Kebijakan Deregulasi BPOM untuk Meningkatkan Investasi Industri Obat dan Makanan di Indonesia
Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan
Dra. Rita Endang, Apt., M.Kes
Disampaikan pada acara
Sosialisasi dan Forum Konsultasi Publik
dalam Rangka Peningkatan Fasilitas dan Pengawasan Perizinan Ekspor Impor melalui INSW
Jakarta, 15 Desember 2015
Agenda
1
Pendahuluan
2
Terobosan BPOM
Pendahuluan
PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS DAN
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
KONDISI SAAT INI
• Kesehatan masyarakat
meningkat
• Daya saing OM nasional
meningkat
KONDISI YANG
DIHARAPKAN?
Keamanan, mutu,
khasiat/manfaat Obat dan
makanan meningkat
PERUBAHAN
LINGKUNGAN STRATEGIS?
Inspection
PEMERINTAH
Laboratory
SEBAGAI
REGULATOR
Perubahan global
Harapan masyarakat dan suprastruktur
Komitmen Indonesia
Lembaga dunia yang berpengaruh
4
PRODUSEN /
PELAKU
USAHA
MASYARAKAT
• BPOM yang mampu
mengawal keamanan, mutu
dan khasiat/manfaat OM
beredar
• Produsen/pelaku usaha
yang bertanggung jawab
• Masyarakat yang berdaya
untuk melindungi diri
VISI & MISI BADAN POM 2015-2019
VISI
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan
masyarakat dan daya saing bangsa
MISI
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
2. Mendorong
kemandirian
pelaku
usaha
dalam
memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
Konsep Sistem Informasi Badan POM
Pre-Market dan Post-Market
Real
time
P
R
E
NIE OT,
KOS, PK
e-Registrasi
Obat dan Makanan
P
O
S
T
RISK
BASED
NOTIF
Notifikasi
KOS
Kos
WEB
REG
E-payment
PNBP
NIE OBAT
NIE
PANGAN
Post Market
and Pre Market
Integration
(PPI)
Sarana
prod/dist
/ yankes
K
O
N
S
I
S
T
E
N
S
I
M
K
M
&
K
P
I
6
GAMBARAN KONSEPTUAL
Website BPOM
e-BPOM
e-Registration Pangan
e-Notifikasi Kosmetika
e-Registration OT
e-Registration Obat Copy
e-Payment
INSW BPOM, INATRADE, dll
G2C
G2B
Layanan
Informasi,
Partisipasi dan
Layanan Publik
G2G
Portal
NSW
G2E
SIPT
Layanan
Kepemerintahan
e-doc
SIAP
LPSE
e-rekrutmen
JDIH
PPID
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
E-gov
lain
RANGKAIAN PENATAAN KEBIJAKAN EKONOMI
NASIONAL
I. Mengembangkan Ekonomi Makro yang Kondusif
1. Stabilisasi Fiskal dan Moneter (Termasuk Pengendalian Inflasi)
2. Percepatan Belanja
3. Penguatan Neraca Pembayaran
II. Menggerakkan Ekonomi Nasional
1. Mendorong Daya Saing Industri Nasional (Deregulasi, Debirokratisasi, Kepastian
hukum dan Insentif)
2. Mempercepat Proyek Strategis Nasional
3. Meningkatkan Investasi di Sektor Properti
4. Percepatan Pencairan Dana Desa
5. Memperluas Kesempatan Berusaha
III. Melindungi Masyarakat Berpendapatan Rendah dan Jaminan Sosial
1. Stabilasi Harga Pangan
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Jaminan Peningkatan Pengupahan,
Perumahan Murah, Kartu Pintar, Kartu Sehat, dsb)
SASARAN PENINGKATAN KETAHANAN DAN
KEKUATAN EKONOMI NASIONAL
• Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
• Peningkatan Daya Beli Masyarakat
• Peningkatan Daya Saing Industri dan Perluasan Basis
Produksi Nasional
• Peningkatan Ekspor
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I September 2015
NO
REGULASI
URJENSI
MANFAAT
WAKTU
PIC
133
.
Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Obat dan
Makanan Ke Dalam Wilayah
Indonesia
Debirokratisasi
Menurunya frekwensi
perizinan
pengimporan obat
dan makanan, karena
pelayanan perizinan
berkala dan secara
eletronik
Sept. 2015
BPOM
134
.
Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 28 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Tradisional, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan
Pangan Ke Dalam Wilayah Indonesia
Debirokratisasi
Mendorong
kelancaran
pengadaan bahan
baku yang masih
dibutuhkan dari
impor untuk
pengembangan
industri obat dan
farmasi
Sept. 2015
BPOM
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI – Nopember
2015
Simplifikasi perizinan di BPOM
INSW BADAN POM
SEJARAH
• Kesepakatan pemimpin negara ASEAN yang
dituangkan dalam The Declaration of
ASEAN
Concord II (Bali Concord II) pada 7 Oktober 2003.
• Dilanjutkan dengan kesepakatan para Menteri
Ekonomi yang dituangkan dalam ASEAN Agreement
to Establish and Implement The ASEAN Single
Window, Kuala Lumpur 9 Desember 2005 dan
Jakarta 2006.
DASAR HUKUM
• Peraturan Kepala
Badan Pengawas
Obat
dan Makanan No.
HK.00.05.23.4415 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Pemberlakuan
Sistem Elektronik dalam kerangka INSW di Badan POM.
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan No.
HK.00.05.23.4416 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Penetapan Tingkat
Layanan (Service Level Arrangement) di Badan POM dalam Kerangka
INSW.
• Perpres No. 76 tahun 2014 tentang Pengelola INSW.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 138/PMK.01/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan Portal NSW.
Lanjutan ....
• Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan
ke dalam Wilayah Indonesia
• Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan
Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
• Surat Keputusan
Kepala Badan POM No.
HK.04.1.74.01.15.0065 tahun 2015 tentang Penunjukan
dan Penugasan Pejabat Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagai Pelaksana Teknis Pembangunan dan
Pelaksana Teknis Operasional National Single Window
MANFAAT
Goal : E-bpom Bisnis
PROCESS
Goal
: E-bpom
Bisnis PROCESS
Competition Global
Integrasi
Meningkatkan daya saing
perekonomian nasional
dan mendorong masuknya
investasi
Percepatan
proses
ekspor-impor-monitoring
melalui tracking
Transparansi
Pelayanan eksporimpor yang lebih
transparan
Kredibelitas
Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat
dipertanggung jawabkan
Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat
dipercaya dan diakui
baik nasional mau pun
internasional
e-BPOM - INSW
• e-bpom merupakan pelayanan online satu atap
serta pelayanan satu pintu pemberikan rekomendasi
importasi Obat dan Makanan melalui Penerbitan
Surat Keterangan Impor (SKI) yang dilakukan oleh
Badan POM.
• Alamat : e-bpom.pom.go.id
• Dalam proses perizinan ekspor impor K/L di
Indonesia sudah terintegerasi dalam portal INSW
Roadmap e-BPOM
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Web Service
Single Sign
On (SSO)
Web Form
Tracking
System
e-Signature
(Non Ttd dan
Cap Basah)
Indonesia
National
Trade
Repository
(INTR)
Draft SKE (Surat
Keterangan
Ekspor) Pangan
Implementasi
Penuh e-bpom
redesign
SKI Prioritas
