PENGARUH STRESSOR PEKERJAAN TERHADAP MUTU PELAYANANPERAWAT DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD SUKOHARJO | Andi | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 979 2800 1 PB

1

PENGARUH STRESSOR
PEKERJAAN TERHADAP MUTU
PELAYANANPERAWAT DI BANGSAL RAWAT INAP
RSUD SUKOHARJO
THE NURSE CARE IN INPATIENT WARDS OF SUKOHARJO REGIONAL PUBLIC
HOSPITAL

Muhammad Alwi Andi1, Elsye Maria Rosa2
1. Mahasiswa Pascasarjana, Magister Manajemen Rumahsakit,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. Dosen Pascasarjana, Magister Manajemen Rumahsakit,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK
Stressor pekerjaan perawat adalah ketidakmampuan seorang perawat
dalam menghadapi situasi dan kondisi di lingkungan kerja. Stressor kerja
meliputi beban kerja, linkungan fisik, Individual, kelompok dan organisasi
yang merupan sumber stressor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya pengaruh stressor pekerjaan terhadap mutu

pelayanan perawat di Bangsal rawat inap RSUD Sukoharjo. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Populasi
adalah seluruh perawat yang dinas di ruang rawatinapRSUD Sukoharjo.
Sampel 81orang perawat, dengan menggunakan total sampling. Tidak ada
pengaruh beban kerja terhadap mutu pelayanan (p 0,365; B -0,104). Adanya
pengaruh lingkungan fisik berpengaruh terhadap mutu pelayanan perawat (p
0,004; B 0,818).Adanya pengaruh individual terhadap mutu pelayanan
perawat (p 0,001; B 1,875). Tidak adanya pengaruh kelompok terhadap mutu
pelayanan perawat (p 0,555; B 0,244). Tidak ada pengaruh Organisasi
terhadap mutu pelayanan perawat (p 0,640; B 0,184). Dampak negatif stress
pada tingkat yang tinggi mempengaruhi pemberian pelayanan kepada pasien.
Semakin tinggi stress kerja yang dirasakan perawat akan mempengaruhi
mutu pelayanan perawat di Ruang rawat inap RSUD Sukoharjo.
Kata Kunci :Stressor Pekerjaan,Mutu Pelayanan Perawat

2

ABSTRACT
Stressor of nurse work is an inability of nurse to face any condition or
situation in work environment. Stressor of work consist of workload, physical

environment, individual, group, and organization which is the source of stressor.
The research identified the effect of work stressor on the quality of nurse care in
inpatient wards of Sukoharjo Regional Public Hospital. The type of research is
quantitative research with Cross-Sectional approach. The populations are all
nurses who served in inpatient wards of Sukoharjo Regional Public Hospital. The
samples are 81 nurses by using total sampling. There was no workload effect on
the quality of nurse care (p 0,365; B -0,104). There was physical environment
effect on the quality of nurse care (p 0,004; B 0,818). There was indiviual effect
on the quality of nurse care (p 0,001; B 1,875). There was no group effect on the
quality of nurse care (p 0,555; B 0,244). There was no organization effect on the
quality of nurse care (p 0,640; B 0,184). The negative effect of stress in high level
influenced the care to patient. The higher the perceived work stress would
influence the quality of nurse care in inpatient wards of Sukoharjo Regional
Public Hospital
Key Words : Work Stressor, The Quality of Nurse Care

2

PENDAHULUAN
Mutu pelayanan keperawatan


akan mengeluh bila perilaku caring
yang dirasakan tidak memberikan

sebagai

indikator

kualitas
nilai

kepuasan

bagi

dirinya.

sakit

sebagai


pelayanan kesehatan menjadi salah
Kualitas

rumah

institusi

yang

satu faktor tertentu citra institusi
pelayanan

kesehatan

di

menghasilkan

mata

produk teknologi jasa kesehatan

masyarakat. Hal ini terjadi karena
sudah tentu tergantung juga pada
keperawatan merupakan kelompok
kualitas

pelayanan

medis

dan

profesi dengan jumlah terbanyak,
pelayanan

keperawatan

yang


paling depan dan terdekat dengan
diberikan kepada pasien (Tjiptono,
penderitaan,

kesakitan,

serta
2010).1

kesengsaraan yang dialami pasien
Stress adalah segala situasi
dan

keluarganya.

