PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) PROVINSI BANTEN DALAM PEREDARAN OBAT TRADISIONAL DI KOTA SERANG
PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN (BPOM) PROVINSI BANTEN
DALAM PEREDARAN OBAT TRADISIONAL
DI KOTA SERANG
SKRIPSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik
Oleh : Gaery Rahman Saputra
6661081439
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2014
ABSTRAK
Gaery Rahman Saputra. NIM 081439. Skripsi. Pengawasan Balai Pengawas
Obat dan Makanan Provinsi Banten dalam Peredaran Obat Tradisional di
Kota Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Yeni
Widyastuti, S.Sos M.Si. Pembimbing II: Rina Yulianti, S.IP, M.Si.Pengawasan obat tradisional perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan dilaksanakan dengan baik sehingga melindungi hak konsumen. Namun demikian masih terdapat masalah dalam pengawasan peredaran obat tradisional, sehingga masih ada obat tradisional ilegal yang beredar dipasaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengawasan peredaran obat tradisional oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Banten mengingat masih banyak ditemukan produk obat dan makanan yang berbahan kimia obat (BKO), ilegal, dan kadaluarsa beredar di masyarakat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengawasan dari Joko Widodo. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitiatif dengan teknik kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan belum optimal, dikarenakan jumlah sumber daya manusia pengawas yang masih minim, kurangnya kelengkapan sarana, kurang meratanya sosialisasi informasi mengenai obat tradisional dan public warning serta terpusatnya pengawasan yang dilakukan pada satu wilayah. Adapun saran yang diberikan adalah melakukan pengajuan rekomendasi penambahan pegawai pada biro kepegawaian BPOM Pusat, pemanfaatan media sosial dalam melakukan sosialisasi, dan pengajuan peningkatan anggaran untuk penambahan sarana transportasi.
Kata Kunci: BPOM, Pengawasan, Peredaran, Obat Tradisional.
ABSTRACT
Gaery Rahman Saputra. NIM 081439. Thesis. Supervision of Food and Drug
Administration Center for Banten province in Circulation Traditional Medicine
in Serang City. State Administration of Science Program. Faculty of Social
Science and Political Science. University of Sultan Agung Tirtayasa. Supervisor
I: Yeni Widyastuti, S. Sos, M.Si. Supervisor II: Rina Yulianti, S.IP, M.Si.
Control the circulation of traditional medicine needs to be done by the Local
Government and implemented so as to protect the rights of consumers. However,
there is still a problem in the control of traditional medicine circulation so there
traditional medicine in the market. The purpose of this study to determine and
analyze control the circulation of traditional medicine by the Food and Drug
Administration Center for Banten considering there are still many drug and food
products made from medicinal chemistry (BKO), illegal, and expired circulating
in the community. The theory used in this research is the theory of supervision of
Joko Widodo. The method used is qualitative descriptive qualitative techniques.
The final conclusion is that the surveillance conducted by the Center for Food and
Drug Administration is not optimal, because the number of human resources
supervisor who is still minimal, the lack of completeness of facilities, less
inequality dissemination of information on traditional medicine and public
warning and monitoring the concentration in one area. The advice given is to the
filing of additional staff recommendation to BPOM central personnel agency, the
use of social media to socialize, and the filing of an increase in the budget for
additional means of transport.Keywords: BPOM, Supervision, Circulation, Traditional Medicine
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Yang kalah adalah yang menyerah dan yang menang adalah
yang berjuang, posisi terakhir belum tentu kalah selama
pertandingan belum berakhir”
skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta, kakakku, adikku serta sahabat baikku Diah Hardianti Wibowo. ST yang telah menjadimotivasi dan inspirasi serta tiada henti memberikan dukungan do'anya
untukku.KATA PENGANTAR
Bismillahir-Rahmanir-Rahim, Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah yang atas nikmatnya penulis telah dapat merampungkan Skripsi yang berjudul Pengawasan Balai Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Banten dalam Peredaran Obat Tradisional di Kota Serang. Shalawat dan salam mudah-mudahan tercurahkan untuk panutan penulis, junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Penulisan Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan dengan segala kerendahan hati kepada :
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan bidang I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Mia Dwiana M., S.Sos, M.I.Kom. Wakil Dekan bidang II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Gandung Ismanto, MM, Wakil Dekan bidang III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rahmawati, S.Sos, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Yeni Widyastuti M.Si, Dosen Pembimbing I Skripsi atas waktu dan kesabarannya dalam memberikan saran, kritik dan arahan kepada penulis dalam meyelesaikan Skripsi ini.