SKI Bukan
Komoditi
Obat dan
Makanan
* e-payment 2014 terkendala dengan masalah teknis
Redesign
aplikasi
Bussiness
Inteligent
* e-payment
Implementasi
Redesign
E-payment
Pilot Projrct
SSM
Uji Coba SKE
Integrasi Balai/ Besar POM dengan INSW
Unit Pusat :
1. Dit Was
Distribusi PT dan
PKRT
2. Dit Insert OT, Kos
dan PK
3. Dit Insert Pangan
Terintegrasi Portal NSW:
1. Medan
2. Semarang
3. Surabaya
4. Denpasar
5. Manado
6. Makasar
7. Lampung
8. Batam
Perluasan tahun 2015:
1. Palembang
2. Pangkal Pinang
3. Banjarmasin
4. Samarinda
5. Balikpapan
KONEKTIVITAS e-BPOM
Upaya Penurunan Dwelling Time
• Penerbitan Peraturan Kepala Badan POM No. 12 dan
13 tahun 2015
• Terobosan Badan POM :
1. SKI Prioritas : SKI Transaksional menjadi Non
Traksaksional
2. e-payment PNBP tahap Teller dan Internet Banking
3. Simplifikasi Packing list serta Bill of Landing (B/L) atau
Airways of Bill (AWB), pertukaran data manifest
4. Harmonisasi perizinan melalui Single Sub Mission pilot
project Badan POM bersama Badan Karantina Pertanian,
KKP dan Ditjen Bea dan Cukai
SKI PRIORITAS
Layanan SKI Prioritas
Peraturan Kepala Badan No. 12 tentang Pengawasan
Pemasukan
Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Obat, Obat
Tradisional, Obat Kuasi, Kosmetika, Suplemen Kesehatan, dan Pangan
Olahan ke dalam wilayah Indonesia melalui proses rekomendasi secara
otomatis oleh sistem
Pengawasan Pemasukan
Bahan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
Peraturan Kepala Badan No. 13 tentang
Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Kuasi, Bahan Obat Tradisional, Bahan Kosmetik, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan Pangan ke dalam wilayah Indonesia
melalui proses rekomendasi secara otomatis oleh sistem
lanjutan...
• Pelayanan Prioritas berlaku untuk jangka waktu 6
(enam) bulan
• Selama jangka waktu 6 (enam) bulan permohonan
SKI oleh Pemohon SKI yang masuk dalam daftar
Pelayanan Prioritas, permohonannya akan diproses
secara otomatis melalui sistem e-bpom tanpa
dilakukan evaluasi manual.
Bayar PNBP
dgn epayment
Proses
Bayar PNBP manual &
SKI/ SKK NOM
Portal
Paperless
INSW
Periksa
upload
e-bpom@pom.go.id
entry secara
Proses
online
Tindaklanjut
Proses Rekomendasi
SOP SKI melalui ebpom
E-payment
SKI
SKK
NOM
8 jam
< 1 jam
Kriteria Pelayanan Prioritas
ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA
E-REG
Sharing Folder - PPI
EWS/RAPORT
6
FASTRACK
RANKING
INDUSTRI
MASYARAKAT
- HALO BPOM
- Smartphone
- Website
1
- Post Market Sampling (SIPT)
- Data Industri & Industri RMP
- Bangunan, Analisa Lab,
- Label (Halal), Iklan
Rekam Jejak
2
SMART
COMPANY
PROFILING
8
K/L - Institusi
7
5
6 bln terakhir
Frekuensi dan volume
8
FASTRACK
SKI / SKE
UnTransactional
ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA
RBI
3
4
SKI / SKE
transactional
INSW-DJBC, Barantan,
MUI dll
Ketentuan
• Smart Company Profilling – SK Deputi di
Badan POM
• Berlaku 6 bulan
• Evaluasi tiap Bulan – inspeksi terhadap 10 No
Aju komoditi produk (per Deputi)
• Ada pelanggaran - Hilang
1. Menghilangkan :
– Packing list
– B/L atau AWB
2. Pengawasan : melalui pertukaran data
manifest DJBC dan Laporan Realisasi Impor
diakses melalui http://apps1.insw.go.id
e-PAYMENT
Rekonsiliasi elektronik antara dokumen
yang didaftarkan dengan pembayaran
