Kebijakan Deregulasi BPOM untuk Meningkatkan Investasi Industri Obat dan Makanan di Indonesia

Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan
Dra. Rita Endang, Apt., M.Kes
Disampaikan pada acara
Sosialisasi dan Forum Konsultasi Publik
dalam Rangka Peningkatan Fasilitas dan Pengawasan Perizinan Ekspor Impor melalui INSW
Jakarta, 15 Desember 2015

Agenda
1

Pendahuluan

2

Terobosan BPOM

Pendahuluan

PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS DAN
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong

KONDISI SAAT INI

• Kesehatan masyarakat
meningkat
• Daya saing OM nasional
meningkat
KONDISI YANG
DIHARAPKAN?

Keamanan, mutu,
khasiat/manfaat Obat dan
makanan meningkat
PERUBAHAN
LINGKUNGAN STRATEGIS?

Inspection

PEMERINTAH
Laboratory
SEBAGAI
REGULATOR

Perubahan global
Harapan masyarakat dan suprastruktur
Komitmen Indonesia
Lembaga dunia yang berpengaruh
4

PRODUSEN /
PELAKU
USAHA

MASYARAKAT

• BPOM yang mampu
mengawal keamanan, mutu
dan khasiat/manfaat OM

beredar
• Produsen/pelaku usaha
yang bertanggung jawab
• Masyarakat yang berdaya
untuk melindungi diri

VISI & MISI BADAN POM 2015-2019

VISI
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan
masyarakat dan daya saing bangsa

MISI
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
2. Mendorong
kemandirian
pelaku
usaha
dalam

memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM

Konsep Sistem Informasi Badan POM
Pre-Market dan Post-Market
Real
time

P
R
E

NIE OT,
KOS, PK
e-Registrasi
Obat dan Makanan

P
O

S
T

RISK
BASED

NOTIF
Notifikasi
KOS
Kos

WEB
REG

E-payment
PNBP

NIE OBAT

NIE

PANGAN

Post Market
and Pre Market
Integration
(PPI)

Sarana
prod/dist
/ yankes

K
O
N
S
I
S
T
E
N

S
I
M
K
M
&
K
P
I
6

GAMBARAN KONSEPTUAL
Website BPOM
e-BPOM
e-Registration Pangan
e-Notifikasi Kosmetika
e-Registration OT
e-Registration Obat Copy
e-Payment
INSW BPOM, INATRADE, dll


G2C

G2B
Layanan
Informasi,
Partisipasi dan
Layanan Publik

G2G

Portal
NSW

G2E

SIPT
Layanan
Kepemerintahan
e-doc


SIAP

LPSE

e-rekrutmen

JDIH

PPID

Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

E-gov
lain

RANGKAIAN PENATAAN KEBIJAKAN EKONOMI
NASIONAL
I. Mengembangkan Ekonomi Makro yang Kondusif

1. Stabilisasi Fiskal dan Moneter (Termasuk Pengendalian Inflasi)
2. Percepatan Belanja
3. Penguatan Neraca Pembayaran
II. Menggerakkan Ekonomi Nasional
1. Mendorong Daya Saing Industri Nasional (Deregulasi, Debirokratisasi, Kepastian
hukum dan Insentif)
2. Mempercepat Proyek Strategis Nasional
3. Meningkatkan Investasi di Sektor Properti
4. Percepatan Pencairan Dana Desa
5. Memperluas Kesempatan Berusaha
III. Melindungi Masyarakat Berpendapatan Rendah dan Jaminan Sosial
1. Stabilasi Harga Pangan
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Jaminan Peningkatan Pengupahan,
Perumahan Murah, Kartu Pintar, Kartu Sehat, dsb)

SASARAN PENINGKATAN KETAHANAN DAN
KEKUATAN EKONOMI NASIONAL
• Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
• Peningkatan Daya Beli Masyarakat
• Peningkatan Daya Saing Industri dan Perluasan Basis

Produksi Nasional
• Peningkatan Ekspor

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I September 2015
NO

REGULASI

URJENSI

MANFAAT

WAKTU

PIC

133
.

Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Obat dan
Makanan Ke Dalam Wilayah
Indonesia

Debirokratisasi

Menurunya frekwensi
perizinan
pengimporan obat
dan makanan, karena
pelayanan perizinan
berkala dan secara
eletronik

Sept. 2015

BPOM

134
.

