KENDALA KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) STKIP HATTA SJAHRIR BANDA NAIRA PROVINSI MALUKU
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi
KENDALA-KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL (SPMI) STKIP HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA
PROVINSI MALUKU
KASMAWATI *
*STKIP HATTA SJAHRIR BANDA NAIRA, SEKRETARIS SPMI
Abstract
KENDALA-KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) STKIP
HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA PROVINSI MALUKU
Oleh: Kasmawati
ABSTRAK Diberlakukannya Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentng sistem
pendidikan nasional, Hingher Education Long Term Strategi (HELTS) 2003-2010, dan
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pelaksanaan penjaminan mutu diperguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan. Program penjaminan mutu yang dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana
(Internaly driven). Sistem beserta paramenter dan metoda yang dilakukan untuk
mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan mengacu pada visi, misi, PT
yang bersangkutan dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) Hatta-Sjahrir sebagai
perguruan tinggi yang bernaung di bawah Yayasan dan warisan Budaya Banda Naira
Provinsi Maluku Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan daerah 3T (Terluar,
Terpencil, Terjauh) yang bertekat mengabdikan diri demi agama dan bangsa, berasaskan
pancasila. Yang bertujuan untuk melaksanakan berbagai upaya untuk mendukung
program peningkatan kinerja layanan berbasis secara berkelanjutan menuju
peningkatan efesisensi dan produktivitas disertai dengan peningktan kesejahteraan dan
mutu sumber daya manusia, pengembang jaringan kerja sama melalui Tri-darma
Perguruan Tinggi yang mampu mewujudkan pemanfaatan sumber daya bersama secara
optimal, produktif dan bermutu, dalam rangka peningkatan kapasitas dan mutu STKIP
Hatta-Sjahrir. Namun salah satu dampak/ kendala adalalah kemajuan teknologi.Salah
satu Kendala atau dampak penjaminan mutu adalah, kurangnya komputerisasi dan
jaringan internet yang menghambat kinerja para Tiga ketua program Studi yang
menhubungkan jaringan internet ruangan Ketua STKIP Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun
UPM. Sehingga kinerja para ketua program studi PBS, PSM, PS kurang maksimal dalam
menjalankan tugasnya masing-masing. Dari hambatan impelmentasi sistem penjaminan
mutu yang diaturkan dari berbagai sumber internal (SPMI), (1) kurangnya perhatiam
pemerintah terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di 3T, (2), kurangnya sana dan
prasarana antara ketua program Studi dan para Ketua Lembaga PTS Hatta- Sjahrir
Banda Naira.Kata Kunci: Kendala, Teknis, Penjaminan, Mutu,
Internal.PENDAHULUANUndang undang nomor 20 tahun 2003 tentng sistem
pendidikan nasional, Hingher Education Long Term Strategi (HELTS) 2003-2010, dan
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pelaksanaan penjaminan mutu diperguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan. Program penjaminan mutu yang dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana
(Internaly driven). Sistem beserta paramenter dan metoda yang dilakukan untuk
mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan mengacu pada visi, misi, PT
yang bersangkutan dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
Mutu pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Di luar berbagai prestasi
akademis berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih harus mengakui bahwa masih
sangat banyak STKIP di Indonesia yang kondisi sarana prasarana dan proses
pembelajarannya masih jauh dari memuaskan. Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan
masih merupakan salah satu program utama yang menjadi fokus perhatian DIKTI.
Sesungguhnya sudah cukup banyak yang dilakukan oleh Pemerintah maupun DIKTI di
Indonesia dalam melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, khususnya Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hatta-Sjahrir Banda
Naira. Salah satu upaya adalah mengimplementasikan desentralisasi pendidikan secara
bertahap.
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) HattaSjahrir sebagai perguruan tinggi yang bernaung di bawah Yayasan dan warisan Budaya
Banda Naira Provinsi Maluku Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan daerah 3T
(Terluar, Terpencil, Terjauh) yang bertekat mengabdikan diri demi agama dan bangsa,
berasaskan pancasila. Yang bertujuan untuk melaksanakan berbagai upaya untuk
mendukung program peningkatan kinerja layanan berbasis secara berkelanjutan menuju
peningkatan efesisensi dan produktivitas disertai dengan peningktan kesejahteraan dan
mutu sumber daya manusia, pengembang jaringan kerja sama melalui Tri-darma
Perguruan Tinggi yang mampu mewujudkan pemanfaatan sumber daya bersama secara
optimal, produktif dan bermutu, dalam rangka peningkatan kapasitas dan mutu STKIP
Hatta-Sjahrir. Namun salah satu dampak/ kendala adalalah kemajuan teknologi.