(PNBP) yang disetor ke perbankan
secara realtime menggunakan aplikasi
e-payment
2013
2014
2015
• Notifikasi Kosmetik
• e-Registrasi Pangan Olahan
• SKI e-bpom
• Integrasi e-Payment Badan POM – SIMPONI & MPN
G2 Kemenkeu
2016
DIAGRAM KONSEP e-PAYMENT BADAN POM
Safe-Payment
Report HC
Database
Database
Middleware
Minggu
Bulan
Kuartal
Semester
Tahun
BADAN POM
DEPUTI I
DEPUTI II
Billing
Server PIOM
DEPUTI III
Pengujian
Server Finance
Rorenkeu
Pusat - Balai
Max 3 HK
Input Data
• Memperoleh
Billing ID
Proses Siap
Bayar
• Generate System
• Memperoleh
Billing ID dan SPB
Bayar ke Bank
• Mendapat
Receipt Bank
Waktu Awal
SLA
e-PAYMENT
Eksisting
BARU
LAMA
Revisi Peraturan Pemerintah Tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di
BPOM
PP 48 Tahun 2010
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku, Produk
Pangan, Bahan Tambahan
Revisi
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku
Bahan Tambahan
Produk jadi
Rp. 50.000/item produk
Rp. 50.000/item produk
Rp. 100.000/item produk
Rp. 50.000/item produk
-
Tujuan penggunaan khusus
1) Tujuan registrasi, riset
dan pameran
Rp. 100.000/item produk
-
2) Tujuan penggunaan
pribadi
Rp. 50.000/item produk
-
Komoditi non obat dan
makanan
Rp. 50.000/item produk
SINGLE SUBMISSION (SSM)
TRADER
KARANTINA
Ikan
KARANTINA
Pertanian
DJBC
TRADER
SINGLE SUBMISSION (SSM)
• Single Registration yaitu pendaftaran pengguna
dilakukan melalui portal INSW
• Single Data yaitu data disubmit dari INSW
• Single Document yaitu Dokumen pelengkap diUpload dari INSW
• Single Response yaitu Status proses dokumen
dilihat dari INSW
Data
Implementasi sejak tanggal
5 Oktober 2015
⁻ Diterbitkan 326 SKI Prioritas
⁻ Dihasilkan 10.756 SKI yang dibayar melalui epayment
Profil SKI BPOM
60,000
51,158
48,414
50,000
44,329
40,000
Produk Jadi
30,000
25,746
25,304
Bahan Baku
24,978
SKK NOM
17,309
20,000
8,717
10,000
7,818
0
2013
2014
2015*
Tahun
2013
2014
2015*
Jumlah SKI
dan SKK NOM
93.771
82.877
77.125
Profil SKI BPOM (Produk
Jadi)
12,000
10,590
10,126
9,934
10,000
8,613
8,190
8,060
8,000
2013
4,647
6,000
2014
5,140
2015*
4,577
4,000
2,000
1,287
772
718
1,249
1,117
700
111
136
61
0
Obat
OT
Suplemen Kesehatan
Obat Kuasi
Kosmetik
Pangan
Profil SKI BPOM (Bahan
Baku)
25,000
20,000
15,000
10,000
2013
2014
2015*
5,000
0
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Bahan Obat
19
289
Bahan Tambahan
Obat
20
156
Bahan Baku
Pembanding
19
283
Bahan Baku
Analisis
Laboratorium
4
233
Bahan Kimia
53
535
115*
1.496
Ditwas Distribusi
PT dan PKRT
Total
* Importir ada yang beririsan
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Dit. Insert OT, Kos
dan PK
Bahan Obat
Tradisional dan
Suplemen
Kesehatan
38
38
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Dit. Insert Pangan
Bahan Pangan
110
769
Bahan Tambahan
Pangan
59
675
169*
1.444
Total
* Importir ada yang beririsan
Kajian
Penurunan Biaya Pengurusan
• Asumsi 1 SKI = Rp. 100.000 ,- (a.l manhour, transport)
• 1 tahun = 80.000 SKI
• Efisiensi = Rp. 8 Milyard
Investasi Industri Meningkat
Mekanisme Penerimaan Importir
(tatap muka)
Tracking
Tatap
Muka
Email
Helpdesk
• Contact Center Halo BPOM Telp. 1500533
(pulsa lokal). SMS 081. 21. 9999. 533
• Helpdesk Layanan SKI Prioritas: 021 – 42883309
ext 1359
• Email: ebpom@pom.go.id
• FAQ : e-bpom.pom.go.id
Terima Kasih….
