Penyelidikan Geologi Panas Bumi Daerah Limbong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan
Buku 1 : Bidang Energi
Penyelidikan Geologi Panas Bumi Daerah Limbong,
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan
Oleh:
Herry Sundhoro, Yuano Rezky, Andri Eko A.W.
Kelompok Program penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Jalur gunungapi Indonesia memanjang di sepanjang pantai barat pulau Sumatera menerus ke
daerah selatan pulau Jawa, hingga ke pulau Bali dan Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke
arah utara ke pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Filipina. Pembentukan busur
vulkanik tersebut menjadi landasan terhadap besarnya potensi panas bumi di Indonesia,
meskipun di beberapa tempat sumber panas terkadang berasosiasi dengan munculan tubuhtubuh plutonik.
Manifestasi panas bumi di Limbong berupa mata air panas, fumarola (hembusan uap
panas).tanah panas dan lumpur panas di empat tempat, yaitu Kanandede, Kanan Sawah,
Kanan Bulo, Komba. Selain itu dijumpai juga adanya endapan sinter karbonat, oksida besi,
serta batuan ubahan silisifikasi dan argilitisasi. Temperatur mata air panas berkisar antara 44,4
– 102,2° C, temperatur udara 25,4 – 34,5° C, pH 4,86 – 8,02, sedangkan fumarola mempunyai
temperatur 98 – 102,2° C dengan temperatur udara sebesar 34° C, serta tanah panas dan
tanah beruap bertemperatur 86º C – 100,4º C, serta lumpur panas bertemperatur 95.6º C.
Hasil pentarikhan umur memakai metode jejak belah ( fission track ) menunjukkan bahwa
satuan kubah lava dasitik berumur 0.4 ± 0.1 juta tahun atau terjadi pada Kala Pleistosen
Atas. Satuan batuan ini diperkirakan sebagai produk akhir aktivitas vulkanik daerah Limbong.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
249
Buku 1 : Bidang Energi
didasarkan kepada hasil survei geologi,
PENDAHULUAN
pemunculan, jenis dan sebaran manifestasi
Ketersediaan
Indonesia
energi
secara
panas
umum
bumi
di
nya. Hasilnya di harapkan akan menjadi
berasosiasi
acuan bagi disiplin ilmu lainnya dalam
dengan daerah vulkanik sebagai sumber
penyiapan
panasnya.
Kepulauan
panas bumi di Kabupaten Luwu Utara.
berada
jalur
di
Indonesia
gunungapi
yang
pemanfaatan
potensi
energi
merupakan
daerah yang berpotensi bagi terbentuknya
Kabupaten Luwu Utara mempunyau luas
energi panas bumi.
wilayah 7.502,58 km2 secara geografis
0
0
terletak pada koordinat 01 53’ 19” – 02 55’
Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Luwu
Utara sampai saat ini dipenuhi oleh listrik
bertenaga diesel/ PLTD milik Perusahaan
Listrik Negara, Persero (PLN)
0
36” Lintang Selatan dan 119 47’ 46” - 120
0
37’ 44” Bujur Timur. Wilayahnya berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Tengah di utara,
Kabupaten Luwu Timur di sebelah timur,
Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten
Sampai akhir tahun 2008, tercatat 48.074
pelanggan dengan konsumsi daya 450 VA
sampai 2.200 kVA dengan total daya
terpasang
sebesar
42.531.818
meningkat seiring dengan kemajuan di
bidang industri dan jasa serta peningkatan
jumlah penduduk dan perluasan wilayah
pemukiman. Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga
listrik
tersebut,
Kabupaten
Bone
dan
Teluk
Bone
di
sebelah selatan . (Gambar 1).
kWh..
Kebutuhan energi listrik tersebut akan terus
akan
Tana Toraja Utara di sebelah barat dan
maka
Pemerintah telah melakukan penyelidikan
geologi panas bumi, agar mengetahui
potensi energi panas bumi yang ada di
daerah Limbong.
Maksud penyelidikan geologi panas bumi
disini adalah untuk mengetahui karasteristik
batuan (jenis, urutan, sebaran) dan struktur
geologi serta alterasi yang berhubungan
dengan sistim panas bumi.
Pengambilan
data
mengaplikasikan
memakai
lapangan
metoda
kompas
dilakukan
lintasan
dan
peta
langsung
mendiskripsi batuan secara megaskopis,
gejala geologi dan manifestasi panas bumi
dirangkum dalam buku catatan lapangan
dan diproyeksikan kedalam peta kerja.
Setiap pengamatan data selalu dilakukan
pengukuran
GPS
(Global
Positioning
System).
Data-data
tersebut
berupa
keadaan
singkapan,
kondisi
batuan,
sebaran struktur sesar/ kekar, bentang
alam dan lokasi, jenis serta temperatur
manifestasi panas, Pengambilan batuan
representatif
untuk
analisis
petrografi
dilakukan sesuai jumlah satuan batuan
yang ada. Sampel batuan ubahan yang
Tujuannya agar diketahui luas daerah
prospek, daerah dis-charge (tangkapan air)
dan
re-charge
pembuatan
250
(pemunculan
model
panas
air)
serta
bumi
yang
sudah diseleksi kemudian dipersiapkan
untuk
analisis
PIMA,
bertujuan
untuk
mengetahui jenis mineral ubahan yang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
terbentuk
oleh
Pentarikhan
proses
umur
absolut
hidrotermal.
sistem sesar Palu-Koro, sedangkan arah
dilakukan
baratdaya-timurlaut merupakan antitetiknya.
dengan metode jejak belah (fission track)
terhadap
batuan
yang
paling
muda
Geologi daerah Limbong
(Kuarter) dan diduga berkaitan dengan
Morfologi,
proses pembentukan sistem panas bumi.
penyelidikan
Geomorfologi
daerah
dipelajari
untuk
menggambarkan bentuk lahan (landform)
dan
GEOLOGI
perkembangan
melibatkannya
mencakup
proses
yang
studi
historis
Geologi regional
yang mendeduksikan ciri-ciri bentangalam
T.O. Simanjuntak dkk, 1991 serta N.
(landscape).
Ratman dkk, 1993 membagi daerah ini
menjadi lima satuan batuan dari yang
Analisis digital dalam membagi satuan
paling tua sampai yang paling muda antara
morfologi dilakukan pada tahap pengolahan
lain : Formasi Latimojong (Kls) berumur
data dan pemilihan tampilan citra terseleksi.
