karakteristik akseptor kb alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja puskesmas kti kebidanan

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak luput dari masalah
kependudukan. Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber
daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun (Manuaba, 1998). Pada tahun
2005 jumlah penduduk dunia sebesar 6.500.000.000 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,7%, sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun yang sama
sebesar 241.973.879 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,66%. Oleh karena itu
pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Pemerintah
merencanakan progam Keluarga Berencana Nasional untuk mengatasi masalah
tersebut yang merupakan bagian dari Pembangunan Nasional (www.laju pertumbuhan
penduduk.go.id,2005).
Hartanto (2003), mengemukakan bahwa Keluarga Berencana (KB)
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena
dapat menolong pasangan suami isteri menghindari kehamilan resiko tinggi. KB tidak
dapat menjamin kesehatan ibu dan anak, tetapi dengan melindungi keluarga terhadap
kehamilan resiko tinggi, KB dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka

kesakitan.
Searah dengan GBHN 1999 yang dijabarkan dalam Propenas (2000) program
KB nasional telah menunjukkan perkembangan. Pada tahun 2000-2003 angka TFR
(Total Fertiliti Rate) adalah 2,7 sedangkan pada tahun 1997 angka TFR adalah 2,91,
hal ini menunjukkan penurunan 0,21 point. Menurunnya angka fertilitas tersebut

1

2

didorong antara lain oleh meningkatnya pendidikan wanita, penundaan usia
perkawinan dan usia melahirkan, serta bertambah panjangnya jarak antara kelahiran
anak.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu alat kontrasepsi
jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan kelahiran anak. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa AKDR dikembangkan dan diperkenalkan sebagai
cara KB yang efektif antara lain AKDR sebagai kontrasepsi yang mempunyai
efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan, AKDR merupakan metode kontrasepsi
jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) dan AKDR
diutamakan bagi peserta yang sudah cukup anak serta tidak ingin mempunyai anak

lagi tetapi belum siap menjalankan kontap.
AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat
beberapa kerugian yang menimbulkan keluhan pada akseptor AKDR. Salah satu
keluhan yang sering timbul dari akseptor AKDR adalah tali AKDR yang dapat
mengganggu hubungan seksual (Manuaba, 1998). Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Brigida (2004), yang mengatakan bahwa terdapat akseptor AKDR yang
mengalami keluhan saat melakukan hubungan seksual sebanyak 69,2%.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Propinsi lampung tahun 2005, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Propinsi
Lampung tercatat sebesar 1.344.747 orang dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar
937.841 orang (70,6%). Dari peserta KB aktif tersebut yang menggunakan AKDR
sebanyak 124.834 orang (9,42%). Pada tahun yang sama jumlah PUS di Kota Metro
tercatat sebesar 24.279 orang yang terdiri dari 17.685 orang (72,84%) peserta KB

3

aktif dan 6.594 orang (27,15%) yang tidak mengikuti KB. Dari peserta KB aktif
tersebut yang menggunakan AKDR sebanyak 2.589 orang (14,63%).
Sesuai dengan studi pendahuluan yang diperoleh dari BKKBN Kota Metro,
mengenai KB AKDR di Kecamatan Metro Utara dari bulan Januari sampai dengan

bulan Desember tahun 2005 yang tertuang dalam data-data tabel di bawah ini.
Tabel 1. Data Akseptor KB di Kecamatan Metro Utara Tahun 2005.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis

Non MKJP
Jumlah
%
1.325
37.40
1.116
31.50


Pil
Suntik
AKDR
MOW
MOP
Implant
Jumlah
2.441
68,90
Sumber : Laporan Bulanan BKKBN Kota Metro Tahun 2005

MKJP
Jumlah

%

381
127
18
575

1.101

10,76
3,58
0,50
16,23
31,07

Dilihat dari data diatas, pemakai KB AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas
Banjarsari Kecamatan Metro Utara hanya menempati urutan ke 4 yaitu 10,76%,
sedangkan menurut Hartanto (2003), AKDR sangat baik digunakan oleh Pasangan
Usia Subur untuk menunda kehamilan dan menjarangkan kehamilan. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Karakteristik Akseptor
KB AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun
2006”.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana karakteristik akseptor KB AKDR di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun 2006”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tentang karakteristik akseptor KB AKDR di Wilayah
Kerja Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran karakteristik akseptor KB AKDR berdasarkan
usia.
b. Diketahuinya gambaran karakteristik akseptor KB AKDR berdasarkan
paritas.
c. Diketahuinya gambaran karakteristik akseptor KB AKDR berdasarkan
tingkat pendidikan.
d. Diketahuinya gambaran karakteristik akseptor KB AKDR berdasarkan
pekerjaan.
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
3. Jenis Penelitian

: Deskriptif


4. Subjek Penelitian : Akseptor KB AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari
Kecamatan Metro Utara.

5

5. Objek Penelitian

: Karakteristik Akseptor KB AKDR yang meliputi usia,
paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara.

6. Lokasi Penelitian : Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro
Utara.
7. Waktu Penelitian

: 08 Mei 2006 – 13 Mei 2006

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas

Sebagai

sumbangan

pemikiran

dalam

upaya

untuk

evaluasi

dan

pengembangan program KB khususnya wilayah kerja puskesmas Banjarsari
Kecamatan Metro Utara.
2. Bagi Akseptor KB
Sebagai informasi atau tambahan pengetahuan tentang KB khususnya metode

AKDR sehingga ibu dapat memilih jenis kontrasepsi yang aman untuk
digunakan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi penelitian berikutnya terutama
mengenai keluarga berencana yang meliputi efek samping, keuntungan,
kerugian pemakaian AKDR dan sebagainya, serta memberikan gambaran
untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan karakteristik akseptor KB
AKDR yang meliputi usia, paritas, pendidikan dan pekerjaan.