makalah bleaching after revisi

Makalah Biomaterial II
BLEACHING

Disusun oleh :
Anita Puspasari
Ayu Sukmawati
Dessy Ratna Puspita
Normalita Sulistyanawati
Rahayu
Ristina Noviatun
Titik Okta Suryani
Warsiti Eka Saputri
Wing Ma Intan

(8730)
(8732)
(8714)
(8733)
(8726)
(8700)
(8655)

(8723)
(8775)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
Pendahuluan
Seiring dengan pertambahan usia dan adanya beberapa faktor tertentu yang
dapat menyebabkan pewarnaan gigi (stain), mengakibatkan banyak orang yang
tidak puas terhadap warna gigi mereka dan melakukan upaya untuk membuat gigi
mejadi cerah atau putih kembali.
Prosedur pencerahan dan pemutihan gigi ini disebut teeth bleaching,
prosedur tersebut merupakan bagian dari layanan estetika yang dapat dilakukan di
tempat praktek dokter gigi atau juga dapat dilakukan sendiri oleh pasien di rumah
di bawah pengawasan dokter gigi.

Bahan yang digunakan dalam proses teeth bleaching adalah peroksida
yang terbukti efektif dan aman. Selain yang mengandung peroksida tersedia juga

bahan yang tidak mengandung peroksida. Namun dalam beberapa kasus stain
yang disebabkan oleh faktor tertentu, proses pemutihan gigi tidak berpengaruh
terhadap stain tersebut sehingga proses pemutihan yang dilakukan berulang
hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien.

Bleaching Gigi
Pemutihan gigi adalah bagian dari pelayanan kosmetik yang dapat
dilakukan dengan in-office procedure ataupun home procedure dengan
pengawasan dokter gigi yang bertujuan untuk mencerahkan atau memutihkan
bagian permukaan mahkota gigi. Bahan bleaching tersedia dengan produk
peroksida yang terbukti aman dan efektif selain itu tersedia juga yang tidak
mengandung peroksida. (Hatrick, 2011)
Kegunaan Bleaching menurut :
Menurut Irmawati (2005, cit. Soeparmin S, no date) Bleaching digunakan untuk
memutihkan gigi dengan indikasi diantaranya:
 Pada kasus perubahan warna gigi karena trauma yang dapat menyebabkan
nekrosis pulpa
 Perubahan warna intrinsik oleh karena fluorosis dan obat tetrasiklin
 Pewarnaan ekstrinsik karena makanan dan minuman


Cara pemakaian

Terdapat dua cara pemakaian bleaching, yaitu Bleaching in Office dan
Home bleaching. Bleaching in office sendiri berbagi menjadi bleaching pada gigi
vital dan non vital. Teknik in- office bleaching (pemutihan) mungkin efektif untuk
mencerahkan gigi yang terstain oleh flourosis, tetracyline, dan memeroleh
diskolorisasi (perubahan warna) pada permukaan (Craig, 2000).
Bleaching pada gigi vital
Bleaching dilakukan di klinik gigi untuk gigi vital dan non
vital. Bleaching melibatkan penggunaan berbagai macam kekuatan dari larutan
hidrogen peroksida dan gel. Selama bertahun-tahun bleaching dilakukan dengan
cairan hidrogen peroksida 35% dan penerapan heating lamp. Cara ini efektif
untuk bleaching gigi-tunggal, tetapi prosesnya memakan waktu lama dan
tekniknya sensitif. Jika cairan berkontak dengan jaringan lunak, dapat
menyebabkan luka bakar yang menimbulkan rasa sakit. Gel dengan konsentrasi
peroksida karbamid (35%) lebih dapat dikendalikan daripada cairan hidrogen
peroksida dan terlihat lebih efektif. Semua produk dengan konsentrasi yang tinggi
memerlukan penggunaan dental dam dan perlindungan tambahan untuk gingiva
dengan petroleum jelly atau paint-on-light-cured bahan dental dam (Opal Dam,
Produk Ultradent, Inc, South Jordan, UT). Ketika prosedur bleaching akan

dilakukan, sebaiknya mendokumentasikan gigi pasien sebelum memulai prosedur
bleaching (Hatrick, 2011).
Di klinik gigi ”kekuatan bleaching” (gunakan bahan bleaching kuat yang
diaktivasi oleh cahaya berintensitas tinggi) telah menjadi prosedur yang populer,
karena dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan, dan tidak dibutuhkan
kepatuhan pasien dalam penggunaannya di rumah. Banyak pasien tidak ingin
menghabiskan waktu untuk bleaching di rumah selama beberapa jam sehari dalam
periode 2 minggu atau lebih. Ketika digunakan dengan curing light, plasma arc
light atau laser light ”kekuatan pemutih” di klinik gigi dapat dilakukan hanya
dalam waktu 45 menit sampai 1 jam. Saat ini, telah dikembangkan bahan yang
tidak memerlukan penggunaan cahaya berintensitas tinggi. Beberapa pasien
mungkin perlu waktu atau kunjungan tambahan tergantung pada jenis perubahan
warna. Masing-masing sistem baik gel maupun pasta memiliki indikator