Perka BPOM yang merevisi Perka
BPOM Nomor 28 Tahun 2013 tentang
Pengawasan Pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Tradisional, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan
Pangan Ke Dalam Wilayah Indonesia

Debirokratisasi

Mendorong
kelancaran
pengadaan bahan
baku yang masih
dibutuhkan dari
impor untuk
pengembangan
industri obat dan
farmasi

Sept. 2015

BPOM

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI – Nopember
2015
Simplifikasi perizinan di BPOM

INSW BADAN POM

SEJARAH
• Kesepakatan pemimpin negara ASEAN yang
dituangkan dalam The Declaration of
ASEAN
Concord II (Bali Concord II) pada 7 Oktober 2003.
• Dilanjutkan dengan kesepakatan para Menteri
Ekonomi yang dituangkan dalam ASEAN Agreement
to Establish and Implement The ASEAN Single
Window, Kuala Lumpur 9 Desember 2005 dan
Jakarta 2006.

DASAR HUKUM
• Peraturan Kepala

Badan Pengawas

Obat

dan Makanan No.

HK.00.05.23.4415 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Pemberlakuan

Sistem Elektronik dalam kerangka INSW di Badan POM.
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan No.

HK.00.05.23.4416 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Penetapan Tingkat
Layanan (Service Level Arrangement) di Badan POM dalam Kerangka

INSW.
• Perpres No. 76 tahun 2014 tentang Pengelola INSW.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 138/PMK.01/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan Portal NSW.

Lanjutan ....
• Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan
ke dalam Wilayah Indonesia
• Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan
Makanan ke dalam Wilayah Indonesia

• Surat Keputusan
Kepala Badan POM No.
HK.04.1.74.01.15.0065 tahun 2015 tentang Penunjukan
dan Penugasan Pejabat Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagai Pelaksana Teknis Pembangunan dan
Pelaksana Teknis Operasional National Single Window

MANFAAT
Goal : E-bpom Bisnis
PROCESS
Goal
: E-bpom

Bisnis PROCESS
Competition Global

Integrasi

Meningkatkan daya saing
perekonomian nasional
dan mendorong masuknya
investasi

Percepatan
proses
ekspor-impor-monitoring
melalui tracking

Transparansi
Pelayanan eksporimpor yang lebih
transparan

Kredibelitas
Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat
dipertanggung jawabkan

Akuntabilitas

Pelayanan yang dapat
dipercaya dan diakui
baik nasional mau pun
internasional

e-BPOM - INSW
• e-bpom merupakan pelayanan online satu atap
serta pelayanan satu pintu pemberikan rekomendasi
importasi Obat dan Makanan melalui Penerbitan
Surat Keterangan Impor (SKI) yang dilakukan oleh
Badan POM.
• Alamat : e-bpom.pom.go.id

• Dalam proses perizinan ekspor impor K/L di
Indonesia sudah terintegerasi dalam portal INSW

Roadmap e-BPOM
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Web Service

Single Sign
On (SSO)

Web Form

Tracking
System

e-Signature
(Non Ttd dan
Cap Basah)

Indonesia
National
Trade
Repository
(INTR)

Draft SKE (Surat
Keterangan
Ekspor) Pangan

Implementasi
Penuh e-bpom
redesign

SKI Prioritas
SKI Bukan
Komoditi
Obat dan
Makanan

* e-payment 2014 terkendala dengan masalah teknis

Redesign
aplikasi

Bussiness
Inteligent

* e-payment

Implementasi
Redesign

E-payment
Pilot Projrct
SSM

Uji Coba SKE

Integrasi Balai/ Besar POM dengan INSW

Unit Pusat :
1. Dit Was
Distribusi PT dan
PKRT
2. Dit Insert OT, Kos
dan PK
3. Dit Insert Pangan

Terintegrasi Portal NSW:
1. Medan
2. Semarang
3. Surabaya
4. Denpasar
5. Manado
6. Makasar
7. Lampung
8. Batam

Perluasan tahun 2015:
1. Palembang
2. Pangkal Pinang
3. Banjarmasin
4. Samarinda
5. Balikpapan