9. Rina Yulianti, S.IP, M.Si, Dosen Pembimbing II Skripsi atas waktu dan kesabarannya dalam memberikan saran, kritik dan arahan kepada penulis dalam meyelesaikan Skripsi ini.
10. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
11. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang yang tiada henti serta doa dan dukungannya kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
12. Kakak dan Adik-adiku tersayang yang selama ini selalu memberikan semangat, do ’a dan dukungannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Diah Hardianti Wibowo, ST yang selama ini memberikan semangat, do’a dan dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis sehingga
14. Ulvia Fadillah, S.Sos, Rendi Purnama, S.Sos, Nanang Sutisna, S.Sos dan Leny Ratnasari, S.Sos, yang selama ini memberikan semangat dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Para rekan-rekan Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara angkatan 2008, Semoga Sukses dalam mengejar Cita-citanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis sendiri pada khususnya dan untuk para pembaca pada umumnya.
Serang, Februari 2015 Penulis
Gaery Rahman Saputra
DAFTAR ISI ABSTRAK LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 13
1.3 Batasan dan Perumusan Masalah....................................................... 14
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................... 14
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 14
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................ 15
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN.
………................................................................. 21
2.1 Kajian Teori…................................................................................... 21
2.1.1 Manajemen.................................................................................... 21
2.1.3 Sistem Pengawasan...................................................................... 25
2.1.4 Tujuan Pengawasan...................................................................... 27
2.1.5 Jenis-Jenis Pengawasan................................................................ 30
2.1.6 Sifat dan Waktu Pengawasan....................................................... 31
2.1.7 Fungsi Pengawasan...................................................................... 32
2.1.8 Teknik-Teknik Pengawasan......................................................... 33
2.1.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan......................... 33
2.1.10 Obat............................................................................................. 35
2.1.11 Obat Tradisional.......................................................................... 36
2.1.12 Standardisasi Obat Tradisional................................................... 37
2.1.13 Logo Obat Tradisional................................................................ 38
2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 41
2.2.1 Kerangka Pemikiran...................................................................... 45
2.2.2 Asumsi Dasar................................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 49
3.1 Metode Penelitian.............................................................................. 49
3.2 Fokus Penelitian................................................................................. 50
3.3 Lokasi Penelitian................................................................................50
3.4 Variabel Penelitian............................................................................. 50
3.4.1 Definisi Konsep............................................................................. 50
3.4.2 Definsi Operasional....................................................................... 51 3.5.
Instrumen Penelitian.......................................................................... 52
3.5.1.1 Wawancara……................................................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................64
5.2 Saran................................................................................................... 129
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 128
BAB V PENUTUP....................................................................................... 128
4.3 Pembahasan........................................................................................ 79
4.2 Deskrpisi Data Penelitian................................................................... 77
4.1 Deskripsi Objek Penelitian.................................................................63
3.10 Jadwal Penelitian................................................................................ 63
3.5.1.2 Observasi……................................................................... 55
3.9 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 60
3.8 Teknik Analisis Data.......................................................................... 58
3.7 Pedoman Wawancara......................................................................... 58
3.6 Informan Penelitian............................................................................ 57
3.5.2.2 Studi Dokumentasi............................................................ 56
3.5.2.1 Studi Literatur atau kepustakaan....................................... 56
3.5.2 Sumber Data Sekunder.................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Sarana Distribusi Obat Tradisional Kota Serang Tahun 2011- 2013.......................................................................................................................7 Tabel 2 : Obat Tradisional Yang Memiliki Izin Edar Palsu..................................9 Tabel 3: Jumlah Sarana Distribusi Obat Tradisional Kota Serang Tahun 2014 ……….................................................................................................................. 11 Tabel 4: Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
………................................................. 55 Tabel 5 : Informan Penelitian............................................................................... 57 Tabel 6 : Jadwal Penelitian................................................................................... 63 Tabel 7 : Jumlah Sarana Distribusi Obat Tradisional Kota Serang Tahun 2011- 2013...................................................................................................................... 89 Tabel 8 : Jumlah Pegawai BPOM Provinsi Banten.............................................. 98 Tabel 9: Jumlah Pegawai Seksi Pemdik Serlik..................................................... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tujuan Pengendalian..................................................................... 28 Gambar 2 : Logo Jamu..................................................................................... 39 Gambar 3 : Logo Obat Herbal Terstandar........................................................ 40 Gambar 4 : Logo Fitorarmaka.......................................................................... 41 Gambar 5 : Kerangka Berfikir......................................................................... 47 Gambar 6 : Komponen Dalam Analisis Data.................................................. 59 Gambar 7 : Peta Administratif Wilayah Kota Serang...................................... 65 Gambar 8 : Struktur Organisasi Balai BPOM Provinsi Banten....................... 75 Gambar 9 : Bagan Alur Pengawasan Pre-Market
…………………................ 83
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, untuk makan, tempat tinggal, pakaian obat, bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Salah satunya dalam menanggulangi masalah kesehatan, manusia menggunakan tanaman- tanaman sekitarnya yang memiliki khasiat-khasiat tertentu untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dan yang pada akhirnya dikenal dengan tanaman obat.
