Perka Nomor 5 Tahun 2015signed

Bagian
Kumortala

Digitally signed
by Bagian
Kumortala
Date:
2015.09.01
10:06:02
+0700

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
DI LEMBAGA SANDI NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

Menimbang


: a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tata
kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja
pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga Sandi Negara,
diperlukan suatu kondisi yang bebas dari benturan
kepentingan;
b. bahwa pemahaman yang tidak seragam mengenai
benturan kepentingan menimbulkan penafsiran yang
beragam dan berpengaruh pada kinerja Pegawai Lembaga
Sandi Negara, sehingga perlu disusun Peraturan Kepala
Lembaga Sandi Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penanganan
Benturan Kepentingan di Lembaga Sandi Negara;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas
dari korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan
Informasi
Publik
(Lembaran
Negara
Republik ...

-2-


Republik Indonesia Nomor 4846);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang
Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha
Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3021);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tetang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
8. Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1992 tentang

Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun
1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai
Negeri dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Kesederhanaan Hidup;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 65);
10. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor
OT.001/PERKA.122/2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Sandi Negara;
11. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 3 Tahun
2012 tentang Kode Etik Pegawai Lembaga Sandi Negara;
12. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 6 Tahun
2012 Pedoman Umum Pengawasan Di Lembaga Sandi
Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LEMBAGA

SANDI NEGARA.

BAB I ...

-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan:
1. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana Pegawai Lembaga Sandi
Negara memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap
setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas
keputusan dan/atau tindakannya.
2. Pegawai Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut Pegawai adalah
Pegawai Sipil dan Anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang
diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di lingkungan Lembaga Sandi Negara.
3. Informasi Rahasia Jabatan/Instansi adalah informasi yang berkaitan

dengan jabatan/instansi yang menyangkut tugas dalam suatu
jabatan/instansi atau tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 2
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penanganan Benturan
Kepentingan di Lembaga Sandi Negara dimaksudkan untuk dijadikan acuan
bagi Pegawai dalam mengenal, mencegah, dan mengatasi Benturan
Kepentingan dalam pelaksanaan tugasnya.

Pasal 3
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penanganan Benturan
Kepentingan di Lembaga Sandi Negara bertujuan untuk:
a. menciptakan budaya kerja organisasi yang dapat mengenal, mencegah,
dan mengatasi situasi-situasi Benturan Kepentingan;
b. meningkatkan pelayanan publik dan mencegah terjadinya kerugian negara;
c. meningkatkan integritas; dan
d. meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

BAB ...


-4-

BAB II
BENTURAN KEPENTINGAN
Bagian Kesatu
Bentuk, Jenis, dan Sumber Benturan Kepentingan
Pasal 4
Bentuk Benturan Kepentingan meliputi situasi yang:
a. menyebabkan Pegawai menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan
hadiah atas suatu keputusan/jabatan;
b. menyebabkan Pegawai menggunakan
kepentingan pribadi/golongan;

aset

jabatan/instansi

untuk


c. menyebabkan Pegawai menggunakan informasi rahasia jabatan/instansi
untuk kepentingan pribadi/golongan;
d. memungkinkan Pegawai memberikan akses khusus kepada pihak tertentu
tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya;
e. menyebabkan Pegawai dalam proses pengawasan tidak mengikuti prosedur
karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
f. memungkinkan kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dan obyek
tersebut merupakan hasil dari si penilai;
g. memungkinkan adanya kesempatan Pegawai melakukan penyalahgunaan
jabatan;
h. memungkinkan Pegawai menggunakan diskresi yang menyalahgunakan
wewenang;
i. memungkinkan Pegawai bekerja lain di luar pekerjaan pokoknya;
j. perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan
langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis sehingga
menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan
lainnya.
Pasal 5
Jenis Benturan Kepentingan meliputi:
a. urusan kepegawaian;

b. urusan keuangan;
c. urusan hukum;
d. urusan umum;
e. urusan kediklatan;
f. urusan pembinaan jabatan fungsional;
g. urusan informasi;
h. urusan ...

-5-

h. urusan penelitian dan pengembangan; dan
i. urusan pelaksanaan pengawasan.
Pasal 6
Sumber penyebab Benturan Kepentingan berupa:
a. penyalahgunaan wewenang, yaitu dengan membuat keputusan atau
tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas
pemberian wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan;
b. perangkapan jabatan, yaitu seorang Pegawai menduduki dua atau lebih
jabatan publik sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya secara
profesional, independen, dan akuntabel;

c. hubungan afiliasi (pribadi, golongan) yaitu hubungan yang dimiliki oleh
Pegawai dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan
perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi
keputusannya;
d. gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang,
barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas
lainnya; dan
e. kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi
pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan Pegawai yang disebabkan
karena struktur dan budaya organisasi yang ada.