Salah

satu
dimana


indikator

dari mutu

tuntutan

non

spesifik

pelayanan
mengharuskan

seorang

invidu

keperawatan itu adalah apakah
untuk berespons atau melakukan
pelayanan


keperawatan

yang
tindakan dan fenomena universal

diberikan itu memuaskan pasien
dimana setiap orang mengalaminya
atau tidak.Pasien sebagai pengguna
dan memberi dampak secara total
jasa

pelayanan

keperawatan
baik, fisik emosi, intelektual, sosial,

menuntut pelayanan keperawatan
dan spiritual (Patricia A. Potter,
yang sesuai dengan haknya, yakni

2005).2 Menurut Cooper (2003)
pelayanan

keperawatan

yang
sumber stressor pekerjaan terdiri

bermutu dan paripurna. Pasien
dari: 1) Lingkungan kerja; kondisi

3

kerja

yang

buruk

berpotensi


stressor pada perawat adalah beban

menyebabkanpekerja mudah sakit,

kerja merupakan sumber stress

mengalami

yang

stressor

menurunkan
Beban

dan

produktivitas,


kerja

2)

didalamnya

merawat

termasuk

banyak

pasien,

berlebihan(work

menghadapi keterbatasan tenaga,

overload); dapat menjadi beban

tuntutan kerja yang tinggi dan

kerja

dan

pekerjaan yang terus bertambah,

kualitaif. Beban kerja kuantitatif

hubungan kerja perawat dengan

terjadi bila target kerja melebihi

perawat dan tenaga kesehatan

kemampuan

yang

lainnya,

pengetahuan

lelah.

merawat

pasien.

berlebih

kuantitatif

pekerja

mengakibatkan

mudah

Hal

tentang
tersebut

Sedangkan beban kerja berlebih

sangat

kualitatif terjadi jika pekerjaan

perubahan

memiliki tingkat kesulitan yang

perawat (Abraham C. & Shanley F ,

tinggi, 3) Deprivational stressor ;

2007).4

yaitu pekerjaan yang tidak menarik

Dari

lagi bagi pekerja, akibatnya timbul

peneliti di RSUD Sukoharjo dengan

berbagai

teknik

keluhan

seperti

berpengaruh

hasil

yang

dialami

studi

studi

pada
oleh

pendahuluan

pustaka

serta

kebosanan, ketidakpuasan bekerja

wawancara dengan pihak SDM

dan lain sebagainya, 4) Pekerjaan

Pada tanggal 23 Januari 2013 di

beresiko tinggi yaitu pekerjaan

dapatkan

yang berbahaya bagi keselamatan.

Sukoharjo merupakan rumah sakit

Faktor-faktor yang mempengaruhi

yang mempunyai jam kerja 24 jam

hasil

bahwa

RSUD

4

yang dibagi dalam 3 shift kerja
yaitu pagi dari jam 08.00-14.00

diberikan.
Sumber stressor pekerjaan

WIB, siang dari 14.00-21.00 WIB,

dapat berasal

malam dari jam 21.00-08.00 WIB.

lingkungan

Dengan jam kerja serta beban kerja

kelompok dan organisasi. Tinggi

yang ada maka besar adanya

rendahnya tinggkat stressor yang

kecenderungan para perawat di

dirasakan perawat

bangsal

berpengaruh

pelayanan

mempunyai

rawat

stressor

inap

tersendiri

dari beban kerja,
fisik,

individual,

maka akan

terhadap

pelayanan perawat.

mutu

Berdasarkan

terhadap pekerjaan mereka. Hal ini

latar belakang di atas rumusan

diperkuat dengan keterangan dari

masalah dalam penelitian ini adalah

10

Apakah

orang

perawat

diwawancarai

yang

didapatkan

Pengaruh

Stressor

3

Pekerjaan

diantara mereka mengaku tertekan

Pelayanan

dan

Rawat Inap RSUD Sukoharjo.

merasa

banyaknya

stress

tugas

yang

karena
harus

mereka kerjakan dalam 1 shift.
Melihat

fenomena

pelayanan

keperawatan

terhadap
Perawat

Mutu

di

Bangsal

BAHAN DAN CARA
Jenis penelitian ini adalah

diatas,

Kuantitatif dengan menggunakan

yang

pendekatan Cross-Sectional. Subyek

memiliki kontribusi sangat besar

dalam penelitian ini adalah seluruh

terhadap citra sebuah rumah sakit

perawat yang berada di Bangsal

dipandang perlu untuk melakukan

rawat

evaluasi atas pelayanan yang telah

Sedangkan obyek dalam penelitian

inap

RSUD

Sukoharjo.

5

ini adalah seluruh perawat yang

pelayanan perawat diukur dengan

bekerja

Dahlia,

menggunakan Kuesioner meliputi

Cempaka Bawah, Anggrek, Mawar,

aspek reliability, responsiveness,

dan Edelweis. Lokasi penelitian

assurance, empathy, dan tangible

dilakukan di seluruh bangsal Rawat

yang diadopsi dari penelitian Simon

Inap RSUD Sukoharjo. Penelitian

(2012) yang terdiri dari 20 item

ini dilakukan mulai tanggal 9 - 16

pertanyaan.

