ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN KATOR PELAYANAN PAJAK MADYA SURABAYA TERHADAPA KEPUASAN WAJIB PAJAK BADAN DI SURABAYA TAHUN 2013 | Ludji | Tax & Accounting Review 3083 5786 1 SM

1

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN KATOR PELAYANAN
PAJAK MADYA SURABAYA TERHADAPA KEPUASAN WAJIB
PAJAK BADAN DI SURABAYA TAHUN 2013
Stefanny Radja Ludji dan Retnaningtyas Widuri
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
Email : [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kualitas dan
kepuasan Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun 2013 dan mengetahui kualitas layanan manakah yang paling
berpengaruh serta paling penting terhadap kepuasan Wajib Pajak di Surabaya. Dimensi kualitas layanan yang
menjadi variable penelitian ini adalah Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, dan Responsiveness . Untuk
mengukur tingkat kepentingan dari dimensi kualitas layanan digunakan Importance Performance Analysis.
Data diperoleh dari 100 responden yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan yang efektif di Kantor Pelayanan
Pajak Madya Surabaya tahun 2013. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, hasil
penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, dan Responsiveness
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun 2013 baik secara

simultan maupun parsial dan dimensi Reliability merupakan variabel yang paling berpengaruh, sedangkan
variabel Responsiveness merupakan variabel yang dinilai paling penting bagi kepuasan Wajib Pajak Badan di
Surabaya tahun 2013.
Kata kunci :

Kualitas layanan, Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, Responsiveness , Importance

Performance Analysis, Kepuasan Wajib Pajak Badan

ABSTRACT
This study was conducted to know whether there is influence between quality and satisfaction of the
Taxpayer in Surabaya in 2013 and to know the quality of service which is the most influential and most
important to the satisfaction of the Taxpayer in Surabaya in 2013. The dimensions of the service quality became
the variable of this study were Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, and Responsiveness. To measure the
level of importance of service quality dimensions, Importance Performance Analysis was used. The data were
obtained from 100 respondents listed as effective Taxpayer of Tax Office Associate in Surabaya in 2013. By
using the technique of multiple linear regression analysis, the results showed that the dimensional quality of
Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, and Responsiveness had significant affect to the satisfaction of the
Taxpayer in Surabaya in 2013 either simultaneously or partially and the dimensions of Reliability was the most
influential variable, while the variable of Responsiveness considered the most important variable for the

satisfaction of the Taxpayer in Surabaya in 2013.
Keywords: Service quality, Reliability, Assura nce, Tangible, Empathy, Responsiveness, Importance

Performance Analysis, Taxpayer Satisfaction

2

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

PENDAHULUAN
Pajak

utama

kinerja internal Direktorat Jenderal Pajak (Jawa

penerimaan negara yang memberikan kontribusi

Pos, 2006). Padahal, seharusnya wajib pajak dan


hingga 80% dari seluruh penerimaan negara.

KPP adalah kedua pihak yang saling membangun.

Kualitas layanan menjadi faktor yang menjadi

KPP sebagai wadah dalam membantu wajib pajak

pertimbangan

memberikan

menangani masalah perpajakan, sedangkan wajib

pelayanan kepada masyarakat. Kantor Pelayanan

pajak sebagai pengguna pelayanan publik yang

Pajak (KPP) di daerah atau domisili tempat wajib


dananya bersumber dari sektor pajak. Terlepas dari

pajak terdaftar menjadi ujung tombak untuk

tindakan aparat yang telah senantiasa berupaya

merealisasikan target penerimaan negara dan

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,

sekaligus ujung tombak penyelenggara pelayanan

tidak adanya pilihan penyedia layanan publik

publik berkenaan dengan masalah perpajakan.

kecuali pemerintah, dengan kata lain tidak adanya

Mengingat pentingnya peran KPP, maka upaya


persaingan

pengingkatan kualitas layanan di KPP sebagai

perpajakan kecuali oleh KPP makin menguatkan

salah satu upaya yang komprehensif yang perlu

alasan untuk memperhatikan dan memberikan

dilakukan dalam rangka meningkatkan layanan

penanganan yang terstruktur dan berkelanjutan

terhadap

penyelenggara

terhadap berbagai kritik dan keluhan yang masuk


layanan ternyata masih ditemukan adanya berbagai

demi meningkatkan kualitas layanan. Kualitas

keluhan wajib pajak yang disampaikan baik secara

layanan menjadi faktor yang menjadi pertimbangan

langsung maupun tidak langsung. Kendala berupa

terpenting dalam memberikan pelayanan kepada

belum optimalnya layanan yang dirasakan wajib

masyarakat. (Zuhar 2001; Prasojo, Pradana dan

pajak salah satunya disebabkan karena merosotnya

Hiqmah,


Keberhasilan KPP dalam memberikan layanan

tidak sepenuhnya dapat diterapkan untuk pelayanan

yang berkualitas kepada wajib pajaknya sangat

publik.

ditentukan oleh pendekatan kualitas jasa yang

disinkronkan dengan kondisi pelayanan publik. Hal

dilakukan. Salah satu pendekatan kualitas jasa

ini dikarenakan untuk pelayanan publik maka unit

lainnya yang banyak dijadikan acuan adalah model

pelayanan harus sesuai aturan dalam instansi dan


SERVQUAL

umumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan atau

wajib

menjadi

terpenting

pajak.