Bagian Kedua
Urusan Kepegawaian
Pasal 7

Jenis Benturan Kepentingan pada urusan kepegawaian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 merupakan pengelolaan kepegawaian yang harus
dilakukan secara profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada
pelayanan, transparan, dan responsibel dengan menghindarkan diri dari

Benturan Kepentingan, dalam:
a. penyusunan formasi Pegawai;
b. penerimaan Pegawai;
c. pemberian izin cuti, izin belajar, izin ke luar negeri;
d. penugasan Pegawai untuk mengikuti diklat (sertifikasi jabatan fungsional,
diklat subtantif, diklat kepemimpinan, prajabatan), seminar, konferensi,
tugas belajar, assessment, dan workshop;
e. pemutakhiran database Pegawai;
f. memberikan atau tidak memberikan informasi/dokumen kepegawaian
kepada Pegawai dan pihak lain;

g. menunda ...

-6-

g. menunda/tidak menyampaikan dokumen keputusan kepegawaian dari
unit kerja kepada Pegawai;
h. penyampaian data kepegawaian oleh Pegawai kepada unit kerja, antara
lain data pendidikan, anggota keluarga, status perkawinan, alamat
Pegawai, alamat pensiun;
i. menempatkan Pegawai yang memiliki hubungan suami-istri, saudara
kandung, serta orang tua dan anak dalam satu unit kerja eselon II di
lingkungan Lembaga Sandi Negara;
j. pemberian
kenaikan
pangkat,
promosi,
mutasi,
rekomendasi
dipekerjakan/dilimpahkan pada instansi lain, rekomendasi perpanjangan
batas usia pensiun (BUP), rekomendasi pensiun dini, dan persetujuan
pengunduran diri;
k. pengenaan sanksi/ hukuman;
l. menunda/tidak memproses pengenaan denda/ganti rugi ikatan dinas;
m. menunda/tidak memproses pemberhentian dari Pegawai Negeri Sipil;
n. penilaian kinerja/prestasi kerja Pegawai, serta pemberian penghargaan
kepada Pegawai dan unit kerja.
Bagian Ketiga
Urusan Keuangan
Pasal 8
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan keuangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan keuangan yang harus
dilakukan secara profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada
pelayanan, transparan, dan akuntabel dengan menghindarkan diri dari
Benturan Kepentingan, dalam:
a. usulan dan revisi anggaran, serta distribusi anggaran dengan
mengistimewakan unit kerja/bidang tertentu;
b. penyusunan anggaran dengan melakukan mark-up pada mata anggaran,
revisi anggaran, dan pelaksanaan/pemanfaatan anggaran;
c. perencanaan program/ kegiatan RKA-KL yang tidak sesuai prioritas;
d. penggunaan uang persediaan untuk kegiatan di luar peruntukkannya;
e. pembayaran kepada yang berhak dengan cara menunda/mempercepat
pembayaran karena berbagai alasan di luar ketentuan;
f. menunjuk pegawai bagian keuangan/subbagian keuangan sebagai panitia
pengadaan barang/jasa;
g. berhubungan langsung atau tidak langsung dengan supplier/rekanan baik
Pegawai bagian keuangan/subbagian keuangan.

Bagian ...

-7-

Bagian Keempat
Urusan Hukum
Pasal 9
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan hukum sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan urusan hukum yang harus
dilakukan secara profesional, berintegritas, berorientasi pada pengguna,
nurani dan akal sehat, independen, dan responsibel dengan menghindarkan
diri dari Benturan Kepentingan, dengan tidak :
a. menugasi pegawai yang memiliki Hubungan Afiliasi dengan pihak yang
berperkara;
b. terpengaruh
oleh
kepentingan
pribadi
dalam
menunda/tidak
menyampaikan dokumen dan informasi hukum;
c. terpengaruh oleh kepentingan pribadi dalam memberikan telaah legislative
drafting, legal opinion, dan bantuan hukum.
Bagian Kelima
Urusan Umum
Pasal 10
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan umum sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan urusan umum yang harus
dilakukan secara profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada
pelayanan, transparan, dan responsibel dengan menghindarkan diri dari
Benturan Kepentingan dalam :
a. pembuatan/pengusulan/penetapan spesifikasi pengadaan barang/jasa
yang mengarah pada merk tertentu;
b. pengusulan kegiatan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
c. memenangkan tender/menunjuk langsung penyedia barang/jasa tertentu;
d. memberikan suatu keistimewaan dalam pendistribusian belanja modal dan
barang inventaris kantor;
e. memberikan suatu keistimewaan dalam pemberian izin menempati rumah
dinas, kendaraan operasional, dan aset lainnya kepada Pegawai;
f. menunjuk rekanan baik langsung maupun tidak langsung yang berasal
dari Pegawai Lembaga Sandi Negara dalam pengadaan barang/jasa.