KONEKTIVITAS e-BPOM

Upaya Penurunan Dwelling Time
• Penerbitan Peraturan Kepala Badan POM No. 12 dan
13 tahun 2015
• Terobosan Badan POM :
1. SKI Prioritas : SKI Transaksional menjadi Non
Traksaksional
2. e-payment PNBP tahap Teller dan Internet Banking
3. Simplifikasi Packing list serta Bill of Landing (B/L) atau
Airways of Bill (AWB), pertukaran data manifest
4. Harmonisasi perizinan melalui Single Sub Mission  pilot
project Badan POM bersama Badan Karantina Pertanian,
KKP dan Ditjen Bea dan Cukai

SKI PRIORITAS

Layanan SKI Prioritas
Peraturan Kepala Badan No. 12 tentang Pengawasan

Pemasukan
Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia
Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Obat, Obat
Tradisional, Obat Kuasi, Kosmetika, Suplemen Kesehatan, dan Pangan
Olahan ke dalam wilayah Indonesia melalui proses rekomendasi secara
otomatis oleh sistem

Pengawasan Pemasukan
Bahan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia

Peraturan Kepala Badan No. 13 tentang

Pelayanan Prioritas adalah pelayanan SKI untuk pemasukan Bahan Obat,
Bahan Obat Kuasi, Bahan Obat Tradisional, Bahan Kosmetik, Bahan
Suplemen Kesehatan, dan Bahan Pangan ke dalam wilayah Indonesia
melalui proses rekomendasi secara otomatis oleh sistem

lanjutan...
• Pelayanan Prioritas berlaku untuk jangka waktu 6
(enam) bulan
• Selama jangka waktu 6 (enam) bulan permohonan
SKI oleh Pemohon SKI yang masuk dalam daftar
Pelayanan Prioritas, permohonannya akan diproses
secara otomatis melalui sistem e-bpom tanpa
dilakukan evaluasi manual.

Bayar PNBP
dgn epayment

Proses
Bayar PNBP manual &

SKI/ SKK NOM

Portal

Paperless

INSW

Periksa

upload

e-bpom@pom.go.id

entry secara

Proses

online

Tindaklanjut

Proses Rekomendasi

SOP SKI melalui ebpom

E-payment

SKI

SKK
NOM

8 jam

< 1 jam

Kriteria Pelayanan Prioritas
ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA

E-REG

Sharing Folder - PPI

EWS/RAPORT
6

FASTRACK
RANKING
INDUSTRI

MASYARAKAT
- HALO BPOM
- Smartphone
- Website

1

- Post Market Sampling (SIPT)
- Data Industri & Industri RMP
- Bangunan, Analisa Lab,
- Label (Halal), Iklan

Rekam Jejak
2

SMART
COMPANY
PROFILING

8

K/L - Institusi

7
5

6 bln terakhir
Frekuensi dan volume

8

FASTRACK
SKI / SKE
UnTransactional

ALERT/PENANDA
PRODUK & SARANA

RBI

3

4

SKI / SKE
transactional

INSW-DJBC, Barantan,
MUI dll

Ketentuan
• Smart Company Profilling – SK Deputi di
Badan POM
• Berlaku 6 bulan
• Evaluasi tiap Bulan – inspeksi terhadap 10 No
Aju komoditi produk (per Deputi)
• Ada pelanggaran - Hilang

1. Menghilangkan :
– Packing list
– B/L atau AWB
2. Pengawasan : melalui pertukaran data
manifest DJBC dan Laporan Realisasi Impor
diakses melalui http://apps1.insw.go.id

e-PAYMENT

Rekonsiliasi elektronik antara dokumen
yang didaftarkan dengan pembayaran
(PNBP) yang disetor ke perbankan
secara realtime menggunakan aplikasi
e-payment

2013

2014

2015

• Notifikasi Kosmetik
• e-Registrasi Pangan Olahan
• SKI e-bpom

• Integrasi e-Payment Badan POM – SIMPONI & MPN
G2 Kemenkeu
2016

DIAGRAM KONSEP e-PAYMENT BADAN POM
Safe-Payment

Report HC
Database

Database

Middleware

Minggu
Bulan
Kuartal
Semester
Tahun

BADAN POM

DEPUTI I

DEPUTI II

Billing
Server PIOM

DEPUTI III

Pengujian

Server Finance
Rorenkeu

Pusat - Balai

Max 3 HK

Input Data
• Memperoleh
Billing ID

Proses Siap
Bayar
• Generate System
• Memperoleh
Billing ID dan SPB

Bayar ke Bank
• Mendapat
Receipt Bank

Waktu Awal
SLA

e-PAYMENT
Eksisting

BARU

LAMA

Revisi Peraturan Pemerintah Tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di
BPOM
PP 48 Tahun 2010
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku, Produk
Pangan, Bahan Tambahan

