lebihan, sehingga sama sekali t idak disukai oleh yang bersangkut an sendiri.

Sebaliknya mereka yang menilai negat if , Imam Ali r. a. mereka anggap sebagai t okoh yang amat berambisi unt uk mendapat kedudukan memimpi n ummat Islam. Penilaian t erakhir ini mengundang sif at -sif at kebencian dan menj urus ke permusuhan, dan akhirnya memuncak dalam bent uk peperangan melawan Imam Ali r. a.

Kepribadian dan wat ak Imam Ali r. a. yang uni k it ulah yang mengembangkan pendapat ekst rim t ent ang dirinya. Yang mengaguminya, kemudian memit oskan dan mendewakannya. Tidak Kepribadian dan wat ak Imam Ali r. a. yang uni k it ulah yang mengembangkan pendapat ekst rim t ent ang dirinya. Yang mengaguminya, kemudian memit oskan dan mendewakannya. Tidak

Dua f ihak yang sangat bert ent angan penilaian t erhadap Imam Ali r. a. t ercermin pada dua kelompok yang t erkenal dalam sej arah Islam.

Kaum Rawaf idh bukan saj a pengagum Imam Al i r. a. , malahan boleh dibilang sebagai "kaum penyembah Imam Ali r. a. " Semasa hidupnya, Imam Ali r. a. sendiri sudah berulang kali melarang t indak dan sikap mereka yang sangat keliru it u, t et api sikap Imam Al i r. a. yang t idak mau disanj ung dan disembah it u bahkan mereka ni lai sebagai sikap yang agung. Imam Ali r. a. sampai-sampai mengingat kan mereka bahwa apa yang mereka lakukan it u syirik. Peringat an it u sama sekali t idak menyurut kan pendirian mereka.

Begit u f anat iknya mereka kepada Imam Ali r. a. sehingga mereka bersedia mengorbankan segala-galanya demi t egaknya pendirian it u. Bahkan ket ika mereka dij at uhi hukuman dengan dibakar hidup-hidup, hukuman it u mereka t eri ma dengan penuh ket aat an. Di t engah kobaran api unggun yang membakar diri mereka di depan umum, dengan penuh gairah mereka berseru: "Dia (Imam Ali) adalah t uhan. (Sebab) dialah yang menet apkan adzab neraka ini". Mereka rela mat i dibakar dengan penuh keikhlasan. Mereka memandang layak hukuman demikian dij at uhkan oleh "t uhan" mereka sendiri.

Sangat berlawanan dengan kaum Rawaf idh ini, adalah pendirian golongan Nawasib dan Khawarij yang sangat benci kepada Imam Ali r. a. Ironisnya, kaum Khawarij ini sebelumnya j ust ru merupakan pengikut Imam Ali r. a. yang paling set ia dan t aat . Mulamula mereka sangat cint a, kagum, t aat dan set ia. Lalu berbalik 180 deraj at menj adi muak, benci, mengut uk, bahkan mengkaf irkan Imam Ali r. a. It u t erj adi ket ika t okoh yang mereka kagumi it u bersedia menerima "perdamaian" dengan Muawiyah. Peri st iwa yang dalam sej arah t erkenal sebagai "Tahkim bi Kit abillah".

Kaum Khawarij it u menunt ut kepada Imam Ali r. a. agar ia bert aubat kepada Allah at as perbuat an salah yang dilakukannya (mengadakan perdamaian dengan Muawiyah). Begit u mendalamnya kebencian mereka sehingga pada kesempat an apa, kapan dan di mana saj a mereka melancarkan kecaman pedas dan memaki habis. Bahkan sej arah mencat at , Imam Ali r. a. waf at akibat pembunuhan yang dilakukan golongan Khawarij .

Sulit unt uk dicari bahan bandingan bagi seorang t okoh yang begit u hebat menimbulkan pert ent angan pendapat sepert i yang ada pada diri Imam Ali r. a. Lebih sulit lagi unt uk menarik kesimpulan dari kenyat aan ini. Apakah karena ia orang besar, maka t imbul pert ent angan pendapat yang begit u hebat ? At aukah karena adanya pert ent angan pendapat it u hingga ia menj adi mit os. Kenyat aan adanya pert ent angan pendapat it u sendiri sudah mengungkapkan, bahwa Imam Ali r. a. adalah t okoh pot ensial sekali, khususnya bagi ummat Islam.

Juga merupakan ironi sej arah, salah seorang yang pert ama-t ama berperan vit al dalam membela Islam, akhirnya dij at uhkan oleh seorang yang ayahnya j ust ru paling memusuhi Islam ket ika Rasul Allah s. a. w. mulai dengan da'wahnya. Orang yang sej ak masa anak-anak sudah mempert aruhkan segala-galanya demi t egak dan berkembangnya Islam, kepemimpinannya direbut oleh orang-orang yang pada awal Islam paling gigih menent ang.

Lebih menyedihkan lagi karena orang yang melawan Imam Ali r. a. menempuh segala usaha dan t ipu-daya "dengan mengat as-namakan Islam". Lebih parah lagi karena dengan "mengat as- namakan Islam" selama 136 t ahun, kekuasaan Bani Umayyah, nama Imam Ali dit abukan, direndahkan dan dihina. Pada set iap khut bah, pada set iap doa sehabis shalat t idak pernah dit inggalkan cacian dan kut ukan t erhadap Imam Ali agar ia disiksa Allah.

Bahkan nama Imam Ali digunakan oleh dinast i Bani Umayyah unt uk menegakkan kekuasaan ot orit er. Tiap orang at au kelompok yang berani menent ang, at au t idak sependapat dengan kebij aksanaan penguasa Bani Umayyah dapat dit indak dengan menggunakan dalih "pengikut Imam Ali" (Pecint a Ahlulbait ).

Siapa yang mempelaj ari sej arah Imam Ali r. a. dengan j uj ur, past i akan menemukan pada dirinya salah sat u segi yang khas ada pada kehi dupan t okoh legendaris it u. Nama Imam Ali r. a. ident ik dengan sif at -sif at manusiawi yang mendalam. Baik sej arah sendiri, maupun sej arawan t idak cukup mampu mengungkapkannya. Kait an yang sepert i it u biasanya oleh seorang penulis t erpaksa dikesampingkan saj a dengan penuh kesadaran dan kebij aksanaan.

Makin berkurangnya f akt or-f akt or kej iwaan yang menyulit kan pembahasan dan makin dibat asinya segi-segi sej arah yang hendak dit ulis, bisa j adi lebi h mendekat i obj ekt ivit as. Tet api apakah begit u j adinya?