Kendala atau dampak penjamian mutu adalah, kurangnya komputerisasi dan jaringan
internet yang menghambat kinerja para Tiga ketua program Studi yang menhubungkan
jaringan internet ruangan Ketua STKIP Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun UPM. Sehingga
kinerja para ketua program studi PBS, PSM, PS kurang maksimal dalam menjalankan
tugasnya masing-masing. Dari hambatan impelmentasi sistem penjaminan mutu yang
diaturkan dari berbagai sumber internal (SPMI), (1) kurangnya perhatiam pemerintah
terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di 3T, (2), kurangnya sana dan prasarana antara
ketua program Studi dan para Ketua Lembaga PTS Hatta- Sjahrir Banda Naira,
Untuk perubahan lingkungan akan sangat cepat dalam ilmu pengetahuan dan teknonogi
, STKIP Hatta-Sjahrir menyadari perlunya upaya penyempurnaan dan peningkatan mutu
secara kontinyu dan sistematis. Kegiatan penyempurnaan ini akan dilakukan secara
internal oleh pemimpinan STKIP Hatta-Sjahrir Banda Naira yang telah memiliki
gambaran secara konprehensif (Kebijakan dan Standar, pelaksanaan, monitoring unit
kerja, evaluasi dirioleh unit kerja, dan audit oleh uit kerja) tentang sistem penjaminan
mutu baik secara normatif maupun secara paraktis. ISIKendala Tekniks SPMI, Kendala
kendala sebagaimana di deskirpsikan sebelumnya sesuai yang dialami oleh para ketua
program Studi, LPPM dan UPM STKIP Hatta-Sjahrir Provinsi Maluku Kabupaten Maluku
Tengah Kecamatan Banda Naira yang termasuk daerah 3T pasilitas pendukung sangat
tidak memadai, bahkan tidak sama sekali. Kendala terkait infrakstruktur yang dialami
meliputi mangapload data dosen, laporan para ketua program studi untuk ketua LPPM,
UPM dan Ketua Lembanga PTS. Jaringan internet di daerah sulit didapatkan dan banyak
para dosen tidak memiiki Laptop ata komputer. Sedangkan kendala terkait SDM
kurangnya perhatian dari pemerintah tentang IPTEK. Kendala Sistem dan Teknologi
Informasi Pertama, Kurang terselenggaranya program pengembang aplikasi sistem
informasi manajemen organisasi, sehingga tidak terjamin efektifitas, dan efesiensi
operasi manejemen keuangan, SDM, serta sarana dan prasarana. Kedua, Kurang
terselenggaranya layanan yang tidak cepat, efesiensi, dan efektif bagi seluruh civitas
akademik akibat kurangnya pasilitas berupa komputer dan jaringan internet. Ketiga,
Kurang terselenggaranya program penigkatan profesionalitas dosen melalui tahapan
pembenahan, pemberdayaan dan pengembangan yang berorientasi pada kemampuan
pengelolaan kegiatan instruktional serta kegiatan penelitian. Keempat, Kurang
terselenggaranya program pengembang keterampilan teknis administrafif staf
penunjang dalam peningkatan mutu dan kinerja layanan yang terintegrasi. Kelima,
Kurang terselenggaranya program pengembangan pedoman kepegwean berkelanjutan
dari Yayasan. Kendala Jaringan dan Pencitraan Kurang terselenggaranya kerja sama
dari berbagai PTS Kurang terselenggaranya kerja sama dengan pemerintah daerah
dalam membangun sistem informasi pemmerintahan dan e-Government yang tidak
mendukung pengembangan mutu STKIP Hatta-Sjahrir. Kurang terselenggaranya kerja
sama dengan pemerintah pusat (Kemetrian Pendidikan Nasional) dalam
mengembangkan pendidikan dan pelatihan bagi para guru di berbagai sekolah di
Wilayah Kecamatan Banda Naira dan sekitarnya.Kendala Kinerja Kelembagaan,
Keberadaan STKIP Hatta-Sjahrir telah mampu memberikan kontribusi bagi masyrakat
sekitarnya namun kenyataan masih belum maksimal sebagaimana yang diharapkan,
organisasi dan kelola manajemen belum mampu membangun sinerji lintas fungsi dan
struktur manajemen yang mendukung efesiensi, efektivitas dan produktivitas sebagai
mana mestinya, kinerja untuk pelaksana akademik dan unsur penunjang masih dalam
taraf pemenuhan standar operasi minimal, kemampuan adaptasi terhadap perubahan
regulasi sistem pengelolaan pendidikan tinggi masih harus ditingkatkan, pemanfaatan
TIK dalam aktivitas manajemen masih sangat terbatas, diperlukan berbagai upaya
menyeluruh dan terpadu untuk membangun dan meningkatkan citra, sebagai lembaga
pendidikan yang handal dalam membangun komunitas masyarakat intelektual.Kendala
sarana dan Prasaran Kurang tersedianya Master Plan Pengembang Kampus STKIP
Hatta-Sjahrir, Kurang tersedianya dengan standar Fasilitas yang memadai bagi dosen,
peneliti, manajemen, dan staf pendukung, Kurang tersedianya fasilitas penunjang yang
mampu mengakomodasi aktivitas pembinaan minat, bakat, dan kreativitas mahasiswa
untuk ruang kuliah, Kurang terselanggaranya sistem perencanaan, pengadaan
pengoperasian, pemeliharaan dan pemamfaatan fisik secara optimal. Kurang
terselenggaranya pembangunan sistem jaringan komunikasi data kampus dengan
menggunakan basis teknologi dengan spesifikasi teknis yang tidak layak untuk
memenuhi kebutuhan layanan operasional hingga 10 tahun kedepan jika tidak ada
perhatian khusus dari Dikti. Kurang tersedianya website STKIP Hatta- Sjahrir dengan
rancangan dan akses yang lebih baik (menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris),
sebagai upaya untuk menjalin komunikasi akademik nasional maupun Global Kurang
terselenggaranya akses informasi global sesuai dengan perkembangan teknologi terkini
untuk seluruh civitas akademika melalui jaringan internet yang dapat melayani secara
online selama 24 jam penuh.Sistem yang Ideal Bagi Penjaminan Mutu, Pasal 92 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP mengamanatkan bahwa
Menteri Pendidikan Nasional mensupervisi dan membantu perguruan tinggi melakukan
penjaminan mutu. Untuk memnuhi amanat tersebut maka Dirjen Dikti mulai dari tahun
2007 sudah membentuk Kelompok Keja Nasional, Sistem ini mengintegrasikan antara
penjaminan mutu yang diselenggarakan PTS STKIP Hatta-Sjahrir yang disebut
Penjaminan Mutu Internal yaitu pengadaan komputer dan jaringan Internet, Penjaminan
Mutu Eksternal berupa Akreditasi berdasarkan satu basis data dan informasi yang
dikelola dalam Pangkalan Data Perguruan Tinggi dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
baik pada aras Perguruan Tinggi maupun aras Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.Ketiga aspek ini harus dijalankan bersama-sama oleh Program Studi maupun
Perguruan Tinggi. Di beberapa PT yang lebih penting itu SPME atau Akreditasinya.