(Service

komponen

dalam

Dalam


Quality)

yang

dalam

menyediakan

pelayanan

2006).

Ada

beberapa

tentang

atribut


perlu

dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithmal, dan

peraturan

publik

tersebut.

Berry. Atribut model Servqual yang digunakan

Berdasarkan

KEP/25/M.PAN/2/2004

tentang

untuk pengukuran kualitas adalah Reliability,


Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Assurance, Tangible, Empathy dan Responsiveness.

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

Lima dimensi ini telah terbukti sebagai metode

secara formal pengukuran kualitas pelayanan di

utama untuk mengukur kualitas layanan. (Brown,

sektor publik/instansi pemerintah menggunakan

Churchill & Peter, 2001). namun walaupun teori

indeks kepuasan masyarakat yang bertujuan untuk

servqual ini banyak digunakan dalam berbagai

mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara

penelitian dan menjadi inspirasi baik untuk kajian

berkala dan sebagai gambaran tentang kinerja

teoritis maupun kegiatan praktis, konsep servqual

pelayanan

unit

pelayanan

yang

yang

bersangkutan.

Dalam

3

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
penelitian ini digabungkan atribut yang digunakan

hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai

dalam Metode Servqual dengan atribut pada Indeks

berikut :

Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk kemudian

H0-1

digunakan

sebagai

bahan

untuk

:

Tidak

terdapat

pengaruh

antara

menyusun

dimensi Assurance terhadap kepuasan

kuisioner dalam mengukur kepuasan Wajib Pajak

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun

Badan atas pelayanan Kantor Pelayanan Pajak

2013.
Ha-1

Madya (KPP Madya) di Surabaya.

:

Terdapat pengaruh antara dimensi
Assurance terhadap kepuasan Wajib

Hubungan Reliability dengan Kepuasan

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.

Wajib Pajak
Menurut

Zeithaml,

Berry

dan

Parasuraman dalam Suratno dan Purnama (2005)

Hubungan Tangible dengan Kepuasan
Wajib Pajak

kehandalan yaitu kemampuan untuk memberikan

Karena suatu bentuk jasa tidak dapat

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan

dilihat. Tidak dapat dicium, dan tidak dapat diraba,

kemampuan yang memadai. Pentingnya dimensi ini

maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai

adalah kepuasan wajib pajak akan meningkat bila

ukuran dari layanan. Oleh karena itu, pengingkatan

layanan yang diberikan sesuai dengan yang

bukti fisik dalam rangka memberikan kenyamanan

dijanjikan. Berdasarkan pernyataan ini, maka

bagi wajib pajak akan meningkatkan kualitas

hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai

layanan pajak. Berdasarkan pernyataan ini, maka

berikut :

hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai
H0-1

: Tidak terdapat pengaruh antara

dimensi Reliability terhadap kepuasan Wajib Pajak

berikut :
H0-1

:

Badan di Surabaya tahun 2013.
Ha-1

terdapat

pengaruh

antara

dimensi Tangible terhadap kepuasan

: Terdapat pengaruh antara dimensi

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun

Reliability terhadap kepuasan Wajib Pajak Badan

di Surabaya tahun 2013.

Tidak

2013.
Ha-1

:

Terdapat pengaruh antara dimensi
Tangible terhadap kepuasan Wajib

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013

Hubungan Assurance dengan Kepuasan
Wajib Pajak

Hubungan Empathy dengan Kepuasan
Kebutuhan wajib pajak terhadap kinerja

Wajib Pajak

layanan KPP menuntut KPP untuk memenuhinya
dengan cara terbaik dan meningkatkan kepercayaan

Emphaty (empati) meliputi kemudahan

sehingga wajib pajak yakin telah bebas risiko

dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik

ataupun keragu – raguan dalam melaksanakan

dan

aktivitas perpajakannya. Dalam proses pelayanan

Kemampuan Fiskus dalam berinteraksi yang baik

diperlukan adanya rasa aman dan nyaman serta

dengan wajib pajak adalah dasar yang harus

memberikan kepastian hukum terkait fasilitas

dimiliki Fiskus dalam melayani wajib pajak.

maupun sikap yang ditunjukkan oleh Fiskus kepada

Berdasarkan

wajib pajak. Berdasarkan pernyataan ini, maka

penelitian yang dirumuskan sebagai berikut :

memahami

kebutuhan

pernyataan

ini,

wajib

maka

pajak.

hipotesis

4

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
H0-1

:

Tidak

terdapat

pengaruh

antara

dimensi Empathy terhadap kepuasan

variabel kehandalan (reliability) sebagai variabel
yang paling dominan.