Februari 2013.

dengan memberikan skor 4 jika

di

Bangsal

Instrumen stressor pekerjaan
diukur

dengan

kuesioner
Budiarsa
yang

diadopsi

dari

Dharmatanna

terdiri

pertanyaan.

menggunakan

dari

40

Instrumen

Skoring

dilakukan

jawaban Sangat Setuju (SS), skor 3
jika jawaban Setuju (S), Skor 2 jika

buku

jawaban Tidak Setuju, dan skor 1

(2012)

jika jawaban Sangat Tidak Setuju

item

(STS). Skala yang digunakan adalah

Mutu

skala interval.

HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
Pendidikan, Status Perkawinan, Lama Kerja dan Shift Kerja
No Karakteristik responden
Frekuensi
Prosentase
1. Berdasarkan jenis kelamin
a. Laki-laki
25
30,9%
b. Perempuan
56
69,1%
2. Berdasarkan umur
a. 20 – 30 tahun
38
46,9%
b. 31 – 40 tahun
39
48,1%
c. 41 – 50 tahun
4
4,9%
3. Berdasarkan
tingkat
pendidikan
60
74,1%
a. D3
25,9%
21
b. S1
4. Berdasarkan status perkawinan

2

a. Belum kawin
b. Kawin
5. Berdasarkan lama kerja
a. 1-10 tahun
b. 11-20 tahun
c. 21-30 tahun
6. Berdasarkan shift kerja
a. Malam
b. Pagi
c. Sore
Sumber : Data yang diolah, 2013
Tabel

1.

memberikan

19
62

23,5%
76,5%

78
1
2

99,3
1,2
2,5

19
35
27

23,5
43,2
33,3

(43,2%).

informasi bahwa sebagian besar
karakteristik

responden

adalah

Rangkuman

perempuan

yaitu

orang

Pengaruh

Stressor

Pekerjaan

(69,1%), berumur 31-40 tahun

terhadap

Mutu

Pelayanan

yaitu sebanyak 39 orang (48,1%),

Perawat di Bangsal rawat inap

berpendidikan D3 yitu 60 orang

RSUD Sukoharjo

(74,1%), sudah kawin yaitu 62

Besarnya

orang (76,5%), lama bekerja 1-10

(R2)

tahun yaitu 78 orang 96,3%) dan

diperlihatkan pada tabel berikut:

56

Uji

Multivariat

koefisien

dalam

diterminasi

penelitian

ini

shift kerja pagi yaitu 35 orang
Tabel 2. Rangkuman Koefisien Diterminasi (R2) Stressor Pekerjaan
terhadap Mutu Pelayanan Perawat
Korelasi (R)
Stressor
0,636
Sumber : Data yang diolah, 2013
Koefisien diterminasi (R2)
digunakan

untuk

mengetahui

Koefisien
(R2)

Diterminasi
0,365

besaran

pengaruh

variabel

independent (Stressor Pekerjaan)

2

terhadap

perubahan

variabel

variabel

independent

dependent (Mutu Pelayanan). Hasil

Pekerjaan) terhadap

olahan

variabel

menunjukkan

besarnya

bahwa

nilai

diterminasi
artinya

(R2)

koefisien
adalah

besarnya

0,365,

pengaruh

(Stressor
perubahan

dependent

(Mutu

sebesar

73,3%,

Pelayanan)

sedangkan sisanya sebesar 27,7%
dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 3. Rangkuman Pengaruh Uji t-test Stressor Pekerjaan terhadap
Mutu Pelayanan Perawat
Coefficient
Constant

B
28,463

t
3,551

sig
0,001

Beban kerja (X1)
Lingkungan Fisik (X2)
Individual (X3)
Kelompok (X4)
Organisasi (X5)

-0,104
0,818
1,875
0,244
-0,184

-0,911
2,931
3,557
0,593
-0,470

0,365
0,004
0,001
0,555
0,640

Y= -0,91(X1) + 2,931(X2) + 3,557(X3) + 0,593(X4) + -0,470( X5)

Sumber : Data yang diolah, 2013
Tabel 3. menunjukkan bahwa

sebesar

3,557

nilai t-test untuk beban kerja (X1)

signifikansi

sebesar

Kelompok(X4)

-0,911dengan

taraf

signifikansi (p) 0,365;

(p)

dengan

taraf

0,001;

untuk

sebesar

0,593

untuk

dengan taraf signifikansi (p) 0,555

sebesar

dan untuk Organisasi (X5) sebesar

2,931 dengan taraf signifikansi (p)

-0,470 dengan taraf signifikansi (p)

0,004;

0,640.