Tetapi SPMI dan pangkalan data-nya kerap dilupakan. Dalam Undang-undang tersebut,
proses SPMI harus dilakukan perguruan tinggi minimal setiap setahun sekali. SPMI itu
mendorong supaya SPME-nya baik sehingga nantinya penjaminan mutu itu tidak sekadar
administratif. Akreditasi bukan sekadar pemeringkatan, tetapi itu adalah upaya
pemenuhan standar Perguruan Tinggi. SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu
pendidikan tinggi di PT STKIP Hatta Sjahrir oleh PT, untuk mengawasi penyelenggaraan
pendidikan tinggi oleh PT secara berkelanjutan. SPMI bersifat: mandiri (internally
driven) tanpa campur tangan atau instruksi dari Pemerintah berkelanjutan
(continuously).Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan
perguruan tinggi dengan SNP, maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi
sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang, (1),
ditetapkan oleh Pemerintah (government) (2), disepakati bersama di dalam perguruan
tinggi yang dituangkan dalam visi (vision) (3), dikehendaki oleh pihak yang
berkepentingan (stakeholders).Penjaminan mutu adalah proses perencanaan,
penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan
tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal (mahasiswa,
dosen dan karyawan) dan eksternal (masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi,
pemerintah) dari perguruan tinggi memperoleh kepuasan. Perguruan tinggi dinyatakan
bermutu atau berkualitas, apabila perguruan tinggi tersebut mampu (1), menetapkan
dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya, (2), menjabarkan visinya ke
dalam sejumlah standar mutu dan standar mutu turunan, (3), menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar mutu dalam butir 2 di atas
untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan SPMI bertujuan untuk
menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, dalam rangka mewujudkan visi serta
memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Pencapaian tujuan penjaminan mutu
melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan mutu
eksternal (SPME) oleh BAN-PT dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional, regional dan
internasional) yang diakui Pemerintah. Ditjen Dikti menerbitkan Buku SPM-PT yang
berisi SPMI, SPME, dan PDPT, dilengkapi dengan praktik baik/contoh SPMI di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia; Perguruan tinggi menggalang komitmen untuk
menjalankan SPMI; Perguruan tinggi merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan SPMI; Perguruan tinggi melakukan benchmarking penjaminan mutu
pendidikan tinggi secara berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke luar negeri. Dokumendokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan SPMI: Kebijakan Mutu dokumen yang
berisi definisi, konsep, tujuan, strategi, berbagai standar mutu dan standar mutu
turunan, prioritas. Pedoman Mutu (Manual), dokumen yang berisi mekanisme
perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan standar
mutu, pedoman atau instruksi kerja bagi pemangku kepentingan internal yang harus
menjalankan mekanisme tersebut. Standar Mutu dokumen yang berisi minimum 8
(delapan) standar mutu khusus bagi pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam PP.
No.19 tahun 2005 tentang SNP, turunan dari kedelapan standar mutu penambahan
jumlah standar mutu selain kedelapan standar mutu formulir Mutu, dokumen yang berisi
berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrumen untuk merencanakan, menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu. Formulir yang telah diisi disebut
sebagai rekaman mutu, dan berfungsi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Manajemen
kendali mutu dalam SPMI menggunakan langkah-langkah PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement). Plan, adanya perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi
penetapan kebijakan mutu, penetapan tujuan mutu beserta indikator pencapaiannya,
serta penetapan prosedur untuk pencapaian tujuan mutu. Do, adanya pelaksanaan dari
apa yang sudah direncanakan. Maka untuk menjamin mutu pendidikan, seluruh proses
pendidikan, termasuk pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan. Check Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan
evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pelasanaan termasuk audit mutu internal.
Selain kebijakan-kebijakan tersebut, SPMI di STKIP Hatta- Sjahrir juga merujuk kepada
instrumen akreditasi nasional yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan instrumen evaluasi Times Higher Education Supplement
Quacquarelli Symons (THES-QS) sebagai standar internasional. Sehingga skema
penjaminan mutu di STKIP Hatta- Sjahrir dapat digambarkan sebagai berikut:Gambar
Skema Penjaminan Mutu STKIP Hatta- Sjahrir Banda NairaKeberhasilan dalam
pelaksanaan SPMI memerlukan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan
meliputi Komitmen dari semua unsur dalam perguruan tinggi termasuk unsur Yayasan
untuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Perubahan paradigma
atau pola pikir dari paradigma yang selalu tergantung pada pengawasan dan
pengendalian vertikal oleh Pemerintah, ke paradigma baru yaitu kemandirian/otonomi
dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan penjaminan mutu oleh perguruan
tinggi itu sendiri (internally driven). Perubahan sikap dari para pengelola perguruan
tinggi yang awalnya bekerja tanpa didasarkan pada perencanaan dan tanpa
memerhatikan visi perguruan tinggi, menjadi sikap yang konsisten pada prinsip
merencanakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah
direncanakan .Proses Peningkatan Mutu, Pengorganisasian penjaminan mutu secara
sistematis, baik melalui pembentukan sebuah unit atau lembaga khusus penjaminan
mutu atau dengan cara menyatukan/melekatkan tata laksana penjaminan mutu tersebut
dalam proses manajemen perguruan tinggi, atau altenatif pengorganisasian
lain.STRUKTUR ORGANISASI LPM
STKIP HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA
Bagan Tim Organisasi LPM STKIP Hatta- Sjahrir Banda NairaDari sturuktur manajemen
organisasi yang bertata kelola baik (Good UniversityGovernance), membutuhkan
struktur dan fungsi-fungsi kelembagaan untuk mencapai sasaran. Pertama,
Terselenggaranya program pengembangan struktur organisasi dan tata kelola lembaga
sesuai dengan tuntutan kebutuhan layanan berbasis mutu dan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Kedua, terselenggaranya program resonalisasi terhadap
efektifitas dan efesiensi peran, serta pungsi dan tugas seluruh unsur organisasi sesuai
dengan denamika perkembangan layanan berbasis mutu. Ketiga, terselenggaranya
sistem pengelolaan akuntansi dan keuangan sesuai denagan pedoman standar akuntansi
dan keuangan secara berskala. Keempat, terselenggarnya unit kerja Strategis yang
dikhususkan untuk mengelolasistem penjamian mutu (UPM). Kelima, terselenggaranya
program pengembangan standar mutu manajemen layanan pada semua unsur
organisasi. Keenam, terselenggaranya unit kerja strategis yang dikhususkan untuk
mengelola sistem pengembangan kurikulum sekaligus sebagai unit layanan untuk
pengembangan aktivitas intruksional.Upaya penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan sulit dilepaskan keterkaitannya dengan manajemen mutu, dimana semua
fungsi manajemen yang dijalankan diarahkan semaksimal mungkin dapat memberikan
layanan yang sesuai dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk mengendalikan mutu (quality control).