Kapur terdiri dari perselingan batu sabak,
Analisis
filit,
wacke,
karakteristik
fisik
dilakukan
kuarsit,
batugamping
dan
menggunakan citra DEM (digital elevation
bersisipan
konglomerat
dan
model) melalui tahapan pengolahan data
rijang; Batuan gunungapi Lamasi (Tplv)
awal dengan menggunakan slope shader
berumur Paleosen terdiri dari lava basalt
untuk penajaman perbedaan kemiringan
dan andesit, breksi gunung api dan tuf ;
lereng (Gambar 2).
batulanau
Formasi Bonebone (Tmpb) berumur Miosen
Tengah terdiri dari perselingan batupasir,
Citra tersebut menampilkan detail bentuk
konglomerat, napal dan lempung tufaan;
permukaan bumi menjadi jelas melalui
Granit Kambuno (Tpkg) berumur Miosen
konfigurasi
Akhir terdiri dari granit granodiorit, dan
penajaman,
sekis dan aluvial (Qal) berumur Kuarter
morfologi,
morfogenesis,
terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil
morfokronologi
bentang
dan kerakal. Tetapi di daerah yang telah
diidentifikasi.
variasi
nilai
sehingga
elevasi
dan
aspek-aspek
alam
dan
dapat
diselidiki (Gambar 4) terdapat tiga satuan
batuan diatas, yang terdiri dari: Formasi
Interpretasi dilakukan secara visual dengan
Latimojong (Kls), Batuan gunungapi Lamasi
menggunakan unsur-unsur interpretasi dan
(Tplv) dan Granit Kambuno (Tpkg).
pola keruangan bentang alam yang dapat
diamati. Analisis geomorfologis dilakukan
Hasil penarikan kelurusan topografi dari
dengan
Peta Digital Elevasi Model (DEM), maka
(landscape)
pola kelurusan bisa dibedakan ke dalam
bentuk, litologi, genesis dan proses-proses
dua pola yaitu arah baratlaut-tenggara dan
masa lampau dan sekarang yang dapat
baratdaya-timurlaut.
diamati dari citra satelit, sehingga diketahui
Arah
baratlaut-
tenggara diperkirakan berhubungan dengan
pendekatan
yang
bentang
alam
mengutamakan pada
karakteristik aktual dari setiap unit.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
251
Buku 1 : Bidang Energi
Dari analisis ini yang dipadukan dengan
batuan Qkl (satuan kubah lava) menun
pengamatan bentang alam lapangan serta
jukkan 0.4 ± 0.1 juta tahun atau Kala
kemiringan lereng, maka didapat satuan
Pleistosen Atas. Satuan batuan Qkl ini
morfologi
diperkirakan berupa produk akhir aktivitas
daerah
penyelidikan
yaitu:
Morfologi perbukitan bergelombang Lemah,
vulkanik di daerah Limbong
Morfologi perbukitan bergelombang kuat
dan Morfologi perbukitan terjal (Gambar 3).
Struktur
Geologi,
Berdasarkan
data
lapangan, analisis citra Landsat dengan
Stratigrafi, Pengamatan litologi dilakukan
enhance method, analisis citra DEM (digital
di
amat,
elevation mode) dan peta topografi, serta
pengambilan sampel batuan di empat puluh
gejala-gejala struktur di permukaan yang
tiga lokasi, dua belas sampel diantaranya
berupa
dianalisis
sampel
kelurusan lembah dan punggungan, kekar-
dianalisis PIMA dan satu sampel batuan
kekar, bidang sesar dan zona hancuran
dasitik dianalisis umur absolut batuan
batuan, maka teramati tiga sesar utama,
memakai metode jejak belah (fission track)
yaitu ;
dari mineral Zirkon.
– tenggara, Sesar mengiri berarah barat –
seratus
dua
lokasi
petrografi,
titik
sembilan
pemunculan
mata
air
panas,
Sesar menganan berarah baratlaut
timur,
Sesar normal berarah timurlaut
Stratigrafi Limbong disusun berdasarkan
baratdaya
hubungan relatif masing-masing satuan
manifestasi Kanandede. (Gambar 5).
sebagai
sesar
pengontrol
batuan. Penamaannya didasarkan kepada
mekanisme
dan
genesa
pembentukan
MANIFESTASI PANAS BUMI
batuan. Daerah Limbong disusun oleh
batuan plutonik, batuan vulkanik, batuan
Fumarola, dijumpai di beberapa tempat,
malihan
pada
dan
endapan
permukaan.
manifestasi
Kanandede
dijumpai
Pengamatan megaskopis diperoleh ada
fumarol yang memiliki tekanan terbesar di
enam belas satuan batuan dari tua ke
daerah
muda terdiri dari; Batuan Malihan (Km),
Temperatur fumarol berkisar 98 – 102.2 ºC,
Granit Tua (Togt), Granit Biotit (Togb),
tercium bau belerang, keluar melalui vent –
Granodiorit Biotit (Tmgd), Granit Porfir
vent yang terbentuk akibat rekahan –
(Tmgp), Vulkanik Tak Terpisahkan (Tplv),
rekahan pada zona hancuran Kanandede.
paling
barat
manifestasi.
Sienit (Tps), Granodiorit (Tpgd), Granit –
Aplit (Tpga), Diorit (Qd), Aliran Lava
Tanah
Andesitik (Qla), Jatuhan Piroklastik (Qjp),
(steaming ground), teramati di beberapa
Aliran Lava Dasitik (Qld), Aliran Piroklastik
tempat di lokasi manifestasi Kanandede
(Qap), Kubah Lava (Qkl), dan Aluvium
dengan temperatur 86 – 98º dijumpai C,
(Qal).
sedangkan tanah beruap yang teramati
panas
dan
Tanah
beruap
bertemperatur 100.4º C.