Para sej arawan mengungkapkan bahwa pada ghalibnya makin lama seorang t elah meninggal akan lebih mudah dit emukan obj ekt ivit as unt uk pengungkapan riwayat orang yang bersangkut an. Akan t et api kalau menyangkut Imam Ali r. a. hal it u masih dipert anyakan.

Dalam bat as-bat as pengungkapan yang demikianlah, buku "Imam Ali bin Abi Thalib r. a. " ini menget engahkan riwayat kehidupan Imam Al i pada masa asuhan, keluarganya, rumah- t angganya, peranan kepahlawanannya semasa Rasul Allah masih hidup, waf at nya Rasul Allah s. a. w. , masa-masa kekhalif ahan Abu Bakar r. a. , Umar r. a. , Ut sman r. a. , delapan hari t anpa khalif ah, Perang Unt a, Perang Shif f in, Gerakan Khawarij , keut amaan, pint u ilmu dan sebuah kenangan.

Bab I : Masa Asuhan

Dengan membaca buku-buku riwayat at au sej arah, kit a akan mengenal t okok-t okoh pembela kebenaran dan keadilan: yang lebih mement ingkan kepent ingan umum daripada kepent ingan pribadi, t anpa pamrih dan bersedia mengorbankan diri unt uk membela keyakinan yang dirasa benar dan adil.

Juga dengan membaca buku-buku riwayat at au sej arah, kit a akan mengenal orang-orang yang senant iasa memusuhi kebenaran dan keadilan, yang lebih mement ingkan kepent ingan pribadi daripada kepent ingan umum dan hanya memikirkan keunt ungan saj a t anpa memperdulikan halal at au haramnya sesuat u.

Dua macam sif at at au wat ak sepert i di at as, t idak mungkin mendadak lahir set elah dewasa saj a. Sif at t ersebut lahir melalui proses. Hal ini j uga berlaku bagi Imam Ali r. a.

Unt uk menget ahui bagaimana proses Imam Ali bin Abi Thalib r. a. menj adi seorang pahlawan Islam yang t angguh, hingga dij adikan suri-t auladan oleh para pej uang Islam, marilah kit a ikut i sej ak kelahirannya, masa kanak-kanaknya, masa remaj anya dan kemudian set elah dewasa.

Putera Ka'bah Telah menj adi keyakinan orang yang beragama, bahwa manusia dapat merencanakan sesuat u dan berusaha mewuj udkan rencananya. Akan t et api apakah rencana t ersebut akan t ercapai at au gagal, manusia yang merencanakan t adi t ak dapat menent ukannya. Penent uan t erakhir di t angan Allah s. w. t .

Banyak orang yang ingin agar ist erinya dapat melahirkan put era at au put eri di t empat t ert ent u dan disaksikan oleh keluarga yang lengkap. Apakah keinginan at au rencana orangt ua it u akan t ercapai, Allah s. w. t . yang menent ukan.

Bagaimana halnya dengan kelahiran Imam Ali r. a. ? Di mana beliau dilahirkan? Di rumah Abu Thalib at au di t empat lain?

Tent ang t empat kelahiran Imam Ali r. a. , A1 Haki m dalam buku "Al Must adrak", j ilid III, halaman 483, ant ara lain mengemukakan: Ket ika it u hari Jum'at , 13 bulan Raj ab, 12 t ahun sebelum Nabi Muhammad s. a. w. mendapat risalah. Seorang wanit a, meskipun perut nya nampak besar sekali, bersama suaminya melakukan t awaf mengelilingi Ka'bah. Wanit a yang bernama Fat imah it u t iba-t iba merasakan perut nya sakit . Ket ika rasa sakit nya bert ambah, segera diberit ahukan kepada suaminya, Abu Thalib. Mendengar keluhan it u, Abu Thalib segera menggandeng ist erinya masuk ke dalam Ka'bah. Menurut perkiraan, ist erinya kelelahan. Diharapkan dengan berist irahat sebent ar rasa sakit nya akan berkurang.

Kenyat aannya t idak sepert i yang diperkirakan Abu Thalib. Perut Fat imah bert ambah sakit . Fat imah yang sudah berkali-kali melahirkan, t elah mengert i isyarat apa yang sedang dialaminya. Sebagai seorang wanit a yang shaleh, ia t idak mengungkapkan isyarat it u kepada suaminya. Dia khawat ir j ika suaminya t ahu, t ent u maksud suaminya menyelesaikan t awaf akan t erganggu. Ia t idak ingin berbuat demikian. Suaminya t et ap dianj urkan menyelesaikan t awaf nya.

Dalam keheningan dan keredupan Bait ullah, rumah Allah, Fat imah merasa perut nya bert ambah mulas. Disaat it u yang t eringat di hat i Fat i mah ialah bahwa rasa sakit nya akan berkurang dengan dat angnya pert olongan Allah. Fat imah segera mengangkat t angan, yang sebelumnya memegang perut unt uk menahan rasa sakit dan dengan suara sayu t ersengal-sengal berucap: "Ya Allah, Ya Tuhanku. Aku bernaung kepada-Mu, kepada ut usan-ut usan-Mu dan Kit ab-kit ab yang dat ang dari-Mu. Aku percaya kepada ucapan dat ukku Ibrahim, pendiri rumah ini. Maka demi pendiri rumah ini dan demi j abang bayi yang ada di dalam perut ku, aku mohon kepada-Mu unt uk dimudahkan kelahirannya".

Beberapa saat seusai mengucapkan doa, lahirlah bayi dengan selamat . Bayi ini adalah put ra ke- empat dari Fat imah. Sepanj ang ingat an orang, inilah unt uk pert ama kali seorang wanit a melahirkan put eranya dalam Ka'bah. Kelahiran bayi ini hanya disaksikan oleh ayah bundanya saj a.

Kej adian yang luar biasa ini, berit anya segera t ersiar ke berbagai penj uru. Berbondong- bondonglah mereka, t erut ama keluarga Bani Hasyim, dat ang ke Ka'bah, guna menyaksikan bayi yang baru lahir. Di ant ara yang dat ang ialah Nabi Muhammad s. a. w. Bayi ini saudara misan beliau sendiri. Beliau menggendong bayi t ersebut , kemudian bersama ayah-ibunya pulang ke rumah Abu Thalib.