Pengendalian mutu dalam pengelolaan pendidikan tersebut diharapkan pada kendala
keterbatasan sumber daya pendidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau assurance, agar semua aspek yang
terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh STKIP sesuai dengan atau
melebihi standar nasional pendidikan. Konsep yang terkait dengan hal ini dalam
manajemen mutu dikenal dengan Quality Assurance atau penjaminan mutu.
PENUTUPPenjaminan mutu adalah proses perencanaan, penerapan, pengendalian, dan
pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi STKIP Hatta-Sjahrir secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal (mahasiswa, dosen dan
karyawan) dan eksternal (masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah) dari
perguruan tinggi memperoleh kepuasan. Perguruan tinggi dinyatakan bermutu atau
berkualitas, apabila perguruan tinggi tersebut mampu (1), menetapkan dan mewujudkan
visinya melalui pelaksanaan misinya, (2), menjabarkan visinya ke dalam sejumlah
standar mutu dan standar mutu turunan, (3), menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan sejumlah standar mutu dalam butir 2 di atas untuk memenuhi
kebutuhan para pemangku kepentingan.Kendala atau dampak penjamian mutu adalah,
kurangnya komputerisasi dan jaringan internet yang menghambat kinerja para Tiga
ketua program Studi yang menhubungkan jaringan internet ruangan Ketua STKIP
Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun UPM. Sehingga kinerja para ketua program studi PBS,
PSM, PS kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Dari hambatan
impelmentasi sistem penjaminan mutu yang diaturkan dari berbagai sumber internal
(SPMI), (1) kurangnya perhatiam pemerintah terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di
3T, (2), kurangnya sana dan prasarana antara ketua program Studi dan para Ketua
Lembaga PTS Hatta- Sjahrir Banda Naira,Kebijakan Mutu dokumen yang berisi definisi,
konsep, tujuan, strategi, berbagai standar mutu dan standar mutu turunan, prioritas.
Pedoman Mutu (Manual), dokumen yang berisi mekanisme perencanaan, penerapan,
pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan standar mutu, pedoman atau
instruksi kerja bagi pemangku kepentingan internal yang harus menjalankan mekanisme
tersebut. Standar Mutu dokumen yang berisi minimum 8 (delapan) standar mutu khusus
bagi pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam PP. No.19 tahun 2005 tentang SNP,
turunan dari kedelapan standar mutu penambahan jumlah standar mutu selain
kedelapan standar mutu formulir Mutu, dokumen yang berisi berbagai formulir yang
berfungsi sebagai instrumen untuk merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan standar mutu. Formulir yang telah diisi disebut sebagai rekaman mutu,
dan berfungsi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Manajemen kendali mutu dalam
SPMI menggunakan langkah-langkah PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan
menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement). Plan, adanya
perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi penetapan kebijakan mutu,
penetapan tujuan mutu beserta indikator pencapaiannya, serta penetapan prosedur
untuk pencapaian tujuan mutu. Do, adanya pelaksanaan dari apa yang sudah
direncanakan. Maka untuk menjamin mutu pendidikan, seluruh proses pendidikan,
termasuk pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang
telah ditentukan. Check Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi
terhadap pelaksanaan dan hasil pelasanaan termasuk audit mutu internal. Saran untuk
Kementrian Riset dan Teknologi Perguruan Tingggi, 1. Perhatian dikti terhadap STKIP
Hatta-Sjahrir Banda-Naira masih kurang sebagai lingkup 3 T (terpencil, terjauh, terluar
) yang kekurangan komputer maupun jaringan intirnet.2. STKIP Hatta-Sjahrir BandaNaira pendidikan tinggi mempunyai karakter yang berbeda dengan pendidikan dasar
dan menengah. "Produk yang dihasilkan pendidikan tinggi adalah orang-orang yang ahli
yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan dan inovasi. Tanpa Bantuan dari Kementrian
Riset Perguruan Tinggi, tidak berjalan maksimal3. STKIP Hatta-Sjahrir Banda-Naira
Pendidikan tinggi, memiliki cara berpikir yang berbeda dengan pendidikan di tingkat
bawahnya. Pada tingkat ini, pendidikan yang ditempuh bukan hanya untuk
mencerdaskan, tapi dipelajari untuk menciptakan inovasi.
