Revisi makalah desain pembelajaran

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minat belajar merupakan aspek psikologis seseorang yang ditampakkan dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan kecendrungan seseorang (peserta didik) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.

Suatu aktifitas yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.

Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru yang menemukan kendala dalam mengajar dikelas karena kurangnya minat siswa terhadap materi yang disampaikan. apabila hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.


(2)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sebenarnya konsep minat belajar itu?

2. Apa fungsi dari minat belajar?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar?

4. Apa sajakah faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar?

5. Apa pengertian media pembelajaran?

6. Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran? 7. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?

8. Bagaimana memilih media pembelajaran yang relevan?

C. Tujuan

1. Menjelaskan konsep minat belajar.

2. Menjelaskan fungsi minat belajar.

3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar.

4. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar.

5. Menjelaskan definisi atau pengertian media pembelajaran. 6. Menjelaskan fungsi dan manfaat media pembelajaran. 7. Menjelaskan jenis-jenis media pembelajaran.

8. Menjelaskan pemilihan media pembelajaran yang relevan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Minat Belajar


(3)

Minat sering dikaitkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut Slameto (Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (Djaali 2006:121) meyebutkan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, kegiatan, dan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa minat merupakan rasa ketertarikan atau kecendrungan terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat dapat juga dikatakan sebagai suatu keinginan atau dorongan seseorang untuk melakukan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat bisa juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya dengan perasaan senang. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat, melainkan diperoleh kemudian.

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah:

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.

2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.


(4)

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama. Dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal

sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut

2. Pengertian Belajar

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Crow and Crow (Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap situasi tertentu.


(5)

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat dan pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang dinampakkan dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan mempunyai keinginan untuk terus belajar. Minat belajar sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

B. Fungsi Minat Belajar

Fungsi minat dalam belajar The Liang Gie (1998:28) mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi ialah:


(6)

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan. Perhatian yang serta merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri seseorang. Sedang perhatian yang dipaksakan harus menggunakan daya untuk berkembang dan kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutip The Liang Gie (1998:29) mengatakan bahwa jika seseorang telah memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:24) bahwa jika minat telah muncul maka perhatian akan mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian mudah sekali hilang.

Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai keterkaitan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak sadar pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut. Jika seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, biasanya dia malas untuk memperhatikannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).


(7)

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa paksaan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan (The Liang Gie, 1998:29). Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel (1996:183) bahwa konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kemauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.

Pendapat-pendapat di atas, memberi gambaran bahwa tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit dipertahankan.

3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat belajar pada diri seorang siswa mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat belajarnya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired (The Liang Gie, 1998:30) menjelaskan bahwa gangguan-gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap batin karena sumber-sumber gangguan itu sendiri.

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa teringat walaupun hanya dibaca atau


(8)

disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat (The Liang Gie, 1998:30). Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai.

Penadapat di atas, menunjukkan kaitan antara minat terhadap proses belajar memiliki peranan memudahkan dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele, dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian (Kartini Kartono, 1996:31). Pendapat senada dikemukakan oleh The Liang Gie (1998:31) bahwa kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

C. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Dari Dalam Diri Siswa (Internal)

Faktor dari dalam diri siswa (internal) merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta didik sendiri. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari: a) Aspek Jasmaniah


(9)

Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.

b) Aspek Psikologis (kejiwaan)

Aspek psikologis atau kejiwaan menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif.Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.

Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas belajar akan berdampak terhadap kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam belajar kurang memuaskan. Kurangnya perhatian terhadap materi yang dipelajari juga mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri siswa.

Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Siswa yang mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya untuk belajar. Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap minatnya dalam belajar. Misalnya saja pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan anak yang kurang berminat untuk belajar karena tidak “berbakat”. Oleh karena itu bakat berpengaruh terhadap minat belajar.


(10)

2. Faktor Dari Luar (Eksternal)

Faktor dari luar diri siswa meliputi: a) Keluarga

Keluarga memiliki peran yang luar biasa dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, oran tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari. Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.

Jadi faktor dari dalam keluarga meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Sekolah

Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler.

Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolahharus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.

Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh dalam lingkungan sekolah dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai seratus. Guru


(11)

juga harus pandai dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan pada peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan didepan soal-soal tersebut.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.

Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak saling mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa adalah sebagai berikut :

1) Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, sangat mempersukar anak di

dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.

2) Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang


(12)

3) Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari

kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.

4) Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti:

olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.

5) Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya

suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari dirinya sendiri.

6) Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini

sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.

D. Faktor yang dapat Menumbuhkan Minat Belajar

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang.


(13)

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yiatu :

1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata

pelajaran.

2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang

studi.

3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan pribadi.

4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.

5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus

tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnono, 1994), yaitu :

1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.

2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.

3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.

4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.


(14)

6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.

7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Hamalik (Arsyad Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Hanya bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.


(15)

E. Pengertian Media Pembelajaran

Media secara khusus diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Lebih rinci, media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaksud sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Rahadi Aristi ( 2004:7) “ Media umumnya adalah segala sesuatu yuang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajara pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media dalam pembelajaran disebut sebagai media pembelajaran.

F. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.


(16)

Dalam Azhar Arsyad (2011;21) Kemp & Dayton (1985; 3-5) mengemukakan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut;

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.

5. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.

6. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

G. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar adalah percetakan. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis elektronis. Dan teknologi yang terakhir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels & Richey, 1994). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu;

1. Media hasil teknologi cetak ( media visual ).

2. Media hasil teknologi Audio-Visual.


(17)

4. Media hasil teknologi gabungan cetak dan komputer.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow (1990: 181-183) dibagi dalam dua kategori luas, yaitu;

1. Pilihan media tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan diantaranya; proyeksi opaque (tidak tembus pandang), proyeksi over head, slides dan film stips.

b. Visual yang tak diproyeksikan misalnya; gambar atau poster, foto, chart ( grafik atau diagram ), pameran dan atau papan info.

c. Audio misalnya; rekaman piringan, pita kaset, reel atau cartride. d. Penyajian multimedia seperti slide plus suara dan multi image. e. Visual dinamis yang diproyeksikan misalnya fil, televisi atau video.

f. Cetak, diantaranya; buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah dan handout.

g. Permainan, misalnya teka-teki, simulasi dan permainan papan.

h. Realia, diantaranya; model, specimen atau contoh, dan manipulatif (peta). 2. Pilihan media teknologi mutakhir

a. Media berbasis telekomunikasi, misalnya telekonfren atau live streaming.

b. Media berbasis mikroprosesor, diantaranya; komputer-assisted instuction, permainan komputer, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.

H. Pemilihan Media yang Tepat

Heimich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristic, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner respon, and Evaluate).


(18)

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut;

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas

dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia ( manusia dan material).

2. Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Isi pelajaranberagam, dari sisi tugas yang

ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan atau penalaran dan pemikiran dengan tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menintut perilaku yang berbeda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.

3. Hambatan dari sisi diri siswa.

4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan mata


(19)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan minat tersebut, belajar bukan lagi hal yang membosankan atau bahkan menjadi beban, melainkan suatu hal yang menyenangkan karena mengetahui hal yang baru. Dengan kata lain, memperkecil kebosanan peserta didik terhadap pelajaran. Hal ini, menunjukkan bahwa minat mempunyai keterkaitan erat dengan belajar. Dalam Menciptakan minat belajar seorang pendidik harus memahami faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan menimbulkan minat peserta didik dalam belajar. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri sendiri dan dari luar. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri misalnya saja faktor jasmaniah dan faktor kejiwaan dari peserta didik.Sedangkan faktor dari luar misalnya keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Untuk Menumbuhkan minat belajar pada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai karakter peserta didik atau mencari tahu tentang peserta didik untuk bisa mengetahui bagaimana menumbuhkan minat belajar yang tepat pada peserta didik. Atau guru dapat menggunakan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan penggunaan media tersebut menjadi alat yang menyenangkan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan penggunaan media itu sendiri.