Berdasarkan hasil
pentarikhan memakai
metode jejak belah (fission track) pada
252
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lumpur panas, dijumpai di satu lokasi
Kehilangan Panas (natural heat loss)
pada kelompok manifestasi Kanandede
Penghitungan kehilangan panas (natural
dengan temperatur 95.6º C.
heat loss) dimaksudkan untuk menentukan
besarnya energi panas yang dilepas secara
Mata
air
panas,
dijumpai
di
empat
alami oleh suatu sistem panas bumi.
kelompok yaitu kelompok mata air panas
Dengan mengetahui besarnya energi panas
Kanandede, kelompok mata air panas
yang dilepas, selanjutnya dapat diestimasi
Kanan Sawah, kelompok mata air panas
besarnya potensi energi panas bumi yang
Kanan Bulo, dan kelompok mata air panas
terkandung dalam sistim tersebut. Makin
Komba.
besar nilai heat loss makin besar potensi
Batuan Ubahan, terjadi akibat pengaruh
energi
aktivitas hidrotermal yang ditemukan di
Penentuan nilai heat loss di Limbong
sekitar manifestasi Kanandede, berupa
dilakukan
silisifikasi dan argilitisasi. Silisifikasi sangat
berupa mata air panas.
panas
bumi
yang
padatiga
terkandung.
belas
manifestasi
intesif di bagian barat manifestasi, dengan
tingkat ubahan sedang hingga lemah.
Total energi panas yang hilang (heat loss)
Tekstur batuan asal masih terlihat jelas,
daerah Limbong sebesar ± 531.506 kWth
berasal
dari
batuan
beku
terobosan
berkomposisi granitik, pada satuan granit
MODEL HIDROGEOLOGI
porfir. Sedangkan argilitisasi lebih dominan
di bagian tengah hingga utara manifestasi,
Hidrogeologi
dengan tingkat ubahan dari sedang hingga
komponen penting suatu sistim panas bumi.
sangat kuat, dimana tekstur batuan asal
Air di muka bumi mengikuti siklus (daur
sudah
hidrologi),
yang dimulai dari air meteorik
dibeberapa tempat memperlihatkan bekas
atau
hujan
manifestasi
Sebagian
tidak
nampak,
solfatara
sementara
dengan
endapan
air
merupakan
di
meresap
salah
permukaan
menjadi
air
satu
tanah.
tanah
sulfur. Hasil analisis PIMA (portable infrared
(groundwater) dan sebagian mengalir di
mineral analyzer) pada beberapa sampel
permukaan (run-off), akhirnya terakumulasi
ubahan
mineral
di laut dan mengalami penguapan menjadi
lempung (argilik) didominasi oleh kaolonit,
air meteorik kembali. Siklus hidrologi yang
haloisit
terlibat dalam sistim panas bumi adalah
menunjukkan
dan
bahwa
montmorilonit.
Zona-zona
ubahan berupa fosil yang sudah tidak
memperlihatkan
aktivitas
sistim aliran air tanah.
hidrotermal
dijumpai di Dusun Komba. Di lokasi ini
Komponen
ubahan argilik dengan tingkat sangat kuat,
penyelidikan terbagi tiga, yaitu: wilayah
dan dijumpai juga sisa solfatara dengan
resapan air, limpasan dan munculan air
endapan
tanah
sulfur.
Hasil
analisis
PIMA,
sampel ubahan ini menunjukkan bahwa
dan
hidrogeologi
wilayah
aliran
daerah
permukaan
(Gambar 6).
mineral lempung (argilik) didominasi oleh
montmorilonit, illit, gipsum dan jarosit.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
253
Buku 1 : Bidang Energi
y Daerah resapan air (re-charged area)
selanjutnya
mengalami
proses
mencakup ± 54 % dari luas daerah
pemanasan oleh gejala vulkanisme atau
penyelidikan.
batuan
Pada areal ini air hujan
penghantar
panas
secara
meresap ke bumi melalui permeabilitas
konveksi
batuan.
muncul ke permukaan berupa mata air
Selanjutnya
terakumulasi
menjadi air tanah dalam dan air tanah
dan
konduksi,
selanjutnya
panas.
dangkal (catchment/ reservoir area) dan
daerah akumulasi air tanah.
SISTIM PANAS BUMI
y Daerah limpasan/ munculan air tanah
Sumber Panas (heat sources) merupakan
(discharged area) mencakup ± 10 %
komponen utama suatu sistem panas bumi,
luas daerah penyelidikan. Air hujan
ada beberapa bentukan geologi yang bisa
(meteoric water) yang turun di daerah
menjadi sumber panas, pertama berupa
resapan air (re-charge) tersebut
sisa
meresap
ke
bumi
melalui
dan
zona
permeabilitas batuan sebagian besar
dapur
magma
yang
berasosiasi
dengan kerucut gunung api muda, kedua
bisa berupa tubuh intrusi muda.
masuk ke bumi dan berkumpul menjadi
air
tanah
dalam
dan
dangkal.
elevasi
rendah
daerah
muncul
menjadi sumber panas, yaitu tubuh intrusi
berupa mata air panas dan mata air
Kuarter dan kubah lava pada komplek
dingin.
vulkanik Tabuan. Kubah lava tersebut
Selanjutnya
pada
(morfologi
pedataran)
akan
Secara geologi ada beberapa area di
penyelidikan
yang
berpotensi
berumur relatif sangat muda (0.4 juta tahun)
y Daerah aliran air permukaan (run-off
dan diperkirakan masih menyimpan panas
water area) mencakup ± 36 % luas
sebagai
daerah.
Selanjutnya struktur-struktur geologi daerah
Aliran
air
permukaan
sistem
panas
bumi
Limbong.
merupakan air hujan yang mengalir di
membentuk
permukaan
merupakan media keluarnya air panas ke
tanah
dan
membentuk
sungai. Aliran di sungai secara gravitasi
zona
permeabel
dan
permukaan.
mengalir dari elevasi tinggi ke rendah,
seperti halnya Sungai Salu Rongkong,
Reservoir,
Sungai Salu Kanan, dan Sungai Salu
permukaan yang bersifat sarang, berdaya
Kanandede.
lulus fluida dan dapat menyimpan fluida
adalah
wadah
di
bawah
panas serta mempunyai temperatur dan
y Manifestasi
panas
bumi
di
daerah
tekanan
sistem
panas
bumi.