Meskipun bayi ini merupakan put era keempat , namun oleh ayahnya dipandang sebagai kurnia besar yang dilimpahkan Allah s. w. t . kepada keluarganya. Kegembiraan Abu Thalib ini t ercermin dari perint ah yang segera dikeluarkan unt uk menyelenggarakan pest a walimah. Guna memeriahkan pest a it u, beberapa ekor t ernak dipot ong. Pemuka-pemuka Qureiys diundang mengunj ungi pest a it u, sebagai penghormat an at as kelahiran put eranya. Pada kesempat an it ulah Abu Thalib mengumumkan pemberian nama "Ali" kepada put eranya yang baru lahir. "Ali" berart i "luhur".

Nama dan Gelarnya Sesungguhnya, sebelum berlangsung pest a walimah, di mana Abu Thalib mengumumkan nama "Ali" bagi put eranya yang keempat it u, Fat imah t elah memberi nama "Haidarah", yang berart i "Singa". Sat u nama yang diambil persamaannya dari nama Asad, nama dat uknya dari pihak ibu, yang j uga berart i "Singa".

Sement ara orang mengat akan, bahwa yang memberi nama "Haidarah" ialah orang-orang Qureiys. Tet api sej arah membukt ikan, bahwa nama "Haidarah" it u sesungguhnya pemberian ibunya sendiri.

Bukt i sej arah ini dapat diket ahui dari perist iwa perang-t anding, seorang lawan seorang, ant ara Imam Ali r. a. melawan Marhaban. Dalam perang-t anding it u Marhaban mengagul-agulkan diri dengan bait syairnya: "Aku inilah yang diberi nama Marhaban oleh ibuku! " Imam Ali r. a. segera menukas dan melanj ut kan bait syair it u dengan kat a-kat anya: "Aku inilah yang diberi nama Haidarah oleh ibuku! "

Hanya saj a nama yang diberikan ibunya menj adi t enggelam sesudah pengumuman ayahnya dalam pest a walimah, yait u "Ali". Ia lebih t erkenal dengan nama Ali bin Abi Thalib.

Ket ika di bawah asuhan Rasul Allah s. a. w. , Imam Ali r. a. pernah diberi j ulukan "Abu Turab", yang art inya "Si Tanah". Pemberian j ulukan it u erat kait annya dengan perist iwa dit emuinya Imam Ali r. a. di sat u hari sedang t idur berbaring di at as t anah. Yang menemuinya Nabi Muhammad s. a. w. sendiri. Beliau menghampirinya dan duduk dekat kepalanya sambil mengusap-usap punggungnya guna membuang debu-t anah. Kemudian Nabi Muhammad s. a. w. membangunkannya seraya berkat a: "Duduklah, engkau hai Abu Turab! "

Nama Abu Turab ini paling disukai oleh Imam Ali r. a. Ia sangat bangga bila dipanggil dengan nama it u. Menurut Al Bashri, nama Abu Turab ini di kemudian hari oleh orang-orang Bani Umayyah dij adikan bahan ej ekan guna merendahkan mart abat Khalif ah Imam Ali r. a. Mereka mengat akan, bahwa pemberian nama Abu Turab" oleh Rasul Allah s. a. w. merupakan bukt i t ent ang kekurangan dan kelemahan f it rahnya.

Disamping nama-nama t ersebut di at as, Imam Al i r. a. j uga t erkenal dengan panggilan Abul Hasan. Ini t erj adi, set elah kelahiran put era beli au, Al Hasan. Selain dari nama-nama t ersebut di at as; Imam Ali r. a. banyak sekali mendapat gelar dan yang paling populer hingga sekarang ialah "Imam".

Di bawah Naungan Wahyu Ket ika Imam Ali r. a. menginj ak usia 6 t ahun, Makkah dan sekit arnya dilanda paceklik hebat . Sebagai akibat nya, kebut uhan pangan sehari-hari sulit diperoleh. Bagi mereka yang berkeluarga besar dan ekonomi lemah, sepert i keluarga Abu Thalib, pukulan paceklik t erasa parah sekali.

Pada masa paceklik ini, Nabi Muhammad s. a. w. t elah berumah t angga dengan Sit t i Khadij ah bint i Khuwalid r. a. Beliau t ak dapat melupakan budi pamannya yang t elah memelihara dan mengasuh beliau sej ak kecil hi ngga dewasa. Bert ahun-t ahun beliau hidup di t engah-t engah keluarga Abu Thalib, mengikut i suka-dukanya dan menget ahui sendiri bagaimana keadaan penghidupannya.

Dalam suasana paceklik ini, Nabi Muhammad s. a. w. menyadari bet apa berat nya beban yang dipikul pamannya, Abu Thalib, yang sudah lanj ut usia. Hat i beliau t erket uk dan segera mengambil langkah unt uk meringankan beban pamannya.

Nabi Muhammad s. a. w. menget ahui, bahwa Abbas bin Abdul Mut t halib, j uga paman beliau, adalah seorang t erkaya di kalangan Bani Hasyim. Dibanding dengan saudara-saudaranya, Abbas mempunyai kemampuan ekonomis yang lebih baik. Dengan t uj uan unt uk meringankan beban Abu Thalib, beliau t emui Abbas bin Abdul Mut t halib. Kepada pamannya it u beliau kemukakan bet apa berat derit a yang dit anggung Abu Thalib sebagai akibat paceklik. Kemudian, dalam bent uk pert anyaan, Nabi Muhammad s. a. w berkat a: "Bagaimana paman, kalau kit a sekarang ini meringankan bebannya? Kusarankan agar paman mengambil salah seorang anaknya. Aku pun akan mengambil seorang. "

Abbas bin Abdul Mut t halib menyambut baik saran Nabi Muhammad s. a. w. Set et ah melalui perundingan dengan Abu Thalib, akhirnya t erdapat kesepakat an: Ja'f ar bin Abi Thalib diserahkan kepada Abbas, sedang Ali bin Abi Thalib r. a. diasuh oleh Nabi Muhammad s. a. w.

Sej ak it u Imam Ali r. a. diasuh oleh Nabi Muhammad s. a. w. dan ist eri beliau, Sit t i Khadij ah bint i Khuwailid r. a. Bagi Imam Ali r. a. sendiri lingkungan keluarga yang baru ini, bukan merupakan lingkungan asing. Sebab Nabi Muhammad sendiri dalam masa yang panj ang pernah hidup di t engah-t engah keluarga Abu Thalib. Malahan yang menikahkan Nabi Muhammad s. a. w. dengan Sit t i Khadij ah bint i Khuwalid r. a. , j uga Abu Thalib.