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun
2013.
Ha-1

:

Importance Performance Analysis (IPA)

Terdapat pengaruh antara dimensi

Metode

IPA

ini

digunakan

untuk

Empathy terhadap kepuasan Wajib

menentukan apakah suatu atribut dianggap penting

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.

atau tidak oleh Wajib Pajak, dan apakah atribut
tersebut memuaskan Wajib Pajak atau tidak.

Hubungan

dengan

Responsiveness

Menurut (Purnama,2006), Metode IPA digunakan
untuk membandingkan antara penilaian Wajib

Kepuasan Wajib Pajak

Pajak Badan terhadap tingkat kepentingan kualitas
Tingkat kualitas layanan tidak dapat
dimulai

berdasarkan

sudut

pandang

Kantor

layanan (Importance) dengan tingkat kepuasan
kualitas layanan (Performance).

Pelayanan Pajak, akan tetapi harus dipandang dari

Metode IPA telah diterima secara umum

sudut wajib pajak. Oleh karena itu, dalam

dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian

memberikan pelayanan, para Fiskus diharapkan

karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan

dapat tanggap dalam memberikan pelayanan

hasil analisa yang memudahkan usulan perbaikan

sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan

kinerja (Martinez, 2003).

KPP dan memberikan kepuasan bagi wajib pajak.

Tabel 1. Skor Penilaian Tingkat Kepuasan dan

H0-1

Kepentingan

Ha-1

:

Tidak

:

terdapat

pengaruh

dimensi

Responsiveness

kepuasan

Wajib

Pajak

antara
terhadap

Badan

di

Tingkat Kepuasan
Kategori

Surabaya tahun 2013.

Sangat Tidak

Terdapat pengaruh antara dimensi

Setuju (STS)

Responsiveness

terhadap

kepuasan

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun
2013

Tidak Setuju (TS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)

Beberapa penelitian empiris membuktikan
bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wajib pajak meskipun pengaruh
masing-

masing

variabel

tidak

sama

Tingkat Kepentingan

Skor

Kategori

Skor

Sangat Tidak Penting

1

1

(STP)

2

Tidak Penting (TP)

3

2
3

Penting (P)

4

Sangat Penting (SP)

4

Nilai- nilai yang diperoleh dari kuisioner
kemudian dipetakan dalam Diagram Kartesius yang
terdiri dari 4 kuadran yang mengindikasikan
tingkat kepuasan dan kepentingan layanan.

(Purnomo&Setiaji, 2005). Hasil penelitian Lysus
Herawati (2008) menunjuk variabel kehandalan
(reliability),

ketanggapan

(responsiveness),

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian

jaminan (assurance), empati (empathy) dan wujud
fisik (tangible) secara bersama- sama dan secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
wajib pajak. Penelitian ini tidak berbeda dengan
penelitian Sumadi dan M.Andi Setijo Nugroho
(2005) yang mendapatkan hasil serupa dengan

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian
dimana data yang digunakan yaitu data yang
berbentuk

angka

atau

data

kualitatif

yang

diangkakan dengan analisa data menggunakan
statistik

(Sugiyono,

2007).

Populasi

dalam

penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan (WP

5

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Badan) efektif yang terdaftar di Kantor Pelayanan

peneliti

Pajak Madya Surabaya tahun 2013 yang berjumlah

penelitian yang dilakukan.

sebagai

bahan

perbandingan

dengan

1426. Sampel dalam penelitian ini adalah 100

Variabel yang digunakan dalam penelitian

responden yang merupakan Wajib Pajak Badan

ini adalah 5 (lima) variabel independen, yaitu

(WP Badan) yang terdaftar di Kantor Pelayanan

dimensi servqual (Reliability, Assurance, Tangible,

Pajak Madya Surabaya tahun 2013. Pengambilan

Empathy, dan Responsiveness) dan satu variabel

sampel dilakukan dari WP Badan yang datang

dependen yaitu Kepuasan Wajib Pajak Badan di

melapor ke KPP Madya Surabaya dengan metode

Surabaya tahun 2013.

pengambilan sampel adalah purposive sampling,

Instrumen penelitian ini menggunakan

yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan

skala likert 4 poin untuk mengukur kepuasan

dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel

layanan dan kepentingan layanan. Instrumen yang

yang dipilih adalah :

digunakan

a.

Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP

kepentingan dari semua variabel berjumlah 26

Madya Surabaya yang merupakan Wajib Pajak

pertanyaan. Sebelum dianalisis data diuji validitas

efektif yang melakukan pekerjaan di bidang

menggunakan mengkorelasikan masing- masing

jasa, dagang, manufaktur maupun lainnya.

skor item dengan skor total dan melakukan koreksi

Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP

dan menguji reliabilitas dengan metode Alpha

Madya Surabaya berbentuk Perseroan Terbatas

Cronbach. Selanjutnya, dilakukan uji Asumsi

(PT).