Litologi
penyelidikan berada di daerah limpasan
pembentuk reservoir adalah batuan granitik,
dan pemunculan air tanah (discharged
yang banyak rekahan dan permeabel. Sifat
area). Air hujan yang meresap
tersebut diakibatkan oleh rekahan yang
dalam bumi
melalui
ke
permeabilitas
terbentuk akibat aktifitas sesar.
batuan berupa rekahan dan lubang pori,
254
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Batuan Penudung (cap rock) mempunyai
Air panas Limbong termasuk tipe air panas
sifat kedap air / impermeable sehingga
klorida - bikarbonat. Manifestasi air panas
fluida hidrotermall pada lapisan reservoir di
Kanan Dede yang didominasi air klorida, ke
bawahnya
Gabungan
arah Barat dan tenggara (Kanan Sawah,
komponen sistem panas bumi (sumber
Kanan Bulo dan Tandung) semakin bersifat
panas, reservoir dan lapisan penudung)
bikarbonat.
telah
dapat
membentuk
tertahan.
sistem
panas
bumi
daerah penyelidikan. Batuan penudung
Mata air panas Kanan Dede terlatak pada
berupa zona ubahan argilik yang kaya
perbatasan full equilibrium, artinya bahwa
mineral lempung dengan sifat kedap air
kondisi air panas kemungkinan berasal dari
(impermeable).
kedalaman langsung dan temperaturnya
cukup tinggi, serta kondisinya sedikit sekali
Fluida Reservoir Panas Bumi, Daerah
terpengaruh
Panas Bumi Limbong berada di zone
Sedangkan mata air panas di luar komplek
depresi dengan struktur geologi (kekar dan
Kanan
sesar) yang berkembang untuk meloloskan
equilibrium
air permukaan (meteoric water) ke bawah
equilibrium dan
permukaan. Sebagian air meteorik tersebut
pemunculan air panas ini mengindikasikan
berinteraksi dengan fluida magmatik dan
terpengaruh oleh air permukaan.
oleh
Dede
air
berada
dan
permukaan.
pada
partial
perbatasan
partial
immature water, artinya
gas-gas vulkanik yang menghasilkan fluida
panas.
DISKUSI
Fluida panas terakumulasi di reservoir yang
Peluang Pengembangan
bersifat permeable, akibat rekahan yang
Beberapa peluang mengembangkan panas
berkembang pada granitik Tersier.
bumi di Limbong, diantaranya:
o
Potensi sumberdaya panas bumi cukup
Interaksi antara fluida panas di reservoir
besar untuk dimanfaatkan bagi energi
dengan batuan sekitarnya menghasilkan
listrik
batuan ubahan/ alterasi yang bersifat kedap
pemanasan.
air (impermeable) atau batuan penudung
o
atau
pengeringan
dan
Masih tersedia potensi pasar energi
(cap rock). Batuan tersebut menyebabkan
listrik yang tinggi di Kabupaten Luwu
fluida panas di reservoir tertahan naik ke
Utara, karena kelistrikan daerah ini
permukaan.
masih sering sangat diperlukan
baik
bagi konsumsi rumah tangga atau
Fluida panas di kedalaman manifestasi
industri.
secara konveksi naik kepermukaan melalui
permeabilitas batuan dan zona patahan
Kendala Pengembangan
muncul sebagai mata air ber pH normal.
Beberapa
menghambat
kendala
kegiatan
yang
mungkin
pengembangan
panas bumi di sini, diantaranya:
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
255
Buku 1 : Bidang Energi
o
Akses pencapaian ke daerah masih
PUSTAKA
sulit dijangkau kendaraan roda empat.
o
Adat istiadat dan budaya setempat
terkadang
o
tidak
sejalan
Bachri, S., dan Alzwar,M., (1975): Kegiatan
dengan
Inventarisasi Kenampakan Gejala
rencana pembangunan Nasional.
Panas bumi di Daerah Sulawesi
Ketidak
Selatan,
jelasan
status
kepemilikan
tanah berkemungkinan mengganggu
Dinas
Vulkanologi,
Bandung, unpubl.
lancarnya pembebasan tanah.
o
Kandungan
karbonat
air
panas
Badan Pusat Statistik (2008), Luwu Utara
Kanandede dalam waktu lama bisa
Dalam Angka, Badan Pusat Statistk
mengakibatkan
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi
faktor
scaling
pada
casing bor atau casing penyalur uap.
Selatan.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and
KESIMPULAN
Geothermal
Fluida panas bumi di daerah Wap Salit
system,
Academic
Press, Inc. Orlando.
diasumsikan berupa air panas bersuhu
tinggi dan bertipe netral hingga agak asam
Ratman,N.
dkk.
(1993),Geologi
lembar
dan menunjukkan tidak ada indikasi fluida
Mamuju, Sulawesi. Pusat Penelitian
panas
dan
bertipe
uap
(steam).
pemrosesan lanjut fluida
Dalam
air panas yang
Pengembangan
Geologi,
Bandung.
dihasilkan dari sumur bor perlu di ekstrasi
dari fase air panas ke fase uap. Pada fase
uap
tersebut
selanjutnya
akan
Simandjuntak, T.O., dkk. (1993), Geologi
bisa
lembar Mamuju, Sulawesi. Pusat
dimanfaatkan bagi energi listrik, sedangkan
Penelitian
limbah air panasnya dapat dimanfaatkan
Geologi, Bandung.
secara
langsung
(direct
used)
ikan
air
tawar,
Pengembangan
untuk
kepentingan parawisata, kolam renang,
pembibitan
dan
pemanas
ruangan atau pengobatan (curing).
Tim
Terpadu
Panas
Bumi
(2002),
Penyelidikan Terpadu Daerah Panas
Bumi
Utara,
Parrara,
Sulawesi
Kabupaten
Luwu
Selatan,
Pusat
Sumber Daya Geologi unpubl.
SARAN
Agar diketahui sebaran daerah prospek
secara vertikal yang lebih pasti perlu
dilakukan metode geofisika magnetotellurik
agar kontribusinya lebih terjamin secara
ilmiah.
256
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi
Penyelidikan
Gambar 1. Lokasi penyelidikan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
257
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2 Analisis geomorfologi dari peta DEM (digital elevation model)
258
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 3. Peta morfologi daerah Limbong
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
259
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 4. Peta Geologi daerah Limbong, Sulawesi Selatan
260
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 5. Analisis pola kelurusan citra landsat LE7 dengan enhance method
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
261
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 6. Hidrogeologi daerah Limbong
262
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 7. Model tentatif sistem panas bumi daerah Limbong
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
263
Penyelidikan Geologi Panas Bumi Daerah Limbong,
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan
Oleh:
Herry Sundhoro, Yuano Rezky, Andri Eko A.W.