Seperti halnya bangsa Indonesia yang telah lama mengenal dan menggunakan tanaman obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan secara turun menurun yang kemudian diracik sedemikian rupa dan saat ini dikenal dengan sebutan obat tradisional.
Obat tradisional merupakan ramuan atau bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, dan bahan mineral. Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu dan penggunaannya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dikarenakan obat tradisional merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional,baik untuk pemeliharaan kesehatan
Dewasa ini, penggunaan obat tradisional tidak hanya digunakan oleh masyarakat tradisional saja. Namun, masyarakat modern mulai mencoba menggunakan obat-obatan tradisional. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat tradisional adalah harapan usia hidup yang lebih panjang disaat penyakit-penyakit kronis terus meningkat serta adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu yang memakan biaya yang cukup tinggi serta tingginya resiko efek samping yang akan dialami.
Di sisi lain, World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan penggunaan obat tradisional dalam pemeliharan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker dengan memberikan dukungan terhadap program “back to
nature
” atau kembali ke alam.(sumbeus/focus_file/orasi- ilmiah-dies-45.pdf) Sediaan obat tradisional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berkat dukungan meningkatnya kemajuan teknologi dan pengetahuan. Pada awalnya sediaan obat tradisional dalam bentuk serbuk dan cair. Namun saat ini sediaan obat tradisional menjadi bervariasi, yaitu dalam bentuk serbuk, cair, kapsul, simplisia dan tablet. Dan dengan banyaknya variasi sediaan obat tradisional serta dukungan kemajuan teknologi, dalam pembuatan obat tradisional juga mengalami perubahan yang semula diracik dan diproses secara tradisional saat ini dalam pembuatannya dibantu dengan alat-alat modern.
Komposisi yang digunakan mengalami perubahan dengan adanya campuran dibutuhkan suatu tata cara atau pedoman cara pembuatan obat tradisional yang baik untuk menjamin mutu dengan memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku.
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan alat transportasi juga, para produsen kini mampu memproduksi obat tradisional dengan jumlah yang banyak dan dapat mengedarkan obat tradisional keseluruh wilayah Indonesia. Tingginya minat masyarakat terhadap obat tradisional juga memicu bermunculannya produsen-produsen obat tradisional yang lain, sehingga masyarakat disuguhkan dengan berbagai macam obat tradisional dengan berbagai macam pilihan merk, khasiat dan bentuk. Ditambah dengan adanya kebijakan pemerintah tentang diberlakukannya pasar bebas, kesediaan obat-obatan tradisional di dalam negeri semakin bertambah dengan adanya obat-obatan tradisional asing yang masuk ke Indonesia.
Guna memberikan kepastian perlindungan kepada konsumen dalam hal ini masyarakat, baik terhadap produksi, peredaran dan penggunaan sediaan farmasi dan makanan yang tidak menuhi persyaratan mutu, keamanan, serta khasiat. Sebagaimana kewajiban negara dalam melindungi masyarakatnya, yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pemerintahmembuat suatu badan yang bertugas mengawas obat dan makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut, Badan POM melaksanakan Tugas Pemerintahan di bidang Pengawasan Obat dan Makanan, yaitu: 1.
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan makanan.
2. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan,
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPOM, 4.
Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintahan dan masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan, dan.
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Serta dengan ditetapkannya otonomi daerah, BPOM membentuk suatu balai besar POM di setiap provinsi untuk melakukan pengawasan obat dan makanan.