perubahan warna saat siklus oksigenasi selesai. Aplikasi diulang sampai warna
putih yang diinginkan tercapai atau pasien mulai mengalami sensitivitas. Bahan
pemutih harus disimpan dalam lemari es untuk memperpanjang self life yang
terbatas (Hatrick, 2011).
Penting untuk diingat bahwa akan terjadi dehidrasi pada gigi ketika
terisolasi oleh rubber dam untuk jangka waktu tertentu dan terlihat lebih putih

dari warna yang akan dicapai setelah gigi tersebut direhidrasi beberapa jam
kemudian. Dehidrasi pada gigi juga dapat berkontribusi untuk meningkatnya
sensitivitas selama prosedur (Hatrick, 2011).

Bleaching pada gigi non vital
Ketika pulpa gigi mati, hasil pecahan dari jaringan nekrotik pulpa atau
hemoglobin dari darah dalam pulpa terlepas ke sekitar tubulus dentin. Bahan
kimia

dari

jaringan-jaringan

(misalnya

besi

sulfida

dari


hemoglobin)

menyebabkan pewarnaan dentin. Pemutihan gigi non vital di klinik gigi biasanya
melibatkan penghilangan restorasi dari rongga akses endodontik (lubang yang
memperlihatkan terapi saluran akar) dan bleaching secara internal melalui akses
ini. Gigi diisolasi dengan rubber dam untuk mencegah larutan bleaching
berkontak dan menimbulkan rasa terbakar pada jaringan lunak. 30 hingga 35%
larutan atau gel hidrogen peroksida ditempatkan di ruang pulpa pada cotton
pallete (Hatrick, 2011).
Sebuah instrumen yang telah dipanaskan, dimasukkan ke dalam ruang
pulpa beberapa kali untuk mengaktifkan peroksida tersebut. Pendekatan alternatif
menggunakan teknik ”walking bleach”, dimana bleaching secara komersial
dipersiapkan dalam bentuk gel atau pasta yang dibuat di klinik dari sodium
peroxyborate monohidrat (Amosan) dan hidrogen peroksida 30% disegel ke
dalam ruang pulpa dengan restorasi sementara. Dengan pasta, kedua produk
melepas oksigen yang membantu pemutihan gigi. Ketika pasien kembali dalam 2
sampai 5 hari, bahan pemutih dihapus, dan komposit atau restorasi amalgam
ditempatkan (Hatrick, 2011).
Semua prosedur pemutihan secara internal yang mengharuskan segel

dibentuk di dasar preparasi akses endodontik hanya pada koronal dengan tingkat

perlekatan gingiva pada gigi. Hal ini dilakukan untuk mencegah pemutih bocor
keluar melalui tubulus dentin yang terbuka atau kanal aksesori ke ligamentum
periodontal. Ada kasus dari resorpsi akar eksternal yang terjadi ketika pemutih
diaktifkan oleh reaksi peradangan pada jaringan periodontal. Resorpsi akar
eksternal adalah serangan pada permukaan akar oleh sel dan enzim dalam jaringan
periodontal. Hal ini sebenarnya bisa melubangi melalui akar, dan pasien mungkin
kehilangan gigi (Hatrick, 2011).
Bleaching di rumah, diresepkan oleh dokter gigi
Home bleaching merupakan suatu cara yang popular,

efektif dan

ekonomis. Produk home bleaching secara khas mengandung 10% hingga 20%
karbamida peroksida atau 1,5% hingga 6% hidrogen peroksida. pH produk ini
berkisar antara 4,6 hingga 6,7 ketika belum terlarut dan 4,3 hingga 6,6 ketika
dilarutkan 1:2 dengan air (Craig, 2000). Bahan kimia yang digunakan dalam
sistem home bleaching ini adalah 10% sampai 22% karbamide peroksida pada pH
netral dalam gel yang kental. Karbamid peroksida terbuat dari dua komponen,