Kelompok Program penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Jalur gunungapi Indonesia memanjang di sepanjang pantai barat pulau Sumatera menerus ke
daerah selatan pulau Jawa, hingga ke pulau Bali dan Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke
arah utara ke pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Filipina. Pembentukan busur
vulkanik tersebut menjadi landasan terhadap besarnya potensi panas bumi di Indonesia,
meskipun di beberapa tempat sumber panas terkadang berasosiasi dengan munculan tubuhtubuh plutonik.
Manifestasi panas bumi di Limbong berupa mata air panas, fumarola (hembusan uap
panas).tanah panas dan lumpur panas di empat tempat, yaitu Kanandede, Kanan Sawah,
Kanan Bulo, Komba. Selain itu dijumpai juga adanya endapan sinter karbonat, oksida besi,
serta batuan ubahan silisifikasi dan argilitisasi. Temperatur mata air panas berkisar antara 44,4
– 102,2° C, temperatur udara 25,4 – 34,5° C, pH 4,86 – 8,02, sedangkan fumarola mempunyai
temperatur 98 – 102,2° C dengan temperatur udara sebesar 34° C, serta tanah panas dan
tanah beruap bertemperatur 86º C – 100,4º C, serta lumpur panas bertemperatur 95.6º C.
Hasil pentarikhan umur memakai metode jejak belah ( fission track ) menunjukkan bahwa
satuan kubah lava dasitik berumur 0.4 ± 0.1 juta tahun atau terjadi pada Kala Pleistosen
Atas. Satuan batuan ini diperkirakan sebagai produk akhir aktivitas vulkanik daerah Limbong.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
249
Buku 1 : Bidang Energi
didasarkan kepada hasil survei geologi,
PENDAHULUAN
pemunculan, jenis dan sebaran manifestasi
Ketersediaan
Indonesia
energi
secara
panas
umum
bumi
di
nya. Hasilnya di harapkan akan menjadi
berasosiasi
acuan bagi disiplin ilmu lainnya dalam
dengan daerah vulkanik sebagai sumber
penyiapan
panasnya.
Kepulauan
panas bumi di Kabupaten Luwu Utara.
berada
jalur
di
Indonesia
gunungapi
yang
pemanfaatan
potensi
energi
merupakan
daerah yang berpotensi bagi terbentuknya
Kabupaten Luwu Utara mempunyau luas
energi panas bumi.
wilayah 7.502,58 km2 secara geografis
0
0
terletak pada koordinat 01 53’ 19” – 02 55’
Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Luwu
Utara sampai saat ini dipenuhi oleh listrik
bertenaga diesel/ PLTD milik Perusahaan
Listrik Negara, Persero (PLN)
0
36” Lintang Selatan dan 119 47’ 46” - 120
0
37’ 44” Bujur Timur. Wilayahnya berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Tengah di utara,
Kabupaten Luwu Timur di sebelah timur,
Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten
Sampai akhir tahun 2008, tercatat 48.074
pelanggan dengan konsumsi daya 450 VA
sampai 2.200 kVA dengan total daya
terpasang
sebesar
42.531.818
meningkat seiring dengan kemajuan di
bidang industri dan jasa serta peningkatan
jumlah penduduk dan perluasan wilayah
pemukiman. Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga
listrik
tersebut,
Kabupaten
Bone
dan
Teluk
Bone
di
sebelah selatan . (Gambar 1).
kWh..
Kebutuhan energi listrik tersebut akan terus
akan
Tana Toraja Utara di sebelah barat dan
maka
Pemerintah telah melakukan penyelidikan
geologi panas bumi, agar mengetahui
potensi energi panas bumi yang ada di
daerah Limbong.
Maksud penyelidikan geologi panas bumi
disini adalah untuk mengetahui karasteristik
batuan (jenis, urutan, sebaran) dan struktur
geologi serta alterasi yang berhubungan
dengan sistim panas bumi.
Pengambilan
data
mengaplikasikan
memakai
lapangan
metoda
kompas
dilakukan
lintasan
dan
peta
langsung
mendiskripsi batuan secara megaskopis,
gejala geologi dan manifestasi panas bumi
dirangkum dalam buku catatan lapangan
dan diproyeksikan kedalam peta kerja.
Setiap pengamatan data selalu dilakukan
pengukuran
GPS
(Global
Positioning
System).
Data-data
tersebut
berupa
keadaan
singkapan,
kondisi
batuan,
sebaran struktur sesar/ kekar, bentang
alam dan lokasi, jenis serta temperatur
manifestasi panas, Pengambilan batuan
representatif
untuk
analisis
petrografi
dilakukan sesuai jumlah satuan batuan
yang ada. Sampel batuan ubahan yang
Tujuannya agar diketahui luas daerah
prospek, daerah dis-charge (tangkapan air)
dan
re-charge
pembuatan
250
(pemunculan
model
panas
air)
serta
bumi
yang
sudah diseleksi kemudian dipersiapkan
untuk
analisis
PIMA,
bertujuan
untuk
mengetahui jenis mineral ubahan yang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
terbentuk
oleh
Pentarikhan
proses
umur
absolut
hidrotermal.
sistem sesar Palu-Koro, sedangkan arah
dilakukan
baratdaya-timurlaut merupakan antitetiknya.
dengan metode jejak belah (fission track)
terhadap
batuan
yang
paling
muda
Geologi daerah Limbong
(Kuarter) dan diduga berkaitan dengan
Morfologi,
proses pembentukan sistem panas bumi.
penyelidikan
Geomorfologi
daerah
dipelajari
untuk
menggambarkan bentuk lahan (landform)
dan
GEOLOGI
perkembangan
melibatkannya
mencakup
proses
yang
studi
historis
Geologi regional
yang mendeduksikan ciri-ciri bentangalam
T.O. Simanjuntak dkk, 1991 serta N.
(landscape).
Ratman dkk, 1993 membagi daerah ini
menjadi lima satuan batuan dari yang
Analisis digital dalam membagi satuan
paling tua sampai yang paling muda antara
morfologi dilakukan pada tahap pengolahan
lain : Formasi Latimojong (Kls) berumur
data dan pemilihan tampilan citra terseleksi.