Bagi Nabi Muhammad s. a. w. , Imam Ali r. a. bukan hanya sekedar saudara misan, malahan dalam pergaulan sudah merupakan saudara kandung. Lebih-lebih set elah dua orang put era lelaki beliau, Al Qasim dan Abdullah, meninggal. Bet apa besar kasih sayang yang beliau curahkan kepada put era pamannya it u dapat diukur dari berapa besarnya kasih-sayang yang dit umpahkan Abu Thalib kepada beliau. Bahkan pada wakt u dekat menj elang bi't sah, Nabi Muhammad s. a. w. sering mengaj ak Imam Ali r. a. menyepi di gua Hira, yang t erlet ak dekat kot a Mekkah. Ada kalanya Imam Ali r. a. diaj ak mendaki bukit -buki t sekeliling Makkah guna menikmat i keindahan dan kebesaran cipt aan Allah s. w. t .

Sej ak usia muda Imam Ali r. a. sudah menghayat i indahnya kehi dupan di bawah naungan wahyu Illahi, sampai t iba saat kemat angannya unt uk menghadapi kehidupan sebagai orang dewasa. Selama masa it u beliau mengikut i perkembangan yang dialami Rasul Allah s. a. w. dalam kehidupannya.

Sungguh merupakan saat yang sangat mengunt ungkan bagi pert umbuhan j iwa Imam Ali r. a. dengan berada di dalam lingkungan keluarga t ermulia it u. Periode yang paling berkesan dalam kehidupan Imam Ali r. a. adalah dimulai dari usia 6 t ahun sampai Nabi Muhammad s. a. w. menerima wahyu pert ama dari Allah s. w. t . Imam Ali r. a. mendapat kesempat an yang paling baik, yang t idak pernah dialami oleh siapa pun j uga, ket ika Nabi Muhammad s. a. w. sedang dipersiapkan Allah s. w. t . unt uk mendapat t ugas sej arah yang maha pent ing it u.

Imam Ali r. a. menyaksikan dari dekat saudara misannya melaksanakan ibadah kepada Allah s. w. t dengan cara yang berbeda sama sekali dari t radisi dan kepercayaan orang-orang Makkah ket ika it u. Imam Ali r. a. menyaksikan j uga bet apa saudara misannya menj auhi kehidupan j ahiliyah, menj auhi kebiasaan minum khamar, menj auhi perzinahan. Selain it u, dengan mat a kepala sendiri Imam Ali r. a. menyaksikan dan mengikut i perkembangan j iwa dan f ikiran Nabi Muhammad s. a. w.

Semua warisan yang t elah dit erima Imam Ali r. a. dari para orangt uanya, kini berkembang mekar di hadapan seorang maha guru yang cakap dan bij aksana, yait u put era pamannya sendiri. Manusia t erbesar di dunia it ulah yang menghubungkan diri Imam Ali r. a. dengan Allah s. w. t .

Masa Kanak-kanak Tent ang usia Imam Ali r. a. ket ika Rasul Allah s. a. w. mulai melakukan da'wah risalah, t erdapat riwayat yang berlainan. Sebagian riwayat mengat akan, bahwa Imam Ali r. a. pada wakt u it u masih berusia 10 t ahun. Sement ara ahli sej arah lain mengat akan, Imam Ali r. a. ket ika it u t elah berusia 13 t ahun. Yang t erakhir ini ant ara lain dit egaskan oleh Syeikh Abul Qasyim Al Balakhiy.

Masalah usia Imam Ali r. a. ini banyak dipersoalkan oleh penulis sej arah, karena ada kait annya dengan penilaian: apakah Imam Ali memeluk agama Islam di masa kanak-kanak at aukah set elah akil baligh. Tampaknya riwayat yang lebih kuat mengat akan bahwa Imam Ali r. a. t elah berusia

13 t ahun pada wakt u Rasul Allah s. a. w. memulai da'wahnya.

Pada wakt u Nabi Muhammad s. a. w. menerima t ugas da'wah Ilahiyah, Imam Ali r. a. menyambut nya t anpa bimbang dan ragu. Hal it u dimungkinkan karena lama sebelumnya ia t elah langsung hidup di bawah naungan Rasul Allah s. a. w. Bila ada hal yang ket ika it u t idak mudah dif ahami Imam Ali r. a. hanyalah mengenai cara-cara pelaksanaan risalah dan beban t anggung j awab yang harus dipi kulnya sebagai orang beriman.

Pada wakt u Rasul Allah s. a. w. menerima perint ah Allah s. w. t . supaya melakukan da'wah secara t erbuka dan t erang-t erangan, Imam Ali r. a. ikut ambil bagian sebagai pembant u. Imam Ali r. a. ant ara lain menyampaikan seruan-seruan Rasul Allah s. a. w. kepada sej umlah orang t ert ent u di kalangan anggot a-anggot a keluarganya.

Tent ang hal yang t erakhir ini, ibnu Hisyam dalam riwayat nya mengemukakan, bahwa Imam Ali r. a. pernah mengat akan dengan j elas, bahwa Rasul Allah s. a. w. secara rahasia memberi t ahu kepada siapa saj a yang mau menerima dari kalangan anggot a-anggot a keluarga dan f amilinya, mengenai nikmat kenabian yang dilimpahkan Allah kepada beliau dan kepada umat manusia melalui beliau.

Unt uk it u Rasul Allah s. a. w. menyampaikan da'wahnya lebih dahulu kepada anggot a-anggot a keluarga yang paling dekat , yait u ist erinya sendiri Sit t i Khadij ah r. a. dan saudara misan asuhannya, Imam Ali r. a. Set elah kepada dua orang it u, barulah kepada Zaid bin Harit sah, put era angkat nya.

Imam Ali r. a. sendiri sebagai orang yang paling dini melakukan t ugas da'wah membant u Rasul Allah s. a. w. pernah menerangkan, bahwa pada masa it u t idak ada sat u rumah pun yang menghimpun anggot a-anggot a keluarga dalam agama Islam, selain rumah-t angga Rasul Allah s. a. w. dan Khadij ah r. a. "Dan akulah orang ket i ga dalam rumah it u. Aku menyaksikan langsung cahaya wahyu dan risalah sert a mencium semerbaknya bau kenabian" demikian kat a Imam Ali r. a.

Ali bin Al Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Imam Ali r. a. , melalui sebuah riwayat memberit ahukan kapan dat uknya mulai memeluk agama Islam. Ia mengat akan: "Ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya t iga t ahun lebih dulu sebelum orang lain. "

Masa Remaj a Dari sej arah hidupnya, sej ak usia kanak-kanak langsung meneri ma asuhan Rasul Allah s. a. w. , t idak ada keraguan lagi, bahwa Imam Ali r. a. merupakan orang yang paling dini menerima hidayah Ilahi, paling dulu beriman dan bersuj ud kepada-Nya. Para penelit i buku-buku riwayat akan menemukan kenyat aan t ersebut dan dapat menget ahuinya dengan j elas.