Klasik untuk memastikan model regresi telah bebas

Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP

dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas,

Madya Surabaya yang frekuensi kunjungannya

autokorelasi,

lebih dari sekali dalam sebulan.

normalitas. Uji hipotesis juga dilakukan dengan uji

b.

c.

untuk

dan

mengukur

telah

kepuasan

memenuhi

dan

syarat

Jenis dan sumber data yang diguakan

F (simultan) dan uji t (parsial), selain itu dilakukan

adalah data primer melalui kuisioner yang berasal

juga uji Koefisien Determinasi Berganda dan

langsung dari objek penelitian. Data sekunder

Korelasi Berganda.

dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak

Metode statistik yang digunakan adalah

badan efektif yang terdaftar di KPP Madya

teknik analisis regresi linier berganda dengan

Surabaya pada tahun 2013 yang diperoleh dari data

bantuan program SPSS 17.0. Model persamaan

yang diberikan oleh KPP Madya Surabaya, hasil

regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah :

searching di internet mengenai artikel – artikel

Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 w+ β5X5 +e

tentang keluhan wajib pajak atas pelayanan KPP,
jurnal domestik maupun internasional dan hasil
penelitian sebelumnya yang dapat digunakan oleh
Dimana:
Y = variabel dependen yaitu kepuasan Wajib

β4

= Koefisien regresi variabel Empathy

β5 = Koefisien regresi variabel Responsiveness

Pajak

X1 = variabel independen Reliability

a

= konstanta

X2 = variabel independen Assurance

β1

= Koefisien regresi variabel Reliability

X3 = variabel independen Tangible

β2

= Koefisien regresi variabel Assurance

X4 = variabel independen Empathy

β3

= Koefisien regresi variabel Tangible

X5 = variabel independen Responsiveness

6

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
e

=

Koefisien regresi variabel Reliability (X1)

error / variabel penganggu yaitu variabel

sebesar 0.171, artinya jika variabel independen lain

lain yang tidak diteliti

HASIL PENELITIAN DAN

nilainya tetap dan Reliability (X1) mengalami

PEMBAHASAN

kenaikan 1%, maka Kepuasan (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.171. Koefisien bernilai

Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi
klasik sebagai syarat sebelum masuk dalam uji
analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik

positif artinya terjadi hubungan positif antara
Reliability

uji

multikolinearitas

dan

uji

Kepuasan,

semakin

naik

Reliability maka semakin meningkat Kepuasan.

Koefisien regresi variabel Assurance (X2)

yang telah diuji meliputi uji normalitas, uji
autokorelasi,

dengan

sebesar 0.050, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan Assurance (X2) mengalami

heteroskedastisitas

kenaikan 1%, maka Kepuasan (Y) akan mengalami

Tabel 2. Deskripsi Profil Responden

peningkatan sebesar 0.050. Koefisien bernilai
Deskripsi

Jumlah

positif artinya terjadi hubungan positif antara

Persentase

Bentuk Usaha
Perseroan Terbatas

85

Assurance
100%

dengan

Kepuasan,

semakin

naik

Assurance maka semakin meningkat Kepuasan.

(PT)

Koefisien regresi variabel Tangible (X3)

Bidang Usaha
Jasa

39

46%

Dagang

37

44%

Manufaktur

9

10%

sebesar 0.119, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan Tangible (X3) mengalami
kenaikan 1%, maka Kepuasan (Y) akan mengalami

Frekuensi Kunjungan
1-3 kali

66

78%

>3 kali

19

22%

peningkatan sebesar 0.119. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara

Tabel 3. Hasil Uji Analisi Regresi Linier

Tangible dengan Kepuasan, semakin naik Tangible

Berganda.

maka semakin meningkat Kepuasan.
Unstd. Coefficient

Koefisien regresi variabel Empathy (X4)

Std

sebesar 0.068, artinya jika variabel independen lain

Model

B

Error

Sig

(Constant)

.745

.787

.346

Reliability

.171

.061

.007

kenaikan 1%, maka Kepuasan (Y) akan mengalami

Assurance

.050

.060

.004

peningkatan sebesar 0.068. Koefisien bernilai

Tangible

.119

.080

.040

positif artinya terjadi hubungan positif antara

Empathy

.068

.063

.016

Responsiveness

.146

.063

.023

Dependent Variable : Kepuasan (Y)

nilainya tetap dan Empathy (X4) mengalami

Empathy dengan Kepuasan, semakin naik Empathy

maka semakin meningkat Kepuasan.
Koefisien regresi variabel Responsiveness

Berdasarkan tabel 3 di atas, maka model regresi
yang diperoleh adalah :

(X5)

Y= 0.745 + 0.171X1 + 0.050X2 + 0.119X3 +

independen lain nilainya tetap dan Responsiveness

0.068X4 + 0.146X5 + e

(X5)mengalami kenaikan 1%, maka Kepuasan (Y)

Konstanta sebesar 0.745 artinya jika X1,

akan

sebesar

0.146,

mengalami

artinya

peningkatan

jika

sebesar

variabel

0.146.

X2, X3, X4 dan X5 bernilai 0, maka Kepuasan (Y)

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

bernilai 0.745.

positif antara Responsiveness dengan Kepuasan,

7

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Model

Sum of

df

Mean

Squares
Regession

50.731

F

Sig.