Kapur terdiri dari perselingan batu sabak,
Analisis
filit,
wacke,
karakteristik
fisik
dilakukan
kuarsit,
batugamping
dan
menggunakan citra DEM (digital elevation
bersisipan
konglomerat
dan
model) melalui tahapan pengolahan data
rijang; Batuan gunungapi Lamasi (Tplv)
awal dengan menggunakan slope shader
berumur Paleosen terdiri dari lava basalt
untuk penajaman perbedaan kemiringan
dan andesit, breksi gunung api dan tuf ;
lereng (Gambar 2).
batulanau
Formasi Bonebone (Tmpb) berumur Miosen
Tengah terdiri dari perselingan batupasir,
Citra tersebut menampilkan detail bentuk
konglomerat, napal dan lempung tufaan;
permukaan bumi menjadi jelas melalui
Granit Kambuno (Tpkg) berumur Miosen
konfigurasi
Akhir terdiri dari granit granodiorit, dan
penajaman,
sekis dan aluvial (Qal) berumur Kuarter
morfologi,
morfogenesis,
terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil
morfokronologi
bentang
dan kerakal. Tetapi di daerah yang telah
diidentifikasi.
variasi
nilai
sehingga
elevasi
dan
aspek-aspek
alam
dan
dapat
diselidiki (Gambar 4) terdapat tiga satuan
batuan diatas, yang terdiri dari: Formasi
Interpretasi dilakukan secara visual dengan
Latimojong (Kls), Batuan gunungapi Lamasi
menggunakan unsur-unsur interpretasi dan
(Tplv) dan Granit Kambuno (Tpkg).
pola keruangan bentang alam yang dapat
diamati. Analisis geomorfologis dilakukan
Hasil penarikan kelurusan topografi dari
dengan
Peta Digital Elevasi Model (DEM), maka
(landscape)
pola kelurusan bisa dibedakan ke dalam
bentuk, litologi, genesis dan proses-proses
dua pola yaitu arah baratlaut-tenggara dan
masa lampau dan sekarang yang dapat
baratdaya-timurlaut.
diamati dari citra satelit, sehingga diketahui
Arah
baratlaut-
tenggara diperkirakan berhubungan dengan
pendekatan
yang
bentang
alam
mengutamakan pada
karakteristik aktual dari setiap unit.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
251
Buku 1 : Bidang Energi
Dari analisis ini yang dipadukan dengan
batuan Qkl (satuan kubah lava) menun
pengamatan bentang alam lapangan serta
jukkan 0.4 ± 0.1 juta tahun atau Kala
kemiringan lereng, maka didapat satuan
Pleistosen Atas. Satuan batuan Qkl ini
morfologi
diperkirakan berupa produk akhir aktivitas
daerah
penyelidikan
yaitu:
Morfologi perbukitan bergelombang Lemah,
vulkanik di daerah Limbong
Morfologi perbukitan bergelombang kuat
dan Morfologi perbukitan terjal (Gambar 3).
Struktur
Geologi,
Berdasarkan
data
lapangan, analisis citra Landsat dengan
Stratigrafi, Pengamatan litologi dilakukan
enhance method, analisis citra DEM (digital
di
amat,
elevation mode) dan peta topografi, serta
pengambilan sampel batuan di empat puluh
gejala-gejala struktur di permukaan yang
tiga lokasi, dua belas sampel diantaranya
berupa
dianalisis
sampel
kelurusan lembah dan punggungan, kekar-
dianalisis PIMA dan satu sampel batuan
kekar, bidang sesar dan zona hancuran
dasitik dianalisis umur absolut batuan
batuan, maka teramati tiga sesar utama,
memakai metode jejak belah (fission track)
yaitu ;
dari mineral Zirkon.
– tenggara, Sesar mengiri berarah barat –
seratus
dua
lokasi
petrografi,
titik
sembilan
pemunculan
mata
air
panas,
Sesar menganan berarah baratlaut
timur,
Sesar normal berarah timurlaut
Stratigrafi Limbong disusun berdasarkan
baratdaya
hubungan relatif masing-masing satuan
manifestasi Kanandede. (Gambar 5).
sebagai
sesar
pengontrol
batuan. Penamaannya didasarkan kepada
mekanisme
dan
genesa
pembentukan
MANIFESTASI PANAS BUMI
batuan. Daerah Limbong disusun oleh
batuan plutonik, batuan vulkanik, batuan
Fumarola, dijumpai di beberapa tempat,
malihan
pada
dan
endapan
permukaan.
manifestasi
Kanandede
dijumpai
Pengamatan megaskopis diperoleh ada
fumarol yang memiliki tekanan terbesar di
enam belas satuan batuan dari tua ke
daerah
muda terdiri dari; Batuan Malihan (Km),
Temperatur fumarol berkisar 98 – 102.2 ºC,
Granit Tua (Togt), Granit Biotit (Togb),
tercium bau belerang, keluar melalui vent –
Granodiorit Biotit (Tmgd), Granit Porfir
vent yang terbentuk akibat rekahan –
(Tmgp), Vulkanik Tak Terpisahkan (Tplv),
rekahan pada zona hancuran Kanandede.
paling
barat
manifestasi.
Sienit (Tps), Granodiorit (Tpgd), Granit –
Aplit (Tpga), Diorit (Qd), Aliran Lava
Tanah
Andesitik (Qla), Jatuhan Piroklastik (Qjp),
(steaming ground), teramati di beberapa
Aliran Lava Dasitik (Qld), Aliran Piroklastik
tempat di lokasi manifestasi Kanandede
(Qap), Kubah Lava (Qkl), dan Aluvium
dengan temperatur 86 – 98º dijumpai C,
(Qal).
sedangkan tanah beruap yang teramati
panas
dan
Tanah
beruap
bertemperatur 100.4º C.