urea dan hidrogen peroksida, dan dicampur ke dalam gel propilen glikol atau
gliserin atau keduanya. Karbopol ditambahkan sebagai pengental. Potasium nitrat
ditambahkan untuk mengurangi sensitivitas gigi (Hatrick, 2011).
Gel non perokside tidak menimbulkan sensitivitas gigi atau iritasi gingiva,
sebagaimana produk peroksida dapat dilakukan pada beberapa pasien. Gel ini
ditempatkan di custom tray yang lembut, tray plastik yang tipis dan dikenakan
oleh pasien selama waktu 30 menit dua kali sehari atau semalaman. Tray tersebut
mungkin atau tidak mungkin memiliki ruang, yang disebut reservoir, dibangun
untuk menahan bahan pemutih. Sebagian besar klinik menggunakan reservoir,
tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin diperlukan.
Panjang pengobatan bervariasi untuk setiap pasien tergantung pada perubahan
warna dan sensitivitasnya. Periode yang biasa adalah 2 minggu, tetapi perubahan
warna seperti tetrasiklin akan dibutuhkan beberapa minggu atau bulan. Tidak
semua stain bisa dihilangkan dengan pemutihan. Waktu yang dianjurkan untuk
kunjungan adalah setiap 2 sampai 3 minggu, dan prosedur ini dilakukan dengan
pengawasan dokter gigi (Hatrick, 2011).

Bahan yang dipakai
1. Hidrogen peroksida
Rumus kimia hidrogen peroksida adalah H2O2, cairan ini tidak

berwarna, tidak berbau, dan lebih kental dari air. Memiliki sifat oksidator
yang sangat kuat dan digunakan sebagai bahan pemutih. Hidrogen
peroksida ini bersifat relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi
secara perlahan dan melepaskan oksigen. Juga aman digunakan apabila
dipakai dalam batas konsentrasi, waktu yang tidak terlalu lama, dan dalam
interval perawatan tertentu (Walsh LJ, 2000, cit. Adang RAF, dkk, no
date). Penggunaannya pada teknik in office bleaching baik untuk gigi vital
maupun non vital dengan konsentrasi yang biasa digunakan adalah 3035% sedang untuk Over The Counter Product (OTC) biasa dipakai
konsentrasi 6%. Pada konsentrasi tinggi dapat bersifat bakteriostatik dan
konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada ikatan DNA
(Haywood VB, 1992, cit. Adang RAF, dkk, no date).
Keuntungan penggunaan hidrogen peroksida

adalah

tidak

diperlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pemutihan yang
optimal, karena menggunakan konsentrasi yang tinggi. Selain keuntungan
hidrogen peroksida juga memiliki kerugian dalam penggunaannya, antara

lain: bisa menyebabkan perubahan persepsi pengecapan, mengganggu
penelanan dan menimbulkan kelainan pada saluran pencernaan bila
tertelan, sertabisa menyebabkan efek samping seperti hipersensitif pada
gigi, iritasi pada jaringan lunak, dan nyeri tenggorokan (Dharma RH,
2005, cit. Soeparmin S, dkk, no date).
2. Karbamid peroksida
Karbamid peroksida merupakan suatu senyawa yang tidak berbau,
tidak toksik, berbentuk kristal putih, dan merupakan kombinasi antara 7%
urea dan 3% hidrogen peroksida (Goldstein, RE, 2005, cit. Adang RAF,
dkk, no date). Karbamid peroksida lebih banyak digunakan sebagai home
bleaching dengan konsentrasi 10% karena lebih aman, murah, dan efektif
(Matis BA, 2003, cit. Adang RAF, dkk, no date). Karbamid peroksida
dalam pemutihan gigi memiliki keuntungan, diantaranya ketidaknyamanan

penderita dan efek samping yang ditimbulkan tidak terlalu berbahaya,
serta bila tertelan tidak menimbulkan kelainan pada saluran pencernaan.
Sedang kerugiannya memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan
hasil pemutihan yang optimal karena menggunakan konsentrasi yang
rendah (Dharma RH, 2005, cit. Soeparmin S, dkk, no date).