1.
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi
KENDALA-KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL (SPMI) STKIP HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA
PROVINSI MALUKU
KASMAWATI *
*STKIP HATTA SJAHRIR BANDA NAIRA, SEKRETARIS SPMI
Abstract
KENDALA-KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) STKIP
HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA PROVINSI MALUKU
Oleh: Kasmawati
ABSTRAK Diberlakukannya Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentng sistem
pendidikan nasional, Hingher Education Long Term Strategi (HELTS) 2003-2010, dan
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pelaksanaan penjaminan mutu diperguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan. Program penjaminan mutu yang dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana
(Internaly driven). Sistem beserta paramenter dan metoda yang dilakukan untuk
mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan mengacu pada visi, misi, PT
yang bersangkutan dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) Hatta-Sjahrir sebagai
perguruan tinggi yang bernaung di bawah Yayasan dan warisan Budaya Banda Naira
Provinsi Maluku Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan daerah 3T (Terluar,
Terpencil, Terjauh) yang bertekat mengabdikan diri demi agama dan bangsa, berasaskan
pancasila. Yang bertujuan untuk melaksanakan berbagai upaya untuk mendukung
program peningkatan kinerja layanan berbasis secara berkelanjutan menuju
peningkatan efesisensi dan produktivitas disertai dengan peningktan kesejahteraan dan
mutu sumber daya manusia, pengembang jaringan kerja sama melalui Tri-darma
Perguruan Tinggi yang mampu mewujudkan pemanfaatan sumber daya bersama secara
optimal, produktif dan bermutu, dalam rangka peningkatan kapasitas dan mutu STKIP
Hatta-Sjahrir. Namun salah satu dampak/ kendala adalalah kemajuan teknologi.Salah
satu Kendala atau dampak penjaminan mutu adalah, kurangnya komputerisasi dan
jaringan internet yang menghambat kinerja para Tiga ketua program Studi yang
menhubungkan jaringan internet ruangan Ketua STKIP Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun
UPM. Sehingga kinerja para ketua program studi PBS, PSM, PS kurang maksimal dalam
menjalankan tugasnya masing-masing. Dari hambatan impelmentasi sistem penjaminan
mutu yang diaturkan dari berbagai sumber internal (SPMI), (1) kurangnya perhatiam
pemerintah terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di 3T, (2), kurangnya sana dan
prasarana antara ketua program Studi dan para Ketua Lembaga PTS Hatta- Sjahrir
Banda Naira.Kata Kunci: Kendala, Teknis, Penjaminan, Mutu,
Internal.PENDAHULUANUndang undang nomor 20 tahun 2003 tentng sistem
pendidikan nasional, Hingher Education Long Term Strategi (HELTS) 2003-2010, dan
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pelaksanaan penjaminan mutu diperguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan. Program penjaminan mutu yang dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana
(Internaly driven). Sistem beserta paramenter dan metoda yang dilakukan untuk
mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan mengacu pada visi, misi, PT
yang bersangkutan dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
Mutu pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Di luar berbagai prestasi
akademis berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih harus mengakui bahwa masih
sangat banyak STKIP di Indonesia yang kondisi sarana prasarana dan proses
pembelajarannya masih jauh dari memuaskan. Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan
masih merupakan salah satu program utama yang menjadi fokus perhatian DIKTI.
Sesungguhnya sudah cukup banyak yang dilakukan oleh Pemerintah maupun DIKTI di
Indonesia dalam melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, khususnya Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hatta-Sjahrir Banda
Naira. Salah satu upaya adalah mengimplementasikan desentralisasi pendidikan secara
bertahap.
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) HattaSjahrir sebagai perguruan tinggi yang bernaung di bawah Yayasan dan warisan Budaya
Banda Naira Provinsi Maluku Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan daerah 3T
(Terluar, Terpencil, Terjauh) yang bertekat mengabdikan diri demi agama dan bangsa,
berasaskan pancasila. Yang bertujuan untuk melaksanakan berbagai upaya untuk
mendukung program peningkatan kinerja layanan berbasis secara berkelanjutan menuju
peningkatan efesisensi dan produktivitas disertai dengan peningktan kesejahteraan dan
mutu sumber daya manusia, pengembang jaringan kerja sama melalui Tri-darma
Perguruan Tinggi yang mampu mewujudkan pemanfaatan sumber daya bersama secara
optimal, produktif dan bermutu, dalam rangka peningkatan kapasitas dan mutu STKIP
Hatta-Sjahrir. Namun salah satu dampak/ kendala adalalah kemajuan teknologi.