Bagian ...

-8-

Bagian Keenam
Urusan Kediklatan
Pasal 11
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan kediklatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan kediklatan yang harus
dilakukan secara profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada
pelayanan, transparan, dan akuntabel dengan menghindarkan diri dari
Benturan Kepentingan, dalam:
a. seleksi penerimaan mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) atau
siswa diklat;
b. menyisipkan program diklat dan subtantif materi dalam suatu paket diklat;
c. memberikan penilaian/evaluasi keberhasilan peserta diklat;
d. memanfaatkan/menyebarkan
materi
ujian/evaluasi,
termasuk
di
dalamnya memberi jalan atau kesempatan dengan dalih apapun kepada
pihak yang tidak berhak untuk memperoleh materi ujian;
e. menggandakan, memperbanyak, dan mendistribusikan materi diklat;
f. membantu peserta diklat dalam menyelesaikan penugasan/kewajiban
kediklatan;
g. penerbitan atau penundaan penerbitan ijazah/sertifikat;
h. mengalokasikan penugasan dosen atau widyaiswara.

Bagian Ketujuh
Urusan Pembinaan Jabatan Fungsional
Pasal 12
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan pembinaan jabatan fungsional
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan
pembinaan jabatan fungsional yang harus dilakukan secara profesional,
berintegritas, obyektif, berorientasi pada pelayanan, transparan, dan
akuntabel dengan menghindarkan diri dari Benturan Kepentingan dalam:
a. penentuan peserta diklat sertifikasi jabatan fungsional;
b. penilaian angka kredit;
c. pemberian rekomendasi dan persetujuan pengangkatan Jabatan
Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum;
d. pemanfaatan/penyebaran materi ujian/evaluasi jabatan fungsional
sandiman, termasuk di dalamnya memberi jalan atau memberi
kesempatan dengan dalih apapun kepada pihak yang tidak berhak untuk
memperoleh materi ujian/evaluasi;
e. memberikan penilaian/evaluasi keberhasilan peserta sertifikasi Jabatan
Fungsional Sandiman;
f. menerbitkan atau menunda/mempercepat penerbitan sertifikat Jabatan
Fungsional Sandiman.
Bagian ...

-9-

Bagian Kedelapan
Urusan Informasi
Pasal 13
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan informasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 merupakan pengelolaan urusan informasi yang harus dilakukan
secara profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada pelayanan,
transparan, dan akuntabel dengan menghindarkan diri dari Benturan
Kepentingan dalam:
a. memanfaatkan/menyebarkan informasi/data terkait Lembaga Sandi
Negara, termasuk di dalamnya memberi jalan atau memberi kesempatan
dengan dalih apapun kepada pihak yang tidak berhak untuk memperoleh
informasi/data terkait Lembaga Sandi Negara;
b. pemberian hak akses penggunaan aplikasi yang dibangun dan dimiliki oleh
Lembaga Sandi Negara kepada pihak lain;
c. pemberian layanan aplikasi yang dibangun dan dikembangkan oleh
Lembaga Sandi Negara dengan tidak melakukan komersialisasi kepada
pihak lain;
d. mempercepat/menghambat layanan informasi publik.
Bagian Kesembilan
Urusan Penelitian dan Pengembangan
Pasal 14
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan penelitian dan pengembangan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 merupakan pengelolaan layanan
urusan penelitian dan pengembangan yang harus dilakukan secara
profesional, berintegritas, obyektif, berorientasi pada pelayanan, transparan,
dan akuntabel dengan menghindarkan diri dari Benturan Kepentingan,
dengan tidak :
a. terpengaruh oleh kepentingan pribadi dalam memanfaatkan/menyebarkan
hasil penelitian dan pengembangan bidang persandian, termasuk di
dalamnya memberi jalan atau memberi kesempatan dengan dalih apapun
kepada pihak yang tidak berhak untuk memperoleh hasil penelitian;
b. melakukan komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan bidang
persandian kepada pihak lain.

Bagian ...

- 10 -

Bagian Kesepuluh
Urusan Pelaksanaan Pengawasan
Pasal 15
Jenis Benturan Kepentingan pada urusan pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 merupakan urusan pelaksanaan
pengawasan yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan kode
etik auditor dan standar audit dalam:
a. memberikan penugasan pengawasan;
b. menugasi auditor yang memiliki Hubungan Afiliasi atau kepentingan
pribadi kepada auditi;
c. pelaksanaan pengawasan;
d. membuat laporan pengawasan;
e. menyampaikan laporan hasil pengawasan;
f. memberikan usulan penanggungjawab atas rekomendasi temuan;
g. memanfaatkan/menyebarkan informasi/data pengawasan, termasuk di
dalamnya memberi jalan atau memberi kesempatan dengan dalih apapun
kepada pihak yang tidak berhak untuk memperoleh informasi/data
pengawasan;
h. memberikan perintah kepada auditi.