Dalam masa remaj a, Imam Ali r. a. sudah akt if membant u da'wah Rasul Allah s. a. w. Menurut Abdullah bin Abbas, Imam Ali r. a. sendiri pernah mencerit akan t ent ang hal it u sebagai berikut :

"Set elah t urun ayat 214 Surah Asy Syura (perint ah Allah kepada Rasul-Nya supaya memperingat kan kaum kerabat yang t erdekat ), beliau memanggil aku. Kemudian berkat a: "Hai Ali, Allah t elah memerint ahkan supaya aku memberi peringat an kepada kaum kerabat ku yang t erdekat . Aku merasa agak sedih, sebab aku t ahu, j ika aku berseru kepada mereka melaksanakan perint ah it u, aku akan mengalami sesuat u yang t idak kusukai. Oleh karena it u aku diam saj a sampai dat anglah Jibril yang berkat a kepadaku, "Hai Muhammad, j ika engkau t idak berbuat sepert i yang diperint ahkan kepadamu, Tuhan akan menj at uhkan adzab kepadamu. " Oleh karena it u, hai Ali, buat lah makanan. Masaklah paha kambing dan sediakan unt uk kit a susu sewadah besar. Set elah it u kumpulkan keluarga Bani Abdul Mut t halib. Mereka hendak kuaj ak bicara dan akan kusampaikan apa yang diperint ahkan Allah kepadaku. "

"Semua yang diperint ahkan beliau kepadaku, kukerj akan segera. Kemudian anggot a-anggot a keluarga Bani Abdul Mut t alib kuundang supaya hadir. Jumlah mereka yang hadir kurang lebih 40 orang. Di ant ara mereka it u t erdapat para paman Rasul Allah s. a. w. , sepert i Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab. Set elah semuanya berkumpul, Rasul Allah s. a. w. memanggilku dan memerint ahkan supaya makanan segera dihidangkan. Hidangan it u kusaj ikan. Rasul Allah s. a. w. mengambil sepot ong daging, lalu dilet akkan kembali pada t epi baki. Beliau mempersilakan mereka mulai menikmat i hidangan: 'Silakan kalian makan, Bismillah! ' Mereka "Semua yang diperint ahkan beliau kepadaku, kukerj akan segera. Kemudian anggot a-anggot a keluarga Bani Abdul Mut t alib kuundang supaya hadir. Jumlah mereka yang hadir kurang lebih 40 orang. Di ant ara mereka it u t erdapat para paman Rasul Allah s. a. w. , sepert i Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab. Set elah semuanya berkumpul, Rasul Allah s. a. w. memanggilku dan memerint ahkan supaya makanan segera dihidangkan. Hidangan it u kusaj ikan. Rasul Allah s. a. w. mengambil sepot ong daging, lalu dilet akkan kembali pada t epi baki. Beliau mempersilakan mereka mulai menikmat i hidangan: 'Silakan kalian makan, Bismillah! ' Mereka

"Ket ika Rasul Allah s. a. w. hendak mulai berbicara beliau didahului oleh Abu Lahab. Abu Lahab berkat a kepada hadirin dengan sinis: "Kalian benar-benar sudah disihir oleh saudara kalian! "

"Karena ucapan Abu Lahab semua yang hadir pergi meninggalkan t empat . Keesokan harinya aku diperint ahkan lagi oleh Rasul Allah s. a. w. supaya mempersiapkan segala sesuat unya sepert i kemarin. Set elah semua makan minum secukupnya, Nabi Muhammad s. a. w. berkat a kepada mereka: "Hai Bani Abdul Mut t halib. Demi Allah, aku t idak pernah menget ahui ada seorang pemuda dari kalangan orang Arab, yang dat ang kepada kaumnya membawa sesuat u yang lebih mulia daripada yang kubawa kepada kalian. Unt uk kalian aku membawa kebaj ikan dunia dan akhirat . Allah memerint ahkan aku supaya mengaj ak kalian ke arah it u. Sekarang, siapakah di ant ara kalian yang mau membant uku dalam persoalan it u dan bersedia menj adi saudaraku, penerima wasiat ku dan khalif ahku?"

"Semua yang hadir bungkam. Hanya aku sendiri yang menj awab: "Aku ! " Wakt u it u aku seorang yang paling muda usianya dan masih hij au. Kukat akan lagi: "Ya, Rasul Allah, akulah yang menj adi pembant umu! " Beliau mengulangi ucapannya dan aku pun mengulangi kembali pernyat aanku. Rasul Allah s. a. w. kemudian memegang t engkukku, seraya berseru kepada semua yang hadir: "Inilah saudaraku, penerima wasiat ku dan khalif ahku at as kalian! " Semua yang hadir berdiri sambil t ert awa t erbahak-bahak. Mereka berkat a hampir serent ak kepada Abu Thalib: "Hai Abu Thalib! Dia (yakni Muhammad) menyuruhmu supaya t aat kepada anakmu! "

Hadit s yang senada dengan apa yang dikemukakan Abdullah bin Abbas, j uga diriwayat kan oleh Abu Ja'f ar At Thabary dalam bukunya "At Tarikh".

It ulah sekelumit riwayat t ent ang seorang muda remaj a yang kemudian hari bakal menj adi pemimpin ummat Islam. Seorang pemimpin yang dihormat i t idak saj a oleh kaum muslimin, t et api j uga oleh para ahludz dzimmah, yait u kaum Nasrani dan kaum Yahudi yang bersedia hidup damai di bawah pemerint ahan Islam.

Di depan Abu Lahab, orang yang selama ini selalu mengancam-ancam dan menunt ut supaya Rasul Allah s. a. w. menghent ikan da'wahnya, Imam Ali r. a. yang masih remaj a it u berani menyat akan dukungan dan bant uannya kepada Nabi Muhammad s. a. w.

Bab II : Lingkungan Keluarga

Pemimpin, yang riwayat nya kit a bicarakan ini berasal dari lingkungan keluarga t erkemuka qabilah Qureiys, yait u Abul Hasan Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mut t halib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Ayah Imam Ali r. a. , yakni Abu Thalib, adalah saudara kandung Abdullah bin Abdul Mut t halib, ayah Nabi Muhammad s. a. w. Jadi , Nabi Muhammad s. a. w. dan Imam Ali r. a. sama-sama berasal dari sat u t ulang sulbi seorang dat uk: Abdul Mut t halib bin Hasyim. Jelasnya, baik Rasul Allah s. a. w. maupun Imam Ali r. a. , dua-duanya t ermasuk keluarga Bani Abdul Mut t halib. At au j ika dit arik lebih ke at as lagi, dua-duanya t ermasuk keluarga Bani Hasyim. Dalam sej arah sebut an "keluarga Bani Hasyim" lebih populer dibanding dengan sebut an "Bani Abdul Mut t halib".