Over The Counter Product (OTC)
Produk bleaching gigi yang merupakan OTC ada tiga tipe dasar : (1)
bleaching strips, (2) paint-on bleaching pastes, dan (3) bleaching gel yang
diaplikasikan pada tray. Bleaching strips (Chest Whitestrips, hidrogen peroksida
6%, Crest Whitestrips Premium, hidrogen peroksida 10%, Procter dan Gamble,
Norwich, CT) sangat popular dan merupakan OTC yang sering digunakan.
Mereka tidak memerlukan pembuatan tray bleaching. Material ini bening, strip
fleksibel berisi gel peroksida yang disesuaikan pada gigi dan dipakai selama 30
menit untuk sekali atau dua kali sehari. Waktu perawatan yang lebih singkat
mungkin bermanfaat untuk pasien yang sensitifitas dengan waktu perawatan yang
lebih lama ketika menggunakan sendok cetak. Strip ini melepaskan 6% - 10%
hidrogen peroksida pada gigi. Strip ini tipis dan tidak mengganggu dalam
berbicara. Indikasinya bahwa strip sama efektifnya dengan bleaching yang
menggunakan karbamid peroksida 10% pada costum tray dan ekonomis. Strip ini
hanya dapat menutupi enam gigi depan pada setiap lengkung, jadi pasien yang
ingin memutihkan gigi lainnya mungkin memerlukan penggunaan bleaching night
guard atau dapat membeli Crest Whitestrips yang lebih panjang dan menutupi gigi
lebih banyak melalui dental office khusus (Hatrick, 2011).
Material paint-on adalah cairan kental yang diaplikasikan secara langsung
pada permukaan email dari gigi dengan kuas. Pertama, pengguna harus
mengeringkan gigi. Dalam 30 detik sampai 1 menit, cairan menjadi keras. Pasien
harus membuka mulutnya sampai material itu kering. Beberapa produk
diaplikasikan kapanpun dan harus dibiarkan minimal 30 menit. Direkomendasikan
agar material ini diaplikasikan dua kali sehari untuk mencapai manfaat maksimal.
Karena secara langsung mengenai saliva (tidak seperti gel pada strip atau sendok

cetak), material bleaching dapat mencair atau dapat terlepas. Material paint-on
lainnya dimaksudkan untuk diterapkan pada waktu tidur dan dibiarkan sepanjang
malam. Produk paint-on ini berisi karbamid peroksida. Walaupun produk paint-on
bekerja, tapi mereka tidak seefektif pemutih dengan sendok cetak atau bleaching
strip. Produk bleaching paint-on dibiarkan sepanjang malam termasuk Crest
Night Effects (sama dengan 5,3% hydrogen peroksida) dan Colgate Simple White
Night (sama dengan 6,3% hydrogen peroksida) (Hatrick, 2011).
Beberapa sistem tray bleaching dijual secara langsung pada masyarakat
umum oleh pabrik. Sendok cetak pada sistem ini adalah awal pembentukan stock
tray atau tray termoplastis yang dipanaskan pada air mendidih dan disesuaikan
pada gigi, seperti ”boil and bite” pada pelindung saat berolahraga. Sendok cetak
sering kurang pas dan tidak sesuai dipotong untuk mencegah kelebihan material
dari kontak gingival. Apalagi, tanpa evaluasi profesional yang dilakukan sebelum
bleaching untuk memastikan bahwa kerusakan dan kebocoran restorasi diperbaiki,
dan pengawasan profesional tidak dilakukan selama bleaching. Individual dengan
gigi yang memang sebelumnya sudah sensitif akan dapat memperburuk kondisi
mereka. Sendok cetak yang tidak pas juga dapat mengiritasi gingival. Pemutih
pada sistem OTC biasanya menggunakan 10% karbamid peroksida (Hatrick,
2011).
Pasta gigi dengan bahan pemutih gigi
Kebanyakan dari pasta gigi di pasaran yang menyatakan untuk
memutihkan gigi sebenarnya hanya bekerja untuk menghapus noda pada
permukaan bukan untuk memutihkan gigi. Untuk sebagian besar, mereka tidak
berisi peroksida untuk menyebabkan pemutihan. Tapi mereka berisi substansi
yang dapat membantu untuk penghilangan noda pada permukaan. Perlu
diperhatikan bahwa administrasi obat dan makanan U. S. (FDA) tidak
membutuhkan pengujian untuk bleaching OTC dan produk pemutih. Pabrik tidak
diatur untuk produk mereka (Hatrick, 2011).
Bagaimana bleaching bekerja
Enamel pada permukaan mahkota gigi hampir seluruhnya terdiri dari
mineral (97% dari total berat) dengan celah mikroskopis antara batang-batang