Untuk Indonesia yang lebih baik
Dra. Rita Endang, Apt., M.Kes
Disampaikan pada acara
Sosialisasi dan Forum Konsultasi Publik
dalam Rangka Peningkatan Fasilitas dan Pengawasan Perizinan Ekspor Impor melalui INSW
Jakarta, 15 Desember 2015
Agenda
1
Pendahuluan
2
Terobosan BPOM
Pendahuluan
PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS DAN
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
KONDISI SAAT INI
• Kesehatan masyarakat
meningkat
• Daya saing OM nasional
meningkat
KONDISI YANG
DIHARAPKAN?
Keamanan, mutu,
khasiat/manfaat Obat dan
makanan meningkat
PERUBAHAN
LINGKUNGAN STRATEGIS?
Inspection
PEMERINTAH
Laboratory
SEBAGAI
REGULATOR
Perubahan global
Harapan masyarakat dan suprastruktur
Komitmen Indonesia
Lembaga dunia yang berpengaruh
4
PRODUSEN /
PELAKU
USAHA
MASYARAKAT
• BPOM yang mampu
mengawal keamanan, mutu
dan khasiat/manfaat OM
beredar
• Produsen/pelaku usaha
yang bertanggung jawab
• Masyarakat yang berdaya
untuk melindungi diri
VISI & MISI BADAN POM 2015-2019
VISI
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan
masyarakat dan daya saing bangsa
MISI
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
2. Mendorong
kemandirian
pelaku
usaha
dalam
memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
Konsep Sistem Informasi Badan POM
Pre-Market dan Post-Market
Real
time
P
R
E
NIE OT,
KOS, PK
e-Registrasi
Obat dan Makanan
P
O
S
T
RISK
BASED
NOTIF
Notifikasi
KOS
Kos
WEB
REG
E-payment
PNBP
NIE OBAT
NIE
PANGAN
Post Market
and Pre Market
Integration
(PPI)
Sarana
prod/dist
/ yankes
K
O
N
S
I
S
T
E
N
S
I
M
K
M
&
K
P
I
6
GAMBARAN KONSEPTUAL
Website BPOM
e-BPOM
e-Registration Pangan
e-Notifikasi Kosmetika
e-Registration OT
e-Registration Obat Copy
e-Payment
INSW BPOM, INATRADE, dll
G2C
G2B
Layanan
Informasi,
Partisipasi dan
Layanan Publik
G2G
Portal
NSW
G2E
SIPT
Layanan
Kepemerintahan
e-doc
SIAP
LPSE
e-rekrutmen
JDIH
PPID
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
E-gov
lain
RANGKAIAN PENATAAN KEBIJAKAN EKONOMI
NASIONAL
I. Mengembangkan Ekonomi Makro yang Kondusif
1. Stabilisasi Fiskal dan Moneter (Termasuk Pengendalian Inflasi)
2. Percepatan Belanja
3. Penguatan Neraca Pembayaran
II. Menggerakkan Ekonomi Nasional
1. Mendorong Daya Saing Industri Nasional (Deregulasi, Debirokratisasi, Kepastian
hukum dan Insentif)
2. Mempercepat Proyek Strategis Nasional
3. Meningkatkan Investasi di Sektor Properti
4. Percepatan Pencairan Dana Desa
5. Memperluas Kesempatan Berusaha
III. Melindungi Masyarakat Berpendapatan Rendah dan Jaminan Sosial
1. Stabilasi Harga Pangan
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Jaminan Peningkatan Pengupahan,
Perumahan Murah, Kartu Pintar, Kartu Sehat, dsb)
SASARAN PENINGKATAN KETAHANAN DAN
KEKUATAN EKONOMI NASIONAL
• Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
• Peningkatan Daya Beli Masyarakat
• Peningkatan Daya Saing Industri dan Perluasan Basis
Produksi Nasional
• Peningkatan Ekspor
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I September 2015
NO
REGULASI
URJENSI
MANFAAT
WAKTU
PIC
133
.
Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Obat dan
Makanan Ke Dalam Wilayah
Indonesia
Debirokratisasi
Menurunya frekwensi
perizinan
pengimporan obat
dan makanan, karena
pelayanan perizinan
berkala dan secara
eletronik
Sept. 2015
BPOM
134
.
Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 28 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Tradisional, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan
Pangan Ke Dalam Wilayah Indonesia
Debirokratisasi
Mendorong
kelancaran
pengadaan bahan
baku yang masih
dibutuhkan dari
impor untuk
pengembangan
industri obat dan
farmasi
Sept. 2015
BPOM
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI – Nopember
2015
Simplifikasi perizinan di BPOM
INSW BADAN POM
SEJARAH
• Kesepakatan pemimpin negara ASEAN yang
dituangkan dalam The Declaration of
ASEAN
Concord II (Bali Concord II) pada 7 Oktober 2003.
• Dilanjutkan dengan kesepakatan para Menteri
Ekonomi yang dituangkan dalam ASEAN Agreement
to Establish and Implement The ASEAN Single
Window, Kuala Lumpur 9 Desember 2005 dan
Jakarta 2006.
DASAR HUKUM
• Peraturan Kepala
Badan Pengawas
Obat
dan Makanan No.
HK.00.05.23.4415 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Pemberlakuan
Sistem Elektronik dalam kerangka INSW di Badan POM.
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan No.
HK.00.05.23.4416 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Penetapan Tingkat
Layanan (Service Level Arrangement) di Badan POM dalam Kerangka
INSW.
• Perpres No. 76 tahun 2014 tentang Pengelola INSW.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 138/PMK.01/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan Portal NSW.
Lanjutan ....
• Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan
ke dalam Wilayah Indonesia
• Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan
Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
• Surat Keputusan
Kepala Badan POM No.
HK.04.1.74.01.15.0065 tahun 2015 tentang Penunjukan
dan Penugasan Pejabat Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagai Pelaksana Teknis Pembangunan dan
Pelaksana Teknis Operasional National Single Window
MANFAAT
Goal : E-bpom Bisnis
PROCESS
Goal
: E-bpom
Bisnis PROCESS
Competition Global
Integrasi
Meningkatkan daya saing
perekonomian nasional
dan mendorong masuknya
investasi
Percepatan
proses
ekspor-impor-monitoring
melalui tracking
Transparansi
Pelayanan eksporimpor yang lebih
transparan
Kredibelitas
Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat
dipertanggung jawabkan
Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat
dipercaya dan diakui
baik nasional mau pun
internasional
e-BPOM - INSW
• e-bpom merupakan pelayanan online satu atap
serta pelayanan satu pintu pemberikan rekomendasi
importasi Obat dan Makanan melalui Penerbitan
Surat Keterangan Impor (SKI) yang dilakukan oleh
Badan POM.
• Alamat : e-bpom.pom.go.id
• Dalam proses perizinan ekspor impor K/L di
Indonesia sudah terintegerasi dalam portal INSW
Roadmap e-BPOM
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Web Service
Single Sign
On (SSO)
Web Form
Tracking
System
e-Signature
(Non Ttd dan
Cap Basah)
Indonesia
National
Trade
Repository
(INTR)
Draft SKE (Surat
Keterangan
Ekspor) Pangan
Implementasi
Penuh e-bpom
redesign
SKI Prioritas
SKI Bukan
Komoditi
Obat dan
Makanan