Hingga akhir hayat nya, Abdul Mut t halib merupakan pimpinan t ert inggi qabilah Qureiys di Makkah. Sepeninggal Abdul Mut t halib, Abu Thal ib menggant ikan kedudukan ayahnya sebagai pemimpin Qureiys dan kepala kot a Makkah. Abu Thalib j uga merangkap sebagai pemimpin t erkemuka Bani Hasyim.

Abdul Mut t halib mempunyai 10 orang put era. Tiga di ant aranya ialah Abbas, Abu Thalib dan Abdullah. Nabi Muhammad s. a. w. , manusia t ermulia di dunia, adalah put era Abdullah bin Abdul Mut t halib. Ia menj adi mundzir (j uru ingat ) bagi segenap ummat manusia. Sedang Imam Ali r. a. , seorang pemimpin kaum muslimin yang t iada t aranya, Abdul Mut t halib mempunyai 10 orang put era. Tiga di ant aranya ialah Abbas, Abu Thalib dan Abdullah. Nabi Muhammad s. a. w. , manusia t ermulia di dunia, adalah put era Abdullah bin Abdul Mut t halib. Ia menj adi mundzir (j uru ingat ) bagi segenap ummat manusia. Sedang Imam Ali r. a. , seorang pemimpin kaum muslimin yang t iada t aranya,

Imam Ali r. a. mempunyai 3 orang saudara lelaki, yait u Ja'f ar, 'Aqil dan Thalib. Di suat u medan pert empuran di Tabuk, Ja'f ar gugur sebagai pahlawan dalam perj uangan membela Nabi Muhammad s. a. w. dan Islam. 'Aqil dikurniai usia panj ang hingga sempat mengalami zaman kekuasaan Muawiyah bin Abi Suf yan. Sedang Thalib, anak sulung Abu Thalib, waf at mendahului saudara-saudaranya.

Ibunda Nama lengkap ibunda Imam Ali r. a. ialah Fat imah bint i Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Fat imah bint i Asad adalah seorang put eri dari Bani Hasyim yang pert ama bersuamikan seorang berasal dari Bani Hasyim j uga. Ia t ermasuk yang paling dini memeluk agama Islam, sert a memberikan dukungan kepada da'wah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s. a. w. Beliau sangat menghargai dan menghormat i Fat imah bint i Asad, bahkan memanggilnya dengan sebut an "Bunda" dan dipandang sebagai ibu kandung beliau sendiri.

Pada wakt u Fat imah bint i Asad waf at , Nabi Muhammad s. a. w. bersembahyang unt uk j enazahnya. Di saat pemakamannya, Nabi Muhammad s. a. w. t urun sendiri ke liang lahad dan set elah j enazahnya diselimut i dengan baj u beliau, beliau berbaring sej enak di samping j enazahnya.

Menget ahui hal it u, beberapa orang sahabat sambil keheran-heranan bert anya: "Ya Rasul Allah, kami t idak pernah melihat anda berbuat sepert i it u t erhadap orang lain! "

"Tak seorangpun sesudah Abu Thalib yang kupat uhi selain dia", j awab Nabi Muhammad s. a. w. dengan segera. "Kuselimut kan baj uku, agar kepadanya diberi pakaian indah di dalam sorga, Aku berbaring di sampingnya, agar ia t erhindar dari j epit an dan t ekanan kubur. "

Ayahanda Ayahanda Imam Ali r. a. adalah seorang pemimpin Qureisy. Ia sangat t erpandang, dicint ai, dihormat i dan disegani oleh penduduk Makkah. Beliau dihormat i bukan semat a-mat a karena kedudukannya, t et api lebih-lebih karena budi pekert inya yang luhur, j iwanya yang besar, kepribadiannya yang t inggi dan t indakannya yang senant iasa adil. Sat u pribadi yang mengungguli semua orang pada zamannya. Baik dalam soal kesanggupannya, kemant apannya maupun dalam kegigihannya membela sesuat u yang diyakininya benar.

Tent ang kesanggupan, kemant apan dan kegigihan Abu ThalIib dapat disaksikan dari penampilan-penampilan beliau menghadapi orang-orang kaf ir Qureiys. Dengan kekuat an sendiri ia memikul beban membela Nabi Muhammad s. a. w. dari t ant angant ant angan dan perlawanan orang-orang Qureiys. Sat u beban yang t ak pernah dipikul oleh paman-paman sert a keluarga at au kerabat Nabi Muhammad s. a. w. yang lain. Penilaian yang semacam it u t erhadap Abu Thalib, dit erima bulat oleh para sej arawan dari segala mazhab.

Abu Thalib adalah orang yang t eguh berdiri membent engi Nabi Muhammad s. a. w. dari segala bent uk rongrongan komplot an kaf ir Qureiys. Abu Thalib berbuat demikian didorong oleh pandangannya yang luas, penglihat an hat i dan f ikirannya yang t aj am, t ekad sert a semangat nya yang t ak t erpat ahkan.

Hal ini t ercermin pula ket ika unt uk pert ama kalinya Abu Thalib melihat put eranya, Imam Ali r. a. , secara diam-diam bersembahyang di belakang Rasul Allah s. a. w. Diamat inya put era yang masih muda belia it u t elah menj adi pengikut Nabi Muhammad s. a. w. Diperhat ikan pula put eranya it u t idak gelisah bersembahyang meskipun dilihat ayahnya.