10.2

.000

Square
5

10.146

Berdasarkan tabel tingkat keyakinan 95% ,
a = 5%, df 1 diperoleh F tabel sebesar 2.33. Dari

42
Residual

78.258

79

Total

128.988

84

semakin

naik

hasil output F hitung > F tabel, yaitu 10.242 > 2.33

.991

dan untuk signifikansi karena berada di bawah 0.05

Responsiveness

maka

semakin

maka termasuk signifikan. Sehingga hasilnya
adalah Ho ditolak dan signifikan. Jika dikaitkan

meningkat Kepuasan.

dengan hipotesis, maka ada pengaruh yang
Tabel 4. Koefisien Determinasi Berganda
R

.627

R Square

.772

Adjusted

Std. Error of the

R Square

Estimate

.742

.895

Pada tabel 4 dapat dilihat angka R2

signifikan antara Reliability, Assurance, Tangible,
Empathy dan Responsiveness terhadap kepuasan

Wajib Pajak Badan secara bersama-sama.
Tabel 6. Uji parsial (t)

sebesar 0.772 atau 77.2%. Hal ini menunjukkan
bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen sebesar
77.2% atau variasi variabel independen yang

Model

t

Sig

(Constant)

.947

.346

digunakan dalam model mampu menjelaskan

Reliability

2.788

.007

sebesar 77.2% variabel dependen. Sedangkan

Assurance

1.840

.004

sisanya, sebesar 22.8% dipengaruhi atau dijelaskan

Tangible

1.990

.040

Empathy

1.875

.016

Responsiveness

2.324

.023

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
Standard Error of the Estimate adalah

Berdasarkan tabel distribusi t untuk a =5%

suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi

dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 85-5-1 =

dalam memprediksi Y. Dari hasil regresi di dapat

79 ( n adalah jumlah responden dan k adalah

nilai 0.895, hal ini berarti banyaknya kesalahan

jumlah variabel independen) diperoleh nilai t tabel

dalam prediksi variabel dependen sebesar 0.895.

sebesar 1.664.

Sebagai pedoman, jika Standard Error of the

variabel semuanya berada di atas t tabel dan

Estimate kurang dari standar deviasi Y, maka

memiliki signifikansi < 0.05 sehingga Ho ditolak

model regresi semakin baik dalam memprediksi

dan artinya ada pengaruh yang signifikan antara

nilai Y. Berdasarkan hasil penghitungan Standar

Reliability, Assurance, Tangible, Empathy dan

Deviasi variabel dependen (Y) yaitu senilai 1.239,

Responsiveness terhadap kepuasan Wajib Pajak

maka model regresi ini baik dalam memprediksi

Badan secara parsial (terpisah).

nilai Y.

Tabel 7. Penilaian Tingkat Kepuasan dan
Untuk uji Koefisien Korelasi Berganda

Pada t hitung untuk kelima

Kepentingan Layanan

dengan hasil pada Tabel 4 diatas diperoleh angka R
sebesar 0.627. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

Item

Tabel 5. Uji F (simultan)

Kepentingan

Layanan

Layanan

(

hubungan yang kuat antara variabel independen
(X1, X2,……Xn) terhadap variabel dependen.

Kepuasan

)

(

)

Reliability (X1)
Prosedur dan alur pelayanan
KPP mudah dimengerti

3.01

3.14

8

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
KPP akurat menangani

2.89

administrasi SPT

3.26

penuh dan tidak bercakapcakap dengan fiskus lain pada

Fiskus memiliki pengetahuan
dan kemampuan yang

Fiskus memberikan perhatian

2.92

3.40

memadai

2.87

3.40

baik

3.29

2.86

3.34

peraturan perpajakan
Fiskus memberikan saran

KPP melayani sesuai dengan
waktu pelayanan
KPP melayani Wajib Pajak
secara profesional

dengan memperhatikan
3.06

3.45

3.14

3.53

kondisi Wajib Pajak
Responsiveness (X5)
Fiskus meminta kelengkapan
dokumen sesuai persyaratan

Assurance (X2)

2.88

3.24

2.91

3.29

2.89

3.15

2.84

3.31

2.74

3.40

Jumlah

76.44

85.55

Mean

2.93

3.29

yang dibutuhkan

KPP terpercaya untuk
mengurus masalah perpajakan

2.89

3.22

KPP memberikan sosialisasi

Wajib Pajak

secara aktif guna membantu

Fiskus memiliki kompetensi

Wajib

yang memadai dalam

2.95

3.25

Pajak

memahami

peraturan perpajakan

bidangnya

Fiskus

Fiskus dapat membuat Wajib

melayani Wajib Pajak

Pajak merasa nyaman dalam

Fiskus memberikan feedback

mengurus masalah

2.98

3.33

perpajakan.

antusias

dalam

dengan cepat dan tepat
Ketepatan waktu pelayanan
KPP

Fiskus menjaga kerahasiaan
Wajib Pajak saat dilayani
Disetiap lantai dijaga oleh
Petugas KPP

(waktu

Fiskus berpakaian rapi,

3.05

3.45

3.04

3.27

3.04

sopan dan bersih

dan

lama)

Penentuan nilai X dan Y untuk selanjutnya
3.15

dilakukan penjabaran pada Diagram Kartesisus
dapat dilihat pada Tabel 8.