enamel yang mengandung air dan material organik. Stain terakumulasi di dalam
celah kecil pada enamel dari waktu ke waktu. Pemutihan gigi terjadi ketika
hidrogen peroksida atau material bleaching nonperoksida melewati celah di
enamel dan mengoksidasi stains, sehingga warna lebih terang. Proses ini
dipercepat oleh penggunaan intensitas panas yang rendah atau intensitas cahaya
yang tinggi, seperti curing light komposit konvensional, laser, atau intensitas
cahaya plasma arc yang tinggi (Hatrick, 2011).
Beberapa produsen telah menyarankan bahwa etsa asam sebelum
mengaplikasikan pemutih kimia dapat meningkatkan penetrasi pemutih. Penelitian
menunjukkan bahwa etsa asam tidak dapat meningkatkan bleaching, dan etsa
asam berkontribusi untuk komplikasi tambahan, seperti peningkatan sensitivitas.
Etsa mungkin memerlukan pemolesan enamel sebelum pasien dihentikan, karena
proses etsa asam mampu menciptakan kekasaran permukaan enamel. Tergantung
pada produsen, bahan utama produk bleaching adalah hidrogen peroksida,
karbamida peroksida, dan urea peroksida, atau sistem non- hidrogen peroksida
yang mengandung sodium- chloride, oksigen dan natrium flouride. Beberapa
produk juga mengandung aditif seperti potassium nitrate dan flouride untuk
membantu mengurangi sensitifitas (Hatrick, 2011).
Penyebab pewarnaan
Tabel 1: Penyebab dan Warna Diskolorisasi Ekstrinsik dan Intrinsik (Hatrick,
2011)
Penyebab
Warna
Stain Ekstrinsik
Kebersihan gigi dan mulut yang buruk
Kuning, coklat, hijau, hitam
Kopi, teh, makanan
Coklat kehitaman
Produk tembakau
Kuning- coklat kehitaman
Stain Instrinsik
Pengobatan Selama Perkembangan
Gigi
Tetracycline
Coklat, abu- abu, berkas hitam
Flouride
Putih, titik atau berkas coklat
Pengobatan Setelah Perkembangan
Gigi
Minocycline (tipe obat-tetracycline)

Coklat, abu- abu

Penyakit/

Kondisi

Selama

Perkembangan Gigi
Kondisi seperti purpura (kelainan darah)
Trauma
Perubahan Pulpa
Menonvitalkan pulpa kanal
Nekrosis pulpa dengan perdarahan
Nekrosis pulpa tanpa perdarahan
Penyebab
Lainnya
pada
Gigi
Nonvital
Trauma selama ekstirpasi pulpa
Sisa jaringan pada pada ruang pulpa
Material restorasi gigi
Material endodontik
Kombinasi Stain Intrinsik/ Ekstrinsik
Fluorosis
Penuaan
Jenis Stain
Gigi dapat mengalami
oleh stain ekstrinsik pada

Merah, coklat, ungu
Biru, hitam, coklat
Kuning
Abu- abu, hitam
Kuning, abu- abu kecoklatan

Abu- abu, hitam
Coklat, abu- abu, hitam
Coklat, abu- abu, hitam
Abu-abu, hitam
Putih, coklat
Kuning

perubahan

warna

permukaan gigi

dan

yang

stain

disebabkan

intrinsik.

Stain

intrinsik masuk secara internal ke dalam struktur gigi (sering terjadi pada saat gigi
sedang mengalami perkembangan), atau kombinasi antara keduanya. Beberapa
makanan atau

minuman

yang umum dikenal

berkontribusi

terhadap

pewarnaan pada gigi termasuk kopi, teh, anggur merah, minuman cola, jus
anggur. Beberapa stain ekstrinsik yang terletak di permukaan dapat dihapus, total
atau sebagian, dengan manual atau scalling ultrasonik dan polishing koronal.
Beberapa stain dapat menembus permukaan email dan tidak dapat dipoles atau
di-scalling

supaya

hilang. Hal

ini

kemungkinan

memerlukan pemutihan

kembali untuk menghapusnya (Hatrick, 2011).
Secara umum, perubahan warna yang kuning-coklat lebih mudah untuk dibleaching daripada biru keabu-abuan dan stain hitam. Stain hitam sering
terjadi selama

perkembangan gigi

dengan bahan

kimia

atau obat,

seperti tetrasiklin atau doksisiklin. Sebagai akibatnya, mereka tergabung jauh di
dalam

dentin

dan juga

ditemukan

dalam enamel. Antibiotik lain

yang turunan tetrasiklin seperti minocycline dapat juga menyebabkan perubahan
warna gigi pada

orang

dewasa.

Diterapkan

secara

eksternal

pemutihan biasanya memakan waktu lebih lama untuk menghilangkan stain
tersebut. Stain

yang

berhubungan dengan

gigi

bagian

dalam diperlukan

penanganan pemutihan. Beberapa stain ada yang tahan terhadap pemutihan, dan
upaya pemutihan