Malahan Imam Ali r. a. set elah menget ahui ayahnya melihat ia bersembahyang di belakang Rasul Allah, segera menghadap kepadanya, kemudian berkat a: "Ayah, aku t elah beriman kepada Allah Malahan Imam Ali r. a. set elah menget ahui ayahnya melihat ia bersembahyang di belakang Rasul Allah, segera menghadap kepadanya, kemudian berkat a: "Ayah, aku t elah beriman kepada Allah

Mendengar pernyat aan put eranya yang t erus t erang t anpa dibikin-bikin, Abu Thalib berkat a: "Sudah past i ia mengaj akmu ke arah kebaj ikan, oleh karena it u t et aplah engkau bersama dia! "

Lain kali Abu Thalib melihat put eranya sedang berdiri di sebelah kanan Nabi Muhammad s. a. w. yang siap menunaikan sembahyang. Dari kej auhan Abu Thalib melihat put eranya yang seorang lagi yait u Ja'f ar. Ja'f ar segera dipanggil, kemudian diperi nt ahkan: "Bergabunglah engkau menj adi sayap put era pamanmu di sebelah kiri, dan bersembahyanglah bersama dia! "

Abu Thalib seorang pemimpin yang mempunyai kebij aksanaan t inggi. Ia t idak bersit egang leher mempert ahankan kebekuan zaman dan t idak menghalang-halangi hadirnya masa mendat ang yang lebih cemerlang. Kebij aksanaan yang t i nggi it u t ercermin benar dari wasiyat yang diucapkannya pada det ik-det ik menj elang aj alnya, dit uj ukan kepada orang-orang Qureiys:

"…Wahai orang-orang Qureiys. Kuwasiat kan agar kalian senant iasa mengagungkan rumah it u (Ka'bah). Sebab di sanalah t empat keridhoan Tuhan dan sekaligus j uga merupakan t iang penghidupan… Erat kanlah hubungan silat urrahmi, j anganlah sekali-kali kalian put uskan. Jauhilah perbuat an dzalim… Bet apa banyaknya sudah generasi-generasi t erdahulu hancur binasa karena dzalim. . . !

"Wahai orang-orang Qureiys. Sambut lah dengan baik orang yang mengaj ak ke j alan yang benar, dan berikanlah pert olongan kepada set iap orang yang membut uhkan. . . Sebab dua perbuat an t erpuj i it u merupakan kemuliaan bagi seseorang, selagi ia masih hidup dan sesudah mat i… Hendaknya kalian selalu berkat a benar dan set ia menunaikan amanat …!

"Kuwasiat kan kepada kalian supaya berlaku baik t erhadap Muhammad. Sebab ia orang yang paling t erpercaya di kalangan Qureiys dan t idak pernah berdust a…!

"Apa yang kuwasiat kan kepada kalian, semuanya t elah t erhimpun padanya. Kepada kit a ia dat ang membawa missi yang sebenarnya dapat di t erima oleh hat i-sanubari, t et api diingkari dengan uj ung lidah, hanya karena t akut akan t i dak disukai orang lain. Demi Allah, aku seakan- akan dapat melihat bahwa orang-orang Arab lapisan bawah, orang-orang yang hidup t erlunt a- lunt a, dan orang-orang yang lemah t idak berdaya, sudah siap menyambut baik seruannya, membenarkan t ut ur-kat anya, dan menj unj ung t inggi missi yang di bawanya. Bersama mereka it ulah Muhammad mengarungi ancaman gelombang maut !

"Namun aku j uga seolah-olah sudah melihat , bahwa orang-orang Arab akan dengan t ulus hat i mengikhlaskan kecint aan mereka dan mempercayakan kepemimpinan kepadanya. "

"Demi Allah, barang siapa yang mengikut i j ej ak langkahnya, ia past i akan menemukan j alan yang benar. Dan barang siapa yang mengikut i pet unj uk sert a bimbingannya, ia past i selamat ! "

"Seandainya aku masih mempunyai sisa umur, semua rong-rongan yang mengganggu dia, past i akan kuhent ikan dan kucegah, dan ia past i akan kuhindarkan dari t iap marabahaya yang akan menirnpanya…"

Wasiat yang gamblang it u t idak memerlukan ulasan lagi. Dari wasiyat yang diucapkan sesaat sebelum aj alnya dat ang, orang dapat mengambi l kesimpulan sendiri, siapa sebenarnya Abu Thalib it u, bagaimana sikapnya t erhadap Nabi Muhammad s. a. w. dan sej auh mana pandangan dan f ikirannya t erhadap Islam.

Sikap, pandangan dan f ikiran yang sangat posit if it ulah yang memberi kesanggupan kepadanya unt uk mencurahkan seluruh hidupnya melindungi pembawa da'wah yang mengaj ak manusia ke Sikap, pandangan dan f ikiran yang sangat posit if it ulah yang memberi kesanggupan kepadanya unt uk mencurahkan seluruh hidupnya melindungi pembawa da'wah yang mengaj ak manusia ke

Abu Thalib bukan hanya mengenal kebenaran Nabi Muhammad s. a. w. , t et api j uga mengenal pribadi beliau dengan baik. Ia paman beliau, pengasuh dan pemelihara beliau sej ak kanak- kanak sampai dewasa. Dalam wakt u yang amat panj ang, Abu Thalib menyaksikan sendiri bagaimana prakt ek kehidupan Nabi Muhammad s. a. w. sehari-hari. Abu Thalib rindu sekali ingin melihat hakekat kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad s. a. w. Hat inya pedih dan kesal menyaksikan kaumnya menyia-nyiakan akal f ikiran dan hidup mereka di depan t umpukan bat u, yang dianggapnya sebagai sesembahan dan t uhan-t uhan.

Dengan t angguh Abu Thalib menghadapi t ant angan-t ant angan kaf ir Qureiys sert a menggagalkan rencana-rencana j ahat yang mereka t uj ukan t erhadap Rasul Allah s. a. w. Ket ika orang-orang kaf ir Qureiys sudah merasa put us asa dan t idak sanggup lagi membendung da'wah risalah Nabi Muhammad s. a. w. , dan t idak berdaya lagi menggert ak Abu Thalib supaya menghent ikan perlindungan dan pembelaannya kepada Rasul Allah s. a. w. , maka t okoh-t okoh mereka mengambil keput usan: melancarkan blokade dan pemboikot an t ot al t erhadap semua orang Bani Hasyim dan Bani Abdul Mut t halib.

Blokade dan pemboikot an t ot al yang demikian it u adalah cara-cara yang di cela oleh t radisi dan moral bangsa Arab sendiri. Tet api bagi kaum kaf ir Qureiys, it u bukan soal. Yang pent ing, t uj uan harus t ercapai. Segala cara at au j alan mereka halalkan demi t uj uan.

Blokade kaf ir Qureiys it u t ernyat a lebih mendorong orang-orang Bani Hasyim dan Bani Abdul Mut t halib unt uk bert ambah cenderung dan berf ihak kepada Abu Thalib. Orang-orang Bani Hasyim dan Bani Abdul Mut t halib berhimpun dalam sebuah Syi'ib (lembah di ant ara dua bukit ).