Berdasarkan hasil
pentarikhan memakai
metode jejak belah (fission track) pada
252
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lumpur panas, dijumpai di satu lokasi
Kehilangan Panas (natural heat loss)
pada kelompok manifestasi Kanandede
Penghitungan kehilangan panas (natural
dengan temperatur 95.6º C.
heat loss) dimaksudkan untuk menentukan
besarnya energi panas yang dilepas secara
Mata
air
panas,
dijumpai
di
empat
alami oleh suatu sistem panas bumi.
kelompok yaitu kelompok mata air panas
Dengan mengetahui besarnya energi panas
Kanandede, kelompok mata air panas
yang dilepas, selanjutnya dapat diestimasi
Kanan Sawah, kelompok mata air panas
besarnya potensi energi panas bumi yang
Kanan Bulo, dan kelompok mata air panas
terkandung dalam sistim tersebut. Makin
Komba.
besar nilai heat loss makin besar potensi
Batuan Ubahan, terjadi akibat pengaruh
energi
aktivitas hidrotermal yang ditemukan di
Penentuan nilai heat loss di Limbong
sekitar manifestasi Kanandede, berupa
dilakukan
silisifikasi dan argilitisasi. Silisifikasi sangat
berupa mata air panas.
panas
bumi
yang
padatiga
terkandung.
belas
manifestasi
intesif di bagian barat manifestasi, dengan
tingkat ubahan sedang hingga lemah.
Total energi panas yang hilang (heat loss)
Tekstur batuan asal masih terlihat jelas,
daerah Limbong sebesar ± 531.506 kWth
berasal
dari
batuan
beku
terobosan
berkomposisi granitik, pada satuan granit
MODEL HIDROGEOLOGI
porfir. Sedangkan argilitisasi lebih dominan
di bagian tengah hingga utara manifestasi,
Hidrogeologi
dengan tingkat ubahan dari sedang hingga
komponen penting suatu sistim panas bumi.
sangat kuat, dimana tekstur batuan asal
Air di muka bumi mengikuti siklus (daur
sudah
hidrologi),
yang dimulai dari air meteorik
dibeberapa tempat memperlihatkan bekas
atau
hujan
manifestasi
Sebagian
tidak
nampak,
solfatara
sementara
dengan
endapan
air
merupakan
di
meresap
salah
permukaan
menjadi
air
satu
tanah.
tanah
sulfur. Hasil analisis PIMA (portable infrared
(groundwater) dan sebagian mengalir di
mineral analyzer) pada beberapa sampel
permukaan (run-off), akhirnya terakumulasi
ubahan
mineral
di laut dan mengalami penguapan menjadi
lempung (argilik) didominasi oleh kaolonit,
air meteorik kembali. Siklus hidrologi yang
haloisit
terlibat dalam sistim panas bumi adalah
menunjukkan
dan
bahwa
montmorilonit.
Zona-zona
ubahan berupa fosil yang sudah tidak
memperlihatkan
aktivitas
sistim aliran air tanah.
hidrotermal
dijumpai di Dusun Komba. Di lokasi ini
Komponen
ubahan argilik dengan tingkat sangat kuat,
penyelidikan terbagi tiga, yaitu: wilayah
dan dijumpai juga sisa solfatara dengan
resapan air, limpasan dan munculan air
endapan
tanah
sulfur.
Hasil
analisis
PIMA,
sampel ubahan ini menunjukkan bahwa
dan
hidrogeologi
wilayah
aliran
daerah
permukaan
(Gambar 6).
mineral lempung (argilik) didominasi oleh
montmorilonit, illit, gipsum dan jarosit.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
253
Buku 1 : Bidang Energi
y Daerah resapan air (re-charged area)
selanjutnya
mengalami
proses
mencakup ± 54 % dari luas daerah
pemanasan oleh gejala vulkanisme atau
penyelidikan.
batuan
Pada areal ini air hujan
penghantar
panas
secara
meresap ke bumi melalui permeabilitas
konveksi
batuan.
muncul ke permukaan berupa mata air
Selanjutnya
terakumulasi
menjadi air tanah dalam dan air tanah
dan
konduksi,
selanjutnya
panas.
dangkal (catchment/ reservoir area) dan
daerah akumulasi air tanah.
SISTIM PANAS BUMI
y Daerah limpasan/ munculan air tanah
Sumber Panas (heat sources) merupakan
(discharged area) mencakup ± 10 %
komponen utama suatu sistem panas bumi,
luas daerah penyelidikan. Air hujan
ada beberapa bentukan geologi yang bisa
(meteoric water) yang turun di daerah
menjadi sumber panas, pertama berupa
resapan air (re-charge) tersebut
sisa
meresap
ke
bumi
melalui
dan
zona
permeabilitas batuan sebagian besar
dapur
magma
yang
berasosiasi
dengan kerucut gunung api muda, kedua
bisa berupa tubuh intrusi muda.
masuk ke bumi dan berkumpul menjadi
air
tanah
dalam
dan
dangkal.
elevasi
rendah
daerah
muncul
menjadi sumber panas, yaitu tubuh intrusi
berupa mata air panas dan mata air
Kuarter dan kubah lava pada komplek
dingin.
vulkanik Tabuan. Kubah lava tersebut
Selanjutnya
pada
(morfologi
pedataran)
akan
Secara geologi ada beberapa area di
penyelidikan
yang
berpotensi
berumur relatif sangat muda (0.4 juta tahun)
y Daerah aliran air permukaan (run-off
dan diperkirakan masih menyimpan panas
water area) mencakup ± 36 % luas
sebagai
daerah.
Selanjutnya struktur-struktur geologi daerah
Aliran
air
permukaan
sistem
panas
bumi
Limbong.
merupakan air hujan yang mengalir di
membentuk
permukaan
merupakan media keluarnya air panas ke
tanah
dan
membentuk
sungai. Aliran di sungai secara gravitasi
zona
permeabel
dan
permukaan.
mengalir dari elevasi tinggi ke rendah,
seperti halnya Sungai Salu Rongkong,
Reservoir,
Sungai Salu Kanan, dan Sungai Salu
permukaan yang bersifat sarang, berdaya
Kanandede.
lulus fluida dan dapat menyimpan fluida
adalah
wadah
di
bawah
panas serta mempunyai temperatur dan
y Manifestasi
panas
bumi
di
daerah
tekanan
sistem
panas
bumi.