yang

berulang mungkin

tidak mencapai

hasil yang

diinginkan pasien (Hatrick, 2011).
Peran dental assistant atau hygienist
Dental assitant dan hygienist berperan penting dalam memberikan
pelayanan bleaching (pemutihan gigi) pada pasien. Di samping itu, dental
assistant dan hygienist dapat membantu pelayanan bleaching di klinik dokter gigi,
serta bisa juga berperan dalam membantu pelayanan home bleaching. Mereka bisa
melakukan beberapa prosedur klinis yang penting seperti mengambil dan
membuat alginate impression serta fabrikasi pada bleaching tray. Sangat penting
bahwa pasien memeroleh informasi tentang pro dan kontra dari bleaching. Dental
assistant dan dental hygienist dapat memeroleh informed consent dari pasien.
Selain itu dental assistant dan hygienist dapat memberikan instruksi pada pasien
untuk menggunakan pemutih gigi secara benar dan melakukan perawatan pada
tray, juga mengingatkan pasien untuk tidak melakukan bleaching secara berlebih
(Hatrick, 2011). Untuk pasien perokok, dental assistant dan hygienist wajib
memastikan keadaan rongga mulut meliputi periodonsium, tidak memiliki erosi
serviks atau retak enamel, dan memiliki margin restorasi yang utuh (Craig BJ,
1999).
Efek samping
Dalam jangka waktu pendek biasanya dapat terjadi sensitivitas gigi/gigi
sensitif. Apabila hal tersebut terjadi dapat dilakukan penanganan dengan
memperpendek waktu pemutihan setiap hari dan menggunakan pemutih dengan
konsentrasi yang lebih rendah atau menghentikan proses pemutihan selama
beberapa minggu. Sensitivitas ini biasanya disebabkan oleh pemutih gigi yang
menembus/ berpenetrasi melalui email ke tubulus dentin atau dengan melewati
tubulus dentin yang terbuka pada permukaan akar

yang terpapar dan

menyebabkan iritasi pulpa (pulpitis). Makanan minuman seperti buah jeruk, jus
,soda , cuka, dan makanan asam lainnya harus dihindari selama gigi sensitive.

Agen desensitizing seperti flour, kalium nitrat, atau agen desensitizing lainnya
dapat berguna untuk mengurangi gejala (Hatrick, 2011).
Efek samping lain yang mungkin terjadi termasuk seperti iritasi gingiva,
mukosa, dan tenggorokan dari kelebihan bahan pemutih gigi yang keluar dari
tray. Jika pasien memakai trays bleaching semalaman, pasien mungkin
mengalami beberapa rasa sakit pada otot pengunyahan dan sendi temporo
mandibular jika trays menyebabkan otot pengunyahan menegang dan menggesek
atau sedikit menggantikan tempat kondilus (kepala mandibula) pada iritasi sendi
dan gingiva terjadi jika tray menggesek/terjadi gesekan (Hatrick, 2011).
Instruksi yang diberikan di Dental Office untuk Home Bleaching menurut Hatrick
(2011) yakni sebagai berikut,
1. Sikat dan benang
2. Tempatkan sedikit gel pemutih dibagian depan pada tiap bagian gigi dari
tray. Jangan terlalu berlebih karena kelebihan gel dapat mengiritasi
jaringan mulut dan tenggorokan.
3. Tempatkan tray di atas gigi dengan lembut. Hapus kelebihan gel dengan
sikat gigi atau jari yang bersih.
4. Memakai tray untuk waktu yang ditentukan oleh dokter gigi
5. Pada tahap akhir bleaching bersihkan tray, bersihkan mulut dengan
menggunakan air dan menggunakan sikat gigi untuk menghilangkan sisa
gel.
6. Bersihkan baki dibawah air mengalir dengan sikat gigi.Bisa juga
menggunakan sabun cair. Tempatkan dalam wadah tertutup yang terbuka
agar memungkinkan tray kering.
Informasi Tambahan (Hatrick, 2011).
1. Penyimpanan gel bleaching pada tempat yang kering dan hindarkan dari
sinar matahari secara langsung
2. Bleaching tidak dianjurkan saat hamil atau menyusui
3. Hindari kopi, teh, anggur merah, minuman cola, buah, dan tembakau
karena dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi
4. Hasil bleaching biasanya berlangsung/ bertahan 1 sampai 3 tahun
5. Pewarnaan kembali secara bertahap mungkin sesekali memerlukan
pemutihan kembali