Dengan semangat baj a mereka hadapi kepungan ket at sert a pemboikot an t ot al di bidang ekonomi dan sosial. Selama lebih kurang 3 t ahun mereka menahan penderit aan dan kelaparan. Mereka sampai t erpaksa menelan dedaunan sekedar unt uk mengganj el perut yang lapar. Selama masa yang penuh derit a dan sengsara it u, Abu Thalib t et ap t egak berdiri laksana gunung raksasa yang kokoh-kuat , t ak t ergoyahkan oleh gelombang badai dan t iupan angin ribut .

Dengan t egas Abu Thalib menolak set iap kompromi dan t awar-menawar yang diaj ukan oleh orang-orang kaf ir Qureiys. Penolakkannya it u diucapkan dengan bait -bait syair. Inilah di ant ara syair-syair t ersebut :

"Sadar l ah kal i an, sadar l ah, sebel um banyak l i ang di gal i or ang, dan or ang-or ang t ak ber sal ah di per l akukan sewenang-wenang. Janganl ah kal i an i kut i per i nt ah or ang j ahat t i ada ber akhl aq unt uk memut uskan t al i per sahabat an dan per saudar aan dengan ki t a. Demi Tuhan Penguasa Ka'bah, Kami t ak akan menyer ahkan Muhammad ke dal am mar abahaya yang di r aj ut or ang-or ana penent ang zaman, sebel um t er bedakan mana l eher kami dan mana l eher kal i an, dan sebel um t angan ber j at uhan di t ebas pedang mengkil at t aj am! "

Ya… benarlah. Jika Abu Thalib sudah mempercayai suat u kebenaran, kepercayaannya it u benar- benar keras dan mant ap. Sekeras dan semant ap kepercayaan yang diwariskan kepada put era bungsunya, Imam Ali r. a. , bahkan sampai kepada anak cucu ket urunan Imam Ali r. a. !

Abu Thalib bergerak membela Nabi Muhammad s. a. w. bukan disebabkan karena beliau put era saudaranya sendiri. Abu Thalib menyingsingkan lengan baj u, karena Nabi Muhammad s. a. w. seorang yang menyerukan kebenaran dan mengaj ak manusia ke arah kebaj ikan! Ia membela Abu Thalib bergerak membela Nabi Muhammad s. a. w. bukan disebabkan karena beliau put era saudaranya sendiri. Abu Thalib menyingsingkan lengan baj u, karena Nabi Muhammad s. a. w. seorang yang menyerukan kebenaran dan mengaj ak manusia ke arah kebaj ikan! Ia membela

Tent ang bet apa adil dan j uj urnya Abu Thalib dapat pula disaksikan dari perist iwa berikut . Pada suat u hari Rasul Allah s. a. w. memberit ahukan kepada Abu Thalib, bahwa naskah pemboikot an yang dit empelkan oleh orang-orang kaf ir Qureiys pada dinding Ka'bah sudah hancur di makan rayap, sehingga t ak ada lagi bagian yang t inggal selain yang bert uliskan: "Dengan Nama Allah. "

Set elah mendengar ket erangan Rasul Allah s. a. w. , Abu Thalib segera mendat angi sej umlah t okoh Qureiys. Kepada t okoh-t okoh kaf ir Qureiys it u, Abu Thalib berkat a dengan lant ang: "Hai orang-orang Qureiys, put era saudaraku t elah memberit ahu kepadaku, bahwa naskah pemboikot an yang kalian t ulis dan kalian gant ungkan pada Ka'bah, sekarang sudah hancur. Tengoklah naskah kalian it u! Kalau benar t erj adi sepert i apa yang dikat akan oleh Muhammad, hent ikanlah pemboikot an kalian t erhadap kami. Tet api j ika Muhammad t ernyat a berdust a, ia akan kuserahkan kepada kalian! "

Abu Thalib mengat akan semuanya it u hanya berdasarkan kepercayaan yang penuh kepada Nabi Muhammad s. a. w. Ia sendiri belum pernah melihat bagaimana keadaan naskah yang t ergant ung pada dinding Ka'bah.

Tokoh-t okoh Qureiys merasa puas dengan kesediaan Abu Thalib menyerahkan Nabi Muhammad s. a. w. , bila t erbukt i beliau berdust a. Mereka segera pergi menuj u Ka'bah unt uk menengok naskah pemboikot an dan t ernyat a benar apa yang dikat akan Nabi Muhammad s. a. w. Tokoh- t okoh kaf ir Qureiys lemas, t ak berdaya dan t erpaksa mengumumkan penghent ian pemboikot an pada hari it u j uga. Aksi komplot an mereka berakhir dengan kegagalan.

Dari perist iwa t ersebut Abu Thalib memperoleh pembukt ian langsung dari Allah s. w. t . t ent ang benarnya kepercayaan yang selama ini dipert ahankan dan dij aganya baik-baik. Pembukt ian yang didapat nya sebagai mu'j izat Rasul Allah s. a. w. it u dat ang dari kekuasaan Allah dan bukan dat ang dari seorang f amili yang harus diikut i.

Jauh sebelum kej adian di at as, orang-orang kaf i r Qureiys sudah berkali-kali menghimbau Abu Thalib baik dengan buj uk rayu, maupun dengan ancaman kekerasan. Orang-orang kaf ir Qureiys pernah mengancam Abu Thalib dengan kat a-kat a:

"Hai Abu Thalib, engkau orang yang sudah lanj ut usia, t erhormat dan mempunyai kedudukan t erpandang… Kami t elah berkali-kali memint a kepadamu supaya engkau melarang put era saudaramu t erus menerus berda'wah, t et api engkau t idak mau melarangnya… Kami t idak dapat lagi menahan kesabaran mendengar orangt ua kami dicerca, t uhan-t uhan kami dicela, dan orang-orang arif kami dij elek-j elekkan. . . Silakan engkau pilih… Apakah engkau bersedia mencegah Muhammad supaya t idak t erus menerus menyerang kami, at au, kamilah yang akan bert indak memerangi dia, t ermasuk engkau sekaligus, sampai salah sat u f ihak binasa…"

Mendengar ancaman it u, Abu Thalib bukannya menj adi mundur dalam membela kebenaran Nabi Muhammad s. a. w. , malahan j ust ru bert ambah t eguh pendiriannya, semakin t inggi semangat nya dan merasa lebih mampu memberikan t amparan keras t erhadap muka orang Qureiys yang sudah semakin nekad. Melalui syairnya dengan t egas Abu Thalib menj awab:

"Aku t ahu bahwa agama Muhammad, agama t erbai k bagi segenap manusia. Demi Allah, hai Muhammad, mereka t ak akan dapat menyent uhmu, sebelum aku t erkapar berkalang t anah. "