Salah satunya di Provinsi Banten. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor HK.00.05.21.3592 tanggal 9 Mei 2007 tentang perubahan kedua atas keputusan Kepala Badan POM RI No.05018/SK/KBPOM tahun 2001 tentang kerja Balai POM Provinsi Banten meliputi seluruhwilayah administrasi Provinsi Banten, yaitu : 1.
Kabupaten Serang 2. Kabupaten Tangerang 3. Kabupaten Lebak 4. Kabupaten Pandeglang 5. Kota Serang 6. Kota Cilegon 7. Kota Tangerang 8. Kota Tangerang Selatan (Data Statistik masuk ke Kab. Tangerang)
Luas wilayah Provinsi Banten yang meliputi wilayah administratif Provinsi Banten adalah 9018,64 Km2. Seluruh wilayah kerja balai POM Provinsi Banten dapat dijangkau dengan perjalanan darat (LAPTA BPOM Provinsi Banten, 2009).
Dalam melakukan pengawasan, BPOM Provinsi Banten melakukan pengawasan
Pre-Market dan Post-Market, pengawasan Pre-Market merupakan pengawasan
sebelum barang beredar di masyarakat yaitu dengan melakukan pemeriksaan produk dan pemeriksaan sarana produksi. Sedangkan pengawasan Post-Market merupakan pengawasan yang dilakukan setelah barang beredar di masyarakat dengan melakukan inspeksi langsung ke sarana distribusi, seperti: distributor, toko, depot, minimarket, dan hypermarket.
Dalam pelaksanaannya, Balai POM Provinsi Banten menetapkan skala prioritas dimana pengawasan dilakukan secara terfokus pada suatu wilayah atau sediaan obat dan makanan, serta jumlah industri terbanyak yang ada di suatu Kabupaten atau Kota dengan membandingkan Kabupaten atau Kota yang lain dalam satu Provinsi. Di sisi lain penerapan skala prioritas bertujuan untuk memaksimalkan kinerja pegawai balai POM yang bertugas mengawasi peredaran obat dan makanan karena luasnya area yang perlu diawasi tidak diimbangi dengan jumlah pengawas yang memadai.
Skala prioritas pengawasan Balai POM Provinsi Banten saat ini memusatkan pengawasannya di wilayah Tangerang, Khususnya Kota Tangerang.
Skala prioritas pengawasan dilakukan di Kota Tangerang karena jumlah penduduk di Kota Tangerang dan jumlah sarana distribusi obatnya juga lebih banyak dibanding dengan daerah lainnya, sehingga penyimpangan yang terjadi lebih banyak. Namun selain Kota Tangerang, Balai POM juga memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan obat dan makanan khususnya peredaran obat tradisional di Kota dan Kabupaten lainnya, salah satunya yaitu Kota Serang.
Kota Serang merupakan Ibukota Provinsi Banten yang masyarakatnya masih mengkonsumsi obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan, walaupun Kota Serang tidak memiliki industri obat tradisional seperti Kota Tangerang, namun jumlah sarana distribusinya cukup banyak. Data terakhir yang diterima peneliti dari laporan tahunan BPOM Provinsi Banten pada tahun 2013, Kota Serang memiliki 28 sarana distribusi.
Jumlah sarana distribusi di Kota Serang dari tahun sebelumnya terus mengalami peningkatan hingga sekarang. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat memelihara atau menyembuhkan gangguan kesehatan. Sarana distribusi obat tradisional meliputi: toko, depot, distributor, minimarket, hypermarket, dan lain- lain.
Tabel 1 Jumlah Sarana Distribusi Obat Tradisional Kota Serang Tahun 2012-2014
Tahun 2012 2013 2014 Sarana Distribusi Obat Tradisional
12
28
34 (Sumber: Laporan Tahunan BPOM Provinsi Banten, 2014)
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dian selaku pegawai ULPK (Unit Layanan Pengaduan Konsumen) data tersebut bukan data real jumlah sarana distribusi yang ada di Kota Serang, melainkan data dari hasil inspeksi yang dilakukan. Karena sarana distribusi obat tradisional tidak memiliki izin dalam mendirikan usahanya sehingga BPOM tidak memiliki data real mengenai jumlah sarana distribusi obat tradisional yang ada di Kota Serang.