Lingkungan

Fisik(X2)

untuk

Individual

(X3)

Tabel 4. Rangkuman Uji Anova Pengaruh Stressor Pekerjaan terhadap
Mutu Pelayanan Perawat
Anova

2

Df
Regresi
5
Residual
75
Sumber : Data yang diolah, 2013
Tabel 4. menunjukkan bahwa

F
10,183

Sig.
0,000

Perawat yang mempunyai tingkat

untuk tabel anova didapatkan nilai

stressor

F sebesar 10,183 pada df 5

cenderung mempunyai ciri kearah

(pembilang) dan residual 75 (df

gejala fisiologis sedangkan perawat

penyebut) dengan taraf signifikansi

dengan tingkat stressor kerja yang

(p) 0,000. Nilai F digunakan untuk

sedang

mengetahui apakah variasi nilai

fisiologis.Hasil

variabel

dapat

memperlihatkan bahwa dari dua

menjelaskan variasi dari variabel

faktor yang mempengaruhi mutu

dependent.

pelayanan perawat pada pasien

PEMBAHASAN

yang diteliti, yaitu lingkungan fisik

independent

kerja

tidak

yang

memiliki
penelitian

tinggi

gejala
ini

Pengaruh

Stressor

Pekerjaan

dan individual, faktor yang paling

terhadap

Mutu

Pelayanan

mempengaruhi

mutu

pelayanan

Perawat di Bangsal Rawat Inap

adalah faktor Individual. Menurut

RSUD Sukoharjo

(Prihatini, 2007) stressor yang

Dampak negatif stressor pada
tingkat

yang

tinggi

terlalu

rendah

mengakibatkan

adalah

pekerja cenderung menjadi lesu,

penurunan pada mutu pelayanan

malas dan merasa cepat bosan.

perawat

drastis

Sebaliknya,

(Gitosudarmodan Suditta, 2007).5

berlebihan

yang

stressor

yang

mengakibatkan

2

kehilangan

efisiensi,

kecelakaan

penurunan dari kodisi kesehatan,

kerja, kesehatan fisik terganggu

dan rasa diancam oleh atasan dan

dan

rekan-rekan kerjanya (Munandar,

dampak

diinginkan
tuntutan

lain

yang

tuntutan
tugas.

tidak

fisik

dan

Tuntutan

fisik

kebisingan.

misalnya

faktor

Sedangkan

faktor-faktor

2001).7

Responden

yang

merasakan

stressor

dapat

disebabkan

karena

tingkat

tugas

pendidikan responden yang masih

mencakup: kerja malam, beban

D3 Keperawatan yang merupakan

kerja, dan penghayatan dari resiko

standar

dan bahaya.6

perawat untuk menjalankan tugas

Hubungan kerja yang tidak

minimal

bagi

keperawatannya.Tingkat

baik terungkap dalam gejala-gejala

pendidikan

adanya kepercayaan yang rendah,

mempengaruhi

dan minat yang rendah dalam

responden

terhadap

pemecahan

sebagai

seorang

masalah

dalam

seorang

responden

turut

pola

pikir

profesinya
perawat.

organisasi.Ketidakpercayaan

Pendidikan

secara positif berhubungan dengan

tergolong minimal untuk profesi

ketaksaan peran yang tinggi, yang

perawat

mengarah ke komunikasi antar

kurang

pribadi yang tidak sesuai antara

terhadap

pekerja

melaksanakan

psikologikal

dan
dalam

ketegangan
bentuk

kepuasan pekerjaan yang rendah,

responden

menjadi
merasa

yang

responden
percaya

kemampuannya

keperawatannya
mempengaruhi

diri
dalam
tugas

sehingga
kinerjanya.Hasil

3

penelitian

ini

sejalan

dengan

stressor kerja perawat di RSU dr

penelitian yang dilakukan oleh

Pirngadi

Aisyiah

dengan

p=0,274. Disarankan peningkatan

Karakteristik

kesejahteraan bagi perawat, perlu

(2009)

judulPengaruh

Medan

dengan

nilai

Organisasi terhadap Stressor Kerja

adanya

Perawat

perlindungan diri bagi petugas,

Medan.

Di

RSU

Hasil

Dr.