Fiskus menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar

tunggu

waktu proses tidak terlalu

Tangible (X3)

3.04

3.12

Tabel 8. Penentuan nilai X dan Y dalam
Kuadran Diagram Kartesius

saat melayani
Fasilitas I-Kring KPP

2.76

memuaskan

Nilai Kepuasan

3.11
Kuadran

(

KPP memiliki system online
3.02

untuk pengurusan

3.40

administrasi wajib pajak
Gedung KPP dalam kondisi
bersih, tertata rapi dan aman
(cctv, fire extinguisher , alarm

3.15

)

Nilai Kepentingan (
)

I

< 2.93

> 3.29

II

> 2.93

> 3.29

III

< 2.93

< 3.29

IV

> 2.93

< 3.29

3.33

Selanjutnya, dari data pada Tabel 4.8
dapat digambarkan Diagram Kartesius sebagai

kebakaran)
Empathy (X4)

berikut :

Fiskus memperhatikan
2.93

3.19

2.85

3.29

Wajib Pajak

masalah wajib pajak

2.84

saat melayani Wajib Pajak

sanksi sudah sesuai dengan

keluhan Wajib Pajak dengan

Fiskus peduli terhadap

3.25

Biaya pelayanan maupun

KPP dapat menangani

permasalahan perpajakan

2.89

9

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
(3.14;3.53) sehingga ini berarti Wajib Pajak
menilai KPP telah memberikan pelayanan secara
professional dan harus dipertahankan kinerjanya
karena merupakan keunggulan dalam memuaskan
Wajib Pajak.
c.

Kuadran III
Atribut

variabel

ini

memiliki

tingkat

kepentingan rendah dan kepuasan juga dinilai
kurang baik oleh responden. Atribut variabelnya
adalah 2, 7, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 23, dan 24.
Untuk

Kuadran III

dengan batas

ketentuan

koordinat < 2.93 dan < 3.29 di dominasi oleh
atribut Tangible dengan poin fasilitas I-Kring KPP
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa

memuaskan dengan koordinat (2.76;3.11) sehingga

seluruh atribut variabel tersebar di empat kuadran.

ini berarti pelaksanaannya dianggap kurang penting

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

oleh Wajib Pajak dan tidak perlu diberikan

a.

perhatian khusus terhadap atribut ini.

Kuadran I
Atribut variabel ini memiliki tingkat

kepuasan

di

bawah

rata-rata

tetapi

d.

tingkat

Kuadran IV
Atribut

variabel

ini

memiliki

tingkat

kepentingannya cukup tinggi. Atribut variabel yang

kepentingan yang rendah menurut responden tetapi

masuk dalam Kuadran I adalah atribut 3,4, 21, 25,

memiliki kepuasan yang baik, sehingga dianggap

dan 26. Dan dapat dilihat atribut Responsiveness

berlebihan. Atribut variabel yang masuk dalam

lebih dominan di Kuadran I dengan koordinat

kuadran IV adalah 1, 8, 11, 12, dan13.

paling jauh dari ketentuan batas Kuadran I dengan

Untuk Kuadran IV dengan batas ketentuan

< 2.93 dan > 3.29. Hasil pengukuran menunjukkan

koordinat > 2.93 dan < 3.29 di dominasi oleh

atribut Responsiveness dengan poin ketepatan

atribut Tangible dengan poin Fiskus menggunakan

waktu pelayanan KPP (waktu tunggu dan waktu

bahasa Indonesia yang baik dan benar saat

proses tidak terlalu lama) memiliki koordinat (2.74;

melayani dengan koordinat (3.04;3.12) sehingga ini

3.40) sehingga harus menjadi perhatian utama KPP

menunjukkan poin atribut tersebut dirasa kurang

dalam memperbaiki kualitasnya.

penting oleh Wajib Pajak dan dirasa berlebihan
karena memiliki tingkat kepentingan yang rendah

b.

Kuadran II
Atribut

menurut
variabel

ini

memiliki

tingkat

Wajib

Pajak

sehingga

tidak

perlu

diberikan perhatian khusus.

kepentingan yang tinggi dan tingkat kepuasan yang
tinggi pula. Atribut variabel ini adalah atribut 5, 6,
9, 10, 15, dan 16.
Untuk Kuadran II dengan batas ketentuan
koordinat > 2.93 dan > 3.29 di dominasi oleh
atribut Reliability dengan poin KPP melayani
Wajib Pajak secara professional dengan koordinat

KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1.

Pada

pengujian

asumsi

klasik

dapat

disimpulkan bahwa model regresi telah bebas

10

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
dari

2.

masalah

multikolinearitas,

4.

5.

6.

terus

memenuhi syarat normalitas.