Dalam melakukan pengawasan obat dan makanan, BPOM tidak bekerja sendiri, BPOM melakukan kerjasama lintas sektor dengan instansi terkait. Dalam pengawasaan obat tradisional di Kota Serang, BPOM melakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Serang. Bentuk kerjasama yang dilakukan BPOM dengan Dinas Kesehatan Kota Serang salah satunya yaitu dengan mengadakan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat dengan mengundang BPOM sebagai narasumber.
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan dilapangan serta uraian- uraian diatas, terdapat beberapa temuan masalah mengenai pengawasan BPOM
Pertama, ketidakjelasan waktu pengawasan dilapangan yang dilakukan
BPOM dalam mengawasi sarana obat tradisional.dalam melakukan pengawasan dilapangan BPOM melakukan pengawasan Post-Market yaitu pengawasan yang dilakukan dengan cara inspeksi langsung ke sarana distribusi, namun berdasarkan temuan peneliti di lapangan, terdapat beragam tanggapan dari pemilik sarana distribusi obat tradisional di Kota Serang mengenai waktu pemeriksaan yang dilakukan oleh BPOM. Ada yang tiga bulan sekali, enam bulan sekali, setahun sekali, baru sekali dilakukan pemeriksaan, bahkan belum pernah sama sekali dilakukan pemeriksaan. Salah satu contohnya seperti sarana distribusi obat tradisional yang berada di daerah Ciracas yang hanya dilakukan pemeriksaan satu kali saja yaitu pada tahun 2012. Dalam aturan jadwal yang dibuat oleh BPOM jadwal pengawasan tersebut seharusnya dilakukan minimal satu tahun sekali jika dirasa temuan yang didapatkan tidak terlalu berbahaya, tapi jika temuan dilapangan sudah sangat berbahaya maka BPOM akan meningkatkan lagi jadwal dalam pengawasannya yaitu setiap enam bulan sekali.
Kedua, masih dengan mudahnya ditemukan obat tradisional ilegal yang
beredar di Kota Serang. dalam melakukan pengawasan peredaran obat tradisional, BPOM selain melakukan pemeriksaan langsung dan penyitaan obat tradisional yang didiuga berbahaya, BPOM juga melakukan sosialisasi dengan memberikan selebaran mengenai jenis obat tradisional apa saja yang dilarang edar. Namun begitu berdasarkan hasil observasi peneliti, kebeberapa sarana distribusi di Kota Serang contohnya depot jamu ciracas, peneliti masih dengan mudahnya dimana peneliti membeli salah satu obat tradisional tersebut dan melakukan pengecekan nomor registrasi di website Badan POM.
Untuk membedakan antara obat tradisional ilegal dengan obat tradisional legal dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak memiliki izin edar atau nomor izin edar tidak sesuai dengan yang terdaftar di BPOM
2. Bentuk, warna, rasa dan tekstur obat dan kemasan tidak seperti biasanya.
3. Tidak mencantumkan nama dan alamat produsen. Contoh beberapa merk obat tradisional yang tidak memiliki izin edar yang ditemukan oleh peneliti masih beredar di Kota Serang.
Tabel 2
Obat Tradisional yang Memiliki Izin Edar PalsuMerk Obat Khasiat Produksi No. Izin Edar COBRA Jamu gata- gatal(eksim)
PT. RAGIL SENTOSA 993 205 571
Daun Binahong Jamu asam urat plus pegal linu Surya Bintang 026 781 326
Daun Tapak Liman
Jamu asam urat dan pegal linu Surya Bintang
Asli 026 781 325 Remasyah Jamu asam urat dan pegal linu
PJ. Remasyah 993 298 481 Godong Ijo Jamu asam urat dan pegal linu
PJ. Air Madu 053 348 245 Lanjutan… Dewa Naga Jamu asam urat PJ. Indo Jaya 073 368 251 dan rematik
- Madu Kelenceng Jamu asam urat - dan pegal linu
- Africa Black Ant Jamu Perkasa Xizang Jin Shengli Urat Madu Jamu Perkasa PJ. Air Madu 053 348 661
(Peneliti, 2014)
Ketiga, kurang optimalnya petugas BPOM dalam melakukan pengawasan
dilapangan. Dalam melakukan pengawasannya BPOM memiliki wewenang untuk melakukan penyitaan obat tradisional yang diduga mengandung bahan berbahaya atau yang memiliki izin edar palsu. Namun dalam prakteknya dalam melakukan pemeriksaan masih ada sarana distirbusi yang menjual obat tradisional ilegal yang tidak dilakukan penyitaan. Salah satu contohnya di depot jamu yang berada di Kecamatan Cipocok Jaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjaga toko, petugas BPOM sudah melakukan inspeksi ke depotnya setiap tahun sebanyak dua kali, namun hanya memberikan sosialisasi mengenai obat tradisional apa saja yang dilarang diperjualbelikan dan tidak pernah melakukan penyitaan. Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, di depot tersebut terdapat obat tradisional yang memiliki izin edar palsu.