Pirngadi

penelitiannya

penyediaan

perlu

adanya

alat

pemeriksaan

menunjukkan bahwa Analisis data

kesehatan bagi perawat secara

menggunakan uji regresi berganda

berkala, perlu mengalokasikan dana

pada taraf nyata 95% didapatkan

untuk

hasil 59,6% tingkat stressor kerja

pelatihan

perawat di RSU Dr. Pirngadi Medan

diberikan latihan untuk mampu

termasuk kategori sedang. Secara

menggunakan mekanisme koping

keseluruhan variabel karakteristik

yang

organisasi terdiri imbalan jasa

peningkatan

(sig=0,009),

pengolahan informasi, pemecahan

lingkungan

kerja

biaya
bagi

efektif

(sig=0,010), pengembangan karir

masalah

(sig=0,008), tim kerja (sig=0,042),

sebagainya.8

yang

pendidikan
perawat,

yaitu

dan
perlu

dengan
kesadaran,

kreatif

dan

berpengaruh

Beban kerja adalah keadaan

terhadap stressor kerja perawat

dimana pekerja dihadapkan pada

(sig= 0,002), dan variabel aspek

tugas yang harus diselesaikan pada

tugas merupakan variabel paling

waktu tertentu. Hasil penelitian ini

dominan

memperlihatkan

dan

aspek

tugas

berpengaruh

terhadap

bahwa

beban

4

kerja tidak mempengaruhi mutu

pelayanankeperawatan

pelayanan perawat terhadap pasien

hasil,

yang

nilai

bermutu 36,36 % dan pelayanan

mutu

keperawatankurang bermutu 63,64

pelayanan didapatkan nilai p lebih

%. Hasil uji korelasi Spearman r =

besar dari 0,05 (0,365> 0,05)

0,019 dan dan koofisien korelasinya

sehingga dapat disimpulkan bahwa

= - 0,497.Hasil ini menunjukkan

beban kerja tidak berpengaruh

bahwa

terhadap

mutu

bermakna

tidak

perawat

ditunjukkan

beban

kerja

dengan

terhadap

perubahan

pelayanan.

Penelitian

ini

pelayanan

ada

dengan

keperawatan

(2012) yaitu

bersifat

Kerja

Hubungan Beban

Perawat

dengan

Mutu

secara

keperawatan

hubungan

antara

sejalan dengan penelitian Simon

diperoleh

beban

yang
kerja

mutupelayanan

dimana

lemah dan

hubungan
berkorelasi

negatif.Analisa

data

Pelayanan Keperawatan Di Rawat

didapatkan kesimpulan beban kerja

Inap Interna BLUD RSUD Prof. DR.

di bangsal rawat inap BLUD RSUD

W. Z Johannes Kupang

dimana

Prof. Dr. W. Z.Johannes Kupang

(2012)

adalah tinggi dan mutu pelayanan

hasil

penelitian

Simon

menunjukkan bahwa beban kerja

keperawatan

di bangsal rawat inap BLUD RSUD

bermutu serta terdapathubungan

Prof. Dr. W. Z.Johannes Kupang,

antara beban kerja dengan mutu

tinggi sebanyak 59,09 % dan

pelayanan

rendah

penelitian

sebanyak

Pengukuran

40,91

%.
mutu

adalah

kurang

keperawatan.
ini

Hasil

diharapkan

dapatmenjadi pertimbangan bagi

5

instansi

rumah

sakit

untuk

stressor

yang

dirasakan

oleh

menambah jumlah tenaga perawat

perawat, terdapat faktor-faktor lain

sehingga

yang dapat mempengaruhi stressor

mutupelayanan

keperawatan dapat optimal.9
Tidak
beban

adanya

kerja

pelayanan
asuhan

pengaruh

terhadap

dalam

kerja perawat, dimana faktor yang

mutu

melakukan

keperawatan

mempengaruhi stressor kerja itu
sendiri sangat banyak sekali dan
juga

tergantung

dari

persepsi

terhadap

individu dalam menghadapi suatu

klien/pasien di Bangsal rawat inap

masalah. Terkadang ada individu

RSUD Sukoharjo dapat disebabkan

yang saat menghadapi beban kerja

karena adanya tanggung jawab dan

yang

beban kerja yang sama pada setiap

tertantang

bangsal

sehingga

menyelesaikannya sehingga akan

merasakan

lebih rajin dan giat dalam mencapai

rawat

membuat
bahwa

inap

perawat
setiap

tugas

dilaksanakannya

yang

target

berat

yang

menjadi

merasa

untuk

telah

dapat

dibebankan,

merupakan

sehingga individu yang demikian

kewajiban dan tangung jawab yang

tidak merasakan stressor dalam

harus dilakukan dengan senang

pekerjaannya tetapi merasa lebih

hati

bersemangat

tanpa

merasa

tugas

dan

untuk

tanggung jawab tersebut sebagai

bekerjamemenuhi

target.