6. Menyimpan trays bleaching sehingga Anda hanya perlu membeli pemutih
tambahan selama rebleaching/ pemutihan kembali.
7. Jika terjadi sensitivitas gigi atau masalah lain sebaiknya hubungi klinik
gigi.
PERTIMBANGAN RESTORATIVE
Sebelum proses bleaching dimulai, kavitas harus tertutup/ terisi dan
restorasi yang bocor harus diganti untuk mencegah penetrasi bleaching yang
berlebih ke tubuli dentinal, yang akan menyebabkan iritasi pulpa dan
menyebabkan sensitivitas. Bleaching biasa/ baik digunakan sebagai prosedur prerestorative untuk memutihkan gigi sebelum prosedur bonding komposit, veener,
atau mahkota porselen. Walaupun penelitian menunjukan bahwa bonding pada
permukaan yang baru di bleaching akan lebih lemah dari pada jika gigi dibiarkan
untuk re-stabillite selama dua minggu. Pasien perlu diberitahu bahwa warna yang
ada pada restorasi tidak akan menjadi putih dengan bleaching. Jadi, apabila pasien
memiliki restorasi pada area yang tampak pada rongga yang sewarna dengan
warna gigi sebelum di- bleaching, restorasi tersebut akan kelihatan gelap setelah
bleaching karena struktur gigi disekitarnya terlihat lebih putih setelah bleaching
(Hatrick, 2011).
Restorasi komposit kits tidak ada yang sesuai dengan gigi yang telah dibleachimg secara berlebih, sehingga beberapa perusahaan mengembangkan corak
komposit untuk gigi yang di- bleaching. Beberapa gel bleaching yang sedikit
asam dapat menyebabkan kekasaran pada permukaan beberapa komposit,
kompomer, atau SIK. Sebagian besar material bleaching sekarang tersedia dalam
keseimbangan pH. Selama proses bleaching, pasien harus diberitahu untuk
mengurangi intake makanan dan miniman yang dapat mewarnai gigi, termasuk
kopi, teh, anggur merah, minuman kola, berries, atau jus. Merokok juga dapat
berkonstribusi pada pewarnaan gigi (Hatrick, 2011).
Setidaknya dibutuhkan periode selama 2 minggu setelah bleaching untuk
membuat warna gigi stabil sebelum restorasi estetik di tempatkan. Juga ikatan
pada permukaan yang baru di- bleaching lemah daripada ketika gigi dibiarkan
stabil terlebih dulu (Hatrick, 2011).

KONTRAINDIKASI
Bleaching tidak untuk semua orang. Pasien yang alergi pada komponen
material bleaching atau material tray tidak boleh melakukan bleaching. Pasien
dengan sensitivitas yang ekstrim juga harus menghindari prosedur ini. Pasien
yang memiliki beberapa pewarnaan restorasi gigi pada bagian anterior dan tidak
ingin mengganti restorasi tersebut harus berfikir dua kali untuk melakukan
bleaching. Pasien akan merasa kecewa apabila mengetahui bahwa prosedur
bleaching itu tidak dapat memenuhi harapannya (Hatrick, 2011).
RETREATMENT
Baik in-office maupun home bleaching, keduanya akan memudar seiring dengan
waktu dan mungkin membutuhkan retreatment untuk mepertahankan warna
putihnya. Secara khas, mungkin warna putih pada gigi pasien akan memudar pada
1-3 tahun setelah pemakaian, sehingga mereka ingin melakukan bleaching
tambahan. Pada in-office bleaching, sering kali pasien membayar biaya full
bleaching. Pada home tray bleaching, pasien hanya membeli bleaching tambahan
jika mereka masih mempunyai bleaching trays (Hatrick, 2011).
Pengaruh bleaching pada bahan restorasi
1. Bahan restorasi resin komposit
Pengaruh bleaching pada bahan restorasi resin komposit adalah
bleaching akan menurunkan ikatan antara bahan restorasi resin komposit
dan email karena adanya gelembung gas yang dihasilkan dari reaksi
oksidasi peroksida. Gelembung gas tersebut dapat dihilangkan dengan cara
pembilasan dengan air. Ikatan resin dan email akan kembali normal
apabila oksigen pada permukaan email dihilangkan. Pemakaian etsa asam
sebelum pengaplikasian bahan restorasi resin komposit juga dapat
menghilangkan oksigen yang terperangkap pada email, sehingga ikatan
resin dan bahan restorasi resin komposit akan normal (Dishman MV, 1994,
cit. Craig BJ, 1999).
Dari hasil penelitian dengan tiga perlakuan yang berbeda akan
berefek berbeda pula. Pada perlakuan I gigi dengan bahan restorasi resin
komposit yang disimpan pada saliva akan terjadi remineralisasi karena
saliva mengandung kalsium dan ion fosfat. Proses remineralisasi oleh

