Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral T2 752014003 BAB V

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kasus pindah agama yang terjadi di tengah masyarakat merupakan fenomena
keagamaan, yang muncul karena adanya pengaruh faktor sosial, psikologis dan
pengaruh faktor ilahi. Dari hasil penelitian di GKJW Jemaat Ponorogo menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pindah agama adalah faktor
sosial dan faktor psikologis, sedangkan faktor pengaruh ilahi sulit dibuktikan secara
sosial.Kedua faktor tersebut saling memberikan pengaruh, yang mengakibatkan
seseorang secara psikologis mengalami tekanan batin. Di sisi yang lain pada kasus
pindah agama di GKJW Jemaat Ponorogo, tidak ditemukan kasus pindah agama yang
dipengaruhi oleh faktor ketertarikan pada ajaran agama, atau dogma.
Secara sosiologis seseorang yang pindah agama disebabkan karena adanya
pengaruh sosial, seperti pengaruh teman baik, ajakan keluarga, pergantian status dan
sebagainya, sedangkan secara psikologis seseorang yang pindah agama, berawal dari
adanya tekanan yang menyebabkan krisis, krisis teresebut mendorong seseorang
untuk mencari jalan keluar dengan cara masuk agama. Dalam situasi tersebut
seseorang mengalami krisis, sehingga secara pastoral merekamemerlukan kehadiran
seseorang untuk memberikan pertolongan dalam bentuk konseling pastoral. pada sisi
yang lain secara sosiologis keberadaan seseorang yang pindah agama merupakan
perwujudan aktualisasi diri, sehingga membutuhkan pengakuan dari lingkungan

sosial. Melalui pengkajian teori konversi keagamaan, maka kasus pindah agama yang
terjadi di GKJW Jemaat Ponorogo, tidak sepenuhnya sesuai dengan teori konversi
sebagai pertobatan dan transformasi, seperti yang dikemukakan William James, tetapi
lebih dekat pada teori konversi sebagai proses sosial yang berkelanjutan seperti teori
yang dikemukakan oleh Thomas F. O’Dea.
Pindah agama adalah persoalan pilihan terhadap sistem kepercayaan yang
berpengaruh logis terhadap perilaku individu dalam beragama dan bermasyarakat,
keputusan mereka untuk pindah agama perlu dihargai. karena itu hak individu, tetapi
mereka tidak boleh memaksakan diri atau memaksakan orang lain untuk pindah
agama, mereka perlu konsisten dengan pilihannya, sehingga memberi nilai yang
berarti bagi kehidupannya, untuk itu gereja perlu membuka diri untuk introspeksi
dengan fenomena pindah agama yang terjadi di jemaat.
67

Memperhatikan penanganan kasus pindah agama di GKJW Ponorogo, yang
proses pendekatan konseling pastoralnya mengacu pada Tata dan Pranata Gereja
terkesan bersifat legalistik formal, pendekatan tersebut menempatkan konseli sebagai
obyek, sehingga kurang memberi ruang dan kesempatan kepada konseli untuk
berdialog dan bertumbuh dengan potensi yang ada dalam diri konseli. Pendekatan
yang legalistik formal yang mengacu pada Tata Pranata Gereja tidak sesuai dengan

esensi konseling pastoral, karena ada tendensi menghakimi konseli, di sisi lain
pendekatan yang legalistik tidak memperhatikan fungsi-fungsi konseling pastoral,
karena waktu penangannya terbatas dan tidak dilakukan oleh tenaga yang
professional, karena itu kedepannya perlu berbenah diri untuk memberikan pelayanan
pastoral yang efektif, profesional, dan humanis, khususnya untuk penanganan kasus
pindah agama.
Adanya kasus pindah agama di jemaat menandakan bahwa ada persoalanpersoalan yang terabaikan, yang perlu mendapat perhatian secara serius, apalagi
faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi pindah agama adalah faktor sosial dan
psikologis. Sehubungan dengan adanya kasus pindah agama, maka

gereja perlu

mengadakan evaluasi diri terhadap pelayananannya selama ini, juga perlu berbenah
diri untuk mengembangkan pelayananan yang bersifat antisipatif terhadap persoalan
pindah agama yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Gereja perlu belajar
dari persoalan yang sudah terjadi untuk melakukan perbaikan pelayanan, yang
menaruh kepedulian terhadap persoalan-persoalan sosial dan psikologis, salah satunya
dengan mengembangkan pelayanan pendampingan pastoral yang humanis dan
professional, dengan menyediakan tenaga-tenaga pastoral yang kompeten dalam
bidangnya, sehingga mampu membantu menangani kasus-kasus pastoral yang terjadi

di tengah jemaat GKJW.
B. Saran
1. Mempertimbangkan adanya kasus pindah agama adalah sebuah fakta yang terjadi
di tengah jemaat, dan masyarakat maka GKJW perlu melakukan kajian dan
analisa sosial tentang peluang dan tantangan pelayanan gereja di tengah
masyarakat, selanjutnya hasil kajian dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk
membuat kebijakan mengenai program pembinaan warga gereja.
2. Untuk memberikan pelayanan konseling pastoral yang efektif, GKJW perlu
menyediakan tenaga kompeten, yang siap dan bersedia melayani warga jemaat,
bila perlu memberdayakan potensi warga jemaat yang mempunyai kompetensi
68

bidang konseling pastoral, dan akan baik bila ada tenaga konseling pastoral penuh
waktu.
3. Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), sebagai lembaga gereja, perlu melakukan

pengkajian dan pengembangan metode pelayanan konseling pastoral yang sesuai
dengan konteks, tidak semata-mata mengandalkan pendekatan yang mengacu
pada Tata Pranata Gereja yang bersifat legalistik, tetapi perlu didukung dengan
dasar-dasar konseling pastoral yang kontekstual dan humanis. Berkaitan dengan

itu perlu dibuat buku panduan umum tentang pelaksanaan konseling pastoral yang
menjawab dinamika persoalan pastoral di Jemaat GKJW. Misalnya untuk
menangani kasus pindah agama alternatifnya adalah menugaskan tenaga konseling
pastoral yang menguasai berbagai pendekatan konseling pastoral, seperti
konseling lintas budaya, metodePerson Centered, dan mengembangkan metode
konseling pastoral konversi.
4. Untuk merekomendasikan penelitian lanjutan terkait dengan kasus pindah agama

dari perspektif pastoral , maka perlu melakukan penelitian lanjutan tentang,
pengaruh kasus pindah agama terhadap pelayanan konseling pastoral terhadap
warga GKJW.

69

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral T2 752014003 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral T2 752014003 BAB II

0 2 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral T2 752014003 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Pindah Agama di GKJW Jemaat Ponorogo dari Perspektif Konseling Pastoral

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Konseling Pastoral di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat T2 752010012 BAB I

0 0 10