Tidak

beban

adanya

beban

kerja

dalam

melakukan

pengaruh

pekerjaannya. Beban kerja tidak

terhadap

selalu menjadi sumber penyebab

menunjukkan bahwa responden

mutu

pelayanan

6

tidak memiliki beban kerja yang

pengaruh beban kerja terhadap

berlebih sehingga melebihi batas

stressor

kerja,

yang

kemampuan

dalam

semakin

tinggi

beban

tugas

stressor kerja yang dirasakan dapat

keperawatannya. Hal ini sejalan

tinggi ataupun rendah. Begitupun

dengan

juga

responden

menjalankan

penelitian

yang

sebaliknya

berarti
kerja,

semakin

kecil

dikemukakan oleh Cooper (2003)

beban

bahwa stressor kerja itu bisa

stressor kerja yangdirasakan dapat

diakibatkan karena pengaruh gaji

tinggi ataupun rendah.

atau

salary

yang

karyawan,

apalagi

sekarang

ini

menjadi

yang

ditanggung,

diterima
pada

saat

perekonomian

sangat

kerja

sulit

sehingga

Pengaruh

Lingkungan

terhadap

Mutu

Fisik

Pelayanan

seseorang banyak yang mengalami

Perawat di Bangsal Rawat Inap

stressor karena kesulitan untuk

RSUD Sukoharjo

mencukupi kebutuhan hidup. Hasil

Stress

dilingkungan

fisik

uji hipotesis menunjukkan nilai

dikarenakan

Adjusted R2 sebesar -,025 ini

kerja

menunjukkan

penerangan yang terlalu redup atau

bahwa

pengaruh

fisik

adanya

lingkungan

seperti

lampu,

beban kerja terhadap stressor kerja

menyilaukan,

sebesar 2,5 %. Dengan pengaruh

kerja yang tidak sesuai juga dapat

yang sangat kecil tersebut, dapat

menimbulkan stress kerja pada

diartikan bahwa tidak ada bentuk

karyawan.

kegaduhan,

Pelayanan

iklim

perawat

7

dalam upaya pelayanan kesehatan

disebabkan karena lingkungan fisik

di rumah sakit merupakan salah

yang

satu faktor penentu citra dan mutu

timbulnya

rumah

itu

karyawan. Dengan semangat kerja

terhadap

yang tinggi, karyawan akan dapat

pelayanan perawat yang bermutu

bekerja dengan perasaan senang

semakin meningkat seiring dengan

dan bergairah sehingga mereka

meningkatnya kesadaran akan hak

dapat berprestasi dengan baik.

dan kewajiban dari masyarakat.

Sebaliknya apabila lingkungan fisik

Kualitas pelayanan harus terus

buruk tentu produktivitas kerja

ditingkatkan

sakit,

tuntutan

masyarakat

pelayanan
mencapai

disamping

mendorong

semangat

kerja

upaya

menurun, karena karyawan akan

kesehatan

dapat

merasa

tidak

nyaman

dalam

yang

optimal

bekerja. Dengan semangat kerja

2007).10

Hasil

yang tinggi maka kualitas sumber

didapatkan

daya manusia dapat meningkat

penelitian

peneliti

bahwa

lingkungan

berpengaruh

akan

sehingga

hasil

(Nursalam,

baik

terhadap

pelayanan

perawatdi

Sukoharjo

yang

fisik

sehingga tujuan organisasi yang

mutu

telah ditetapkan dapat tercapai

RSUD

(Nitisemito,

2002).

Penyebab

ditunjukkan

terjadinya stress yang bersumber

dengan nilai (p 0,004; B 0,818)

dari lingkungan fisik di RSUD

yang berarti bahwa lingkungan

Sukoharjo, hal ini dikarenakan

fisik berpengaruh terhadap mutu

adanya lingkungan kerja fisik yaitu

pelayanan

iklim kerja yang tidak sesuai hal ini

perawat,

hal

ini

8

diperkuat dengan keterangan 10

dilakukan,

perawat dengan teknik wawancara

lingkungan

kerja

fisik

dan

didapatkan hasil bahwa 3 diantara

lingkungan

kerja

non

fisik

mereka mengaku tertekan dan

berpengaruh negatif dan signifikan

merasa stress karena banyaknya

terhadap stress kerja karyawan.

tugas yang harus dikerjakan pada 1

Besarnya kontribusi atau pengaruh

shift

sehingga

lingkungan fisik dan lingkungan

kecenderungan para perawat di

non fisik secara simultan terhadap

bangsal

stress

jam

kerja

pelayanan

mempunyai

rawat

inap

teridentifikasi

kerja

bahwa

karyawan

non

stressor

tersendiri

produksi PT. Indo Bali di Bali

pekerjaan

mereka.

termasuk dalam kategori tinggi

Penelitian Tri Susilo (2012) untuk

yaitu sebesar 65,7%, sedangkan

mengetahui pengaruh lingkungan

sisanya sebesar 34,3% dipengaruh

fisik dan non fisik secara simultan

faktor-faktor lain. 11

dan parsial terhadap stress kerja

Pengaruh Individual terhadap

karyawan

Mutu

terhadap

serta

mengetahui di

Pelayanan

antara kedua variabel tersebut

Bangsal

yaitu

Sukoharjo

lingkungan

fisik

dan

lingkungan non fisik yang memiliki

Rawat

Perawat
Inap

Stress

di

RSUD

Individual

pengaruh dominan terhadap stress

diakibatkan

kerja karyawan non produksi pada

pekerjaan terlalu berat, tanggung-

PT. Indo Bali di Bali.Berdasarkan

jawab yang terlalu besar, konflik

hasil

peranan dan tidak ada kemajuan

analisis

data

yang

telah

karena

beban

9

karir(Budiarsa

Dharmatanna,

merupakan standar minimal bagi

2012).12 Hasil penelitian peneliti

seorang

didapatkan hasil (p 0,001; B 1,875)

menjalankan

yang

keperawatannya.