saliva mampu meminimalkan efek samping yang ditimbulkan oleh
karbamida peroksida. Selain itu, komposisi saliva berperan sebagai
akselerator dalam merendahkan konsentrasi karbamida peroksida.
Perlakuan kedua dan ketiga gigi dengan bahan restorasi resin komposit
yang di- bleaching dengan larutan karbamid peroksida 10% dan 22%
terjadi penurunan kekerasan (Prabhakar AR, 2010).
2. Bahan restorasi kompomer
Pada penelitian dilakukan tiga perlakuan yang sama seperti pada
gigi dengan bahan restorasi resin komposit. Penelitian ini membuktikan
bahwa bleaching tidak mempengaruhi kekerasan dan kekuatan ikatan
restorasi kompomer (Prabhakar AR, 2010).
3. Bahan restorasi amalgam
Penelitian terhadap restorasi memperlihatkan bahwa pemakaian
karbamid peroksida 10% dan hidrogen peroksida 10% pada tambalan
amalgam selama 14 dan 28 hari menimbulkan pelepasan merkuri yang
signifikan. Pemakaian bahan pemutih dalam jangka panjang dapat
menyebabkan perubahan mikrostruktur permukaan amalgam yang dapat
menyebabkan pasien terpapar merkuri (Rostein I, 1997, cit. Andang RAF,
no date).
4. Bahan restorasi glass ionomer
Hidrogen peroksida dapat berefek pada ikatan antara dentin dan
glass ionomer. Penelitian terhadap glass ionomer yang diaplikasikan pada
dentin yang sebelumnya telah diberi hidrogen peroksida selama 30-60
menit, secara signifikan memperlihatkan penurunan kekuatan ikat semen
terhadap dentin. Hal ini disebabkan karena hidrogen peroksida
mempengaruhi proses pengerasan glass ionomer (Walsh LJ, 2000, cit.
Adang RAF, dkk, no date).
Kesimpulan
Bleaching atau pemutihan gigi adalah bagian dari pelayanan kosmetik
yang dapat dilakukan dengan in-office procedure ataupun home procedure dengan
pengawasan dokter gigi yang bertujuan untuk mencerahkan atau memutihkan
bagian permukaan mahkota gigi yang mengalami perwarnaan ekstrinsik maupun
intrinsik. Bahan bleaching yang sering digunakan adalah hidrogen peroksida dan

karbamid peroksida, selain itu ada juga produk yang dijual bebas (OTC) yaitu
bleaching strips, paint-on bleaching pastes, dan bleaching gel yang diaplikasikan
pada tray. Namun bahan bleaching ini tidak terlepas dari adanya beberapa efek
samping yang dapat ditimbulkan seperti efek jangka pendek yaitu sensivitas gigi,
efek penggunaan bahan bleaching dengan tray yang keluar berlebih dapat
menimbulkan iritasi pulpa, mukosa, dan tenggorokan serta pemakaian tray dalam
jangka waktu lama bisa menimbulkan gangguan otot penggunyahan dan TMJ.
Ada beberapa orang yang alergi terhadap bahan bleaching ini, misalnya
pasien dengan sensitivitas gigi yang ekstrim, dan adanya beberapa restorasi yang
tidak bisa berubah karena bleaching, seperti bahan restorasi kompomer. Peran
dental assistant dan hygienist adalah memberikan instruksi pada pasien untuk
menggunakan pemutih gigi secara benar dan melakukan perawatan pada tray,
juga mengingatkan pasien untuk tidak melakukan bleaching secara berlebih
mengingat prosedur bleaching memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pasien
perokok, dental assistant dan hygienist wajib memastikan keadaan rongga mulut
meliputi periodonsium, tidak memiliki erosi serviks atau retak enamel, dan
memiliki margin restorasi yang utuh.

Daftar Pustaka
Andang RAF, Suprastiwi E, Usman M. No date. Pemutihan Gigi Teknik Home
Bleaching dengan Menggunakan Karbamid Peroksida. Dep Ilmu
Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. hal 3-7.
Craig RG, Powers JM, Wataha JC. 2000. Dental Materials Properties and
Manipulation. 7th Edition. Mosby: Missouri. pp 112-113.
Craig BJ, Supeene L. 1999. Tooth Whitening: Efficacy, Effects And Biological
Safety. Probe Scientific Journal: Vol 33(6), pp. 169-174.
Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. 2011. DENTAL MATERIALS Clinical
application for Dental Assistants and Dental Hygienists. 2nd ed. Elsevier:
SAUNDER. pp 81-85.
Prabhakar AR, Sahana S, Mahantesh T, Vishwas TD. 2010. Effects of different
concentrations of bleaching agent on the micro hardness and shear bond
strength of restorative materials – An in vitro study. Journal of Dentistry and
Oral Hygiene: Vol. 2(1), pp. 7-14.
Soeparmin S, Astuti ESY, Octovindo A. No date. Efektifitas pemakaian hydrogen
peroksida dan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih pada pasien
anak yang mengalami diskolorasi tetrasiklin. Bagian Pedodonsia Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.