(20)

B. Saran

Setelah mencermati faktor yang mempengaruhi minat belajar pada siswa, penulis memberi saran kepada pembaca khusunya calon guru atau guru agar lebih memperhatikan siswanya dalam hal minat belajar, dan dapat mempertimbangkan penggunaan media yang tepat. Karena minat belajar adalah salah satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr Azhar Arsyad, M.A, 2011. Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Drs Syaiful Bahri Djamarah & Drs Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Prof. Dr. H. Hamzah B.Uno, M.Pd, 2011, Profesi Kependidikan, Sinar Grafika, Jakarta. http://mahfudin.guru-indonesia.net/artikel_detail-23663.html, diunduh 18-12-12

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/02/minat-belajar/, diunduh18-12-12

http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/6006/download-proposal-ppm.doc, diunduh 18-12-12

http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/, diunduh


(1)

Dalam Azhar Arsyad (2011;21) Kemp & Dayton (1985; 3-5) mengemukakan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut;

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.

5. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.

6. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

G. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar adalah percetakan. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis elektronis. Dan teknologi yang terakhir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels & Richey, 1994). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu;

1. Media hasil teknologi cetak ( media visual ). 2. Media hasil teknologi Audio-Visual.


(2)

4. Media hasil teknologi gabungan cetak dan komputer.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow (1990: 181-183) dibagi dalam dua kategori luas, yaitu;

1. Pilihan media tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan diantaranya; proyeksi opaque (tidak tembus pandang), proyeksi over head, slides dan film stips.

b. Visual yang tak diproyeksikan misalnya; gambar atau poster, foto, chart ( grafik atau diagram ), pameran dan atau papan info.

c. Audio misalnya; rekaman piringan, pita kaset, reel atau cartride. d. Penyajian multimedia seperti slide plus suara dan multi image. e. Visual dinamis yang diproyeksikan misalnya fil, televisi atau video.

f. Cetak, diantaranya; buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah dan handout. g. Permainan, misalnya teka-teki, simulasi dan permainan papan.

h. Realia, diantaranya; model, specimen atau contoh, dan manipulatif (peta).

2. Pilihan media teknologi mutakhir

a. Media berbasis telekomunikasi, misalnya telekonfren atau live streaming.

b. Media berbasis mikroprosesor, diantaranya; komputer-assisted instuction, permainan komputer, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.

H. Pemilihan Media yang Tepat

Heimich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristic, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner respon, and Evaluate).


(3)

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut;

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia ( manusia dan material).

2. Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Isi pelajaranberagam, dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan atau penalaran dan pemikiran dengan tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menintut perilaku yang berbeda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.

3. Hambatan dari sisi diri siswa.

4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan mata pelajaran) dan keefektifan biaya.


(4)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan minat tersebut, belajar bukan lagi hal yang membosankan atau bahkan menjadi beban, melainkan suatu hal yang menyenangkan karena mengetahui hal yang baru. Dengan kata lain, memperkecil kebosanan peserta didik terhadap pelajaran. Hal ini, menunjukkan bahwa minat mempunyai keterkaitan erat dengan belajar. Dalam Menciptakan minat belajar seorang pendidik harus memahami faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan menimbulkan minat peserta didik dalam belajar. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri sendiri dan dari luar. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri misalnya saja faktor jasmaniah dan faktor kejiwaan dari peserta didik.Sedangkan faktor dari luar misalnya keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Untuk Menumbuhkan minat belajar pada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai karakter peserta didik atau mencari tahu tentang peserta didik untuk bisa mengetahui bagaimana menumbuhkan minat belajar yang tepat pada peserta didik. Atau guru dapat menggunakan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan penggunaan media tersebut menjadi alat yang menyenangkan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan penggunaan media itu sendiri.


(5)

B. Saran

Setelah mencermati faktor yang mempengaruhi minat belajar pada siswa, penulis memberi saran kepada pembaca khusunya calon guru atau guru agar lebih memperhatikan siswanya dalam hal minat belajar, dan dapat mempertimbangkan penggunaan media yang tepat. Karena minat belajar adalah salah satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr Azhar Arsyad, M.A, 2011. Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Drs Syaiful Bahri Djamarah & Drs Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Prof. Dr. H. Hamzah B.Uno, M.Pd, 2011, Profesi Kependidikan, Sinar Grafika, Jakarta. http://mahfudin.guru-indonesia.net/artikel_detail-23663.html, diunduh 18-12-12

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/02/minat-belajar/, diunduh18-12-12

http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/6006/download-proposal-ppm.doc, diunduh 18-12-12 http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/, diunduh 18-12-12