Reliability

Terdapat pengaruh yang signifikan antara

berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak.

sebagai

kualitas

variabel

yang

dimensi
paling

KPP sebaiknya berupaya lebih maksimal
dalam meningkatkan kualitas atribut dimensi

Terdapat pengaruh antara dimensi Assurance

kualitas yang memiliki tingkat kepentingan

terhadap kepuasan Wajib Pajak Badan di

cukup tinggi namun masih memiliki tingkat

Surabaya tahun 2013.

kepuasan di bawah rata- rata. Dalam hal ini

Terdapat pengaruh antara dimensi Tangible

dapat dilihat pada Diagram Kartesius Kuadran

terhadap kepuasan Wajib Pajak Badan di

I adalah dimensi Responsiveness dengan poin

Surabaya tahun 2013.

ketepatan

Terdapat pengaruh antara dimensi Empathy

tunggu dan waktu proses tidak terlalu lama).

terhadap kepuasan Wajib Pajak Badan di

Kedepannya, diharapakan KPP dapat berupaya

Surabaya tahun 2013.

meminimalkan waktu tunggu maupun waktu

Terdapat

pengaruh

antara

terhadap

dimensi

kepuasan

Dimensi Reliability,

waktu

pelayanan

KPP

(waktu

proses, sehingga dapat meningkatkan kepuasan

Wajib

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.
3.

KPP berupaya untuk mempertahankan kualitas

Tangible,

atribut pada Kuadran II karena atribut variabel

Empathy dan Responsiveness secara simultan

pada Kuadran ini memiliki tingkat kepentingan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

yang tinggi dan tingkat kepuasan yang tinggi

kepuasan Wajib Pajak Badan di Surabaya

pula.

Assurance,

tahun 2013.
8.

2.

meningkatkan

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.

Responsiveness

7.

Diharapkan KPP dapat mempertahankan dan

heteroskedastisitas, autokorelasi, dan telah

dimensi Reliability terhadap kepuasan Wajib

3.

1.

Dimensi

4.

kualitas

layanan

yang

paling

Untuk atribut pada Kuadran III, disarankan
KPP

melakukan evaluasi

kembali untuk

berpengaruh terhadap kepuasan Wajib Pajak

mengkaji atribut variabel pada Kuadran ini,

Badan

karena memiliki tingkat kepentingan rendah

di

Surabaya

tahun

2013

adalah

dan kepuasan yang dinilai kurang baik oleh

Reliability.

9. Dari hasil Analisis

Wajib Pajak Badan di Surabaya tahun 2013.

Importance Performance

Analysis (IPA) diperoleh hasil bahwa dimensi

5.

KPP diharapkan berupaya melakukan evaluasi

kualitas layanan yang paling penting terhadap

untuk dimensi kualitas yang berada di Kuadran

kepuasan Wajib Pajak Badan di Surabaya

IV, karena atribut variabel dalam Kuadran IV

tahun 2013 adalah Responsiveness dengan

dinilai memiliki tingkat kepentingan yang

poin ketepatan waktu pelayanan KPP (waktu

rendah namun memiliki tingkat kepuasan yang

tunggu dan waktu proses tidak terlalu lama)

baik sehingga dianggap berlebihan bagi Wajib

sehingga harus menjadi perhatian utama KPP

Pajak Badan di Surabaya tahun 2013 namun

dalam memperbaiki kualitas layanannya.

tidak terlalu memiliki arti penting.
6.

Saran yang dapat peneliti berikan setelah
melakukan analisis dari penelitian ini adalah :

Dalam penelitian ini, populasi penelitian yang
digunakan adalah Wajib Pajak Badan di
Surabaya
Perseroan

tahun

2013

Terbatas

dengan

(PT).

batasan

Kedepannya

11

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

7.

diharapkan terdapat penelitian yang mencakup

Kotler, P., & Keller, K. (2009). Marketing

keseluruhan Wajib Pajak Badan secara merata,

management (13th end). New Jersey:

sehingga tidak hanya dari Perseroan Terbatas

Pearson Education Inc, Upper Saddle

(PT) saja.

River.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

Kotler, P., & Keller, K. (2012). Marketing

penggabungan atribut service quality dan

Management (14th ed.). New Jersey:

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) namun

Pearson Education, Inc.

masih dengan kepuasan secara umum. Saran

Margono.

untuk penelitian selanjutnya adalah dilakukan

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

penelitian dari segi Pelayanan Publik dan

Muhidin S, & Abdurrahman M . (2007). Analisis

Pelayanan Prima untuk Sektor Publik.

(2010).

Korelasi

Metodologi

Regresi

dan

Penelitian

Jalur

dalam

Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Mullins, J., & Walker, O. (2010). Marketing

DAFTAR PUSTAKA

Management : A Strategic Decision Making Approach, (Seventh ed.). New

Agresti, A., & Finlay, B. (2009). Statistical
Methods for the Social Sciences (4th

York: McGraw-Hill Companies Inc
National

Business

Research Institute.

(2009,

edition). New Jersey: Pearson Education,

October 27). Why and How to Measure

Inc.

Customer Satisfaction . Retrieved October

Ahmed Al-Qudah, G. (2011). The Impact of
Accounting

Information

Systems

Effectiveness of Internal
Jordanian

Banks

Interdisciplinary

:

Control

Measure_Satisfaction.html

Field

Study.