berarti

berpengaruh

individual

terhadap

mutu

perawat

untuk
tugas

pendidikan

Tingkat

responden

turut

pelayanan perawat.Hal ini sesuai

mempengaruhi

teori Prihatini (2007) yaitu dengan

responden

Reaksi terhadap stressor dapat

sebagai

merupakan reaksi bersifat psikis

perawat.Pendidikan

maupun fisik.Perubahan perilaku

yang

terjadi pada diri manusia sebagai

profesi perawat menjadi responden

usaha mengatasi stressor. Stressor

kurang

pekerjaan di RSUD Sukoharjo yang

terhadap

berumber dari individual dapat

melaksanakan

terjadi

keperawatannya

dikarenakan

adanya

pola

terhadap

pikir

profesinya
seorang

tergolong

responden

minimal

merasa

untuk

percaya

kemampuannya

diri
dalam
tugas

sehingga

ketidakseimbangan antara tuntutan

mempengaruhi kinerjanya.

dan kemampuan perawat dalam

Pengaruh Kelompok terhadap

bekerja di Bangsal rawat inap, hal

Mutu

ini

Bangsal

dipengaruhi

oleh

sebanyak

74,1% responden yang berada di
Bangsal

rawat

inap

RSUD

Pelayanan
Rawat

masih

dengan

yang

RSUD

Stress kelompok diakibatkan
hubungan

Keperawatan

Inap

di

Sukoharjo

Sukoharjo tingkat pendidikannya
D3

Perawat

yang

teman,

kurang

baik

bawahan,

dan

10

atasan.

Stresor

kelompok

tim atau kelompok dapat dihindari

dikategorikan menjadi; Kurangnya

karena ada rasa saling percaya

kohesivitas/kebersamaan

antar sesame perawat dirumah

kelompok

serta

sakit.

dukungan

sosial.Dalam

kurangnya
hasil

Pengaruh Organisasi terhadap

penelitian ini didapatkan nilai (p

Mutu

0,555; B 0,244) yang berarti bahwa

Bangsal

faktor kelompok tidak berpengaruh

Sukoharjo

terhadap

mutu

pelayanan

Pelayanan
Rawat

Perawat
Inap

Stressor

di

RSUD

organisasi

perawat.Hal ini sejalan dengan

diakibatkan

teori (Munandar, 2001) bahwa

organisasi dan kebijakan tidak jelas.

hubungan kerja yang baik antar

Faktor stressor yang dikenali dalam

kelompok terungkap dalam gejala-

kategori ini adalah terpusat pada

gejala adanya kepercayaan yang

sejauh mana tenaga kerja dapat

tinggi, dan minat yang tinggi dalam

terlihat atau berperan serta pada

pemecahan

dalam

support sosial. Kurangnya peran

organisasi.Kepercayaan

secara

serta

positif

dengan

pengambilan

masalah

berhubungan

atau

karena

struktur

partisipasi

dalam

keputusan

ketaksaan peran yang tinggi, yang

berhubungan dengan suasana hati

mengarah ke komunikasi antar

dan perilaku negalif.Peningkatan

pribadi yang sesuai antara sesama

peluang

sehingga

stress

dalam

menghasilkan

melaksanakan

pekerjaan

secara

produktivitas,

untuk

berperan

serta

peningkatan
dan

peningkatan

11

taraf dari kesehatan mental dan

0,104. Ada pengaruh Lingkungan

fisik.Dalam

Fisik

hasil

penelitian

(X2)

didapatkan nilai (p 0,640; B -0,184)

pelayanan

yang

artinya

berpengaruh
pelayanan

perawat

organisasi

tidak

Rawat

terhadap

mutu

ditunjukkan

perawat.

inap

RSUD
dengan

di

mutu
Bangsal

Sukoharjo
(p)

0,004

ini

(0,004 = 0,05) dan nilai B sebesar

disebabkan di RSUD sukoharjo

0,818. Ada pengaruh Individual

sudah menjalankan Kebijakan dan

(X3) terhadap mutu pelayanan

Strategi Organisasi seperti rotasi

perawat di Bangsal Rawat inap

shift

RSUD

kerja,

teknologi

Hal

terhadap

aturan

birokrasi,

Sukoharjo

ditunjukkan

canggih,pengawasan

dengan (p) 0,001 (0,001 = 0,05)

yang ketat, komunikasi yang timbal

dan nilai B sebesar 1,875. Tidak

balik antara karyawan dan atasan

adanya pengaruh Kelompok (X4)

dan

agar

terhadap mutu pelayanan perawat

dalam

di Bangsal Rawat inap RSUD

pemberian

meningkatnya

motivasi

partisipasi

bekerja sama.