* e-payment 2014 terkendala dengan masalah teknis
Redesign
aplikasi
Bussiness
Inteligent
* e-payment
Implementasi
Redesign
E-payment
Pilot Projrct
SSM
Uji Coba SKE
Integrasi Balai/ Besar POM dengan INSW
Unit Pusat :
1. Dit Was
Distribusi PT dan
PKRT
2. Dit Insert OT, Kos
dan PK
3. Dit Insert Pangan
Terintegrasi Portal NSW:
1. Medan
2. Semarang
3. Surabaya
4. Denpasar
5. Manado
6. Makasar
7. Lampung
8. Batam
Perluasan tahun 2015:
1. Palembang
2. Pangkal Pinang
3. Banjarmasin
4. Samarinda
5. Balikpapan
KONEKTIVITAS e-BPOM
Upaya Penurunan Dwelling Time
• Penerbitan Peraturan Kepala Badan POM No. 12 dan
13 tahun 2015
• Terobosan Badan POM :
1. SKI Prioritas : SKI Transaksional menjadi Non
Traksaksional
2. e-payment PNBP tahap Teller dan Internet Banking
3. Simplifikasi Packing list serta Bill of Landing (B/L) atau
Airways of Bill (AWB), pertukaran data manifest
4. Harmonisasi perizinan melalui Single Sub Mission pilot
project Badan POM bersama Badan Karantina Pertanian,
KKP dan Ditjen Bea dan Cukai
SKI PRIORITAS
Layanan SKI Prioritas
Peraturan Kepala Badan No. 12 tentang Pengawasan
Pemasukan
Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Obat, Obat
Tradisional, Obat Kuasi, Kosmetika, Suplemen Kesehatan, dan Pangan
Olahan ke dalam wilayah Indonesia melalui proses rekomendasi secara
otomatis oleh sistem
Pengawasan Pemasukan
Bahan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
Peraturan Kepala Badan No. 13 tentang
Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Kuasi, Bahan Obat Tradisional, Bahan Kosmetik, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan Pangan ke dalam wilayah Indonesia
melalui proses rekomendasi secara otomatis oleh sistem
lanjutan...
• Pelayanan Prioritas berlaku untuk jangka waktu 6
(enam) bulan
• Selama jangka waktu 6 (enam) bulan permohonan
SKI oleh Pemohon SKI yang masuk dalam daftar
Pelayanan Prioritas, permohonannya akan diproses
secara otomatis melalui sistem e-bpom tanpa
dilakukan evaluasi manual.
Bayar PNBP
dgn epayment
Proses
Bayar PNBP manual &
SKI/ SKK NOM
Portal
Paperless
INSW
Periksa
upload
e-bpom@pom.go.id
entry secara
Proses
online
Tindaklanjut
Proses Rekomendasi
SOP SKI melalui ebpom
E-payment
SKI
SKK
NOM
8 jam
< 1 jam
Kriteria Pelayanan Prioritas
ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA
E-REG
Sharing Folder - PPI
EWS/RAPORT
6
FASTRACK
RANKING
INDUSTRI
MASYARAKAT
- HALO BPOM
- Smartphone
- Website
1
- Post Market Sampling (SIPT)
- Data Industri & Industri RMP
- Bangunan, Analisa Lab,
- Label (Halal), Iklan
Rekam Jejak
2
SMART
COMPANY
PROFILING
8
K/L - Institusi
7
5
6 bln terakhir
Frekuensi dan volume
8
FASTRACK
SKI / SKE
UnTransactional
ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA
RBI
3
4
SKI / SKE
transactional
INSW-DJBC, Barantan,
MUI dll
Ketentuan
• Smart Company Profilling – SK Deputi di
Badan POM
• Berlaku 6 bulan
• Evaluasi tiap Bulan – inspeksi terhadap 10 No
Aju komoditi produk (per Deputi)
• Ada pelanggaran - Hilang
1. Menghilangkan :
– Packing list
– B/L atau AWB
2. Pengawasan : melalui pertukaran data
manifest DJBC dan Laporan Realisasi Impor
diakses melalui http://apps1.insw.go.id
e-PAYMENT
Rekonsiliasi elektronik antara dokumen
yang didaftarkan dengan pembayaran
(PNBP) yang disetor ke perbankan
secara realtime menggunakan aplikasi
e-payment