Keempat, kerjasama lintas sektoral belum optimal. Hal ini dapat dilihat Kesehatan.BPOM memiliki tugas melakukan pengawasan satu Provinsi Banten,untuk melakukan pengawasan di Kota Serang diperlukan kerjasama lintas sektor dengan Dinas Kesehatan Kota Serang. Adapun data yang diperoleh oleh peneliti dari BPOM dan Dinas Kesehatan Kota Serang mengenai jumlah sarana distribusi obat tradisional di Kota Serang sebagai berikut:
Tabel 3 Jumlah Sarana Distribusi Obat Tradisional Kota Serang Tahun 2014
Dinas Kesehatan Keterangan BPOM Kota Serang
Sarana Distribusi Obat Tradisional
34
16 (Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2014)
Faktanya kerjasama antar BPOM dengan Dinas Kesehatan Kota Serang belum berjalan dengan baik. Dimana terdapat perbedaan jumlah sarana distribusi yang dimiliki BPOM dengan Dinas Kesehatan Kota Serang. Sehingga dalam hal ini pengawasan yang dilakukan kurang optimal karena perbedaan jumlah sarana distribusi tersebut terdapat sarana yang belum terdata dan terperiksa oleh Dinas Kesehatan. Dimana seharusnya BPOM menginformasikan ke Dinas Kesehatan Kota Serang terkait dengan jumlah sarana distribusi yang ada, sebagai tolak ukur Dinas Kesehatan Kota Serang. Sehingga dalam hal ini pengawasan yang dilakukan kurang optimal karena perbedaan jumlah sarana distribusi tersebut terdapat sarana yang belum terdata dan terperiksa serta menyulitkan dalam melakukan pengawasan. Kerjasama yang dilakukan oleh BPOM saat ini hanya sebatas sebagai narasumber untuk kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh Dinas Kesehatan.
Kelima, Kurangnya informasi masyarakat mengenai obat tradisional ilegal
juga membuat peredaran obattradisional ilegal sulit dihentikan. Informasi merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan perspektif terhadap sesuatu. Begitu juga dengan informasi mengenai obat tradisional baik yang ilegal maupun yang resmi, agar masyarakat mendapatkan cukup informasi mengenai produk yang mereka gunakan. Contohnya: 1.
Public warning merupakan program Badan POM RI dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai obat dan makanan yang beredar di masyarakat melalui website Badan POM RI. Namun, dalam kenyataannya keberadaan public warning belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
2. Kurang meratanya sosialisasi yang dilakukan oleh Balai POM kepada masyarakat akan bahayanya obat tradisional yang tidak sesuai standar yang ditentukan oleh Balai POM, sehingga masih banyak masyarakat yang mengkonsumsinya. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan Balai POM, seperti pelaksanaan kegiatan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)untuk memberikan informasi kepada masyarakat masih berpusat di wilayah Tangerang.
Informasi mengenai obat tradisional sangat penting bagi masyarakat disamping untuk mengetahui produk yang digunakan, masyarakat juga minimal dapat menjaga dirinya sendiri dari efek yang berbahaya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi obat yang ilegal dan secara tidak langsung dengan adanya pengawasan tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada kerjasama yang baik antara instansi dengan masyarakat. Sehingga diperlukannya suatu pengawasan yang berkesinambungan dari Pemerintah Provinsi Banten khususnya dari Balai Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Banten.
Badan POM mempunyai tugas pengawasan obat dan makanan, namun dalam prakteknya masih terdapat permasalahan-permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka penelititertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengawasan BalaiPengawas Obat dan Makanan dalam Peredaran Obat
Tradisional di Kota Serang ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Pengawasan peredaran obat tradisional merupakan tugas Badan Pengawas Obat dan makanan, namun setelah ditetapkannya otonomi daerah. Badan POM menempatkan Balai Besar di setiap Provinsi, Balai POM provinsi merupakan panjang tangan dari Badan POM pusat yang bertujuan untuk melakukan pengawasan baik dalam bidang obat-obatan maupun makanan di Provinsi yang merupakan tanggungjawab Balai POM setempat.