BAB III
PENCEGAHAN TERJADINYA BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 16
Dalam hal pencegahan terjadinya Benturan Kepentingan setiap Pegawai
dilarang:
a. ikut dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi adanya
Benturan Kepentingan;
b. memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada
keluarga, kerabat, kelompok dan/atau pihak lain atas beban anggaran
Lembaga Sandi Negara;
c. memegang jabatan lain yang patut diduga memiliki Benturan Kepentingan;
d. melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta/aset Lembaga Sandi
Negara untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan;
e. menerima, memberi, menjanjikan hadiah dan atau hiburan dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di Lembaga Sandi Negara;
f. mengizinkan mitra kerja atau pihak lainnya memberikan sesuatu dalam
bentuk apapun kepada Pegawai;
g. menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan/atau
bukan haknya dari pihak manapun dalam rangka kedinasan atau hal-hal
yang dapat menimbulkan potensi Benturan Kepentingan;

h. bersikap ...

- 11 -

h. bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk
memenangkan satu atau beberapa pihak dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa di Lembaga Sandi Negara;
i. memanfaatkan data dan informasi rahasia Lembaga Sandi Negara untuk
kepentingan pihak lain;
j. terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta
dalam kegiatan pengadaan barang/jasa di Lembaga Sandi Negara.
Pasal 17
(1) Setiap Pegawai menandatangani pernyataan komitmen pengungkapan
Benturan Kepentingan.
(2) Pernyataan komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.
(3) Lembar asli pernyataan komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelola oleh Inspektorat Lembaga Sandi Negara dan salinannya diberikan
kepada Bagian Kepegawaian Lembaga Sandi Negara.
Pasal 18
(1) Setiap Pegawai yang berpotensi adanya Benturan Kepentingan dengan
tugas dan tanggung jawabnya, dilakukan upaya pencegahan Benturan
Kepentingan.
(2) Kepala unit kerja di Lembaga Sandi Negara bertanggung jawab melakukan
pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pencegahan Benturan
Kepentingan di masing-masing unit kerjanya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

BAB IV
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 19
Dalam hal penanganan Benturan Kepentingan, mekanisme penanganan
meliputi:
a. pelaporan atas Benturan Kepentingan dapat dilakukan melalui atasan
langsung apabila pelapor adalah Pegawai yang terlibat atau memiliki
potensi untuk terlibat secara langsung dalam situasi Benturan
Kepentingan. Pelaporan dilaksanakan dengan menyampaikan Laporan
Benturan Kepentingan kepada atasan langsung dengan melampirkan
bukti-bukti terkait;
b. format laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara ini;

c. atasan ...

- 12 -

c. atasan langsung memeriksa tentang kebenaran Laporan Benturan
Kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf a paling lambat 3 (tiga)
hari kerja;
d. apabila hasil dari pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak
benar maka keputusan dan/atau tindakan pejabat yang dilaporkan tetap
berlaku;
e. apabila hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf c benar
maka dalam jangka waktu 2 (dua) hari keputusan dan/atau tindakan
tersebut ditinjau kembali oleh atasan dari atasan langsung tersebut dan
seterusnya hingga didapatkan keputusan akhir pada Pejabat Pembina
Kepegawaian;
f. pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil
pemeriksaan terjadinya Benturan Kepentingan dilaksanakan oleh
Inspekorat Lembaga Sandi Negara.
Pasal 20
(1) Pegawai atau pihak-pihak lainnya yang tidak memiliki keterlibatan secara
langsung, namun mengetahui adanya atau potensi adanya Benturan
Kepentingan dapat melaporkan melalui Sistem Pengaduan Masyarakat di
Lembaga Sandi Negara.
(2) Mekanisme pelaporan melalui Sistem Pengaduan Masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi
Negara tersendiri.

Pasal 21

Setiap Pegawai yang terbukti melakukan tindakan Benturan Kepentingan akan
ditindaklanjuti berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku di
Lembaga Sandi Negara.

BAB V
PENUTUP
Pasal 22

Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penanganan Benturan
Kepentingan di Lembaga Sandi Negara ini agar dipakai sebagai acuan dalam
mengenal,
mengatasi,
menangani
Benturan
Kepentingan
dan
diimplementasikan secara konsisten dan sungguh-sungguh oleh semua pihak
yang terkait.

Pasal ...

- 13 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 April 2015
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd.

DJOKO SETIADI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 April 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 637