2013
2014
2015
• Notifikasi Kosmetik
• e-Registrasi Pangan Olahan
• SKI e-bpom
• Integrasi e-Payment Badan POM – SIMPONI & MPN
G2 Kemenkeu
2016
DIAGRAM KONSEP e-PAYMENT BADAN POM
Safe-Payment
Report HC
Database
Database
Middleware
Minggu
Bulan
Kuartal
Semester
Tahun
BADAN POM
DEPUTI I
DEPUTI II
Billing
Server PIOM
DEPUTI III
Pengujian
Server Finance
Rorenkeu
Pusat - Balai
Max 3 HK
Input Data
• Memperoleh
Billing ID
Proses Siap
Bayar
• Generate System
• Memperoleh
Billing ID dan SPB
Bayar ke Bank
• Mendapat
Receipt Bank
Waktu Awal
SLA
e-PAYMENT
Eksisting
BARU
LAMA
Revisi Peraturan Pemerintah Tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di
BPOM
PP 48 Tahun 2010
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku, Produk
Pangan, Bahan Tambahan
Revisi
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku
Bahan Tambahan
Produk jadi
Rp. 50.000/item produk
Rp. 50.000/item produk
Rp. 100.000/item produk
Rp. 50.000/item produk
-
Tujuan penggunaan khusus
1) Tujuan registrasi, riset
dan pameran
Rp. 100.000/item produk
-
2) Tujuan penggunaan
pribadi
Rp. 50.000/item produk
-
Komoditi non obat dan
makanan
Rp. 50.000/item produk
SINGLE SUBMISSION (SSM)
TRADER
KARANTINA
Ikan
KARANTINA
Pertanian
DJBC
TRADER
SINGLE SUBMISSION (SSM)
• Single Registration yaitu pendaftaran pengguna
dilakukan melalui portal INSW
• Single Data yaitu data disubmit dari INSW
• Single Document yaitu Dokumen pelengkap diUpload dari INSW
• Single Response yaitu Status proses dokumen
dilihat dari INSW
Data
Implementasi sejak tanggal
5 Oktober 2015
⁻ Diterbitkan 326 SKI Prioritas
⁻ Dihasilkan 10.756 SKI yang dibayar melalui epayment
Profil SKI BPOM
60,000
51,158
48,414
50,000
44,329
40,000
Produk Jadi
30,000
25,746
25,304
Bahan Baku
24,978
SKK NOM
17,309
20,000
8,717
10,000
7,818
0
2013
2014
2015*
Tahun
2013
2014
2015*
Jumlah SKI
dan SKK NOM
93.771
82.877
77.125
Profil SKI BPOM (Produk
Jadi)
12,000
10,590
10,126
9,934
10,000
8,613
8,190
8,060
8,000
2013
4,647
6,000
2014
5,140
2015*
4,577
4,000
2,000
1,287
772
718
1,249
1,117
700
111
136
61
0
Obat
OT
Suplemen Kesehatan
Obat Kuasi
Kosmetik
Pangan
Profil SKI BPOM (Bahan
Baku)
25,000
20,000
15,000
10,000
2013
2014
2015*
5,000
0
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Bahan Obat
19
289
Bahan Tambahan
Obat
20
156
Bahan Baku
Pembanding
19
283
Bahan Baku
Analisis
Laboratorium
4
233
Bahan Kimia
53
535
115*
1.496
Ditwas Distribusi
PT dan PKRT
Total
* Importir ada yang beririsan
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Dit. Insert OT, Kos
dan PK
Bahan Obat
Tradisional dan
Suplemen
Kesehatan
38
38
Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert
Jenis Komoditi
Jumlah
Importir Prioritas
Jumlah
Bahan Baku
Prioritas
Dit. Insert Pangan
Bahan Pangan
110
769
Bahan Tambahan
Pangan
59
675
169*
1.444
Total
* Importir ada yang beririsan
Kajian
Penurunan Biaya Pengurusan
• Asumsi 1 SKI = Rp. 100.000 ,- (a.l manhour, transport)
• 1 tahun = 80.000 SKI
• Efisiensi = Rp. 8 Milyard
Investasi Industri Meningkat
Mekanisme Penerimaan Importir
(tatap muka)
Tracking
Tatap
Muka
Helpdesk
• Contact Center Halo BPOM Telp. 1500533
(pulsa lokal). SMS 081. 21. 9999. 533
• Helpdesk Layanan SKI Prioritas: 021 – 42883309
ext 1359
• Email: ebpom@pom.go.id
• FAQ : e-bpom.pom.go.id
Terima Kasih….
Untuk Indonesia yang lebih baik