444 mengatasi kendala kemasan bagi ukm 97

Mengatasi Kendala Kemasan Bagi UKM
Written by Artikel
Monday, 04 October 2010 10:56 -

Dalam kancah persaingan ekonomi global, tak hanya kualitas dan kuatnya jaringan pemasaran
saja yang diperlukan.Packaging atau kemasan produk yang mampu menarik minat pembeli pun
menjadi satu syarat yang musti dipenuhi. Tak terkecuali bagi usaha kecil dan menengah (UKM).
Sayangnya, kesadaran untuk menonjolkan kemasan yang inovatif belum menjadi prioritas bagi
kelompok usaha tersebut.
Fenomena tersebut diungkapkan Thomas Dharmawan di Jakarta, Jumat. Mantan ketua Umum
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) tersebut mencontohkan,
omzet industrytnakanan olahan nasional mencapai Rp650 triliun. Namun, kalangan UKM hanya
menyumbang sekitar Rp70 triliun saja. "Bisa jadi, hal itu terjadi karena mereka belum
menyadari betapa pentingnya kemasan dalam strategi pemasaran produknya," ungkap
Thomas.
Menurut Thomas, banyak produk sejenis di pasar yang diproduksi perusahaan luar negeri yang
menguasai pasar lokal dengan mengalahkan produk UKM Indonesia. Penyebabnya, ya itu tadi,
kemasan produk lokal yang kurang menarik minat dan dianggap tidak higienis. "Padahal, apa
pun produknya, jika dikemas dengan baik maka akan menambah nilai tambah dari produk
tersebut. Kemasan produk kita masih sangat sederhana untuk bias bersaing dengan produk
luar," tukas Thomas lagi.

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementrian Koperasi dan UKM Nedi Rafinaldi
Halim tak menampik kendala kemasan yang masih membelit laju produk UKM di pasar nasional
dan internasional. Padahal, sektor industri makanan olahan nasional memiliki keunggulan yang
tak dimiliki Negara lain. "Produk UKM kita memiliki keanekaragaman jenis. Namun ada problem
dalam hal kemasan. Padahal, nilai tambahnya dari kemasan itu mampu memancing orang
untuk membeli," papar Nedi.
Karena, lanjut Nedi, jika bicara mengenai kemasan, erat kaitannya dengan produk-produk yang
terjamin kesehatannya. Apalagi, masyarakat konsumen masa kini begitu concern terhadap
produk yang terjaga kesehatannya, termasuk pada lingkungan global.
Namun, Thomas dan Nedi mengakui bahwa strategi kemasan dalam pemasaran sebuah
produk tak bisa dibilang murah. Bahkan dalam hitungan Nedi, kemasan memiliki kontribusi
mencapai 50% dalam menentukan harga sebuah produk makanan olahan. Sedangkan bagi
Thomas, kemasan memiliki rate antara 3% hingga 90%. Contohnya, air minum dalam kemasan,
dimana air hanya berkisar 10%, sementara 90% sisanya adalah kemasan.
Dengan kondisi seperti itu, pada 27-31 Oktober 2010 Kementrian Koperasi dan UKM akan
menyelenggarakan pameran tematik "Smesco Food and Packaging Expo 2010" di Jakarta.
Pameran ini akan menampilkan produk-produk unggulan KUKM yang bergerak di bidang
makanan, minuman, packaging, alat saji, dan teknologi proses makanan dan minuman.
"Dengan expo ini kita akan mengangkat citra makanan dan minuman UKM Indonesia menuju
pasar global," kata Nedi.


1/2

Mengatasi Kendala Kemasan Bagi UKM
Written by Artikel
Monday, 04 October 2010 10:56 -

Sumber: Harian Ekonomi Neraca

2/2