Revisi
Surat Keterangan Impor:
Bahan Baku
Bahan Tambahan
Produk jadi

Rp. 50.000/item produk
Rp. 50.000/item produk
Rp. 100.000/item produk

Rp. 50.000/item produk

-

Tujuan penggunaan khusus
1) Tujuan registrasi, riset
dan pameran

Rp. 100.000/item produk

-

2) Tujuan penggunaan
pribadi

Rp. 50.000/item produk

-

Komoditi non obat dan
makanan

Rp. 50.000/item produk

SINGLE SUBMISSION (SSM)

TRADER

KARANTINA
Ikan

KARANTINA
Pertanian

DJBC
TRADER

SINGLE SUBMISSION (SSM)
• Single Registration yaitu pendaftaran pengguna
dilakukan melalui portal INSW
• Single Data yaitu data disubmit dari INSW
• Single Document yaitu Dokumen pelengkap diUpload dari INSW
• Single Response yaitu Status proses dokumen
dilihat dari INSW

Data

Implementasi sejak tanggal
5 Oktober 2015
⁻ Diterbitkan 326 SKI Prioritas
⁻ Dihasilkan 10.756 SKI yang dibayar melalui epayment

Profil SKI BPOM
60,000

51,158
48,414

50,000

44,329

40,000

Produk Jadi
30,000

25,746

25,304

Bahan Baku

24,978

SKK NOM
17,309

20,000

8,717

10,000

7,818

0
2013

2014

2015*

Tahun

2013

2014

2015*

Jumlah SKI
dan SKK NOM

93.771

82.877

77.125

Profil SKI BPOM (Produk
Jadi)
12,000

10,590
10,126

9,934

10,000

8,613

8,190

8,060
8,000

2013
4,647

6,000

2014

5,140

2015*

4,577
4,000

2,000

1,287

772
718

1,249
1,117

700

111

136
61

0
Obat

OT

Suplemen Kesehatan

Obat Kuasi

Kosmetik

Pangan

Profil SKI BPOM (Bahan
Baku)
25,000

20,000

15,000

10,000

2013
2014

2015*
5,000

0

Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert

Jenis Komoditi

Jumlah
Importir Prioritas

Jumlah
Bahan Baku
Prioritas

Bahan Obat

19

289

Bahan Tambahan
Obat

20

156

Bahan Baku
Pembanding

19

283

Bahan Baku
Analisis
Laboratorium

4

233

Bahan Kimia

53

535

115*

1.496

Ditwas Distribusi
PT dan PKRT

Total

* Importir ada yang beririsan

Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert

Jenis Komoditi

Jumlah
Importir Prioritas

Jumlah
Bahan Baku
Prioritas

Dit. Insert OT, Kos
dan PK

Bahan Obat
Tradisional dan
Suplemen
Kesehatan

38

38

Jumlah Importir Prioritas – Bahan Baku
Ditwas/
Insert

Jenis Komoditi

Jumlah
Importir Prioritas

Jumlah
Bahan Baku
Prioritas

Dit. Insert Pangan

Bahan Pangan

110

769

Bahan Tambahan
Pangan

59

675

169*

1.444

Total

* Importir ada yang beririsan

Kajian
Penurunan Biaya Pengurusan
• Asumsi 1 SKI = Rp. 100.000 ,- (a.l manhour, transport)
• 1 tahun = 80.000 SKI
• Efisiensi = Rp. 8 Milyard

Investasi Industri Meningkat

Mekanisme Penerimaan Importir
(tatap muka)

Tracking
Tatap
Muka

Email

Helpdesk
• Contact Center Halo BPOM Telp. 1500533
(pulsa lokal). SMS 081. 21. 9999. 533
• Helpdesk Layanan SKI Prioritas: 021 – 42883309
ext 1359
• Email: ebpom@pom.go.id
• FAQ : e-bpom.pom.go.id

Terima Kasih….
Untuk Indonesia yang lebih baik