Litologi
penyelidikan berada di daerah limpasan
pembentuk reservoir adalah batuan granitik,
dan pemunculan air tanah (discharged
yang banyak rekahan dan permeabel. Sifat
area). Air hujan yang meresap
tersebut diakibatkan oleh rekahan yang
dalam bumi
melalui
ke
permeabilitas
terbentuk akibat aktifitas sesar.
batuan berupa rekahan dan lubang pori,
254
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Batuan Penudung (cap rock) mempunyai
Air panas Limbong termasuk tipe air panas
sifat kedap air / impermeable sehingga
klorida - bikarbonat. Manifestasi air panas
fluida hidrotermall pada lapisan reservoir di
Kanan Dede yang didominasi air klorida, ke
bawahnya
Gabungan
arah Barat dan tenggara (Kanan Sawah,
komponen sistem panas bumi (sumber
Kanan Bulo dan Tandung) semakin bersifat
panas, reservoir dan lapisan penudung)
bikarbonat.
telah
dapat
membentuk
tertahan.
sistem
panas
bumi
daerah penyelidikan. Batuan penudung
Mata air panas Kanan Dede terlatak pada
berupa zona ubahan argilik yang kaya
perbatasan full equilibrium, artinya bahwa
mineral lempung dengan sifat kedap air
kondisi air panas kemungkinan berasal dari
(impermeable).
kedalaman langsung dan temperaturnya
cukup tinggi, serta kondisinya sedikit sekali
Fluida Reservoir Panas Bumi, Daerah
terpengaruh
Panas Bumi Limbong berada di zone
Sedangkan mata air panas di luar komplek
depresi dengan struktur geologi (kekar dan
Kanan
sesar) yang berkembang untuk meloloskan
equilibrium
air permukaan (meteoric water) ke bawah
equilibrium dan
permukaan. Sebagian air meteorik tersebut
pemunculan air panas ini mengindikasikan
berinteraksi dengan fluida magmatik dan
terpengaruh oleh air permukaan.
oleh
Dede
air
berada
dan
permukaan.
pada
partial
perbatasan
partial
immature water, artinya
gas-gas vulkanik yang menghasilkan fluida
panas.
DISKUSI
Fluida panas terakumulasi di reservoir yang
Peluang Pengembangan
bersifat permeable, akibat rekahan yang
Beberapa peluang mengembangkan panas
berkembang pada granitik Tersier.
bumi di Limbong, diantaranya:
o
Potensi sumberdaya panas bumi cukup
Interaksi antara fluida panas di reservoir
besar untuk dimanfaatkan bagi energi
dengan batuan sekitarnya menghasilkan
listrik
batuan ubahan/ alterasi yang bersifat kedap
pemanasan.
air (impermeable) atau batuan penudung
o
atau
pengeringan
dan
Masih tersedia potensi pasar energi
(cap rock). Batuan tersebut menyebabkan
listrik yang tinggi di Kabupaten Luwu
fluida panas di reservoir tertahan naik ke
Utara, karena kelistrikan daerah ini
permukaan.
masih sering sangat diperlukan
baik
bagi konsumsi rumah tangga atau
Fluida panas di kedalaman manifestasi
industri.
secara konveksi naik kepermukaan melalui
permeabilitas batuan dan zona patahan
Kendala Pengembangan
muncul sebagai mata air ber pH normal.
Beberapa
menghambat
kendala
kegiatan
yang
mungkin
pengembangan
panas bumi di sini, diantaranya:
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
255
Buku 1 : Bidang Energi
o
Akses pencapaian ke daerah masih
PUSTAKA
sulit dijangkau kendaraan roda empat.
o
Adat istiadat dan budaya setempat
terkadang
o
tidak
sejalan
Bachri, S., dan Alzwar,M., (1975): Kegiatan
dengan
Inventarisasi Kenampakan Gejala
rencana pembangunan Nasional.
Panas bumi di Daerah Sulawesi
Ketidak
Selatan,
jelasan
status
kepemilikan
tanah berkemungkinan mengganggu
Dinas
Vulkanologi,
Bandung, unpubl.
lancarnya pembebasan tanah.
o
Kandungan
karbonat
air
panas
Badan Pusat Statistik (2008), Luwu Utara
Kanandede dalam waktu lama bisa
Dalam Angka, Badan Pusat Statistk
mengakibatkan
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi
faktor
scaling
pada
casing bor atau casing penyalur uap.
Selatan.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and
KESIMPULAN
Geothermal
Fluida panas bumi di daerah Wap Salit
system,
Academic
Press, Inc. Orlando.
diasumsikan berupa air panas bersuhu
tinggi dan bertipe netral hingga agak asam
Ratman,N.
dkk.
(1993),Geologi
lembar
dan menunjukkan tidak ada indikasi fluida
Mamuju, Sulawesi. Pusat Penelitian
panas
dan
bertipe
uap
(steam).
pemrosesan lanjut fluida
Dalam
air panas yang
Pengembangan
Geologi,
Bandung.
dihasilkan dari sumur bor perlu di ekstrasi
dari fase air panas ke fase uap. Pada fase
uap
tersebut
selanjutnya
akan
Simandjuntak, T.O., dkk. (1993), Geologi
bisa
lembar Mamuju, Sulawesi. Pusat
dimanfaatkan bagi energi listrik, sedangkan
Penelitian
limbah air panasnya dapat dimanfaatkan
Geologi, Bandung.
secara
langsung
(direct
used)
ikan
air
tawar,
Pengembangan
untuk
kepentingan parawisata, kolam renang,
pembibitan
dan
pemanas
ruangan atau pengobatan (curing).
Tim
Terpadu
Panas
Bumi
(2002),
Penyelidikan Terpadu Daerah Panas
Bumi
Utara,
Parrara,
Sulawesi
Kabupaten
Luwu
Selatan,
Pusat
Sumber Daya Geologi unpubl.
SARAN
Agar diketahui sebaran daerah prospek
secara vertikal yang lebih pasti perlu
dilakukan metode geofisika magnetotellurik
agar kontribusinya lebih terjamin secara
ilmiah.
256
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi
Penyelidikan
Gambar 1. Lokasi penyelidikan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
257
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2 Analisis geomorfologi dari peta DEM (digital elevation model)
258
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 3. Peta morfologi daerah Limbong
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
259
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 4. Peta Geologi daerah Limbong, Sulawesi Selatan
260
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 5. Analisis pola kelurusan citra landsat LE7 dengan enhance method
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
261
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 6. Hidrogeologi daerah Limbong
262
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 7. Model tentatif sistem panas bumi daerah Limbong
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
263