Kendala atau dampak penjamian mutu adalah, kurangnya komputerisasi dan jaringan
internet yang menghambat kinerja para Tiga ketua program Studi yang menhubungkan
jaringan internet ruangan Ketua STKIP Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun UPM. Sehingga
kinerja para ketua program studi PBS, PSM, PS kurang maksimal dalam menjalankan
tugasnya masing-masing. Dari hambatan impelmentasi sistem penjaminan mutu yang
diaturkan dari berbagai sumber internal (SPMI), (1) kurangnya perhatiam pemerintah
terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di 3T, (2), kurangnya sana dan prasarana antara
ketua program Studi dan para Ketua Lembaga PTS Hatta- Sjahrir Banda Naira,
Untuk perubahan lingkungan akan sangat cepat dalam ilmu pengetahuan dan teknonogi
, STKIP Hatta-Sjahrir menyadari perlunya upaya penyempurnaan dan peningkatan mutu
secara kontinyu dan sistematis. Kegiatan penyempurnaan ini akan dilakukan secara
internal oleh pemimpinan STKIP Hatta-Sjahrir Banda Naira yang telah memiliki
gambaran secara konprehensif (Kebijakan dan Standar, pelaksanaan, monitoring unit
kerja, evaluasi dirioleh unit kerja, dan audit oleh uit kerja) tentang sistem penjaminan
mutu baik secara normatif maupun secara paraktis. ISIKendala Tekniks SPMI, Kendala
kendala sebagaimana di deskirpsikan sebelumnya sesuai yang dialami oleh para ketua
program Studi, LPPM dan UPM STKIP Hatta-Sjahrir Provinsi Maluku Kabupaten Maluku
Tengah Kecamatan Banda Naira yang termasuk daerah 3T pasilitas pendukung sangat
tidak memadai, bahkan tidak sama sekali. Kendala terkait infrakstruktur yang dialami
meliputi mangapload data dosen, laporan para ketua program studi untuk ketua LPPM,
UPM dan Ketua Lembanga PTS. Jaringan internet di daerah sulit didapatkan dan banyak
para dosen tidak memiiki Laptop ata komputer. Sedangkan kendala terkait SDM
kurangnya perhatian dari pemerintah tentang IPTEK. Kendala Sistem dan Teknologi
Informasi Pertama, Kurang terselenggaranya program pengembang aplikasi sistem
informasi manajemen organisasi, sehingga tidak terjamin efektifitas, dan efesiensi
operasi manejemen keuangan, SDM, serta sarana dan prasarana. Kedua, Kurang
terselenggaranya layanan yang tidak cepat, efesiensi, dan efektif bagi seluruh civitas
akademik akibat kurangnya pasilitas berupa komputer dan jaringan internet. Ketiga,
Kurang terselenggaranya program penigkatan profesionalitas dosen melalui tahapan
pembenahan, pemberdayaan dan pengembangan yang berorientasi pada kemampuan
pengelolaan kegiatan instruktional serta kegiatan penelitian. Keempat, Kurang
terselenggaranya program pengembang keterampilan teknis administrafif staf
penunjang dalam peningkatan mutu dan kinerja layanan yang terintegrasi. Kelima,
Kurang terselenggaranya program pengembangan pedoman kepegwean berkelanjutan
dari Yayasan. Kendala Jaringan dan Pencitraan Kurang terselenggaranya kerja sama
dari berbagai PTS Kurang terselenggaranya kerja sama dengan pemerintah daerah
dalam membangun sistem informasi pemmerintahan dan e-Government yang tidak
mendukung pengembangan mutu STKIP Hatta-Sjahrir. Kurang terselenggaranya kerja
sama dengan pemerintah pusat (Kemetrian Pendidikan Nasional) dalam
mengembangkan pendidikan dan pelatihan bagi para guru di berbagai sekolah di
Wilayah Kecamatan Banda Naira dan sekitarnya.Kendala Kinerja Kelembagaan,
Keberadaan STKIP Hatta-Sjahrir telah mampu memberikan kontribusi bagi masyrakat
sekitarnya namun kenyataan masih belum maksimal sebagaimana yang diharapkan,
organisasi dan kelola manajemen belum mampu membangun sinerji lintas fungsi dan
struktur manajemen yang mendukung efesiensi, efektivitas dan produktivitas sebagai
mana mestinya, kinerja untuk pelaksana akademik dan unsur penunjang masih dalam
taraf pemenuhan standar operasi minimal, kemampuan adaptasi terhadap perubahan
regulasi sistem pengelolaan pendidikan tinggi masih harus ditingkatkan, pemanfaatan
TIK dalam aktivitas manajemen masih sangat terbatas, diperlukan berbagai upaya
menyeluruh dan terpadu untuk membangun dan meningkatkan citra, sebagai lembaga
pendidikan yang handal dalam membangun komunitas masyarakat intelektual.Kendala
sarana dan Prasaran Kurang tersedianya Master Plan Pengembang Kampus STKIP
Hatta-Sjahrir, Kurang tersedianya dengan standar Fasilitas yang memadai bagi dosen,
peneliti, manajemen, dan staf pendukung, Kurang tersedianya fasilitas penunjang yang
mampu mengakomodasi aktivitas pembinaan minat, bakat, dan kreativitas mahasiswa
untuk ruang kuliah, Kurang terselanggaranya sistem perencanaan, pengadaan
pengoperasian, pemeliharaan dan pemamfaatan fisik secara optimal. Kurang
terselenggaranya pembangunan sistem jaringan komunikasi data kampus dengan
menggunakan basis teknologi dengan spesifikasi teknis yang tidak layak untuk
memenuhi kebutuhan layanan operasional hingga 10 tahun kedepan jika tidak ada
perhatian khusus dari Dikti. Kurang tersedianya website STKIP Hatta- Sjahrir dengan
rancangan dan akses yang lebih baik (menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris),
sebagai upaya untuk menjalin komunikasi akademik nasional maupun Global Kurang
terselenggaranya akses informasi global sesuai dengan perkembangan teknologi terkini
untuk seluruh civitas akademika melalui jaringan internet yang dapat melayani secara
online selama 24 jam penuh.Sistem yang Ideal Bagi Penjaminan Mutu, Pasal 92 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP mengamanatkan bahwa
Menteri Pendidikan Nasional mensupervisi dan membantu perguruan tinggi melakukan
penjaminan mutu. Untuk memnuhi amanat tersebut maka Dirjen Dikti mulai dari tahun
2007 sudah membentuk Kelompok Keja Nasional, Sistem ini mengintegrasikan antara
penjaminan mutu yang diselenggarakan PTS STKIP Hatta-Sjahrir yang disebut
Penjaminan Mutu Internal yaitu pengadaan komputer dan jaringan Internet, Penjaminan
Mutu Eksternal berupa Akreditasi berdasarkan satu basis data dan informasi yang
dikelola dalam Pangkalan Data Perguruan Tinggi dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
baik pada aras Perguruan Tinggi maupun aras Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.Ketiga aspek ini harus dijalankan bersama-sama oleh Program Studi maupun
Perguruan Tinggi. Di beberapa PT yang lebih penting itu SPME atau Akreditasinya.