Journal

of

Nauscha,

C.

(2004).

Reformasi

Administrasi

Publik. Jakarta: PT.Grasindo.

Parasuraman, A. (1988). Servqual : A Multiple
Item Scale for Measuring Consumer

Arrash. (2013, March 27). Variabel Penelitian.
Retrieved September 30, 2013, from
http://arassh.wordpress.com/2013/03/27/v
ariabel-penelitian/

Praktik

from

http://www.nbrii.com/Customer_Surveys/

Volume 2 Nomor 9 .

Pendekatan

2013,

in

Contemporary Researsch in Bussiness.

Arikunto. (2009). Prosedur

01,

on

Perception of Service Quality. Journal of
Retailing , 64 , 12-40.

Peter, P., & Olson, J. (2010). Consumer Behavior
and Marketing Strategy (Ninth ed.). New

Penelitian
Edisi

Suatu

Revisi

6.

Jakarta: Rineka Cipta.

York: McGraw-Hill Companies.
Rambat, L. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa.
Jakarta: Salemba Empat.

Bungin, B. (2001). Metodologi penelitian sosial .

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun

Surabaya : Airlangga.

Tesis. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate

Ray, K. (2007). Marketing Research, method and

dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Application

Penerbit Universitas Diponegoro.

Learning.

Gujarati, D. (2006). Essentials of Economics. Third
Edition.
Edition.

McGraw-Hill

International

in

Europe.

Thomson

12

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Santoso, & Ashari. (2005). Analisis Statistic
Dengan Microsoft Excel dan SPSSX .

Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Valarie A, Z., Bitner, M., & Gremler, D. (2006).

Simamora, B. (2008). Panduan Riset Perilaku

Services Marketing Integrating Customer

Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Focus

Utama.

Edition (4th ed.). Singapore: McGraw-

Sivadas, E., & Baker-Prewitt, J. (2000). An

Accros

the

Firm.International

Hill.

examination of the relationship between

Zeithaml, V., Bitner, M., & Gremler, D. (2006).

service quality, customer satisfaction, and

Service marketing: Integrating customer

store

focus across the firm (4th ed.). New York:

loyalty.

Journal

of

Retail

&

Distribution Management , 28(2)73-82.

Sugiyono.

(2012).

Metodologi

McGraw-Hill/Irwin.

Penelitian

Zikmund, W. (2003). Customer

Relationship

Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta.

Management:

Sujarweni, W. (2008). Belajar Mudah SPSS untuk

Strategy and Information Technology.

Penelitian:
Umum.

Skripsi,

Tesis,Disertasi

Yogyakarta:

Global

&

Media

Informasi.

Integrating

Marketing

New Jersey: John Wiley and Sons.
Zuhri, S. (2012, Mei 01). Beberapa Pengertian
Data Primer dan Sekunder . Retrieved

Suratno, S., & Purnama, N. (2005). Analisis

September 30, 2013, from http://bismillah-

Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap

go.blogspot.com/2012/05/skripsi-

Kualitas Layanan Kantor Pelayanan Pajak

beberapa-pengertian-data-primer.html

Yogyakarta Dua. Sinergi Kajian Bisnis
dan Manajemen , 7 (1), 69-87.

Tjiptono, F., & Chandra, G. (2011). Service,
Quality

&

Satisfaction

(3

ed.).

Yogyakarta: ANDI.
Thonrndike , E. (2011, Oktober 30). TEKNIK
PENGUMPULAN

September

30,

DATA.

2013,

Retrieved
from

http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30
/teknik-pengumpulan-data/.

13

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung.

0 0 20

PENGARUH KUALITAS JASA KONSULTAN PAJAK TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI SURABAYA | Clarissa | Tax & Accounting Review 3085 5790 1 SM

1 15 11

ANALISIS KEPUASAN WAJIB PAJAK ATAS LAYANAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAWA TIMUR I | Adisasmito | Tax & Accounting Review 3082 5784 1 SM

0 3 15

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN WAJIB PAJAK DI SURABAYA | Herlina | Tax & Accounting Review 3063 5748 1 SM

3 19 12

Analisis Potensi Pajak Hotel Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Berbintang di Surabaya | Jaya | Tax & Accounting Review 448 792 1 SM

0 0 5

Pemahaman Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Mengenai Hubungan dengan Wajib Pajak oleh Konsultan Pajak di Surabaya | Kurniawan | Tax & Accounting Review 442 780 1 SM

0 0 8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak di Surabaya | Siat | Tax & Accounting Review 440 776 1 SM

0 0 8

Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM | Fuadi | Tax & Accounting Review 438 772 1 SM

0 2 10

ANALISIS KEADILAN PAJAK, BIAYA KEPATUHAN, DAN TARIF PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK DI SURABAYA BARAT | Kurniawati | Tax & Accounting Review 3939 7512 1 SM

0 0 12

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya | Jotopurnomo | Tax & Accounting Review 441 778 1 SM

0 2 6