Sukoharjo ditunjukkan dengan (p)

KESIMPULAN

0,555 (0,555> 0,05) dan nilai B

Tidak

adanya

pengaruh

sebesar

0,244.

Tidak

adanya

beban kerja (X1) terhadap mutu

pengaruh Organisasi (X5) terhadap

pelayanan

mutu pelayanan perawat di Bangsal

Rawat

perawat

inap

ditunjukkan

RSUD
dengan

di

Bangsal
Sukoharjo

(p)

Rawat

inap

RSUD

Sukoharjo

0,365

ditunjukkan dengan nilai (p) 0,640

(0,365 > 0,05) dan nilai B sebesar -

(0,640> 0,05) dan nilai B sebesar -

12

0,184.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjiptono, F (2004). Strategi
Pemasaran II, Yogyakarta.
Penerbit Andi
2. Potter & Perry, 2005. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik.
EGC, Jakarta
3. Cooper Donald R. dan Pamela S.
Schindler.
2003.
Business
Research Method. Eight Edition.
New York: McGraw Hill.
4. Abraham, C., & Shanley, E.
(2007).Psikologi sosial untuk
perawat. Diterjemahkan oleh
Leoni Sally M. Jakarta: EGC.
5. Gitosudarmono, I dan I.N
Sudita.
2007.
Perilaku
Keorganisasian.
BPFE.Yogyakarta
6. Prihatini, L.D. 2007. Analisis
Hubungan Beban Kerja Dengan
Stressor Kerja Perawat di Tiap
Bangsal Rawat Inap RSUD
Sidikalang.
Tesis
sudah
dipublikasikan. Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
7. Munandar, 2001. Stressor dan
Keselamatan Kerja Psikologi
Industri
dan
Organisasi.
Penerbit Universitas Indonesia
8. Asyiah Simanjorang Pengaruh
Karakteristik
Organisasi
Terhadap
Stressor
Kerja
Perawat Di RSU Dr. Pirngadi
Medan . 2009. Tesis sudah
dipublikasikan. Program MT Administrasi
&
Kebijakan
Kesehatan
9. Nursalam. 2007. Manajemen
Perawat:
Aplikasi
Dalam
Praktek Perawat Perawat

Profesional. Edisi 2 Salemba
Medika.
10. Nitisemito, 2002. Manajemen
Personalia.
Edisi
Revisi,
Penerbit Ghalia Indonesia.
11. Budiarsa Dharmatanna. 2012.
Stress dan Konflik. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
12. Simon
(ubungan
Beban Kerja Perawat dengan
Mutu Pelayanan Keperawatan
Di Rawat Inap Interna BLUD
RSUD Prof. DR. W. Z Johannes
Kupang
tesis
sudah
dipublikasikan,
Magister
Keperawatan
U n i v e r s i ta s
A i r la n g g a
13. Tri Susilo Analisis Pengaruh
Faktor Lingkungan Fisik dan
Non Fisik terhadap Stress Kerja
pada PT Indo Bali Di
Kecamatan Negara, Kabupaten
Jimbaran . 2012. Tesis sudah
dipublikasikan.

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Manajemen Mutu Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

11 71 133

PENGARUH PROMOTION MIX TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI POLIKLINIK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL | . | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 946 2715 1 PB

0 0 24

PENGARUH PENANGANAN KELUHAN TERHADAP KEPUASAN ATAS PENANGANAN KELUHAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) WATES | Kusumawati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 944 2711 1 PB

1 1 19

INTISARI ANALISIS PERSIAPAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUANG RAWAT INAP (STUDY KASUS DI RSUD KABUPATEN BIMA) | Santosa | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1092 3133 1 PB

0 0 20

ANALISIS EKSTERNAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL | Sari | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 963 2754 1 PB

0 0 22

EVALUASI PENERAPAN IDENTIFIKASI PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP RSI SITI AISYAH MADIUN | Yudhawati | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 752 2275 1 PB

0 3 10

ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG | Fakhriani | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 824 6491 1 PB

0 0 15

Pengaruh Faktor Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Bantul | kusumo | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1953 6945 1 PB

0 0 5

Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja | Kusumo | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 2350 6574 1 PB

0 2 11

EFEKTIVITAS PENERAPAN SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL | . | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 942 2702 1 PB

0 0 24