Tetapi SPMI dan pangkalan data-nya kerap dilupakan. Dalam Undang-undang tersebut,
proses SPMI harus dilakukan perguruan tinggi minimal setiap setahun sekali. SPMI itu
mendorong supaya SPME-nya baik sehingga nantinya penjaminan mutu itu tidak sekadar
administratif. Akreditasi bukan sekadar pemeringkatan, tetapi itu adalah upaya
pemenuhan standar Perguruan Tinggi. SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu
pendidikan tinggi di PT STKIP Hatta Sjahrir oleh PT, untuk mengawasi penyelenggaraan
pendidikan tinggi oleh PT secara berkelanjutan. SPMI bersifat: mandiri (internally
driven) tanpa campur tangan atau instruksi dari Pemerintah berkelanjutan
(continuously).Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan
perguruan tinggi dengan SNP, maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi
sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang, (1),
ditetapkan oleh Pemerintah (government) (2), disepakati bersama di dalam perguruan
tinggi yang dituangkan dalam visi (vision) (3), dikehendaki oleh pihak yang
berkepentingan (stakeholders).Penjaminan mutu adalah proses perencanaan,
penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan
tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal (mahasiswa,
dosen dan karyawan) dan eksternal (masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi,
pemerintah) dari perguruan tinggi memperoleh kepuasan. Perguruan tinggi dinyatakan
bermutu atau berkualitas, apabila perguruan tinggi tersebut mampu (1), menetapkan
dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya, (2), menjabarkan visinya ke
dalam sejumlah standar mutu dan standar mutu turunan, (3), menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar mutu dalam butir 2 di atas
untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan SPMI bertujuan untuk
menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, dalam rangka mewujudkan visi serta
memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Pencapaian tujuan penjaminan mutu
melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan mutu
eksternal (SPME) oleh BAN-PT dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional, regional dan
internasional) yang diakui Pemerintah. Ditjen Dikti menerbitkan Buku SPM-PT yang
berisi SPMI, SPME, dan PDPT, dilengkapi dengan praktik baik/contoh SPMI di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia; Perguruan tinggi menggalang komitmen untuk
menjalankan SPMI; Perguruan tinggi merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan SPMI; Perguruan tinggi melakukan benchmarking penjaminan mutu
pendidikan tinggi secara berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke luar negeri. Dokumendokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan SPMI: Kebijakan Mutu dokumen yang
berisi definisi, konsep, tujuan, strategi, berbagai standar mutu dan standar mutu
turunan, prioritas. Pedoman Mutu (Manual), dokumen yang berisi mekanisme
perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan standar
mutu, pedoman atau instruksi kerja bagi pemangku kepentingan internal yang harus
menjalankan mekanisme tersebut. Standar Mutu dokumen yang berisi minimum 8
(delapan) standar mutu khusus bagi pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam PP.
No.19 tahun 2005 tentang SNP, turunan dari kedelapan standar mutu penambahan
jumlah standar mutu selain kedelapan standar mutu formulir Mutu, dokumen yang berisi
berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrumen untuk merencanakan, menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu. Formulir yang telah diisi disebut
sebagai rekaman mutu, dan berfungsi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Manajemen
kendali mutu dalam SPMI menggunakan langkah-langkah PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement). Plan, adanya perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi
penetapan kebijakan mutu, penetapan tujuan mutu beserta indikator pencapaiannya,
serta penetapan prosedur untuk pencapaian tujuan mutu. Do, adanya pelaksanaan dari
apa yang sudah direncanakan. Maka untuk menjamin mutu pendidikan, seluruh proses
pendidikan, termasuk pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan. Check Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan
evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pelasanaan termasuk audit mutu internal.
Selain kebijakan-kebijakan tersebut, SPMI di STKIP Hatta- Sjahrir juga merujuk kepada
instrumen akreditasi nasional yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan instrumen evaluasi Times Higher Education Supplement
Quacquarelli Symons (THES-QS) sebagai standar internasional. Sehingga skema
penjaminan mutu di STKIP Hatta- Sjahrir dapat digambarkan sebagai berikut:Gambar
Skema Penjaminan Mutu STKIP Hatta- Sjahrir Banda NairaKeberhasilan dalam
pelaksanaan SPMI memerlukan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan
meliputi Komitmen dari semua unsur dalam perguruan tinggi termasuk unsur Yayasan
untuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Perubahan paradigma
atau pola pikir dari paradigma yang selalu tergantung pada pengawasan dan
pengendalian vertikal oleh Pemerintah, ke paradigma baru yaitu kemandirian/otonomi
dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan penjaminan mutu oleh perguruan
tinggi itu sendiri (internally driven). Perubahan sikap dari para pengelola perguruan
tinggi yang awalnya bekerja tanpa didasarkan pada perencanaan dan tanpa
memerhatikan visi perguruan tinggi, menjadi sikap yang konsisten pada prinsip
merencanakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah
direncanakan .Proses Peningkatan Mutu, Pengorganisasian penjaminan mutu secara
sistematis, baik melalui pembentukan sebuah unit atau lembaga khusus penjaminan
mutu atau dengan cara menyatukan/melekatkan tata laksana penjaminan mutu tersebut
dalam proses manajemen perguruan tinggi, atau altenatif pengorganisasian
lain.STRUKTUR ORGANISASI LPM
STKIP HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA
Bagan Tim Organisasi LPM STKIP Hatta- Sjahrir Banda NairaDari sturuktur manajemen
organisasi yang bertata kelola baik (Good UniversityGovernance), membutuhkan
struktur dan fungsi-fungsi kelembagaan untuk mencapai sasaran. Pertama,
Terselenggaranya program pengembangan struktur organisasi dan tata kelola lembaga
sesuai dengan tuntutan kebutuhan layanan berbasis mutu dan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Kedua, terselenggaranya program resonalisasi terhadap
efektifitas dan efesiensi peran, serta pungsi dan tugas seluruh unsur organisasi sesuai
dengan denamika perkembangan layanan berbasis mutu. Ketiga, terselenggaranya
sistem pengelolaan akuntansi dan keuangan sesuai denagan pedoman standar akuntansi
dan keuangan secara berskala. Keempat, terselenggarnya unit kerja Strategis yang
dikhususkan untuk mengelolasistem penjamian mutu (UPM). Kelima, terselenggaranya
program pengembangan standar mutu manajemen layanan pada semua unsur
organisasi. Keenam, terselenggaranya unit kerja strategis yang dikhususkan untuk
mengelola sistem pengembangan kurikulum sekaligus sebagai unit layanan untuk
pengembangan aktivitas intruksional.Upaya penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan sulit dilepaskan keterkaitannya dengan manajemen mutu, dimana semua
fungsi manajemen yang dijalankan diarahkan semaksimal mungkin dapat memberikan
layanan yang sesuai dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk mengendalikan mutu (quality control).