Dalam hal ini peneliti mengidentifikasikan masalah yang terdapat pada Pengawasan Balai Pengawas Obat dan Makanan, yaitu sebagai berikut: 1.
Ketidakjelasan waktu pengawasan di lapangan.
2. Masih dengan mudahnya ditemukan obat tradisional illegal di Kota Serang.
3. Kurang optimalnya petugas BPOM dalam melakukan pengawasan
4. Kerjasama lintas sektoral belum optimal 5.
Kurangnya informasi masyarakat mengenai obat tradisional ilegal juga membuat peredaran obat tradisional ilegal sulit dihentikan.
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Karena adanya keterbatasan dan sisi waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti membatasi penelitian hanya pada masalah Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam peredaran Obat-obatan Tradisional di Kota Serang. Hal ini supaya penelitian dapat dilakukan lebih mendalam. Adapun perumusan masalahnya adalah bagaimanakah Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam Peredaran Obat-obatan Tradisional di Kota Serang?.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam Peredaran Obat-Obatan Tradisional di Kota Serang?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi keilmuan maupun dari segi praktis yaitu :
1. Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Administrasi Negara.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Badan
Pengawas Obat dan Makanan dalam merumuskan kebijakan dalam rangka pengawasan, regulasi dan standarisasi khususnya di sektor obat-obatan tradisional.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini menjelaskan :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling umum hingga masalah dari masalah yang paling spesifik. Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, dan pemikiran logis. Latar belakang masalah perlu diuraikan secara logis, jelas dan faktual.
1.2 Identifikasi masalah
Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang memuat dari uraian pada latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah dapat diajukan pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari sejumlah masalah hasil identifikasi tersebut diatas, selanjutnya dilakukan pembatasan masalah sesuai dengan fokus penelitian. Kemudian ditetapkan masalah yang paling penting yang berkaitan dengan interaksi antar variabel.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian ini dan rumusan masalah penelitian.
1.5 Manfaat Penelitian Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari hasil penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan jelas.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Kajian Teori
Kajian teori memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang relevan dengan permasalahan dan variable penelitian kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk menemukan hipotesis. Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita akan memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang detail untuk diteliti. Hasil penting lainnya dari kajian teori adalah didapatnya kerangka konseptual yang memadai yang didalamnya tergambar konstruk dan variable yang diukur. Selain itu dari dari kajian teori akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen. Kajian teori harus factual dan up to date. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori dan pembahasannya harus dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang relevan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 2 jurnal.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai sebagai kelanjutan dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang ditanyakandalam hipotesis kemudian. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan bagan.
2.4 Asumsi Dasar Penelitian
Pada sub bab ini menjelaskan pikiran peneliti berdasarkan teori dan kerangka berfikir disesuaikan dengan observasi awal yang kemudian peneliti berasumsi tentang penelitian yang diteliti.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian.
3.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan tempat penelitian, serta alasan memilihnya jika dipandang perlu dapat memberi deskripsi tentang tempat penelitian dilaksanakan.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang akan digunakan.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian terukur (indikator penelitian). Variabel penelitian dilengkapi dengan tabel matriks variabel, indikator, sub indikator dan nomor pertanyaan sebagai lampiran.
3.5 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitas).
3.6 Informan Penelitian
Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana akan memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknis analisis dan beserta rasionalismenya. Teknik analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.
3.8 Tempat dan Waktu
Menjelaskan tempat dan waktu penelitian itu dilaksanakan. Kalau dirasakan perlu dapat sedikit diberi deskripsi tentang tempat penelitian itu dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang secara jelas.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
4.3 Penyajian Data
Menjelaskan data yang telah didapatkan dari observasi di lapangan dan menjelaskan informan yang ditentukan dalam penelitian ini yang senantiasa berkaitan dengan permasalahan yang peneliti teliti.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Menghubungkan temuan hasil penelitian di lapangan dengan dasar teori yang telah ditetapkan sejak awal.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, mudah dan dipahami. Selain itu kesimpulan penelitian harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan.
5.2 Saran
Berisi rekomendasi terhadap tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Kajian Teori
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan mengklasifikasikan ke dalam teori yaitu teori Pengawasan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
2.1.1 Manajemen
Manajemen adalah aktivitas manajerial dasar meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.