Pengendalian mutu dalam pengelolaan pendidikan tersebut diharapkan pada kendala
keterbatasan sumber daya pendidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau assurance, agar semua aspek yang
terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh STKIP sesuai dengan atau
melebihi standar nasional pendidikan. Konsep yang terkait dengan hal ini dalam
manajemen mutu dikenal dengan Quality Assurance atau penjaminan mutu.
PENUTUPPenjaminan mutu adalah proses perencanaan, penerapan, pengendalian, dan
pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi STKIP Hatta-Sjahrir secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal (mahasiswa, dosen dan
karyawan) dan eksternal (masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah) dari
perguruan tinggi memperoleh kepuasan. Perguruan tinggi dinyatakan bermutu atau
berkualitas, apabila perguruan tinggi tersebut mampu (1), menetapkan dan mewujudkan
visinya melalui pelaksanaan misinya, (2), menjabarkan visinya ke dalam sejumlah
standar mutu dan standar mutu turunan, (3), menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan sejumlah standar mutu dalam butir 2 di atas untuk memenuhi
kebutuhan para pemangku kepentingan.Kendala atau dampak penjamian mutu adalah,
kurangnya komputerisasi dan jaringan internet yang menghambat kinerja para Tiga
ketua program Studi yang menhubungkan jaringan internet ruangan Ketua STKIP
Hatta-Sjahrir, LPPM, maupun UPM. Sehingga kinerja para ketua program studi PBS,
PSM, PS kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Dari hambatan
impelmentasi sistem penjaminan mutu yang diaturkan dari berbagai sumber internal
(SPMI), (1) kurangnya perhatiam pemerintah terhadap kemajuan UPM yang berlokasi di
3T, (2), kurangnya sana dan prasarana antara ketua program Studi dan para Ketua
Lembaga PTS Hatta- Sjahrir Banda Naira,Kebijakan Mutu dokumen yang berisi definisi,
konsep, tujuan, strategi, berbagai standar mutu dan standar mutu turunan, prioritas.
Pedoman Mutu (Manual), dokumen yang berisi mekanisme perencanaan, penerapan,
pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan standar mutu, pedoman atau
instruksi kerja bagi pemangku kepentingan internal yang harus menjalankan mekanisme
tersebut. Standar Mutu dokumen yang berisi minimum 8 (delapan) standar mutu khusus
bagi pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam PP. No.19 tahun 2005 tentang SNP,
turunan dari kedelapan standar mutu penambahan jumlah standar mutu selain
kedelapan standar mutu formulir Mutu, dokumen yang berisi berbagai formulir yang
berfungsi sebagai instrumen untuk merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan standar mutu. Formulir yang telah diisi disebut sebagai rekaman mutu,
dan berfungsi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Manajemen kendali mutu dalam
SPMI menggunakan langkah-langkah PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan
menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement). Plan, adanya
perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi penetapan kebijakan mutu,
penetapan tujuan mutu beserta indikator pencapaiannya, serta penetapan prosedur
untuk pencapaian tujuan mutu. Do, adanya pelaksanaan dari apa yang sudah
direncanakan. Maka untuk menjamin mutu pendidikan, seluruh proses pendidikan,
termasuk pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang
telah ditentukan. Check Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi
terhadap pelaksanaan dan hasil pelasanaan termasuk audit mutu internal. Saran untuk
Kementrian Riset dan Teknologi Perguruan Tingggi, 1. Perhatian dikti terhadap STKIP
Hatta-Sjahrir Banda-Naira masih kurang sebagai lingkup 3 T (terpencil, terjauh, terluar
) yang kekurangan komputer maupun jaringan intirnet.2. STKIP Hatta-Sjahrir BandaNaira pendidikan tinggi mempunyai karakter yang berbeda dengan pendidikan dasar
dan menengah. "Produk yang dihasilkan pendidikan tinggi adalah orang-orang yang ahli
yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan dan inovasi. Tanpa Bantuan dari Kementrian
Riset Perguruan Tinggi, tidak berjalan maksimal3. STKIP Hatta-Sjahrir Banda-Naira
Pendidikan tinggi, memiliki cara berpikir yang berbeda dengan pendidikan di tingkat
bawahnya. Pada tingkat ini, pendidikan yang ditempuh bukan hanya untuk
mencerdaskan, tapi dipelajari untuk menciptakan inovasi.
1.